Professional Documents
Culture Documents
Abstract: The COVID-19 pandemic that occurred in various countries affected almost all
aspects of life, one of which was community activities. The existence of social restriction
DISETUJUI policies has a direct impact on the decline of economic activity, which has the opportunity to
April 2022 change people's consumption behavior. Consumption behavior is the activity of spending
income to maximize utility. This study aims to determine changes in consumption behavior
in the people of East Java during the COVID-19 pandemic. The method used is a classy
typology model to see changes in consumption in 2019 and 2020. Then, it was analyzed using
the COVID-19 risk index in each region. The results showed that the changes in consumption
that occurred in East Java were influenced by the COVID-19 risk index, areas that have a
high risk index tend to experience changes in consumption and vice versa. The changes in
behavior that occur due to covid-19 risk factors vary in each region so that changes occur
in the proportion of consumption of goods/services and changes in savings rates. This re-
search can assist the government in taking economic recovery policies after the COVID-19
pandemic in each region by looking at the COVID-19 risk index.
Abstrak: Pandemi COVID-19 yang terjadi di berbagai negara mempengaruhi hampir se-
luruh aspek kehidupan, salah satunya pada aktivitas masyarakat. Adanya kebijakan pembat-
asan sosial berdampak langsung pada pernurunan aktivitas ekonomi yang berpeluang men-
gubah perilaku konsumsi masyarakat. Perilaku konsumsi merupakan kegiatan menghabiskan
pendapatan untuk memaksimalkan utilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peru-
bahan perilaku konsumsi pada masyarakat Jawa Timur selama masa pandemi COVID-19.
Metode yang digunakan adalah model tipologi klassen untuk melihat perubahan konsumsi
tahun 2019 dan 2020. Kemudian, dianalis menggunakan indeks risiko COVID-19 pada mas-
INDEKSASI ing-masing daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan konsumsi yang terjadi
Google Scholar di Jawa Timur dipengaruhi oleh indeks risiko COVID-19, daerah yang memiliki indeks risiko
yang tinggi cenderung mengalami perubahan konsumsi dan begitupun sebaliknya. Perubahan
perilaku yang terjadi karena faktor risiko COVID-19 berbeda-beda pada masing-masing dae-
rah sehingga perubahan terjadi pada proporsi konsumsi barang/jasa dan perubahan pada ting-
kat tabungan. Penelitian ini dapat membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan pem-
ulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 pada masing-masing daerah dengan melihat in-
deks risiko COVID-19.
PENULIS Kata kunci: Perilaku Konsumsi; Pandemi COVID-19; Indeks Risiko COVID-19
KORESPONDENSI
Arina Sofi Ulya
Email:
arinasofiulya@gmail.com
Cite this as: Ulya, A. S., & Santoso, D. B. (2022). Perubahan Perilaku Konsumsi Pada Masyarakat
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jawa Timur Selama Masa Pandemi Covid-19. Journal of Development Economic and Social Studies.
Universitas Brawijaya, Indonesia Volume 01, Number 2, Pages 185-199. Universitas Brawijaya. DOI: http://dx.doi.org/10.21776/jdess.
2022.01.2.02.
Berdasarkan hasil analisis Tipologi 2019 dan 2020. Berdasarkan garis 45 derajat
Klassen perubahan konsumsi sebelum dan ditemukan ada tiga kategori daerah yang men-
selama pandemi COVID-19 dibagi menjadi galami perubahan. Pertama adalah daerah yang
empat kuadran. Garis vertikal menunjukkan mengalami penurunan konsumsi non makanan,
konsumsi sekunder selama pandemi COVID- titik konsumsi berada dibawah garis 45 derajat.
19 tahun 2020, sedangkan garis horizontal Kedua, daerah yang konsumsi non maka-
menggambarkan konsumsi sekunder sebelum nannya tetap, titik konsumsi berada di sepan-
pandemi tahun 2019. Analisis ini memperlihat- jang garis 45 derajat. Terakhir, daerah yang
kan perubahan konsumsi dari struktur peru- konsumsi non makanannya meningkat, titik
bahan. Kuadran I dan IV menggambarkan kon- konsumsinya berada diatas garis 45 derajat.
sumsi tetap pada struktur pengeluaran yang Daerah yang mengalami penurunan konsumsi
sama pada tahun 2019 dan 2020. Sedangkan non makanan (perubahan dari minus 1) digam-
Kuadran II dan III menggambarkan perubahan barkan oleh titik 1 sampai 6, yaitu Nganjuk,
struktur pengeluaran. Kota Surabaya, Bangkalan, Magetan, Kota
Hasil analisis diatas menunjukkan ada 2 Probolinggo, dan Lamongan. Daerah yang
daerah yang mengalami perubahan struktur konsumsinya tetap (memiliki angka perubahan
konsumsi pada kuadran II, yaitu Kabupaten kurang dari satu) digambarkan oleh titik 7 sam-
Banyuwangi dan Nganjuk. Pada kuadran I ada pai 25, yaitu Banyuwangi, Pamekasan, Situ-
17 daerah yang perubahan konsumsinya tetap bondo, Sampang, Pacitan, Probolinggo, Tuban,
pada konsumsi sekunder selama sebelum dan Jember, Malang, Kota Madiun, Kota Pasuruan,
saat pandemi COVID-19 terjadi. Sedangkan Trenggalek, Kota Mojokerto, Mojokerto, Kota
pada kuadran IV ada 19 daerah yang perubahan Kediri, Lumajang, Bojonegoro, Madiun, dan
konsumsi sebelum dan selama pandemi Jombang, totalnya ada 19 daerah. Terakhir ada-
COVID-19 tetap pada konsumsi primer. Tera- lah daerah yang mengalami peningkatan kon-
khir, tidak ada satu daerah pun yang berada sumsi non makanan (perubahan dari angka
pada kuadran III, artinya tidak ada daerah yang satu), digambarkan oleh titik 26 sampai 38,
mengalami perubahan konsumsi dari primer ke yaitu Tulunganggung, Ngawi, Kota Batu,
sekunder. Pasuruan, Kota Malang, Sumenep, Kota Blitar,
Secara keseluruhan perubahan konsumsi Gresik, Bondowoso, Sidoarjo, Blitar, Kediri,
non makanan pada tahun 2019 dan 2020 dan Ponorogo. Berikut adalah gambar persen-
digambarkan menggunakan garis 45 derajat. tase berubahan konsumsi kabupaten dan kota
Garis 45 derajat menggambarkan kombinasi ti- di Jawa Timur berdasarkan perubahan terendah
tik konsumsi non makanan sepanjang tahun hingga tertinggi.
5
4
3
2
1
Persen (%)
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
Kota Surabaya
Malang
Jember
Magetan
Madiun
Sampang
Tuban
Lumajang
Banyuwangi
Tulungagung
Pasuruan
Blitar
Kediri
Ponorogo
Pamekasan
Probolinggo
Kota Batu
Gresik
Situbondo
Kota Mojokerto
Kota Pasuruan
Jombang
Lamongan
Kota Madiun
Kota Malang
Kota Blitar
Sumenep
Kota Kediri
Nganjuk
Pacitan
Trenggalek
Mojokerto
Bojonegoro
Ngawi
Bondowoso
Sidoarjo
Bangkalan
Kota Probolinggo
0,057
0,120 0,060
0,098
0,100 0,050 0,0400,041
Indeks risiko
0,035
0,040
Indeks Risiko
0,080 0,024
0,030 0,018 0,021
0,060 0,045 0,050 0,0150,016
0,043 0,020 0,0090,0100,011
0,040 0,031 0,010 0,0020,003
0,019
0,013 0,000
0,020
0,000
(2)
(1)
0,080 0,070
0,070 0,058
0,060
Indeks Risiko
(3)
Berdasarkan gambar di atas, masing- daerah lainnya karena selama pandemi kon-
masing daerah memiliki indeks risiko yang sumsi daerah ini mengalami peningkatan. Ter-
berbeda-beda, daerah yang memiliki indeks akhir adalah daerah yang tidak mengalami pe-
risiko tertinggi adalah Kabupaten Lamongan rubahan konsumsi, indeks risikonya hampir
sebesar 0,098, dan daerah yang memiliki in- sama dengan daerah yang mengalami pening-
deks risiko terendah adalah Kabupaten Jember katan konsumsi sekunder sebesar 0,025.
sebesar 0,001 untuk gabungan indeks satu Artinya, msyarakat daerah ini dapat bertahan
Jawa Timur. Bila dilihat berdasarkan pemba- menjaga konsumsinya selama masa pandemi
gian daerah, yang pertama adalah daerah yang COVID-19 dibandingkan dengan daerah yang
mengalami penurunan konsumsi sekunder mengalami penurunan konsumsi dengan in-
memiliki indeks risiko yang jauh lebih tinggi deks risiko yang tinggi.
dibandingkan kategori daerah yang lain. Dae- Dapat dikatakan bahwa indeks risiko
rah dengan indeks risiko tertinggi berada di sangat mempengaruhi keputusan rumah tangga
kategori ini sedangkan yang terendah ada pada untuk mengonsumsi. Semakin tinggi indeks
kabupaten Magetan sebesar 0,013 dan rata-rata risiko suatu daerah, peluang penurunan kon-
kategori daerah ini adalah 0,043. Kemudian sumsi sekunder cenderung tinggi, sedangkan
adalah daerah yang mengalami peningkatan bila indeks risiko semakin rendah perubahan
konsumsi sekunder, daerah ini memiliki indeks konsumsi hampir tidak terjadi atau bahkan
rata-rata gabungan lebih rendah dibandingkan mengalami kenaikan konsumsi sekunder pada
kategori lainnya sebesar 0,021. Daerah ini ter- beberapa daerah. Daerah dengan indeks risiko
masuk yang memiliki indeks terendah di- yang rendah, artinya memilki pengendalian
bandingkan
yang baik terhadap persebaran COVID-19, se- Dalam teori perilaku konsumsi yang
dangkan daerah yang indeks risikonya tinggi digambarkan dalam indifference curve, prefer-
masih perlu meningkatkan pengendalian ter- ensi individu dalam mengonsumsi dipengaruhi
hadap COVID-19. Pada dasarnya indeks risiko oleh pendapatan dan perubahan harga barang
COVID-19 menjadi salah satu faktor peru- (Nicholson & Snyder, 2010). Dalam teori
bahan perilaku konsumsi selama pandemi Keynes dijelaskan bahwa tingkat pendapatan
COVID-19 yang terjadi di Jawa Timur. mempengaruhi jumlah konsumsi dan ta-
bungan, peningkatan disposable income yang
Perubahan Perilaku Konsumsi Selama Pan- diterima rumah tangga akan digunakan untuk
demi COVID-19 konsumsi sebagian besarnya dan sisanya akan
Pandemi COVID-19 yang terjadi di se- ditabung (Nicholson & Snyder, 2010). Selain
luruh dunia hampir mempengaruhi segala itu dalam teori konsumsi menurut Engel jika
aspek, termasuk aspek ekonomi sehingga me- pendapatan meningkat maka konsumsi untuk
nyebabkan aktivitas ekonomi masyarakat men- bahan pangan dikurangi dan dialokasikan un-
galami penurunan (Rohmah, 2020). Penurunan tuk pengeluaran seperti pendidikan, kesehatan,
aspek ekonomi terjadi dari pada aktivitas pro- rekreasi, barang mewah, dan tabungan juga
duksi dan konsumsi sehingga hal ini berpe- akan meningkat (Kreitner & Kinicki, 2010).
ngaruh terhadap daya beli masyarakat. Pe- Hubungan penelitian Sheth dan teori diatas
nurunan daya beli masyarakat tentunya adalah adanya aktivitas baru bernama pent up
mempengaruhi kondisi perekonomian, khu- dapat mempengaruhi perubahan konsumsi.
susnya di Jawa Timur. Penurunan ini yang Aktivitas ini tidak lain adalah menaham kebu-
disebabkan penyebaran virus COVID-19 dan tuhan sekarang untuk keperluan pasca pandemi
kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh COVID-19. Hal ini tentunya berhubungan
pemerintah, seperti pembatasan sosial berskala dengan pemenuhan kebutuhan di masa yang
besar (PSBB), social distancing, dan lainnya akan datang, yang tidak lain menjadi ta-
(Assidikiyah, et al., 2021). bungan/simpanan dari total pengeluaran. Se-
Berdasarkan hasil penelitian ini menun- hingga perilaku konsumsi selama pandemi
jukkan bahwa selama masa pandemi COVID- mempengaruhi tingkat tabungan sebagaimana
19 pengeluaran konsumsi rumah tangga yang dijelaskan pada teori Keynes dan Engel
masyarakat Jawa Timur mengalami perubahan. bahwa pendapatan terdiri dari konsumsi dan ta-
Perubahan yang terjadi tidak lain adalah bungan. Pada dasarnya pendapatan yang
penurunan konsumsi sekunder dan pening- diterima nantinya akan dipakai untuk konsumsi
katan konsumsi sekunder, adapun beberapa dan tabungan.
daerah hampir tidak mengalami perubahan. Se-
hingga hal ini menunjukkan bahwa daya beli Perubahan Perilaku Konsumsi dan Ta-
masyarakat mengalami penurunan. Selain bungan
mempengaruhi daya beli, pandemi juga Kebutuhan konsumsi selama pandemi
memunculkan beberapa aktivitas baru mas- COVID-19 mengalami perubahan, begitupun
yarakat seperti yang dijelaskan dalam dengan tabungan. Bila pengeluaran untuk
penelitian Sheth (2020), pandemi COVID-19 kebutuhan makanan dikurangi maka kebu-
secara tidak langsung memiliki dampak ter- tuhan untuk tabungan akan meningkat, hal ini
hadap perilaku masyarakat, diantaranya adalah berdasarkan teori Keynes dan Engel. Menurut
perilaku penimbunan, improvisasi, perilaku penelitian MC Kinsey Company (2020), rata-
pent up (permintaan yang terpendam), pening- rata masyarakat di Indonesia selama pandemi
katan teknologi digital, belanja dari rumah, COVID-19 menjadi lebih berhati-hati tentang
menyatunya kehidupan dengan kerja, waktu pengeluaran mereka, misalnya menjadi lebih
bersama keluarga lebih banyak, dan penemuan berhati-hati tentang bagaimana mereka mem-
bakat. Dampak langsung yang terjadi tidak lain belanjakan uang mereka, mencari cara untuk
karena individu berusaha menghindari penyeb- menghemat uang, dan aktivitas jual-beli
aran virus COVID-19 dan membentuk kebia- (perdagangan) menurun atau dikurangi. Ber-
saan baru. Perubahan-perubahan perilaku ini dasarkan penelitian MC Kinsey selama pan-
terjadi hanya pada saat kondisi tertentu, tidak demi COVID-19 Masyarakat cenderung me-
terjadi setiap saat. nyimpan uang ketimbang membelanjakannya.
Hal ini berhubungan dengan teori Keynes dikurangi adalah tabungan. Tabungan adalah
mengenai motif memegang uang, salah satunya jumlah pendapatan dikurangi jumlah konsumsi
adalah motif berjaga-jaga. Motif berjaga-jaga yang dibelanjakan dilambangkan dengan
digunakan individu untuk keperluan transaksi (S=Y-C). Semakin tinggi jumlah konsumsi
yang tidak terduga di masa yang akan datang masyarakat maka tabungannya akan semakin
dengan bentuk simpanan/tabungan. Berdasar- berkurang, sedangkan bila konsumsinya berku-
kan hasil penelitian ini daerah yang memiliki rang maka tabungan meningkat. Kondisi ini di-
indeks risiko COVID-19 yang tinggi cender- pengaruhi tingkat pendapatan individu se-
ung mengurangi pengeluaran sekundernya se- bagaimana yang dijelaskan oleh Engel dalam
hingga bila dirata-rata terjadi peningkatan pada teorinya. Sedangkan yang terjadi selama pan-
proporsi konsumsi primer, tapi secara riil kon- demi COVID-19, perubahan konsumsi di-
sumsi primer tidak mengalami kenaikan se- pengaruhi oleh tingkat risiko COVID-19 pada
hingga kenaikan hanya terjadi pada tabungan. masing-masing daerah. Sehingga bila dilihat
Seperti yang dijelaskan pada teori berdasarkan proporsi konsumsi dan tabungan
Keynes mengenai fungsi konsumsi dan ta- dari total pendapatan, terdapat tiga kondisi
bungan, keduanya saling berhubungan. Total konsumsi selama pandemi COVID-19 ber-
pengeluaran digunakan untuk melakukan ak- dasakan daerah yang memiliki indeks risiko
tivitas konsumsi dan menabung. Apabila ter- tertentu. Berikut adalah gambaran proporsi
jadi peningkatan pendapatan, individu cender- konsumsi dan tabungan dari total pendapatan
ung mengurangi konsumsinya dan meningkat- yang dibelanjakan sebelum dan selama pan-
kan nilai tabungan. Sedangkan apabila penda- demi COVID-19.
patannya berkurang, maka yang lebih dulu
Konsumsi Sebelum
Konsumsi Selama Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19
kebutuhan utamanya maka akan beralih ke jadi tergantung dari indeks risiko yang dimil-
tingkat selanjutnya, begitupun seterusnya iki. Daerah dengan indeks risiko yang tinggi
hingga individu merasakan tingkat kebutuhan memiliki ancaman penularan paling tinggi se-
tertinggi, yaitu, kebebasan (freedom). Tera- hingga pembatasan mobilitas dan aktivitas di
khir, daerah yang selama pandemi konsumsi- luar rumah pada daerah tersebut dibatasi/diku-
nya tetap dan indeks risikonya lebih rendah rangi, kebijakan yang diberlakukan tidak lain
dibandingkan daerah pertama. Hal ini adalah work from home, Pembatasan Sosial
memungkinkan tidak adanya perubahan dan Berskala Besar (PSBB), dan Pemberlakuan
ada kemungkinan tetap memiliki proporsi ta- Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
bungan yang sama, karena dalam kondisi ini Kebijakan ini dilakukan melihat bagaimana
masyarakat berangggapan COVID-19 bukan- persebaran kasus COVID-19 pada masing-
lah suatu ancaman untuk mengubah tingkat masing daerah. Pada daerah yang indeks
pengeluarannya. risikonya rendah akan diberlakukan kebijakan
Adapun dalam hukum Engel dijelaskan yang berbeda, seperti penerapan PPKM per
bahwa ketika pendapatan bertambah, kebu- level berdasarkan tingkat kasus pada masing-
tuhan primernya akan dikurangi dan beralih masing daerah. Dengan begitu daerah dengan
pada kebutuhan sekunder seperti pendidikan, indeks risiko rendah memiliki kelonggaran da-
rekreasi, barang mewah, atau meningkatkan ta- lam mobilitas keluar rumah sehingga aktivitas
bungannya. Sehingga dari sini menjelaskan konsumsi berpeluang kembali seperti semula.
bahwa pendapatan pada masing-masing daerah Adanya pemberlakuan kebijakan ini tentunya
perlu dipertimbangkan dalam aktivitas me- mempengaruhi segala aktivitas masyarakat,
nabung, ada daerah yang sudah mapan dan bisa khususnya aktivitas ekonomi, yaitu aktivitas
menabung dan ada daerah yang tetap pada kon- konsumsi barang atau jasa selama pandemi
sumsinya awalnya, yaitu konsumsi primer COVID-19.
yang belum tentu dapat menabung selama pan- Perubahan perilaku konsumsi selama
demi COVID-19. Dapat dikatakan bahwa pe- pandemi COVID-19 pada penelitian ini terjadi
rubahan perilaku konsumsi selama pandemi pada daerah yang memiliki rata-rata indeks
COVID-19 mengindikasikan adanya tambahan risiko yang tinggi, sedangkan beberapa daerah
tabungan masyarakat bukan pada konsumsi mengalami peningkatan konsumsi dan ada dae-
secara keseluruhan. rah yang tetap berada pada tingkat konsumsi
Tambahan pada tabungan ini yang nant- yang sama pada sebelum pandemi terjadi.
inya mengurangi proporsi konsumsi. Hal ini Pengaruh indeks risiko pada masing-masing
terjadi pada daerah yang memiliki indeks risiko daerah tidak hanya mempengaruhi tingkat ta-
COVID-19 yang tinggi. Tidak melepas bungan saja, tetapi juga mempengaruhi kepu-
kemungkinan penambahan tabungan ini juga tusan masyarakat dalam mengonsumsi kebu-
terjadi pada daerah yang mengalami pening- tuhan. Pengambilan keputusan selama pan-
katan konsumsi sekunder dan yang konsumsi- demi menjadi tidak rasional, dibuktikan
nya tetap. Karena selama pandemi COVID-19 dengan penimbunan bahan makanan, produk
masyarakat cenderung menghindari risiko. kebersihan, obat-obatan, bahkan tisu toilet. Be-
Penghindaran risiko selama pandemi sangat berapa orang menganggap perilaku tersebut
berpengaruh pada perubahan perilaku kon- sangat rasional selama masa krisis, artinya
sumsi masyarakat selama pandemi COVID-19. selama pandemi COVID-19 tingkat ketid-
akpastian sangat tinggi (He & Harris, 2020).
Perubahan Perilaku Konsumsi dan Kekhawatiran masyarakat terhadap pandemi
Penghindaran Risiko COVID-19, juga mempengaruhi kebutuhan
Berdasarkan hasil pengukuran indeks sehari-hari, salah satu dampaknya adalah
risiko COVID-19 pada masing-masing daerah meningkatnya konsumsi bahan pangan seperti
didapati tingkat indeks yang berbeda-beda. yang terjadi pada daerah dengan indeks risiko
Perbedaan indeks risiko pada masing-masing COVID-19 yang tinggi. Hal ini dapat dijelas-
daerah tentunya memberikan dampak yang kan dengan teori preferensi konsumsi yang
berbeda, salah satunya penghindaran risiko. digambarkan oleh kurva indiferen, yaitu terjadi
Penghindaran risiko penularan virus yang ter- efek substitusi. Efek substitusi terjadi karena
pertimbangan terhadap harga, dengan meng- Indonesia masyarakat juga mengalami peru-
ganti kebutuhan yang satu dengan kebutuhan bahan cara berbelanja, yaitu lebih banyak yang
yang lainnya, namun tetap pada tingkat kepua- menggunakan fasilitas belanja online dari ru-
san yang sama. Pada akhirnya perilaku kon- mah (Rohmah, 2020). Menurut penelitian
sumsi masyarakat berubah dengan memenuhi Cummin (2020) pandemi COVID-19 kemung-
kebutuhan yang menunjang kesehatan dengan kinan memiliki dampak yang bertahan lama
meningkatkan ketahanan pangan selama pan- pada perubahan perilaku konsumen, karena
demi COVID-19 karena berusaha menghindari konsumen sudah beradaptasi dengan kebiasaan
dan mencegah risiko penularan virus (Laguna, yang baru. Sehingga pada akhirnya dampak
et al., 2020). pandemi terhadap aktivitas masyarakat khu-
susnya aktivitas ekonomi, dalam aspek kon-
Keputusan Konsumsi Selama Pandemi sumsi telah mengalami perubahan, terkhusus
COVID-19 bagi daerah yang memiliki indeks risiko tinggi
Setelah mengetahui perubahan kon- di Jawa Timur. Maka dari itu, dapat dikatakan
sumsi yang disebabkan berubahnya nilai ta- bahwa pandemi yang terjadi di Jawa Timur
bungan dan indeks risiko COVID-19 pada mengubah keputusan konsumsi secara tidak
masing-masing daerah, hal ini tentunya mem- langsung karena faktor indeks risiko COVID-
pengaruhi pengambilan keputusan masyarakat 19 pada masing-masing daerah.
dalam membeli barang atau jasa selama peri-
ode tersebut. Karena kondisi perekonomian KESIMPULAN DAN SARAN
selama pandemi COVID-19 banyak mengubah Kesimpulan
cara individu untuk mengonsumsi, diperlukan Perubahan perilaku konsumsi di Jawa
cara adaptasi baru untuk menyesuaikan dan Timur terjadi pada daerah yang memiliki in-
mampu bertahan di tengah pandemi COVID- deks risiko COVID-19 yang tinggi. Daerah
19 (Sheth, 2020). Penelitian ini mengungkap- dengan indeks risiko COVID-19 yang tinggi
kan bahwa perilaku konsumsi masyarakat mengalami penurunan pada konsumsi seku-
berubah ditunjukkan dari indeks risiko nder, sedangkan daerah yang indeks risikonya
COVID-19 pada masing-masing daerah. Selain rendah tidak mengalami perubahan atau
perubahan konsumsi yang terjadi keputusan in- cenderung terjadi peningkatan pada konsumsi
dividu untuk mengonsumsi pun mengalami pe- sekunder. Artinya indeks risiko COVID-19
rubahan tergantung dari kebutuhan yang harus menjadi salah satu pertimbangan masyarakat
dipenuhi selama pandemi COVID-19. untuk mengubah perilaku konsumsi selama
Perubahan yang terjadi bukan hanya Pandemi COVID-19. Semakin tinggi indeks
pada perilaku konsumsi tetapi juga pada per- risiko pada suatu daerah maka perubahan kon-
ilaku pembelian (Ceylan, et al., 2020). Kepu- sumsinya semakin besar. Kemudian, didapati
tusan konsumsi barang atau jasa selama pan- bahwa masing-masing daerah memiliki indeks
demi COVID-19 membentuk cara baru risiko COVID-19 yang berbeda-beda.
bagaimana individu mengenali kebutuhannya.
Selama pandemi COVID-19 kebutuhan rumah Saran
tangga mengalami perubahan. Perubahan yang Berdasarkan hasil penelitian diatas,
terjadi tidak lain adalah dorongan faktor inter- ditemukan bahwa selama pandemi COVID-19
nal, yaitu kecemasan. Kecemasan ini terjadi masyarakat cenderung menambah tabungan
karena permintaan barang pokok mengalami khususnya pada daerah dengan indeks risiko
kenaikan (Widyastuti, 2020). Selama pandemi COVID-19 yang tinggi sehingga hal ini akan
kebutuhan terhadap barang atau jasa yang memudahkan pemerintah untuk melakukan pe-
memotivasi kesehatan dan bahan pokok seperti mulihan ekonomi pada beberapa daerah karena
sembako mengalami peningkatan (Cholilawati khusus pada daerah ini masyarakat siap
& Suliyanthini, 2021). melakukan konsumsi dari tabungan yang
Selama pandemi cara mengonsumsi juga disimpan. Sedangkan, untuk daerah yang me-
mengalami perubahan, salah satu kebiasaan milki pendapatan rendah dengan indeks risiko
baru yang muncul selama proses pembelian yang tinggi tentunya akan sulit melakukan
adalah menjaga jarak sosial dan berbelanja me- pemulihan ekonomi dibandingkan daerah lain.
lalui layanan online (Kirk & Rifkin, 2020). Di
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multiva- Laguna, L. et al. (2020). The impact of
riate dengan Program SPSS. Semarang: COVID-19 lockdown on food priorities.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Results from a preliminary study using
Google. (2020). Google Mobility Index. social media and an online survey with
[Online] Available at: https://www.go- Spanish consumers. Food Quality and
ogle.com/covid19/mobility/[Accessed Preference, Volume 86, pp. 1-9.
10 Januari 2021]. Larson, L. R. L. & Shin, H. (2018). Fear
Haas, M. d., Faber, R. & Hamersma, M. During Natural Disaster: Its Impact on.
(2020). How COVID-19 and the Dutch Service Marketing Quarterly, Volume
‘intelligent lockdown’ change activities, 39, pp. 293-309.
work. Transportation Research Interdis- Mankiw, N. G. (2008). Principles of Micro-
ciplinary Perspective 6, Volume 9, pp. economics. 6 ed. United States: Cengage
1-11. Learning.
Hakim, M. P., Zanetta, L. D. & Cunha, D. T. d. MC Kinsey & Company. (2020). Optimistic,
(2021). Should I stay, or should I go? Digital, Generous: COVID-19's Impact
Consumers’ perceived risk and intention on Indonesian Consumer Sentiment.
to visit restaurants during the COVID-19 [Online] Available at: https://www.mc-
pandemic in Brazil. Food Research Inte- kinsey.com/~/media/McKinsey/Busines
rnational, Volume 1, pp. 1-11. sFunctions/MarketingandSales/OurInsi
Hanghun Jo, E. S. a. H. K. (2020). Changes in ghts/SurveyIndonesianconsumersentim
Consumer Behaviour in the Post-CO- entduringthecoronaviruscrisis/ArticleC
VID-19 Era in. MDPI, 13(136), pp. 1- OVID19simpacton20Indonesianconsum
16. ersentimen[Accessed 20 Maret 2021].
He, H. & Harris, L. (2020). The Impact of Mogaji, E. (2020). Impact of COVID-19 on
COVID-19 pandemic on corporate so- transportation in Lagos, Nigeria. Trans-
cial responsibility and marketing philos- portation Research Interdisciplinary
ophy. Journal of Business Research, Perspectives, Volume 9, pp. 1-7.
Volume 116, pp. 176-182. Nachrowi, N. D. & Usman, H. (2002). Peng-
Hosmer, D. W. & Lemeshow, S. (2000). gunaan Teknik Ekonometri. Jakarta: PT
Applied Logistic Regression. 2nd ed. Ca- Raja Grafindo Persada.
nada: John Wiley & Sons. Nicholson, W. (1995). Mikroekonoi Interme-
Im, J., Kim, J. & Choeh, J. Y. (2021). COVID- diate dan Aplikasinya. 5th ed. Jakarta
19, social distancing, and risk averse Barat: Binarupa Aksara.
actions of hospitality and tourism Nicholson, W. & Snyder, C. (2010). Micro-
consumers: A case of South Korea. economic Theory: Basic Principles and
Journal of Destination Marketing & Extensions. 11th ed. South Western:
Management, 20(8), pp. 1-10. Cengage Learning.
Kawal Covid-19. (2020). Kawal COVID-19. Olivia, S. & Gibson, J. N. R. (2020). Indonesia
[Online]. [Accessed 2020]. in the Time of COVID-19. Bulletin of
Kirk, C. P. & Rifkin, L. S. (2020). I'II trade you Indonesian Economic Studies, Volume
diamonds for toilet paper: Consumer 56, pp. 143-174.
reacting, coping and adapting behaviors Pantano, E., Pizzi, G., Scarpi, D. & Dennis, C.
in the COVID-19 pandemic. Journal of (2020). Competing during a pandemic?
Business Researh, Volume 117, pp. 124- Retailers’ ups and downs during the CO-
131. VID19 outbreak. Journal of Business
Kreitner, R. & Kinicki, A. (2010). Organiza- Research, pp. 209-213.
tional Behavior. 9th ed. New York: Mc Pemerintah Provinsi Jawa Timur. (2021). Peta
Graw Hill. Kasus COVID-19 di Jawa Timur.
Kumar, S. & Singh, D. (2014). The Effect of [Online] Available at: https://infocovid-
Recession on the Buying Behavior of 19.jatimprov.go.id/[Accessed 7 Desem-
Consumers in. IOSR Journal of Business ber 2021].
and Management (IOSR-JBM), pp. 203- Pujoharso, C. (2013). Aplikasi Teori Konsumsi
209. Keynes Terhadap Pola Konsumsi
Makanan Masyarakat Indonesia. Jurnal Sugiyono & Susanto, A. (2015). Cara Mudah
Ilmu Ekonomi. Belajar SPSS & LISREL: Teori dan Ap-
Rohmah, A. (2020). Pandemi COVID-19 dan likasi untuk Analisis Data Penelitian.
Dampaknya Terhadap Perilaku Kon- Bandung: Alfabeta.
sumsi di Inonesia. Jurnal Inovasi Suparmono. (2004). Pengantar Ekonomika
Penelitian, I(7), pp. 1373-1377. Makro, Teori, Soal dan Penyelesai-
Seeley, E. (1992). Human Needs and Con- annya. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
sumer Economics: The Implications of Tisdell, C. A. (2020). Economic, social adn po-
Maslow's Theory of Motivation for litical issues raised by the COVID-19
Consumer Expenditure Patterns. The pandemic. Economic Analysis and Po-
Journal of Socio-Economics, Volume licy, pp. 1-26.
21, pp. 303-324. Widyastuti, P. (2020). Analisis Keputusan Pe-
Setiadi, N. (2013). Perilaku Konsumen. Jak- mbelian: Fenomena Panic Buying dan
arta: Kencana. Service Convience (studi pada grocery
Sheth, J. (2020). Impact of Covid-19 on store di DKI Jakarta). Jakarta, SENDIU.
consumer behavior: Will the old habits Yao, D., Xu, Y. & Zhang, P. (2019). How a
return or die?. Journal of Business disaster affects household saving: Evi-
Research, pp. 280-283. dence from. Journal on Asian Eco-
Sjafrizal. (2008). Ekonomi Regional Teori dan nomics, pp. 1-16.
Aplikasi. Padang: Baduose Media. Zwanka, R. J. & Buff, C. (2020). COVID-19
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidi- Generation: A Conceptual Framework
kan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, of the Consumer Behavioral Shifts to Be
dan R&D. Bandung: Alfabeta. Caused by the COVID-19 Pandemic.
Journal of International Consumer
Marketing, pp. 1-10.