You are on page 1of 18

MAKALAH

Hukum Persaingan Usaha


Hukum Persaingan Usaha di Beberapa Negara

Nama: Yoan Ean Yuri


NPM: 18.152

Kelas: A4

No Tugas: 04

Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat

2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW. Dalam menyusun makalah yang berjudul “HUKUM PERSAINGAN USAHA DI
BEBERAPA NEGARA”, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya proposal yang lebih
baik lagi untuk masa mendatang.

Bukittinggi, 5 Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I (Pendahuluan)

A.Latar Belakang

B.Rumusan Masalah

C.Tujuan

BAB II (Pembahasan)

A.Hukum Persaingan Usaha di Jepang

B.Hukum Persaingan Usaha di Amerika Serikat

C.Hukum Persaingan Usaha di Eropa

BAB III (Penutup)

A.Kesimpulan

B.Saran

C.Daftar Pustaka

D. Soal Objektif
BAB I

PENDAHULUAN

Kemajuan suatu negara tidak lepas dari perekonomian suatu Negara yang berkembang
dengan cepat dan efisien. Perekonomian yang berkembangdan maju dapat dilihat dari
persaingan yang berlangsung di antara para pelakuusaha. Ketika terdapat persaingan diantara
pelaku usaha dalam suatu Negara,dapat dipastikan Negara tersebut maju dengan pesat karena
pertumbuhanekonomi yang lebih tinggi disebabkan oleh pemanfaatan teknologi dan
peningkatan produktivitas yang didorong oleh pasar yang kompetitif.

Teori ekonomi pasar bebas yang diperkenalkan Adam Smith dikenalsebagai persaingan
sempurna. Dalam pasar sempurna, terdapat banyak perusahaan yang beroperasi untuk
menjual barang dengan karakteristik yang serupa. Kemampuan mereka untuk mengatur harga
pasar ditentukan oleh mekanisme penawaran (supply) dan permintaan (demand) sendiri yang
bisa dicapai pasar (price equilibrium) maksudnya ketika pelaku usaha menaikkan harga, maka
kemungkinan mereka akan kehilangan sejumlah pembeli yang mencari perusahaan atau
penjual yang menjual dengan harga murah.

Salah satu esensi penting bagi terselenggaranya pasar sempurna adalah persaingan
antar pelaku usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen.Dalam hal ini, persaingan
usaha merupakan sebuah proses di mana pelakuusaha dipaksa menjadi perusahaan yang
mampu meningkatkan efisensinyadalam menawarkan pilihan-pilihan produk yang berkualitas
dan tentu dengan harga yang lebih rendah. Untuk merebut pasar, maka para pelaku usaha
berlomba-lomba untuk menawarkan produk dan jasa yang menarik, baik dari segi harga,
kualitas dan pelayanan.
A.Latar Belakang

Persaingan sangat dibutuhkan dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Dunia yang
kita kenal sekarang ini adalah hasil dari persaingan manusia dalam berbagai aspek. Persaingan
yang dilakukan secara terus-menerus untuk saling mengungguli membawa manusia berhasil
menciptakan hal-hal baru dalam kehidupan yang berangsur-angsur menuju arah yang semakin
maju dari sebelumnya. Untuk terciptanya keadilan dan kesejahteraan bagi semua pihak,
persaingan yang harus dilakukan adalah persaingan yang sehat. Kegiatan ekonomi dan bisnis
pun tidak luput dari sebuah persaingan, mengingat kegiatan ini dilakukan banyak pihak untuk
menunjang kelangsungan hidupnya. Oleh karena ini hokum yang mengatur persaingan usaha
dalam kegiatan ekonomi dan bisnis sangat dibutuhkan semua pihak supaya tidak ada pihak-
pihak yang merasa dirugikan.
B.Rumusan Masalah

1.Apa Hukum Persaingan Usaha di Jepang?

2.Apa Hukum Persaingan Usaha di Amerika Serikat?

3.Apa Hukum Persaingan Usaha di Eropa?

C.Tujuan

1.Memahami Hukum Persaingan Usaha di Jepang.

2.Memahami Hukum Persaingan Usaha di Amerika Serikat.

3.Memahami Hukum Persaingan Usaha di Eropa.


BAB II

PEMBAHASAN

A.Hukum Persaingan Usaha di Jepang

Hukum persaingan di Jepang dikenal dengan istilah Antimonopoly Law (Dokushen


Kinshiho). Peraturan perundangn-undangan yang utama dalam hukum persaingan usaha di
Jepang adalah law concerning the prohibition of private monopoly and preservation of fair
trade (Shiteki dokusen no kinshioyobi kosei torihikini kansuruhoritsu). Selanjutnya disebut
Undang-Undang Antimonopoli Jepang atau Undang-Undang nomor 54 Tahun 1947.

Dalam perjalanannya, Undang-Undang tentang Larangan Monopoli dan Perlindungan


terhadap Persaingan Sehat (Anti Monopoli Law-AML) di Jepang mengalami pasang surut sesuai
perkembangan politik dalam negeri. Jika pada periode sejak diundangkannya sampai tahun
1952, undang-undang tersebut dilaksanakan secara ketat, namun sejak tahun 1953 yaitu sejak
diakhirinya pemerintahan pendudukan Sekutu melalui pakta San Fransisco pada tahun 1952,
diadakan Amandemen terhadap undang-undang tersebut. Beberapa hal yang secara per se
dinyatakan ilegal seperti kartel, ternyata dihapuskan dan sebagai gantinya diperkenalkan jenis
kartel baru, yaitu kartel depresi (Depression Cartel) dan kartel rasionalisasi (Rationalization
Cartel).

Mengingat hukum persaingan Jepang diperkenalkan pada masa pendudukan Amerika


Serikat maka hukum persaingan Jepang sangat banyak mengadopsi hukum persaingan Amerika
Serikat namun dalam perkembangannya banyak hal yang berbeda dari hukum Persaingan
Amerika Serikat karena hukum suatu negara merefleksikan aspirasi dari masyarakat di negara
tersebut.

Tujuan dari Undang-Undang Anti Monopoli Jepang yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kebebasan dan keadilan untuk bersaing

2. Mendorong tumbuhnya prakarsa para pengusaha


3. Mendorong kegiatan usaha para pelaku usaha

4. Meningkatkan tingkat kesempatan kerja dan pendapatan nasional

5. Meningkatkan pembangunan ekonomi nasional yang demokratis dan sehat

FTC Jepang dapat melakukan investigasi berdasarkan:

1. Laporan masyarakat

2. Pemberitahuan pihak Kejaksaan pemberitahuan oleh bagian

3. UKM MITI (Kementerian Perindustrian dan Perdagangan)

4. Ex officio merupakan keputusan dan inisiatif FTC Jepang.

B.Hukum Persaingan Usaha di Amerika Serikat

Lahirnya undang-undang yang mengatur persaingan usaha di Amerika Serikat


dilatarbelakangi oleh pertumbuhan industri yang memacu kemajuan ekonomi negara tersebut
dalam memasuki abad ke XIX. Pada saat itu muncul penyalahgunaan kekuatan ekonomi swasta
yang membahayakan kepentingan konsumen. Kekuatan ekonomi tersebut diperoleh melalui
pembentukan kartel-kartel industri dan pengelompokan usaha-usaha besar di bawah kontrol
satu atau lebih pengusaha swasta dalam istilah hukum di Amerika Serikat pada waktu itu
pengelompokan usaha seperti ini disebut “trust”.Dalam berbagai pertimbangan pembentukan
undang-undang tersebut tujuannya bukanlah untuk mencegah konglomerasi, melainkan untuk
menerapkan aturan main (rule of the game) persaingan yang fair. Pada gilirannya diharapkan
dengan adanya persaingan yang ketat, pertumbuhan monopoli atau oligopoli dapat dibatasi.
Selama kurun waktu lebih dari 100 tahun sejak diundangkannya undangundang ini telah
mengalami berbagai perubahan dan tambahan sesuai kebutuhan dan tuntutan kemajuan
zaman.

Adapun urutan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sherman Act (1890)


2. Clayton Act (1914)

3. Federal Trade Commison Act (1914)

4. Robinson-Patman Act (1934)

5. Celler Kefauver Anti Merger Act (1950)

6. Hart Scott Rodino Antitrust Improvement Act (1976)

7. International Antitrust Enforcement Assistance Act (1994)

Pada saat diundangkannya Federal Trade Commision Act, maka penanganan perkara
persaingan usaha di Amerika Serikat ditangani oleh dua lembaga, undang-undang tersebut
mengatur struktur Komisi Perdagangan Federal tugas-tugas wewenang prosedur kerja badan ini
kehadiran badan yang dibentuk oleh undang-undang ini adalah dalam rangka untuk
memperkuat penegakan anti trust law. Sebelumnya penanganan terhadap pelanggaran
Sherman Act berada dibawah Departemen Kehakiman (Department of Justice). Apa yang
membedakan antara fungsi FTC dan divisi antitrust yang berada dibawah Departemen
kehakiman adalah lingkup tugas FTC sebagaimana diatur dalam Pasal 5 (a) Federal Trade
Commision Act91, yaitu melakukan tindakan hukum sebagaimana ditetapkan undang-undang
jika terjadi praktik persaingan yang tidak sehat (unfair method of competition).Ruang lingkup
pengertian praktik persaingan usaha tidak sehat yang diatur dalam Federal Trade Commison
Act sedemikian luasnya sehingga dapat pula menjangkau pelanggaran-pelanggaran terhadap
aturan dalam Sherman Act, jadi sekiranya Departemen Kehakiman tidak mengambil tindakan
hukum atas pelanggaran pelanggaran tersebut maka FTC masih dapat melakukannya.Pada
hakikatnya yang mengatur larangan mengenai praktik monopoli dan persaingan tidak sehat di
AS terdiri dari empat undang-undang utama yang semuanya bertujuan untuk menciptakan iklim
usaha yang sehat dan kompetitif serta mencegah terjadinya praktek monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat. Federal Trade Commision diberi kewenangan oleh Federal Trade Commission
Act Untuk menafsirkan dan melaksanakan ketentuan hukum persaingan diantaranya Clayton
Act, Robinson Patman Act, Unfair Trade Practice Act. Sementara pelaksanaan dari Sherman Act
tetap menjadi kewenangan eksklusif dari Peradilan Federal. Hak untuk melakukan gugatan
perkara persaingan di Amerika Serikat dapat diajukan oleh:

1.Departemen Kehakiman (Departement of Justice) melalui Divisi Antitrust (Antitrust Division)


untuk penegakan Undang-Undang Sherman Act dan memiliki wewenang pidana, perintah,
penghentian tindakan (injunction) dan juga atas ganti rugi bila Pemerintah sebagai pembeli
dirugikan. Divisi Antitrust ini dikepalai oleh seorang asisten Jaksa Agung yang diangkat oleh
presiden dengan persetujuan senat.

2. Federal Trade Commision (FTC) untuk Clayton Act dan Federal Trade Commision Acts, berhak
memeriksa dan memutus perkara atas inisiatif maupun laporan serta ganti rugi restitusi.
Federal Trade Commision yang terdiri dari empat bagian yaitu:

a. Bureau of Consumer Protection, yaitu badan yang mengawasi perlindungan


konsumen.

b. Bureau of Competition, yang mengawasi pelaksanaan Clayton Act dan pelanggaran


Pasal 5 FTC Act.

c. Bureau of Economics, yang memberikan informasi mengenai analisis dan statistik.

d. Regional Offices atau Kantor Perwakilan Federal Trade Commision di daerah yang juga
melakukan investigasi dan memberikan petunjuk mengenai masalah persaingan di
daerah mereka.

Untuk menghindarkan adanya tumpang tindih penanganan perkara maka baik Departemen
Kehakiman dan Federal Trade Commision menggunakan prosedur yang isinya pemberitahuan di
antara kedua badan tersebut bahwa mereka telah mulai menangani perkara tertentu sehingga
dapat diputuskan badan mana yang akan melanjutkan penanganan perkara tersebut.Sejalan
dengan waktu maka kedua badan ini justru melakukan semacam pembagian yurisdiksi untuk
kasus-kasus persaingan tertentu adanya unsur deference atau rasa penghormatan terhadap
eksistensi antar lembaga memperlihatkan bahwa kedua lembaga kini tumbuh menjadi satu
bagian yang nyata dari proses penegakan hukum persaingan di Amerika.
C.Hukum Persaingan Usaha di Eropa

Saat ini Uni Eropa beranggotakan 27 (dua puluh tujuh) negara yang pada awalnya
adalah suatu Masyarakat (Community) yang dibentuk dalam komunitas batu bara dan baja di
Eropa (European Coal and Steel Community - ECSC) diawali oleh 6 negara anggota yaitu
Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Belgia, dan Luksemburg. Keenam negara tersebut mengambil
langkah penting yang berlatar belakang antar pemerintahan (intergovernmentalism), dengan
meletakkan kedaulatan yang terintegrasi lebih tinggi dari kedaulatan nasional (supranational
authority) sebagai lembaga mandiri yang berkekuatan mengikat bagi para konstituen negara-
negara anggotanya. Atas kesamaan kepentingan tersebut maka pada tahun 1951
ditandatanganilah perjanjian di Paris, yang dikenal sebagai ECSC Treaty atau Traktat Paris.
Melalui traktat ECSC, Community mencoba melakukan pendekatan integrasi sektor ekonomi
lainnya yang pada akhirnya menuju integrasi ekonomi secara menyeluruh.

Pada konferensi menteri luar negeri dari enam negara penandatangan traktat ECSC di
Mesina tahun 1955, Italia tercapai persetujuan untuk mengintegrasikan ekonomi dan
terbentuklah apa yang disebut dengan European Atomic Energy Community - EURATOM dan
Economic European Community – EEC, yang ditandatangani pada 1957 selanjutnya dikenal
sebagai Traktat Roma. Tonggak penting lainnya terjadi pada 1986 dengan ditandatanganinya
Single European Act - SEA yang mengarah terbentuknya pasar tunggal. Baru pada 1992 Treaty
on European Union- TEU ditandatangani di Maastricht sehingga dikenal sebagai Traktat
Maastricht, dan traktat ini melahirkan sebutan European Union (EU). Tujuan utama
dibentuknya Masyarakat Eropa (EC) adalah terciptanya pasar bebas. Ketentuan-ketentuan
khusus yang mengaturnya adalah Pasal 3 (a) yang melarang adanya cukai; Pasal 3 (b) mengatur
Community’s common commercial policy seperti dalam bidang pertanian, perikanan dan
transpor; Pasal 3 (g) secara khusus mewajibkan Community memasyarakatkan bahwa
‘persaingan dijamin dalam internal market tidak terganggu, dan Pasal 3 (h) mengatur tentang
perkiraan tingkat kebutuhan hukum dalam pasar bebas. Dalam pasar bebas semua sumber
ekonomi harus bergerak secara bebas, tidak ada hambatan oleh batasan negara. Oleh karena
itu Traktat Roma menetapkan empat kebebasan (four freedoms) yang mengikat yaitu
kebebasan perpindahan barang, kebebasan berpindah tempat kerja, kebebasan memilih
tempat tinggal dan lalu lintas jasa yang bebas, lalu lintas modal yang bebas.Pasar bebas
mempunyai kebijakan yang komersial umum, relasi komersial dengan negaranegara ketiga dan
kebijakan persaingan. Salah satu dari ketentuan-ketentuan khusus yang mengatur pasar bebas
yang mempunyai peranan sangat penting bagi Masyarakat Eropa adalah hukum persaingan
usaha.20 Dasar kebijakan hukum persaingan usaha oleh Masyarakat Eropa diatur dalam Pasal 3
(g) EC Treaty, bahwa persaingan dijamin di pasar antara anggota masyarakat Uni Eropa tidak
terdistorsi. Sebagai peraturan pelaksanaan Pasal 3 (g) EC Treaty tersebut ditetapkan di dalam
Pasal 81 dan Pasal 82 EC Treaty. Peraturan yang mengatur begaimana proses pelaksanaan
ketentuan Pasal 81 dan Pasal 82 tersebut diterbitkan Peraturan No. 17/1962 di mana
ditetapkan Komisi Uni Eropa diberikan kewenangan untuk menetapkan denda, ganti rugi
kepada para individu dan pelaku usaha yang melanggar ketentuan Pasal 81 dan Pasal 82 EC
treaty. Pasal 81 dan Pasal 82 EC treaty tersebut saat ini sudah digantikan dengan Pasal 101 dan
Pasal 102 TFEU (The Treaty on the Functioning of the European Union).
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN

Kemajuan suatu negara tidak lepas dari perekonomian suatu Negara yang berkembang
dengan cepat dan efisien. Perekonomian yang berkembangdan maju dapat dilihat dari
persaingan yang berlangsung di antara para pelaku usaha. Ketika terdapat persaingan diantara
pelaku usaha dalam suatu Negara,dapat dipastikan Negara tersebut maju dengan pesat karena
pertumbuhanekonomi yang lebih tinggi disebabkan oleh pemanfaatan teknologi dan
peningkatan produktivitas yang didorong oleh pasar yang kompetitif.

B.SARAN

Dari makalah diatas yang telah saya buat dan materi yang telah saya pelajari tentang
hukum persaingan usaha dibeberapa negara .Kewenangan penyidikan semestinya segera
diberikan pada KPPU, mengingat akan ada efek yang signifikan dalam penegakan hukum
persaingan usaha, yaitu semakin mempermudah mengungkap kartel dan kasus kecurangan di
dunia usaha lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/13977/Tesis%20Yasir%20Mochtar
%20Arifin%20S.H.%20M.H.%20Full.pdf?sequence=1&isAllowed=y

https://www.kppu.go.id/docs/buku/
FinalTextbookHukumPersainganUsahaKPPU2ndEd_Up20180104.pdf

https://www.academia.edu/32940221/Makalah_Persaingan_Usaha_1_
D.Soal Objektif

1.Hukum Persaingan di Jepang dikenal dengan istilah……..

a.Dokushen Kinshiho

b.Sherman Act

c.Antitrust Law

d.UWG

2.Tujuan dari Undang-Undang anti monopoli Jepang yaitu, kecuali………

a.Meningkatkan kebebasan dan keadilan untuk bersaing

b.Mendorong tumbuhnya prakarsa para pengusaha

c.Mendorong kegiatan usaha para pelaku usaha

d.Merupakan keputusan dan inisiatif FTC Jepang

3.Peraturan Perundangan-undangan yang utama dalam hukum persaingan usaha di


Jepang adalah……

a. Federal Trade Commison Act (1914)

b. Shiteki dokusen no kinshioyobi kosei torihikini kansuruhoritsu

c. International Antitrust Enforcement Assistance Act (1994 )

d. Hart Scott Rodino Antitrust Improvement Act (1976)

4.Undang-Undang hukum persaingan usaha di Amerika Serikat pada tahun 1890


adalah……..

a.Dokushen Kinshiho

b.Sherman Act

c.Antitrust Law

d.UWG

5.Serangkaian aturan perundang-undangan sebagai perubahan untuk memperkuan


aturan hukum persaingan usaha sebelumnya di Amerika Serikat adalah……
a.Dokushen Kinshiho

b.Sherman Act

c.Antitrust Law

d.UWG

6.Perundang-undangan hukum persaingan usaha pada tahun 1914 adalah……

a.Sherman Act

b. Celler Kefauver Anti Merger Act

c.Federal Trade Commison Act

d.Robinson-Patman Act

7.Hak untuk melakukan gugatan perkara persaingan di Amerika Serikat dapa diajukan
oleh…..

a. Departemen Kehakiman (Departement of Justice) melalui Divisi Antitrust


(Antitrust Division)

b. . Laporan masyarakat

c.Pemberitahuan pihak Kejaksaan pemberitahuan oleh bagian

d.UKM MITI (Kementerian Perindustrian dan Perdagangan)

8.Tujuan utama dibentuknya Masyarakat Eropa (EC) adalah…..

a.Pesaingan pasar sempurna

b.Persaingan pasar tidak sempurna

c.Pasar bebas

d.monopoli

9.Hukum Persaingan Usaha dalam masyarakat Eropa diatur dalam pasal…..

a.Pasal 3 (g) EC Treaty

b.Pasal 82 EC

c.Pasal 81 EC
d.Pasal 102

10.Italia tercapai persetujuan untuk mengintegrasikan ekonomi dan terbentuk……

a.rule of the game

b.federal trade commison act

c. European Atomic Energy Community

d.EC

11. FTC Jepang dapat melakukan investigasi berdasarkan,kecuali…….

a. UKM MITI (Kementerian Perindustrian dan Perdagangan)

b.Meningkatkan kebebasan dan keadilan untuk bersaing

c. Mendorong tumbuhnya prakarsa para pengusaha

d. Mendorong kegiatan usaha para pelaku usaha

12.Yang termasuk Federal Trade Commision yaitu…..

a. Bureau of Consumer Protection, yaitu badan yang mengawasi

perlindungan konsumen.

b. Bureau of Competition, yang mengawasi pelaksanaan Clayton Act dan


pelanggaran Pasal 5 FTC Act.

c. Bureau of Economics, yang memberikan informasi mengenai

analisis dan statistik.

d.Semua benar

13. Bureau of Consumer Protection, yaitu…….

a.Badan yang mengawasi perlindungan konsumen

b.yang mengawasi pelaksanaan clayton

c.yang memberikan informasi statistic

d.melakukan investigasi

14. Bureau of Economics, yaitu….


a.Badan yang mengawasi perlindungan konsumen

b.yang mengawasi pelaksanaan clayton

c.yang memberikan informasi statistic dan analisis

d.melakukan investigasi

15. Bureau of Competition, yaitu…….

a.Badan yang mengawasi perlindungan konsumen

b.yang mengawasi pelaksanaan clayton

c.yang memberikan informasi statistic dan analisis

d.melakukan investigasi

You might also like