You are on page 1of 12

PERAN PEMDA DALAM MENDORONG

IMPLEMENTASI PPK-BLUD DI PUSKESMAS

Disampaikan Oleh :
Sekretaris Daerah Kabupaten Sekadau

Pontianak, 4 Desember 2019


Daerah dapat membentuk Badan Layanan Umum Daerah
dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dengan berpedoman pada ketentuan
perundang undangan.

Yang dimaksud dengan Badan Layanan Umum Daerah


adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis
dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam
pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya.
BLUD bertujuan untuk memberikan layanan umum
secara lebih efektif, efisien, ekonomis, transparan dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan dan manfaat sejalan dengan Praktek
Bisnis Yang Sehat, untuk membantu pencapaian tujuan
pemerintah daerah yang pengelolaannya dilakukan
berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala
daerah.

BLUD merupakan kekayaan daerah yang tidak


dipisahkan dari pemerintah daerah.

BLUD merupakan bagian dari pengelolaan keuangan


daerah.
Dengan adanya fleksibilitas, penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD)
menjadi salah satu alternatif dalam pengelolaan
keuangan yang menarik bagi beberapa daerah, oleh
karena itu, prasyarat perangkat daerah untuk
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) harus dilakukan secara
selektif dan obyektif.

Layak tidaknya perangkat daerah menerapkan PPK-


BLUD wajib terlebih dahulu dilakukan penilaian oleh
Tim Penilai yang diketuai Sekretaris Daerah yang
hasilnya harus didasarkan pada penilaian obyektif, tidak
hanya pemenuhan kelengkapan persyaratan
administratif saja.
Selain dari obyektivitas hasil penilaian tersebut,
keberadaan BLUD juga harus dikendalikan dalam bentuk
perjanjian kinerja antara Kepala Daerah dengan
Pemimpin BLUD. Kepala Daerah bertanggungjawab atas
kebijakan layanan dan pemimpin BLUD
bertanggungjawab untuk menyajikan hasil layanan.

Dengan demikian, penerapan PPK-BLUD diharapkan


tidak sekedar perubahan format belaka, yaitu mengejar
remunerasi, fleksibilitas, menghindari peraturan
perundang-undangan dalam pengadaan barang dan
jasa, akan tetapi yang benar adalah, tercapainya
peningkatan kualitas pelayanan publik, kinerja keuangan
dan kinerja manfaat bagi masyarakat secara
berkesinambungan sejalan dengan salah satu spirit BLUD
yang dikelola berdasarkan “praktik-praktik bisnis yang
sehat”.
Dengan diadakannya kegiatan bimbingan teknis
persiapan penerapan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) untuk Puskesmas se-Kabupaten Sekadau ini
diharapkan semua puskesmas bisa memenuhi
persyaratan-persyaratan yang sudah ditentukan untuk
bisa menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).

Saat ini yang telah mengimplementasikan Pola


Pengelolaan Keuangan (PPK-BLUD) berkenaan dengan
penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum adalah
Rumah Sakit Umum Daerah. Namun, pada saat ini tidak
hanya Rumah Sakit Umum saja yang berpeluang untuk
mengimplementasikan (PPK-BLUD), puskesmas juga
berpeluang setara untuk mencecap asam manisnya status
BLUD.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sekadau mendorong
untuk perubahan predikat puskesmas menjadi BLUD
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan di Kabupaten Sekadau melalui predikat BLUD
tersebut.

Namun demikian, dalam perjalanannya untuk


menerapkan (PPK-BLUD) tidaklah mudah, terdapat
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan
menerapkan BLUD, yaitu persyaratan substantif, teknis,
dan administratif.
Berikut diantaranya langkah dalam melakukan
permohonan, penilaian dan penetapan penerapan BLUD.

• Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah


yang akan menerapkan BLUD mengajukan
permohonan penerapan kepada kepala SKPD yang
selanjutnya diajukan kepada kepala daerah melalui
sekretaris daerah.

• Kepala daerah melakukan penilaian terhadap


permohonan penerapan BLUD dengan membentuk
tim penilai yang ditetapkan dengan keputusan
kepala daerah.
• Tim penilai beranggotakan paling sedikit terdiri atas:
a. Sekretaris daerah sebagai ketua;
b. PPKD sebagai sekretaris;
c. Kepala SKPD yang membidangi kegiatan BLUD
sebagai anggota;
d. Kepala SKPD yang membidangi perencanaan
pembangunan daerah sebagai anggota; dan
e. Kepala SKPD yang membidangi pengawasan di
pemerintah daerah sebagai anggota.
• Tim penilai bertugas untuk menilai permohonan
penerapan BLUD paling lama 3 (tiga) bulan. Apabila
dalam waktu 3 (tiga) bulan tim penilai tidak
melakukan penilaian dan/atau tidak menyampaikan
hasil penilaian, kepala daerah menyetujui penerapan
BLUD dengan menetapkan keputusan kepala daerah
paling lama 1 (satu) bulan sejak batas waktu 3 (tiga)
bulan terlampaui.

• Penerapan BLUD ditetapkan dengan keputusan kepala


daerah berdasarkan hasil penilaian dan disampaikan
kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal ditetapkan.
Penerapan kebijakan untuk menerapkan PPK-BLUD
pada hakekatnya merupakan upaya pemerintah
mengoptimalkan penyelenggaraan pemerintahan
khususnya di bidang pelayanan publik. Beberapa
dukungan kebijakan terhadap penerapan BLUD tersebut
pada dasarnya sudah cukup memadai. Namun demikian,
perkembangan penerapan PPK- BLUD di unit-unit
pelayanan publik masih belum sesuai harapan. Tentu, ini
semua menjadi bahan evaluasi terhadap upaya
peningkatan kualitas pelayanan publik yang secara terus-
menerus dilakukan pemerintah daerah untuk dapat
memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan biaya yang
murah kepada seluruh lapisan masyarakat.
TERIMA KASIH

You might also like