You are on page 1of 14

JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA p-ISSN 2614-0241

 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 109 – 122 e-ISSN 2301-6965

IMPLEMENTASI REKRUTMEN CPNS SEBAGAI WUJUD REFORMASI


BIROKRASI DI KABUPATEN BOGOR

Dahyar Daraba, Ismiyarto dan Pratiwi Nurhascaryani

Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Email: dahyardaraba@gmail.com, anto200708@gmail.com,


pratiwinurhascaryani@rocketmail.com

ABSTRACT

One of the steps in structuring human resources apparatus, namely by stipulating the policy of limiting the
acceptance of prospective civil servants (CPNS). The policy is for the Central and Regional Personnel
Development Officers to carry out an organizational audit and apparatus human resources arrangement in
accordance with the direction / strategic development plan. Besides that, each agency is required to redistribute
employees internally and across agencies, based on the results of the calculation of the needs of Civil Servants
based on a job analysis and workload analysis. These results the basis for structuring and continuous structuring
of Civil Servants. For the Ministry of Administrative and Bureaucratic Reform (PANRB Ministry) and the State
Employment Agency (BKN) these results are used as the basis for preparing employee planning nationally and as
a basis for formulating and defining the needs of prospective Civil Servants within the Ministry / Institution,
Provincial Government and District / City Governments, including Bogor Regency for the first time screening tests
for prospective civil servants, are carried out using a computer aid or Computer Assisted Test.
This research was intended to determine the Implementation of Prospective Civil Servants Recruitment as
a manifestation of Bureaucratic Reform in Bogor Regency. This research uses the theory of policy implementation
according to Edward III, there are 4 aspects associated with the Recruitment of Prospective Civil Servants.
Based on the results of research and discussion, the implementation of prospective Civil Servants
recruitment in Bogor Regency can be explained as follows: 1) Communication aspects in the implementation of
the policy of recruitment of Civil Servant Candidates can be carried out properly, because there is effective
communication between the applicants of recruitment of Civil Servants and the Prospective Civil Servant
applicants, 2) Aspects of human resources in the implementation of recruitment of prospective Civil Servants
supported by adequate resources, both human resources and financial resources; 3) The disposition aspect in the
implementation of the recruitment of prospective Civil Servants is to designate the characteristics of the
Procurement Team or the Recruitment of Prospective Civil Servants; and 4) The aspect of this bureaucratic
structure includes two important things first, namely the mechanism or Standard Operating Procedure and the
second the organizational structure itself.

Keywords: Implementation of public policy, recruitment of prospective civil servants and bureaucratic reform.

A. PENDAHULUAN pegawai lolos seleksi dan berstatus sebagai


Dewasa ini rekrutmen bukan lagi PNS. Rekrutmen diharapkan mampu
sekedar upaya pengisian formasi kosong menarik tenaga kerja yang disamping
dengan tenaga kerja berkualifikasi minimal memenuhi kualifikasi minimal, juga harus
yang sesuai. Rekrutmen juga dibebani bertanggungjawab, berkomitmen tinggi
tanggungjawab untuk mensterilisasi terhadap tugas-tugasnya, jujur dan
birokrasi dari segala praktek KKN, baik transparan, akuntabel mampu berperan
pada proses penarikannya maupun setelah aktif, partisipatif dan lain-lain.
109
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 109 – 122

Sejak diterapkannya kebijakan dari 50 persen boleh mengajukan tambahan


moratorium penerimaan Calon Pegawai formasi PNS, setelah melakukan analisa
Negeri Sipil, masing-masing instansi telah jabatan, analisa beban kerja, laporan
melaksanakan perhitungan jumlah kebutuhan pegawai, dan pemetaan jabatan,
kebutuhan pegawai per jabatan, redistribusi proyeksi (perencanaan) pegawai lima tahun
PNS serta proyeksi kebutuhan PNS untuk kedepan (Deputi SDA Kementerian
kurun waktu 5 tahun. Dari hasil perhitungan PANRB, 2013).
kebutuhan pegawai dimaksud, masih Penelitian ini difokuskan pada
terdapat kekurangan pegawai pada jabatan- Pemerintah Kabupaten Bogor, yang
jabatan tertentu antara lain dikarenakan mempunyai Visi: Kabupaten Bogor
terdapat pegawai yang memasuki batas usia Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia,
pensiun dan adanya pembentukan dengan Misi: a) Meningkatkan kesalehan
organisasi baru. Oleh karenanya diperlukan sosial dan kesejahteraan masyarakat; b)
penambahan pegawai baru guna menjaga Meningkatkan daya saing perekonomian
kualitas pelayanan publik terutama di sektor masyarakat dan pengembangan usaha
pelayanan dasar dengan tetap berbasis sumber daya alam dan pariwisata;
memperhatikan kemampuan keuangan c) Meningkatkan integritas, koneksitas,
negara (Azwar Abubakar, Menteri kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah
PANRB). dan pengelolaan lingkungan hidup yang
Apakah dalam rekruitmen itu berkelanjutan; d) Meningkatkan
sendiri sudah diwarnai dengan berbagai aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan
kecurangan, KKN, politisasi, maka dijamin pendidikan dan pelayanan kesehatan; dan e)
PNS itu tidak baik? Meningkatkan kinerja penyelenggaraan
Genderang perang melawan pemerintahan dan kejasama antar daerah
kecurangan dalam penerimaan CPNS telah dalam kerangka tata kelola pemerintahan
dikumandangkan di seantero tanah air, yang yang baik.
wujudnya dapat disimak dari hasil evaluasi Pada tahun 2012 terdapat rekrutmen
penerimaan PNS tahun 2012. Celah-celah (penerimaan) CPNS pada 20 instansi pusat
yang memungkinkan terjadinya dan 21 kabupaten/kota, dari 21 pemerintah
kecurangan, penyalahgunaan wewenang, daerah tersebut salah satunya Kabupaten
KKN, sampai politisasi CPNS telah ditutup Bogor dengan rekapitulasi hasil Test
rapat-rapat. Kebijakan yang disebut sebagai Kemampuan Dasar (TKD) CPNS sebagai
penyempurnaan pengadaan CPNS itu pada berikut:
hakekatnya untuk mewujudkan CPNS yang
bersih, berbudi pekerti, memiliki
kepribadian yang baik, memiliki
kompetensi sesuai bidang tugasnya, serta
siap mengabdi kepada NKRI (Azwar
Abubakar, Maret 2013).
Kebijakan pelaksanaan pengadaan
CPNS untuk pemerintah daerah mulai tahun
2012 sangat ketat, yaitu bagi pemerintah
daerah yang belanja pegawainya kurang

110
IMPLEMENTASI REKRUTMEN...[Dahyar Daraba, Ismiyarto,
Pratiwi Nurhascaryani]

Tabel 1
REKAPITULASI HASIL TKD CPNS KABUPATEN BOGOR TAHUN 2012
Ljk Ljk Lolos Formasi
No Instansi Pelamar Masuk Tidak Passing Formasi Tidak
Valid Grade Terpenuhi
1. Kab. 6.986 6.275 621 1.068 354 129
Bogor
Sumber: Kementerian PANRB 2012 & modifikasi peneliti
Dari data di atas terlihat untuk dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan
pertama kalinya dalam sejarah NKRI, dilaksanakan pada Pemerintah
penerimaan CPNS pada tahun 2012 Kabupaten/Kota tentunya ditemui berbagai
menggunakan passing grade (ambang kendala dalam pelaksanaannya. Hal ini
batas). Dari peserta TKD hanya 28,9 persen terjadi juga di Kabupaten Bogor dalam
yang lolos passing grade. Jumlah itu tidak implementasi rekrutmen CPNS, walaupun
otomatis memenuhi seluruh formasi yang sudah dilakukan dengan sistem CAT
telah ditetapkan. Penerapan sistem passing sebagai wujud reformasi birokrasi, tetapi
grade kelulusan tahun 2012 merupakan hal masih ditemukan berbagai penyimpangan
baru, masih banyak pihak yang belum dalam pelaksanaannya.
memahami. Berdasarkan pemikiran di atas,
Pada September 2013 rekrutmen maka dalam penelitian kelompok ini
CPNS Pemerintah Kabupaten Bogor memfokuskan pada Implementasi
menerima formasi untuk tenaga pendidik Rekrutmen CPNS sebagai wujud
sebanyak 10 orang, tenaga kesehatan 9 Reformasi Birokrasi di Kabupaten
orang, tenaga teknis strategis 6 orang Bogor.
pendaftaran lewat on-line B. TINJAUAN PUSTAKA
http:sscn.bkn.go.id mulai tanggal 6-19 Salah satu kegiatan yang sangat
September 2013. penting dalam manajemen SDM adalah
Menurut Kepala Badan rekrutmen, mengingat keberhasilan
Kepegawaian dan Pelatihan Kab. Bogor, pelaksanaan kegiatan ini akan
penerimaan CPNS Tahun 2014 meliputi menghasilkan SDM yang berkualitas
tenaga guru 48 orang, tenaga kesehatan 40 sebagaimana diharapkan setiap organisasi.
orang, dan tenaga teknis 17orang. Jumlah Rekrutmen merupakan tahap untuk
pelamar 8.280 orang, yang memenuhi menentukan jumlah dan kategori pegawai
syarat administrasi dan mengikuti test yang diperlukan dan ditetapkan dalam
sebanyak 4.708 orang, sedangkan yang perencanaan pegawai atau pengelolaan
lulus 104 orang. Formasi CPNS Tahun SDM secara formal. Rekrutmen disusun
2016 sebanyak 127 CPNS, terdiri dari 64 melalui perencanaan yang terperinci dan
tenaga kesehatan, 47 orang pendidik, dan memenuhi persyaratan dalam bentuk
16 orang tenaga teknis strategis kebutuhan yang dimaksudkan untuk
(Diskominfo Kab. Bogor). pegawai yang akan mengisi lowongan baru,
Berbagai kebijakan rekrutmen hal ini karena ada pegawai yang
CPNS dengan suatu metode seleksi/tes mengundurkan diri atau pensiun, atau
menggunakan komputer atau Computer karena adanya penambahan struktur
Assisted Test (CAT) mulai dari tahun 2012 organisasi sehingga membutuhkan pegawai
sampai dengan tahun 2017 yang baru.

111
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 109 – 122

Untuk mendapatkan tambahan dilancarkan dalam tahun-tahun terakhir


karyawan dilakukan tahapan yang telah menyebabkan anggaran semakin kecil
mencakup identifikasi dan evaluasi sumber- dibandingkan sebelumnya.
sumber penarikan karyawan, menentukan Proses rekrutmen sumber daya
kebutuhan karyawan yang diperlukan, manusia tidak boleh diabaikan karena untuk
proses seleksi, penempatan, dan orientasi menjaga supaya tidak terjadi
karyawan (Mangkunegara, 2007:33). ketidaksesuaian antara apa yang diinginkan
Menurut Singodimedjo (2000) rekrutmen dan apa yang didapat, yang berarti bahwa
merupakan proses mencari, menemukan, suatu organisasi tidak memperoleh
dan menarik para pelamar untuk karyawan yang tepat, baik kualitas maupun
dipekerjakan dalam suatu organisasi. kuantitasnya. Sebuah proses rekrutmen
Rekrutmen adalah kegiatan untuk menarik dimulai dengan pencarian calon dan
sejumlah pelamar agar tertarik dan melamar berakhir sampai lamaran pelamar kerja
ke perusahaan sesuai dengan kualifikasi diterima. Tahap berikutnya setelah
yang diinginkan (Kasmir, 2016:93). persiapan untuk melakukan rekrutmen
Menurut Nitisemito dalam Pasolong selesai dikerjakan adalah mencari calon
(2010:154) seleksi dalam rekrutmen adalah sebanyak jumlah yang diperlukan yang
menetapkan syarat apa yang diperlukan akan diseleksi dan mencari orang yang
untuk jabatan-jabatan tertentu, yang dianggap paling memenuhi syarat untuk
selanjutnya instansi menarik pegawai dari mengisi lowongan (Hamali, 2016:48).
sumber-sumber tenaga kerja dengan Peran rekrutmen dalam manajemen
kegiatan rekrutmen PNS meliputi kegiatan sumber daya manusia, cakupan akan sangat
perencanaan kebutuhan pegawai, analisis luas. Rekrutmen merupakan bagian
jabatan, formasi dan pengadaan pegawai. perencanaan dalam manajemen sumber
Berdasarkan beberapa pengertian di daya manusia, maka perannya sangat besar
atas, bahwa yang dimaksud dengan dalam pengembangannya. Apa batasan
rekruitmen adalah serangkaian proses yang tentang peranan rekrutmen, adalah
dilakukan untuk mencari pelamar kerja memberikan kontribusi yang sangat penting
dengan kemampuan, keahlian dan di dalam mendapatkan sumber daya
pengetahuan yang diperlukan organisasi manusia yang dibutuhkan oleh lembaga,
guna memenuhi kebutuhan SDM yang atau birokrasi dalam konteks ini, sesuai
direncanakan organisasi. dengan tuntutan kualifikasi minimal yang
Arti penting aktivitas rekrutmen dikehendaki. Dengan demikian proses
semakin besar dewasa ini karena beberapa rekrutmen menjadi bagian penting dalam
sebab antara lain (Sulistiyani dan Rosidah, mencari sumber daya manusia sehingga
2007:134): kebutuan pegawai terpenuhi baik dari sisi
Pertama, Mayoritas organisasi, baik swasta kualitas maupun kuantitasnya.
maupun publik berasumsi bahwa akan Maksud dilakukan rekrutmen yaitu
mengalami kekurangan karyawan yang untuk menarik pegawai baru maupun
memiliki keahlian-keahlian yang pegawai lama untuk menduduki posisi
dibutuhkan untuk karyawan-karyawan ataupun jabatan yang lowong.Hal ini juga
modern; bertujuan meningkatkan karier pegwai lama
Kedua, Perampingan organisasi dan dan bagi pegawai baru merupakan
langkah-langkah penghematan biaya yang kesempatan mendapatkan pekerjaanserta

112
IMPLEMENTASI REKRUTMEN...[Dahyar Daraba, Ismiyarto,
Pratiwi Nurhascaryani]

dapat menyumbangkan kreativitas, tenaga, ilmiah, atau administratif untuk instansi


pikiran/ide, ketrampilan yang dimiliki tertentu.
kepada organisasi tersebut. Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Tujuan rekrutmen menurut Cardoso 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang
(1995:106) adalah beraneka ragam dengan diundangkan tanggal 15 Januari 2014,
alasan, antara lain: berdirinya organisasi merupakan jawaban terhadap tantangan
baru; adanya perluasan kegiatan organisasi; untuk merombak secara dramatis undang-
terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan undang tentang kepegawaian yang pernah
kegiatan-kegiatan baru; adanya pekerja ada. Pada zaman orde baru (Orba) pernah
yang pindah ke organiasi lain; adanya ada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
pekerja yang berhenti, baik dengan hormat tentang Pokok-pokok Kepegawaian
maupun tidak dengan hormat; adanya kemudian diperbaharui di masa reformasi
pekerja yang berhenti karena memasuki yaitu Undang-Undang Nomor 43 Tahun
usia pensiun, dan adanya pekerja yang 1999 tentang Perubahan Atas Undang-
meninggal dunia. Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Dari berbagai alasan di atas dapat Pokok-pokok Kepegawaian.
dipahami bahwa rekrutmen dilakukan Dalam Ketentuan Peralihan
khususnya dalam lingkungan birokrasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
diantaranya perluasan kantor maupun dinas tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan
seperti yang sekarang ini banyak dilakukan bahwa semua peraturan perundang-
di daerah-daerah guna menghadapi otonomi undangan yang merupakan peraturan
daerah. Selain itu banyaknya pegawai yang pelaksanaan Undang-Undang Kepegawaian
pensiun karena sudah masanya ataupun dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang
karena alasan usia. tidak bertentangan dan belum diganti
Teknik rekrutmen, yang umum berdasarkan Undang-Undang Nomor 5
dilakukan dengan teknik sentralisasi dan Tahun 2014.
desentralisasi seperti yang diungkapkan Terkait dengan penelitian ini yaitu
oleh Cardoso. Teknik tersebut dapat dipakai rekrutmen diatur dalam Bab III Pengadaan
dalam proses rekrutmen dan ini tergantung PNS mulai dari Pasal 15 sampai dengan
dari organisasi seberapa banyak merekrut Pasal 45 Peraturan Pemerintah Nomor 11
pegawai yang dibutuhkan. Kedua teknik ini Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
selanjutnya oleh Sulistyani dan Rosidah Negeri Sipil yang merupakan ketentuan
(2003:143-144) sebagai berikut: Teknik lebih lanjut dari Pasal 58 sampai dengan
tersentralisasi digunakan apabila suatu Pasal 66 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
instansi memerlukan pegawai dalam 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
jumlah besar. Sedangkan teknik rekrutmen Sebelum Undang-Undang Nomor 5
yang disentralisasikan biasanya digunakan Tahun 2014 terbit, maka pemerintah
oleh instansi yang telatif lebih kecil, berusaha agar rekrutmen PNS lebih
kebutuhan-kebutuhan rekrutmen yang obyektif, transparan, akuntabel dan bebas
bersifat terbatas dan dalam suatu instansi dari KKN maka ujian penyaringan CPNS
yang memiliki berbagai tipe pegawai. dilakukan dengan menggunakan alat bantu
Rekrutmen semacam ini dipergunakan komputer atau Compuuter Assisted Test
untuk posisi-posisi yang bersifat khusus, (CAT). Sebuah langkah besar dan berani
misalnya untuk jabatan-jabatan profesional, dilakukan pemerintah dalam pengadaan

113
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 109 – 122

CPNS pada tahun 2012.Meskipun masih Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2017
semi manual, namun dalam penentuan tentang Nilai Ambang Batas Tes
kelulusan CPNS pemerintah telah mematok Kompetensi Dasar Seleksi CPNS Tahun
ambang batas atau passing grade. Selain itu 2017.
pelaksanaan test sampai tahapan Implementasi kebijakan merupakan
pengumuman hasil ujian telah dilakukan aspek yang penting dari keseluruhan proses
secara obyektif, transparan, fair sehingga kebijakan. Bagaimanapun baiknya suatu
menghilangkan berbagai kecurangan kebijakan, kalau tidak dipersiapkan dan
penyalahgunaan wewenang serta KKN. direncanakan secara baik dalam
Kebijakan pelaksanaan pengadaan CPNS implementasinya, maka tujuan kebijakan
mulai tahun 2012 dituangkan dalam tidak akan bisa diwujudkan (Widodo,
Peraturan Menteri PANRB Nomor 197 2010:85). Implementasi kebijakan menurut
Tahun 2012. Peraturan Kepala Badan Howlett dan Ramesh (1995: 153) adalah “It
Kepegawaian Negara Nomor 9 Tahun 2012 is defined as the process where by programs
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan or policies are carried out; it donotes the
Calon Pegawai Negeri Sipil; dan Surat transltion of plans into practice” (proses
Menteri PANRB Nomor: B- pelaksanaan program-program dan
2432/M.PANRB/3/2013 tentang Penerapan kebijakan-kebijakan yang merupakan
Sistem Computer Assisted Test (CAT) penerjemah dari rencana-rencana ke dalam
dalam seleksi CPNS Tahun 2013 dan Tahun praktek atau tindakan).
2014. Model implementasi kebijakan
Setelah diundangkannya UU Nomor publik ada beberapa, antara lain
5 Tahun 2014 dan diterbitkannya PP Nomor implementasi kebijakan menurut George C.
11 Tahun 2017, dalam Pasal 19 Peraturan Edward III (1980), model implementasi
Pemerintah dimaksud, bahwa pengadaan kebijakan menurut Van Meer dan Van Horn
(rekrutmen) PNS melalui tahapan: a) (1975), model komunikasi dari
perencanaan; b) pengumuman lowongan; c) implementasi kebijakan antar pemerintah
pelamaran; d) seleksi; e) pengumuman hasil (The Communication Model of
seleksi; f) pengangkatan calon PNS; dan g) Intergovernmental Policy Implementation)
pengangkatan menjadi PNS. Goggin, Bowman, Lester dan O’Tole, Jr.
Sebagai tindak lanjut PP Nomor 11 Tahun Dalam penelitian ini implementasi
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri kebijakan publik berupa peraturan
Sipil, maka terkait rekrutmen CPNS perundangan-undangan, mulai dari
diterbitkan Peraturan Menteri PANRB Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014,
Nomor 20 Tahun 2017 tentang Kriteria Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil 2017, Peraturan Menteri PANRB,
dan Pelaksanaan Seleksi CPNS Tahun Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
2017, Peraturan Menteri PANRB Nomor 22 Negara, khususnya berisi materi muatan
Tahun 2017 tentang Nilai Ambang Batas terkait rekrutmen PNS. Peraturan
Tes Kompetensi Dasar Seleksi CPNS perundang-undangan dimaksud merupakan
Tahun 2017, dan Peraturan Menteri kebijakan birokrasi, maka teori yang
PANRB Nomor 24 Tahun 2017 tentang dipergunakan implementasi kebijakan
Perubahan Atas Peraturan Menteri Model Edward III dengan menunjuk empat
Pendayagunaan Aparatur Negara dan variable yang berperan penting dalam

114
IMPLEMENTASI REKRUTMEN...[Dahyar Daraba, Ismiyarto,
Pratiwi Nurhascaryani]

pencapaian keberhasilan implementasi. Kedua, Sumber daya merupakan tingkat


Keempat variabel tersebut meliputi 1) pendidikan implementator, tingkat
komunikasi; 2) sumber daya; 3) disposisi; pendidikan, pemahaman dan aplikasi detail
dan 4) sruktur birokrasi. rekrutmen CPNS;
Keempat variabel di atas dalam Ketiga, Disposisi merupakan karakter
model yang dibangun oleh Edward III implementator terkait rekrutmen CPNS di
memiliki keterkaitan satu dengan yang lain lingkungan Kab. Bogor;
dalam mencapai tujuan dan sasaran Keempat, Struktur birokrasi yang dimaksud
kebijakan. Keempatnya saling bersinergi dalam penelitian ini adalah SOP
dalam mencapai tujuan dan satu variabel pelaksanaan rekrutmen CPNS, bagaimana
akan sangat mempengaruhi variabel yang stuktur dalam pelaksanaan rekrutmen di
lain. lingkungan Kab. Bogor.
Kerangka pemikiran penelitian Berikut disampaikan kerangka
dapat dijelaskan sebagai berikut : pemikiran implementasi kebijakan menurut
Pertama, komunikasi merupakan Edward III dikaitkan dengan Rekrutmen
implementator dan kelompok kebijakan CPNS sesuai dengan Peraturan Pemerintah
terkait dengan rekrutmen CPNS, metode Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
yang dipergunakan dalam sosialisasi, dan Pegawai Negeri Sipil (Pasal 19), sebagai
intensitas sosialisasi; berikut:
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Implementasi Rekrutmen CPNS Sebagai Wujud Rerormasi Birokrasi Di Kab. Bogor

Implementasi Kebijakan Rekrutmen CPNS


(Edward III) (Pasal 19 PP No.11 Tahun
2017)
1. Komunikasi; 1. Perencanaan;
2. Sumber daya 2. Pengumuman lowongan;
3. Disposisi 3. Pelamaran;
4. Struktur Birokrasi 4. Seleksi;
5. Pengumuman hasil seleksi;
6. Pengangkatan CPNS;
7. Pengangkatan PNS.

Kendala Dalam
Impelementasi
Rekrutmen
CPNS

Upaya Mengatasi Kendala


Implementasi Rekrutmen CPNS

Reformasi Birokrasi

Sumber : Edward III, PP 11/2017& Kreasi Tim Peneliti


C. METODE PENELITIAN Sugiyono (2013:10) penelitian deskriptif
Penelitian ini dilaksanakan dengan adalah suatu permasalahan penelitian yang
menggunakan metode penelitian deskriptif berkenaan dengan pertanyaan terhadap
analisis bersifat kualitatif. Menurut keberadaan variabel mandiri, baik hanya

115
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 109 – 122

pada satu variabel atau lebih (variabel yang diharapkan fleksibel dan reflektif tetapi
berdiri sendiri). Jenis penelitian kualitatif tetap mampu mengatur jarak (Fracken
ini termasuk penelitian studi kasus yaitu dikutip Brannen, 1997:11). Penelitian ini
suatu penelitian kualitatif yang berusaha tidak hanya mengungkapkan peristiwa yang
menemukan makna, menyelidiki proses, riil, tetapi diharapkan hasilnya dapat
memperoleh pengertian dan pemahaman mengungkapkan nilai-nilai yang
yang mendalam dari individu, kelomopk, tersembunyi. Terkait dengan penelitian ini
atau situasi. Studi kasus dapat menjadi dapat diperoleh gambaran yang lengkap
berbeda dari bentuk-bentuk penelitian tentang: 1) mendiskripsikan dan
kualitatif lain oleh fakta bahwa studi ini menganalisis implementasi rekruitmen
berfokus pada satu “unit tunggal” atau CPNS sebagai wujud reformasi di Kab.
“suatu sistem terbatas” (Lodico, Spaulding, Bogor; 2) mendiskripsikan dan
dan Voegtle dalam Emzir, 2012:20). menganalisis kendala apa saja yang
Metode kualitatif digunakan untuk dihadapi dalam implementasi rekruitmen
mendapatkan data yang mendalam dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
mengandung makna artinya data yang sebagai wujud reformasi birokrasi di
sebenarnya, pasti dan merupakan suatu nilai Kabupaten Bogor; 3) penelitian ini juga
di balik data yang tampak (Sugiyono, mengungkap upaya apa yang dilakukan
2013:3). Penelitian kualitatif adalah untuk mengatasi kendala implementasi
penelitian yang tidak hanya rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil
mengungkapkan peristiwa, namun juga (CPNS) sebagai wujud reformasi birokrasi
perlu memperhatikan karakteristik di Kabupaten Bogor .
penelitian kualitatif. Peneliti harus Operasionalisasi konsep penelitian
menggunakan diri sendiri sebagai rekrutmen CPNS sebagai wujud reformasi
instrumen mengikuti asumsi-asumsi birokrasi di Kab. Bogor yang berasal dari
kultural sekaligus mengikuti data dalam kerangka pemikiran dalam penelitian, dapat
upaya mencapai wawasan-wawasan digambarkan sebagai berikut:
imajinatif ke dalam dunia social. Peneliti

Tabel 2
Opersional Konsep Penelitian
Implementasi Rekrutmen CPNS Sebagai Wujud Reformasi Birokrasi Di Kab. Bogor

N ASPEK RUANG LINGKUP


O
1. Komunika a. Siapakah impementator dan kelompok sasaran dari kebijakan
si rekrutmen CPNS;
b. Bagaimana sosialisasi kebijakan rekrutmen CPNS
- Metode yang digunakan
- Intensitas komunikasi.
2. Sumber a. Bagaimana kemampuan implementator kebijakan rekrutmen CPNS?
daya - Tingkat pendidikan
- Tingkat pemahaman terhadap tujuan dan sasaran serta aplikasi
detail rekruitmen PNS
- Kemampuan

116
IMPLEMENTASI REKRUTMEN...[Dahyar Daraba, Ismiyarto,
Pratiwi Nurhascaryani]

b. Bagaimana ketersediaan formasi PNS?


- Berapa formasi yang memenuhi syarat
- Prediksi profesionalisme PNS yang telah berhasil diterima
c. Berapa anggaran yang disediakan
.3. Disposisi Bagaimana karakter pelaksana kebijakan rekrutmen CPNS?
- Tingkat komitmen dan kejujuran: dapat diukur dengan tingkat
konsistensi antara pelaksanaan kegiatan dengan kebijakan yang telah
ditetapkan. Semakin sesuai dengan kebijakan semakin tinggi
komitmennya;
- Tingkat demokratis: dapat diukur dengan intensitas pelaksana
melakukan proses rekrutmen CPNS, mencari solusi dari masalah
yang dihadapi dan melakukan diskresi yang berbeda dengan kebiakan
guna mencapai tujuan dan sasaran kebijakan rekrutmen CPNS.
4. Struktur a. Apakah tersedia SOP yang mudah dipahami?
birokrasi b. Bagaimana struktur organiasi pengelola rekrutmen CPNS?
- Sejauh mana rentang kendali antara pucuk piminan dan bawahan
dalam struktur organisasi pelaksana? Semakin jauh berarti semakin
rumit, birokratis dan lambat untuk mrespon perkembangan
implementasi kebijakan rekrutmen CPNS.
Sumber : Indiahono (2009:34) dan kreasi tim peneliti.
Menurut Lofland seperti yang Data yang dicari adalah: 1) data
dikutip Moleong (2002:112), selain berupa yang berkaitan dengan implementasi
kata-kata dan tindakan-tindakan, sumber rekrutmen CPNS sebagai wujud reformasi
data bisa berupa data tambahan seperti birokrasi di Kabupaten Bogor; 2)
dokumentasi dan lain-lain. bagaimana tingkat kesesuaian antara
Sumber data dalam penelitian ini berbagai kebijakan rekrutmen CPNS
adalah: dengan pelaksanaannya di lapangan; 3)
3.3.1 Key informan dan informan. kendala-kendala apa saja dalam
Key informan dalam penelitian ini adalah
Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor (aktor implementasi rekrutmen CPNS di
yang sangat berpengaruh dalam Kabupaten Bogor.
keberhasilan implementasi rekrutmen Informan dipilih secara purposif
CPNS sebagai wujud reformasi birokrasi di yang didasarkan atas subyek yang
Kabupaten Bogor); Kepala Badan menguasai permasalahan, memiliki data
Kepegawiaan, Pendidikan dan Pelatihan dan bersedia memberikan data yang benar-
Pegawai Kabupaten Bogor. benar relevan dan kompeten dengan kajian
Dalam penentuan key informan, penelitian berupa data, keterangan, cerita
teknik sampling yang digunakan adalah atau kata-kata yang bermakna sehingga data
purposive sampling yaitu teknik yang diperoleh dapat digunakan untuk
pengambilan sumber data dengan menjawab tujuan penelitian ini.
pertimbangan tertentu. Pertimbangan Tempat dan Peristiwa
tertentu ini, informan yang dianggap paling Berbagai peristiwa atau kejadian yang
tahu tentang apa yang kita harapkan, atau berkaitan dengan implementasi rekrutmen
mungkin dia sebagai penguasa sehingga CPNS sebagai wujud reformasi birokasi di
akan memudahkan penelitian menjelajahi Kabupaten Bogor yang diwujudkan dalam
obyek (rekrutmen CPNS) yang diteliti. berbagai kegiatan yaitu rapat, diskusi, baik

117
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 109 – 122

yang bertempat di dalam maupun di luar D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kabupaten Bogor. Tim peneliti menganalisis dengan
3.3.2 Dokumen merujuk teori yang disampaikan Edward
Sebagai sumber data lainnya yang bersifat III, terdiri dari empat aspek yaitu
melengkapi data utama yang relevan komunikasi, sumber daya, disposisi, dan
dengan masalah dan fokus penelitian. Data struktur birokrasi dikaitkan dengan
yang diambil adalah: 1) laporan tahunan; 2) rekrutmen CPNS sebagaimana diatur dalam
laporan hasil implementasi rekrutmen Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
CPNS sebagai wujud reformasi birokrasi; 2017 (sebagaimana dalam Gambar-2).
3) peraturan perundang-undangan yang Adapun keempat aspek dikaitkan dengan
berkaitan dengan rekurtmen CPNS dan implementasi rekrutmen CPNS di Kab.
reformasi birokrasi, serta 4) hasil penelitian Bogor dapat disampaikan aspek-aspek
yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten penelitian, kendala dan upaya sebagai
Bogor maupun lembaga lain terkait dengan berikut:
penelitian ini. Data ini dipakai untuk
melengkapi hasil wawancara dan
pengamatan terhadap peristiwa.

NO ASPEK HASIL PEMBAHASAN


1. Komunikasi Aspek komunikasi dikaitkan dengan pelaksanaan rekrutmen CPNS
Kab. Bogor bahwa implementasi kebijakan rekrutmen CPNS dapat
dilaksanakan dengan baik, karena terjadi komunikasi efektif antara
pelaksana rekrutmen CPNS (Tim Pengadaan CPNS Kab. Bogor)
dengan para pelamar CPNS. Tujuan dan sasaran rekrutmen CPNS
dapat disosialisasikan secara baik sehingga dapat menghindari adanya
distorsi atas rekrutmen CPNS. Hal ini karena selain didukung para
pelamar CPNS dalam rekrutmen ini, sehingga tidak ada penolakan dan
kekeliruan dalam mengaplikasikan kebijakan rekrutmen CPNS dalam
ranah yang telah ditetapkan dalam berbagai kebijakan rekrutmen
CPNS mulai dari Peraturan Menteri PANRB, Peraturan Kepala BKN
maupun Peraturan Bupati Bogor perihal rekrutmen CPNS Kab. Bogor
Tahun 2014.
2. Sumber Aspek sumber daya manusia dikaitkan dengan pelaksanaan rekrutmen
daya CPNS Kab. Bogor Tahun 2014 sudah didukung oleh sumber daya yang
memadai, baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial.
Sumber daya manusia dalam implementasi kebijakan rekrutmen CPNS
adanya kecukupan baik kualitas maupun kuantitas implementor yang
dapat melingkupi kegiatan ini terkait dengan pelayanan pada pelamar
CPNS. Sumber daya manusia dan sumber daya finansial dalam
rekrutmen CPNS Kab. Bogor Tahun 2014 sudah diperhatikan,
sehingga implementasi rekrutmen CPNS Kab. Bogor berjalan dengan
baik, efektif dan efisien.
3. Disposisi Aspek disposisi dikaitkan dengan pelaksanaan rekrutmen CPNS Kab.
Bogor Tahun 2014 yaitu menunjuk karakteristik yang menempel erat
kepada Tim Pengadaan atau Rekrutmen CPNS khususnya dan
Pemerintah Kabupaten Bogor pada umumnya, mulai dari pucuk
pimpinan sebagai penanggungjawab rekrutmen CPNS sampai dengan
petugas atau pelaksana di lapangan. Karakter yang penting dimiliki

118
IMPLEMENTASI REKRUTMEN...[Dahyar Daraba, Ismiyarto,
Pratiwi Nurhascaryani]

oleh tim pengadaan atau rekrutmen CPNS yaitu adanya kejujuran,


komitmen dan demokratis. Tim pengadaan/rekrutmen CPNS Kab.
Bogor yang memiliki komitmen tinggi dan jujur akan senantiasa
bertahan diantara hambatan yang ditemui dalam implementasi
rekrutmen ini. Kejujuran dalam pelaksanaan rekrutmen mengarahkan
implementor untuk tetap berada dalam aras program yang telah
digariskan dalam guideline program yang dituangkan dalam berbagai
kebijakan Bupati perihal rekrutmen CPNS. Komitmen dan kejujuran
membawanya semakin antusias dalam melaksanakan tahap-tahap
rekrutmen CPNS mulai dari perencanaan, pengumuman lowongan,
pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi secara konsisten. Sikap
yang demokratis akan meningkatkan kesan yang baik kepada tim
pengadaan atau rekrutmen CPNS dari para pelamar CPNS yang
jumlahnya 8.286 orang. Sikap ini akan menurunkan resistensi dari para
pelamar, khususnya yang tidak diterima sebagai CPNS Kab. Bogor,
dan hal ini menumbuhkan rasa percaya dan kepedulian para pelamar
CPNS terhadap pemerintah Kab. Bogor, khususnya Tim Pengadaan
atau Rekrutmen CPNS di Kab. Bogor.
4. Struktur Aspek struktur birokrasi menjadi penting dalam implementasi
birokrasi kebijakan. Aspek struktur birokrasi ini mencakup dua hal penting
petama adalah mekanisme, dan yang kedua struktur organisasi
pelaksana sendiri. SOP atau mekanisme pendaftaran CPNS,
mekanisme implementasi atau SOP rekrutmen CPNS mulai dari
perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi,
pengumuman hasil seleksi dan pengangkatan CPNS sudah
mencantumkan kerangka kerja yang jelas, sistemtis, tidak berbelit dan
mudah dipahami oleh pelaksana teknis di lapangan maupun pelamar
CPNS. Hal ini mempermudah dalam proses pelaksanaan tahap-tahap
rekrutmen CPNS.

E. KESIMPULAN Bupati Bogor perihal rekrutmen CPNS


1) Aspek komunikasi dalam Kab. Bogor Tahun 2014;
implementasi kebijakan rekrutmen 4) Aspek sumber daya manusia dalam
CPNS dapat dilaksanakan dengan baik, implementasi rekrutmen CPNS Kab.
karena terjadi komunikasi efektif Bogor Tahun 2014 didukung oleh
antara pelaksana rekrutmen CPNS sumber daya yang memadai, baik
(Tim Pengadaan CPNS Kab. Bogor) sumber daya manusia maupun sumber
dengan para pelamar CPNS; daya finansial;
2) Tujuan dan sasaran rekrutmen CPNS 5) Sumber daya manusia dalam
dapat disosialisasikan secara baik, hal implementasi kebijakan rekrutmen
ini terbukti tidak adanya distorsi atas CPNS didukung kualitas maupun
rekrutmen CPNS; kuantitas implementor yang dapat
3) Adanya dukungan para pelamar CPNS melingkupi kegiatan ini terkait dengan
dalam rekrutmen ini, terbukti tidak ada pelayanan pada pelamar CPNS;
penolakan dan kekeliruan dalam 6) Sumber daya manusia dan sumber daya
mengimplementasikan kebijakan finansial dalam rekrutmen CPNS Kab.
rekrutmen CPNS yang secara teknis Bogor Tahun 2014 sudah diperhatikan,
telah ditetapkan dalam Peraturan sehingga implementasi rekrutmen
119
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 109 – 122

CPNS Kab. Bogor berjalan dengan perencanaan, pengumuman lowongan,


baik, efektif dan efisien; pelamaran, seleksi, pengumuman hasil
7) Aspek disposisi dalam implementasi seleksi dan pengangkatan CPNS sudah
rekrutmen CPNS Kab. Bogor Tahun mencantumkan kerangka kerja yang
2014 yaitu menunjuk karakteristik jelas, sistemtis, tidak berbelit dan
kepada Tim Pengadaan atau mudah dipahami oleh pelaksana teknis
Rekrutmen CPNS khususnya dan di lapangan maupun pelamar CPNS;
Pemerintah Kabupaten Bogor pada dan
umumnya, mulai dari pucuk pimpinan 11) Dalam sejarah NKRI, untuk pertama
sebagai penanggungjawab rekrutmen kalinya di Kab. Bogor penerimaan
CPNS sampai dengan petugas atau CPNS pada tahun 2012 menggunakan
pelaksana di lapangan. Karakter passing grade (ambang batas) dan
penting yang dimiliki oleh tim pelaksanaannya berjalan lancar.
pengadaan atau rekrutmen CPNS yaitu F. SARAN
adanya kejujuran, komitmen dan 1) Agar Badan Kepegawaian Pendidikan
demokratis; dan Pelatihan Kab. Bogor dalam
8) Tim pengadaan/rekrutmen CPNS Kab. wawancara memaksimalkan sesi
Bogor yang memiliki komitmen tinggi tersebut khususnya dalam pikiran, hati,
dan jujur akan senantiasa bertahan ucapan dan perbuatan. Apabila hanya
diantara hambatan yang ditemui dalam diukur dengan nilai ijazah belum
implementasi rekrutmen ini; menentukan kemampuan atau keahian
9) Aspek struktur birokrasi ini mencakup calon pelamar CPNS;
dua hal penting petama adalah 2) Seyogyanya kebijakan terkait rekrutmen
mekanisme atau SOP dan yang kedua CPNS yang dikeluarkan pemerintah
struktur organisasi pelaksana sendiri; pusat (Kemenerian PANRB dan BKN)
10) Ada beberapa SOP yang memperlancar tidak cepat berubah, agar tidak
dan implementasi rekrutmen CPNS menyulitkan dalam implementasi di
yaitu SOP atau mekanisme pendaftaran pemerintah kabupaten khususnya badan
CPNS, mekanisme implementasi atau yang menangani rekrutmen CPNS.
SOP rekrutmen CPNS mulai dari

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku:
Arikunto, Suharsimi, 1980, Metodologi Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2002;
Edward III, George C, Implementing Public Policy, Washingon Congressional
Quarterly Press;
Emzir, 2012, Metodologi Peneleitian Kualitatif, Analisis Data, Rawajali Perss, Jakarta;
Flippo, Edwin B, 1992; Manajemen Personalia (ed. Keenam) Jilid 1, Erlangga, Jakarta;
Hamali, Arif Yusuf, 2016; Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi
Mengelola Karyawan, Center for Academic Publishing Service, Jakarta;
Howlett, Michael dan Ramesh M, 1995; Studying Public Policy: Policy Cycles and
Policy Subsystems, Oxford University Press;
Indiahono, Dwiyanto, 2009, Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys, Gava
Media, Yogyakarta;

120
IMPLEMENTASI REKRUTMEN...[Dahyar Daraba, Ismiyarto,
Pratiwi Nurhascaryani]
Kasmir, 2016, Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik), Rajawali Pers,
Jakarta;
----------------, 2009, Perbandingan Administrasi Publik Model, Konsep dan Aplikasi,
Gava Media, Yogyakarta;
Mangkunegara, AA Anwar Prabu, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perubahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung;
Moleong, Lexy J, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,
Bandung;
Nugroho, RIant D, 2003, Kebijakan Publik, Formulasi, Impementasi dan Evaluasi,
Media Komputindo, Jakarta;
Pasolong Harbani, 2010, Teori Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung;
Siagian, Sondang P, 2000, Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi dan
Strateginya, Bumi Aksara, Jakarta;
Singodimedjo, Markum, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, SMMAS,
Surabaya;
Stoner, James A.F, 2006, Management Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, Inc;
Sugiyono, 2013, Medode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung;
Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia:
Konsep, Teori, dan Pegnembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu,
Yogyakarta;
Widodo, Joko, 2010, Analisis Kebijakan Publik Konsep dan Aplikasi Analisis
Proses Kebijakan Publik, Bayumedia Publishing, Malang.

B. Jurnal:
Fitriana, 2016, Studi Tentang Rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Paser
di Kantor Badan Kepegawaian Daerah, Jurnal Adminisrasi Negara;
Martin, Jhon, 2015, Studi Tentang Proses Rekruitmen Pegawai Negeri Siipil Kota
Samarinda, Jurnal Ilmu Pemerintahan;
Maheswara, 2014, Arwiko, Gilang, Implementasi Kebijakan Rekruitmen dan Seleksi
Pegaai Negeri Sipil (Studi pada BKD Kabupaten Sleman.

C. Peraturan Perundang-undangan:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6037);
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20
Tahun 2017 tentang Kriteria Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil dan Pelaksanaan
Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 905);
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22
Tahun 2017 tentang Nilai Ambang Batas Tes Kompetensi Dasar Seleksi Calon Pegawai
Negeri Sipil Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1234);
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 24
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2017 tentang Nilai Ambang Batas Tes
Kompetensi Dasar Seleksi CPNS Tahun 2017);

121
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 109 – 122
6. Peraturan Rektor IPD Nomor 070-621/2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penelitian
Mandiri dan Kelompok Dosen;
7. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil.
D. Lain-lain:
1. Surat Menteri PANRB Nomor: B-2432/M.PANRB/3/2013 tentang Penerapan Sistem
Computer Assisted Test (CAT) dalam seleksi CPNS Tahun 2013 dan Tahun 2014;
2. Warta Reformasi Birokrasi, Menuju Birokrasi yang Bersih, Kompeten dan Melayani, Edisi
Ke-1 Maret 2013;
3. Majalah Pelayanan Publik, Edisi XLII Tahun VIII 2012;
4. Direktori, Profil Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2013;
5. Gerakan Reformasi Birokrasi, Kiprah Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, 2014.

122

You might also like