You are on page 1of 24

INTERVENSI

KEPERAWATAN
Ns. Lukman, M.Kep., MM
PENGERTIAN
• Intervensi keperawatan adalah tindakan yang
dirancang untuk membantu klien dalam beralih
dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang
diinginkan dalam hasil yang diharapkan.
(Gordon, 1994).
• Intervensi keperawatan adalah semua tindakan
asuhan yang perawat lakukan atas nama klien.
Tindakan ini termasuk intervensi yang
diprakarsai oleh perawat, dokter, atau intervensi
kolaboratif. (McCloskey & Bulechek, 1994).
PENGERTIAN
• Kategori dari perilaku keperawatan dimana
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil
yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan
tersebut (Potter &Perry, 2005).
• Intervensi keperawatan adalah apa yang harus
dilakukan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien dan / atau tindakan
yang harus dilakukan oleh perawat.
MENETAPKANTUJUAN DAN HASIL
(OUTCOME)
• Tujuan dan hasil yang diharapkan adalah
pernyataan spesifik perilaku atau respon klien
dari asuhan keperawatan.
• Manfaat dari penulisan tujuan :
– Memberikan arahan untuk intervensi keperawatan
yang individual.
– Menentukan keefektifan intervensi.
• Tujuan Perawatan berpusat pada klien untuk
mencerminkan tingkat kesejahteraan klien
tertinggi dan kemandirian dalam kehidupan.
Klien berpartisipasi dalam penetapan tujuan
sedangkan perawat bertindak sebagai advokat
bagi klien untuk mencegah penyimpangan
dalam tingkat kesejahteraan ketika
mengembangkan tujuan
JENIS TUJUAN
• Tujuan jangka pendek : sasaran yang
diharapkan tercapai dalam periode waktu
yang berlangsung kurang dari 1 minggu.
• Tujuan jangka panjang : sasaran yang
diharapkan tercapai dalam periode waktu
yang lebih dari satu minggu atau berbulan-
bulan.
Tipe Intervensi
intervensi yang diprakarsai oleh
• perawat,
• dokter, dan
• intervensi kolaboratif.
Didasarkan pada kebutuhan klien. Satu klien
mungkin membutuhkan semua dari ketiga
kategori, sementara klien lainnya mungkin
hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai
oleh perawat dan dokter.
Intervensi Perawat-1
• Intervensi perawat adalah respon perawat
terhadap kebutuhan perawatan kesehatan dan
diagnnosa keperawatan klien.
• intervensi ini adalah “Suatu tindakan autonomi
berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk
kepentingan klien dalam cara yang diprediksi
yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan
dan tujuan klien/outcome”. (Bulechek &
McCloskey, 1994).
Intervensi Perawat-2
• Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi
atau arahan dari orang lain.
• Contoh, intervensi untuk meningkatkan
pengetahuan klien tentang nutrisi yang
adekuat atau aktivitas kehidupan sehari – hari
yang berhubungan dengan higiene adalah
tindakan keperawatan mandiri.
Intervensi Perawat-3
• Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi
dokter atau profesi lainnya. Dokter seringkali
dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi
keperawatan mandiri. Namun demikian
berdasarkan undang – undang praktik
keperawatan di sebagian besar negara bagian,
tindakan keperawatan yang berkaitan dengan
aktivitas kehidupan sehari – hari, penyuluhan
kesehatan, promosi kesehatan, dan konseling
berada dalam domain praktik keperawatan.
Intervensi Dokter
• Intervensi dokter didasarkan pada respon
dokter terhadap dioagnosa medis, dan
perawat menyelesaikan instruksi tertulis
dokter. (Bulechek & McCloskey, 1994).
Memberikan medikasi, mengimplementasikan
suatu prosedur invasif, mengganti balutan,
dan menyiapkan klien untuk pemeriksaan
diagnostik adalah contoh – contoh dari
intervensi tersebut.
Intervensi Dokter-1
• Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal
keperawatan bagi perawat untuk meresepkan atau
menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi
tersebut berada dalam praktik keperawatan bagi
perawat untuk menyelesaikan instruksi tersebut dan
untuk mengkhusukan pendekatan tindakan. Sebagai
contoh, dokter menginstruksikan untuk mengganti
balutan 2x sehari, medikasi intravena setiap 6 jam, dan
pemindaian tulang untuk Tn. Diaz. Perawat
memadukan setiap instruksi ini kedalam rencana
perawatan Tn. Diaz sehngga instruksi ini diselesiakan
secara aman dan efisien.
Intervensi Dokter-2
• Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung
jawab keperawatan spesifik dan pengetahuan
keperawatan teknik spesifik. Ketika memberikan
obat – obatan, perawat bertanggung jawab untuk
mengetahui kalasifikasi dari obat, kerja
fisiologisnya, dosis normal, efek samping, dan
intervensi keperawatan yang berhubungan
dengan kerja obat atau efek sampingnya.
Intervensi keperawatan yang berkaitan dengan
pemberian medikasi bergatung pada instruksi
tertulis dokter.
Intervensi Kolaboratif-1
• Intervensi kolaboratif adalah terapi yang
membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan
keahlian dari berbagai profesional perawatan
kesehatan. Sebagai contoh, Tn. Joseph adalah
pria yang berusia 78 tahun yang mengalami
hemiplegia akibat stroke dan juga mempunyai
riwayat demensia lama. Fungsi kognitifnya
terbatas, ia beresiko mengalami masalah yang
berhubungan dengan kerusakan sensasi dan
mobilitas, dan tidak mampu secara mandiri
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari.
Intervensi Kolaboratif-2
• Dengan tujuan agar Tn. Joseph mempertahankan
tingkat kesehatannya saat ini, ia membutuhkan
intervensi keperawatan spesifik untuk mencegah
luka dekubitus; intervensi terapi fisik unutk
mencegah perubahan muskuloskeletal akibat
imobilitas; dan intervensi terapi okupasi untuk
makan dan kebutuhan higiene. Perawatan klien
ini membutuhkan koordinasi intervensi
kolaboratif dari berbagai profesional perawatan
kesehatan yang semuanya diarahkan pada tujuan
jangka panjang untuk mempertahankan tingkat
kesehatan Tn. Joseph saat ini.
INTERVENSI
• Intervensi perawat, intervensi dokter, dan
intervensi kolaboratif membutuhkan penilaian
keperawatan yang kritis dan pembuatan
keputusan. Ketika menghadapi intervensi
dokter atau intervensi kolaboratif, perawat
tidak secara otomatis mengimplementasikan
terapi, tetapi harus menentukan apakah
intervensi yang diminta sesuai untuk klien.
Syarat Intervensi
 Aman dan sesuai usia, kesehatan, dan kondisi individu.
 Dapat dicapai dengan sumber yang tersedia.
 Sesuai dengan nilai, kepercayaan, dan budaya klien.
 Sesuai dengan terapi lain.
 Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
keperawatan atau pengetahuan dari ilmu pengetahuan
yang relevan.
 Memenuhi standar asuhan baku yang ditentukan oleh
hukum negara , organisasi profesi, dan kebijakan
institusi.
Langkah – Langkah
Pembuatan Intervensi
• Beri tanggal dan tanda tangan rencana.
• Tanggal penulisan rencana penting untuk
evaluasi, tinjauan, dan rencana yang akan
datang.
• Tanda tangan perawat menunjukkan tanggung
gugat terhadap pasien dan terhadap profesi
keperawatan, karena keefektifan tindakan
keperawatan dapat dievaluasi.
• Gunakan judul kategori “Intervensi
Keperawatan”. Sertakan tanggal evaluasi pada
tiap tujuan.
Langkah – Langkah
Pembuatan Intervensi
• Spesifik. Perawat kini bekerja dalam shift
dengan lama waktu yang berbeda, 12 jam dan
8 jam, sehingga penting untuk menyebutkan
dengan spesifik waktu intervensi diharapkan.
• Rujuk ke buku prosedur atau sumber
informasi lain, Misalnya “Lihat buku prosedur
unit untuk perawatan trakeostomi”.
Langkah – Langkah
Pembuatan Intervensi
• Sesuaikan rencana dengan karakteristik unit
pasien dengan memastikan bahwa pilihan pasien,
seperti pilihan tentang waktu perawatan dan
metode yang digunakan, dicantumkan.
• Pastikan bahwa rencana keperawatan
menggabungkan aspek pencegahan dan
pemeliharaan kesehatan serta aspek pemulihan.
• Pastikan bahwa rencana berisi intervensi untuk
untuk pengkajian pasien yang bersinambungan.
Langkah – Langkah
Pembuatan Intervensi
• Sertakan aktivitas kolaboratif dan kordinasi dalam
rencana. Misalnya, menulis program untuk
menanyakan ahli gizi atau ahli terapi fisik tentang
aspek khusus perawatan pasien.
• Sertakan rencana pemulangan pasien dan
kebutuhan perawatan di rumah. Perawat perlu
melakukan konsultasi dan membuat pengaturan
bersama perawatan komunitas, petugas dinas
sosial, dan lembaga khusus yang menyediakan
informasi dan peralatan yang diperlukan pasien.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
• Kolom 1
Diagnosis Keperawatan
• Kolom 2
Tujuan/Outcome
• Kolom 3
Intervensi/Implementasi
• Kolom 4
Rasionalisasi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INTERVENSI
• Karateristik diagnose keperawatan
• Hasil yang diperkirakan
• Dasar riset (pengetahuan keperawatan) untuk
intervensi
• Kemungkinan pelaksanaan intervensi
• Kebersediaan klien
• Kompetensi perawat.
MOKASE

You might also like