You are on page 1of 10

TEORI EVOLUSI DARWIN TENTANG ASAL-USUL MANUSIA DAN PENCIPTAAN

MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM MENURUT HARUN YAHYA

Baiq Ayu Nisrina Purnawati


Mahasiswa Program Studi Psikologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang
baiq.ayunisrina@gmail.com

ABSTRAK
Humans are the most ideal creatures among all the organisms that inhabit this planet. There are many
different opinions and theories about how humans were created and where they came from. Western
scientists believe that natural selection led to the evolution of humans from apes. However, Harun Yahya
disagrees with Darwin's theory, which says that humans have a lineage with apes and come from the same
ancestors and then experience natural selection and mutation. The research method of this article uses
literature study by tracing journals that are suitable and relevant to the topic of the article discussed.
Literature study is a series of activities related to library data collection methods, reading and recording,
and processing research materials. The results of this study indicate that humans come from the same
ancestors and have the same lineage as apes according to Darwin's theory of evolution. Meanwhile,
according to Harun Yahya, humans were created by Allah SWT differently and have no relationship with
apes or other animals. The conclusion of this research is that the two theories of Charles Darwin and Harun
Yahya are very contradictory and until now the two theories are still pros and cons for researchers,
scientists and ordinary people.

Keywords: Theory of evolution, Charles Darwin, human origins, Harun Yahya

ABSTRAK

Manusia adalah makhluk yang paling ideal, di antara semua organisme yang menghuni planet ini,. Dengan
banyaknya perbedaan dalam pendapat dan teori tentang bagaimana proses penciptaan manusia dan asal usul
manusia tercipta. Ilmuwan Barat percaya bahwa seleksi alam menyebabkan evolusi manusia dari kera.
Namun Harun yahya tidak setuju dengan teori Darwin yang mengatakan bahwa manusia memiliki nasab
keturunan dengan kera dan berasal dari nenek moyang yang sama kemudian mengalami seleksi alam dan
mutasi. Metode penelitian artikel ini menggunakan studi literatur dengan menelusuri jurnal yang cocok dan
relevan dengan topik artikel yang dibahas. Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengolah bahan penelitian. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa manusia berasal dari nenek moyang yang sama dan memiliki nasab
keturunan yang sama dengan kera menurut teori evolusi darwin. Sedangkan menurut Harun Yahya, manusia
diciptakan oleh Allah SWT dengan berbeda-beda dan tidak memiliki hubungan dengan kera atau hewan
lainnya. kesimpulan dari penelitian ini adalah kedua teori dari Charles Darwin dan Harun Yahya sangat
bertentangan dan hingga saat ini kedua teori tersebut masih menjadi pro dan kontra bagi para peneliti,
ilmuwan maupun masyarakat awam.

Kata Kunci: Teori evolusi, Charles Darwin, asal-usul manusia, Harun Yahya

1
PENDAHULUAN

Teori evolusi manusia merupakan penelaahan eksistensi manusia melalui proses perubahan
secara evolutif, sejak dari bentuk yang paling sederhana sampai bentuk yang paling sederhana
sampai bentuk yang paling sempurna. Dengan demikian, teori evolusi menunjukkan bahwa
manusia yang ada saat ini merupakan hasil perkembangan yang secara berangsur-angsur dari
waktu ke waktu, berurutan berdasarkan sebab musabab tertentu melalui proses sintesis yang
kreatif, yakni dimulai dari hewan hingga membentuk menjadi manusia seperti kita kenal dewasa
ini. Pencetus teori evolusi adalah J.B De Lamarck (1774-1829 M), Charles Darwin (1809-1882
M), dan Alfred Russel Willace (1823-1913 M), ketiga orang ini dianggap sebagai pencetus teori
evolusi yang amat terkenal itu (Mohammad Khadafi, 2008).
Manusia adalah makhluk yang paling ideal, di antara semua organisme yang menghuni
planet ini,. Dengan banyaknya perbedaan dalam pendapat dan teori tentang bagaimana proses
penciptaan manusia dan asal usul manusia tercipta. Ilmuwan Barat percaya bahwa seleksi alam
menyebabkan evolusi manusia dari kera. Bagi beberapa peneliti, pendapat tersebut menyebabkan
terjadinya pro dan kontra. Salah satu ilmuwan yang mencetuskan terciptanya manusia berasal dari
seekor kera adalah Charles Darwin, yaitu salah satu ilmuwan dari ketiga ilmuwan pencetus teori
evolusi. Darwin mengemukakan pernyataannya bahwa manusia dan kera berasal dari satu nenek
moyang yang sama dalam bukunya The Descent of Man yang terbit tahun 1971. Tetapi, walaupun
telah melakukan berbagai penelitian, pernyataan “evolusi manusia” belum pernah dilandasi oleh
penemuan ilmiah yang nyata, khususnya di bidang fosil(Wira, 2019).
Teori Darwin mengenai asal-usul penciptaan manusia yang memiliki satu spesies dengan
kera berbanding terbalik dalam perspektif Islam. Dalam Islam, manusia diciptakan dari setetes air
mani yang disimpan di dalam rahim wanita. Air mani tersebut kemudian berkembang menjadi
gumpalan darah dan segumpal daging, kemudian tumbuh menjadi tulang yang terbungkus oleh
daging, dan ditiupkan ruh ke dalamnya. Menurut Al-Qur’an, kitab suci umat islam, bahwa manusia
berasal dari saripati tanah, seperti yang terdapat dalam QS. Al-Mu’minun ayat 12 :
‫س ٰللَ ٍة ِم ۡن طِ ۡي ٍن‬ ِ ۡ ‫َولَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا‬
َ ‫اۡل ۡن‬
ُ ‫سانَ مِ ۡن‬
Wa laqad khalaqnal insaana min sulaalatim mintiin
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah”

2
Tentu teori Charles Darwin dan perspektif Islam tentang penciptaan manusia sangat
bertentangan. Dalam agama Islam, hanya manusia yang memiliki dan mampu bernalar serta
memainkan peran penting dalam masyarakat yang menjadi pemain utama dalam roda kehidupan
sehari-hari dan mampu memenuhi keinginan dasar atau kebutuhan mereka. Berbeda halnya dengan
kera yaitu hewan yang tidak memiliki akal dan tidak bisa bernalar seperti halnya manusia.
Dalam buku The Descent of Man terbit tahun 1971, Darwin menyatakan bahwa: “Manusia
dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama, sedangkan kerabat terdekat manusia yang
belum punah, yakni gorila dan simpanse (Howard, 1990:94-95). Menurut Darwin (Hart,
1987:113): “Aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi
berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam”.
Darwin menamakan proses ini “evolusi melalui seleksi alam” (Syafii, 2006).
Semua pendapat dan teori Darwin tentang evolusi manusia bahkan bukti-bukti yang telah
dikaji oleh para ilmuwan sangat ditentang keras oleh salah satu tokoh Islam yaitu Harun Yahya
yang dikenal banyak orang karena pemikiran dan pendapatnya yang menentang teori dari Darwin.
Harun yahya tidak setuju dengan teori Darwin yang mengatakan bahwa manusia memiliki nasab
keturunan dengan kera dan berasal dari nenek moyang yang sama kemudian mengalami seleksi
alam dan mutasi. Menurut harun yahya, semua teori Darwin itu salah dan bohong karena
menurutnya manusia diciptakan dengan terpisah oleh Allah swt. Dan tidak memiliki hubungan
dengan hewan seperti kera.
Berdasarkan pendahuluan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari penulisan artikel
ini adalah membahas lebih lanjut dan menganalisis mengenai penciptaan manusia berdasarkan
perspektif teori Darwin dan perspektif Islam.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian artikel ini menggunakan study literature dengan menelusuri jurnal yang
cocok dan relevan dengan topik artikel yang dibahas. Studi literatur adalah serangkaian kegiatan
yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta
mengolah bahan penelitian. Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relevan dengan
permasalahan dan persoalan yang ditemukan atau diteliti.
Data yang digunakan hanya berasal dari publikasi jurnal dan artikel terdahulu yang hanya
berkaitan dengan teori darwinisme dan kritik harun yahya terhadap teori Darwin . Pada tahap

3
pengumpulan data, kata kunci yang digunakan adalah “teori evolusi”, “darwin”, dan “penciptaan
manusia” serta “penciptaan manusia menurut Harun Yahya”. Database atau dataset yang
digunakan untuk penyusunan artikel ini adalah Google Scholar dan Perish or Publish (PoP).

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Teori Evolusi Manusia Menurut Charles Darwin
Evolusi merupakan salah satu teori maupun cabang dalam khasanah ilmu pengetahuan.
Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan pada makhluk hidup atau spesies secara
gradual (perlahan-lahan). Perubahan yang dihasilkan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
menghasilkan spesies atau makhluk hidup yang baru (Duri Kartika et al., 2015).
Teori evolusi dicetuskan oleh J.B De Lamarck (1774-1829 M), Charles Darwin (1809-
1882 M), dan Alfred Russel Willace (1823-1913 M), ketiga orang ini dianggap sebagai pencetus
teori evolusi yang amat terkenal itu (Mohammad Khadafi, 2008). Walaupun jauh sebelum itu, para
ilmuwan sudah membahas mengenai evolusi namun eksistensi dan keberadaan nya mulai dikenal
banyak orang melalui tiga ilmuwan tersebut.
Charles Darwin merupakan salah satu pencetus teori evolusi yang paling terkenal. Teori
evolusi manusia mulai terkenal karena salah satu tokoh yaitu Charles Darwin yang membagi asal-
usul manusia yaitu berdasarkan seleksi alam dan Australopithecus yaitu manusia yang memiliki
hubungan keturunan dengan kera serta berpendapat bahwa manusia berasal dari nenek moyang
yang sama. Teori Darwin ini mendapatkan banyak pertentangan di kalangan ilmuwan, akademisi
maupun agamawan.
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk
yang mirip kera. Selama proses evolusi yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang
lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek
moyangnya yang ditetapkan menjadi empat kelompok dasar sebagai berikut: (a)
Australophithecines (berbagai bentuk yang termasuk dalam genus Australophitecus), (b) Homo
habilis, (c) Homo erectus, (d) Homo sapiens (Nugraha, 2018).
Berikut berupa beberapa pandangan Darwin terhadap asal-usul manusia:
1. Seluruh Makhluk Hidup Berasal dari Nenek Moyang Yang Sama

4
Menurut Darwin (Hart, 1987:113): “Aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan
secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi
berbeda satu sama lain akibat kondisi alam”Darwin (2007: 151) menyatakan bahwa
spesies-spesies yang serumpun ini adalah keturunan dari satu induk atau nenek moyang
yang sama; dan selama proses modifikasi, masing-masing telah menyesuaikan kondisi
dengan kondisi-kondisi kehidupan dimana Darwin hidup, dan telah menggantikan atau
mempunahkan bentuk induknya yang asli. Pendapatnya tentang asal usul makhluk hidup
berasal dari nenek moyang yang sama, merupakan hasil penyimpulan dari penelitian
selama lima tahun saat melakukan pelayaran ke penjuru Amerika Selatan. Darwin
menyoroti tentang keanekaragaman yang terjadi didalam perjalanannya tersebut (Duri
Kartika et al., 2015).
Salah satu penemuan yang melandasi pernyataannya tersebut adalah tentang
perbedaan paruh pada burung Finch di kepulauan Galapagos maupun keanekaragaman
jenis burung merpati piaraan. Selain atas penemuan-penemuan yang Darwin dapatkan,
pendapatnya tersebut juga Darwin didasarkan pada penelitian Wallace lakukan di
kepulauan melayu. Wallace mengamati perubahan yang terjadi pada kupu-kupu betina
dipulau-pulau tersebut. Uraian observasi yang disampaikan oleh Firtz Muller tentang
perubahan bentuk pejantan Crustacea di Brasil yang bertahap dua bentuk yang berbeda
(Duri Kartika et al., 2015).

2. Mekanisme Evolusi Manusia melalui Seleksi Alam


Dalam bukunya yang berjudul The Origin Of Species, Darwin menunjukkan
mengenai asal-usul spesies melalui seleksi alam atau bertahannya ras-ras yang beruntung
dalam perjuangan untuk mempertahankan kehidupan. Menurut Darwin (Hart, 1987:113):
“Aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal
dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam”.
Darwin menamakan proses ini “evolusi melalui seleksi alam”. Seleksi alam merupakan
proses yang terus berlangsung karena lingkungan terus berubah. Kepunahan dapat terjadi
bila proses adaptasi tidak sejalan dengan perubahan lingkungan (Suwarjono et al., 2019).
Seleksi alam membahas seputar gagasan bahwa makhluk hidup paling kuat
menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara

5
memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan
punah (Syafii, 2006). Menurut teori evolusi Darwin, makhluk berevolusi dari jenis
organisme yang paling sederhana (mikroba uniseluler) hingga menjadi makhluk yang
kompleks (multiseluler) dalam kurun waktu jutaan tahun. Teori ini menyatakan, waktu
yang diperlukan untuk proses evolusi yang salah satunya berujung pada terbentuknya
manusia memerlukan waktu jutaan tahun.
Teori evolusi Darwin didasarkan pada lima kunci pengamatan dan turunanya, yakni
: 1. Kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang lebih banyak daripada kemampuan
keturunanya itu sendiri untuk bertahan hidup dan mencapai kedewasaan. 2. Jumlah
individu dalam suatu populasi relatif tetap. 3. Sumber daya makanan terbatas jumlahnya,
namun selalu ada dalam jumlah yang sama setiap saat. 4. Pada jenis-jenis yang
bereproduksi secara seksual, tiap individu umumnya memiliki perbedaan, karenanya
variasi antar individu adalah suatu keniscayaan. 5. Variasi yang muncul pada tingkat
individu, diwariskan kepada keturunanya (Iv et al., 2005).
3. Australopithecus (Kera)
Dalam bukunya yang berjudul The Descent Of Man, Darwin beranggapan bahwa
manusia merupakan keturunan kera. Tujuh puluh juta tahun yang lalu hidup berbagai
spesies yang berwujud setengah-primata yang diduga sebagai asal-usul manusia. Namun,
hanya sedikit fosil yang dapat ditemukan, dan dinyatakan sebagai awal sejenis kera. Hal
tersebut sebagai tanda ketidakpastian asal usul kera (Iv et al., 2005).
Salah satu fosil yang ditemukan adalah fosil australopithecus . Australopithecus
berarti “kera daerah selatan”. Seluruh spesies Australo-pithecus, yang dimasukkan ke
dalam pengelompokan yang berbeda, sebenarnya hanyalah jenis kera punah yang
menyerupai kera zaman sekarang. Dimana pada periode selanjutnya terdapat manusia
Neanderthal. Neanderthal adalah ras manusia “tegap” yang hilang seiring berjalannya
waktu. Para peneliti masa kini memasukkan manusia Neanderthal ke dalam sub-spesies
manusia modern dan memberinya nama “Homo sapiens neandertalensis”
Dan juga terdapat serangkaian titik yang spesies-spesies nya terputus karena
kurangnya bentuk-bentuk fosil yang ditemukan. Pada jenis Homo Sapiens-Modern,
ditemukan banyak perkembangan bentuk-bentuk serpa yang kita kenal sekarang. Jenis ini

6
memiliki perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan penemuan fosil era
sebelumnya. (Wira, 2019).

2. Proses Penciptaan Manusia menurut Harun Yahya


Harun Yahya mengungkapkan bahwa teori evolusi merupakan sumber atau landasan
segala tindakan yang berhubungan dengan rasisme, materialisme, komunisme, imperialisme dan
sebagainya. Harun Yahya berargumentasi bahwa keberadaan filsafat materialisme dari teori
evolusi merupakan wujud pengingkaran atas eksistensi Tuhan sebagai pencipta alam. Setelah
mengkaji tentang konsep asal-usul makhluk hidup menurut teori evolusi, Harun Yahya
beranggapan bahwa teori evolusi mengajarkan ateisme yang akan menimbulkan bencana besar
bagi umat manusia. Harun Yahya berupaya meyakinkan kalangan ilmuwan maupun agamawan
untuk lebih yakin pada konsep penciptaan terpisah atau kreasionisme dengan menyatakan bahwa
seluruh kehidupan telah diciptakan oleh Allah dalam bentuknya masing-masing (Mohammad
Khadafi, 2008).
Adapun beberapa teori atau pendapat dari harun yahya mengenai asal-usul penciptaan
manusia: 1). Jenis-jenis makhluk hidup tak bisa berubah. Tidak mungkin terjadi perubahan dari
satu bentuk makhluk hidup ke bentuk lainnya, misalnya dari ikan menjadi amfibi dan reptil, reptil
ke burung, atau mamalia darat ke paus. 2). Tiap jenis makhluk hidup tidak berkerabat satu sama
lain dan tidak diturunkan dari leluhur yang sama. Masing-masing merupakan hasil dari suatu
tindakan penciptaan tersendiri. 3). Seleksi alam adalah kaidah yang berlaku di alam, tapi tidak
pernah menghasilkan spesies baru. 4). Tidak ada mutasi yang memberikan keuntungan berupa
peningkatan kelestarian makhluk hidup. Selain itu, mutasi tak menambah kandungan informasi
dalam materi genetis makhluk hidup. 5). Catatan fosil tak menunjukkan adanya bentuk
transisional, tapi menunjukkan penciptaan tiap kelompok makhluk hidup secara terpisah.
Paleontology sebagai salah satu bukti langsung adanya evolusi makhluk hidup telah dianggap
sebagai bukti yang justru meruntuhkan teori evolusi dan menunjukkan evolusi makhluk hidup
tidak benar. Penemuan-penemuan fosil tidak menunjukkan adanya bentuk transisi dan ini berarti
bahwa penemuan fosil tersebut telah membuktikan bahwa kehidupan di bumi muncul sudah dalam
bentuk yang lengkap (Mohammad Khadafi, 2008). 6). Abiogenesis (kemunculan makhluk hidup
dari materi tak hidup) tak mungkin terjadi. 7). Kerumitan dan kesempurnaan yang ditemukan pada
tubuh dan DNA makhluk hidup tak timbul karena kebetulan, tapi merupakan bukti ada yang

7
merancang kerumitan tersebut. Menurut Harun Yahya, kerumitan yang ditemukan pada tubuh
makhluk hidup merupakan hasil ciptaan Sang Pencipta, bukan suatu proses kebetulan. 8). Materi
dan persepsi kita adalah ilusi, sedangkan yang nyata adalah Allah, Yang Meliputi segalanya (Teori
Evolusi: Charles Darwin vs Harun Yahya, 2017).
Teori evolusi menurut Harun Yahya adalah kajian materialistik yang bersifat materialisme.
Harun Yahya menganggap teori tersebut sebagai landasan bagi materialisme ateistik sehingga
evolusi identik dengan atheis. Ateisme teori evolusi menurut Harun Yahya telah mengantarkan
pada gagasan tentang istilah-istilah sains teistik atau sains ateistik. Harun Yahya secara jelas
menyatakan bahwa teori evolusi adalah bertentangan dengan penciptaan menurut agama dan Kitab
Suci, karena segala penciptaan adalah hasil ciptaan Allah.

3. Analisis Pendekatan Kedua Perspektif Dari Charles Darwin dan Harun Yahya
Pendekatan teori evolusi Darwin dan pandangan Harun Yahya tentang asal usul penciptaan
manusia adalah dua pandangan yang berbeda secara signifikan. Dari hasil pemaparan diatas tidak
ditemukan adanya pendekatan-pendekatan di antara kedua teori antara Darwin dan Harun Yahya.
Teori evolusi Darwin adalah teori ilmiah yang mengemukakan bahwa semua makhluk
hidup berasal dari nenek moyang yang sama dan berevolusi dari satu bentuk ke bentuk lainnya
melalui seleksi alam dan mutasi. Teori ini telah banyak dibuktikan melalui bukti-bukti ilmiah yang
kuat, seperti bukti fosil, penelitian genetika, dan pengamatan tentang adaptasi makhluk hidup
terhadap lingkungan mereka. Namun beberapa ilmuwan barat juga tidak menyetujui dan
menganggap semua bukti tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan asal-usul terciptanya
manusia.
Harun Yahya (nama pena dari Adnan Oktar) adalah seorang penulis dan pembicara Islam
yang terkenal karena pandangan dan teorinya yang menentang teori evolusi milik Darwin. Harun
Yahya meyakini bahwa teori evolusi bertentangan dengan ajaran Islam dan bahwa manusia
diciptakan secara langsung oleh Allah SWT. Menurut Yahya, bukti-bukti ilmiah yang sudah di
kaji oleh para peneliti dan ilmuwan yang mendukung teori Darwin, tidak dapat diandalkan dan
telah dipalsukan hanya untuk mendukung teori evolusi. Pandangan Yahya ini bertentangan dengan
konsensus ilmiah yang telah dibangun selama beberapa dekade tentang teori evolusi.
Kesimpulannya, dua pandangan ini sangat berbeda dan memiliki asumsi yang berbeda
pula. Teori evolusi Darwin diterima secara luas oleh komunitas ilmiah dan didukung oleh bukti-

8
bukti yang kuat, sedangkan pandangan Harun Yahya adalah pandangan keagamaan yang tidak
didukung oleh bukti empiris yang sama.

SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari semua pembahasan di atas adalah teori evolusi Darwin
merupakan teori ilmiah yang didukung oleh bukti-bukti dan eksperimen ilmiah. Darwin
berpendapat manusia memiliki hubungan dengan sejenis kera yaitu Australopithecus, sementara
teori Harun Yahya tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Namun, pendapat harun yahya juga
banyak di dukung oleh para pemuka agama, ulama dan cendekiawan dalam maupun luar negeri.
Sebagai sebuah teori ilmiah, teori evolusi terus berkembang dan diperbarui seiring dengan adanya
penemuan baru dan kemajuan teknologi, sehingga bisa terus memperkuat kebenarannya dan
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang evolusi makhluk hidup.

9
DAFTAR PUSTAKA

DURI KARTIKA, C., RI, kementrian kesehatan, Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, F., Udayana,
U., ‫ר‬, ‫מזלי‬., Oliver, J., Abdul Majid, J., Sulaiman, M., Zailani, S., Shaharudin, M. R., Saw, B.,
Wu, C. L., Brown, D., Sivabalan, P., Huang, P. H., Houston, C., Gooberman-Hill, S., …
Saskia, T. I. (2015). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標
に関する共分散構造分析Title. 經濟研究, 16(1994), 1–37.
http://eprints.ums.ac.id/37501/6/BAB II.pdf
Iv, B. A. B., Muhammad, B., & Shihab, Q. (2005). No Title. 31–66.
Mohammad Khadafi. (2008). Kritik dan Pandangan Harun Yahya Terhadap Teori Evolusi
Manusia (Evolusionisme). Skripsi, 28.
Nugraha, R. A. (2018). Asal-usul Manusia Menurut Teori Evolusi Charles Darwin Perspektif
Pendidikan Islam. Skripsi, 1–123, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam N.
Suwarjono, H., Rustaman, N. Y., Rustaman, N. Y., Sudargo, F., Sudargo, F., Hidayat, T., &
Hidayat, T. (2019). Perspektif Ilmiah Dan Keyakinan Terhadap Evolusi Mahasiswa Biologi
Di Universitas Berbasis Agama. Jurnal Sosial Humaniora, 10(2), 83.
https://doi.org/10.30997/jsh.v10i2.1874
Syafii, A. (2006). Kritik islam atas teori evolusi darwin. Hunafa, 3, 263–274.
Teori Evolusi: Charles Darwin vs Harun Yahya. (2017). Kumparan Sains.
https://kumparan.com/kumparansains/teori-evolusi-charles-darwin-vs-harun-yahya-
1152927430/2 (diakses pada tanggal 28 Maret 2023)
Wira, C. P. (2019). Teori Evolusi Manusia. Tadris Biologi IAIN Kerinci, 76.

10

You might also like