Professional Documents
Culture Documents
PETUNJUK TEKNIS
PERINGATAN HARI SANTRI NASIONAL (HSN)
PETUNJUK TEKNIS
PERINGATAN HARI SANTRI NASIONAL (HSN)
TINGKAT KECAMATAN SALAWU
KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal yang tersebar di
Indonesia. Dimana pondok pesantren lahir ditengah-tengah masyarakat. Setiap pondok pesantren
memiliki ciri khas yang berbeda-beda tergantung dari bagaimana tipe leadershipnya dan metode
seperti apa yang diterapkan dalam pembelajarannya. Pondok pesantren merupakan tempat para
santri menimba ilmu dan mengembangkan diri.
Kecamatan Salawu merupakan bagian dari Kabupaten Tasikmalaya secara geografis
merupakan daerah dataran yang subur memiliki has wilayah 2.563,35 Km2. Sepanjang jarahnya,
Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah yang memiliki nilai religiusitas yang kental.
Kabupaten Tasikmalaya dikenal sebagai pusat keagamaan besar di Jawa Barat, hal itu dikarenakan
banyaknya pondok pesantren yang berdiri hampir di semua sudut di kabupaten ini. Bahkan, tokoh
pejuang nasional pun lahir dari pesantren yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, yakni KH. Zainal
Mustafa. Berdasarkan data yang diunggah oleh Pangkalan Data Pondok Pesantren Provinsi Jawa
Barat / Open Data Jabar (www.jabarprov.go.id), pada tahun 2021, Kabupaten Tasikmalaya
memiliki lebih dari 1344 pesantren tersebar di penjuru wilayah Kabupaten dengan jumlah santri
sebanyak 137.237 orang.
Hari Santri Nasional (HSN) jatuh pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan ini
telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015. Penetapan Hari Santri
Nasional dimaksudkan untuk mengingat dan meneladani semangat jihad para santri merebut serta
mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para ulama. Hari Santri Nasional
(HSN) memiliki arti dan makna yang penting bagi kalangan santri sendiri dan segenap elemen
bangsa. Dalam sejarah, peran mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sudah tidak
diragukan lagi. Mereka ikut merebut Indonesia, membangun Indonesia dan mempertahankan
NKRI.
Pemerintah Kecamatan Salawu sesuai dengan visi Kabupaten Tasikmalaya yaitu religius
islami terus berkomiten mengembangkan dan memajukan pendidikan keagamaan diantaranya
pondok pesantren beserta para santrinya dan selalu bersinergi dengan para ulama. Berpijak pada
hal tersebut diatas Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya pada Tahun 2023 ini akan
menyelenggarakan Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-8 tingkat Kecamatan Salawu.
B. LANDASAN HUKUM
Bupati Tasikmalaya Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Daerah
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2022 Nomor 3);
15) Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 121 Tahun 2021 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022 (Berita Daerah Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2021 Nomor 121) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 78 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 121 Tahun 2021 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tasikmalaya Tahun Anggaran 2022 (Berita
Daerah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2022 Nomor 78).
KETENTUAN LOMBA
Peserta lomba harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Berasal dari pondok pesantren terdaftar dibuktikan dengan izin operasional pondok
pesantren Kecamatan Salawu dari Kantor Kementerian Agama KabupatenTasikmalaya
2) Santri mukim pada pondok pesantren minimal dalam 12 bulan terakhir, yang dibuktikan
dengan sekurang-kurangnya satu dari :
a. Raport/kasyfuddarajah pesantren sekurang-kurangnya yang telah ditempuh dalam 12
bulan terakhir; atau
6
b. surat keterangan dari pimpinan pesantren bahwa yang bersangkutan adalah santri
mukim dan aktif pada pondok pesantren sekurang-kurangnya dalam 12 bulan
terakhir.
c. Santri Terdaftar Di Emis Kementerian Agama
3. Ketentuan Lomba
SMP (Sapinah,)
SMA (Sulam Taufiq, Fathul Qorib )
Sistem Lomba :
1. Pemilihan Maqra’ dan Soal
Maqra’ yang akan dibaca oleh peserta musabaqah, diatur sebagai berikut:
1. Maqra’ disiapkan Oleh Panitia Maksimal 24 Jam sebelum Peserta Akan Tampil
2. Maqra’ dipilih dari kitab-kitab yang dimusabaqahkan, sesuai dengan tingkatan dan
tahapan musabaqah;
3. Pemilihan maqra’ oleh peserta dilakukan melalui undian sebelum peserta naik mimbar
musabaqah;
4. Maqra’ yang telah dipilih oleh masing-masing peserta tidak dapat ditukar kepada
peserta lain.
2. Musabaqah
1. Musabaqah dilakukan dengan Langsung tanpa Final
2. Penentuan pemenang ditentukan oleh nilai tertinggi yang diberikan oleh dewan
hakim;
3. Setiap peserta disediakan waktu tampil sekitar 10 menit, dengan rincian maksimal 5
(Lima) menit pertama untuk membaca dan menjelaskan maqra, dan selebihnya untuk
menjawab pertanyaan dewan hakim;
4. Ketentuan waktu musabaqah ditandai dengan lampu berwarna, yaitu: lampu kuning
pertama tanda persiapan; lampu hijau tanda mulai membaca; lampu kuning kedua
tanda peringatan akan habisnya waktu membaca; lampu merah pertama tanda
berhenti membaca; lampu hijau kedua tanda mulai tanya jawab; dan lampu merah
kedua tanda habisnya waktu;
5. Pemenang musabaqah terdiri atas Pemenang I, II, dan III peserta putera, serta
pemenang I, II, dan III peserta puteri untuk setiap majelis.
3. Penilaian
1. Kriteria Penilaian
Penilaian musabaqah dilakukan terhadap 2 (dua) komponen, yaitu komponen bacaan
(bunyi) maqra dan komponen pemahaman makna maqra dengan skala dan bobot nilai
masing-masing sebagaimana lampiran Form Penilaian Lomba Membaca,
Menerjemahkan, dan Memahami Kitab Kuning.
8
2. Cara Penilaian:
a) Peserta maju ke majlis musabaqah setelah mendapatkan panggilan petugas
(announcer), berdasarkan undian peserta;
b) Hakim/ ketua majlis membuka musabaqah dengan 'basmalah';
c) Setiap peserta musabaqah disediakan waktu maksimal 10 menit,dengan
mengikuti tanda waktu yang diatur oleh panitia dengan ketentuan 6 menit untuk
Pembacaan , menerjemahkan dan menjelaskan, 4 Menit untuk pertanyaan dari
dewan Juri.
d) Peserta diminta untuk mendemonstrasikan bacaan membaca teks maqra sebagian
atau seluruh teks maqra;
e) Kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang aspek makna; dan menjelaskan
tentang makna bacaan sesuai dengan pertanyaan dari Dewan Hakim;
f) Penilaian Penampilan peserta Musabaqoh Qiroatul Kutub dari 50 sampai 90
2. Ketentuan Khusus
a. Peserta lomba Marawis, Hadroh, Kosidah, terdiri dari 1 tim yang
berjumlah maksimal 10 orang
b. Peserta tidak diperkenankan tampil rangkap dengan grup yang berbeda
c. Lagu yang dibawakan berupa lagu yang telah ditentukan panitia yaitu lagu 1
wajib Dan satu lagu Pilihan Lagu wajib : Syubanul Wathan dan Lagu Pilihan :
(Mughram, Huwanur, Busyrolana, Wulidal Musyarof, Alamate Anak Shaleh,
Ya-Asyikol)
d. Alat musik yang diperkenankan adalah alat utama Marawis, Hadroh, Kosidah,
Peserta membawa alat music masing-masing (panitia tidak menyediakan alat
musik)
e. Peserta diperbolehkan memakai gerakan/koreo yang sesuai
f. Waktu pelaksanaan sesuai yang telah ditetapkan panitia
3. Teknis Lomba
a. Peserta tiba di lokasi paling lambat 15 menit sebelum pembukaan.
b. Waktu penampilan untuk 2 lagu dengan durasi maksimal 15 menit mulai dari
salam pembuka yang ditandai dengan lampu hijau sampai dengan selesai dengan
rincian : 0-13 menit Lampu Hijau (mulai), 13-14 menit : Lampu Kuning (siap-
siap selesai) dan 14-15 menit: Lampu Merah (selesai) lebih dari 15 menit maka
juri akan mengurangi nilai peserta.
c. Stay in room (peserta diperkenankan untuk selalu hadir/ diam di lokasi selama
lomba berlangsung).
d. Peserta yang dipanggil 3 x berturut-turut tidak hadir maka menjadi urutan
terakhir.
e. Perlombaan Marawis, Hadroh, Kosidah tidak boleh memakai Mars/Intro diawal
maupun diakhir
4. Penilaian
a. Vocal (Materi vocal, Teknik vocal, Penguasaan lagu, Aransemen lagu,
Artikulasi, Koor, Kefasihan dan harmonisasi).
b. Instrument (Aransemen music, Tempo, Variasi, Aransemen lagu, Irama,
Sinkronisasi music, Skill individu, Instrument dan Kreatifitas).
10
I. KETENTUAN UMUM
VII. PENILAIAN
A. Penilaian juri didasarkan pada tiga aspek :
1) Materi pidato sesuai tema yang telah ditetapkan.
2) Aspek-aspek penyajian meliputi pemilihan diksi, kesesuaian isi dengan tema pidato, sasaran isi
pidato, kelancaran, kejelasan ujaran, keruntutan, variasi intonasi, percaya diri, ekspresi, dan
santun kinestetika.
3) Waktu Alokasi waktu yang digunakan sesuai ketentuan. Pemenang didasarkan pada akumulasi
keseluruhan nilai masing-masing peserta dari tiap juri dan keputusan juri tidak dapat diganggu
gugat.
VIII. PENJURIAN
1) Semua penampilan pidato akan dinilai dan diputuskan oleh dewan juri.
2) Keputusan dewan juri bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.
3) Penjurian akan dilakukan dengan menganut 3 (tiga) aspek, yaitu isi pidato, kebahasaan,
dan penampilan.
4) Selama dewan juri melakukan penilaian, peserta disilahkan menunggu di luar ruangan
perlombaan.
5) Dewan juri dapat memberikan evaluasi verbal selama maksimal 5 (lima) menit setelah
menentukan pemenang.
6) Jika peserta ingin meminta evaluasi verbal lebih lanjut, dapat meminta secara personal kepada
juri di luar waktu yang dialokasikan.
TEMA PIDATO
a. Kategori Lomba
1) Lomba terdiri dari 1 kelompok/tim
2) 1 tim berjumlah maksimal 2 orang
b. Waktu Lomba
1) Waktu penampilan 1 tim Maksimal 10 menit
c. Ketentuan Lomba
1). Setiap tim mengambil 1 maqro yang telah dibuat oleh panitia
12
2). Setelah mengambil maqro 1 orang membaca fasal/bab maqro yang diambil secara
talaran/hafalan
3. Setelah beres membaca dilanjut penjelasan terkait bab/fasal maqro yang dipilih tadi oleh 1 orang
lagi
4. Setelah beres menjelaskan dilanjutkan tanya jawab oleh dewan juri maksimal 2 pertanyaan
terkait maqro yg dipilih.
Tabel Mata Lomba & Dewan Juri HSN KEC. SALAWU TAHUN 2023
160 menit