You are on page 1of 9

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 7, Nomor 1, Mei 2017

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM


MENGEMBANGKAN NILAI MORAL YANG TERKANDUNG DI DALAM
MATERI DEMOKRASI DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 1 SUNGAI RAYA KEPULAUAN KABUPATEN BENGKAYANG

Syarif Firmansyah
Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
IKIP PGRI Pontianak Jl Ampera No. 88 Pontianak
email: firman230684@gmail.com

ABSTRACT

Basically the acquisition of moral values is seen as the regeneration of the traits of a person. It can be
said that the moral values as continuity of psychological processes such as perception, attitude, and
belief in oneself. On the other hand, some are saying that the acquisition of moral values as the social
interaction between the individual and his environment. Current perspective is more emphasis on the
role of the outside world as a factor that facilitates value system. The role of parents, teachers,
community and moral value system that is maintained in an environment in which he lives is an
important factors for the possession of the moral values of the individual self. In the view of philosophy,
moral values are often associated with the problem of goodness. Something is said to have a moral
value if something is useful, true (truth value), beautiful (aesthetic value), good (moral values), religious
(religious values), and so forth. Moral values and the ideal is something that is good. Hence the value
is regarded as something abstract and can not be touched by the five senses. In connection with this,
the Fraenkel (in Hamid Darmadi, 2007: 27) states that this nilaimoral presence in the "people's minds"
(human chimera) as well as different other. The opinion similar to the view of this Fraenkel is Rokeah,
stating that moral values is something valuable that is considered valuable, fair, good and beautiful as
well as to guide or handle themselves.

Keyword: the role of teacher, civics, develop, moral values, democracy matter.

ABSTRAK

Pada dasarnya perolehan nilai moral dipandang sebagai proses regenerasi dari sifat-sifat bawaan yang
dimiliki seseorang. Dapat dikatakan bahwa nilai moral sebagai kontinuitas dari proses psikologis
lainnya seperti persepsi, sikap, dan keyakinan pada diri seseorang. Di lain pihak, ada pula yang
mengatakan bahwa perolehan nilai moral sebagai interaksi sosial antara individu dengan
lingkungannya. Cara pandang seperti ini lebih menekankan pada peran dunia luar sebagai faktor yang
memfasilitasi sistem nilai. Peran orang tua, guru, masyarakat sekitar dan sistem nilai moral yang
dipelihara dalam lingkungan tempat ia tinggal merupakan faktor-faktor penting bagi proses pemilikan
nilai moral pada diri individu. Dalam pandangan filsafat, nilai moral sering dihubungkan dengan
masalah kebaikan. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai moral apabila sesuatu itu berguna, benar (nilai
kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral), religius (nilai religi), dan sebagainya. Nilai moral
merupakan sesuatu yang ideal dan bersifat baik. Oleh karena itulah nilai dianggap sebagai sesuatu
yang abstrak dan tidak dapat disentuh oleh panca indera. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
Fraenkel (dalam Hamid Darmadi, 2007:27) menyatakan bahwa nilaimoral LQL DGDQ\D GDODP ³SHRSOH¶V
minds´ DQJDQ-angan manusia) serta berlainan dengan lainnya. Adapun pendapat yang mirip dengan

82
Syarif Firmansyah, Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Nilai Moral yang Terkandung di dalam Materi Demokrasi di
Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 7, Nomor 1, Mei 2017

pandangan Fraenkel ini adalah Rokeah, yang menyatakan bahwa nilai moral merupakan sesuatu yang
berharga yang dianggap bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri.

Kata kunci: peran guru, PKn, mengembangkan, nilai moral, materi demokrasi.

A. Pendahuluan Dalam pandangan filsafat, nilai moral


Pada dasarnya nilai moral merupakan sering dihubungkan dengan masalah
sesuatu yang abstrak, yang mempunyai kebaikan. Sesuatu dikatakan mempunyai
ciri-ciri tertentu dan dapat dilihat dari nilai moral apabila sesuatu itu berguna,
tingkah laku, memiliki kaitan dengan istilah benar (nilai kebenaran), indah (nilai
fakta, tindakan, norma, moral, cita-cita, estetika), baik (nilai moral), religius (nilai
keyakinan dan kebutuhan. Nilai itu ada religi), dan sebagainya. Nilai moral
tetapi tidak mudah dipahami. Sifatnya yang merupakan sesuatu yang ideal dan bersifat
abstrak dan tersembunyi di belakang fakta baik. Oleh karena itulah nilai dianggap
menjadi salah satu penyebab sulitnya nilai sebagai sesuatu yang abstrak dan tidak
dipahami. dapat disentuh oleh panca indera.
Ketika kemampuan manusia Sehubungan dengan hal tersebut,
dibicarakan, pemikiran klasik dalam maka Fraenkel (dalam Hamid Darmadi,
psikologi sampai pada pertanyaan tentang 2007:27) menyatakan bahwa nilaimoral ini
makalah yang paling berpengaruh pada DGDQ\D GDODP ³SHRSOH¶V PLQGV´ DQJDQ-
proses belajar seseorang, maka angan manusia) serta berlainan dengan
jawabannya adalah faktor bawaan atau lainnya. Adapun pendapat yang mirip
faktor lingkungan, dimana kedua faktor dengan pandangan Fraenkel ini adalah
tersebut paling berpengaruh terhadap Rokeah, yang menyatakan bahwa nilai
perkembangan diri manusia. Faktor moral merupakan sesuatu yang berharga
bawaan dan faktor lingkungan sangat erat yang dianggap bernilai, adil, baik dan indah
kaitannya dalam proses perolehan nilai serta menjadi pedoman atau pegangan diri.
moral seseorang dalam kehidupannya. Selanjutnya menurut Imam Al Ghazali,
Pada dasarnya perolehan nilai moral (dalam Hamid Darmadi, 2007:27)
dipandang sebagai proses regenerasi dari menyatakan bahwa keberadaan nilai moral
sifat-sifat bawaan yang dimiliki seseorang. LQL GDODP ³OXEXN KDWL´ $O 4ROEX VHUWD
Dapat dikatakan bahwa nilai moral sebagai menyatu/bersatu raga di dalamnya menjadi
kontinuitas dari proses psikologis lainnya suara dan hati atau hati nurani (the
seperti persepsi, sikap, dan keyakinan conscience of man).Nilai moral manusia
pada diri seseorang. Di lain pihak, ada pula baru akan menjadi satu pribadi dan bersatu
yang mengatakan bahwa perolehan nilai raga menjadi sistem organik dan personal
moral sebagai interaksi sosial antara apabila sudah mencapai tahap sebagai
individu dengan lingkungannya. Cara keyakinan diri atau prinsip serta tersusun
pandang seperti ini lebih menekankan sebagai sistem keyakinan (belief system).
pada peran dunia luar sebagai faktor yang Hal ini harus benar-benar diyakini dan
memfasilitasi sistem nilai. Peran orang tua, menjadi jati dirinya.
guru, masyarakat sekitar dan sistem nilai Siswa dikatakan bermoral jika mereka
moral yang dipelihara dalam lingkungan memiliki kesadaran moral, yaitu dapat
tempat ia tinggal merupakan faktor-faktor menilai hal-hal yang baik dan buruk. Hal-
penting bagi proses pemilikan nilai moral hal yang boleh dilakukan serta hal-hal yang
pada diri individu. etis dan tidak etis. Siswa yang bermoral
dengan sendirinya akan tampak dalam

83
Syarif Firmansyah, Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Nilai Moral yang Terkandung di dalam Materi Demokrasi di
Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 7, Nomor 1, Mei 2017

penilaian atau penalaran moralnya serta dengan tujuan agar permasalah yang
pada perilakunya yang baik, benar, dan diteliti tidak terlalu luas. Adapun sub-sub
sesuai dengan etika. Artinya, ada kesatuan masalah dalam penelitian ini adalah
antara penalaran moral dengan perilaku sebagai berikut :
moralnya. 1. Bagaimanakah perencanaan
Berdasarkan beberapa pendapat pengajarantentangpemahaman nilai
diatas maka peneliti menyimpulkan moral padasiswakelas VIII Sekolah
EDKZD³8QWXN PHPLOLNL PRUDOLWDV \DQJ EDLN Menengah Pertama Negeri 1 Sungai
dan benar, seseorang tidak cukup sekedar Raya Kepulauan Kabupaten
telah melakukan tindakan yang dapat Bengkayang?
dinilai baik dan benar. Seseorang dapat 2. Bagaimanakah peran guru dalam
dikatakan sungguh-sungguh bermoral perencanaan
apabila tindakannya disertai dengan pengajarantentangpengembangannila
tindakan dan pemahaman akan kebaikan i moral padasiswakelas VIII Sekolah
yang tertanam dalam tindakan Menengah Pertama Negeri 1 Sungai
WHUVHEXW´XQWXN LWX SHQXOLV PHQHUDSNDQ Q\D Raya Kepulauan Kabupaten
pada materi demokrasi Bengkayang?
Berdasarkan hasil pra observasi yang B. Metode
penulis lakukan di Di Sekolah Menengah Metode yang digunakan dalam
Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan penelitian ini adalah metode deskriptif
Kabupaten Bengkayang terlihat bahwa digunakan untuk berupaya memecahkan
kemampuan guru, khususnya Pendidikan atau menjawab permasalahan yang
Kewarganegaraan dalam memberikan sedang dihadapi pada situasi sekarang.
pemahaman tentang nilai dan moral pada Menurut Hadari (2007:67) bahwa metode
siswa masih belum optimal. Hal ini dapat deskriptif ³dapat diartikan sebagai prosedur
terlihat dari sikap dan tingkah laku siswa pemecahan masalah yang diselidiki
sehari-hari. Temuan yang terlihat dari dengan menggambarkan/melukiskan
prilaku peserta didik antara lain,kurangnya keadaan subjek/obyek penenelitian
hormat (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-
kepada guru, rendahnya ketaatan lain) pada saat sekarang berdasarkan
terhadap disiplin sekolah oleh karena itu fakta-fakta yang tampak, atau sebagai
perlu dilakukan upaya-upaya tertentu agar mana adanya´.
guru mampu memberikan pemahaman Adapun bentuk yang digunakan
pada siswa tentang nilai dan moral pada dalam penelitian ini adalah bentuk
setiap pembelajaran. deskriptif analitis yang mana data yang
Berdasarkan uraian pada latar diproleh seperti hasil pengamatan, hasil
belakang penelitian di atas, maka secara wawancara, dokumen yang disusun
umum dapat dirumuskan bahwa yang peneliti dilokasi penelitian yang tidak
menjadi masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk angka ±angka
DGDODK ³%DJDLPDQDNDK 3HUDQ *XUX melainkan kata ±kata. Lokasi penelitian di
Pendidikan Kewarganegaraan dalam SMP N 1 Sui Raya Kelas VIII. Sedangkan
Mengembangkan Nilai Moral Yang Alat pengumpulan data Panduan
Terkandung di Dalam Materi Demokrasi Di Observasi, Panduan wawancara,
kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Dokumentasi. Teknik analisis data yang
Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan digunakan dalam penelitian ini adalah
.DEXSDWHQ %HQJND\DQJ"´ 3HUPDVDODKDQ analisis data kualitatif, mengikuti konsep
umum tersebut kemudian dipersempit yang dituliskan oleh Miles and Huberman

84
Syarif Firmansyah, Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Nilai Moral yang Terkandung di dalam Materi Demokrasi di
Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 7, Nomor 1, Mei 2017

(Sugiono, 2014: 183), mengemukakan praktik sekelompok manusia, moral


³EDKZD DNWLILWDV GDODP DQDOLVLV GDWD dipakai untuk perbuatan yang dinilai,
kualitatif dilakukan secara interaktif dan moral lebih menitik beratkan pada
berlangsung terus menerus pada setiap perbuatan manusia itu
tahapan penelitian sehingga sampai sendiri.Selanjutnya menurut Poespo
WXQWDV GDQ GDWDQ\D VDPSDL MHQXK´ Projo : (1998 : 2-3) kata moral berasal
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data dari mos untuk kebiasaan yaitu,
reduction, data display, dan conclusion kebiasaan yang fundamentalis, berakar
drawing/verification. pada sesuatu yang lekat pada kodrat
manusia seperti mengatakan
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan kebenaran, menghormati orang tua.
1. Perencanaan pengajaran tentang Kebiasaan tersebut bukan sekedar
pemahaman nilai moral pada siswa kebiasaan adat semata, melainkan
Dalam hal ini dibahas terlebih perbuatan yang benar.pendapat diatas
dahulu dikemukakan nilai diartikan masih ada unsur kesamaan dengan
sebagai harga, penghargaan, pengertian moral yang diungkapkan
penaksiran. Nilai dari suatu objek oleh A Gunawan setiadi : (2003 : 90)
tergantung pada subjek yang maksudnya moral bukan sekedar apa
menilainya. Menurut Darji yang biasa dilakukan orang atau
Darmodiharjo, et.al (2000 :35). sekelompok orang, melainkan apa-apa
Menyatakan nilai adalah sesuatu yang yang tidak baik dan apa-apa yang baik,
berharga, bermutu, menunjukkan mengenai apa yang patut dan apa yang
kualitas, dan berguna bagi manusia, tidak patut dilakukan.
Kemudian menurut (K bertens, 1993) Berdasarkan beberapa pendapat
nilai adalah sebagai suatu para ahli diatas dapat peneliti
kecenderungan prilaku yang berawal simpulkan bahwa nilai moral
dari gejala-gejala psikologis setiap merupakan suatu upaya pendidikan
hasrat, motif, sikap, kebutuhan dan dengan menanamkan nilai moral yang
keyakinan yang dimiliki secara sesuai norma logika etika, estetika dan
individual sampai pada wujud tingkah agama yang berdimensi personal,
lakunya yang unik. Sedangkan nilai sosial, kebangsaan, kemanusiaan dan
dalam kehidupan manusia dan harus Ketuhananyang terpatri. Selanjutnya
diterapkan dengan sebaik-baiknya pancasila sebagai normaacuan
dalam kehidupan sehari-hari. Dari kehidupan berbangsa indonesia
kedua pendapat diatas dapat ditarik mempunyai target yang sangat luas
kesimpulan nilai adalah sesuatu yang yaitu pengalaman nilai moral dengan
berharga yang dianggap bernilai, adil, penuh keyakinan dan nalar, target
baik dan indah serta menjadi pedoman umum dan menyeluruh itu membawa
dan pegangan diri serta menjadi acuan misi menurut C. Khalberg (2002: 18)
dan atas keyakinan diri sendiri. a. Menanamkan nilai moral pancasila
Sedangkan kata moral merupakan menjadi jati diri peserta didik
kebiasaan atau tata cara hidup sehinggamenjadi pola landasan
menunjuk pada prilaku yang berpikir, meresapdalam kalbu,
diharapkan. Menurut M.Said (2006: 23) mempribadi menjadi sistim
maksudnya adat atau tata cara hidup, keyakinan yang akan melahirkan
moral menunjukan cara berbuat yang kesiapan untuk berprilaku.
menjadi adat karena persetujuan atau

85
Syarif Firmansyah, Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Nilai Moral yang Terkandung di dalam Materi Demokrasi di
Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 7, Nomor 1, Mei 2017

b. Membina generasi untuk kepada siswa dalam materi


memahami dan mampu turut serta demokrasi agar penerapan
dalam kehidupan. demokrasi berjalan dengan baik jika
c. Untuk mengupayakan hal tersebut konsep dan pemahamannya di
perlu meningkatkan kemampuan integrasikan dengan nilai moral.
belajar dengan melibatkan siswa c. Menurut guru Pendidikan
dalam proses pembelajaran. Kewarganegaraan siswa sangat
memahami nilai moral serta antusias
Dari pernyataan diatas aktivitas dan tertarik sekali terhadap materi
guru dalam penelitian ini demokrasi
adalahmenanamkan tentang d. Cara guru pendidikan
pemahaman nilai moral dalam proses kewarganegaraan memberikan
perencanaan pengajaran, memberikan pemahaman nilai moral melalui
dorongan kepada siswa untuk praktek musyawarah yang baik tertib
meningkatkan hasil belajar nya serta dan aman dalam materi demokrasi
dapat memperbaiki sifat dan prilaku e. Menurut guru Pendidikan
siswa. Selanjutnya berdasarkan Kewarganegaraan perlu
wawancara peneliti dengan ibu Lena dihubungkannya nilai moral dalam
Baini SP.d, selaku guru pendidikan materi demokrasi agar konsep
kewarganegaraan mengatakan demokrasi yang mereka tangkap
perencanaan pengajaran tentang sejalan dengan aturan yang benar.
SHPDKDPDQ QLODL PRUDO VLVZD³$NWLYLWDV Berdasarkan pendapat tersebut
siswa ketika diberikan arahan serta diatas, dapat disimpulkan bahwa
dorongan untuk belajar secara teratur perencanaan pengajaran tentang
sudah cukup baik ini terlihat dari pemahaman nilai moral pada siswa
antusiasnya siswa dalam belajar khususnya dorongan untuk belajar dan
khususnya pada materi demokrasi ini pembinaan prilaku dapat terlaksana
dimana siswa rajin bertanya dan dengan baik.
menjawab pertanyaan yang diberikan, Menurut pendapat 4 siswa yang
serta dalam beraktifitas dikelas siswa saya wawancara pada tanggal
berprilaku dengan baik sesuai nilai PHQJDWDNDQ EDKZD ³
moral yang di tanamkan kepada Aktivitas kami ketika diberikan
siswaBerdasarkan hasil wawanacara dorongan untuk belajar secara teratur
peneliti dengan guru Pendidikan dan pemahaman nilai moral adalah
Kewarganegaraan kelas VIII Sekolah berusaha dengan baik memahami dan
Menengah Pertama 1 Sungai Raya menerapkan sesuai dengan arahan
Kepulauan Kabupaten Bengkayang guru Berdasarkan hasil wawanacara
Kabupaten dapat dideskripsikan peneliti dengan siswa Pendidikan
sebagai berikut: Kewarganegaraan kelas VIII Sekolah
a. Guru Pendidikan Kewarganegaraan Menengah Pertama 1 Sungai Raya
selalu menanamkan nilai moral Kepulauan Kabupaten Bengkayang
dalammateri demokrasi melalui dapat dideskripsikan sebagai berikut:
musyawarah dalam setiap a. Cara guru pendidikan
pengambilan keputusan serta kewarganegaraan mengajarkan
menghargai pendapat orang lain. kepada siswa tentang nilai moral
b. Guru Pendidikan Kewarganegaraan melalui musyawarah dan diskusi
memberikan pendidikan nilai moral dikelas.

86
Syarif Firmansyah, Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Nilai Moral yang Terkandung di dalam Materi Demokrasi di
Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 7, Nomor 1, Mei 2017

b. Siswasangat mengerti dan membentuk karakter siswa agar


memahami nilai moral yang menjadi lebih baik.
dijelaskan oleh guru pendidikan Berdasarkan wawancara dengan
dalam materi demokrasi guru pendidikan kewarganegaraan
c. Guru pendidikan kewarganegaran pada denganibu Lena Baini
memberikan contoh menjunjung SP.dmengatakan bahwa pembelajaran
tinggi nilai moral dikelas saat pelaksanaan pengajaran tentang
berdiskusi khususnya pada materi pengembangan nilai moral
demokrasi. VLVZD³$NWLYLWDV VLVZD NHWLND GLEHULNDQ
d. Guru pendidikan arahan serta dorongan untuk belajar
kewarganegaraan memberikan secara teratur sudah cukup baik ini
contoh dan bertingkah laku terlihat dari antusiasnya siswa dalam
seseorang yang patut diteladani belajar khususnya pada materi
Berdasarkan pendapat tersebut demokrasi ini dimana siswa rajin
diatas, dapat disimpulkan bertanya dan menjawab pertanyaan
bahwaperencanaan pengajaran yang diberikan, serta dalam beraktifitas
tentang pemahaman nilai moral pada dikelas siswa berprilaku dengan baik
siswa berjalan dengan baik dan sesuai nilai moral yang ditanamkan
berdasarkan pada arahan guru. kepada siswa. Berdasarkan hasil
2. Peran guru memberikan wawanacara peneliti dengan guru
pelaksanaan pengajaran tentang Pendidikan Kewarganegaraan kelas
pengembangan nilai moral VIII Sekolah Menengah Pertama 1
Peran guru terkait adanya Sungai Raya Kepulauan Kabupaten
pelaksanaan pengajaran tentang Bengkayang dapat dideskipsikan
pengembangan nilai moral dalam sebagai berikut:
membina serta memberikan a. Cara Guru Pendidikan
pemahaman nilai dan moral kepada Kewarganegaraan
siswa. Menurut Bhaskarra mengembangkan nilai moral yang
(Sarmawijayanti 2007: 17) terkandung dalam materi demokrasi
mengemukakan bahwa kata peran yaitu dengan cara mengkaitkan
JXUX DGDODK ³XVDKD V\DUDW XQWXN dengan kehidupan di masyarakat.
menyampaikan hal, usaha guru yang b. Tidak ada siswa yang kesulitan
PHQ\DPSDL KDO XVDKD LNKWLDU´ dalam memahami nilai moral yang
Kemudian Paul Suparno (2004: 26-27) terkandung dalam materi demokrasi
EHUSHQGDSDW EDKZD ³3HUDQ JXUX LWX c. Guru Pendidikan Kewarganegaraan
terdiri atas : menjelaskan sesuatu yang
a. Memberikan dorongan untuk belajar berkaitan dengan nilai moral
secara teratur dengan cara memberikan contoh
b. Membina perilaku sesuai dengan tingkat pemahaman
c. Memberikan contoh yang baik siswa dan kenyataan yang terjadi
kepada siswa dalam masyarakat sehingga mudah
Dari pendapat diatas dapat untuk di pahami dan di mengerti
peneliti simpulkan yang dimaksud d. Menurut guru pendidikan
dengan peran guru adalah usaha guru kewarganegaraan perkembangan
yang mempunyai keahlian dalam nilai moral siswa sudah cukup baik
menentukan arah dan tujuan dari suatu dan selalu meningkat
proses pembelajaran, serta memotivasi

87
Syarif Firmansyah, Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Nilai Moral yang Terkandung di dalam Materi Demokrasi di
Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 7, Nomor 1, Mei 2017

e. Guru Pendidikan Kewarganegaraan kepribadian yang baik. Guru


tidak memutar video tentang nilai pendidikan kewarganegaran tidak
moral dalam materi demokrasi memutar video tetapi hanya
tetapi dengan menampilkan gambar memberikan contoh gambar gambar
saja . saja yang berkaitan dengan nilai moral.
f. Setiap satu pokok bahasan guru Guru pendidikan kewarganegaraan
memberikan tugas artikel tentang memberikan tugas nilai moral pada
nilai moral materi demokrasi di setiap akhir
g. Guru pendidikan kewarganegaraan pelajaran.
menyelipkan materi khusus tentang Berdasarkan pendapat tersebut
pengembangan nilai moral disetiap diatas, dapat disimpulkan bahwaperan
penyampaian materi. guru dalam pelaksanaan pengajaran
h. Guru pendidikan kewarganegaraan tentang pengembangan nilai moral
memberikan hukuman kepada pada siswa berjalan dengan baik dan
siswa setiap ada yang melakukan berdasarkan pada arahan guru.
pelanggaran dengan cara teguran
dan nasehat. D. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pendapat tersebut 1. Kesimpulan
diatas, dapat disimpulkan bahwa peran Secara khusus dapat pula ditarik
guru dalam pelaksanaan pengajaran kesimpulan sebagai berikut:
tentang pengembangan nilai moral Perencanaan tentang pemahaman nilai
pada siswa khususnya pembinaan moral dalam kehidupan pada siswa
prilaku dapat terlaksana dengan baik kelas VIII Sekolah Menengah Pertama
Menurut pendapat 4 siswa yang Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan
saya wawancara pada tanggal 4 april Kabupaten Bengkayang sudah
2014mengenai peran guru dalam terlaksana dengan baik ini terlihat dari
pelaksanaan pengajaran tentang peran guru yang sudah optimal serta
pengembangan nilai moral prilaku siswa yang sudah baik disaat
mengatakan bahwa, aktivitas kami proses pembelajaran berlangsung.
ketika diberikan pemahaman nilai Peran guru memberikan pelaksanaan
moral adalah berusaha dengan baik pengajaran tentang pengembangan
memahami dan menerapkan sesuai nilai moral pada siswa kelas VIII
dengan arahan guru Berdasarkan hasil Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
wawanacara peneliti dengan siswa Sungai Raya Kepulauan Kabupaten
Pendidikan Kewarganegaraan kelas Bengkayangsudah sangat baik hal ini
VIII Sekolah Menengah Pertama 1 terlihat bahwa guru sangat berperan
Sungai Raya Kepulauan Kabupaten penting dalam pelaksanaan dan
Bengkayangdapat dideskipsikan pengembangan nilai moral siswa.
sebagai berikut : Saat proses
pembelajaran di kelas sikap guru 2. Saran
pendidikan kewarganegaraan tidak Berdasarkan hasil data dan
pernah membeda-bedakan siswa serta kesimpulan yang telaah dirumuskan
bersikap saling menghargai antara dalam penelitian ini di atas, maka dapat
guru dan murid. Guru pendidikan disampaikan beberapa saran sebagai
kewarganegaraan memberikan pesan berikut: Guru Pendidikan
pesan nasehat disetiap penyampaian Kewarganegaraan di Sekolah
materi dikelas agar siswa memiliki Menengah Pertama Negeri 1 Sungai

88
Syarif Firmansyah, Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Nilai Moral yang Terkandung di dalam Materi Demokrasi di
Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 7, Nomor 1, Mei 2017

Raya Kepulauan Kabupaten DAFTAR PUSTAKA


Bengkayangdiharapkan dapat
melakukan berbagai upaya untuk Ali, Muhammad. (1998) Penelitian
kependidikan Prosedur dan Strategi,
mengembangkan nilai moral siswa,
Bandung: Angkasa.
misalnya pada saat pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Guru Arends, Richard I. (2000) Learning To Teach,
Pendidikan Kewarganegaraan di New York: McGraw Hill Companies.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Arikunto. (2004) Prosedur Penelitian, Suatu
Bengkayangdiharapkan dapat Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta.
memberikan pemahaman pada siswa
tentang nilai-moral khususnya pada Asri Budiningsih, C. (2008) Pembelajaran Moral
materi demokrasi. Guru Pendidikan (Berpijak Pada Karakteristik Siswa dan
Kewarganegaraan di Sekolah Sekolah Budayanya), Jakarta: Rineka Cipta.
Menengah Pertama Negeri 1 Sungai
Raya Kepulauan Kabupaten Baeley, D.K (1982), Methods of Social
Bengkayanghendaknya dapat Research, New York:A Devision of Mac
Millan Publishing Co. Inc.
memperhatikan secara khusus
Perkembangan moral siswa. Untuk Bungin, B. (2006). Metode Penelitian Kualitatif
kepala sekolah, diharapkan (Aktualisasi Metodologi ke Arah Ragam
memberikan kontribusi yang cukup dan Varian Kontemporer. Jakarta: PT.
sesuai kebutuhan pembelajaran di RajaGrafindo Persada
Sekolah, khususnya yang berkenaan
Chariri, A. (2009). Landasan Filsafat dan
dengan pengambilan kebijakan yang
Metode Penelitian Kualitatif. Paper
berkaitan dengan peran dan fungsi disajikan pada Workshop Metodologi
guru dan serta peningkatan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
kemampuan guru memberikan Laboratorium Pengembangan
pemahaman nilai moral siswa, Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi
khususnya dalam pembelajaran Universitas Diponegoro Semarang, 31
Pendidikan Kewarganegaraan karena Juli-1 Agustus 2009.
dengan dukungan Kepala Sekolah
Colin, Rose. (2000) Cara Belajar Abad 21,
maka kegiatan pembelajaran akan Jakarta: Nuansa Cendikiawan.
dapat terlaksana dengan baik Kepada
siswa kelas VIII Sekolah Menengah Darmadi Hamid. (2007) Dasar Konsep
Pertama Negeri 1 Sungai Raya Pendidikan Moral, Bandung: Alfabeta.
Kepulauan Kabupaten Bengkayang,
diharapkan mengikuti arahan guru Daryanto (2009) Panduan Proses
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif,
serta lebih tekun dan ulet dalam
Jakarta: Publisher.
mengikuti pembelajaran, khususnya
pembelajaran Pendidikan Forster, Margaret, dan Masters G (1996)
Kewarganegaraan dalam materi Portfolios Assessment Resource Kit,
demokrasi sehingga pada akhirnya Camberwell, Melborne: The Australian
dapat meningkatkan hasil belajarnya. Council for Educational Research Ltd.

Gagne, R.M. (1995) Some New Views of


Learning and Instructional, Phi Delta
Kappan.

89
Syarif Firmansyah, Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Nilai Moral yang Terkandung di dalam Materi Demokrasi di
Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 7, Nomor 1, Mei 2017

Grondlund, E. Norman. (1994) Constructing Zuldafrial. (2011). Penelitian Kualitatif.


Achievement Tests. London: Prentice Pontianak: STAIN Pontianak Press.
Hall Inc.

Jihad, Asep. Dan Haris, Abdul. (2009) Evaluasi


Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Press.

Maleong, L. J. (2002). Metode Penelitian


Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Mulyana, Rohmat. (2004) Mengartikulasi


Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta.

Nawawi, H. (2003). Metodologi Penelitian


Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Padmawati, R.S. (2009). Metode dan Desain


Penelitian Kualitatif. Disampaikan pada
6 Mei 2010. Fakultas Kedokteran,
Universitas Gadjah Mada

Riyanto, Yatim. ( 2001 ), Metodelogi Penelitian


Pendidikan, Surabaya : SIC.

Satori, D dan Komariah, A. (2011). Metode


Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Alfabeta

Sukardi.(2011). Metodologi Penelitian


Pendidikan (Kompetensi Dan
Prakteknya). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung: PT.
Alfabeta

Sumanto (1990), Metodelogi Penenlitian Sosial


dan Pendidikan,Yogyakarta : Andi
Offset.

Surachmad, Winarno. (2000) Pengantar


Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan
Teknik, Bandung: Tarsito.

Syah, Muhibbin. (2009) Psikologi Belajar,


Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada.

Tim Dosen STKIP PGRI Pontianak (2012),


Pedoman Penyusunan Skripsi Bagi
Mahasiswa, Pontianak: STKIP.

90
Syarif Firmansyah, Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Nilai Moral yang Terkandung di dalam Materi Demokrasi di
Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang

You might also like