Professional Documents
Culture Documents
Kesehatan mental anak saat ini harus menjadi perhatian khusus semua pihak
(Laka et al.
2023).
Hal ini berimplikasi pada tahap perkembangan selanjutnya, misalnya masalah
kesehatan jasmani, pembelajaran di sekolah, hubungan sosial dengan teman
sebaya, kerentanan terhadap gangguan psikis dan perilaku yang parah,
diskriminasi, perubahan mood dan perilaku, perilaku yang merugikan diri sendiri
atau orang lain.
bahkan sampai bunuh diri (Laka dkk.
2023).
Anak merupakan kelompok rentan terhadap gangguan kesehatan mental (Laka et
al.
2023).
Peran berbagai pihak sangat diperlukan untuk membantu anak mengatasi masalah
kesehatan mental.
Oleh karena itu, hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena anak belum
memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi emosinya (Laka et
al.
2023).
Pendidikan anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui
permainan edukatif berbasis terapi bermain (Laka et al.
2023).
Dalam penelitian terkait manajemen pencegahan bullying, ditemukan bahwa
permainan edukasi sehat mental merupakan salah satu bentuk edukasi yang
memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan pengetahuan anak (Laka et al.
2023).
Pembelajaran berbasis terapi bermain dapat membantu guru menciptakan
pembelajaran yang memotivasi dan menarik bagi siswa (Laka et al.
2023).
Fase persiapan
Pada tahap ini seluruh anggota kelompok akan melakukan pembekalan berupa
pemerataan kesadaran, pembagian tugas dan tanggung jawab, serta pemilihan
metode terapi bermain yang sesuai dengan situasi dan kondisi lokasi operasi,
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta praktek.
Sebuah “permainan peran” yang cocok untuk SAP telah dikembangkan (Laka et
al.
2023).
Tahap pelaksanaan
Fase evaluasi
Pada tahap ini tim akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan (Laka
et al.
2023).
Tim akan mengidentifikasi setiap langkah proses operasional yang dilaksanakan
(Laka et al.
2023).
Kegiatan ini dilaksanakan secara langsung dan berlangsung sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
Kegiatan tersebut mempertemukan seluruh siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri
Maumbi serta seluruh guru kelas dan didukung penuh oleh kepala sekolah.
Strategi awalnya adalah mengumpulkan peserta yang memenuhi syarat ke dalam
satu kelas dan menandatangani kontrak selama masa pelaksanaan, setelah itu
peserta mendapat pendidikan kesehatan dari kelompok (Laka et al.
2023).
Materi yang akan disampaikan meliputi pengertian kesehatan jiwa pada anak usia
sekolah, tanda/gejala gangguan kesehatan jiwa pada siswa, dampak jiwa gangguan
kesehatan jiwa, cara mengatasi dan mencegahnya serta cara mempertahankannya.
sehat mental saat bersekolah (Laka et al.
2023).
Kegiatan ini dilakukan dengan durasi maksimal 90 menit (Laka dkk.
2023).
Hasil akhirnya seluruh peserta antusias mengikuti kegiatan PKM dari awal sampai
akhir dan mampu memahami materi yang diberikan (Laka et al.
2023).
DAPUS :
Upaya kesehatan sekolah bertujuan untuk membentuk kebiasaan hidup sehat dan
meningkatkan derajat kesehatan siswa pada khususnya dan seluruh siswa di
sekolah pada umumnya (Nurochim, 2020).
Upaya kesehatan sekolah fokus pada sosialisasi kesehatan preventif, identifikasi
dini kondisi kesehatan, dan pengenalan lebih lanjut terhadap kesehatan fisik dan
mental (Nurochim, 2020).
Upaya kesehatan untuk memperluas akses kesehatan menuntut pimpinan sekolah
untuk mewaspadai kesehatan warga sekolah khususnya siswa, selain pimpinan
sekolah yang menjaga hubungan dengan tenaga medis dan instansi terkait
(Nurochim, 2020).
Desk riset memerlukan pengumpulan sumber data multimodal berupa data
pelaporan serta penelitian ilmiah dan presentasi kreatif (Nurochim, 2020).
Tinjauan literatur melibatkan interpretasi penulis terhadap suatu bidang.
Sangat penting untuk mempelajari kesehatan mental siswa dari berbagai sudut
pandang ilmiah.
Melalui kajian komprehensif tersebut akan dilakukan upaya membangun peta
ilmiah upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan mental siswa (Nurochim,
2020).
Program upaya kesehatan sekolah WHO awalnya berfokus pada pengajaran siswa
tentang kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, kemudian
mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjalani gaya hidup sehat.
Program ini awalnya dimaksudkan sebagai kerangka strategi peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat dengan pendekatan multidisiplin (Nurochim, 2020).
Program usaha kesehatan sekolah dapat dihubungkan dengan program nasional
lainnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Upaya kesehatan sekolah sebagai program pelayanan kesehatan sekolah meliputi
upaya pencegahan, deteksi dini, dan intervensi terhadap kesehatan fisik, sosial,
dan mental anak (Nurochim, 2020).
Nurochim. (2020). Optimalisasi Program Usaha Kesehatan Sekolah Untuk Kesehatan Mental
Siswa. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 8(3), 184–190.
RANGKUMAN JINI
Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat.
Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk
membuat rentetan keputusan moral yang harus ditindak lanjuti dengan aksi nyata,
sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk
membuat semua itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat
seseorang (Ni Kadek, 2018).
Dalam memahami karakter anak kita akan menemukan berbagai macam kendala
seperti :
KESIMPULAN
Kunci utama keberhasilan dalam membangun karakter positif pada anak adalah
keteladanan dimana orang tua harus menjadi orang yang memiliki karakter positif.
Pembentukan karakter adalah sebuah perjalanan panjang dalam mendidik anak,
hasilnya mungkin baru dapat kita lihat setelah proses berbulan-bulan atau bahkan
bertahun-tahun. Tidak pernah ada satu „resep‟ mujarab yang dapat menjawab
semua permasalahan dalam menanamkan karakter positif pada anak. Kesediaan
untuk selalu belajar dan memperbaiki diri yang didasari kesadaran untuk menjadi
teladan dan contoh yang baik bagi anak-anak kita adalah kunci keberhasilannya.
Semoga kita selalu diberi kesabaran dan kemudahan untuk terus berjuang
mendidik generasi mendatang untuk menjadi manusia yang berkualitas dan
berkarakter mulia.
DAPUS
RANGKUMAN JAYDAH
DAFTAR PUSTAKA
Mayar Farida. 2013. Perkembangan Sosial Anak usia Dini Sebagi Bibit Masa
depan Bangsa. Jurnal Al Ta’ lim, Jilid 1, Nomor 6
Dapus
Mental, G., Siswa, E., & Dasar, S. (2019). HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC
HEALTH. 3(2), 252–262.