You are on page 1of 228

Pembahasan TRY OUT Premium UKMPPD - 2

1. Seorang pria berusia 23 tahun dibawa ke RS karena keluar cairan kuning kental dan kadang berbau pada
lubang di area depan telinga kanan. Menurut ibunya area depan lubang tersebut pernah mengalami
pembengkakan. Saat ini tidak ada demam, nyeri ataupun bengkak. Pada pemeriksaan ditemukan lubang
depan tragus berdiameter 2 mm, bila ditekan keluar cairan kekuningan, nyeri tekan dan tanda inflamasi
tidak dijumpai. Apakah diagnosis yang paling tepat terkait kasus diatas ?
A. Furunkel
B. Abses preaurikuler
C. Fistula preaurikuler
D. Cauliflower ear
E. Karbunkel

KUNCI JAWABAN : C

2. Seorang anak berusia 3 tahun datang ke IGD bersama orang tuanya karena menangis sambal memegangi
telinga kanannya sejak 2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan otoskopi telinga kanan, tampak benda kehitaman
seperti serangga yang bergerak-gerak di liang telinga pasien. Membran timpani terlihat masih intak.
Apakah yang selanjutnya harus dilakukan dokter ?
A. Ekstraksi dengan hook
B. Ekstraksi dengan forcep
C. Ekstraksi dengan cotton bud
D. Ekstraksi dengan alligator
E. Meneteskan minyak zaitun

KUNCI JAWABAN E

Benda asing pada telinga

Level kompetensi 3A

Terdapat benda asing pada telinga

Keypoint : Pendengaran berkurang (unilateral), otalgia, secret dari liang telinga

Otoskopi : Corpal pada liang telinga

Tatalaksana :

- Benda hidup
Tetes olive oil/antiseptic/anestesi topical selama kurang lebih 10 menit
Setelah binatang mati dikeluarkan dengan pinset atau forcep alligator atau diirigasi dengan air bersih
hangat
- Benda mati
Bulat : ditarik dengan hook
Pipih : ditarik dengan pinset/alligator/cunam

3. Seorang pria usia 34 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri hebat pada telinga kanan sejak 3 hari
yang lalu, penurunan pendengaran dijumpai, pusing di jumpai, wajah mencong ke kiri +, penurunan
pengecapan pada 2/3 lidah bagian depan. Pada pemeriksaan telinga tampak bitnik-bintik kemerahan pada
telinga dan pada telinga tampak vesikel bergerombol. Apakah terapi yang tepat pada pasien ini ?
A. Acyclovir 3x400 mg selama 7-10 hari
B. Acyclovir 5 x 800 mg selama 7-10 hari
C. Acyclovir 5x400 mg selama 7-10 hari
D. Acyclovir 5x200 mg selama 7-10 hari
E. Acyclovir 3x1000 mg selama 7-10 hari

KUNCI JAWABAN : B
4. Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan gatal pada telinga kanan sejak 10
hari yang lalu. Pasien sudah menggunakan obat tetes telilnga yang dibelinya sendiri dari warung namun
keluhan tidak membaik. Saat ini keluhan disertai pendengaran menurun dan terasa penuh serta berdenging.
Pemeriksaan otoskopi didapatkan liang telinga kanan hiperemis, edema ringan dengan liang telinga di
penuhi debris putih kehitaman sampai membrane timpani. Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien ?
A. Otitis eksterna sirkumskripta
B. Otitis eksterna difusa
C. Otomikosis
D. Otitis media akut
E. Otosklerosis

KUNCI JAWABAN C

5. Seorang pasien laki-laki berusia 32 tahun datang dengan keluhan nyeri pada telinga kanan. Pasien
sebelumnya mengorek-ngorek telinga dengan cotton bud. Pada pemeriksaan telinga kanan ditemukan nyeri
tarik auricula, nyeri tekan tragus, liang telinga edema dan membrane timpani sulit di nilai. Apakah
tatalaksana yang tepat pada kasus pasien tersebut ?
A. Tampon antibiotik
B. Antibiotik sistemik
C. Kortikosteroid topical
D. Kortikosteroid sistemik
E. Tampon kortikosteroid

KUNCI JAWABAN A

6. Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang ke puskesmas diantar ibunya dengan keluhan nyeri telinga
kanan sejak 5 hari yang lalu. Pasien menderita batuk dan pilek sejak 1 minggu yang lalu namun pasien
tidak berobat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak gelisah, suhu mencapai 39,8 C. Pada
otoskopi didapatkan membrane timpani intak tampak menonjol dan hiperemis. Apakah penatalaksanaan
yang tepat untuk anak tersebut ?
A. Tetes hidung
B. Tetes hidung, analgetik dan antibiotic
C. H202, antibiotic
D. Tetes hidung, antibiotic, analgetik, steroid
E. Rujuk spesialis THT untuk di miringotomi

KUNCI JAWABAN : E
7. Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa orang tuanya dengan keluhan nyeri pada daerah sekitar
telinga kiri sejak 1 minggu yang lalu. Dari telinga tersebut sering keluar cairan sejak 3 bulan yang lalu.
Pada pemeriksaan, didapatkan masa merah dan bengkak seperti gambar. Pada liang telinga dalam terdapat
secret mukopurulen yang menutupi membrane timpani. Tidak ditemukan kelainan neurologis. Apakah
diagnosis yang paling sesuai untuk anak tersebut ?
A. OMSK maligna
B. OMA
C. Otitis eksterna sirkumpskripta
D. Abses citeli
E. Mastoiditis

KUNCI JAWABAN : E
8. Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan penurunan pendengaran pada
kedua telinga sejak 6 hari yang lalu. Pasien merasa pendengaran lebih baik saat berada di tempat ramai. Ibu
pasien juga mengalami hal yang sama. Riwayat infeksi dan trauma disangkal. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan liang telinga normal, secret tidak dijumpai, membrane timpani intak, schwarte sign positif, hasil
garpu tala : rinne negative, weber tidak ada lateralisasi, scwabach kedua telinga memanjang. Apakah
diagnosis pasien tersebut ?
A. Otosklerosis
B. Kolesteatoma
C. Timpanosklerosis
D. Serumen prop
E. Mastoiditis

KUNCI JAWABAN A

OTOSKLEROSIS (3A)
Penurunan pendengaran bilateral telinga secara progresif akibat spongiosis di daerah kaki stapes.
Sering pada wanita berusia 11-45 tahun.
Etiologi : diduga dipengaruhi faktor keturunan Gejala :
- Penurunan pendengaran progresif (tuli konduksi sampai ke tulicampuran)
- Tinnitus danvertigo
- Schwarte‘ssign
- Paracusiswillisi ( Pedengaran akan lebih baik saat di tempat bising )
Terapi : alat bantu dengar (sementara), stapedektomi
Farmakologi : Natrium fluoride

9. Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan hidung tersumbat. Pasien
mengaku biasanya setiap kali hidung tersumbat selalu menggunakan obat dokter dan keluhannya
menghilang, tapi saat ini keluhannya menetap. Pada pemeriksaan fisik dijumpai hipertrofi konka bilateral.
Apakah kemungkinan diagnosa pasien diatas ?
A. Rhinitis vasomotor
B. Rhinitis medikamentosa
C. Rhinosinusitis
D. Rhinitis sika
E. Rhinitis alergika

KUNCI JAWABAN B

10. Seorang pria berusia 35 tahun datang ke IGD setelah mengalami mimisan sejak 30 menit yang lalu.
Mimisan dirasakan pasien saat sedang bekerja. Riwayat trauma tidak di jumpai. Pasien memiliki Riwayat
hipertensi namun tidak meminum obat secara rutin. Keadaan compos mentis, TD 140/90 mmHg, nadi 93
kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan laringoskopi indirek tampak darah menetes
ke orofaring, tidak tampak lokasi sumber perdarahan. Kemungkinan sumber perdarahan dan terapi yang
sesuai untuk pasien adalah …
A. Arteri palatina mayor, anterior nasal pack
B. Arteri labialis superior, posterior nasal pack
C. Arteri sfenopalatina, tampon belloq
D. Arteri ethmoidalis anterior, tampon belloq
E. Arteri faringeal ascendens, tampon anterior

KUNCI JAWABAN C
11. Seorang ibu membawa anaknya yang berusia 7 tahun ke klinik karena hidung anak sebelah kanan berbau
busuk disertai keluar cairan kental seperti ingus keluhan ini dirasakan sudah seminggu. Dari pemeriksaan
didapatkan cavum nasi dextra tampak hiperemis dan terlihat secret mukopurulen. Cavum nasi sinistra
dalam batas normal. Apakah kira kira yang menyebabkan keluhan diatas ?
A. Angiofibroma nasofaring juvenile
B. Corpus alienum nasal
C. Polip nasal
D. Rhinitis alergi
E. Rhinitis medikamentosa

KUNCI JAWABAN B

12. Seorang anak perempuan berusia 7 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena sesak nafas sejak satu hari
yang lalu. Keluhan disertai batuk, suara nafas keras dan serak. Saat diperiksa anak tampak sianosis.
Gelisah, frekuensi nafas 76 kali/menit, stridor, nafas cuping hidung dijumpai, retraksi intercostal dijumpai.
Tampak selaput putih keabu-abuan pada dinding tonsil dan dinding faring mudah berdarah bila dilepas,
bull neck dijumpai. Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien diatas ?
A. ADS 20.000 IU dengan skin prick test
B. ADS 20.000 IU tanpa skin prick test
C. Kortikosteroid sistemik
D. Cefadroxil 2 x 500 mg selama 3 hari
E. Azitromisin 1 gr selama 7 hari

KUNCI JAWABAN A

13. Seorang wanita berusa 25 tahun mengeluhkan gatal pada lipatan paha kanan dan kiri. Ditemukan bercak
kemerahan dengan skuama halus dengan tepi lebih aktif . Gatal muncul saat berkeringat. Pasien senang
menggunakan celana ketat. Pada pemeriksaan mikroskop ditemukan hifa bersekat dengan artrospora.
Apakah diagnosis pasien tersebut ?
A. Candidiasis intertriginosa
B. Tinea cruris
C. Tinea versicolor
D. Eritrasma
E. Ptiriasis versicolor

KUNCI JAWABAN B
DERMATOFITOSIS/TINEA (4A)
Etiologi: Trichophyton, epidermophyton, microsporum

Penamaan sesuai lokasi:


 Kepala: tinea kapitis
 Badan : tinea korporis
 Selangkangan: tinea cruris
 Tangan: tinea manus
 Kaki: tinea pedis
 Jenggot: tinea barbae, dll
Temuan klinis:
 Gatal (+)
 Ruam: lesi plaque eritem dengan Makula Hipopigmentasi di tengah (Central healing)
Pem. Penunjang:
 KOH 20% : kepala dan kaki
 KOH 10% : selainnya
Hasil : hifa bersekat dan panjang/hifa sejati dan spora
 Lampu wood  “kuning kehijauan”
Tatalaksana:
 Topikal: seperti krim klotrimazol, mikonazol, atau terbinafin diberikan hingga lesi hilang dan
dilanjutkan 1-2 minggu kemudian untuk mencegah rekurensi.
 Sistemik: (pagi,p.c): ketokonazol 1x200mg (10 hari), itrakonazol 1x100mg (10-14 hari),
griseofulvin 1x500mg atau 2x250mg (T.pedis & onicomycosis = 1000mg/hr). Dosis anak-anak : ½
dosis dewasa.

14. Seorang pria berusia 14 tahun datang dengan keluhan bercak putih pada kulit pipinya. Bercak ini terasa
sangat gatal terutama saat berkeringat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan sebuah macula hipopigmentasi,
berskuama halus, berbentuk bulat, dengan batas tegas denga skuama tipis seperti sisik diatasnya. Pada
pemeriksaan mikroskopis didapatkan campuran hifa pendek dan spora-spora bulat yang berkelompok.
Pengobatan yang tepat untuk pasien tersebut adalah . . .
A. Antibiotik topical
B. Suspensi Selenium sulfida
C. Ketokonazole 3 x 200 mg PO 5 hari
D. Krim betamethasone dipropionate 0,2%
E. Krim permethrin 5%

KUNCI JAWABAN B
PIITIRIASIS VERSICOLOR/PANU (4A)
Etiologi: malassezia furfur.

Temuan klinis:

Gatal (+) terutama saat berkeringat

Ruam: Makula oval hipo/hiperpigmentasi dengan skuama halus (powdery). Skuama biasanya tipis seperti sisik
dan kadangkala hanya dapat tampak dengan menggores kulit (finger nail sign).

Pem. Penunjang: wood lamp: kuning keemasan. KOH : hifa pendek dengan spora berkelompok
(spaghetti and meatball appearance)

Tatalaksana:

 Topical: Selenium sulfide 1,8% shampoo (2-3x seminggu) dan antifungal topikal (mikonazol) Tambah
Antifungal sistemik jika lesi luas
 Sistemik: ketokonazol 1x200mg (10 hari), itrakonazol 1x200mg (5-7 hari)

15. Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan muncul plentingan banyak dan meluas pada dada
kanannya dan terasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan vesikel bergerombol pada thorakal
dextranya. Apakah penyebab yang tepat pada kasus diatas ?
A. Herpes simpleks virus
B. Herpes zoster virus
C. Human papilloma virus
D. Pox virus
E. Varicella zoster virus

KUNCI JAWABAN E
HERPES ZOSTER (4A)
Etiologi: reaktivasi VZV
Predileksi: thorakal (unilateral sesuai dermatom)
Diagnosis: Tanda (Signs):
Gejala (Symtoms) :  Vesikel berkelompok
Lenting kemerahan berisi dengan dasar eritema
cairan, nyeri (+) Riwayat  Unilateral tersusun sesuai
varicella (+),Didahului gejala dermatome
prodromal

Pemeriksaan
penunjang:Tzank test (sel
datia berinti banyak)
Tatalaksana:
Farmakologi:
 Acyclovir 5x800 mg 7- 10hari
 Valasiclovir 3x1000 mg 7 hari
 Famsiklovir 3 x 250 mg 7 hari
Komplikasi:
 Neuralgia pasca-herpetik (>>pr, prevensi steroid, th/ gabapentin/amitriptilin)
 Ramsay Hunt Syndrome: herpes pada ganglion genikulatum, ditandai dengan gangguan pendengaran,
keseimbangan dan paralisis parsial.
 Herpes zoster oftalmikus, dapat terjadi ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, serta
neuritis optik.

16. Seorang pria berusia 30 tahun datang ke RS karena keluhan muncul nyeri pada area punggung kanan yang
dirasakan memberat sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai muncul bintik berair pada area yang nyeri.
Pasien merasa pusing dan sempat alami demam ringan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi vesikel dan
papul multiple dasar eritematosa yang terdistribusi unilateral sesuai dermatome. Apakah pengobatan yang
sesuai pada kondisi diatas ?
A. Acyclovir 4 x 800 mg
B. Valasiklovir 3 x 1000 mg
C. Famsiklovir 3 x 500 mg
D. Valasiklovir 2 x 1000 mg
E. Asiklovir 5 x 400 mg

KUNCI JAWABAN B

HERPES ZOSTER (4A)


Etiologi: reaktivasi VZV
Predileksi: thorakal (unilateral sesuai dermatom)
Diagnosis: Tanda (Signs):
Gejala (Symtoms) :  Vesikel berkelompok
Lenting kemerahan berisi dengan dasar eritema
cairan, nyeri (+) Riwayat  Unilateral tersusun sesuai
varicella (+),Didahului gejala dermatome
prodromal

Pemeriksaan
penunjang:Tzank test (sel
datia berinti banyak)
Tatalaksana:
Farmakologi:
 Acyclovir 5x800 mg 7- 10hari
 Valasiclovir 3x1000 mg 7 hari
 Famsiklovir 3 x 250 mg 7 hari
Komplikasi:
 Neuralgia pasca-herpetik (>>pr, prevensi steroid, th/ gabapentin/amitriptilin)
 Ramsay Hunt Syndrome: herpes pada ganglion genikulatum, ditandai dengan gangguan
pendengaran, keseimbangan dan paralisis parsial.
 Herpes zoster oftalmikus, dapat terjadi ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, serta
neuritis optik.

17. Seorang anak berusia 8 tahun datang ke puskemas bersama dengan ibunya karena terdapat bintil- bintil
pada tubuhnya. Pada pemeriksaan fisik status dermatologis tampak papul berbentuk kubah dengan delle,
jika dipencet keluar massa putih. Apakah temuan khas yang didapatkan pada kasus diatas?
a. Mulninucleated giant cell
b. Bakteri gram positif
c. Hifa panjang bersepta
d. Blastospora
e. Henderson-Paterson bodies

KUNCI JAWABAN E

MOLUSKUM KONTAGIOSUM (4A)


Definisi: Condyloma subcutaneum
Etiologi: pox virus  kontak langsung (+)
Predileksi: bagian tubuh yang sering mengalami tekanan
Diagnosis:
Temuan klinis:
 Papul multiple pada kulit yang didalamnya terdapat
massa seperti nasi (badan moluskum)
 Bentuk kubah ditengahnya ada lekukan (delle)
 Ukuran milier-lentikuler
 Sewarna kulit
Pemeriksaan penunjang: Histopatologi: ditemukan badan moluskum (Henderson-Paterson
bodies)
Tatalaksana:
Farmakologi
 Cantharidin 0,7-0,9%
 Kauterisasi delle

18. Seorang laki-laki berusia 15 tahun dibawa pengasuh asramanya ke puskesmas dengan keluhan gatal-gatal
pada sela jari tangan dan kaki yang menghebat pada malam hari. Keluhan yang sama dijumpai pada teman
satu kamar yang lain. Status dermatologi dijumpai papul dan vesikel serta krusta di regio intertriginosa.
Apakah pemeriksaan yang dilakukan untuk menunjang diagnosis pasien diatas ?
A. Pemeriksaan sel datia
B. Pewarnaan KOH
C. Pewarnaan zhiel nelson
D. Burrow ink test
E. Fluorecense lampu wood

KUNCI JAWABAN D
SKABIES (4A)
Etiologi: Sarcoptes scabei
Faktor resiko: menyerang 1 kelompok
Diagnosis:
Temuan Klinis:
Ditemukan terowongan pada sela
sela tubuh
Gatal muncul pada malam hari
Menyerang 1 komunitas
P. penunjang tungau

P.penunjang :
Borrow ink test
Defenitif: kerokan kulit  S.scabei
(+)
Tatata laksana:

19. Bayi laki-laki berusia 1 bulan dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan gatal-gatal yang timbul
biasanya pada malam hari. Gatal dibagian bokong, sela-sela jari tangan dan ketiak. Dirumah ada yang
mengalami keluhan yang sama. Apakah pengobatan yang tepat diberikan?
A. Permethrin 5 %
B. Permethrin 3%
C. Sulfur precipitatum 5%
D. Salep ketoconazole
E. Asam asetat
KUNCI JAWABAN C

SKABIES (4A)
Etiologi: Sarcoptes scabei
Faktor resiko: menyerang 1 kelompok
Diagnosis:
Temuan Klinis:
Ditemukan terowongan pada sela sela
tubuh
Gatal muncul pada malam hari
Menyerang 1 komunitas
P. penunjang tungau

P.penunjang :
Borrow ink test
Defenitif: kerokan kulit  S.scabei (+)
Tatata laksana:

20. Seorang pria berusia 40 tahun datang dengan keluhan gatal-gatal pada punggung kaki kanan. Awalnya
gatal dan ruam kemerahan muncul pada telapak kaki, namun pasien berkata ruam dan gatal berpindah ke
punggung kaki. Keluhan dialami sudah sejak 1 minggu terakhir. Gatal memberat pada malam hari. Pasien
bekerja sebagai tukang kebun. Pada pemeriksaan fisik tampak papul multiple dasar eritematosa berbentuk
linier dan berkelok-kelok serta kulit tampak meninggi. Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien pada
kasus diatas ?
A. Metronidazole
B. Ketokonazole
C. Albendazole
D. Dietilkarbamazine
E. Itrakonazole

KUNCI JAWABAN C

CUTANEUS LARVA MIGRANS (CREEPING ERUPTION) (4A)


Etiologi: A. Braziliensis / A. Caninum
Diagnosis:
Temuan Klinis:
Makula/patch serpiginosa (berkelok-kelok)/eritem
bentuk linier pada ekstremitas, sehabis bermain di
pasir/kebun
Nyeri/panas (+)
Riwayat tidak memakai sendal
Tatata laksana:
Farmakologi Cholerethilspray + albendazole 1x400mg (3hr), atau ivermectin 2x6mg, atau kortikosteroid
topikal
Nonfarmako menggunakan sendal

21. Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik mengeluhkan gatal pada daerah dada dan punggung
yang sudah dialami 4 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan macula eritema dan skuama halus
yang menyebar membentuk costa dan ditemukan gambaran pohon cemara terbalik. Apakah diagnosa kasus
tersebut ?
A. Ptiriasis rosea
B. Dermatitis numularis
C. Ptiriasis versicolor
D. Psoriasis vulgaris
E. Miliaria

KUNCI JAWABAN A
PTIRIASIS ROSEA (4A)
Etiologi: Human Herpes Virus (HHV6&7)  self limiting diseases
Diagnosis:
Temuan klinis
Gatal (+)
“Hearld patch” Eritema berskuama halus di badan
(inverted christmas tree appear)
Th/ simtomatik, antipruritus seperti bedak asam salisilat 1-2% atau mentol 0.25- 0.5%.

22. Perempuan berusia 12 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan benjolan di kulit kepala sejak 1
minggu yang lalu. Benjolan berwarna merah, jika dipecah keluar nanah dan terasa nyeri. Dari pemeriksan
kulit didapatkan lesi papulopustul eritema dan ditemukan rambut ditengahnya. Apakah diagnosa yang
paling tepat pada pasien tersebut ?
A. Folikulitis
B. Furunkel
C. Karbunkel
D. Ektima
E. Impetigo bulosa

KUNCI JAWABAN A

FOLIKULITIS SUPERFISIAL (4A)


Definisi: Inflamasi primer dari folikel rambut karena infeksi, oklusi atau trauma (Impeto bockhart)
Etiologi: Staphylococcus aureus
Predileksi: tungkai bawah (bagian yang berambut)
Diagnosis:
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Bintil bernanah, Nyeri (+)  Pustule dengan folikel
rambut ditengahnya
 Biasanya multiple
23. Pasien wanita berusia 35 tahun datang ke dokter karena mengalami gatal dan kemerahan pada lipat bawah
payudara serta ketiak yang dialami sejak 2 minggu terakhir. Pasien memiliki Riwayat diabetes melitus.
Pada pemeriksaan langsung didapatkan adanya plak eritematosa dengan skuama halus pada daerah lipat
ketiak dan bawah payudara. Setelah dilakukan pemeriksaan, kelainan ini disebabkan oleh infeksi bakteri
Corrynebacterium minutissimum. Maka apabila dilakukan pemeriksaan dengan lampu wood, apakah warna
yang diharapkan muncul dari pemeriksaan ini ?
A. Merah bata
B. Biru tosca
C. Kuning kehijauan
D. Kuning keemas an
E. Merah muda

KUNCI JAWABAN A
ERITRASMA (4A)
Etiologi: Corinebacterium minutissimum
Predileksi: lipatan kulit, Penderita DM
Diagnosis:
Temuan Klinis :
Makula eritema sampai kecoklatan pada kulit

Pem. Penunjang:
Lampu wood merah bata (coral red)

Tatalaksana:
Topikal: asam fusidat, Sistemik: Eritromisin/tetrasiklin

24. Seorang pasien laki-laki berusia 52 tahun datang ke dokter dengan keluhan kaki kanan terasanya nyeri dan
kemerahan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien memiliki Riwayat DM sudah 5 tahun dan hanya konsumsi
obat bila ada gejala saja, tidak rutin kontrol ke dokter. Keluhan demam dan mengigil dirasakan pasien.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan plak eritema berwarna merah cerah dan batas tegas, serta teraba hangat.
Apakah diagnosis pasien tersebut ?
A. Erisipelas
B. Selulitis
C. Eritrasma
D. Kandidiasis
E. Tinea korporis

KUNCI JAWABAN A
ERISIPELAS (4A)
Definisi: Infeksi bakteri yang melibatkan dermis yang secara khas meluas ke limfatik kulit
superfisial
Etiologi: Streptococcus B hemolyticus
Predileksi: ekstremitas bawah
Diagnosis:
Tanda (Signs):
 Patch eritema
berwarna merah cerah
berbatas tegas
 Tanda inflamasi (+)

25. Seorang anak laki-laki, usia 5 tahun, dibawa orang tuanya poliklinik dengan keluhan muncul keropeng
disekitar hidung dan mulut sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan erosi tertutup krusta
kental dan berwarna kuning keemasan seperti madu disekitar hidung dan mulut. Apakah terapi yang tepat
diberikan kepada pasien tersebut ?
A. Asam fusidat topical
B. Betametason topical
C. Miconazole topical
D. Eritromisin oral
E. Azitromisin oral

KUNCI JAWABAN A
26. Perempuan berusia 17 tahun datang ke puskesmas mengeluhkan gatal seluruh tubuh sejak 1 jam yang lalu.
Sebelumnya pasien memiliki riwayat mengkonsumsi makanan laut dan memiliki Riwayat sering biduran.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 100 kali/menit, nafas 23 kali/menit,
suhu 37,5 C. Ditemukan plak eritema, edem berbatas tegas menyebar diseluruh tubuh, berbentuk anular
dari lenticular sampai plakat. Apakah patomekanisme kelainan tersebut ?
A. Hipersensitivitas tipe II
B. Hipersensitivitas tipe III
C. Hipersensitivitas tipe I
D. Autoimun
E. Hipersensitivitas tipe IV

KUNCI JAWABAN C
URTIKARIA ANGIOEDEMA (4A)
Etiologi: IgE (histamine)  dipicu oleh allergen, Hipersensitivitas tipe I
Diagnosis:
Temuan Klinis:
Urtikaria (4A) plaque eritema yang muncul
pada tubuh saat terpajan alergen
Angioedema (3B) Edema/swelling yang
muncul pada obat-obat kecil (mata/bibir) saat
terpajan alergen

Pem. Penunjang:
D. rutin: eosinofil meningkat, ice cube test
urtikaria (+)
IgE serum : meningkat, skin prick/patch test (+)
Tatatalaksana:
– Antihistamin H1
• Bila gagal ganti/ naikkan dosis/ kombinasi
– Kortikosteroid, indikasi
• Angioedema (+)
• Refractory effect of antiH1

27. Seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun datang dengan keluhan bercak kemerahan dan bersisik pada
lipatan hidung dan alis mata yang disertai gatal. Keluhan sudah dialami sejak 2 hari yang lalu. Namun
selama ini keluhan sering hilang dan timbul. Tidak ada orang serumah yang mengalami hal yang serupa.
Pada pemeriksaan dermatologi tampak macula eritematosa, skuama halus dan berminyak dengan warna
kekuningan, simetris. Apakah diagnosis yang sesuai pada kondisi diatas …
A. Dermatitis atopic
B. Dermatitis seboroik
C. Dermatitis numularis
D. Dermatitis kontak iritan
E. Neurodermatitis sirkumskripta

KUNCI JAWABAN : B
DERMATITIS SEBOROIK (4A)
Etiologi: Pityrosporum ovale
Temuan Klinis: skuama kekuningan berminyak, di
kepala, belakang telinga, nasolabial, leher, gatal (+)
Tanda Patognomonis
a. Papul sampai plak eritema.
b. Skuama berminyak agak kekuningan.
c. Berbatas tidak tegas
Etiologi: Pityrosporum ovale
Tatatalaksana: hidrokortison 1% (bayi), steroid ringan-sedang + shampoo

28. Seorang anak laki-laki berusia 5 bulan dibawa ke poli kulit karena timbul ruam pada pipinya. Ibu
melaporkan bahwa ia mengalami ruam ini selama beberapa minggu terakhir, dan menjadi jauh lebih
buruk dalam 3 hari ini. Terdapat Riwayat keluarga yang mengalami asma dan eksim. Pada pemeriksaan
fisik, terdapat eritematosa bilateral di pipi dengan papulovesikel dan ekskoriasi. Apakah terapi yang
diberikan pada pasien tersebut ?
A. Clobetasol
B. Mupirosin
C. Hidrokortison
D. Desoksimetasone
E. Mometasone furoat

KUNCI JAWABAN C
DERMATITIS ATOPI (4A)
Defenisi: peradangan kulit berulang dan kronis disertai gatal pada bayi dan anak berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE serta riwayat atopi pada keluarga (rhinitis alergi, konjungtivitis alergi/vernalis, asma
bronkial, dermatitis atopik)
Sinonim eczema atopik, eczema konstitusional, eczema fleksural, neurodermatitis diseminata, prurigo
Besnier
Etiologi: IgE (Histamin)
Diagnosis:
Temuan Klinis:
Muncul ruam polimorfik :
makula;papular;skuama;papul
setelah kontak dengan allergen
Riwayat kontak (-)
Riwayat atopi (+)

Pem. Penunjang:
eusinofil tinggi
IgE serum tinggi
skin prick test (+)
Tatatalaksana:
- Topikal
kortikosteroid (hidrokortison)
Anbiotik bila terdapat infeksi sekunder
- Antihistamin oral (Maksimal 2 minggu)

29. Seorang pria berusia 30 tahun mengeluhkan bercak putih di paha kirinya sejak 3 bulan yang lalu, tanpa
disertai rasa nyeri dan gatal. Sebulan terakhir juga didapatkan bercak pada punggung berjumlah 2 buah.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai macula hipopigmentasi berdiameter 5-7 cm, batas tegas dan tepi tidak
meninggi, anestesi dijumpai. Pada pemeriksaan skin slilt smear didapatkan BTA negative. Kemungkinan
diagnosisnya adalah…
A. Tinea korporis
B. Ptiriasis versicolor
C. Morbus Hansen tipe PB
D. Morbus Hansen tipe MB
E. Vitiligo

KUNCI JAWABAN C

MORBUS HANSEN/KUSTA/LEPRA (4A)


Etiologi: M. Leprae
Diagnosis:
Temuan Klinis :
Macula/patch hipopigmentasi
Tidak gatal
Anestesi (+)
Pem.fisik  pem saraf tepi.
Penunjang : histopat - slit skin smear  sel
vrichow (histiosit dengan M leprae di
dalamnya)

Klasifikasi:

Tatalaksana:
 Th/ kusta pada bumil  lanjut seperti biasa, tidak ada pengaruh. Kec. Regimen ROM  tunda

Reaksi pengobatan kusta: (3A)

30. Seorang pria yang bekerja sebagai supir truk antar kota datang ke puskesmas dengan keluhan keluar
cairan kental dari muara saluran kencing. Puskesmas anda tidak memiliki fasilitas pemeriksaan penunjang
yang sesuai. Terapi yang sesuai berdasarkan kasus tersebut adalah …
A. Cefixime 400 mg (1 hari) + doksisiklin 2 x 100 mg (1 hari)
B. Cefixime 400 mg ( 1 hari) + doksisiklin 2 x 100 mg (7 hari)
C. Cefixime 400 mg (7 hari) + doksisiklin 2 x 100 mg (1 hari)
D. Cefixime 400 mg (7 hari) + doksisiklin 2 x100 mg (7 hari)
E. Cefixime 400 mg (7 hari) + doksisiklin 2 x 100 mg (14 hari)
KUNCI JAWABAN B

31. Seorang perempuan berusia 26 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gatal dan perih dibibir
kemaluan sejak 5 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan keluar cairan dan vagina. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Inpeksi genitalia eksterna tampak eritema dan edema pada labiya mayora
dan minora. Pada inspekulo vagina ada banyak secret putih bergumpal dan pemeriksaan KOH terdapat
gambaran pseudohifa, blastospora dan ragi. Diagnosis ?
A. Vaginosis bakterialis
B. Tinea corporis
C. Kandidiasis vulvovaginalis
D. Dermatitis seboroik
E. Sifilis

KUNCI JAWABAN C

Kandida Vulvovaginitis
Level kompetensi : 4
Etiologi : Candida Albicans

Gejala dan Tanda ;

 Gatal
 Sekret Putih Menggumpal (Kadang Kuning Kental)
 Sekret Seperti Susu Basi
 Berbau Asam
 Tanda : Vulva / Vagina Hiperemis, Edema
Pemeriksaan Penunjang : KOH 10%  Hifa semu
(Pseudohifa), Ragi (Yeast) atau Blastospora
Tatalaksana :

 Mikonazole atau Klotrimazole 200 mg (Supp)


Selama 3 Hari atau Klotrimazole 500 mg (Supp)
Single Dose
 Nystatin 100.000 IU selama 7 hari

Leukhorea Pada Candidiasis

Gambaran Blastospora

32. Seorang pria berusia 54 tahun melakukan control rutin karena dalam pengobatan OAT bulan kedua. Pada
pemeriksaan didapatkan BTA masih positif, sehingga dokter puskesmas menyarankan uji resistensi. Pada
uji resistensi didapatkan M. tuberculosis resisten isoniazid dan pirazinamid. Diagnosis pasien ini adalah…
A. TB monoresisten
B. TB poliresisten
C. TB resisten rifampisin
D. TB MDR
E. TB XDR

KUNCI JAWABAN B
TUBERCULOSIS PARU
Level kompetensi : 4A
Key word : “batuk berdahak > 2 minggu, batuk berdarah, BB ↓, keringat malam hari, SP: bronkial, ST :
ronki basah, SPS (+)
Defenisi : infeksi pada parenkim paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Etiologi : Mycobacterium Tuberculosa Bakteri Basil tahan Asam, aerob obligat
Pemeriksaan Menggunakan Pewarnaan : Zheil-Neelsen dengan Metode Pembiakan bakteri Lowenstein Jensen,
Ogawa

Klasifikasi :
Klasifikasi Pasien TB berdasarkan riwayat pengobatan :
1. Pasien Baru TB : belum pernah minum OAT atau sudah minum OAT < 1 bulan
2. Pasien Yang sudah di Obati TB : sebelumnya pasien pernah menelan OAT selama sebulan (≥ 28 hari
) kemudian di klasifikasikan :
- Pasien Kambuh (Relaps) : Pasien TB yang dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap dan saat
ini terdiagnosis TB berdasarkan pemeriksaan bakteriologis atau klinis
- Pasien Gagal (Failure) : Pasien TB yang pernah di obati dan dinyatakan gagal pada pengobatan
terakhir
- Pasien Putus Berobat/Default : Pasien yang pernah diobati lebih dari 1 bulan dan berhenti lebih
dari 2 bulan

Klasifikasi TB Berdasarkan Uji Kepekaan :


1. TB Monoresisten (TB MR) : Resisten terhadap salah satu OAT lini pertama saja
2. TB Poliresisten (TB PR) : Resisten lebih dari 1 jenis OAT selain Isonoazid (H) dan Rifampisin (R)
3. TB Multidrugresisten (TB MDR) : Resisten terhadap isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara
bersamaan
4. TB Extensive Drug Resisten (TB XDR) : TB MDR yang resisten terhadap salah satu OAT Gol.
Flourquinolone dan Salah satu OAT Lini kedua (Kanamisin, Kapreosin dan Amikasin).

Tanda dan gejala :


Gejala Respiratorik Gejala Sistemik
 Batuk berdahak selama 2-3  Nafsu makan menurun
minggu atau lebih  Berat badan menurun
 Dahak bercampur darah  Malaise
 Batuk darah  Berkeringat malam hari tanpa
 Sesak nafas kegiatan Fisik
 Demam meriang lebih dari 1
bulan

Pemeriksaan Fisik :
 Demam subfebris
 Auskultasi : SP Bronkial, ST  Ronki basah (+), amforik

Pemeriksaan Penunjang :
 Pemeriksaan Sputum : Sewaktu, Pagi Hari dan Sewaktu
 Chest X-Ray : Cavitas pada Apex Paru, Perselubungan Pada Apex, Gambaran Snow Storm (TB Millier)
 Pemeriksaan Gold Standart : Kultur Bakteri
Alur Diagnostik Diagnosis Penyakit TB

Tatalaksana
Kategori 1 : 2 RHZE / 4 (RH)3  TB paru kasus baru, BTA (+), BTA (-), ekstraparu
Kategori 2 : 2 RHZES / RHZE / 5 (RHE)3  kasus relaps, gagal, putus obat
Kategori Anak : 2 RHZ / 4 (RH)3
DOSIS OAT :
 Isoniazid : 5 mg/ KgBB
 Rifampisin : 10 mg/ KgBB
 Streptomisin : 15 mg/ KgBB
 Etambutol : 15 mg/ KgBB
 Pirazinamid : 25 mg/ KgBB
Panduan OAT KDT (Kombinasi Dosis Terpadu) / FDC (Fix Drug Combination)
Kategori 1 :

Kategori 2 :

Evaluasi Pengobatan :
 Kategori 1  akhir bulan 2, akhir bulan 5, akhir bulan 6
 Kategori 2  akhir bulan 3, akhir bulan 5, akhir bulan 8

Efek Samping OAT :


Rifamfisin (R) : Flu Syndrome, Urine berwarna merah, gangguan gastrointesrinal, gangguan fungsi hati,
anemia hemolitik, trombositopenia, demam, skin rush, sesak nafas
Isoniazid (H) : Neuropati Perifer, Psikosis Toksik, Gangguan Fungsi hati, Kejang
Pyrazinamid (Z) : Gangguan Fungsi hati, Atritis Gout, Gangguan Gastrointestinal
Etambutol : Gangguan Penglihatan, Nefrotoksik, Buta warna, Neuritis perifer.
Streptomisin (S) : Gangguan Keseimbangan dan Pendengaran (Ototoksik), anemia, Gangguan Ginjal
(Nefrotoksik)

Efek Samping Ringan OAT :


 Tidak Nafsu Makan, Mual dan Sakit Perut (H,R,Z)  OAT dimakan sebelum Tidur
 Nyeri Sendi (Z)  Beri Aspirin, Paracetamol atau OAINS lainnya
 Kesemutan atau Rasa terbakar di telapak kaki atau tangan  Beri Vit. B6 (50-75 mg) / hari
 Warna kemerahan Pada Urine  Edukasi
Efek Samping Berat OAT
 Gangguan Keseimbangan dan Pendengaran  S Di hentikan
 Ikterus Tanpa Penyebab lain  R,H,Z di hentikan sampai ikterus menghilang
 Gangguan penglihatan  E di hentikan
 Produksi Urine Menurun  S di berhentikan

Pengobatan TB pada Keadaan khusus :


 TB + ibu hamil/menyusui : mulai OAT kecuali streptomisin
 TB + alat kontrasepsi : menggunakan alat kontrasepsi non-hormonal
 TB + DM : apabila KGD tidak terkontrol pengobtaan menjadi 9 bulan, penggunaan Rifampisin pelu
diperhatikan karena akan mengurangi efektifitas obat oral anti diabetes (sulfonilurea) sehingga dosisnya
perlu ditingkatkan
 TB + gangguan ginjal : Dosis Z dan E harus disesuaikan karen di ekskresikan melalui ginjal,
penggunaan streptomisin harus dihentikan
 TB + HIV : pengobatan ARV dimulai setelah pengobatan TB dapat ditoleransi dengan baik, dianjurkan
2-8 mingu.
 TB + gangguan hati : jika ikterik (+)/SGOT/SGPT > 5x/ Bilirubin >2  stop OAT hingga ikterik (-)/
Bilirubin <2/SGOT/SGPT <2x normal.

33. Seorang anak berusia 3 tahun dibawa dengan keluhan batuk tidak kunjung sembuh sejak 3 minggu yang
lalu. Berat badan anak juga tidak naik sejak 3 bulan terakhir. Didapatkan bahwa anak tinggal bersama
orang tuanya yang juga memiliki keluhan batuk lama. Dokter memutuskan untuk melakukan tes Mantoux.
Tes ini dilakukan dengan cara memberikan…
A. BCG 0,05 cc dengan sudut penyuntikan 90 derajat
B. BCG 0,1 cc dengan sudut penyuntikan 45 derajat
C. Tuberkulin 0,1 cc dengan sudut penyuntikan 10 derajat
D. Tuberculin 0,1 cc dengan sudut penyuntikan 45 derajat
E. BCG 0,1 cc dengan sudut penyuntikan 60 derajat

KUNCI JAWABAN C

TB PARU

Level Kompetensi 4

Mantoux test (Uji tuberculin) : digunakan untuk menentukan imunitas seluler terhadap TB

Reaksi berupa indurasi (vasodilatasi local, edema, endapan fibrin, dan akumulasi sel-sel inflamasi)

Cara penyuntikan : Suntikan tuberculin 0,1 cc PPD intrakutan dibagian volar lengan bawah. Pembacaan 48-72
jam setelah penyuntikan.
Pengukuran :

- Dilakukan terhadap indurasi yang timbul, bukan eritemanya


- Indurasi dipalpasi, tandai tepi dengan pulpen. Catat diameter transversal
- Hasil dinyatakan dalam mm. jika tidak timbul = 0 mm

Interpretasi :

- Positif jika ≥10 mm atau ≥5 mm pada kondisi imunokompramaise


Hasil positif : infeksi TB alamiah, Imunisasi BCG, infeksi mikrobakterium atipik
Hasil negatif : tidak ada infeksi TB, dalam masa inkubasi infeksi TB

34. Seorang pria berusia 50 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu. Pasien
memiliki Riwayat infeksi paru berulang. Pada pemeriksaan didapatkan ronkhi basah kasar pada kedua
lapangan paru. Pemeriksaan dahak didapatkan adanya sputum 3 lapis tersusun atas buih, saliva dan pus.
Gambaran radiologi yang paling sesuai dengan keluhan pasien adalah…
A. Honeycomb appearance
B. Ellis damoiseau
C. Air fluid level
D. Batwing appearance
E. Hiperlusen avascular pleural line

KUNCI JAWABAN A

BRONKIEKTASIS
Level kompetensi : 3A
Key word : “batuk berdahak terutama pagi hari, dahak 3 lapis,
honeycomb appearance”
Defenisi : penyakit yang ditandai dengan dilatasi dan distorsi bronkus
lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik, persisten atau ireversibel.
Etiologi :
 Infeksi prmer
 Obstruksi bronkus
Tanda dan Gejala
 Batuk berdahak terutama pagi hari
 Nyeri dada pleuritik
 Batuk darah
 Sesak nafas
 Demam berulang
Pemeriksaan fisik
 Jari tabuh (+)
 Inspeksi : Retraksi dinding dada
 Auskultasi : Ronki basah (+)
Pemeriksaan Penunjang :
 ELLI S  dahak 3 lapis
 Foto thoraks : gambaran “Honeycomb Appearance”
Tatalaksana :
 Antibiotik ( Pada Saat Eksaserbasi)
 Bronchodilator , Mukolitik dan Steroid Inhalasi (Fase Stabil)

35. Seorang wanita berusia 36 tahun datang dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 3 hari terakhir.
Sebelumnya pasien sempat mengeluhkan nyeri dada kanan bila menarik nafas atau batuk. Keluhan sesak
berkurang jika miring ke kanan dan bertambah berat jika miring ke kiri. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan perkusi redup pada hemithoraks kanan. Mekanisme yang mendasari keluhan pasien adalah…
A. Terdapat cairan antara pleura parietal dan visceral paru kanan
B. Terdapat masa atau keganasan pada lapangan paru kanan
C. Kolapsnya paru kanan akibat gas besar diruang pleura
D. Peradangan parenkim paru kanan
E. Kolapsnya alveoli akibat obstruksi mucoid plaque

KUNCI JAWABAN : A
EFUSI PLEURA
Level kompetensi : 2
Key word : “sesak nafas, paru tidak simetris, perkusi redup, sudut costofrenicus tumpul, meniscus sign
(+)”
Defenisi : akumulasi cairan pelura yang berlebihan > 15 ml di rongga pleura.
Tipe efusi :
 Hydrothorax (cairan)
 Hemothorax (darah)
 Chylothorax
 Pyothorax atau empyema (nanah)
Tanda dan Gejala :
 Sesak Nafas
 Nyeri Dada
Pemeriksaan fisik :
 Inspeksi : Paru tidak simetris
 Palpasi : Stem fremitus melemah
 Perkusi : Redup
 Auskutasi : Vesikuler melemah
Pemeriksaan penunjang :
 Foto thoraks : sudut costofrenicus tumpul, meniscus
sign (+).
 Tes rivalta : membedakan cairan eksudat dan
transudat. Rivalta (+), keruh  eksudat. Rivalta (-),
jernih  transudat.
Tatalaksana :
 Chest tube + Water Seal Drainage (WSD)

36. Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada kiri pasca
kecelakaan 1 jam yang lalu. Dada pasien sempat terbentur ujung trotoar. Pada pemeriksaan didapatkan TD
90/50 mmH, HR 140 kali/menit, RR 28 kali/menit, suhu 36,6 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
jejas pada hemithoraks kiri dan perkusi redup diseluruh lapangan paru kiri. Pada pemeriksaan rontgen
didapatkan hasil berikut :

Diagnosis pasien yang paling sesuai adalah ?


A. Tamponade jantung
B. Flail chest
C. Hematothoraks massif
D. Pneumothoraks
E. Atelectasis

KUNCI JAWABAN C
HEMATOTHORAX

Level Kompetensi : 3B

Definisi : Akumulasi darah di dalam cavum pleura


Etiologi : Trauma (ruptur arteri thoracica interna dan arteri intercostalis

Klasifikasi :

 Simple
 Massive ( > 1,5 L darah atau > 200 cc darah / jam saat drainase)
Pemeriksaan penunjang :

 Foto : meniscus sign, kostrofrenikus tumpul, radioopag


Pemeriksaan Fisik :

 Jejas (+), Ketertinggalan nafas


 Taktil Fremitus Menurun
 Perkusi : Redup
 Suara Nafas : Vesikuler Melemah, Suara Jantung Normal
Tatalaksana : WSD (Water Seal Drainage / Chest Tube)

37. Seorang pria berusia 37 tahun datang ke puskesmas rawat inap dengan keluhan sesak nafas dan demam
tinggi sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai batuk selama 5 hari ini. Sesak dirasakan sepanjang hari,
Riwayat merokok usia 15 tahun, Riwayat keluarga dengan penyakit serupa disangkal. Dokter memutuskan
untuk melakukan pemeriksaan radiologi dan didapatkan perselubungan pada kedua basal paru. Apakah
diagnosis pasien ini ?
A. Pneumonia
B. Asma bronkiale
C. Abses paru
D. TB paru
E. PPOK

KUNCI JAWABAN A
PNEUMONIA
Level kompetensi : 4A

Key word : “demam, batuk berdahak, sesak nafas, air bronchogram, konsolidasi”

Defenisi : perdangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat

Etiologi : virus (bayi), Muda (M.Pneumoniae), Dewasa (S.Pneumoniae).

Klasifikasi :

Klasifikasi berdasarkan klinis dan epidemiologis

a. Pneumonia Komuniti (Community - Aquired Pneumonia/CAP)


b. Pneumonia Nosokomial (Hospital - Aquired Pneumonia/HAP/Nosokomial Pneumonia)
c. Pneumonia Aspirasi
d. Pneumonia pada penderita Immunocompromised
CAP  gejala pneumonia diluar RS atau < 48 jam setelah dirawat di RS
HAP  gejala pneumonia setelah rawat inap ≥ 48 jam di RS
VAP  gejala pneumonia setelah ≥ 48 jam penggunaan ventilator
Berdasarkan Penyebab :
a. Pneumonia Tipikal / Bakterial (Klibsiella)
b. Pneumonia Atipikal (Mycoplasma)
c. Pneumonia Virus
d. Pneumonia Jamur
Berdasarkan Predileksi Infeksi :

a. Pneumonia lobaris : pneumonia yang terjadi pada satu segmen paru (jarang pada bayi dan orang tua)
b. Bronkopneumonia : bercak – bercak infiltrat pada lapangan paru (sering terjadi pada bayi dan orang
tua).
c. Pneumonia Intersisial.
Tanda dan gejala :

 TRIAS PNEUMONIA :
1. Demam tinggi : 39 – 40 C
2. Sesak nafas
3. Batuk berdahak
 Awitan cepat, akut dahak berwarna seperti karat  S.pneumoniae
 Awitan perlahan dengan batuk, batuk berdahak  M.pneumoniae
Pemeriksaan Fisik :
 Inspeksi : Pernafasan tertinggal di daerah yang sakit
 Palpasi : Fremitus dapat mengeras
 Perkusi : Redup
 Auskultasi : SP  bronkovaskular sampai bronkial, ST  ronki basah halus sampai kasar
Pemeriksaan Penunjang :
 Darah rutin  leukositosis
 Foto thoraks  gambaran air bronchogram, infiltrat dan konsolidasi inhomogen
 Kultur dahak
Tatalaksana :

Rawat jalan atau rawat inap dilihat dari scor PSI/CURB-65

Berdasarkan PDPI, kriteria yang dipakai


untuk indikasi rawat inap pneumonia
komuniti adalah :

1. Skor PORT/PSI lebih dari 70


2. Bila skor PORT kurang dari 70 maka
penderita tetap perlu dirawat inap
apabila dijumpai salah satu kriteria
dibawah ini :
- Frekuensi nafas >30 kali/i
- Pa02/Fi02 kurang dari 250
mmHg
- Foto thoraks paru menunjukkan
kelainan bilateral
- Tekanan sistolik <90 mmHg
- Tekanan diastolic <60 mmHg
3. Pneumonia pada pengguna NAPZA

Skor CURB-65
Faktor modifikasi CAP

 Rawat jalan tanpa faktor resiko : Makrolide PO atau Doksisiklin PO


 Rawat jalan dengan faktor resiko : Beta lactam PO + macrolide PO atau flurokuinolon PO saja
 Rawat inap tanpa faktor resiko : macrolide IV atau beta lactam IV atau fluorokuinolon PO saja
 Rawat inap dengan faktor resiko : beta lactam IV + macrolide IV atau fluorokuinolon IV saja

38. Seorang anak berusia 5 tahun datang dibawa ibunya ke IGD RS dengan keluhan batuk berat sejak 2 hari
yang lalu. Menurut ibunya Ketika batuk anaknya mulai batuk pendek dengan rangkaian batuk 5-15 kali
batuk tanpa bernafas, batuk melengking, muka menjadi merah kebiruan, dan sulit bernafas. Pada
pemeriksaan fisik nadi 88 kali/menit, RR 30 kali/menit, Suhu 37,3 C. Menurut ibu pasien tidak pernah di
imunisasi. Stadium apakah yang sedang dialami pada anak tersebut ?
A. Kataral
B. Erupsi
C. Asimptomatik
D. Paroksismal
E. Konvalesense

KUNCI JAWABAN D

PERTUSIS (4A)
Etiologi: B. Pertusis (basil gram negatif)
Dx: gejala: batuk berbunyi whoop, batuk panjang, batuk rejan, disertai muntah, perdarahan
subkonjungtiva, riwayat imunisasi tidak lengkap (DPT), sianosis
Terdapat 3 stadium :
- Stadium kataral : Demam ringan, batuk pilek ringan, mata merah
- Stadium paroksismal : whooping cough, batuk paroksismal ditandai dengan nada
meninggi/ melengking, sulit bernafas
- Stadium konvalesense : Batuk berkurang
Th/ Eritromicin 40 -50 mg/BB/hari selama 14 hari

39. Seorang anak perempuan berusia 4 tahun datang dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan batuk sejak 1
minggu ini. Pada saat batuk anak batuk hingga 10 kali dan diakhiri dengan muntah. Kadang terdengar suara
melengking saat menarik nafas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, suhu 37,9 C,
nadi 97 kali/menit, RR 30 kali/menit. Perdarahan subkonjungtiva dijumpai. Apakah terapi yang tepat pada
pasien diatas ?
A. Amoksisilin
B. Seftriakson
C. Cefixime
D. Trimethoprim sulfamethoxazole
E. Eritromisin

KUNCI JAWABAN E

PERTUSIS
Level kompetensi : 4A
Etiologi : Bardotella Pertusis ( Basil Gram Negatif )
Temuan Klinis :
• Batuk Berat lebih dari 2 minggu
• Batuk Paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi “whooping cough”
• Perdarahan Subkonjungtiva
• Anak tidak tahu atau belum lengkap imunisasi terhadap pertusis
• Bayi muda mungkin tidak disertai whoop, tetapi batuk yang diikuti oleh berhentinya napas atau sianosis,
atau napas berhenti tanpa batuk (apneic spell)
Tatalaksana : Eritromisin 40 – 50 mg/KgBB/Hari dibagi dalam 3 – 4 dosis

40. Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang dibawa ke IGD dengan keluhan sesak nafas disertai mengi dan
batuk berdahak. Keluhan sesak sebenarnya sudah dirasakan sejak 4 tahun yang lalu, namun 3 hari ini sesak
bertambah berat disertai demam dan batuk berdahak. Riwayat penurunan berat badan dan batuk berdarah
disangkal. Pasien memiliki Riwayat sudah merokok sejak 25 tahun yang lalu dan menghabiskan 3-4 pak
perhari. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/80 mmHg, denyut nadi 87 kali/menit,
laju pernafasan 32 kali/menit, suhu 36,6 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan inspeksi barrel chest dan
sela iga melebar. Udem pada kaki tidak dijumpai. Apakah diagnosis yang tepat pada kondisi pasien diatas ?
A. COPD
B. PPOK eksaserbasi akut
C. Pneumonia
D. Gagal jantung
E. Karsinoma paru

KUNCI JAWABAN B
PPOK EKSASERBASI AKUT
Level kompetensi : 3B
Kriteria :
 Sesak Nafas bertambah
 Produksi sputum meningkat
 Perubahan warna sputum
Tatalaksana : Terapi Oksigen + Nebule SABA+Antikolinergik + Antibiotik + Kortikosteroid + Mukolitik

41. Seorang anak perempuan berusia 7 bulan dibawa ibunya ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas. Demam
dijumpai tetapi tidak terlalu tinggi, batuk berdahak, pilek dan diikuti sesak yang semakin hebat. Tidak ada
Riwayat sesak nafas sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan hipersonor, ekspirasi
memanjang, mengi dan ronkhi basah nyaring. Foto polos dada menunjukkan gambaran hiperaerasi , patchy
infiltrate. Diagnosa yang tepat untuk pasien ini adalah …
A. Bronkiolitis
B. Asma bronkiale
C. Pneumothoraks
D. Croup
E. Pertusis

KUNCI JAWABAN : A
Bronkiolitis akut
Level kompetensi 3B
Definisi : Inflamasi bronkiolus akut akibat virus umunya RSV, para influenza dan adenovirus
Gejala klinis : Diawali dengan demam subfebris, batuk, mengi
Pemeriksaan fisik : demam, ekspirasi memanjang, mengi, perkusi hipersonor (airtrapping)
Tatalaksana : Oksigen, bronkodilator, antibiotic (jika ada bukti infeksi bacterial)

42. Seorang perempuan berusia 22 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas, saat dianamnesis
pasien menjawab dengan penggal kalimat dan mengaku lebih nyaman dengan posisi duduk, terakhir
kambuh 1 bulan yang lalu. Pasien sering mengalami hal yang serupa sejak umur 5 tahun, dalam keluarga
ibu memiliki alergi udang. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, denyut
nadi 87 kali/menit, laju pernafasan 30 kali/menit, suhu 36,7 C. Apakah tatalaksana farmakologi yang tepat
untuk mengontrol keluhan pasien tersebut ?
A. Inhalasi SABA
B. Inhalasi steroid 200-400mcg bb/hari
C. Inhalasi steroid 400-800 mcg bb/hari
D. Inhalasi steroid >800 mcg bb/hari
E. Tidak perlu obat

KUNCI JAWABAN : E
ASMA
Level kompetensi : 4A
Key word : “sesak nafas, memburuk pada malam hari, episodik riw. Atopi(+), wheezing (+)”
Defenisi : inflamassi kronis pada saluran nafa yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa sesak nafas,
mengi, batuk pada malam hari yang berhubungan dengan obstruksi jalan nafas dan bersifat reversibel dengn
atau tanpa pengobatan.
Tanda dan Gejala :
 Batuk, sesak nafas, rasa berat di dada
 Memburuk pada malam hari/dini hari
 Bersifat episodik
 Riwayat atopi (+)
Pemeriksaan fisik :
 Auskultasi : wheezing (+)
Pemeriksaan penunjang :
 Spirometri : nilai rasio VEP1/KVP < 75 % atau VEP1 < 80% nilai prediksi, perbaikan VEP1 ≥ 15%
setelah uji bronkodilator.
 Pemeriksaan hapusan darah tepi : eosinofilia
 Skin prick test
 Total IgE serum
Klasifikasi :
Berdasarkan Gambaran Klinis : Berdasarkan derajat serangan asma

Tatalaksana :
Berat Asma Controller
Intermiten Tidak Perlu
Persisten Ringan ICS
Persisten Sedang ICS + LABA
Persisten Berat Persisten Sedang + ≥ 1 :
 Teofilin lepas lambat
 Leukotriene modifiers
 Glukokortikoid oral
Reliver (Gawat Darurat) :
Asthma Serangan Ringan, Sedang, Berat :
 Oksigenasi Nasal Canul 4 – 6 L/ menit
 Agonis β Kerja Cepat (SABA) Inhalasi / 20 Menit dalam 1 Jam atau Agonis β Injeksi 0,5 ml (SC) atau
Adrenaline 1/1000 0,3 ml (SC)
 Kortikosteroid Sistemik = Serangan Asthma Berat, Tidak Respon dengan Bronkodilator, Mendapat
Kortikosteroid Oral
Respon Baik  Respon dalam 60 menit, APE > 70 %, Pem. Fisik Normal (Pulang)
 Lanjutkan Agonis β Inhalasi
 Kortikosteroid Oral
Respon Tidak Sempurna  Resiko Distress Pernafasan, 70 % > APE > 50 %, Pem. Fisik Ringan – Sadang,
Saturasi O2 tidak membaik ( Rawat Inap)
 Agonis β Inhalasi + Anti Kolinergik
 Kortikosteroid Sistemik
 Aminofilin Drips

Asthma Mengancam Jiwa dan Respon Buruk Setelah Terapi  Rawat ICU

43. Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama sering merasa nyeri dada menjalar
ke punggung sejak 3 bulan terakhir, nyeri berkurang dengan istirahat. Riwayat hipertensi disangkal. Pasien
merokok 2 bungkus/hari. Pemeriksaan selanjutnya yang disarankan adalah…
A. Foto thoraks
B. Enzim jantung
C. Ekokardiografi
D. Exercise stress test
E. Non stress test

KUNCI JAWABAN D
Angina Pectoris
SKDI : Kompetensi 4A
Etiologi : Trombosis Minimal Pada Pem. Darah Jantung
Faktor Resiko : Merokok, Obesitas, DM, Hiperkolesterolemia, Hipertensi, dan Genetik.
Keyword :
 Nyeri Dada pada < 15 Menit atau > 15 Menit dan Membaik Saat Istirahat
 Memiliki Faktor Resiko
 Pemeriksaan Penunjang : EKG : Sinus Ritmik ; Enzim Jantung ( Mioglobin, CK-MB atau Troponin I/T
Normal )
 Pemeriksaan Tambahan : Treadmill Test (+) Muncul Angina

Klasifikasi Angina Pectoris Berdasarakan Canadian Cardiovascular Society (CSS)


 CCS Kelas 1: Keluhan angina terjadi saat aktifitas berat yang lama
 CCS Kelas 2: Keluhan angina terjadi saat aktifitas yang lebih berat dari aktifitas sehari-hari
 CCS Kelas 3: Keluhan angina terjadi saat aktifitas sehari-hari
 CCS Kelas 4: Keluhan angina terjadi saat istirahat

Tatalaksana :
 Non Farmakologi : Modifikasi Gaya Hidup Sehat
 Farmakologi : Nitrat ( Isosorbit dinitrat (ISDN) 3 x 5 mg) ; Beta Blocker ( Bisoprolol 1 x 5 – 10 mg )

Infark Miokard
SKDI : Kompetensi 3B
Etiologi : Okulsi Trombus Total pada Pem. Darah Jantung (STEMI) dan Okulsi Trombus Parsial pada Pem.
Darah Jantung ( NSTEMI dan UAP ).
Faktor Resiko : Merokok, Obesitas, DM, Hiperkolesterolemia, Hipertensi, dan Genetik.

Keyword :
 Nyeri Dada pada < 15 Menit atau > 15 Menit dan Tidak Membaik Walau Istirahat
 Memiliki Faktor Resiko
Klasifikasi
 ST Segment Elevasi / M – Shaped Apperance Pada EKG
 Pemeriksaan Enzim Jantung ( Mioglobin, CK- MB, Troponin I/T)
Meningkat
Diagnosis : ST Elevasi Miocard Infarct (STEMI)

 ST Segment Depresi / W – Shaped Appearance Pada EKG


 Pemeriksaan Enzim Jantung ( Mioglobin, CK- MB, Troponin I/T)
Meningkat
Diagnosis : Non - ST Elevasi Miocard Infarct (NSTEMI)
 ST Segment Depresi / W – Shaped Appearance Pada EKG
 Pemeriksaan Enzim Jantung ( Mioglobin, CK- MB, Troponin I/T)
Normal
Diagnosis : Unstable Angina Pectoris (UAP)

Lokasi Jantung Lead Sadapan Perdarahan di Jantung


Lateral I, AvL, V5 dan V6 Arteri Circumflex
Inferior II, III dan AvF Arteri Coronaria Dextra
Septal V1 dan V2
Arteri Coronaria Sinistra
Anterior V3 dan V4

Tatalaksana :
 Non Farmakologi : Bed Rest Total, Oksigen Sat O2 > 94 % 1 – 2 L/menit atau Sat O2 < 94 % 4 - 6
L/menit
 Farmakologi :
a. Nitrat (Vasodilator) Sublingual 5 mg, Dapat diulang sebanyak 3 kali pemberian dengan interval
5 menit
b. Anit Platelet : Aspilet Kunyah 160 mg dan Clopidogrel di Telan 300 – 600 mg
c. Morfin 2 – 4 mg Intravena Jika Masih nyeri Dada
 Terapi Referfusi ( Dilakukan Jika Sindroma Koroner Akut < 12 Jam ) : Metode Mekanik ( Primary
PCI) atau Metode Farmakologi ( Pemberian Fibrinolisis cth : Streptokinase IV)

44. Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada terasa berdebar-debar sejak
beberapa jam terakhir. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah
100/60 mmHg, denyut nadi 160 kali/menit, pernapfasan 22 kali/menit. Pada pemeriksaan EKG didapatkan
gambaran sebagai berikut :

Apakah diagnosis kasus tersebut ?


A. Atrial flutter
B. Atrial fibriliasi
C. Ventrikular takikardi
D. Supraventrikular takikardi
E. Ventrikular fibrilasi

KUNCI JAWABAN A
Atrial flutter
Level kompetensi 3B

45. Seorang perempuan berusia 44 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan berdebar-debar sejak beberapa
jam yang lalu. Pasien menyangkal adanya nyeri dada. Dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan denyut nadi
170 kali/menit. Dilakukan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut :

Apakah diagnosis pada pasien diatas ?


A. Supraventrikular takikardi
B. Ventricular takikardia
C. Atrial fibrilasi
D. Ventrikel fibrilasi
E. Atrial flutter

KUNCI JAWABAN C
Atrial fibrilasi
Level kompetensi 3A

46. Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar sejak 2 jam yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 80/palpasi, HR 130x/I, RR 23 kali/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
didapatkan akral dingin. Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut.
Tatalaksana kondisi pasien ini adalah …
A. Monitoring dan observasi
B. Manuver vagal
C. Atropine 0,5 mg IV
D. Kardioversi 120 joule
E. Kardioversi 50 joule

KUNCI JAWABAN : E
Supraventrikular takikardia
Level kompetensi 3A
Supra Ventricular Takikardia
Temuan EKG :
 Heart Rate > 100 x/i , Gel. P (+)
ada, Kompleks QRS Sempit <
0,12 sec / 3 mm
 Gel. P dan T Tumpang Tindih /
Sulit di Bedakan
Tatalaksana :
Menentukan Aritmia Tipe Stabil / Tidak Stabil,
Kriteria ...
 Hipotensi ( TDS < 90 mmHg )
 Perubahan Status Mental ( Penurunan Kesadaran )
 Tanda Shock ( Akral Dingin )
 Tanda Ischemic Jantung ( Nyeri Dada )
 Tanda Edema Paru Akut ( Sesak Nafas + Rhonki Basah / Kasar)
Jika Ditemukan 1 dari 5 Tanda di Atas Artinya Pasien Aritmia Tipe Tidak Stabil
Prinsip Tatalaksana :
 Aritmia Stabil  Terapi Farmakologi
 Aritmia Tidak Stabil  Terapi Listrik / Kejut Jantung
JENIS ARITMIA Terapi Stabil Terapi Tidak Stabil
Supra Ventricular Tachycardia 1st Line : Manuver Vagal Kardioversi 50 – 100 Joule
dan Atrial Flutter KI : Riw. TIA , VT / VT atau
Bruit Karotis (+)
2nd Line : Adenosine IV

47. Seorang laki-laki dibawa oleh keluarganya ke IGD RS dengan penurunan kesadaran. Setelah dilakukan
pemeriksaan, nadi tidak teraba. Dilakukan pemeriksaan EKG ditemukan gambaran sebagai berikut. Apakah
diagnosis dan tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut ?

A. Ventrikular takikardi + defibrilasi


B. Ventrikular fibrilasi + kardioversi
C. Asistol + defibrilasi
D. PEA + RJP
E. Bradikardia + sulfas atropine

KUNCI JAWABAN D
ARREST (3B)
Etiologi:
5H + 5T
Hipovolemia Tension pneumothorax
Hipoksia Temponade cordis
Hidrogen ion Toxin
Hip/Hiperkalemia Trombosis pulmonum
Hiponatremia Trombosis cardia
Temuan klinis:
Kesadaran turun/(-)
Nadi karotis (-)
Napas (-)
Klasifikasi
Shockable Non-Shockable
Asistol VT

PEA: semua gambaran EKG nadi (-) yang bukan VF


gambaran VT, VF atau asistole

TATALAKSANA

48. Laki laki berusia 40 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan penurunan kesadaran sejak beberapa jam
yang lalu. Sebelumnya pasien mengeluhkan nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik dijumpai tekanan darah
80/palpasi mmHg, denyut nadi 100 kali/menit, laju nafas 20 kali/menit, akral dingin. Apakah
penatalaksanaan farmakologi yang tepat ?
A. Dobutamine
B. Dopamine
C. Epinefrin
D. Noreepinefrin
E. Dexamethasone

KUNCI JAWABAN B
Syok kardiogenik
Level kompetensi 3B

49. Seorang anak berusia 5 tahun diantar orangtuanya ke IGD dengan keluhan lemas dan sesak nafas. Keluhan
disertai bibir kebiruan jika menangis. Riwayat pasien lahir normal disertai bibir kebiruan. Pemeriksaan
tanda vital nadi 100 kali/menit, RR 30 kali/menit, suhu 37 C, bibir sianosis dijumpai. Murmur ejeksi
sistolik + pada katub pulmonal. Pemeriksaan radiologi tampak gambaran boot shape heart. Apa salah satu
kelainan yang terjadi pada pasien ?
A. Defek septum atrium
B. Overriding pulmonary
C. Pulmonary stenosis
D. Tidak terbentuk katup tricuspid
E. Pembesaran ventrikel kiri

KUNCI JAWABAN C
Penyakit Jantung Konginital
SKDI : Kompetensi 2

Etiologi : Defect Kongenital ; Infeksi Virus Rubella


Keyword :
 Sesak Nafas dan Mudah Lelah
 Berdebar – debar ( Palpitasi )
 Gangguan Pertumbuhan Anak
 Murumur (+) Ada
 Sianosis (+/-) Ada
Klasifikasi
Tipe Asianosis  Ventricular Septal Defect (VSD) – Murmur Pansistolik
 Atrial Septal Defect (ASD) – Murmur Split Diastolic (S2)
 Patern Ductus Arteriosus – Murmur Continious / Machinary
Tipe Sianosis  Tetralogi Of Fallot (TOF) – Ventricular Septal Defect , Stenosis
Pulmonal ( Murmur Sistolik di ICS II Parasternal Kiri ), Overiding
Aorta, RVH ( Boot Shaped Apperarance )
 Eissenmenger Syndrome – VSD / ASD Menjadi Sianotik

Tatalaksana : Rujuk Ke Rumah Sakit Untuk Echocardiograph

50. Laki-laki berusia 50 tahun datang ke puskesmas untuk kontrol penyakitnya. Pasien memiliki Riwayat
hipertensi sejak 5 tahun yang tidak terkontrol. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
160/90 mmHg, denyut nadi 90 kali/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit. Apakah klasifikasi diagnosis
berdasarkan JNC VIII ?
A. Pre hipertensi
B. Hipertensi stadium 1
C. Hipertensi stadium 2
D. Hipertensi stadium 3
E. Hipertesni emergensi

KUNCI JAWABAN C
HIPERTENSI
Level Kompetensi : 4A
Klasifikasi Hipertensi :
51. Seorang perempuan berusia 70 tahun datang ke klinik untuk kontrol. Saat ini pasien tidak memiliki
keluhan. Pasien memiliki Riwayat hipertensi dan diabetes. Pasien memiliki Riwayat hipertensi dan diabetes
sejak 3 tahun yang lalu, Riwayat meminum obat antihipertensi 1 dan 1 obat diabetes. Pada pemeriksaan
fisik tensi 170/90 mmHg, 80 kali/menit, respirasi 16 kali/menit, suhu afebris. Target tekanan darah pasien
diatas menurut JNC VIII adalah ?
A. <140/80 mmHg
B. <140/90 mmHg
C. <150/90 mmHg
D. <120/80 mmHg
E. <160/90 mmHg

KUNCI JAWABAN : B
Hipertensi essensial
Level kompetensi 4A
Target Penurunan Tekanan Darah
Usia ≥ 60 tahun : TDS < 150 mmHg dan TDD < 90 mmHg
Usia < 60 tahun : TDS < 140 mmHg dan TDD < 90 mmHg
Pada pasien DM dengan CKD atau tidak : TDS < 140 mmHg dan TDD < 90 mmHg

52. Laki-laki 56 tahun dibawa ke IGD karena sesak nafas berulang sejak 1 bulan terakhir. Pasien memiliki
Riwayat penyakit jantung sejak 2 tahun lalu. Saat ini sesak terjadi pada saat pasien sedang mandi. Apakah
klasifikasi gagal jantung pada pasien ?
A. NYHA I
B. NYHA II
C. NYHA III
D. NYHA IV
E. NYHA V

KUNCI JAWABAN C
Gagal Jantung Kronis
SKDI : Kompetensi 3A

Etiologi : Hipertensi, Penyakit Jantung Katub, Proses Degeneratif, IMA


Temuan Klinis :
Gagal Jantung Kiri Kronis
 Cepat lelah bila beraktifitas ringan (mandi, jalan >300 m, naik tangga)
 Sesak nafas saat terlentang, malam hari atau saat beraktifitas, tidur lebih nyaman bila menggunakan
bantal yang tinggi ( 2-3 bantal)
 Sesak nafas, frekuensi nafas >24x/menit saat istirahat
 Frekuensi nadi > 100 x/mnt, nadi kecil dan cepat
 Iktus cordis bergeser ke lateral pada palpasi
Klasifikasi Lain Pada Gagal Jantung Kronis
Berdasarkan Anatomis:
 Kelas A : Cardiomegali (-), Faktor Resiko Hipertensi (+)
 Kelas B : Cardiomegali (+), Gejala Gagal Jantung (-)
 Kelas C : Cardiomegali (+), Gejala Gagal Jantung (+) seperti sesak saat aktifitas Berat – Ringan
 Kelas D : Cardiomegali (+), Gejala Gagal Jantung (+) Sesak saat Istirahat
Berdasarkan Fungsional :
 NYHA 1 : Asimtomatis
 NYHA 2 : Gejala Gagal Jantung Muncul Saat Aktifitas Berat
 NYHA 3 : Gelaja Gagal Jantung Muncul Saat Aktifitas Ringan
 NYHA 4 : Gejala Gagal Jantung Muncul Saat Istirahat

53. Perempuan berusia 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 5 minggu dibawa karena mual dan muntah sejak 3
hari yang lalu. Selain itu pasien juga merasakan pusing dan badan lemas. Nafsu makan menurun dijumpai.
Keadaan semakin lemah, compos mentis. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 100/60 mmHg ,
denyut nadi 100 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 37 C. Pemeriksaan fisik didapatkan mukosa mulut dan
lidah kering serta tampak mata cowong. Apakah diagnosis pasien ini ?
A. Hyperemesis gravidarum grade II
B. Emesis gravidarum
C. Hiperemesis gravidarum grade III
D. Hyperemesis gravidarum grade I
E. Hyperemesis gravidarum grade IV

KUNCI JAWABAN D

Hiperemsis Gravidarum
Level Kompetensi : 3B
Mual – Muntah yang terjadi pada kehamilan < 16 Mingg dan Menggangu Aktifitas

Diagnosis :
Mual dan muntah sering menjadi masalah pada ibu hamil. Pada derajat yang berat, dapat terjadi hiperemesis
gravidarum, yaitu bila terjadi:

• Mual dan muntah hebat


• Berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil
• Ketonuria
• Dehidrasi
• Ketidakseimbangan elektrolit

Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum


Derajat I Derajat II Derajat III
Lemah, napsu makan ↓, BB ↓, Apatis, nadi cepat dan kecil, KU lebih lemah lagi, muntah-
nyeri epigastrium, nadi ↑, lidah kering dan kotor, mata muntah berhenti, kesadaran
turgor kulit berkurang, TD sedikit ikterik, kadang suhu menurun dari somnolen
sistolik ↓, lidah kering, mata sedikit ↑, oliguria, aseton sampai koma, nadi lebih
cekung tercium dalam hawa cepat, TD lebih turun, ikterik.
pernapasan, Ketonuria (+). Komplokasi fatal
ensepalopati Wernicke:
nystagmus, diplopia,
perbuahan mental.

Tatalaksana :
Non-Farmakologi :

• Sedapat mungkin, pertahankan kecukupan nutrisi ibu, termasuk suplementasi vitamin dan asam folat di
awal kehamilan.
• Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari kelelahan.
Farmakologi :

• Grade 1 : Piridoksin 10 mg (P.O) sebanyak 3 – 4 tablet /hari + Doksisilamin 10 mg


Jika Belum teratasi : ditambahkan dimenhidrinate 50 – 100 mg (P.O) per 6 jam
Jika Belum teratasi : ditambahkan Prometazine 12,5 – 25 mg (P.O) per 6 jam
• Grade 2 : Metoclopramide 5 – 10 mg (P.O) atau (I.V) per 8 jam atau Ondasentrone 5 mg (P.O) atau
(I.V) per 12 Jam
• Grade 3 : Metoclopramide 5 – 10 mg (I.V) per 8 jam atau Ondasentrone 5 mg (I.V) per 12 Jam

54. Seorang wanita berusia 32 tahun G3P2A0 usia kehamilan 27 minggu datang ke Puskesmas untuk kontrol
kehamilan. Pasien tidak memiliki keluhan apapun. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
150/90 mmHg, denyut nadi 90 kali/menit, frekuensi nafas 18 kali/menit, suhu 36,5 C. Sebelumnya tekanan
darah selalu normal. Dari hasil pemeriksaan laboratorium protein uria dijumpai. Apakah diagnosis pasien
tersebut ?
A. Hipertensi gestasional
B. Hipertensi kronik
C. Preeklampsia ringan
D. Preeklampsia berat
E. Superimposed eclampsia

KUNCI JAWABAN C

Preeklampsia

Level kompetensi 3B

Preeklamsia Preeklamsia Ringan


• Tekanan Darah ≥ 140 / 90 mmHg yang muncul setelah usia
kehamilan diatas 20 minggu
• Proteinuria (+)  Uji Disptik +1
• Kejang (-)
Preeklamsia Berat
• Tekanan Darah ≥ 160 / 100 mmHg yang muncul setelah usia
kehamilan diatas 20 minggu
• Proteinuria (+)  Uji Disptik +2
• Kejang (-)
• Sindrom HELLP : Hemolisis, Peningkatan Enzim Hati
(SGOT/SGPT), Trombositopenia
• Nyeri Kepala, Gangguan Visus

55. Seorang wanita berusia 26 tahun datang untuk memeriksa kehamilannya. Ini merupakan pemeriksaan
kehamilan pertama. Pasien mengaku telah terlambat haid 12 minggu. Dua jam yang lalu sempat keluar
perdarahan dari jalan lahir disertai dengan perut terasa mulas. Pada pemeriksaan tanda vital tidak
didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TFU tepat diatas simpisis pubis, serviks tertutup.
Pada pemeriksaan DJJ ditemukan 145 kali/menit. Apakah diagnosis yang paling tepat …
A. Abortus insipiens
B. Abortus iminens
C. Abortus inkomplit
D. Abortus komplit
E. Abortus habitualis

KUNCI JAWABAN B

Abortus
Level Kompetensi : 3B – 4A
Ancaman atau keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat keluar dalam kandungan, Pada Usia kehamilan <
22 Minggu atau berat < 500 gr
Klasifikasi, Gejala dan Tanda :
Tatalaksana :

 Abortus Iminens : Pertahankan Kehamilan, Bed Rest dan Observasi Lanjutan


 Abortus Insipiens : Pemberian Cairan NaCl 0,9 %, Kuretase Vakum / Tajam Untuk pengeluaran Hasil
Konsepsi
 Abortus Inkomplit : Pemberian Cairan NaCl 0,9 %, Kuretase Vakum / Tajam Untuk pengeluaran Hasil
Konsepsi
 Abortus Komplit : Konseling dan Rawat Jalan

56. Seorang perempuan berusia 27 tahun diantar suaminya ke IGD dengan keluhan nyeri perut mendadak.
Pasien dinyatakan tidak haid sudah 3 bulan. Pasien tampak lemah dan pucat. Pemeriksaan didapatkan
cavum doughlas menonjol serta nyeri goyang portio. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 7,5 g/dl,
plano test positif. Apakah tatalaksana awal yang paling tepat ?

A. Kuretase
B. Drain abses
C. Laparotomi
D. Resusitasi cairan
E. Observasi

Kunci Jawaban : D
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

Kompetensi : 3B
Definisi : Kehamilan yang terjadi diluar cavum uterus, Lokasi tersering dari KET adalah Tuba Fallopi di area
Ampula.

Gejala dan Tanda :

• Nyeri Abdomen (Hampir 95% Kasus)


• Menstruasi abnormal
• Perubahan asimetris uterus
• Massa di pelvic
• Kuldosintesis : terdapat darah pada cavum douglas (Cavum Douglas Menonjol)
• Nyeri Goyang Portio
• Perubahan tekanan darah dan nadi : pada awal denyut < 100 , Tensi sistolik > 100 kemudian semuanya
turun.

Tatalaksana :

• Manajemen Awal : Pemberian Cairan NaCl 0,9% Menjaga Tekanan Darah Tetap Stabil
• Rujuk ke Faskes Lanjutan Untuk Laparotomi

57. Seorang wanita hamil G2P1A0 32 minggu dibawa ke ugd karena keluhan keluar perdarahan berwarna
merah segar dari jalan lahir. Nyeri perut disangkal oleh pasien. Anak pertama pasien lahir melalui proses
section caesaria. Diketahui hal ini sudah dialami pasien sejak usia kehamilan diatas 20 minggu. Pada
pemeriksaan masih terdapat pergerakan janin, djj 144x/menit. Diagnosis pasien ini adalah?
a. Plasenta previa
b. Solusio plasenta
c. Vasa previa
d. Atonia uteri
e. Rupture uteri

KUNCI JAWABAN A
Plasenta Previa
Level Kompetensi : 2

Definisi : Plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati ostium serviks interna.

Klasifikasi Plasenta Previa


• Plasenta previa totalis – ostium internal ditutupi seluruhnya oleh plasenta
• Plasenta previa parsialis – ostium interal ditutupi sebagian oleh plasenta
• Plasenta previa marginalis – tepi plasenta terletak di tepi ostium internal
• Plasenta previa letak rendah – plasenta berimplantasi di segmen bawah uterus sehingga tepi plasenta
terletak dekat dengan ostium

Diagnosis

Gejala Klinis Tanda Klinis


• Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan>22 • Tidak ada kontraksi uterus
minggu • Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas
• Darah segar yang keluar sesuai dengan panggul
beratnya anemia • Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
• Syok
• Kontaindikasi dilakukan VT dan
Inspekulo
Pemeriksaan Penunjang “ Ultrasonografi “ Plasenta Terimplantasi di Segmen Bawah Rahim

Tatalaksana :

• Resusitasi Airway ; Breathing dan Circulation (ABC) jika ada perdarahan


• Rujuk ke RS (Fetal Distress) untuk dilakukan Persalinan operatif

58. Seorang perempuan berusia 24 tahun G1P0A0 hamil 37 minggu datang ke IGD dengan keluhan keluar air
jernih sedikit-sedikit dari kemaluan sejak 2 jam yang lalu tanpa perasaan mulas dan ingin melahirkan.
Tanda-tanda vital dalam batas normal. Apakah pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis pasien ?
A. Darah rutin
B. USG
C. Urinalisa
D. Plano test
E. Nitrazin test

KUNCI JAWABAN E

Ketuban Pecah Dini (K.P.D)

Level Kompetensi : 3A

Klasifikasi :

• KPD Preterm (PPROM) : Pecahnya ketuban sebelum tanda – tanda inpartu < 37 Minggu
• KPM (PROM) : Pecahnya ketuban sebelum tanda inpartu ≥ 37 minggu
Faktor Resiko KPD : Penggunaan Bahan Kimia (Pembersih Vagina, dll), Stress Fisik, Stress Psikologis,
Infeksi, Merokok dll.

Diagnosis :

Gejala dan Tanda :

• Keluar Cairan yang banyak dari kemaluan berbau khas


• Pem. Penunjang : Basah  Test Nitrazin (Lakmus), Kering
 Test Ferning (+)
Tatalaksana :

Farmakologi :

• Pemberian Antibiotik Profilaksis : Eritromisin 4 x 250 mg


(P.O) selama 10 Hari
• KPD > 24 Jam Berikan Antibiotik : Penicillin G (I.V) 1.2 Jt
IU/ 4 Jam + Clindamycin 600 mg (I.V) / 6 Jam
• Pematangan Paru + Terminasi Kehamilan, dilakukan pada
usia kehamilan 24 – 33 Minggu
- Dexametasone 6 mg (I.V) selama 48 jam dengan
interval pemberian per 12 Jam
- Betametasone 12 mg (I.V) selama 48 jam dengan
interval pemberian per 24 jam
- Lakukan Terminasi Kehamilan jika terdapat tanda
– tanda Fetal Distress

59. Seorang perempuan berusia 35 tahun G2P1A0 hamil 35 minggu datang ke IGD dengan keluhan keluar air
air keruh berbau dari kemaluan. Pasien mengeluhkan keputihan dalam 2 minggu terakhir. Sebelumnya
bidan telah melakukan pemeriksaan dengan lakmus dan didapatkan perubahan warna biru. Pada
pemerisaan didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 110 kali/menit, suhu 38,5 C, akral dingin.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11 gr/dl, leukosit 17000/mm3, dan trombosit 250.000/mm3.
Apakah penanganan yang tepat untuk kasus tersebut ?
A. Ampisilin 2 gr/6 jam + gentamisin 5 gr/kgbb/24 jam + metronidazole 500 mg/8 jam serta pertimbangkan
terminasi kehamilan
B. Ampisilin 2 gr/6 jam + ceftriaxon 1 gr/12 jam
C. Eritromisin 500 mg/6 jam, pertahankan kehamilan sampai usia 37 minggu
D. Dexamethasone injeksi, ampisilin 2 gr/6 jam + gentamisin 5 mg/Kgbb/24 jam IV, terminasi kehamilan
E. Dexamethasone injeksi, ampisilin 2 gr/6 jam + gentamisin 5 mg/kgBB/24 jam IV, terminasi kehamilan

KUNCI JAWABAN A

Korioamnionitis

Level Kompetensi : 3A

Definisi : Infeksi yang terjadi pada Korion dan Amnion

Diagnosis :

Ditemukan demam >38 C dengan 2 atau lebih tanda berikut ini:

• Leukositosis >15.000 sel/mm3


• Denyut jantung janin >160 kali/menit
• Frekuensi nadi ibu >100 kali/menit
• Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi
• Cairan amnion berbau
Tatalaksana : Rujuk ke Faskes Lanjutan untuk medapatkan Terapi yang lebih Paripurna

Farmakologi :

- Antibiotik Kombinasi Ampicilin 2 gr (I.V) per 6 jam + Gentamisin 5 mg/KgBB/ Hari (I.V)
- Jika persalinan dilakukan pervaginam, hentikan antibiotika setelah persalinan. Jika persalinan
dilakukan dengan SC lanjutkan antibiotic dan tambahkan metronidazole 500 mg IV tiap 8 jam
sampai bebas demam selama 48 jam
- Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk menentukan cara persalinan :
- Jika serviks matang – lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
- Jika serviks belum matang- matangkan dengan prostaglandin dan infus oksitosin, atau lakukan SC

60. Seorang wanita usia 30 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 30 minggu datang ke RS dengan keluhan nyeri
perut tembus ke belakang disertai keluar lendir dan darah dari vagina. Pemeriksaaan vagina didapatkan
pembukaan serviks 3 cm dan ketuban menonjol. 15 menit kemudian pembukaan serviks 4 cm dan ketuban
pecah disertai tali pusat keluar dan teraba berdenyut. Posisi terbaik pada pasien ini adalah ?
A. Left lateral decubitus
B. Litotomi
C. Semifowler
D. Trendelenburg
E. Right lateral decubitus

KUNCI JAWABAN D
Prolaps Tali Pusat

Level Kompetensi : 3B

Definisi : Keluarnya tali pusat dari uterus mendahului janin

Etiologi : Multiparitas, Premature, Anomali Konginital, Letak Lintang, Polihidromnion, Plasenta Letak
Rendah

Klasifikasi Prolaps Tali Pusat


Tali pusat menumbung Tali pusat terkemuka (tali pusat Occult Prolapse (tali
(prolapsus funikuli) terdepan) pusat tersembunyi)
Tali pusat teraba keluar / Tali pusat berada di samping atau Tali pusat di samping
disamping dan melewati lebih rendah dari bagian bawah kepala atau di dekat
bagian terendah janin didalam janin, ketuban masih utuh pelvis tapi tidak dalam
jalan lahir setelah ketuban jangkauan jari pada
pecah pemeriksaan vagina
Tatalaksana :

 Tali Pusat Terkemuka : Minimalisasi dengan Knee Chest Position / Trendelenberg  Rujuk ke RS
Untuk Tindakan Operatif
 Tali Pusat Menumbung : Janin Mati  PSP, Janin Hidup  Berikan O2, Lakukan Knee Chest Position
/ Trendelenberg  Rujuk ke RS Untuk Tindakan Operatif

61. Seorang perempuan berusia 30 tahun usia G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu dibawa ke IGD RS karena
nyeri perut tembus ke punggung, keluar lender dan darah. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, frekuensi nafas 22 kali/menit, suhu 36,4 C. Pemeriksaan
didapatkan TFU 28 cm , letak kepala, his 2 kali 10” 60’, DJJ 140 kali/menit. Pemeriksaan dalam
didapatkan pembukaan 2 cm. Ketuban +. Dokter berencana untuk melakukan pematangan paru. Dibawah
ini tatalaksana yang benar untuk pematangan paru adalah. . .
A. Deksametason 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
B. Deksametason 6 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
C. Deksametason 6 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali
D. Betametason 6 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali
E. Betametason 12 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali

KUNCI JAWABAN C

Persalinan Pretem

Level Kompetensi : 3A

Definisi : Persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan < 37 Minggu


Kriteria Diagnosis : Tatalaksana :
 Usia kehamilan < 37 minggu Terminasi Kehamilan
 Terjadi kontraksi 4 kali dalam 20 menit Syarat :
atau 8 kali dalam 60 menit diikuti  Usia Kehamilan < 24 minggu atau > 34
dengan perubahan serviks yang progresif minggu
 Pembukaan Serviks ≥ 2 cm  Pembukaan > 3 cm
 Korioamnionitis
Faktor Resiko :  Gawat Janin (Fetal Distress)
 Usia Ibu < 18 tahun atau > 40 Tahun Pematangan Paru (Kortikosteroid + Tokolitik)
 Hipertensi Syarat :
 Plasenta Previa  Usia Kehamilan 24 – 33 Minggu
 Solusia Plasenta  Dilatasi serviks ≤ 3 cm
 Ketuban Pecah Dini  Tidak terdapat Korioamnionitism
 Infeksi Intra Uterine Preeklamsia / Perdarahan Aktif
 Tidak ada Fetal Distress
 Tokolitik ( Nipedipine, Terbutaline,
Salbutamol)

Berikan kortikosteroid untuk pematangan


paru janin. Obat pilihannya adalah :
- Deksametason 6 mg IM setiap 12 jam
sebanyak 4 kali ATAU
- Betametason 12 mg IM setiap 24 jam
sebanyak 2 kali

62. Seorang perempuan berusia 24 tahun dibawa ke IGD RS karena perdarahan terus menerus dari jalan lahir.
Pasien post melahirkan anak pertama dirumah dibantu oleh bidan desa. Pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 100/60 mmHg , nadi 100 kali/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu 36,9 C.
Pemeriksaan genitalia didapatkan robekan jalan lahir mencapai 1/3 sfingter ani interna. Apakah diagnosis
pada pasien ?
A. Ruptur perineum grade 2
B. Ruptur perineum grade 3A
C. Ruptur perineum grade 3B
D. Ruptur perineum grade 3C
E. Ruptur perineum grade 4

KUNCI JAWABAN D

Perdarahan Post Partum


Level Kompotensi : 3B
Definisi : Perdarahan yang terjadi setelah persalinan dengan kriteria > 500 ml pada PSP atau > 1000 ml pada
SC
Klasifikasi :

 Perdarahan Post Partum Primer ( Terjadi < 24 jam post partum)


 Perdarahan Post Partum Skunder ( Terjadi > 24 jam – 12 Minggu post partum)

Klasifikasi Ruptur Perineum :

 Grade 1 : Robekan Terjadi Pada Mukosa Vagina


 Grade 2 : Robekan Terjadi pada Otot Perineum dan Vagina
 Grade 3 : dibagi Menjadi 3
 Grade 3 A : Robekan Terjadi < 50 % Pada Sphingter Ani Eksterna
 Grade 3 B : Robekan Terjadi > 50 % Pada Sphingter Ani Eksterna
 Grade 3 C : Robekan Terjadi pada Spingter Ani Interna
 Grade 4 : Robekan Terjadi pada Rectum
Tatalaksana Umum : Berikan Oksigenasi, Berikan Cairan NaCl 0,9% / Ringer Laktat

Robekan Jalan Lahir

 Lakukan Penjahitan Luka Robek Perineum (derajat 1-2)


 Rujuk (derajat 3-4)

63. Seorang pasien wanita 33 tahun dirujuk ke IGD RS oleh bidan dengan keluhan perdarahan yang tidak
berhenti. Pasien telah melahirkan anak ke empatnya secara spontan sejam yang lalu dengan berat 3300
gram namun plasenta belum lahir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 90/70
mmHg, nadi 100 kali/menit, TFU setinggi pusat dan kontraksi uterus sedang. Dijumpai adanya tali pusat
yang di klem pada vulva. Apakah kemungkinan penyebab perdarahan pada pasien ?
A. Kelainan pembekuan darah
B. Laserasi jalan lahir
C. Atornia uteri
D. Retensio plasenta
E. Rest placenta

KUNCI JAWABAN D

Perdarahan Post Partum


Level Kompotensi : 3B
Definisi : Perdarahan yang terjadi setelah persalinan dengan kriteria > 500 ml pada PSP atau > 1000 ml pada
SC
Klasifikasi :

 Perdarahan Post Partum Primer ( Terjadi < 24 jam post partum)


 Perdarahan Post Partum Skunder ( Terjadi > 24 jam – 12 Minggu post partum

Tatalaksana Umum : Berikan Oksigenasi, Berikan Cairan NaCl 0,9% / Ringer Laktat

Tatalaksana Khusus :

Retensio Plasenta

 Pemberian Ureterotonika : 20 – 40 IU oksitosin dalam Nacl 0,9% / Ringer Laktat dilajutkan dengan 20
IU oksitosin dalam 1000 ml Nacl 0,9% / Ringer Laktat.
 Manual Plasenta
64. Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke RS untuk konsultasi kontrasepsi. Pasien sedang menyusui.
Usia anak 7 bulan. Pasien tidak berani menggunakan IUD, pasien ingin memberikan asi eksklusif pada
anaknya hingga usia 2 tahun. Kontrasepsi apakah yang sebaiknya diberikan ?
A. Pil kombinasi
B. Pil progestin
C. AKDR
D. Tubektomi
E. Vasektomi

KUNCI JAWABAN B

65. Seorang wanita berusia 24 tahun P1A0 baru melahirkan anak pertamanya 2 bulan yang lalu. Pasien
datang dengan keluhan nyeri pada putting susu terutama saat menyusui bayinya. Pada pemeriksan fisik
ditemukan adanya bekas luka pada papilla mamae tanpa ada darah dan tanda infeksi. Dokter
menyarankan pasien agar tetap menyusui bayinya. Apakah tatalaksana awal yang tepat diberikan pada
pasien ini ?
A. Oleskan lanolin pada luka
B. Jangan biarkan bayi latch on saat menyusui
C. Oleskan ASI pada luka
D. Antibiotik gentamisin
E. Oleskan minyak zaitun pada luka

KUNCI JAWABAN : C

Cracked Nipple
Level Kompetensi : 4A

Definisi : Luka lecet yang terjadi pada payudara wanita akibat menyusui

Gejala dan Tanda :

 Nyeri pada puting susu saat menyusui


 Tanda : Luka Lecet pada Putting susu
Tatalaksana :

Non Farmakologi :

 Teknik menyusui yang benar


 Putting harus selalu kering
 Mengoleskan colostrum atau ASI yang keluar disekitar putting susu dan membiarkan kering
 Mengistirahatkan putting yang lecet sangat berat selama 24 jam
 Lakukan pengompresan payudara dengan kain basah dan hangat selama 5 manit jika terjadi bendungan
payudara

Farmakologi :

 Paracetamol 3 x 500 mg (P.O)


 Pemberian Lanolin atau Vitamin E

66. Seorang pasien perempuan berusia 26 tahun dibawa oleh suaminya ke puskesmas dengan keluhan tidak
bisa menyusui bergantian dikedua payudara karena payudara kiri terasa sakit. Pasien baru melahirkan 5
hari yang lalu. Saat ini bayi hanya mau menyusu di payudara kanan. Pada pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal,tampak lecet pada putting payudara kiri dan seikit masuk ke dalam. Hal tersebut dapat di
cegah dengan cara menyusui yang benar. Bagaimanakah cara menyusui yang benar ?
A. Ada jarak antara perut ibu dan bayi
B. Hampir seluruh areola berada dalam mulut bayi saat menghisap
C. Ibu bisa menarik putting berulang-ulang
D. Mulut bayi berada diatas putting ibu
E. Mulut bayi terbuka Sebagian

KUNCI JAWABAN B
Cracked nipple
Level kompetensi 4A
Non Farmakologi :

 Teknik menyusui yang benar


 Putting harus selalu kering
 Mengoleskan colostrum atau ASI yang keluar disekitar putting susu dan membiarkan kering
 Mengistirahatkan putting yang lecet sangat berat selama 24 jam
 Lakukan pengompresan payudara dengan kain basah dan hangat selama 5 manit jika terjadi bendungan
payudara

Tehnik menyusui yang benar :


- Bayi di pegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dengan dengan lengkungan siku ibu,
bokong bayi ditahan di telapak tangan ibu.
- Perut bayi menempel ke tubuh ibu
- Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi ( Tanda perlekatan sudah benar : bibir atas dan
bawah terbuka lebar, bibir bawah menekuk keluar, dagu menyentuh payudara)
- Lengan bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada diantara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang diatas
boleh di pegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu
- Telinga dan lengan yang diatas berada dalam 1 garis lurus

Tanda menyusui sudah benar :


- Isapan lambat dan dalam
- Bayi terlihat menelan
- Ibu tidak kesakitan
- Bayi tenang
- Payudara terasa lebih kosong

Farmakologi :

 Paracetamol 3 x 500 mg (P.O)


 Pemberian Lanolin atau Vitamin E

67. Seorang wanita berusia 26 tahun datang dengan keluhan tidak nyaman saat bersenggama. Perdarahan dan
nyeri disangkal oleh pasien. Pada pemeriksaan fisik vital sign dalam batas normal. Inspekulo ditemukan
masa kistik soliter berukuran diameter 1,3 cm pada dinding anterolateral vagina. Masa tidak nyeri saat
ditekan. Fluktuasi dijumpai. Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus ini ?
A. Kista bartolin
B. Kista gartner
C. Fibroma vagina
D. Mioma geburt
E. Kista nabotian

KUNCI JAWABAN B
Kista Gartner

Level Kompetensi : 3A

Lokasi : Dinding Anterior Vagina Anterolateral Vagina

Asal : Sisa Kanalis Wolfii (Duktus Gartner)

Gejala dan Tanda :

 Massa Kistik pada dinding Vagina


 Tidak Nyeri
Tatalaksana : Insisi dan Eksisi

68. Seorang perempuan berusia 34 tahun datang ke RS karena merasakan rasa tidak nyaman pada kemaluan
sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien memiliki Riwayat keputihan. Pada pemerikaan tanda vital
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 37,3 C. pemeriksaan genitalia
didapatkan benjolan pada bibir kemaluan diameter 4 cm, konsistensi licin, permukaan rata, fluktuasi +.
Apakah diagnosis pada kasus diatas ?
A. Myoma uteri
B. Polip serviks
C. Kista nabotian
D. Kista gartner
E. Kista bartolin
KUNCI JAWABAN E

Kista Bartolini

Level Kompetensi : 3A

Lokasi : 1/3 Posterior Labium Mayus, Arah Jam 4 dan Jam 8

Gejala dan Tanda :

 Massa Kistik
 Tidak Nyeri
 Dispareunia
 Demam
 Jika Abses (Penyebab : N. Ghonorea)  Fluktuasi (+)
Tatalaksana : Rujuk Ke RS untuk tindakan Operatif : Word Catheter,
Marsupialisasi, Insisi Drainase

69. Seorang laki laki datang bersama istrinya dengan keluhan sudah menikah selama 4 tahun namun belum
memililki keturunan. Pada pemeriksaan analisis sperma dijumpai volume 2 cc, sperma 1,5 juta/cc,
morfologi <4%, motilitas <40%. Diagnosis pada pasien ini adalah . . .
A. Oligozospermia
B. Oligoasthenoteratozospermia
C. Oligoteratozospermia
D. Asthenoteratozospermia
E. Normospermia

KUNCI JAWABAN B

Infertilitas

Level Kompetensi : 3A

Definisi : Kegagalan konsepsi, mempertahankan kehamilan atau melahirkan bayi hidup bagi suami istri yang
telah melakukan Hub. Sexual secara regular tanpa kontrasepsi.

 Usia < 35 Tahun  Melewati Durasi > 12 Bulan


 Usia > 35 Tahun  Melewati Durasi > 6 bulan
Etiologi :

 40 % Disebabkan Oleh Wanita ( PID, PCOS)


 40 % Disebabkan Oleh Pria ( Masalah Sperma, Varikokele)
 20 % Disibabkan Karena Keduannyas
Lab : Analisa Sperma

 Jumlah Sperma Normal : 15 jt/ ml  Kelainan Jumlah disebut “Oligo”


 Motilitas Normal : Sperma tipe a > 32 % dan Sperma Tipe a + b > 42 %  Kelainan Motilitas disebut
“Astheno”
 Morfologi Normal : Sperma normal < 4%  Kelainan Morfologi disebut “ Terato “
Tatalaksana : Rujuk Ke RS Berkonsultasi dengan Expert

70. Perempuan berusia 27 tahun G2P1A0 umur kehamilan 15 minggu datang ke IGD dengan keluhan lemas
sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan pandangan sering berkunang-kunang. Pasien belum
pernah memeriksakan kehamilan sebelumnya. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan dalam batas
normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis +/+ dan telapak tangan pucat, akral hangat.
Pemeriksaan obstetric didapatkan dalam batas normal. Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb
10gr/dl, leukosit 9200 sel/mm3, trombosti 250.000 sel/mm3. Hapusan darah tepi menunjukkan gambaran
mikrositik hipokrom dengan sel pensil. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini ?
A. Anemia defisiensi B12
B. Anemia defisiensi B9
C. Anemia defisiensi besi
D. Anemia perdarahan
E. Anemia hemolitik autoimun

KUNCI JAWABAN C

Level kompetensi 4A
71. Seorang anak laki-laki 6 tahun diantar ibunya ke puskesmas karena beberapa bulan terakhir anaknya
tampak lemas dan tidak nafsu makan, tidak ada keluhan lain yang menyertai. Dari pemeriksaan tanda-
tanda vital dan fisik didapatkan BB 19 kg TD 110/70 mmHg, nadi 85 kali/menit, suhu 36,7 C.
Konjungtiva anemis dijumpai, ikterus dan sianosis tidak dijumpai, pemeriksaan thoraks abdomen dan
ekstremitas dalam batas normal. Dokter memeriksakan laboratorium Hb 8 , Hct 25%, leukosit 5200,
trombosit 265000, MCV 62, MCH 20, MCHC 25. Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut ?
A. Anemia defisiensi besi
B. Thalassemia
C. Anemia hemolitik
D. Anemia aplastic
E. Anemia defisiensi asam folat

KUNCI JAWABAN A
72. Seorang laki-laki berusia 8 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhaan badan lemah sejak 4 minggu.
Dari kecil pasien mendapatkan transfuse darah, tidak didapatkan demam. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis, sklera subikterik, hepatosplenomegaly. Dari hasil laboratorium
didapatkan coombt test +, retikulosit 2%. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini ?
A. Anemia defisiensi besi
B. Anemia defisiensi B12
C. Anemia aplastic
D. Anemia hemolitik
E. Anemia defisiensi piridoksin

KUNCI JAWABAN D

ANEMIA HEMOLITIK
Level Kompetensi : 3A
Key word : tanda-tanda anemia , Hb , retikulosit >>, Normokrom normositer, Uji coomb test (+).
Definisi : suatu kelainan akibat adanya antibodi terhadap sel-sel eritrosit sehingga umur eritrosit memendek.
Etiologi : adanya antibodi terhadap eritrosit yang menyebabkan hemolisi dan belum diketahui penyebabnya.
Klasifikasi :
1. Anemia Hemolitik Autoimun (AIHA)
Tanda dan Gejala :
Tanda anemia (+), ikterik, urin berwarna gelap,
hematosplenomegali
Pemeriksaan Penunjang :
Darah lengkap : Hb < 7 gr/dl, retikulosit >>
Hapusan darah tepi : Normokrom normositer
Ui coomb test (+)
Tatalaksana :
Prednison 1-1,5 mg/KgBB/hari PO
Imunosupresan : Azatriopin 50-200 mg/hari atau siklofosfamid 50-150 / hari
Transfusi pada keadaan mengancam jiwa.(Hb < 3 gr/dl)

73. Seorang wanita berusia 20 tahun datang ke RS dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Mual dan
muntah di jumpai. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70
mmHg, denyut nadi 100 kali/menit, frekuensi nafas 23 kali/menit, suuhu 39,8 C, hepar teraba 2 cm
dibawah arcus costa, tepi tajam, permukaan licin, konsistensi kenyal, akral hangat dan dijumpai petechie.
Pemeriksaan laboratorium, menunjukkan hb 11 gr/dl, hematokrit 42%, leukosit 3.800, trombosit 95.000.
Apakah diagnosis yang paling mungkin ?
A. Demam dengue
B. Demam berdarah dengue grade I
C. Demam berdarah dengue grade II
D. Demam berdarah dengur grade III
E. Demam berdarah dengue grade IV

KUNCI JAWABAN C
DHF
Level Kompetensi : 4A
Etiologi : Virus DEN 1, 2, 3, dan 4
Vektor : Nyamuk Aedes Aegepty Betina, Kemampuan terbang 50 m
Tanda dan Gejala :

 Demam : onset akut, tinggi dan menetap durasi 2-7 hari.


 Manifestasi perdarahan : test tourniquet (+), petechie, purpura dan ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis/ melena.
 Hepatomegali
 Syok = dimanifestasikan dengan takikardia, perfusi
jaringan yang buruk, nadi lemah, penyempitan tekanan nadi (<
20mmHg), hipotensi, kulit dingin dan lembab dan gelisah
 Terdapat hemokosentrasi
Pemeriksaan Penunjang :

 NS1 pada hari 1 dan 2 demam (dapat diperiksa sampai


hari ke 5)
 IgM Anti Dengue diperiksa hari 3-5 dapat diperiksa sampai hari 7
 IgG Anti Dengue pada hari 8 dan 9
Tatalaksana :

 Non Farmakologi : Bed Rest Total dan Diet TKTP


 Farmakologi : terapi simtomatis, Terapi cairan

74. Laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan demam sejak 6 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
hapusan darah tepi ditemukan parasite berbentuk cincin ukuran 1/6 eritrosit, dan ukuran eritrosit tidak
membesar. Apakah terapi yang sesuai pada kasus diatas ?
A. ACT 3 hari + primakuin 1 hari
B. ACT 3 hari + primakuin 14 hari
C. ACT
D. Artesunate intravena
E. Kina + klindamisin

KUNCI JAWABAN A

MALARIA
Level Kompetensi : 4A
Etiologi : Plasmodium Sp. (Falciparum, Vivax, Ovale dan Malariae)
Vektor transmisi : Nyamuk Anopheles Betina (Daerah Endmis : Kalimantan, Sulawesi tengah sampai utara,
Maluku, Papua, Lombok, NTT, Sumatera bagian selatan)
Tanda dan Gejala :
 Demam
 Menggigil dan Berkeringat
 Berpergian atau tinggal di daerah endemis malaria
Malaria Tanpa Komplikasi Malaria Berat
(P.Falciparum-/+ P. jenis lainnya)
 Malaria Tropicana (P. Falciparum)  Perubahan kesadaran (GCS<11) : malaria
 Malaria Tertiana (P. Vivax dan Ovale) serebral
 Malaria Quartana (P. Malariae)  Kelemahan otot
 Kejang berulang (lebih dari 2 episode dalam
24 jam)
 Gagal sirkulasi atau syok : CRT > 3 detik,
tekanan sistolok < 80 mmHg (pada anak < 70
mmHg)
 HEMOGLOBINURIA (Black water fever)
 Perdarahan spontan
 Edema paru (radiologi, saturasi O2 <92%)

Pemeriksaan Penunjang : Sediaan Hapusan Darah Tepi (S.A.D.T) / Blood Smear

Plasmodium Falciparum
Pola demam tidak jelas : 1-1-2-1-2
Hapusan darah tepi:
Masa inkubasi : 9-14 hari
Jenis Malaria : Malaria Tropicana
Eritrosit : Tidak membesar
Tanda Khas : Maurer Spot
Bentuk stadium Tropozoid : Ring Form,
Accole Ring, Acid
Bentuk stadium
Gametosit : bulan
sabit, pisang, sosis

Plasmodium Vivax
Pola demam khas : 1-2-1-2
Masa inkubasi : 12-17 hari
Daur hidup : 48 jam
Jenis malaria : Malaria tertiana
Eritrosit : Lebih besar, Pucat
Tanda Khas : Schufner Dots
Bentuk Stadium Tropozoid : Ameboid, Ring
Bentuk Stadium Gametosit : sferis

Plasmodium Ovale
Pola Demam Khas : 1-2-1-2
Masa inkubasi : 16-18 hari
Daur hidup : 50 jam
Jenis malaria : Malaria tertiana
Eritrosit : Lebih besar, Ovale
Tanda Khas : Schufner Dots, James Dot’s
Bentuk Stadium Tropozoid : Gambaran comet
Bentuk Stadium Gametosit : sferis
Plasmodium Malariae
Masa inkubasi : 18-40 hari
Daur hidup : 72 jam
Jenis malaria : Malaria kuartana
Eritrosit : Sama dengan normal
Tanda Khas : Ziemann’s Dots
Bentuk Stadium Tropozoid : Pita (Band),
Retangular
Bentuk Stadium Skizoid : Bunga
Bentuk Stadium Gametosit : sferis
Pigmen: besar, kasar, gelap
Tatalaksana :
Malaria tanpa komplikasi

Profilaksis Malaria :
Sensitif Klorokuin : 2 tab/ minggu, dari 1 minggu sebelum sampai 4 minggu setelah kembali.
Resisten Klorokuin :
 Doksisiklin 200 mg (1 tab)/ hari (1-2 hari sebelum pergi dan 4 minggu setelah kembali)
 Mefloquine 250 mg (1 tab)/ minggu (diminum >2 minggu sebelum berangkat dan 4 minggu setelah
kembali. Merupakan DOC profilaksis Malaria Ibu Hamil)

75. Seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan demam sejak 4 hari yang
lalu. Keluhan juga disertai dengan mual dan muntah dan nyeri otot terutama di betis. Sejak kemarin
pasien merasa urinnya jadi semakin sedikit dan kulitnya menguning. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD 100/70 mmHg, nadi 98 kali/menit, suhu 37,9 C, RR 22 kalil/menit, sklera ikterik. Apakah
kemungkinan diagnosis pada pasien ini ?
A. Yellow fever
B. Leptosipirosis
C. Weils disease
D. Dengue fever
E. Hepatitis A akut

KUNCI JAWABAN : C

LEPTOSPIROSIS
Level Kompetensi :4A
Etiologi : Leptospira Sp
Vektor Transmisi : Tikus (Urin Tikus)
Faktor Resiko : pekerjaan dengan resiko tinggi terpapar vektor (petani, Pembersih jalan, musibah banjir, dll).
Temuan Klinis :
Leptospira Ringan Leptospira Berat
 Demam  Ikterus
 Nyeri otot (betis)  Oliguria
 Perdarahan Konjungtiva  Manifestasi perdarahan
 Riwayat kebanjiran atau hama tikus
 Nyeri abdomen
Pemeriksaan penunjang :
 Indirect : Test Aglutinasi
Mikroskopis, Kultur
 Direct : Mikroskop Lapangan Gelap

Tatalaksana : Tatalaksana :
Antibiotik Oral Antibiotik Injeksi
 Doksisiklin 2x 100 mg (7 hari)  Penicillin G 1,5 jt U/ 6 jam (IV) 7 hari
 Ampisilin 4x 500-750 mg (7 hari)  Ampicillin 1 gr/ 6 jam selam 7 hari
 Amoxicillin 4x 500 mg (7 hari)  Ceftriaxone 1 gr/ hari selama 7 hari
 Cefotaxime 1 gr/ 6 jam selama 7 hari
76. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu. Keluhan juga
disertai dengan nyeri pada persendian. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
90 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 38 C, nyeri tekan kedua otot betis dijumpai. Rumah pasien saat ini
sedang mengalami kebanjiran. Hasil laboratorium didapatkan SGPT 15 , SGOT 30, bilirubin dalam batas
normal. Apakah tatalaksana lini pertama yang tepat untuk kasus diatas ?
A. Penisilin G injeksi 1,5 Jt IU/8 jam selama 5 hari
B. Ceftriaxone IV 1 gr/24 jam selama 5-7 hari
C. Doksisiklin 2 x 100 mg selama 5-7 hari
D. Azitromisin 1 x 500 mg selama 5-7 hari
E. Amoksisilin 3 x 500 mg selama 5-7 hari

KUNCI JAWABAN C

LEPTOSPIROSIS
Level Kompetensi :4A
Etiologi : Leptospira Sp
Vektor Transmisi : Tikus (Urin Tikus)
Faktor Resiko : pekerjaan dengan resiko tinggi terpapar vektor (petani, Pembersih jalan, musibah banjir, dll).
Temuan Klinis :
Leptospira Ringan Leptospira Berat
 Demam  Ikterus
 Nyeri otot (betis)  Oliguria
 Perdarahan Konjungtiva  Manifestasi perdarahan
 Riwayat kebanjiran atau hama tikus
 Nyeri abdomen
Pemeriksaan penunjang :
 Indirect : Test Aglutinasi
Mikroskopis, Kultur
 Direct : Mikroskop Lapangan Gelap

Tatalaksana : Tatalaksana :
Antibiotik Oral Antibiotik Injeksi
 Doksisiklin 2x 100 mg (7 hari)  Penicillin G 1,5 jt U/ 6 jam (IV) 7 hari
 Ampisilin 4x 500-750 mg (7 hari)  Ampicillin 1 gr/ 6 jam selam 7 hari
 Amoxicillin 4x 500 mg (7 hari)  Ceftriaxone 1 gr/ hari selama 7 hari
 Cefotaxime 1 gr/ 6 jam selama 7 hari

77. Seorang anak perempuan berusia 13 tahun datang dibawa ke dokter RS dengan keluhan berdebar-debar
yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Anak ada Riwayat demam dan batuk pilek yang lama.
Keluhan disertai sesak pada saat beraktivitas dan mudah lelah, serta nyeri pada sendi. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan thrill, dan suhu 38 C. Ditemukan pula adanya nodul subkutan, serta nyeri sendi. ASTO
+. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus diatas ?
A. Demam rematik
B. Penyakit jantung rematik
C. Demam dengue
D. Perikarditis
E. Demam tifoid

KUNCI JAWABAN A

Demam Reumatik 3A
Etiologi : Streptococcus Beta Hemoliticus Group A
Kriteria Diagnosis :
Kriteria Mayor Kriteria Minor
 Karditis ( Nyeri Dada, DemamP)  Atralgia
 Poli Atritis ( Nyeri > 1 Sendi)  Demam
 Chorea  Prolong PR Interval
 Eritema Marginatum  Peningkatan CRP
 Subkutan Nodul

Diagnosis Ditegakkan Jika ditemukan 2 Mayor atau 1 Mayor + 2 Minor


Pemeriksaan Penunjang : ASTO (+)

78. Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun datang bersama ibunya karena keluhan muncul ruam merah sejak
2 hari ini. Ruam awalnya dibelakang telinga, wajah kemudian meluas ke badan dan seluruh tubuh. Keluhan
juga disertai demam tinggi dan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital nadi 120
kali/menit, RR 36 kali, suhu 39 C, ruam makulopapula eritema seluruh tubuh, faring hiperemis dan terdapat
bercak putih pada mukosa buccal. Apakah diagnosa yang tepat pada pasien tersebut . . .
A. Rubella
B. Rubeola
C. Moluskum kontagiosum
D. Roseola infantum
E. Exantema subitum

KUNCI JAWABAN B

.MEASLES/ CAMPAK/ RUBEOLA

Etiologi : Measles Virus


Faktor Resiko :
Bayi yang belum Vaksin campak.

Stadium Prodromal Stadium Erupsi Stadium Penyembuhan


(Konvalesen

Berlangsung 2-4 hari, Ditandai dengan timbulnya Ruam berangsur-angsur


ditandai dengan demam ruam makulopapular yang menghilang sesuai urutan
yang diikuti dengan batuk, bertahan selama 5-6 hari. timbulnya. Ruam kulit
pilek, faring merah, nyeri Timbulnya ruam dimulai dari menjadi kehitaman dan
menelan, stomatitis, dan batas rambut di belakang teling, mengelupas yang akan
konjungtivitis. kemudian menyebar ke waja, menghilang 1-2 minggu.
Tanda patognomonik yaitu leher, dan akhirnya ke
bercak koplit. ekstremitas.

Tatalaksana :
Vitamin A (Retinol) H1dan H2 : Gizi buruk H14
Terapi farmakologis simtomatis
Komplikasi :
Pneumonia, dehidrasi, gizi buruk, ensefalitis, OMA
79. Seorang anak perempuan usia 18 bulan dibawa ibuya ke puskesmas karena sejak 5 bulan terakhir berat
badan anak tidak naik. Riwayat anak tidak mendapatkan asi, tidak suka minum susu formula, makan
hanya 2-3 sendok per hari. BB 7 kg (<-3 SD), TB 72,5 cm (<-2SD), BB/TB <-3 SD. Pemeriksaan
keadaan umum letargis, nadi 120 kali/menit, RR 30 kali/menit, suhu 36. Didapatkan wajah seperti orang
tua, iga gambang, turgor kulit buruk. Pemeriksaan gula darah 35 mg/dl. Apakah tatalaksana awal yang
tepat ?
A. Resomal 5 cc/kgbb/jam
B. Dextrose 10% 5 cc/kgbb bolus IV
C. Ringer laktat
D. Nacl
E. Dextrose 10% 2 cc/kgbb bolus IV

KUNCI JAWABAN B
GIZI BURUK
Level Kompetensi : 4A
Key word : Antropometri <-3SD
Klasifikasi :
Marasmus ( Defisiensi Kwashiokor ( Defisiensi Marasmic-kwashiokor
energi) protein) (Defisiensi Energi –Protein)
Tampak kurus, kulit dan Edema tungkai Dijmpai tanda dan gejala
tulang Moon face klinis marasmus dan
Wajah tua Rambut kemerahan ( kwashiokor secara
Iga gambah (mudah rambut jagung) bersamaan.
terlihat) Gagal tumbuh
Baggy pants (kehilangan Crazy pavement
lapisan lemak dan otot di dermatosis
bokong) Hepatomegali,
Karena defisiensi energi cardiomegali
Anemia

Tatalaksana :
10 Pilar pengobatan gizi buruk
1. Atasi Hipoglikemia
Sadar (+) : Dextrose 10% P.O 50 ml/ pemberian
Tidak sadar : 5 ml/KgBB/ pemberian Dextrose 10% max : 50 ml
2. Hipotermia : Diselimuti dengan kain atau pakaian yang hangat
3. Atasi Dehidrasi : 5 cc/kg/ 30 menit pada 2 jam pertama
5-10 cc/kg/jam 4-10 jam berikutnya
4. Koreksi Elektrolit : Kalium : 3-4 mmol/KgBB/hari
Magnesium : 0,4-0,6 mmol/KgBB/hari
5. Atasi Infeksi : Antibiotik spektrum luas
Anak tanpa komplikasi : oral Amoxcilin (25-40 mg/KgBB/8jam selama 5 hari)
Anak dengan komplikasi : IV ampicilin (50 mg/KgBB/6jam selama 2 hari) dilanjutkan oral
Amoxicilin selama 5 hari + IV Gentamicyn (7,5 mg/KgBB/hari) selama 7 hari.
6. Mikronutrisi :
 Asam Folat : 5 mg/hari dilanjutkan 1mg/hari
 Zinc 2 mg/KgBB/hari
 Zat Tembaga 0,3 mg/KgBB/hari
 Zat Besi: 3 mg/KgBB/hari (saat fase Rehabilitasi)
 Vitamin A :
Umur Dosis Sediaan
< 6 bulan 50.000 IU ½ kapsul biru
6-11 bulan 100.000 IU 1 kapsul biru
≥12 bulan 200.000 IU 1 kapsul merah

7. Pemberian makanan inisial :


 Fase stabilisasi : F75 (H 1-2)
 Fase transisi : F100 (H 3-7)
 Fase rehabilitasi : F 135 (Minggu ke 2-6)
 Fase tindak lanjut : Minggu ke 7-26
8. Makanan untuk tumbuh kejar : Mengganti dari F75ke F100 dengan jumlah dan frekuensi yang sama
9. Sensorik stimulasi : pemberian kasih sayang, terapi bermain 15-30 menit/hari
10. Edukasi ibu : Pola makan yang teratur yang kaya energi dan protein, kelengkapan imunisasi dan
suplemen Vit. Asetiap 6 bulan.

80. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa orang tuanya ke RS dengan keluhan penis bengkak dan
merah, awalnya anak tersebut kencing dan menarik kulit ujung penisnya, namun sekarang tidak dapat di
kembalikam seperti semula. Apakah kemungkinana diagnosis yang tepat pada anak diatas ?
A. Fimosis
B. Parafimosis
C. Hidrokel
D. Varikokel
E. Torsio testis

KUNCI JAWABAN B

PARAFIMOSIS
Level Kompetensi : 4A
Definisi :
Preputium penis teretraksi di belakang glans penis dan tidak dapat dikembalikan ke posisi normalnya
Cincin konstriksi → iskemia.
Faktor Resiko :

Fimosis
Prosedur genitourinari (cateter urin, cystoscopy)
Trauma penis
Aktivitas seksual
Gejala dan Tanda :

Bengkak dan nyeri pada penis


Terbentuk cincin konstriksi
Preputium tidak dapat di tarik lagi kedepan

Tatalaksana Awal :

Reduksi manual : tekan manual, ice pack secara intermiten, elastic dressing
Farmakologi : injeksi hyaluronidase, granulated sugar
Minimal-invasive : teknik “puncture”, aspirasi darah
Terapi bedah (jika sangat terkonstriksi) : emergency dorsal slit
Terapi definitif : Sirkumsisi

81. Seorang pasien berusia 50 tahun datang ke klinik dengan keluhan BAK tidak lampias. Pasien juga
mengeluhkan nyeri saat BAK. Demam dijumpai. Pada pemeriksaan fisik tanda vital 130/80 mmHg, nadi 89
kali/menit, RR 20 kali/menit dan suhu 37,9 C. Pemeriksaan colok dubur didapatkan nyeri tekan dan hangat
pada sisi anterior. Hasil laboratorium didapatkan leukositosis dan leukosituria. Apakah kemungkinan
diagnosis yang tepat pada pasien diatas ?
A. Prostatitis akut
B. BPH
C. Ca prostat
D. Striktur uretra
E. Uretrolitiasis

KUNCI JAWABAN A
Prostatitis
Level kompetensi 3A
Definisi : infeksi atau inflamasi kelenjar prostat.
Klasifikasi yg baru berdasarkan National Institutes of Health classification system (1999)
– NIH kategori I (Prostatitis Bakteri Akut)
– NIH kategori II (Prostatitis Bakteri Kronik)
– NIH kategori III (Inflammatory CPPS (Chronic Pelvic Pain Syndromes or non inflammatory)
– NIH kategori IV (asimtomatik)
Prostatitis akut bakterial
• Etiologi : E coli, Pseudomonas, enterococcus , enterobacter
• Patogenesis : infeksi asendens, refluks urin yang terinfeksi kedalam kelenjar prostat, Invasi kuman dari
rektum baik limfogen atau hematogen, infeksi hematogen.
• Gejala : demam mendadak, menggigil, nyeri perineum, urgensi, frekuensi, nokturia, disuria, obstruksi bladder
outlet
• RT : prostat membesar, lunak, nyeri
Lab : leukositosis, piuria, hematuria mikros, bakteriuria, discharge purulen setelah colok dubur.
• Terapi : AB berupa golongan fluorokuinolon atau trimetroprim sulfametoksazol diberikan selama 4-6 minggu
untuk mencegah abses prostat. (Gonore = ceftriaxone IM + azitromisin ata doksisiklin 7 hari)
• Bedrest • Kateterisasi dan massage prostat : kontra indikasi • Bila ada retensi : sistostomi.

82. Seorang anak usia 12 tahun dibawa ibunya dengan keluhan bengkak pada wajah sejak 2 hari yang lalu.
Selain itu kencing menjadi sedikit. Dua minggu yang lalu anak mengalami batuk dan nyeri tenggorokan
namun tidak berobat. Dari pemeriksaan didapatkan tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, S 37
C, RR 20 kali/menit. Selain itu didapatkan edema palpebra +/+, edema pedis +/+. Dari hasil laboratorium
didapatkan hematuria dan protein uria. Apakah kemungkinan diagnosis kasus diatas ?
A. Sindroma nefrotik
B. Sistitis
C. Gagal ginjal
D. Glomerulonefrotik akut
E. Pielonefritis akut

KUNCI JAWABAN D
GLOMERULONEFRITIS AKUT
Level Kompetensi : 3A
Definisi :
Glomerulonefritis ialah suatu reaksi imunologik terhadap bakteri/virus tertentu pada jaringan ginjal.
Etiologi : sering akibat infeksi kuman streptococcus β Hemoliticus Gol. A
Perjalanan klinis GN : dapat akut maupun kronis
Insidensi GN :

2/3 GNA pada anak berumur antara 3-7 tahun


Penderita pria > wanita
Jarang pada umur < 3 tahun
Tanda dan Gejala :
Edema pada kelopak mata dan tungkai
Hematuria (kencing berwarna daging)
Demam
Oliguri/Anuri
Hipertensi, bisa Enchepalopathy
Gejala penyerta dapat disertai : muntah, anoreksi, konstipasi atau diare.
Laboratorium :
Darah : Adeno treptolicin O (ASTO) meningkat
Urin Rutin : Eritrosit (++)/ > 5/LPB
Tatalaksanan :
Bed Rest
Diet rendah protein dan rendah garam
Prokain Penisilin 10 hari atau Ampisilin 100 mg/KgBB/hari
Diuretik : Bila ureum meningkat (furosemid)

83. Seorang anak berusia 9 tahun datang dengan keluhan bengkak pada kelopak mata dan BAK berwarna
seperti cucian daging. Pasien memiliki Riwayat sakit tenggorokan 3 minggu yang lalu. Pasien
menyangkal Riwayat alergi penisilin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg,
nadi 85 kali/menit, RR 21 kali/emnit, suhu 37 C, edema palpebral bilateral dan edema tungkai minimal
dijumpai. Apakah tatalaksana defenitif pada kasus ini ?
A. Metronidazole
B. Furosemid
C. Ciprofloksasin
D. Amoksisilin
E. Diet tinggi protein

KUNCI JAWABAN D
GLOMERULONEFRITIS AKUT
Level Kompetensi : 3A
Definisi :
Glomerulonefritis ialah suatu reaksi imunologik terhadap bakteri/virus tertentu pada jaringan ginjal.
Etiologi : sering akibat infeksi kuman streptococcus β Hemoliticus Gol. A
Perjalanan klinis GN : dapat akut maupun kronis
Insidensi GN :

2/3 GNA pada anak berumur antara 3-7 tahun


Penderita pria > wanita
Jarang pada umur < 3 tahun
Tanda dan Gejala :
Edema pada kelopak mata dan tungkai
Hematuria (kencing berwarna daging)
Demam
Oliguri/Anuri
Hipertensi, bisa Enchepalopathy
Gejala penyerta dapat disertai : muntah, anoreksi, konstipasi atau diare.
Laboratorium :
Darah : Adeno treptolicin O (ASTO) meningkat
Urin Rutin : Eritrosit (++)/ > 5/LPB
Tatalaksanan :
Bed Rest
Diet rendah protein dan rendah garam
Prokain Penisilin 10 hari atau Ampisilin 100 mg/KgBB/hari
Diuretik : Bila ureum meningkat (furosemid 1mg/kgbb)
Hipertensi : ACE inhibitor, CCB

84. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan rasa panas saat buang air
kecil sejak 1 minggu yang lalu. Pasien baru saja menikah 2 minggu yang lalu. Demam dijumpai. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada suprasimpisis. Pada pemeriksaan urin didapatkan leukosti
10-15/LPB, eritrosit 1-2 LPB . Apakah diagnosis pada kasus ini ?
A. Pielonefritis
B. Sistitis
C. Vesikolitiasis
D. Urethritis
E. Nefrolitiasis

KUNCI JAWABAN B
INFEKSI SALURAN KEMIH
Level Kompetensi : 4A
Definisi :
ISK merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium melapisi saluran kemih
Etiologi :
A. Organisme gram negatif: Escherichia coli, Proteus (mirabilis pada kasus batu), Klebsiella
B. Organisme gram positif : Staphylococcus saprophyticus (melalui aktivitas seksual)

SMART WAY : K : Klebsiella


E : Escherichia coli
E : Enterococcus, Enterobacter
P : Proteus Sp, Pseudomonas
S : Staphylococcus aureus
Faktor Resiko :
Wanita > Pria, Kehamilan, Riwayat keputihan , Penyakit prostat, Batu, Obstruksi, Refluks, Kelainan
kongenital, Kebiasaan menahan kencing , Diabetes, Transplantasi ginjal, Instrumentasi/kateter

Pasien dengan PNA (pielnefritis) pada umumnya dapat dilakukan rawat jalan kecuali didapatkan indikasi rawat
inap seperti :
Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi antibiotikaa oral
Pasien sakit berat
Terapi antibiotika oral selama rawat jalan mengalami kegagalan
Diperlukan investigasi lanjutan
Faktor predisposisi untuk ISK tipe komplikasi
Komorbiditas seperti kehamilan, DM, dan usia lanjut
Dianjurkan satu dari tiga pilihan antibiotika IV sebagai terapi awal selama 48- 72 jam sebelum mengetahui
mikroorganisme penyebab , yakni sebagai beriut :
Fluorokuinolon
(Levofloksasin 500 mg P.O atau Ciprofloksasin 2x 500 mg P.O) selama 7-14 hari
Aminoglikosida dengan atau tanpa Ampisilin
( 1-2 gr P.O/IV ) / 6 jam selama 7-14 hari
Sefalosporin dengan spektrum luas dengan atau pun tanpa Aminoglikosida
(Cefixim 1 gr/ 12 jam IV selama 7-14 hari )

ISK BAWAH :
Trimetroprim sulfametoxazole 2x 960 mg P.O selama 3 hari
Fluorokuinolon (Levofloksasin 500 mg P.O atau Ciprofloksasin 2x 500 mg P.O) 3 hari
Amoksisilin-Clavulanate 2 x 625 mg P.O selama 7 hari
Cefpodoxime Proksentil 2x 100 mg P.O selama 3 hai
85. Seorang laki-laki berusia 41 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan nyeri pada kemaluannya
Ketika BAK dan ereksi. Keluhan disertai keluar nanah berwarna putih kekuningan. Riwayat
berhubungan seksual dengan PSK 5 hari yang lalu. Dari pemeriksaan fisik ditemukan OUE memerah
dengan pembesaran kelenjar inguinal. Dari pemeriksaan mikrobiologi didapatkan diplococcus gram
negative intraseluler. Apakah pengobatan yang tepat pada pasien tersebut ?
A. Ciprofloksasin 2 gr dosis tunggal
B. Doksisiklin 1 gr PO dosis tunggal
C. Cefixime 400 mg dosis tunggal + ciprofloksasin 2 x 400 mg 7 hari
D. Ceftriakson 250 mg IM dosis tunggal + doksisiklin 2 x 100 mg 7 hari
E. Doksisiklin 2 x 100 mg 7 hari

KUNCI JAWABAN D

Gonorhea

Temuan klinis: Keluar sekret purulen dari vagina cervicitis Go,


uretra uretritis Go. Riw. Hub seks dg penjaja seks 1 bln ini, multi
partner seks.
Etiologi: GO: N.gonorrhea, Non GO: C.trachomatis
Pem.penunjang: Pewarnaan gram: GO: diplococcus gram neg.
intraseluler / biji kopi.
Th/ 1st line Cefixime 400 mg single dose oral + Azythromycin 1 gram single dose
1st line Levofloksasin 500 mg single dose oral + Doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari
2nd line Ceftriaxone 250 mg intramuskular singledose + Eritromisin 4x500 mg selama 7 hari

86. Seorang anak laki-laki usia 5 tahun di antar orang tua ke klinik dokter karena sulit kencing. Saat
pemeriksaan tampak kulit preputium penis tidak bisa di tarik ke belakang. Pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal. Apa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien ini?
a. Balanitis
b. Fimosis
c. Torsio testis
d. BPH
e. Infertil

KUNCI JAWABAN A

FIMOSIS
Level Kompetensi : 4A
Definisi :
Ketidak mampuan retraksi preputium (foreskin) yang menutupi glans penis.
Fimosis Fisiologis Fimosis Patologis
Anak dengan preputium yang ketat sejak Fimosis yang terjadi akibat jaringan parut,
lahir dan pemisahan terjadi secara natural infeksi, atau inflamasi
seiring berjalannya waktu. Retraksi paksa preputium dapat
Resolve spontan biasanya pada umur 5-7 menyebabkan jaringan parut, perdarahan,
tahun dan trauma psikologis.

Tanda dan Gejala :

Disuria
Retensi urin
Penggelembungan preputium saat miksi
Mengedan saat miksi
Nyeri ereksi
Iritasi penis
Perdarahan
Tatalaksana :
Kebanyakan kasus fimosis akan resolve spontan
Terapi konservatif :
Perawatan preputium rutin
Bila dapat diretraksikan parsial, lakukan retraksi rutin saat mandi dan jaga kebersihan glans penis
Steroid topikal : bisa digunakan selama 4-6 minggu untuk meningkatkan retraktabilitas fimosis
fisiologis
Sirkumsisi :
Fimosis fisiologis bukan indikasi sirkumsisi
Indikasi sirkumsisi : fimosis patologis, kegagalan terapi dengan salep steroid, parafimosis, ISK
berulang, balanoposthitis berat dan berulang, fimosis fisiologis yang persisten hingga remaja.
Komplikasi : Balanitis, balanopostitis

87. Seorang laki-laki berusia 62 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri pinggang kiri tiba-tiba sejak
1 jam yang lalu. BAK hanya sedikit tampak kemerahan. Riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan
gout artritis tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan asam urat 18 mg/dl. Hasil
pemeriksaan BNO IVP didapatkan gambaran penumpukan kontras pada pelvis ureter junction kanan.
Apakah diagnose pada pasien ini ?
A. Batu Ca oksalat
B. Batu asam urat
C. Prostatitis
D. Carcinoma renal
E. Batu calcium phosphate

KUNCI JAWABAN B

BATU SALURAN KEMIH


Level Kompetensi : 3A
Klasifikasi Batu Saluran Kemih
Lokasi Gejala
GINJAL Nyeri regio flank/nyeri pinggang, dapat berupa :
(Nephrolithiasis) - Nyeri kolik akibat aktivitas peristaaltik otot polos sistem kalises, atau
- Non-kolik akibat peregangan kapsul ginjal , hidronefosis, atau infeksi pada
ginjal
- Nyeri ketok kostovetebra (+) , masa ginjal (bila hidronefrosis)
URETER Nyeri pinggang kolik (akibat peristaltik) dan menjalar ( nyeri alih),
(Ureterolithiasis) tergantung letak batu :
- Ureter proksimal : pinggang setinggi pusar (T10)
- Ureter media : medial paha, inguinal, skrotum (L1-3)
- Ureter distal : ujung penis (S2-3), + disuria
VESICA - Gejala iritatif ( frekuensi, urgensi nokturia)
( Vesicolithiasis) - Miksi tiba-tiba berhenti dan menjadi lancar kembali dengan perubahan
posisi tubuh
- Nyeri berkemih pada ujung penis, skrotum, perineum , pinggang, atau kaki
URETHRA Miksi tiba-tiba berhenti retensi urin
(Urethrolithiasis) - Batu pada urethra anterior benjolan keras di penis, atau tampak di
meatus urethra eksterna . Nyeri pada glans penis.
- Batu pada urethra posterior Nyeri pada perineum atau rektum

Jenis Batu Saluran Kemih


Radiopaque Poor raiopaque Radiolucent
Calcium Oxalate dihydrate Magnesium ammonium Uric acid
phosphate
Calcium oxalate monohydrate Apatite Ammonium urate
Calcium phosphates Cystine Xanthine
2,8-dihydroxyadenine
‘Drug-stones’
(see section 11,11)

Diagnosis Batu Saluran Kemih


Anamnesis
Pemeriksaan Penunjang
- Urinalisis : Hematuria, kristal, tanda infeksi
- Darah rutin dan kimia darah : ureum, kreatinin, asam urat
- Radiologi :
BNO/KUB : hanya untuk batu radiopaque (kalsium, sistin, staghorn)
IVP : bisa untuk batu radiolusen / non opaque (asam urat)\
USG : aman untuk ibu hamil dan pasien yang memiliki kontraindikasi IVP, dapat melihat semua
batu (radiopaque atau radiolusen pada BNO)
CT scan : gold standard batu saluran kemih

Tatalaksana :
Non-Farmakologi :
Banyak minum air putih
Farmakologi :
Jika datang dengan kolik : Nsaid

BNO IVP USG

ESWL :Extracorporeal Shockwave Lithotripsy


RIRS : Retrograde Intrarenal Surgery
PNL : Percutaneous Nephrolithotomy

88. Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke IGD karena mengeluhkan tegang dan nyeri hebat pada penis
sejak 6 jam yang lalu. Keluhan dialami tanpa adanya rangsangan seksual. Pada pemeriksaan didapatkan
penis biru gelap, rigid dan nyeri tekan. Apakah diagnosis pada kasus ini ?
A. Priapismus low flow
B. Priapismus high flow
C. Ejakulasi dini
D. Balanitis
E. Fimosis

KUNCI JAWABAN A
PRIAPISMUS
Level Kompetensi : 3B
Definisi :
Keadaan dimana penis terus dalam keadaan ereksi dan tidak berhubungan dengan stimulasi seksual ( lebih dari
4 jam).
Etiologi : Obat-0batan, Neurogenik, Gangguan hematologi, Insect bite, Malaria, Gangguan metabolik
Gejala, Tanda dan Klasifikasi :
Low- Flow Priapismus (ischemic)
- Nyeri sedang- berat, kaku saat ereksi
- Ischemia pada corpus penis
- Tidak ada riwayat trauma
High- Flow (Non-Ischemic)
- Nyeri ringan, kekakuan penis sedikit
- Aliran darah cukup penis teroksigenasi dengan baik
- Berhubungan dengan riwayat trauma
Tatalaksana :
Manajemen nyeri
Ischemic : Aspirasi dengan atau tanpa ligase , pemberian phenylefrine
Non -Ischemic : Arteriografi dan Embolisasi Gagal Operatif (Dilakukan ligasi)

89. Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri mendadak pada kemaluan sejak 1
jam ini. Nyeri muncul saat pasien bangun tidur. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan testis sebelah kiri
lebih tinggi dari testis kanan. Hasil phren sign negative. Apakah yang mendasari penyakit tersebut ?
A. Terjadinya torsio pada spermatic cord
B. Terjadinya torsio pada testis
C. Akumulasi cairan di tunika vaginalis
D. Peradangan epididymis
E. Pelebaran pleksus pampiniformis

KUNCI JAWABAN A
TORSIO TESTIS
Level Kompetensi : 3B
Torsi (puntiran) pada spermatic cord penurunan suplai darah ke testis iskemia.
Gejala dan Tanda :
Nyeri testis onset mendadak, demam (10%), mual, muntah, anoreksia
Elevasi abnormal dari testis dengan pemendekan spermatic cord
Aksis abnormal dari testis ketika pasien berdiri (misal, letak horizontal) angle sign (+)
Posisi epididymis yang abnormal (misal, epididymis terletak di anterior)
Tidak ada reflex cremaster
Prehn’s sign (-) : elevasi testis tidak mengurangi rasa nyeri.
Pemeriksaan Penunjang : USG Dopler
Tatalaksana :
Manajemen nyeri
Distorsi manual (Orchidopexy) jika < 6 jam
Operatif : Orchidotomi jika torsio sudah dialami > 6 jam

90. Seorang laki-laki datang dengan keluhan nyeri pada kemaluan Pasien ternyata baru saja mengalami
kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu. Pemeriksaan tanda vital diperoleh tekanan darah 90/70 mmHg,
nadi 101 kali/menit, nafas 26 kali/menit, suhu 37 C. Pada pemeriksaan regio genital ditemukan
hematoma pada skrotum dan perenium. Pemeriksaan apa yang selanjutnya dilakukan . .
A. USG pelvis
B. CT scan pelvis tanpa kontras
C. Uretrografi retrograde
D. BNO IVP
E. Biopsi

KUNCI JAWABAN C
RUPTUR URETHRA
Level Kompetensi : 3B
Klasifikasi dan Gejala/ Tanda ruptur Urethra :
Ruptur Urethra Anterior Ruptur Urethra Posterior
Trauma tumpul perineum (Straddle Trauma tumpul, biasanya disertai trauma pelvis
injury), biasanya disertai fraktur penis
Meatal Bleeding Meatal Bleeding
Retensi urin akut Retensi urin akut
Hematoma penis, hematoma perineum Floating Prostat
(Butterfly-shaped hematoma)

Pemeriksaan penunjang
Uretrography Uretrography
Tatalaksana
- Tindakan sementara : pungsi suprapubik - Tindakan sementara : pungsi suprapubik
- Setelah kondisi gawat darurat tertangani : - Setelah kondisi gawat darurat tertangani :
Sistostomi suprapubik Sistostomi suprapubik
- Kateterisasi Urin Transurethral -Kateterisasi Urin Transurethral
(KONTRAINDIKASI) (KONTRAINDIKASI)

Pungsi Sistostomi Pungsi Sistostomi


Suprapubic Suprapubic
91. Seorang laki-laki datang dengan keluhan mual, muntah berdebar-debar dan rasa akan gila serta merasa
tercekik dan mau mati. Hal ini sudah dialami 3 kali dalam seminggu ini. Namun dalam pemeriksaan semua
dalam batas normal. Apakah diagnosis pasien diatas ?
A. Gangguan panik
B. Gangguan hipokondriasis
C. Gangguan somatisasi
D. Gangguan somatoform
E. Gangguan konversi

KUNCI JAWABAN A
GANGGUAN PANIK (3A)

Diagnosis:
Selama paling sedikit 1 bulan, mengalami beberapa kali serangan anxietas berat yang memiliki
ciri-ciri berikut
- Serangan anxietas terjadi pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak
ada bahaya
- Serangan anxietas tersebut tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang
dapat diduga sebelumnya (unpredictable situations);
- Terdapat keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode di antara
serangan- serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat terjadi juga komplikasi
“anxietas antisipatorik”, yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang
menghawatirkan akan terjadi).

Tatalaksana: Th/ gol benzodiazepine (lorazepam 0,5 mg tiap 20 menit) peroral/iv

92. Seorang wanita 18 tahun dibawa ke poliklilnik karena pola makan yang tidak wajar. Menurut ibunya,
pasien makan sangat banyak melampaui kewajaran dan pasien mencoba memuntahkannya karena tidak
percaya diri memiliki BB yang berlebih. Dari pemeriksaan fisik didapatkan IMT 15,5. Apakah
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Anoreksia nervosa restricting type
B. Anoreksia nervosa binge- eating
C. Bulimia nervosa
D. Body dismorfik disorder
E. Depresi

KUNCI JAWABAN B
GANGGUAN MAKAN (2)
GANGGUAN MAKAN (2)

BULIMIA NERVOSA ANOREKSIA NERVOSA

Kriteria diagnosis harus memenuhi ketiga Kriteria diagnosis harus memenuhi semua hal ini:
hal ini: 1. Berat badan dipertahankan < 15% di bawah
1. Preokupasi menetap untuk makan normal
2. Pasien melawan efek kegemukan 2. Ada usaha mengurangi berat (muntah,
(merangsang muntah, pencahar, pencahar, olahraga, obat penekan nafsu
puasa, obat-obatan penekan nafsu makan)
makan) 3. Terdapat distorsi body image
3. Rasa takut yang berlebihan akan 4. Adanya gangguan endokrin yang meluas
kegemukan & mengatur beratnya (amenorea, peningkatan GH, kortisol.
di bawah berat badan yang sehat. 5. Jika terjadi pada masa prepubertas, maka
pubertas dapat tertunda.

Tatalaksana: psikoterapi
93. Seorang wanita berusia 24 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS karena sudah 3 hari tidak pulang
kerumah. Keluhan ini sudah sering terjadi sebelumnya. Menurut keluarga pasien sering sekali kumat
seperti ini. Pasien dikatakan memang sering keluar rumah bertemu dengan temannya dan selalu berbicara
terus menerus. Pasien sering menelfon sangat lama dan memakai banyak uang untuk membeli pulsa dalam
jumlah banyak. Dari pemeriksaan status mental tampak dandanan menor. Pasien merasa tidak masalah
karena dia adalah orang yang sangat kaya dan punya 10 rumah besar. Namun keluarga pasien menyangkal
hal tersebut. Saat pemeriksaan tampak pasien selalu mendominasi pembicaraan dengan dokter. Apakah
diagnosis pada pasien ini . . .
A. Gangguan bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik
B. Gangguan bipolar episode kini manik tanpa gejala psikotik
C. Gangguan bipolar episode kini depresif
D. Gangguan mania dengan psikotik
E. Gangguan mania tanpa gejala psikotik

KUNCI JAWABAN A
GANGGUAN AFEK/MOOD (3A)

Etiologi: Kelainan di serotonin

- Depresimood depresik, sedih berkepanjangan,menarik diri, merasa bersalah, sekurang kurangnya 2


minggu
Th/ antidepresan (1st line: golongan SSRI cth: fluoxetine 20 mg/hari  2nd line: golongan TCA:
amitriptiliin 25 mg/hari)
- Manik perilaku meluap, bahagia tak terkendali, tak kenal lelah, arus ide tidak dimengerti,
sekurangnya 1 minggu
Th/ Mood stabilizer: Lithium
- Bipolar memliki riwayat depresi atau manik sebelumnya. Th/ Lithium
- Siklotimia hipomania dan depresi ringan 2 tahun
- Distimik mood depresif yang tidak parah, berlangsung selama 2 tahun
- Dengan gejala psikotik = + psikosis (waham, halusinasi)
- Tanpa gejala psikotik = - psikosis ( tidak ada waham ataupun halusinasi)

GANGGUAN BIPOLAR(3A)
memliki riwayat depresi atau manik sebelumnya
Diagnosis, Klasifikasi
Bipolar I Disorder Bipolar II Disorder
episode manik atau campuran yang berlangsung episode depresi dan episode hipomanik,
setidaknya 7 hari tetapi tidak ada
episode manik atau campuran

94. Seorang laki-laki berusia 33 tahun dibawa oleh keluarganya ke praktek dokter karena tidak mau masuk
kerja sudah 1 bulan ini. Pasien mengaku merasa diawasi pimpinannya lewat CCTV sehingga tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan baik. Dia yakin bahwa pikirannya dikendalikan oleh seseorang dalam
CCTV. Apakah gangguan isi piker yang terdapat pada pasien ini ?
A. Thought of broadcasting
B. Thought of insertion
C. Thought echo
D. Delusion of controlled
E. Delusion of perception

KUNCI JAWABAN D

SKIZOFRENIA (3A)

Diagnosis:  waham + halusinasi + ≥ 1 bulan


Harus ada sedikitnya 1 gejala yang jelas:
• Thought echo = isi pirkiran dirinya sendiri berulang atau bergema dalam kepalanya
• Thought insertion = isi pikiran asing dari luar masuk ke dalam
• Thought Withdrawal = isi pikirannya keluar dan diambil oleh sesuatu
• Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar
• Delusion of control = waham tentang dirinya di kendalikan oleh sesuatu
• Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi
• Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya
• Delusion of perception = pengalaman inderawi tidak wajar , bersifat mukzizat
• Halusinasi auditorik
• Waham menetap jenis lainnya yang tidak wajar dan mustahil

Atau Sedikitnya 2 gejala secara jelas:


• Halusinasi pancaindera mana saja yang menetap, disertai waham yang mengambang
• Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan → inkoherensi,
neologisme
• Perilaku katatonik, gaduh gelisah, posturing, negativisme, mutisme, stupor
• Gejala-gejala negatif → apatis, bicara< , menarik diri, dll
Klasifikasi
Skizofreni Skizofren Skizofrenia Skizofreni Depresi Skizofenia Skizofreni
a paranoid ia hebefrenik a tak pasca residual a simpleks
katatonik terinci skizofrenia

halusinasi, memperta Disorganisasi, Memenuhi depresi gejala gejala


waham hankan perilaku tak kriteria setelah 1 negatif negatif
yang posisi bertanggung skizofrenia tahun setelah 1 seperti
menganca kaku jawab, afek namun menderita tahun pada
m dangkal disertai tidak skizofrenia, menderita residual
penderita cekikikan atau memenuhi beberapa skizofreni namun
(dikejar, menyeringai kriteria gejala a, dimana tidak
dibicaraka (grimace), serta ketiga tipe skizofrenia intensitas didahului
n, unngkapan yang skizofrenia masih ada gejala diagnosis
dikendalik diulang-ulang di atas namun tidak nyata skizofreni
an, dll) lagi waham dan a
Onset usia muda menonjol halusinasi sebelumny
(15-25 tahun) telah a (tanpa
sangat riwayat
berkurang waham
dan
halusinasi
yang jelas)

95. Seorang pasien perempuan berusia 17 tahun dibawa kedokter oleh keluarganya dengan keluhan sering
menyendiri dikamar setelah melahirkan anaknya. Keluhan pasien telah dialami 2 minggu yang lalu. Pasien
diketahui baru saja diceraikan suaminya. Menurut pasien bahwa anaknya merupakan anak setan dan
pembawa sial sehingga ia ingin membunuhnya. Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut ?
A. Pasien dirawat bersama bayinya karena bayi membutuhkan asi
B. Pemberian antipsikotik dan ibu dipisahkan dengan bayinya
C. Pemberian antipsikotik dan antidepresan
D. Pemberian antidepresan jangka Panjang
E. Konseling saja, aka nada perbaikan secara spontan

KUNCI JAWABAN B

GANGGUAN PSIKIATRI POST PARTUM

GANGGUAN PSIKIATRI POST PARTUM

Post Partum Blues (Baby Post Partum Depression Post Partum Psychosis
Blues)

• Mood ibu berfluktuasi, • Mood ibu • Ibu menganggap bayinya


menangis, lemas, sulit berfluktuasi, tidak sempurna/cacat,
tidur menangis, kutukan, anak setan, dan
• Gejala memuncak pada kelelahan, sulit tidur sebagai penolakan yang
hari ke 4-5 paska • Mengganggu keras dari ibu terhadap
persalinan kemampuan ibu bayinya
• Tidak mengganggu untuk mengasuh • Halusinasi atau delusi (+)
kemampuan ibu untuk anaknya • Gejala dapat dimulai 2-3
mengasuh anaknya • Kondisi berlanjut hari pertama atau bahkan
• Menghilang/membaik lebih dari 2 minggu setelah 2 minggu
secara spontan setelah • Bisa terdapat usaha
sekitar 2 minggu menyingkirkan/membunuh
bayi

Tatalaksana : menentramkan Tatalaksana : psikoterapi Tatalaksana : ibu dipisahkan dari


dan membantu ibu dan antidepresan (SSRI) bayi karena dapat membahayakan
bayi + antipsikotik

96. Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke klinik dengan keluhan sering bermimpi buruk sejak 1
bulan yang lalu. Keluhan terjadi setelah pasien mengalami perampokan. Pasien menjadi sering kaget dan
sering teringat kejadian tersebut berulang kali. Pasien takut keluar rumah dan takut bertemu orang yang
tidak dikenal. Riwayat gangguan jiwa disangkal. Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan umum dalam
batas normal. Apakah tatalaksana yang dapat diberikan pada pasien ?
A. Risperidone 2 x 2 mg
B. Haloperidol 10 mg IM
C. Fluoxetine 1 x 20 mg
D. Fluoxetine 1 x 50 mg
E. Lithium 1 x 300 mg

KUNCI JAWABAN C

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (3A)

Diagnosis : timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten yang
berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa bulan, jarang melampaui 6 bulan.
• Kemungikan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu mulai saat
kejadian dan onset gangguan melebihi 6 bulan, asal saja manifestasi klinisnya adalah khas
dan tidak didapat alternatif kategori gangguan lainnya.
• Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang-bayang atau mimpi dari
kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang kembali (flashbacks)
• Gangguan otonomik, afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis
tetapi tidak khas.
• Suatu sequel menahun yang terjadi lambat setelah stress luar biasa, misalnya beberapa
puluh tahun, dklasifikasikan dalam kategori F62.0 (Perubahan kepribadian yang
berlangsung lama setelah mengalami katastrofa)

Terapi : SSRI
Fluoxetine 1 x 20 mg
Sertraline 1 x 50 mg

97. Seorang wanita 33 tahun datang dengan keluarganya karena pasien tampak seperti orang gila. Pasien sering
berbicara sendiri, tertawa dan sering mengatakan bahwasanya ia sedang berjalan dengan artis terkenal dan
makan makan di restoran yang mewah. Padahal tidak ada siapa-siapa disekitar pasien. Kejadian terjadi
seminggu ini dan pasien sering keluyuran di lingkungan rumahnya , setelah pasien baru bercerai 1 minggu
yang lalu. Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien ?
A. Skizofrenia hebefrenik
B. Skizofrenia paranoid
C. Depresi
D. Psikotik akut
E. Skizofrenia katatonik

KUNCI JAWABAN D

GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (3A)

Diagnosis: waham + halusinasi + < 2 minggu

Klasifikasi

Psikotik Akut Polimorfik Psikotik Akut Polimorfik Psikotik Psikotik Akut


Lir Tanpa Gejala Skizofrenia Akut Dengan Gejala Lainnya Dengan
Skizofrenia Skizofrenia Predominan
Waham

Onset < 2  Onset < 2 minggu, Onset < 2 minggu, ada Onset < 2 minggu
minggu,  ada beberapa jenis beberapa jenis dengan gejala waham
terdapat halusinasi/waham yang halusinasi/waham yang maupun halusinasi,
gejala jenis & intensitasnya jenis & intensitasnya tapi tidak memenuhi
skizofrenia berubah-ubah, berubah-ubah, kriteria skizofrenia
untuk  terdapat keadaan memenuhi poin 1-3 maupun psikotik
sebagian emosional yang psikotik polimorfik polimorfik akut. Bila
besar beragam, akut disertai gejala waham menetap > 3
waktu, tidak  walau gejala beragam yang memenuhi bulan diagnosis
memenuhi tapi tidak satupun dari skizofrenia. Jika lebih menjadi Gangguan
kriteria gejala itu konsisten dari 1 bulan maka Waham Menetap
psikosis memenuhi kriteria diagnosis menjadi (F22)
polimorfik skizofrenia/manik/depresi skizofrenia
akut

98. Seorang wanita usia 40 tahun datang dengan keluhan nyeri punggung, gatal pada kelamin, terasa kebas
pada ekstremitas dan nyeri perut sejak 1 minggu ini. Pasien mengeluhkan sangat terganggu dengan semua
penyakitnya ini. Keluhan dirasakan hilang timbul dalam satu tahun ini. Pasien bercerita dengan sangat
detail mengenai semua penyakitnya. Setelah diperiksa dokter hasil menunjukkan dalam batas normal.
Sebelumnya pasien sudah beberapa kali ke dokter dan mendapatkan keterangan yang sama. Apakah
kemungkinan diagnosis pada pasien diatas . . .
A. Gangguan somatisasi
B. Hipokondriasis
C. Gangguan somatoform
D. Malingering
E. Factitious disorder

KUNCI JAWABAN A

GANGGUAN SOMATOFORM (4A)


GANGGUAN GANGGUAN BODY KONVERSI MALIN FACTITI
SOMATISASI HIPOKONDRIK DYSMORPHIC GERING OUS
DISORDER DISORD
ER
merasakan merasakan punya merasa bagian muncul Pura-pura Pura-pura
nyeri di satu penyakit tubuh cacat atau gejala fisik sakit sakit
berbagai organ. serius, sensasi jelek yang nyata dengan karena
Cth: mual gejala sesuai akibat tujuan ingin
muntah sakit penyakit. Cth: kejadian eksternal mendapat
kepala pegal2 merasa kanker otak yang (malas kan
dsb stressful. masuk perhatian
Cth. Istri kerja)
buta saat
melihat
suami
selingkuh
Tatalaksana:antidepresan (golongan SSRI atau golongan benzodiazepine),Cognitive behaviour
therapy

99. Seorang wanita berusia 34 tahun seorang direktur utama sebuah perusahaan, datang ke dokter dengan
keluhan sulit memulai tidur. Biasanya pasien harus memejamkan mata 1-2 jam dulu tiap malam baru bisa
tertidur, bahkan terkadang sampai minum tablet CTM supaya bisa tertidur, sehingga pagi harinya saat
bangun tidur pasien merasa lelah dan lesu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 80 kali/menit, RR 18 kali/menit, suhu 36,7 C dan tidak ditemukan kelainan fisik. Apakah
diagnosis yang tepat pada pasien diatas ?
A. Sleep onset insomnia
B. Sleep maintenance insomnia
C. Gangguan psikosomatis
D. Late insomnia
E. Terminal insomnia

KUNCI JAWABAN A

DISOMNIA
Definisi: gangguan kuantitas atau waktu tidur
Klasifikasi
INSOMNIA (4A) HIPERSO NARKOLEPSI
MNIA
(3A)
Diagnosis: Defenisi: Etiologi : kecenderungan
- Membutuhkan waktu lebih dari 1/2 jam jumlah tidur genetik, fungsi neurotransmitter
untuk tertidur atau tidur kwmbali setelah yang abnormal (hypocretin / orexin)
terbangun sehingga siklus tidur tidak utuh berlebihan dan sensitivitas, dan modulasi
dan menimbulkan keluhan gangguan katapiklik. imun abnormal
kesehatan
- Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari Gejala: tiba-tiba tertidur tanpa
hari, bermanifestasi dalam gejala; serangan kantuk, kantuk
penurunan kemampuan bekerja, hub sosial berlebihan pada siang hari
dan melakukan kegiatan rutin (EDS), cataplexy, halusinasi
Klasifikasi hypnagogic, dan kelumpuhan
Sleep Sleep End of tidur
onset/early maintenance/mid sleep/late
insomnia dle insomnia insomnia/ Tatalaksana: Stimulan
early (misalnya, Methylphenidate,
morning Modafinil, Armodafinil)
wakening meningkatkan kesadaran, dan
insomnia/ antidepresan (misalnya,
terminal clomipramine, fluoxetine,
insomnia duloxetine, dan venlafaxine)
Gejala: sulit Gejala: sering Gejala: mengurangi serangan
memulai bangun, bisa tidur bangun
tidur lagi sangat awal,
Tatalaksana Tatalaksana: tidak bisa
: Benzodiazepine tidur lagi
Benzodiazep long acting (e.g : Tatalaksana:
ine short flunazepam, Trisiklik
acting (e.g: clonazepam, antidepresan
triazolam, quazepam,
lorazepam, estazolam)
alprazolam,
diazepam)

100. Seorang lak-laki berusia 30 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan lemas dan tidak berdaya.
Diketahui pasien mengalami gangguan tidur, dimana pasien terbangun-bangun saat tidur. Sulit memulai tidur
disangkal. Pasien merasakan keluhan tersebut dialami terus menerus selama seminggu ini. Apakah pemilihan
obat yang tepat bagi pasien tersebut . .
A. Long acting benzodiazepine
B. Short acting benzodiazepine
C. SSRI
D. Trisiklilk antidepresan
E. Antipsikotik

KUNCI JAWABAN A

Definisi: gangguan kuantitas atau waktu tidur


Klasifikasi
INSOMNIA (4A) HIPERSOM NARKOLEPSI
NIA
(3A)
Diagnosis: Defenisi: Etiologi : kecenderungan
- Membutuhkan waktu lebih dari 1/2 jam jumlah tidur genetik, fungsi
untuk tertidur atau tidur kwmbali setelah yang neurotransmitter abnormal
terbangun sehingga siklus tidur tidak utuh berlebihan (hypocretin / orexin) dan
dan menimbulkan keluhan gangguan katapiklik. sensitivitas, dan modulasi
kesehatan imun abnormal
- Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari hari,
bermanifestasi dalam gejala; penurunan Gejala: tiba-tiba tertidur
kemampuan bekerja, hub sosial dan tanpa serangan kantuk,
melakukan kegiatan rutin kantuk berlebihan pada siang
Klasifikasi hari
Sleep Sleep End of (EDS), cataplexy, halusinasi
onset/early maintenance/midd sleep/late hypnagogic, dan kelumpuhan
insomnia le insomnia insomnia/ tidur
early morning
wakening Tatalaksana: Stimulan
insomnia/ (misalnya, Methylphenidate,
terminal Modafinil, Armodafinil)
insomnia meningkatkan kesadaran,
Gejala: sulit Gejala: sering Gejala: dan antidepresan (misalnya,
memulai bangun, bisa tidur bangun sangat clomipramine, fluoxetine,
tidur lagi awal, tidak duloxetine, dan venlafaxine)
Tatalaksana: Tatalaksana: bisa tidur lagi mengurangi serangan
Benzodiazepi Benzodiazepine Tatalaksana:
ne short long acting (e.g : Trisiklik
acting (e.g: flunazepam, antidepresan
triazolam, clonazepam,
lorazepam, quazepam,
alprazolam, estazolam)
diazepam)

101. Seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan muntah dan diare berat
sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengalami nyeri otot, hidung berair dan sering menguap. Dari alloanamnesa
sudah 3 hari ini pasien berdiam diri dikamar. Pasien tidak keluar rumah dan pergi berpesta bersama teman
temannya yang biasa dia lakukan setiap malam. Pada pemeriksaan tanda vital tekanan darah 175/105 mmhg,
nadi 110 kali/menit, nafas 27 kali/menit, pupil middilatasi. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
A. Intoksikasi heroin
B. Withdrawal amfetamin
C. Intoksikasi kanabis
D. Intoksikasi kokain
E. Withdrawal morfin

KUNCI JAWABAN E

GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF

Jenis Napza Berdasarkan Efek Yang Ditimbulkan

Depresan (penenang) Stimulan (perangsang) Halusinogen (halusinasi, eforia)


• narcotic analgesic • kokain, • Psikotropika jenis
(opium, kodein, • psikotropika jenis amfetamin (ekstasi),
heroin atau putaw, amfetamin (ekstacy) dan LSD, jamur tlethong.
morfin, pethidine, • metamfetamin (shabu-
methadone, shabu)
burprenorphine),
• Cannabis/ganja(dosis
rendah),
• alkohol,
• psikotropika seperti
BK, rohypnol,
mogadon, diazepam,
valium mandrax
(MX), xanax, clozaril,
dll.

Terminologi:

 Abuse (penyalahgunaan)  penggunaan zat berkepanjangan yang mengakibatkan


gangguan sosial selama 12 bulan
 Dependence  (ketergantungan)  adalah Abuse yang disertai dengan toleransi dan
withdrawal
 Toleransi  membutuhkan dosis yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi
 Withdrawal  gejala mendadak akibat putus obat secara tiba tiba
 Intoksikasi  gejala mndadak akibat penmakaiana overdosis
 Depresan (penenang)  cth opium, kodein, heroin/putaw, ganja, alkohol, diazepam
 Stimulan (perangsang)  cth amfetamin, kokain
 Halusinogen (halusinasi, euforia)  cth amfetamin, LSD

No Zat INTOKSIKA WITHDRAWL Terapi


SI AKUT ZAT Intoksikasi Withdrawl
ZAT PSIKOAKTIF
PSIKOAKTI (3A)
F (3B)
1 Stimula Mood euphoria, pupil Mood disforik, - Bromocriptine
nt dilatasi, tekanan darah aktivitas (parlodel) 3x
(Amfeta meningkat, frequensi psikomotor 0,625-2,5 mg/oral
min nadi meningkat, lemas,
(Ekstasi aktivitas psikomotor insomnia/hyperso
), gelisah, mnia
Kokain) nausea/muntah, 102. A
berkeringat/dingin,
talkactive nak
2 Depressan Pupil konstriksi, mood Lakrimasi, Naloxone 0,4-0,8 Methadone 10-15 pere
(Morfin, disforia/euphoria, rhinorea, pupil mg/iv setiap 3-5 mg/hari/oral (jika
heroin apatis, aktivitasdilatasi, menit sampai ada kadar obat yang mpua
(Opiat/opioi psikomotor lemah piloereksi, respon yaitu dipakai tidak
n
da) berkeringat, frekuensi napas diketahui)
mengantuk, diare, >>, TD >>, pupil berus
hipertensi, dilatasi, dosis max
takikardia, 10 mg/hari ia 24
demam, tidak bisa tahun
tidur
3 Alk Bicara ngawur, Mual dan Flumazenil 0,2 Phenobarbital datan
ohol inkoordinasi, jalan muntah, mg/IV dalam 30 atau g ke
sempoyongan, letargi/lemah, detik, jika tidak Chlordiazepoxid
nistagmus, wajah takikardia, ada respon e prakt
merah berkeringat, afek ulangi lagi, max ek
depresif, 5mg
hipotensi dokte
orthostatik r
karena mengeluhkan sering mencabuti rambutnya sendiri. Kebiasaan mencabut rambut dilakukan pasien terus
menerus sejak lama karena membuat dirinya merasa lebih rileks, terutama menjelang UKMPPD. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak gelisah dan menarik-narik rambutnya berulang kali. Pada kepala
tampak rambut tipis dengan bagian pitak dibeberapa tempat. Apakah diagnosis pasien tersebut …
A. Gangguan cemas menyeluruh
B. Gangguan obsessive kompulsif disorder
C. Trikotilomania
D. Alopecia areata
E. Fobia social

KUNCI JAWABAN C

IMPULS CONTROL DISORDER


IMPULS CONTROL DISORDER

Trikotilomania Kleptomania Piromania Erotomania Judi Patologis


(3A)

Keinginan untuk Keinginan untuk Keinginan untuk Merasa Berjudi secara


selalu mencabut selalu selalu bahwa berulang yang
rambut diri sendiri mengambil/mencuri menyalakan api semua lawan menetap,
di mana tindakan benda-benda yang tanpa motif yang jenis seringkali
tersebut umumnya tidak jelas (tidak mencintainya meningkat
menimbulkan berharga, dan memberikan meskipun ada
kelegaan. Paling penderita merasakan keuntungan), di konsekuensi
sering mencabut kelegaan/kenikmatan mana tindakan social yang
rambut di bagian setelah melakukan tersebut merugikan seperti
kepala, namun tindakan mencuri menimbulkan menjadi miskin.
dapat juga di tersebut kelegaan pada diri Harus dibedakan
tempat lain seperti penderita. dengan judi untuk
alis, bulu mata, dll. kesenangan, atau
pada gangguan
manik

103. Seorang anak berusia 5 tahun dibawa orangtuanya ke klinik dengan keluhan belum dapat berbicara dan
tidak dapat mengenali anggota tubuh. Meski sudah diajari berulang kali oleh gurunya anak tersebut sulit untuk
berbicara lancer maupun mengingat. Segala hal seperti makan dan mandi pun harus dibantu orangtuanya. Pada
pemeriksaan IQ didapatkan hasil 33. Diagnosis yang tepat pada anak ini adalah . .
A. Retardasi mental ringan
B. Retardasi mental sedang
C. Retardasi mental berat
D. Retardasi mental sangat berat
E. Retardasi mentar ringan-sedang

KUNCI JAWABAN C
RETARDASI MENTAL (3A)

Defenisi: penurunan kemampuan kognitif secara umum

Ringan sedang berat sangat berat

IQ 50-69 IQ 35-49 IQ 20-34 IQ <20


Gangguan komunikasi Gangguan motorik (+) Disabiliti berat
(+) Gangguan bahasa (+) Gangguan motorik
Gangguan motorik (-) Aktivitas sehari-hari (+)
Aktivitas sehari-hari sangat terganggu Gangguan bahasa (+)
belum mandiri Aktivitas sehari-hari
sangat terganggu

104.Seorang wanita berusia 25 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri di dada yang dirasakan seperti
terbakar yang tembus hingga ke punggung sejak 30 menit yang lalu. Keluhan dirasakan sesak nafas, mual
dan terasa pahit di mulut. Pasien merupakan seorang mahasiswi kedokteran tingkat akhir yang sedang
mempersiapkan ujian kompetensi dokter, sering kali sambal minum kopi dan mengkonsumsi coklat. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan nyeri epigastrium. Apakah diagnosis yangn paling mungkin pada kasus diatas ?
A. Penyakit refluks gastroesofagus
B. Ulkus gaster
C. Ulkus duodenum
D. Sindroma dyspepsia
E. Penyakit jantung coroner

KUNCI JAWABAN : A

GASTRO ESOFAGEAL REFLUKS DISEASES (GERD)


Level Kompetensi : 4A
GERD adalah penyakit esophagus yang disebabkan oleh karena refluks cairan lambung berulang 
inflamasi/iritasi pada dinding esofagus
Etiologi dan Factor Resiko : Obesitas, dan Factor Kebiasaan Setelah Makan Langsung Tidur/Berbaring
DIAGNOSIS
GERD
Gejala (Symtoms) : Pemeriksaan Penunjang :
Disfagia, heartburn, odinofagi,  GERD Q (Kuisioner )
mulut terasa asam/pahit, nyeri  PPI test : 1-2 minggu  keluhan berkurang
ulu hati  pH metri
 Bernsteint test(+)

Tatalaksana Metode Step up : dimulai dari non PPI  dilanjutkan PPI


Step down : dimulai dari PPI  dilanjutkan non PPI
Golongan Proton Pump Inhibitor (PPI)
 Omeprazol 2x20mg
 Lansoprazol 2x30mg
 Pantoprazol 2x40mg
 Rabeprazol 2x10-20mg
Selama 4-8 minggu
Komplikasi Akut : Mallory weis tear, striktur Esofagus

Kronik : Barret Esofagus (metaplasia sel squamous menjadi


columnar)  Karsinoma Esofagus

105.Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri perut sejak 5 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, ndai 80 kali/menit, nafas 22
kali/menit, suhu 37 C. Pada pemeriksaan dijumpai konjungtiva anemis, nyeri tekan epigastrium dan BAB
berwarna hitam. Pemeriksaan urea breath test +. Obat apa yang diberikan bersama dengan antibiotic?
A. Aluminium hidroksida
B. Ranitidine
C. Omeprazole
D. Metoclopramide
E. Sucralfate

KUNCI JAWABAN C

PENYAKIT PADA GASTER


DISPEPSIA
Level Kompetensi : 4A
Dyspepsia adalah kumpulan gejala berupa rasa tidak nyaman yang berasal dari abdomen regio epigastrium
Etiologi dan klasifikasi :
 Tipe Fungsional (Tipe Dismotility ):Pemicu adalah stress psikologis
 Tipe Organik (Tipe Like Ulcer) :Pemicu adalaj kelainan organik “ Ulkus Peptikum ; Karsinoma Gaster ;
dll)
 Tipe Campuran ( Tipe Mixed ) : Kombinasi Tipe Fungsional dan Organik
DIAGNOSIS
Dyspepsia
Diagnosis Umum Dispepsia : Mual – Muntah (Nausea – Vomiting ), Perut Kembung ; Begah
dan cepat kenyang, Rasa penuh di abdomen : Nyeri epigastrium (+)
Hal ini dialami selama 3 bulan dalam onset 6 bulan (Kriteria ROMA III)
Gejala Spesifik : Tipe Like Ulcer : Muntah Kehitaman ; Melena ; Nyeri Tembus Ke
 Tipe dismotility Punggung (+) ; Nyeri yang berhubungan dengan Makan
: Faktor Resiko ULKUS PEPTIKUM
 Stress  Ulkus gaster : reliever pain  nyeri setelah makan
Psikologis (+)  Ulkus duodenum : hunger pain  nyeri membaik setelah makan,
sering terbangun malam hari

Gastritis erosive : Nyeri Ulu Hati tanpa Nyeri tembus kepunggung /


Berhubungan dengan Makan  PSMBA karena konsumsi NSAID/
steroid jangka panjang
Pemeriksaan Penunjang :
 Urea Breath Test (+) pada infeksi H.pylori
 Endoskopi : ditemukan mucosal break (+) pada Gaster / Duodenum
Tatalaksana Warning Sign :
Usia . 45 tahun ; Dysphagia, muntah persisten, riwayat keluarga ca gaster,
BB menurun, PSMBA, anemia, massa di abdomen
Jika Warning Sign (-)  Diberikan Terapi Farmakologis
Jika Warning Sign (+)  Rujuk Ke RS untuk dilakukan Endoskopi

 Dyspepsia tipe dismotility


 1st Line : prokinetik ->domperidon, metoclopramide (efek samping :
extrapyramidal syndrome), antasida
 2nd Line : AH2 ->ranitidine/PPI
 + mukoprotektor : sucralfat (efek samping :konstipasi)
 Ulkus peptikum non pylori
 1st Line : PPI
 2nd Line :prokinetik +AH2
 + mukoprotektor
 Ulkus peptikum pylori
 1st Line : PPI 2x20mg + Amoxicilin 2x1000 mg + klaritromisin
2x1000mg
 2nd Line : PPI +Bismuth + metronidazole 3x500 mg + tetrasiklin
4x250mg
 Gastritis erosive : NSAID COX2: celecoxib

106.Seorang wanita G1P0A0 20 minggu datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri ulu hati. Selain itu pasien
mengeluh nyeri berkurang saat diberikan makanan. Pasien juga sering terbangun pada malam hari karena
nyeri. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, laju pernafasan 20
kali/menit, suhu 37. Dulu sebelum hamil pasien sering mengkonsumsi obat anti nyeri. Apa golongan obat
yang tidak boleh diberikan kepada pasien ?
A. Proton pump inhibitor
B. H-2 blocker
C. Prostaglandin analog
D. Antasida
E. Sukralfat

KUNCI JAWABAN C

Sumber : Medscape
107.Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke IGD karena demam dan nafsu makan menurun selama 3
hari ini. Pada pemeriksaan fisik, tampak ikterik. Pada hasil laboratorium tampak peningkatan enzim
aminotranferase. Ia sudah diimunisasi hepatitis B dan belum mendapatkan vaksinasi hepatitis A. hasil
pemeriksaan didapati IgM anti HAV (-), IgG anti HAV (+), HBsAg (-), HBsAb (+), HBcAb (-), HCV Ab
(+), HCV RNA -. Kesimpulan yang dapat ditarik atas kasus pasien tersebut :

a. Saat ini menderita hepatitis A, belum pernah menderita hepatitis B, dan menderita hepatitis C pada masa lalu
b. Saat ini menderita hepatitis A, pernah terinfeksi oleh HBV dan HCV di masa lalu
c. Pernah terinfeksi oleh HAV dan HCV pada masa lalu dan sedang menderita hepatitis B
d. Pernah terinfeksi oleh HAV pada masa lalu, belum pernah terinfeksi HBV, dan sedang menderita hepatitis C
e. Pernah terinfeksi oleh HAV dan HCV pada masa lalu, dan belum pernah terinfeksi HBV

KUNCI JAWABAN : E

HEPATITIS
Level Lompetensi : 3A
Etiologi :
 DNA Virus : Virus Hepatitis B dan RNA Virus  Hepatitis A,C,D,E
Diagnosis:
Hepatitis
Gejala (Symtoms) : Dasar imunologi :
Stadium prodromal : demam, myalgia, IgM anti : antigen, Ag-> akut
anoreksia, nausea, vomiting IgG anti : antibodi, Ab-> kronik/sembuh
Stadium ikterik : hepatomegali,
jaundice/ikterik
Penunjang Peningkatan fungsi Hati: AST, ALT

Hepatitis A
Cara Transmisi  Fekal - Oral
Uji serologi IgM anti HAV IgG anti HAV
Hepatitis A akut (+) (-)
Sembuh (-) (+)

Tatalaksana :
 Isolasi Penderita Hepatitis A
 Diet Tinggi Kalori dan Protein
 Bedrest, Antipiretik (Paracetamol ; Ibuprofen P.O), Hepatotektor dan Terapi Simtomatis Lainnya

Hepatitis B
Cara Transmisi  Darah ; Jarum Suntik dan Cairan Vagina / Semen
Serologi Hepatitis B : HBc (core)  Penilaian windows periode Hepatitis B ; HBs (Surface)  Menilai
Infeksi Hepatitis B ; HBe (envelope)  Tingkat Replikatif Virus Hepatitis B

Uji Serologi HbcAg HbcAb Uji Serologi HbsAg HbsAb


Windows (+) (-) Hepatitis B (+) (-)
period akut
Curiga (+) (+) Hepatitis B (+) (+)
Infeksi kronis
Sembuh Hep (-) (+) Vaksin/sembuh (-) (+)
B HbsAb (+),
Hbe (-), Hbc (-
)

Uji Serologi HbeAg HbeAb


Hepatitis B (+) (-)
akut
Infeksius
Hepatitis B (+) (+)
kronis
Infeksius
Sembuh (-) (+)

SMART WAY Hepatitis B :


1. Pastikan Hep B : jika HbcAg/HbeAg(+), jika HbcAg (+) -> windows periode
2. Tentukan kronisitas Ab (+)
3. Tentukan Infeksius HbeAg/HbeAb (+)
Tatalaksana : Antivirus (Lamivudine), Imunomodulator Interferon Alfa
Komplikasi : Sirosis Hepatis
Hepatitis C
Cara Transmisi  Darah ; Jarum Suntik dan Cairan Vagina / Semen
Uji serologi IgM anti HCV IgG anti HCV

Hepatitis C akut (+) (-)


Hepatitis C kronis (+) (+)
Sembuh (-) (+)

108.Seorang wanita berusia 43 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 1 minggu yang
lalu. Pasien mengatakan nyeri menjalar ke punggung, hilang timbul dan kadang disertai dengan perut
kembung dan muntah. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi 89 kali/menit, RR
22 kali/menit, suhu 38,1 C. Pada pemeriksaan USG terdapat gambaran lesi hiperekoik seluas 12 mm dan
acoustic shadow dan penebalan kandung empedu. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah …
A. Kolesistitis
B. Ulkus gaster
C. Koledokolitiasis
D. Pankreatitis akut
E. Ulkus duodenum

KUNCI JAWABAN A
PENYAKIT BILIARIS
Level Kompetensi : 2
Klasifikasi :
 Infeksi : Kolesistitis dan Kolangitis
 Batu : Kolelitiasis dan Koledokolitiasis

Diagnosis : Nyeri Kuadran Kanan Atas ( Right Upper Quadrant /RUQ) Dengan Faktor Resiko 4F ( Usia
Pasien > 40 Tahun / Fourty ; Wanita / Female ; Kegemukan / Fat ; Usia Subur / Fertile )

Infeksi Batu
Kolesistitis (3B) Kolangitis Kolelitiasis Koledokolitiasis
Murphy sign (+) Trias Charcot : Murphy sign (-) Murphy sign (-)
Jaundice (-) Jaundice, demam, Jaundice (-) Jaundice (+)
nyeri kuadran kanan
atas
Pentad reynold : trias
+ hipotensi dan
perubahan status
mental
USG : Penebalan Pada dinding V. fellea USG : Acoustic shadow , lesi hiperechoic
padda V. Fellea

109.Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan muntah darah massif sejak 3 jam yang
lalu. Pasien juga mengeluhkan kelemahan pada badan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran
kompos mentis tampak kesakitan, TD 90/60 mmHg, nadi 110/menit, RR 22 kali/menit, sklera ikterik,
konjungtiva anemis, asites dan ekstremitas edema. Apakah Tindakan yang pertama kali dilakukan pada
pasien ini ?
A. Endoskopi
B. Pemberian Antibiotik
C. Resusitasi cairan
D. Pemberian vasopressin IV
E. Pemberian asam traneksamat IV

KUNCI JAWABAN C
Level Kompetensi : 3B
PSMBA adalah suatu kondisi perdarahan saluran cerna bagian atas , (perbatasan : ligamentum treitz)
Etiologi : pecahnya varises esophagus, rupture esophagus (Mallory weis tear), perforasi usus
DIAGNOSIS
PSMBA
Gejala Penunjang :
(Symtoms) : Endoskopi
Muntah darah Cek darah rutin -> Hb
segar
(Hemateemesis
)/kehitaman,
melena, nyeri
ulu hati,
anemia
Tatalaksana Resusitasi
Bilas lambung : via
NGT+Nacl 0,9% (Dingin)
Injeksi Anti Aerdarahan
dan
PPI
Definitive : Ligasi

110.Seorang pria berusia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri perut dan BAB lebih dari biasanya. Tidak
disertai lender ataupun darah. BAB cair disertai ampas. Biasanya meningkat Ketika pasien akan mengalami
pertemuan atau rapat. Setelah BAB keadaan perut pasien membaik. Pasien sudah mencoba datang ke
pskiater dan diberikan terapi dan edukasi. Dari pemeriksaan fisik didapatka tekanan darah 100/80 mmHg,
HR 101 kali/menit, RR 20 kali/menit, temperature 37,4 C. Diagnosis yang mungkin pada pasien diatas
adalah ?
A. Irritable bowel syndrome
B. Irritable bowel disease
C. Kolitis ulseratif
D. Alergi makanan
E. Gastroenteritis bakterialis

KUNCI JAWABAN : A
IRITABLE BOWEL SYNDROME
Level Kompetensi : 4A
IBS adalah suatu kumpulan gejala gastrointestinal yang ditandai dengan adanya perubahan pola defekasi oleh
stress psikologi
Etiologi :Stress psikologis
DIAGNOSIS
Iritable bowel syndrome
Gejala (Symtoms) : Kriteria ROMA III/ROMA IV Tatalaksana :
Nyeri perut, dan rasa tidak Nyeri perut ditambah 2  Edukasi
nyaman pada perut, kriteria dibawah :  Tipe D : diet rendah serat
perubahan pola defekasi  Membaik setelah defekasi  Tipe C : diet tinggi serat
 Perubahan konsistensi
Klasifikasi IBS  Perubahan fekuensi BAB
 Tipe Constipation (C) :  Selama > 3 bulan dalam onset
Konstipasi 6 bulan
 Tipe Diarrhea (D) : Diare
 Tipe Mixed (M) :
Perubahan Defekasi Diare
- Konstipasi

111.Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke puskesmas untuk kontrol kehamilan pertamanya. Saat ini usia
kehamilannya 22 minggu. Pasien saat ini mengeluhkan perut terasa nyeri dan nafsu makan menurun sejak 7
hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TFU setinggi pusat, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88
kali/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu 38,1 C, di dapatkan lidah kotor. Pada pemeriksaan dalam
didapatkan pembukaan serviks, darah dan nyeri goyang portio tidak dijumpai. Dokter melakukan
pemeriksaan penunjang didapatkan leukosit 9800, trombosit 330.000, HCT 34 %, Hb 14,1, widal O 1/320,
H 1/160. Dokter berencana memberikan antibiotic. Berikut yang merupakan antibiotic yang dapat
diberikan pada pasien tersebut adalah…
A. Sefotaxim
B. Chloramfenikol
C. Ciprofloksasin
D. Cotrimoksazole
E. Streptomycin

KUNCI JAWABAN A
A. DEMAM TIFOID
Level Kompetensi : 4A
Etiologi : Salmonella Thypi dan Salmonella Parathypi
Transmisi : Fekal- Oral (makanan dengan hygine yang buruk)
Temuan Klinis : Step Ledder Fever
Minggu 1 : Minggu 2 : Minggu 3 :
 Demam  Demam terus menerus  Komplikasi
 Nyeri kepala  Bradikardia relatif  Perdarahan usus (
 Batuk kering  Lidah kotor, tepi hiperemis Hematoskezia ; Melena )
 Nyeri perut dan tremor  Perforasi usus (Distensi
 Rose spot  Nyeri perut Abdomen ; Perkusi
 Konstipasi atau Diare  Hepatomegali Timpani )

 splenomegali  Meningitis tifosa (Kaku


Kuduk +)
 Hepatitis tifosa SGOT
/SGPT ++ ; Ikterik
Jaundice
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Awal Pemeriksaan Baku Emas
 Widal test : Titer O  Minggu 1 : Darah dan
(Badan)  1:320 atau sumsum tulang
kenaikan 4 kali lipat dan  Minggu 2 : Feses
Titer H (Flagel)  Minggu 3 : Urin
 Tubex ( IgM Antigen O9
) (+)  ≥4, ≥6 indikasi
kuat

Tatalaksana :
Non Farmakologi : Bed Rest Total, Diet TKTP
Farmakologi :
Dewasa : Kehamilan : Anak-anak :
Antibiotik Gol. Quinolon  Gol Β - Lactam :  Gol. Kloramfenikol 25-50
 Nofrofloksasin 2 x 400 Amoxicillin/ Ampicillin mg/KgBB/hari selama 7
mg 14 hari 500 mg 5-7 hari hari (DOC)
 Siprofloksasin 2 x 500  Gol Sepalosporin G III :  Kotrimoksazole 10 mg/
mg 6 hari (DOC) Cefixime, Ceftriaxone IV KgBB/hari selama 2
 Ofloksasin 2 x 400 mg 7 minggu
hari  Gol. B-Lactam Ampicillin
dan amoxicillin 25-50 mg/
KgBB selama 2 minggu

112.Seorang wanita berusia 23 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut didaerah umbilical yang
kemudian menjalar ke perut kanan bawah. Keluhan dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 83 kali/menit, nafas 22 kali/menit dan suhu 38 C.
Dokter melakukan pemeriksaan dengan meminta pasien berbaring lalu mengangkat 1 kakinya lalu lututnya
ditekan dan endorotasi. Pemeriksaan apa yang dilakukan ?
A. Psoas sign
B. Rovsing sign
C. Obturator sign
D. Blumberg sign
E. Murphy sign

KUNCI JAWABAN C
APPENDISITIS
Level kompetensi : 3B
Appendicitis adalah inflamasi pada apendiks vermicularis
Etiologi dan factor resiko : Infeksi ; Benda asing dan Infeksi Askariasis
Diagnosis
Appendicitis
Gejala (Symtoms) : Tanda klinis (Sign):
Nyeri pada ulu hati kemudian berpindah Mc burney Sign (+), Blumberg Sign (+), rovsing sign
ke kuadran kanan bawah, demam, mual (+), psoas sign (+), obturator sign (+), dunphy sign (+)
muntah, konstipasi
Pemeriksaan Migration pain (1), anoreksia (1), nausea/vomiting (1),
Alvarado score tenderness RLQ / Mc Burney Sign (2), rebound pain
(1), elevated temperature (1), leucocytosis (2), shift to
the left (1)
Interpretasi :
 0 – 3 : Bukan Apendisitis
 4 – 6 : Probable Apendisitis ( Lakukan USG
Apendisitis untuk penegakan Diagnosis)
 ≥ 7 : Very Probable Apendisitis (Rujuk Ke Rumah
Sakit Untuk dilakukan Apendiktomi )
USG
Penebalan dinding apendiks vermicularis

113.Seorang perempuan berusia 37 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri seluruh lapangan perut sejak 3
hari yang lalu. Nyeri dimulai di ulu hati kemudian menyebar ke seluruh lapangan perut. Pasien tampak
berkeringat dan letargi. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 100 kali/menit,
dan suhu 38,4. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan, nyeri lepas dan keram otot, perut kembung
serta bising usus menurun. Batas paru hepar menghilang. Dia selalu mengkonsumsi aspirin untuk nyeri
kepalanya. Diagnosis dan penyebab yang paling mungkin pada pasien ini adalah …
A. Peritonitis primer , perforasi gaster
B. Peritonitis sekunder, perforasi gaster
C. Peritonitis primer, infeksi TB
D. Peritonitis tersier, rupture lien
E. Peritonitis primer, asites

KUNCI JAWABAN B

PERITONITIS
Level kompetensi : 3B
Etiologi dan klasifikasi :
 Peritonitis primer  Infeksi Primer terjadi pada peritoneal menyebar secara hematogen/limfatik
 Peritonitis sekunder  Infeksi Peritoneal akibat fokus infeksi terjadi selain di peritoneal (Perforasi Usus
; Tifoid ; Salpingitis dll)
 Peritonitis tersier  Kondisi Peritonitis yang disertai Shock Septik

Diagnosis :
Gejala Klinis Tanda Klinis
 Nyeri Hebat Seluruh Lapangan Perut  Peristaltik Usus (-)
 Demam  Defans Muscular ; Rebound Tenderness
Pemeriksaan Penunjang Darah Rutin : Leukositosis
BNO : “ Corakan Psoas Line Lebih Jelas”

Tatalaksana :
 Resusitasi ABC
 Pemberian Antibiotik Profilaksis dan Terapi Farmakologis Simtomatis
 Rujuk Ke RS “ Laparotomi Eksploarasi “

114.Seorang anak berusia 6 tahun dibawa orang tuanya ke Puskesmas dengan keluhan BAB cair yang terus
menerus sejak 3 hari yang lalu. BAB cair sangat sering hingga 20 kali/hari disertai dengan bau amis dan
warna mirip seperti cucian beras. Ibu pasien mengatakan tidak ada bercak darah maupun lender di BAB
pasien. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 70/50 mmhg. HR 125 kali/menit, RR 30
kali permenit, suhu 37,9C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan turgor kulit Kembali lambat. Jika dilakukan
kultur feses, kemungkinan pathogen yang ditemukan adalah…
A. Entamoeba hystolitica
B. Entamoeba coli
C. Shigella
D. Vibrio cholera
E. Escherecia coli

KUNCI JAWABAN D
KOLERA
Level Kompetensi : 4A
Definisi : Diare cair seperti cucian beras
Etiologi : Vibrio cholera
Tanda dan Gejala :
Diare cair seperti cucian beras
Pemeriksaan Penunjang :
Feses rutin : bakteri gram negatif batang pendek ( bentuk koma)
Tatalaksana :
Eritromisin untuk anak < 12 tahun , dosis 12 mg/KgBB 4x sehari selama 3 hari, Tetracyclin anak >12
tahun dosis 12,5 mg/KgBB 4x sehari selama 3 hari

115.Seorang anak berusia 7 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan tidak nafsu makan dan
rewel sejak 5 hari yang lalu. Keluhan juga disertao BAB cair sekitar 3 kali sehari. Pasien sering bermain
tanah dengan teman sebayanya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan berat badan 17 kg dan diakui ibunya
turun 3 kg sejak penimbangan terakhir 1 bulan yang lalu. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang
mikroskopis feses didapatkan gambaran berikut

Diagnosa yang tepat pada kasus diatas adalah …


A. Enterebiasis
B. Bilharziasis
C. Ascariasis
D. Amoebiasis
E. Taeniasis

KUNCI JAWABAN C
Ascariasis (Level kompetensi 4A)
Albendazole : 400 mg SD
Mebendazole 2 x 100 mg 3 hari
Pyrantel pamoat 10 mg/kg, SD

116. Seorang anak usia 7 tahun dibawa periksa ke dokter dengan keluhan perut sering kembung, mual
kadang muntah. Ibu juga mengeluhkan pernah keluar cacing ukuran kurang lebih 10 cm saat pasien BAB.
Pemeriksaan fisik tanda vital normal, status nutrisi gizi kurang. Dari pemeriksaan feses didapatkan gambaran
telur dinding tebal dengan bagian luar bergelombang. Bagaimana metode penyebaran parasit tersebut?
a. Menelan larva infeksius
b. Menelan telur cacing
c. Telur cacing menembus kulit
d. Larva rabditiform menembus kulit
e. Larva filariform menembus kulit

KUNCI JAWABAN : B
(Ascariasis) Level kompetensi 4A
117. Anak laki-laki usia 7 tahun datang dengan keluhan diare berlendir dan bercampur darah sejak 2 hari yang
lalu. Keluhan muntah disangkal. Menurut ibunya terdapat benjolan seperti daging yang keluar dari
duburnya. Anak ini suka bermain di tanah lapang sekolahnya dan jarang mencuci tangan. Diagnosis kasus
di atas adalah ?
a. Ascariasis
b. Trikuriasis
c. Taeniasis
d. Necatoriasis
e. Schistosomiasis

KUNCI JAWABAN B
Level kompetensi 4A
118.Wanita, 26 tahun datang dengan keluhan nyeri perut, mual dan perut terasa kembung, disertai nafsu makan
menurun dan diare. Pasien sebelumnya memiliki riwayat makan babi. Apa komplikasi berat yang dapat
terjadi pada pasien tersebut?
a. Neurocysticercosis
b. Abses hepar
c. Hepatitis
d. Disentri
e. Prolaps recti

KUNCI JAWABAN A

119.Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun datang dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan BAB dengan
frekuensi lebih dari 5-8 kali/ hari sejak 8 hari yang lalu. Konsistensi tinja cair, berlendir dan berdarah.
Pasien sudah berobat dan sudah mendapatkan antibiotik , namun keluhan tidak membaik. Hasil
pemeriksaan feses mikroskopik ditemukan organisme berbentuk bulat berinti empat dengan anak inti
terletak di sentral dan kromatin tersusun simetris di tepi. Apakah mikroorganisme yang paling mungkin
menjadi penyebab ?
A. Giardia lamblia
B. Entamoeba histolitica
C. Escherechia colia
D. Ascaris lumbricoides
E. Balantidium coli

KUNCI JAWABAN B
Disentri amoeba (Level kompetensi 4A)

Disentri Amoeba Pemeriksaan penunjang : Feses Rutin


Etiologi : Entamoeba Hystolitica
Stadium infeksius : kista
Temuan Klinis :
 Diare disertai lendir dan darah dalam tinja
 Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit dari
pada disentri basiler (≤ 10x / hari)
 Onset > 3 Minggu
 Sakit perut hebat (kolik)
 Feses rutin ( sel inti multiple)
Komplikasi : Abses Hepar ( Ludwig Sign (+))
Tatalaksana :
Metronidazole 3 x 500-750 mg (5-10 hari)

Karakteristik kista : E. Hystolitica :


Kista berenti 4
Tropozoit berbentuk sel cerutu

120.Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 3
hari yang lalu. Sempat mengeluhkan demam, mual dan muntah dan nafsu makan menurun. Sebelumnya 1
minggu yang lalu pasien memiliki Riwayat diare berdarah dan tidak diobati. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 100 kali permenit, napas 22 kali/menit dan suhu 38
C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan abdomen regio kanan atas, hepar membesar tumpul dan
kenyal. Pada pemeriksaan lab menunjukkan Hb 12 gr/dl, leukosit 12.000/mm3, trombosit 300.000/mm3,
SGOT dan SGPT meningkat. Apakah yang mendasari terjadinya keluhan pasien tersebut ?
A. Kolelitiasis
B. Amoebiasis
C. Hepatitis akut
D. Kolesistitis
E. Hepatoma

KUNCI JAWABAN : B

ABSES HEPAR
Level Kompetensi : 3A
Etiologi : Entamoeba Histolytica (fase infektif : kista inti 4)

DIAGNOSIS
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Demam, nyeri perut kanan atas, riwayat Ludwig Sign : nyeri tekan pada ICS 5
disentri amoeba

Pemeriksaan Penunjang:  USG : Lesi Hipoechoic di Hepar

 X-ray : dome diafragma


 Feses Rutin : Tropozoid Sel Dengan Inti Multiple

Tatalaksana Pemberian Antibiotik : Metronidazole 3x750mg (5-7


hari)
Tatalaksana Utama : Rujuk Ke RS Untuk di
Percutaneus Aspirasi Pus + Drainage

121.Seorang pria berusia 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan muntah sejak 2 jam yang lalu. Pasien muntah
setelah diketahui menyantap olahan sarden . Pasien saat ini mengalami mual dan kadang pusing. Pasien
juga merasakan pandangan ganda. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi 80
kali/menit, laju pernafasan 22 kali/menit dan suhu 37 C. Pemeriksaan penunjang Hb 12 gr/dl, leukosit
7000, trombosit 200.000. Apakah diagnosis pasien tersebut ?
A. Botulisme
B. Colitis pseudomembran
C. Keracunan makanan
D. Dispepsia
E. Gastritis

KUNCI JAWABAN A

Botulisme
Level kompetensi 3B

Etiologi : Clostridium botulinum

Gejala : Diare, mual, muntah, diplopia, paralisis

Terapi :

- Awal : rehidrasi
- Antitoksin tipe A, B

122.Seorang pria berusia 50 tahun datang ke klinik dengan keluhan terdapat benjolan pada lubang dubur sejak 3
hari yang lalu. Pasien mengeluhkan sering BAB dengan darah menetes setelahnya. Keluhan benjolan tidak
dirasakan nyeri namun biasanya bisa masuk sendiri. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan dari anus
yang tidak dapat direduksi pada arah jam 7 dan 11. Apakah diagnosis yang paling tepat pada pasien ini ?
A. Hemoroid eksterna
B. Hemoroid grade IV
C. Hemoroid grade III
D. Hemoroid grade II
E. Hemoroid grade I

KUNCI JAWABAN B

HEMOROID
Level Kompetensi : Hemorrhoid Grade 1-2 4A, Hemorrhoid Grade 3-4 3A
Etiologi dan Factor Resiko : Pelebaran Vena / Pleksus Hemorrhoidalis

Klasifikasi : Hemoroid Eksterna dan Hemoroid Interna


Diagnosis
Tatalaksana :
 Grade 1 dan 2 ( Interna ) : Diet Tinggi Serat ; Pemberian AntiHemoroid Supp
 Grade Eksterna , 3 dan 4 ( Interna ) : Diet Tinggi Serat ; Rujuk ke Rumah sakit “ Terapi Operatif /
Hemoroidektomi”

123.Seorang anak berusia 10 bulan datang dibawa ibunya ke rumah sakit dengan keluhan BAB disertai lender
dan darah. Terdapat Riwayat pemberian makan yang tidak sesuai dengan masa perkembangan. Pada
pemeriksaan colok dubur didapatkan pseudoportio. Apakah hasil USG yang mendukung untuk
menegakkan diagnosis pasien tersebut ?
A. Bird beak appearance
B. Umbrella sign
C. Rat tail sign
D. Sandwich sign
E. Carterpillar sign

KUNCI JAWABAN D

INTUSUSEPSI/ INVAGINASI
Level Kompetensi : 3B
Faktor Resiko :
Salah pemberian diet pada anak
Idiopatik
Tanda dan Gejala :
BAB cair berdarah seperti jelly “red currant jelly stool”
Nyerinkolik di abdomen
PD : gambaran seperti sosis/ pisang/ portio saat di palpasi
Pemeriksaan Penunjang :
USG : Doughnat sign, target sign, psudokidney
BNO : coil spring appearance
Tatalaksana :
NIDAR

124. Seorang wanita 38 tahun, mengeluhkan bengkak pada ibu jari kaki kirinya sejak 3 jam yang lalu.
Bengkak disertai rasa nyeri yang diperberat saat berjalan. Pasien pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya dan sedang dalam pengobatan rutin. Pasien memiliki kebiasaan konsumsi jeroan dan emping.
Pada pemeriksaan didapatkan edema MTP 1, hiperemis , hangat, nyeri tekan +. Hasil pemeriksaan
mikroskopik yang mungkin ditemukan adalah . . .
A. Kristal birefringent negative bentuk rhomboid
B. Kristal birefringent positif bentuk jarum
C. Kristal birefringent negative bentuk jarum
D. Kristal birefringent positive bentuk rhomboid
E. Kristal birefringent positive bentuk prisma

KUNCI JAWABAN C

GOUT ARTHRITIS dan PSEUDOGOUT


Level Kompetensi : 4A
Suatu kumpulan gejala yang timbul akibat adanya deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat
supersaturasi asam urat didalam cairan ekstraseluler.
Patofisiologi : Deposit kristal urat yang menginduksi mediator inflamasi.
Faktor risiko : Makanan tinggi purin.
DIAGNOSIS
GOUT ARTHRITIS dan PSEUDOGOUT
Gejala dan Tanda :
Stadium atritis gout : peradangan monoartikular, ertema
, nyeri hebat, hangat disekitar sendi.
Stadium interkritikal : Terjadi peningkatan
monosodium urat.
Stadium atritis gout kronis : Serangan gout berulang
waktu memendek, jumlah sendi yang terkena semakin
banyak
Stadium atritis gout bertofus : Serangan poliartikular,
ditemukan tofus.

Pemeriksaan fisik :
Terjadi pada sendi MTP-1 atau sendi tarsal lainnya,
tampak merah dan bengkak (“Tofus”)
Pemeriksaan penunjang Tatalaksana :
Darah : Serum asam urat meningkat Serangan akut :
Aspirasi Cairan sendi: Gold standart - Kolkisin 0,5 – 0,6 mg/2 jam saat serangan
Gout Artritis → Kristal monosodium dengan dosis maksimal 6-8 mg
urat/brefingent negative/ bentuk jarum - NSAID (Indometasin 150-200 mg/hari)
Pseudogout → Kristal kalsium pyrophospat/ - Kortikosteroid (Prednison 20-40mg/hari)
brefingen positif/bentuk rhomboid (belah Setelah serangan akut :
ketupat) - Allupurinol 800 mg/hari
Radiologi : Soft tissue sweling pada pada awal
penyakit.

125. Seorang wanita berusia 35 tahun datang ke RS dengan keluhan utama berupa nyeri pada pangkal jari-jari
tangan. Keluhan dirasakan sejak 5 bulan terakhir dan berulang selama 2 tahun. Pasien juga mengatakan
keluhan disertai kaku pada sendi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 85
kali/menit, RR 20 kali/menit, dan suhu 37 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bengkak dan kemerahan
pada sendi metacarpophalangeal. Pada pemeriksaan xray didapatkan erosi dekat celah sendi. Apakah
kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut . . .
A. Osteoarthritis
B. Rheumatoid artritis
C. Gout artritis
D. Ankylosing spondylitis
E. Septic artritis

KUNCI JAWABAN B

RHEUMATOID ARTHRITIS (RA)


Level Kompetensi : 3A
Penyakit inflamasi kronis sistemik yang ditandai dengan pembengkakan dan nyeri sendi serta destruksi
membran sinovial.
Patofisiologi : Proses Autoimun
DIAGNOSIS
RA
Gejala dan Tanda :
Nyeri sendi simetris (PIP, MCP), hambatan gerak sendi,
kaku pada pagi hari, dijumpai sinovitis : kemerahan
bengkak ataupun gejala nyeri seperti : Bahu (Shoulder
frozen syndrome), tangan (Swan neck Deformity)

Pemeriksaan fisik :
Mengenai lebih dari 3 sendi terutama sendi,simetris,
deformitas sendi tangan ( Swan Neck deformity)
Pemeriksaan Penunjang:
- Darah lengkap LED meningkat.
- Faktor Rheumatoid (+)
- Radiologi : Destruksi celah sendi dan kista subkondral.
Tatalaksana - Analgetik : Ibuprofen, Naproksen, Aspirin
- Awal : Kortikosteroid (Prednison, metilprednisolon)
- Defenitif :Desases Modyfiing Antirematic Drug (DMARDs):
Sulfasalazin 1x500 mg ditingkatkan 500 mg/minggu sampai dosis
4x500 mg, Metotrexsat dosis 7,5-10 mg/minggu
- Terapi bedah

126.Seorang laki-laki 28 tahun datang ke poliklinik dengan nyeri pada tungkai kanan bawah sejak 2 minggu
lalu. Dua minggu yang lalu, pasien terjatuh dari motor dan mengalami luka robek pada daerah tungkai
tersebut. Saat itu luka hanya diobati sendiri. Sekitar 3 hari yang lalu, keluar nanah dari luka tersebut. Pasien
juga mengeluhkan bengkak pada tungkai bawah kanan sejak 4 hari. Pada pemeriksaan fisik TD 100/70
mmhg, HR 92 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu 39,5 C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan edema regio
cruris dextra. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini ?
A. Osteopenia
B. Osteoarthritis
C. Osteomyelitis akut
D. Osteosarcoma
E. Osteomyelitis kronik

KUNCI JAWABAN C

OSTEOMIELITIS 3B
Level kompetensi : 3B
Inflamasi tulng dan sumsun tulang yang disebabkan oleh bakteri dapat bersifat akut,subakut
dan kronik.
Etiologi : Staphylocooccus aureus penyebaran melalui hematogen.
Gejala dan tanda : Demam, mialgia, anoreksia nause dan vomiting, di jumpai edema pada
area tulang yang terinfeksi eritema, hangat dan nyeri.
Pemeriksaan penunjang : Leukositosis
Rontgen tulang :
Akut → Soft tissue swelling , reaksi perosteal, tulang terlihat lusen dan sklerosis
Kronis → Involucrum dan sequestrum
Th/ Antibiotik IV

127. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke tempat praktek anda dengan keluhan bengkak pada jari
tengah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri bila digerakkan. Pasien mengatakan 3 hari yang
lalu jari tengah tertusuk pecahan kaca ketika sedang mencuci piring. Tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan fisik didapatkan jari tengah bengkak. Saat di ekstensikan terasa nyeri. Diagnosis yang
paling mungkin pada pasien adalah . .
A. Selulitis
B. Tenosynovitis
C. Osteomyelitis
D. Septik artritis
E. Erysipelas

KUNCI JAWABAN B

TENOSINOVITIS SUPURATIV
Level Kompetensi : 3A
Infeksi yang terjadi pada tendon atau sarung tendon.
Etiologi : Stapylococcus aureus ( 75% kasus)
DIAGNOSIS
TENDOSINOVITIS SUPURATIV
Gejala dan tanda : Tatalaksana :
Jari tangan selalu dalam Non farmakologi : pembidaian
keadaan fleksi (splinting), drainase jika
Bengkak , eritema dan nyeri. terdapat pus.
Nyeri saat jari diekstensikan Farmakologi : antibiotik IV
( Kanavel sign’s ) (Sephalosporin ) dan analgetik

128. Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas. Pada pemeriksan fisik, didapatkan kesadaran compos mentis, TTV dalam batas
normal. Pada pemeriksaan ekstremitas, didapatkan pada cruris dextra tampak fraktur terbuka tibia dengan
luka berukuran 12 cm, luka kotor, bone coverage baik, pulsasi arteri dorsalis pedis teraba. Klasifikasi
fraktur terbuka pada ini berdasarkan pada kasus ini berdasarkan gustillo-anderson adalah . . .
A. Fraktur terbuka derajat 1
B. Fraktur terbuka derajat 2
C. Fraktur terbuka derajat 3A
D. Fraktur terbuka derajat 3B
E. Fraktur terbuka derajat 3C

KUNCI JAWABAN C

FRAKTUR TERBUKA
Definisi :
Merupakan suatu fraktur dimana terdapat hubungan tulang dengan dunia luar sehingga resiko terjadi
kontaminasi bakteri.
Gejala dan tanda :
- Riwayat Trauma (+) dan luka terbuka.
- Nyeri,keterbatasan gerak dan bengkak.
Pemeriksaan fisik :
Look : Deformitas (+), Luka terbuka dan robekan kulit (+), Pemendekan/Shortening (+).
Feel : Krepitasi (+), nyeri tekan, bengkak.
Move : ROM terbatas.

Klasifikasi/derajat luka pada fraktur terbuka :


Grade I → Luka < 1cm, bersih, cedera jaringan lunak minimal tanpa crushing, jenis fraktur non
komunitif.
Grade II → Luka 1-10 cm, masih terdapat kulit penutup luka (skin flap),cedera jaringan lunak
minimal, moderet crushing, moderet comminution.
Grade III → Luka luas > 10 cm, kontaminasi berat
- IIIA : luka terbuka >10 cm, laserasi luas, tulang dapat ditutup dengan jaringan lunak
- IIIB : luka terbuka >10 cm, fraktur tidak dapat ditutup dengan tanpa flap jaringan
- IIIC : luka >10 cm, terdapat neurovascular damage
Tatalaksana awal :
- A, B, C, D, E→ Clear
- Bersihkan Luka dan hetikan perdarahan : Bebat tekan dan jangan berusaha memasukkan tulang
yang menonjol karena memperparah perdarahan.
- Antibiotik profilaksis : Gol Sephalosforin + Gol Aminoglikosida.
- Berikan tetanus toksoid dan tetanus imunoglobulin.
Rujuk Sp Orthopedi.

129. Seorang atlet mengeluhkan nyeri dan bengkak pada lutut. Nyeri dirasakan terutama saat berjalan, berlari
dan meluruskan kaki. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 kali/menit, RR 20
kali/menit, suhu 37 C. Pemeriksaan lokalisata ditemukan bengkak, nyeri dan rom terbatas. Mc murray +
saat endorotasi sendi lutut. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini . . .
A. Cedera ACL
B. Cedera PCL
C. Cedera meniscus medial
D. Cedera meniscus lateral
E. Osteoarthritis

KUNCI JAWABAN D

TRAUMA SENDI LUTUT


Level Kompetensi : 3A
Faktor resiko : Pemain sepakbola/olahragawan

DIAGNOSIS

Anterior Cruciate Ligament Posterior Cruciate Ligament Meniscus Ligament


(ACL) (PCL)
Gejala : Gejala : Gejala :
Hematoatrosis, nyeri lutut Hematoatrosis, nyeri bagian Nyeri pada areal medial/lateral
bagian dalam. lutut belakang. lutut, edema dan sendi terkunci.

Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Fisik :


- Test Lachman - Posterios Drawer Sign - Mc Murray Test
- Anterior Drawer Sign - Posterios Sag Sign - Apley Compresion Test
- Pivot Test - Thesaly Test

Tatalaksana Non farmakologi : RICE , Farmakologi : Analgesik (NSIAIDs)

130. Seorang laki laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri pada bahu kiri, setelah jatuh dari motor
dengan posisi bahu kiri terbentur terlebih dahulu. Pemeriksaan fisik tampak kemerahan pada bahu kiri
menjalar ke klavikula, ditemukan krepitasi pada daerah klavikula dan pergerakan bahu kiri terbatas. Apa
pemeriksaan penunjang yang dianjurkan ?
A. MRI
B. CT SCAN
C. Bone survey
D. X ray shoulder
E. USG

KUNCI JAWABAN D

FRAKTUR KLAVIKULA
Level Kompetensi : 3A
DIAGNOSIS

Gejala dan Tanda : Klasifikasi : Pemeriksaan Radiologi :


- Riwayat trauma (+) - 1/3 Medial (69%) “Garis patahan tulang Os klavikula
- Nyeri bahu dan sulit untuk - 1/3 Lateral/Distal (28%) + soft tissue sweling)”
diangkat - 1/3 Proksimal (3%)
- Pemeriksaan fisik :
pemendekan dan
pembengkakan bahu,
deformitas, nyeri saat di
pulpasi.

Tatalaksana awal :
- A, B, C, D, E→ Clear
- Pemasangan Arm Sling (Fugure Of Eight) untuk kasus fraktur klavikula medial dan
proksimal.
- Rujuk Sp Orthopedi (ORIF di lakukan pada fraktur klavikula 1/3 distal atau open fraktur

131. Seorang wanita usia 18 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lengan atas serta pergelangan tangan
tidak bisa digerakkan. Pasien tersebut terjatuh dari motor seminggu yang lalu dan dari foto rontgen
didapatkan fraktur shaft humerus dextra. Kerusakan saraf apakah yang mungkin menyebabkan kelainan
tersebut ?
A. Nervus medianus
B. Nervus radialis
C. Nervus ulnaris
D. Nervus axillaris
E. Nervus peroneus

KUNCI JAWABAN B

Komplikasi fraktur
Cedera Nervus
Fx collum chirurgicum →saraf yang terkena : nervus aksilaris → Hilangnya sensasi dilateral bawah
bahu, abduksi bahu terganggu, atrofi musculus deltoideus → hilangnya rounded countour bahu →
bahu tampak datar
Fx corpus/shaft humerus →saraf yang terkena : nervus radialis ( Drop hand/wrist drop)
Fx supracondilar humerus →saraf yang terkena : nervus medianus (Obstetrical hand/hand od
benediction), ulnaris, radialis
Fx epikondilus medial, dislokasi pada siku→saraf yang terkena : nervus ulnaris (Claw hand)
Fx atau dislokasi pada genu →cedera nervus peroneus communis ( Drop Foot )

132. Seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke IGD RS mengeluhkan nyeri pada pergelangan
kaki kanan. Nyeri dirasakan setelah pasien melakukan olahraga lompat tinggi, dia merasa seperti di
pukul dan berbunyi keras, pada pemeriksaan ditemukan betis bengkak, cekungan + dan terasa nyeri.
Apakah hasil pemeriksaan yang khas pada kasus ini . . .
A. Mc murray test positif
B. Lachman test positif
C. Simmonds test positif
D. Thompson test negative
E. Simson test negative

KUNCI JAWABAN C

RUPTUR TENDON ACHILES


Level Kompetensi : 3A
Trauma yang mengakibatkan dorsofleksi paksa pada kaki yang plantar fleksi.
Faktor risiko : Olahraga/ atlet
DIAGNOSIS
RUPTUR TENDON ACHILES
Gejala dan Tanda
- Nyeri akut dan
bengkak pada tumit
belakang
- Kaki tidak mampu
plantar fleksi
- Tendon achiles rata
Test Simmonds-Thomson (+)
: Tidak adanya plantar
fleksi.

Pemeriksaan Penunjang:
USG/MRI
Tatalaksana Awal : RICE + Simtomatik
Defenitif : Rujuk RS

133. Seorang laki-laki berusia 17 tahun diantar orantuanya ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada
pergelangan kaki kanan sejak kemarin setelah bermain sepak bola. Kaki pasien tersandung pinggiran
lapangan yang kurang rata. Nyeri dirasakan terus menerus dan pagi ini semakin merah dan bengkak. Dari
pemeriksaan fisik nyeri tekan +, bengkak +, hematom +, krepitasi – pada pergelangan kaki kanan lateral.
Nyeri bertambah pada saat dilakukan pergerakan pasif seperti fleksi dan eversi. Tindakan apa yang harus di
lakukan ?
A. Kompres panas
B. Kompres dingin
C. Ole salep panas
D. Kompres alcohol
E. Pijat

KUNCI JAWABAN B
SPRAIN ( CEDERA LIGAMEN )
Level Kompetensi : 3A
Klasifikasi /grade :
- Sprain grade I : Regangan pada ligamen, edema persendian ringan.
- Sprain grade II : Robekan pada ligamen bersifat parsial, nyeri dan edema berat.
- Sprain grade III : Robekan total pada ligamen , nyeri dan edema berat, pasien tidak dapat berjalan.

Tatalasana : RICE
Rest : Istirahatkan tungkai yang cedera
Ice : Kompres dingin/es
Compression : Beban tekan tungkai yang mengalami cedera
Elevation : Tempatkan posisi tungkai lebih tinggi dari badan saat berbaring.

134. Seorang perempuan berusia 33 tahun datang dengan keluhan benjolan pada kelopak mata kanan atas
sebesar biji jagung, tidak merah, tidak nyeri. Pasien merasa terganggu dengan adanya benjolan tersebut,
namun pasien tidak memiliki keluhan lain. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 bulan dan tidak semakin
memberat. Pasien sudah mencoba menggunakan salep mata selama satu bulan namun benjolan tidak
kunjung menghilang. Pada pemeriksaan fisik vital sign dalam batas normal. Pada pemeriksaan oftalmologi
segmen mata anterior dan posterior tenang. Terdapat benjolan sebesar biji jagung, tidak eritema, tidak nyeri
tekan pada palpebra superior dextra seperti gambar berikut. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini ?

A. Hordeolum eksterna
B. Kalazion
C. Hordeolum interna
D. Bleparitis
E. Tumor palpebra

KUNCI JAWABAN : B

KALAZION
Level Kompetensi : 3A
Kalazion adalah Peradangan granulomatosa kronik yang terjadi Pada kelenjar kelopak mata
Etiologi :
Proliferasi dan reaksi lipogranulomatosa pada glandula Meibom
DIAGNOSIS
KALAZION
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Bengkak pada kelopak edema kelopak mata (+),
mata, tidak nyeri dan rasa nyeri tekan pada kelopak (-),
mengganjal hiperemis (-), dapat dijumpai
pseudoptosis
Pemeriksaan histopatologi Tidak ada Pemeriksaan Khusus, kecuali bila keadaan ini berulang
: untuk mengidentifikasi secara dini adanya proses keganasan

TATALAKSANA :
Non Farmakologi : Jaga Higenitas / Kebersihan Kelopak Mata, Kompres Hangat Kelopak Mata
Farmakologi :
 Konservatif
 Injeksi steroid intralesi : (triamsinolon 40mg/ml)
 Definitif : Ekokleasi kalazion (insisi vertical)
Komplikasi :
Astigmatisma (jika massa palpebra mengenai kornea), Rekurensi, dan Deformitas kelopak mata
(sikatriks).

135.Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan benjolan pada kelopak mata
bawah kirinya sejak 3 hari yang lalu. Benjolan terasa nyeri saat disentuh dan terasa panas. Riwayat keluhan
serupa disangkal. Riwayat benda asing pada mata disangkal. Pada pemeriksaan mata didapati massa soliter
di palpebra inferior sinistra bagian dalam disertai bagian dalam disertai hiperemis +, hangat +, fluktuasi +.
perdarahan -. Apakah penyebab keluhan pasien diatas ?
A. Sumbatan kelenjar meibom
B. Sumbatan ductus moll dan meibom
C. Sumbatan kelenjar zeis dan moll
D. Sumbatan kelenjar meibom, zeis dan moll
E. Sumbatan kanalikuli zeis dan meibom

KUNCI JAWABAN : A

HORDEOLUM
Level Kompetensi : 4A
Hordeolum Adalah Peradangan supuratif yang terjadi Pada kelenjar kelopak mata
Klasifikasi dan Etiologi :
a. Hordeolum interna adalah peradangan pada glandula Meibom oleh Sphylococcus sp.  S. aureus, dan
S. epidermidis
b. Hordeolum eksterna adalah peradangan pada glandula zeis dan moll oleh Sphylococcus sp.  S.
aureus, dan S.epidermidis
DIAGNOSIS
HORDEOLUM INTERNA
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Bengkak pada kelopak mata, nyeri tekan pada kelopak (+)
hangat, nyeri , rasa mengganjal, tampak penonjolan kearah
dan merah. konjungtiva tarsal, dan ukuran
lebih besar dibandingkan
hordeolum eksterna
(dieversikan baru Nampak)
Pemeriksaan Laboratorium : Tidak ada Pemeriksaan Khusus
HORDEOLUM EKSTERNA
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Bengkak pada kelopak mata, nyeri tekan pada kelopak (+),
hangat, nyeri , rasa mengganjal, tampak penonjolan terutama
dan merah. pada margin palpebra, pus dapat
keluar dari folikel bulu mata.
Pemeriksaan Laboratorium : Tidak ada Pemeriksaan Khusus

TATALAKSANA :
Non Farmakologi :
 Jaga Higinitas / Kebersihan Kelopak Mata
 Kompres Hangat Kelopak Mata
Farmakologi :
 Antibiotik Topical : Salep Oxytetrasiklin, Kloramfenikol
 Antibiotik Sistemik : Eritromisin 2x500mg
 Definitif : Hordeolum Interna insisi vertikal, Hordeolum Eksterna insisi horizontal
Komplikasi :
Kalazion, deformitas kelopak mata, fistula kelopak mata dan gangguan pertumbuhan bulu mata.
136.Seorang laki laki berusia 35 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan ada sensasi tidak
nyaman pada matanya. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 2 minggu ini. Keluhan muncul kemerahan atau
benjolan sekitar mata disangkal. Riwayat trauma dan penyakit sistemik lain disangkal. Pada pemeriksaan
fisik didapati TD 110/70 mmHg, Nadi 80 kali/I, RR 20 kali/I, suhu 36,8 C. Pada pemeriksaan oftalmologis,
didapatkan bulu mata yang tumbul dilokasi yang benar namun mengarah ke dalam. Apakah diagnosis dan
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Entropion dan bedah rekonstruksi
B. Ekstropion dan epilasi
C. Trikiasis dan epilasi
D. Diktiasis dan epilasi
E. Trikiasis dan eksisi

KUNCI JAWABAN : C

TRIKIASIS
Level Kompetensi : 4A
Trikiasis adalah Tumbuhnya bulu mata ke arah dalam dengan posisi palpebra yang normal
Etiologi :
Trakoma, sikatrikal, trauma kimia, dan trauma kelopak mata
DIAGNOSIS
TRIKIASIS
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs): slit lamp
Mata merah, lakrimasi, rasa Penurunan Visus (-); tampak bulu
mengganjal dan fotofobia mata tumbuh kearah dalam, kemosis
konjungtiva (+), erosi kornea dan
bisa dijumpai adanya ulkus kornea
Pemeriksaan floresein : Jika dicurigai adanya ulkus kornea

TATALAKSANA :
Non Farmakologi : tidak mengucek mata
Farmakologi :
 Definitif : Epilasi (mencabut bulu mata), elektrolisis, dan tarsiotomi (trakoma+trikiasis)
Komplikasi :
Ulkus kornea
137. Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang dengan keluhan mata mengganjal sejak 2 bulan yang lalu.
Pasien merasa melihat ada selaput di matanya ketika bercermin. Tidak ada keluhan mata kabur dan tidak
ditemukan kotoran pada mata. Pasien bekerja sebagai seorang nelayan. Riwayat trauma dan penyakit
sistemik lain disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil dalam batas normal. Pada pemeriksaan
oftalmologis ditemukan adanya jaringan berbentuk segitiga pada konjungtiva. Nodul dan bintik warna
kuning tidak ditemukan. Pada tes sonde, sonde tidak terlihat. Apakah diagnosa yang paling mungkin ?
A. Simblefaron
B. Pterigium
C. Pinguekula
D. Pseudopterigium
E. Blefaritis

KUNCI JAWABAN : B

PTERIGIUM/PSEUDOPTERIGIUM
Level Kompetensi : 3A
Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga pada konjungtiva bulbi.
Pseudopterigium adalah perlekatan konjungtiva degan kornea yang abnormal.
Etiologi :
Iritasi kronis debu, cahaya matahari, udara yang panas

DIAGNOSIS

PTERIGIUM
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Asimptomatis Penurunan Visus (-) Tanda – Tanda Pemeriksaan tes sonde:
Rasa mengganjal Inflamasi (-), jaringan fibrovaskular Positif (pseudoterigium)
(penebalan) jaringan konjungtiva Negatif (pterigium)
bulbi yang berbentuk segitiga

TATALAKSANA :
Non Farmakologi :
 Menggunakan kacamata pelindung diusahakan berwarna gelap
 Hindari faktor resiko
Farmakologi:
 Air mata buatan, steroid topical
 Definitif : derajat 1-2 (konservatif), 3-4(operatif )
Komplikasi :
Gangguan penglihatan (astigmatisma)

138. Seorang wanita berusia 38 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata terasa mengganjal dan
berpasir. Hal ini sudah dialami pasien sejak 3 bulan ini. Pasien merupakan seorang tukang sapu jalan. Dari
pemeriksaan fisik tekanan darah 110/70 mmHg , nadi 86 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu afebris. Dari
pemeriksaan oftalmologis didapatkan terdapat selaput fibrovascular pada konjungtiva menuju kornea.
Apakah faktor resiko yang menyebabkan keluhan diatas ?
A. Iritasi kronis
B. Alergi
C. Autoimun
D. Infeksi
E. Defisiensi vitamin A

KUNCI JAWABAN : A

PTERIGIUM/PSEUDOPTERIGIUM
Level Kompetensi : 3A
Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga pada konjungtiva bulbi.
Pseudopterigium adalah perlekatan konjungtiva degan kornea yang abnormal.
Etiologi :
Iritasi kronis debu, cahaya matahari, udara yang panas
DIAGNOSIS
PTERIGIUM
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Asimptomatis Penurunan Visus (-) Tanda – Tanda Pemeriksaan tes sonde:
Rasa mengganjal Inflamasi (-), jaringan fibrovaskular Positif (pseudoterigium)
(penebalan) jaringan konjungtiva Negatif (pterigium)
bulbi yang berbentuk segitiga

TATALAKSANA :
Non Farmakologi :
 Menggunakan kacamata pelindung diusahakan berwarna gelap
 Hindari faktor resiko
Farmakologi:
 Air mata buatan, steroid topical
 Definitif : derajat 1-2 (konservatif), 3-4(operatif )
Komplikasi :
Gangguan penglihatan (astigmatisma)

139.Seorang anak berusia 9 tahun datang dibawa ibunya ke klinik dokter dengan keluhan kedua mata merah
sejak 3 hari ini. Pasien diketahui sedang batuk dan sering sesak. Riwayat trauma disangkal dan Riwayat
penyakit sejak kecil disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapati nadi 80 kali/menit, RR 24 kali/menit, suhu
afebris. Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VODS 6/6, COA dalam dan jernih. Funduskopi dalam
batas normal. Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Ofloxacin 0,3 % topical
B. Natrium kromoglikat 2%
C. Timolol 0,5 %
D. Kompres hangat-observasi
E. Antibiotic sistemik

KUNCI JAWABAN : D

PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
Level Kompetensi : 4A
Perdarahan subkonjungtiva merupakan keadaan dimana pembuluh darah konjungtiva rapuh dan pecah.
Etiologi :
Trauma, factor resiko : umur, hipertensi, ateriosklerosis, pemakaian antikoagulan, batuk kronik(pertusis
DIAGNOSIS
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata merah Penurunan Visus (-) Tanda – Tanda
Inflamasi (-), tampak patch merah
pada konjungtiva (+), nyeri (-)

TATALAKSANA :
Nonfarmakologi :
Kompres dingin (1-2 hari ) vasokonstriktor
Kompres hangat (>2hari) meningkatkan absorpi darah
Farmakologi :
 Obati penyakit yang mendasari
 Tidak perlu pengobatan khusus karena dapat sembuh sendiri dalam waktu 3 minggu
Komplikasi :
Jika perdarahan luas bisa menyebabkan hifema dan glaucoma, dan penyembuhan lebih lama

140.Seorang pasien laki-laki berusia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata kanan merah sejak 3
hari yang lalu. Keluhan juga disertai rasa gatal dan keluar kotoran mata yang lengket dan banyak sehingga
sulit membuka mata. Dari pemeriksaan fisik didapatkan ODS 6/6, palpebra edema, secret mukopurulen.
Apakah pemeriksaan lanjutan yang diperlukan pada pasien ini ?
A. Anel test
B. Pemeriksaan giemsa
C. Pemeriksaan gram
D. Pemeriksaan KOH
E. Pemeriksaan fluoresense

KUNCI JAWABAN : C

KONJUNGTIVITIS
Level Kompetensi : 4A

KONJUNGTIVITIS BAKTERIALIS
Tanda (Signs):
Tanda – Tanda Inflamasi (+);
sekret purulen/ mukopurulen (+)
, injeksi konjungtiva (+)
Trakoma : herbert’s pit

Pemeriksaan gram :
Streptococcus (coccus gram positif ), N. gonorrea (diplococcus gram negatif)
C. tracomatis (gram negatif, bentuk oval)
Terapi :
Non farmakologi : Jaga Higinitas / Kebersihan Kelopak Mata dan Kompres Hangat
Farmakologi
Bakteri : Antibiotik Topical : Basitrasin ; Eritromisin Salep ; Gentamisin ED ( 3-5 hari )
o Antibiotik Sistemik : penisilin 4,8 jt dibagi 2 kali pemberian, ceftriaxone 250mg IM+doksisiklin
2x100mg 7 hari
o Gonore neonatorum: salep kloramfenikol +ceftriaxone IM (25-100mg/BB) atau kanamisin 25mg/BB
o Non gonore neonatorum : eritromisin sirup 50mg/BB

141. Seorang anak berusia 10 tahun datang dibawa ibunya dengan keluhan mata merah sejak 1 minggu yang
lalu. Anak sering mengucek mata karena terasa gatal dan seperti ada yang mengganjal. Riwayat trauma dan
keluhan serupa sebelumnya disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapati pemeriksaan vital sign dalam batas
normal. Segmen mata depan dan belakang normal. VODS 6/6. Pada pemeriksaan ditemukan gambaran
seperti dibawah ini. Temuan klinis dalam pemeriksaan diatas adalah :

A. Cobble stone appearance


B. Folikel
C. Abses multiple
D. Trantas dot
E. Pseudomembran

KUNCI JAWABAN : A

KONJUNGTIVITIS 4A

KONJUNGTIVITIS ALERGI
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata Merah ; Terasa Gatal ; Penurunan Visus (-) ; Tanda –
Lakrimasi (+): Fotofobia (+) Tanda Inflamasi (+), injeksi
konjungtiva (+), sekret jernih COBBLE STONE TRANTAS DOT

(+)
Vernal : cobble stone dan
trantas dot
Flikten : bintik putih dikelilingi
daerah hiperemis
Giant papillary : papil-papil
berukuran besar
Atopi : mengenai jaringan mata
lainnya

Pemeriksaan Laboratorium : Peningkatan eosinofil, sel plasma


TATALAKSANA :
Non Farmakologi : Jaga Higinitas / Kebersihan Kelopak Mata dan Kompres Hangat
Farmakologi :
 Alergi : sel mast stabilizer : natrium cromolyn topical, antihistamin, steroid topical

142.Seorang pria berusia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata kiri merah disertai keluar banyak
air mata sejak 5 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan pandangan kabur dan silau, terasa seperti ada
benda asing di mata. Dari pemeriksaan oftalmologis VOD 5/5 dan VOS 5/20. Tampak dilatasi pembuluh
darah disekitar limbus dan dilatasi pembuluh darah konjungtiva. Kornea tampak keruh dibagian
parasentral. Diagnosis pada pasien ini adalah ?
A. Uveitis
B. Keratitis
C. Episkleritis
D. Konjungtivitis
E. Endoftalmitis

KUNCI JAWABAN : B
KERATITIS
Level Kompetensi : 4A
Keratitis adalah peradangan pada kornea
Klasifikasi dan Etiologi :
 Keratitis bakterialis : staphylococcus, Pseudomonas, enterobacteriae
 Keratitis Virus : HSV, VZV
 Keratitis Fungal: C.albican, Aspergillus
 Keratitis protozoa : Achantamoeba
DIAGNOSIS
KERATITIS BAKTERIALIS
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata Merah ; Nyeri ; Penurunan Visus (+) ; Tanda – Tanda
Lakrimasi (+): Inflamasi (+); injeksi konjungtiva (+), injeksi
Fotofobia (+), siliar(+),
penurunan ✓S. aureus dan S. pneumonia → ulkus
penglihatan berbentuk oval,
warna putih kekuningan, batas tegas
✓Pseudomonas → ulkus bentuk ireguler,
eksudat
mukopurulen kehijauan, batas tidak tegas
oleh karena
terjadi nekrosis liquefaksi dari kornea
✓Enterobacteriacea → ulkus dangkal,
warna keabu-abuan, opasitas stroma batas
tidak tegas, infiltrate kornea bentuk cincin
oleh karena endotoksin yang dihasilkan
Laboratorium : Pewarnaan gram
KERATITIS VIRAL
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata Merah ; Nyeri ; Penurunan Visus (-) ; Tanda – Tanda
Lakrimasi (+): Inflamasi (+)
Fotofobia (+), HSV : lesi denritik ulcer (ulkus berbentuk
penurunan ireguler, zigzag, bercabang),
penglihatan Herpes Zooster : lesi mikrodenritik + ruam
vesikel berkelompok sesuai dermatom
Laboratorium : Tzank smear : sel datia berinti banyak

FUNGAL
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata Merah ; Nyeri ; Penurunan Visus (-) ; Tanda – Tanda
Lakrimasi (+): Inflamasi (+), injeksi konjungtiva (+),
Fotofobia (+), injeksi siliar (+)
penurunan Candida Albican : lesi satelit
penglihatan Aspergillus : Feathery finger like
appereance

Laboratorium : KOH 10% : Candida Albican : pseudohifa, balstospora, yeast


Aspergillus : hifa panjang bersekat, dengan spora

Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):


Mata Merah ; Nyeri ; Lakrimasi KERATITIS PROTOZOA
(+): Fotofobia (+), penurunan Penurunan Visus (-) ; Tanda –
penglihatan Tanda Inflamasi (+), injeksi
Fk.resiko: riwayat berenang konjungtiva (+), injeksi siliar
memakai soflens (+)

Pemeriksaan : Ring-shaped

TATALAKSANA :
Non Farmakologi : Jaga Higinitas / Kebersihan Kelopak Mata, Kompres Hangat Kelopak Mata
Farmakologi :
 K.bakterialis : kloramfenikol 0,5%, eritromisin salep 0,5% + siklopegik
 K.viral : HSV (acyclovir 5x400mg), VZV (acyclovir 5x800mg) 7 hari + siklopegik
 K. fungal : C.albican (Ampotericin B 1,5% 1gtt/jam), Aspergillus (Natamycin 5% 1gtt/2jam)
+siklopegik
 K.protozoa : Amoebisid + kortikosteroid topikal
Komplikasi :Ulkus kornea (tes flouresen positif) /perforasi kornea, Iridosiklitis, Glaukoma sekunder

143. Seorang perempuan berusia 37 tahun datang ke poli mata dengan keluhan kabur saat melihat dekat dan
menulis. Dari pemeriksaan didapatkan visus ODS 6/20 dengan koreksi S+2,5 D didapatkan visus menjadi 6/6,
dengan S +2,25 D juga didapatkan hasil 6/6 , sedangkan S+1.0 D didapatkan 6/7,5. Berapakah kekuatan lensa
yang diperlukan untuk pasien diatas ?
A. ODS S+2,50 D
B. ODS S+1.00 D
C. ODS S+1.25 D
D. OD S+1.50 D dan OS S+1.25 D
E. OD S+1.25 D dan OS S+1.00 D

KUNCI JAWABAN A
HIPERMETROPIA RINGAN
Level Kompetensi : 4A
Miopia merupakan anomaly refraksi mata dimana bayangan jatuh dibelakang retina, ketika mata tidak dalam
keadaan berakomodasi
Etiologi :
 Aksial → aksis ap << (mikroftalmos, edem makula, ablatio retina)
Bayangan jatuh dibelakang
 Kurvatura → kornea plana, sklerosis lensa, afakia retina

 Indeks bias → kadar gula rendah sehingga indeks bias turun


 Posisi → lensa terlalu ke belakang
Diagnosis
 Melihat jauh (>6m atau ∞ baik) harus berakomodasi supaya jatuh di retina
 Melihat dekat, akomodasi >> shrg astenopia
 Hipertrofi otot siliaris, COA dangkal, miosis, papil hiperemis
 Pemeriksaan dengan Kartu Jaegger
TATALAKSANA
Nonfarmakologi :Hindari faktor resiko
Farmakologi :Menggunakan kaca mata Sferis positif lensa konveks (yang terkuat dengan koreksi 6/6)
Komplikasi :Strabismus, glaucoma sekunder

144.Seorang wanita berusia 32 tahun mengeluhkan penglihatan menurun sejak 1 bulan belakangan. Penglihatan
seperti adanya tirai yang secara tiba-tiba menutup disangkal. Keluhan lain seperti gatal, nyeri dan berair
disangkal. Keluhan nyeri kepala dan mual muntah disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80
mmHg, nadi 80 kali/menit, RR 20 kali/menit, dan suhu 36,5 C. Pada pemeriksaan oftalmologis, pemeriksaan
visus setelah dikoreksi didapatkan S-2.00 C +3.00. Kondisi apakah yang dialami oleh pasien tersebut ?
A. Astigmatisma mixtus
B. Astigmatisma myopia kompositus
C. Astigmatisma hypermetropia kompositus
D. Astigmatisma myopia simpleks
E. Astigmatisma hypermetropia simpleks
KUNCI JAWABAN : A

ASTIGMATISMA RINGAN
Level Kompetensi : 4A
Astigmatisma merupakan kondisi dimana berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina
akan tetapi
pada 2 garis api yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.
Klasifikasi:
 Astigmatisma lazim : kelengkungan kornea
pada bidang vertical bertambah atau lebih
kuat atau jari-jarinya lebih
pendek dibanding jari-jari kelengkungan
kornea di bidang horizontal (baru lahir)
 Astigmatisma tidak lazim : kelengkungan
kornea pada meridian horizontal lebih kuat
dibandingkan kelengkungan kornea vertical
(usia pertengahan)
Bentuk Astigmatisma :
 Astigmatisma regular : kekuatan pembiasan
bertambah atau berkurang perlahan-lahan
secara teratur dari 1 meridian ke meridian
berikutnya
 Astigmatisma irregular : Astigmatisma yang
terjadi tidak mempunyai 2 meridian saling
tegak lurus
Etiologi :
Kelainan kornea (90%), Perubahan lengkung
kornea, Kelainan lensa, Kekeruhan lensa
(ex.katarak insipien,
imatur)
ASTIGMATISMA
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata kabur saat melihat jauh dan Penurunan Visus (+) Tanda – Tanda
Dekat, Obyek membayang, Astenopia Inflamasi (-)

Pemeriksaan : Amsler Grid


Plasidoskopi

Nonfarmakologi :Hindari faktor resiko dan penyakit yang mendasari


Farmakologi :Menyatukan kedua focus utama (dengan lensa silinder)
Komplikasi :Ambliopia

145.Seorang pria berusia 55 tahun datang berobat dengan keluhan kedua mata nyeri mendadak sejak 1
jam yang lalu. Keluhan disertai dengan mata merah, padangan buram, nyeri kepala dan mual
muntah. Riwayat trauma disangkal. Riwayat penyakit jangka Panjang tidak diketahui pasien. Pada
pemeriksaan fisik didapati TD 130/80 mmHg, nadi 85 kali/menit, RR 18 kali/menit, suhu afebris.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh VODS 6/60, injeksi sklera +, COA normal, lensa keruh, shadow
test +, TIO OD/OS 36/38 mmHg. Diagnosis yang sesuai untuk kasus diatas adalah …
A. Glaukoma fakomorfik
B. Glaukoma fakolitik
C. Glaukoma fakoanafilaktik
D. Glaucoma primer
E. Glaucoma sudut terbuka

KUNCI JAWABAN A

Katarak hipermatur/matur : Glaukoma Fakolitik


Katarak imatur : Glaucoma fakomorfik
Reaksi hipersensiivitas akibat IOL : Glaucoma fakoanafilaktik(steroid)
146. Seorang pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada mata kirinya sejak 5 hari yang
lalu. Dari hasil pemeriksaan didapatkan bengkak kemerahan dan teraba hangat pada kelopak mata
kiri atas bagian temporal. Visus ODS 5/5. Kelainan organ apakah yang terjadi pada pasien
tersebut ?
A. Kanalis lakrimalis
B. Glandula meibom
C. Saccus lacrimalis
D. Glandula lakrimalis
E. Moll dan zeis

KUNCI JAWABAN D

DAKRIOADENITIS/DAKRIOSISTITIS
Level Kompetensi : 3A
Dakrioadenitis adalah peradangan pada glandula lakrimalis, sedangkan dakriosistitis adalah
peradangan pada saccus lakrimalis
Etiologi :
Dakrioadenitis disebabkan virus : CMV, Morbili, Varicella zoster, bakteri :Staphylococcus sp, jamur :
histoplasmosis
Dakriosistitis disebabkan oleh obstruksi duktus nasolakrimalis
DIAGNOSIS
DAKRIOADENITIS
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Nyeri dan bengkak pada Penurunan Visus (-) ; Tanda –
kelopak mata, demam Tanda Inflamasi (+), edema
orbita bagian temporal
superior (berbentuk S
terbalik)

Pemeriksaan anel test : Positif


DAKRIOSISTITIS
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Nyeri, lakrimasi, bengkak dan Penurunan Visus (-) ; Tanda –
merah pada sudut mata dalam Tanda Inflamasi (+), edema
(pangkal hidung), demam pada saccus lakrimalis, nyeri
tekan(+), dapat dijumpai
sekret mukopurulen bila
saccus lakrimalis di tekan

Pemeriksaan anel test : Negatif

TATALAKSANA :
Non Farmakologi :
 Kompres hangat
 Jaga higenitas mata/kelopak mata
Farmakologi :
 Antibiotik : Amoxicilin/Clavulanate
 Definitif : jika terdapat abses : insisi drainase, pada dakriosistitis berulang
:dacryocystorrhynostomy
Komplikasi :
Fistula glandula lakrimalis, fistula saccus lakrimalis dan selulitis orbita.

147.Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata kabur di sore
hari, keluhan dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan semakin memberat. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan visus ODS 6/7,5. Terdapat bercak putih seperti busa pada konjungtiva dan tampak kering.
Tatalaksana yang tepat untuk kasus diatas adalah ?
A. Artificial tears
B. Vitamin A topical
C. Vitamin A per oral dosis 50.000 IU
D. Vitamin A per oral dosis 100.000 IU
E. Vitamin A per oral dosis 200.000 IU

KUNCI JAWABAN : E

XEROFTALMIA
Level Kompetensi : 3A
Xeroftalmia merupakan buta senja
Etiologi :
Defisiensi vitamin A
DIAGNOSIS
XEROFTALMIA
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata kering, sulit melihat Penurunan Visus (-) Tanda – Tanda Inflamasi (-), xerosis
pada keadaan remang-remang konjungtiva (+), xerosis kornea (+), Bitot’s spot(+), ulkus
(sore-malam hari), rasa kornea (+)
berpasir, rasa mengganjal
Pemeriksaan: schimmer test : < 10 mm
>10 mm : normal, 10mm :mild, 6-9mm: moderate, 3-5mm
:severe, <3mm:very severe
kadar vitamin A dalam darah
TATALAKSANA :
Nonfarmakologi : Perbaiki status gizi pasien , Obati penyakit yang mendasari
Farmakologi :Airmata buatan ,Pemberian Vitamin A <6 bulan = 50.000IU, 6-11 bulan
=100.000IU, >11 bulan =200.000IU
Komplikasi : Ulkus kornea, infeksi sekunder

148.Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri yang dirasakan
didaerah pipi sejak 3 hari ini. Keluhan nyeri hilang timbul seperti ditusuk kadang seperti diestrum
dan kadang seperti dibakar. Keluhan muncul terutama ketika menggosok gigi. Diagnosis yang
paling mungkin adalah . . .
A. Bell’s palsy
B. Common migraine
C. Cluster headache
D. Tic douloureux
E. Gangguan tic sementara

KUNCI JAWABAN D

Trigeminal Neuralgia (Tic Douloureux)


Level Kompetensi:3A
Trigeminal Neuralgia merupakan deficit neurologis dengan lesi LMN yang ditandai gangguan persepsi
sensasi pada N.trigeminus
Etiologi : Idiopatic, Post Herpetic Neuralgia, penuaan/ demyelinisasi saraf
Diagnosis :

Trigeminal Neuralgia (Tic Douloureux)


Gejala (Symtoms) : Pemeriksaan :
Nyeri pada wajah, rasa Neurologis : sensoris (+)nyeri >>>
terbakar, kesetrum Hiperalgesia sampai alodinia
(+) riwayat kena sikat gigi
Tatalaksana Adjuvant Analgetic :
1st Carbamazepin 200mg/hari
2nd Amitriptilin/Gabapentin PO

149. Perempuan 26 tahun datang dengan keluhan nyeri yang bersifat tajam pada bagian pipi kiri sejak
5 hari yang lalu. Nyeri dirasakan terutama ketika pasien mengunyah dan dideskripsikan seperti
tertusuk dan terbakar dibagian wajah sebelah kiri. Tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan reflex kornea mata kiri menghilang. Nervus kranialis yang bermasalah pada pasien
ini adalah . .
A. Nervus V bilateral
B. Nervus V kiri
C. Nervus VII kiri
D. Nervus V kanan
E. Nervus VII kanan

KUNCI JAWABAN B

Trigeminal Neuralgia (Tic Douloureux)


Level Kompetensi:3A
Trigeminal Neuralgia merupakan deficit neurologis dengan lesi LMN yang ditandai gangguan persepsi
sensasi pada N.trigeminus
Etiologi : Idiopatic, Post Herpetic Neuralgia, penuaan/ demyelinisasi saraf
Diagnosis :

Trigeminal Neuralgia (Tic Doloreux)


Gejala (Symtoms) : Pemeriksaan :
Nyeri pada wajah, rasa Neurologis : sensoris (+)nyeri >>>
terbakar, kesetrum Hiperalgesia sampai alodinia
(+) riwayat kena sikat gigi
Tatalaksana Adjuvant Analgetic :
1st Carbamazepin 200mg/hari
2nd Amitriptilin/Gabapentin PO

150. Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke klinik dokter dengan keluhan nyeri kepala berdenyut
terutama dirasakan disebelah kanan. Keluhan dirasakan saat pasien kurang tidur dikarenakan
harus menyelesaikan pekerjaannya. Keluhan penglihatan, kesemutan dan melihat bayangan
disangkal oleh pasien. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Apakah diagnosis yang
mungkin pada pasien ini . . .
A. Tension type headache
B. Classic Migraine
C. Common migraine
D. Nyeri kepala cluster
E. Trigeminal neuralgia

KUNCI JAWABAN C
NYERI KEPALA PRIMER
Level Kompetensi : 4A dan 3A
Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak disertai adanya gangguan organic

Jenis Tension Type Migraine (4A) Cluster headache (3A)


nyeri Headache (4A)
kepala

Etiologi Idiopatik, spasme Peningkatan 5-HT Stimulasi hipotalamus,


muscular perikranial bersifat sporadic/musiman
Gejala Nyeri kepala seperti Nyeri kepala berdenyut yang Nyeri seperti tertusuk
terikat, menetap Unilateral diregio
Unilateral/bilateral Unilateral orbitalis, lakrimasi,
Region frontalis- Fotofobia (+/-), fonofobia(+/) rinorea, mata merah
cervikalis sebelum nyeri kepala
(Aura atau tanpa aura)
Terapi Analgetik : - Non spesifik : NSAID - abortif : O2 8-
paracetamol 1000 - Spesifik : sumatriptan 10liter 10-15menit
mg 200mg/hari, ergotamine - sumatriptan
ibuprofen 400 mg 6mg/hari 200mg/hari,
ergotamine
6mg/hari
Profilaksis Amitriptilin 10-25mg Amitriptilin 10-25mg sebelum - CCB : verapamil
sebelum tidur tidur 160-320mg 3-
4x/hari
- Amitriptilin 10-
25mg sebelum
tidur

151. Seorang perempuan berusia 26 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 7 hari ini. Nyeri
kepala dirasakan dari dahi hingga ke kepala bagian belakang. Nafsu makan pasien menurun. Nyeri
dirasakan terutama saat banyak pikiran/stress, dan membaik saat diberi obat. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien diatas . .
A. Acetaminofen 250 mg
B. Acetaminofen 400 mg
C. Acetaminofen 500 mg
D. Acetaminofen 750 mg
E. Acetaminofen 1000 mg

KUNCI JAWABAN E

NYERI KEPALA PRIMER


Level Kompetensi : 4A dan 3A
Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak disertai adanya gangguan organic

Jenis Tension Type Migraine (4A) Cluster headache (3A)


nyeri Headache (4A)
kepala
Etiologi Idiopatik, spasme Peningkatan 5-HT Stimulasi hipotalamus,
muscular perikranial bersifat sporadic/musiman
Gejala Nyeri kepala seperti Nyeri kepala berdenyut yang Nyeri seperti tertusuk
terikat, menetap Unilateral diregio
Unilateral/bilateral Unilateral orbitalis, lakrimasi,
Region frontalis- Fotofobia (+/-), fonofobia(+/) rinorea, mata merah
cervikalis sebelum nyeri kepala
(Aura atau tanpa aura)
Terapi Analgetik : - Non spesifik : NSAID - abortif : O2 8-
paracetamol 1000 - Spesifik : sumatriptan 10liter 10-15menit
mg 200mg/hari, ergotamine - sumatriptan
ibuprofen 400 mg 6mg/hari 200mg/hari,
ergotamine
6mg/hari
Profilaksis Amitriptilin 10-25mg Amitriptilin 10-25mg sebelum - CCB : verapamil
sebelum tidur tidur 160-320mg 3-
4x/hari
- Amitriptilin 10-
25mg sebelum
tidur

152. Seorang laki-laki berusia 48 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri kepala. Nyeri hilang
timbul selama beberapa bulan ini. Keluhan muncul 1-2 kali per hari. Nyeri dirasakan disisi kanan
khususnya belakang bola mata. Keluhan nyeri dirasakan disisi kanan khususnys belakang bola
mata. Keluhan disertai mata merah dan hidung berair. Sebelumnya pasien tidak mengeluhkan
batuk pilek. Apakah tatalaksana awal yang tepat pada pasien ini ?
A. Sumatriptan
B. Verapamil
C. Oksigen 100 %
D. Ergotamine
E. Lidocaine

KUNCI JAWABAN C

NYERI KEPALA PRIMER


Level Kompetensi : 4A dan 3A
Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak disertai adanya gangguan organic

Jenis Tension Type Migraine (4A) Cluster headache (3A)


nyeri Headache (4A)
kepala

Etiologi Idiopatik, spasme Peningkatan 5-HT Stimulasi hipotalamus,


muscular perikranial bersifat sporadic/musiman
Gejala Nyeri kepala seperti Nyeri kepala berdenyut yang Nyeri seperti tertusuk
terikat, menetap Unilateral diregio
Unilateral/bilateral Unilateral orbitalis, lakrimasi,
Region frontalis- Fotofobia (+/-), fonofobia(+/) rinorea, mata merah
cervikalis sebelum nyeri kepala
(Aura atau tanpa aura)
Terapi Analgetik : - Non spesifik : NSAID - abortif : O2 100%
paracetamol 1000 - Spesifik : sumatriptan 8-10 liter 10-
mg 200mg/hari, ergotamine 15menit
ibuprofen 400 mg 6mg/hari - sumatriptan
200mg/hari,
ergotamine
6mg/hari
Profilaksis Amitriptilin 10-25mg Amitriptilin 10-25mg sebelum - CCB : verapamil
sebelum tidur tidur 160-320mg 3-
4x/hari
- Amitriptilin 10-
25mg sebelum
tidur

153. Perempuan, usia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri seperti terbakar di paha
kananya. Sebelumnya seminggu yang lalu pasien sempat muncul vesikel-vesikel berisi cairan di
paha kanannya. Pasien bekerja sebagai seorang sekretaris dikantornya. Pemeriksaan fisik
ditemukan bekas luka di paha kanannya dari depan hingga belakang yang membentuk sebuah
alur. Apakah terapi yang paling tepat . . .
A. Amitriptilin
B. Asam mefenamat
C. Carbamazepine
D. Paracetamol
E. Tramadol

KUNCI JAWABAN A
NYERI NEUROPATIK (3A)

SUMBER : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6544553/
154. Seorang anak berusia 2 tahun dibawa ke IGD oleh orang tuanya dalam keadaan kejang
kelonjotan sejak 10 menit yang lalu. Kejang terjadi seluruh tubuh dan mata mendelik keatas.
Lima jam yang lalu pasien sempat kejang satu kali dirumah selama lebih dari 15 menit. Kejang
disertai dengan demam sebelumnya. Ibu pasien mengatakan anak sempat batuk pilek
sebelumnya dan belum sembuh disertai demam tinggi sejak 4 hari. Riwayat kejang tanpa
didahului demam disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan nadi 100 kali/menit, suhu 39,5 C,RR
28 kali/menit. BB pasien 13 kg. Pasien belum mendapatkan pengobatan sama sekali di rumah.
Keluhan yang mendukung diagnosis pasien diatas adalah . . .
A. Kejang lebih dari 10 menit
B. Kejang generalisata seluruh tubuh
C. Kejang lebih dari 15 menit
D. Suhu 39,5
E. Interval antar kejang lebih dari 15 menit

KUNCI JAWABAN C
KEJANG DEMAM

Level Kompetensi : 4A

Definisi :

Bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan
suhu tubuh (suhu diatas 38ºC) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.

Klasifikasi :

Kejang Demam Sederhana (KDS)


Durasi <15 menit, sifat umum tonik-klonik, kejang tidak berulang dalam 24 jam
Kejang Demam Kompleks (KDK)
Durasi >15 menit, sifat fokal atau fokal jadi umum, kejang berulang dalam 24 jam
Pemeriksaan Penunjang :

EEG

Lumbal Pungsi

Profilaksis :
 Intermitten :
Diazepam oral 0,3 mg/KgBB/Kali atau rektal 0,5 mg/KgBB/kali (dosis maksimal 7,5/kali), 3
kali sehari dalam 48 jam pertama demam
Indikasi :
- Kelainan neurologis berat
- Kejang demam berulang > 4 kali dalam setahun
- Usia >6 bulan
- Kejang terjadi saat suhu 39C
- Pada kejang sebelumnya suhu meningkat dengan cepat
 Rumatan :
Lini 1 : Asam Valproat 15-40 mg/KgBB/hari dibagi 2 dosis
Lini 2 : Fenobarbital 3-5 mg/KgBB/hari dibagi 2 dosis
Fenitoin dan carbamazepin tidak efektif untuk pencegahan kejang demam.
Indikasi :
- Kejang fokal
- Durasi kejang >15 menit
- Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang misalnya palsi
serebral, hidrosefalus, hemiparese

155. Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun bawa ke IGD RS oleh karena kejang yang dialami 1 jam
yang lalu. Kejang dialami selama 5 menit, dimana tangan kiri dan kaki kiri si anak bergerak
kelonjotan. Ketika kejang si anak mengatakan bahwa ia tidak dapat menghentikan Gerakan
tangan dan kaki kirinya. Hal ini sebelumnya telah dialami pasien sebanyak 2 kali. Apakah
diagnosis anak tersebut . .
A. Kejang parsial simpleks
B. Kejang parsial kompleks
C. Kejang tonik-klonik
D. Kejang tonik
E. Kejang mioklonik

KUNCI JAWABAN A
Epilepsi
Level kompetensi : 3A
Epilepsi merupakan bangkitan/kejang yang bersifat sesaat akibat aktivitas neuronal yang abnormal dan
berlebihan di otak

Diagnosis dan Klasifikasi :


Klasifikasi Epilepsy Parsial Epilepsy Generalisata
Gejala umum: Hanya bersifat fokal/ parsial Bangkitan/kejang terjadi seluruh
1 kali bangkitan ke  Simplex : sadar penuh tubuh, penurunan kesadaran,
bangkitan yang lain > 24  Complex : kesadaran confused setelah bangkitan
jam, factor resiko usia >5 menurun saat bangkitan  Absans/lena/petitmall
tahun  Secondary generalisata :  Mioklonik : kedutan
diawali parsial ->  Tonik : kekakuan seluruh tubuh
generalisata  Tonik-klonik/grandmall:
diawali fase tonik->klonik
Penunjang EEG ; spike/abnormalitas aktivitas listrik otak
Tatalaksana Saat bangkitan : diazepam Saat bangkitan : diazepam
1st : Carbamazepin 400-2gr 1st : Asam Valproat 750-4gr
2nd : asam valproate 750-4gr Untuk Absans : Ektosuksimide PO

156. Seorang perempuan 25 tahun dibawa anggota keluarganya ke IGD RS karena mengalami
kelemahan kedua tungkai. Seminggu sebelum keluhan dirasakan, pasien baru saja sembuh dari
batuk dan pilek. Awalnya pasien merasakan kelemahan pada kaki kemudian menjalar ke tungkai
bawah sehingga pasien harus dipapah saat berjalan. Pasien juga mengeluhkan mulai adanya
kelemahan pada tangan, contohnya pasien tidak kuat memegang gelas. Pada pemeriksaan pungsi
lumbal didapatkan disosiasi sitoalbumin. Apakah penyebab yang mendasari penyakit pasien diatas ?
A. Infeksi otak
B. Penjepitan saraf
C. Infeksi selaput otak
D. Demielinisasi saraf tepi
E. Autoantibodi pada reseptor asetilkolin

KUNCI JAWABAN D

GUILLAN BARE SYNDROME


Level kompetensi 3B

Etiologi
Autoimun  demyelinisasi saraf tepi
Pencetus : Campylobacter Jejuni
Temuan Klinis :

 Ascending paralysis
 (+)riwayat ISPA/diare
 Gloves stocking phenomenon paralysis
Penunjang
Analisa CSF  disosiasi sitoalbumin (peningkatan protein tidak sebanding dengan kenaikan leukosit)
Cek elektrolit  hypokalemia berat
Tatalaksana
Rujuk :

 Intravena Imunoglobulin(IVIg)
 Plasma paresis
 Steroid

157. Seorang wanita berusia 29 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan mata sukar membuka
menjelang sore hari. Pasien sudah satu tahun terakhir mengalami kelemahan anggota gerak dan
kedua kelopak mata jatuh. Keluhan ini membaik dipagi hari setelah bangun tidur. Riwayat
trauma, DM dan hipertensi disangkal. Riwayat keluhan serupa disangkal. Pemeriksaan fisik
kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, pernfasan 22
kali/menit, suhu tubuh 37 C. Pada saat pasien diminta melihat ke suatu titik selama 30 detik
kelopak mata pasien jatuh. Refleks patologis tidak dijumpai. Hasil pemeriksaan lain dalam
batas normal. Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien diatas ?
A. Gullaine barre syndrome
B. Duchenne muscular distrofi
C. Myasthenia gravis
D. Bells palsy
E. Stroke iskemik

KUNCI JAWABAN C

NEUROMUSCULAR DISORDER
Level kompetensi :3B

Mystenia Gravis
Etiologi Autoimun-> Imunoglobulin IgG yang menempel
pada reseptor asetilkolin

Temuan Klinis  Ptosis dan disfonia saat sore menjelang


malam hari
 Membaik setelah istirahat

Penunjang Pada keadaan ptosis :


 Ice Cube Test : Kompres es – myasthenia bila
gejala menghilang
 Tensilon Test/ edrophonium tes :
diinjeksikan edrophonium – myasthenia bila
gejala menghilang
 Prostigmin Test / neostigmine test
- Injeksi prostigmin 0,5-2 mg –
myasthenia bila gejala muncul
Pada keadaan tidak ptosis:
 Wartenberg Test : pasien memandang ke satu
titik selama 2-3 menit – myasthenia bila
timbul gejala

Tatalaksana Asetilcolinesterase inhibitor:


-Neostigmin
-Piridostigmin

158. Seorang perempuan berusia 27 tahun datang dengan keluhan muka sebelah kiri mencong sejak 1
hari yang lalu. Kelopak mata kiri tidak dapat menutup, sudut bibir sisi kiri tidak dapat terangkat
ke atas jika tersenyum, dan kerutan dahi sisi kiri menghilang. Sebelumnya ia pergi ke puncak
mengendarai motor tanpa menggunakan helm. Tekanan darah 110/70 mmhg, nadi 87 kali/menit.
Riwayat trauma disangkal oleh pasien. Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien diatas ?
A. Prednison 3 mg/kgBb
B. Prednisone 2 mg/kgBb
C. Prednisone 4 mg/kgBb
D. Prednisone 1 mg/kgBb
E. Predinsone 60 mg/kgBb

KUNCI JAWABAN D
Bell’s Palsy
Level Kompetensi:4A
Bell’s palsy merupakan suatu deficit neurologi dengan lesi UMN atau LMN pada N. Fasialis
Etiologi : Trauma pada wajah (kena AC, Angin), Infeksi Virus (EBV)
Diagnosis :
Bell’s palsy
Gejala (Symtoms) : Pemeriksaan :
Kelemahan pada otot wajah, Neurologis : N.VII
tidak mampu mengangkat alis - Kerut kening (-)
Lagoftalmus, 2/3 anterior - Tidak dapat menyeringai
lidah tidak dapat merasa - 2/3 anterior lidah tidak
makanans dapat merasa makanan
UMN -> mulut merot dahi dapat
mengerut
LMN -> Mulut merot

Tatalaksana Prednison 1mg/BB/hari max: 60mg/hari


Dosis penuh selama 5 hari-> tappering off 10mg/hari s/d hari ke
10
Fisioterapi

159. Seorang pria berusia 29 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang kanan yang menjalar ke
tungkai kanan. Nyeri disertai dengan rasa kesemutan hingga ke mata kaki sisi dalam, dan jari
jari kaki. Nyeri dirasakan mendadak ketika pasien sedang mengangkat tumpukan buku.
Seminggu ini diketahui sedang dalam proses pindah rumah. Riwayat trauma, hipertensi dan Dm
disangkal oleh pasien. Pada pemeriksaan fisik dijumpai keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 85 kali/menit, RR 20 kali/menit,
suhu afebris. Pemeriksaan neurologi didapati, Patrick dan contra Patrick test positif.
Pemeriksaan fisik lain yang ditemukan positif pada pasien adalah . .
A. Lhermitte test
B. Straight leg test
C. Waternberg test
D. Hoffman tromner test
E. Babinski test

KUNCI JAWABAN B

NEUROPATI
Level kompetensi :3A

Hernia Nucleus pulposus


Definisi Penonjolan discus intervertebralis yang menekan medulla spinalis
Gejala dan tanda Nyeri menjalar
Nyeri menjalar pada leher : HNP cervikalis
Nyeri menjalar pada pinggang : HNP lumbalis
Pemeriksaan Pinggang : straight leg test/lasseque, Bagard, Sicard, Patrick, contra Patrick,
Cervical : Nafziger, Lhermitte, Spurling test
Penunjang X-ray : lumbo-sacral, cervical AP/L : penyempitan celah sendi
MRI (gold standard): penonjolan discus intervertebral menjempit medulla
spinalis
Terapi - Membatasi aktivitas pasien, menurunkan BB
- Analgetik : NSAID, adjuvant: Gabapentin, pregabalin dll
- Operatif : laminectomy

160. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan rasa baal dan kesemutan
pada jari jempol, telunjuk dan jari tengah sejak 4 hari yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 kali/menit, suhu 36,7 C, RR 20 kali/menit,
serta ditemukan atrofi otot otot thenar dextra. Saat pasien memfleksikan pergelangan tangan
sebesar 90 derajat keluhan terasa semakin bertambah. Saraf yang mengalami kelainan patologis
pada pasien ini adalah . .
A. Nervus ulnaris
B. Nervus radialis
C. Nervus medianus
D. Nervus fasialis
E. Nervus peroneus

KUNCI JAWABAN C
NEUROPATI
Level kompetensi :3A
Carpal Tunnel Syndrome
Definisi Neuropati akibat penjempitan pada N. Medianus
Gejala dan tanda Nyeri pada pergelangan tangan, atrofi pada otot thenar, kebas-
kebas/kesemutan
Pemeriksaan Obstetric hand, tinnel, phallen,
flick-> keluhan berkurang
Penunjang X-ray : region wrist joint AP/obliq
EMG-> aktivitas neuro-otot
Terapi - Hindari factor resiko : menjahit, menembak, mengetik
- Bebat tangan pada malam hari
- Rujuk -> injeksi kortikosteorid
- Operatif

Gangguan nervus lainnya:


N. radialis : drop hand
N. ulnaris : claw hand, promment sign, jaenne sign, wartenberg sign
Tarsal tunnel syndrome : rasa nyeri pada kaki, kesemutan, tinnel (+)
Peroneal palsy : pasien tidak dapat dorsofleksi , drop foot
Sindrom Horner : ptosis, anhidrosis, miosis
Ramsay Hunt Syndrome : paralisis fasialis ipsilateral -> vesikel di auricular +paralisis N.VII

161. Seorang anak perempuan berusia 8 tahun datang dengan keluhan lemah pada tungkai kanan
sejak 3 hari ini. Riwayat demam tinggi di jumpai. Riwayat imunisasi tidak lengkap dijumpai.
Pada pemeriksaan neurologis tungkai kanan bawah paralisis motoric dan atrofi otot ekstremitas
inferior dextras. Apakah kelainan struktur pada pasien ini ?
A. Cornu anterior medulla spinalis
B. Cornu posterior medulla spinalis
C. Neuromuscular junction
D. Corteks serebri
E. Musculus femoralis

KUNCI JAWABAN A
Poliomielitis (3B)
Etiologi Human Enteric Polio Virus
Merusak sel neuron di cornu anterior medulla
spinalis

Temuan Klinis  Monoplegia


 Lesi LMN: otot atrofi
 Riwayat imunisasi jelek
 Ada px dengan keluhan serupa
 (+)riwayat diare sebelumnya
Penunjang Analisa CSF
Tatalaksana Terapi simptomatis
Rehabilitasi
Pencegahan : imunisasi polio

162. Seorang laki-laki berusia 49 tahun datang dibawa keluarganya dengan keluhan kelemahan tangan
dan kaki kiri tiba-tiba saat bangun tidur. Keluhan dirasakan sejak 1 jam yang lalu, tidak disertai
mual dan muntah. Pasien memiliki Riwayat darah tinggi dan diabetes melitus sejak 10 tahun yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 170/100 mmh,
nadi 88 kali/menit, RR 18 kali/menit, suhu 37 C. Dari pemeriksaan neurologis didapatkan
hemiparese sinistra, reflex babinsky +. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah . .
A. Stroke iskemik
B. RIND
C. Stroke hemoragik
D. TIA
E. Poliomyelitis

KUNCI JAWABAN A
Stroke
Level Kompetensi : 3
Stroke adalah ggangguan fungsional baik berupa deficit neurologis yang motoric mmaupun sensorik
bersifat fokal/global yang terjadi > 24 jam -> meninggalkan deficit neurologis yang disebabkan oleh
gangguan perdarahan otak.
Klasifikasi :
 Stroke iskemik
-stroke trombotik : DM, dislipidemia, aterosklerosis
-stroke emboli : A.fibrilasi, penyakit jantung katup (insufisiensi)
 Stroke perdarahan
-stroke perdarahan intracerebral (ICH) : rupture charcot boucard aneurysma
-stroke perdarahan subaracnoid (SAH): rupture berry aneurysma

Stroke iskemik Stroke hemoragik


Deficit neurologis, progresifitas lambat, penurunan Penurunan kesadaran
kesadaran (+/-), saat istirahat Onset cepat , saat aktivitas. Nyeri kepala
Mual muntah (-) sedang-berat, peningkatan TIK :mual, muntah,
Nyeri kepala (+/-) nyeri kepala hebat
Deficit neurologis
ICH : (-)ransangan meningeal
SAH : (+)ransangan meningeal
CT SCAN non kontras : lesi hipodens di hemisfer ICH : lesi hiperdens di hemisfer cerebri
serebri SAH: lesi di celah gyrus/stelata
Tatalaksana : Tatalaksana :
<3 jam Antihipertensi (pemantauan per 5 menit)
Kalau TDS > 180mmHg + peningkatan TIK
Rt-PA 0,9mg/BB → 10% bolus , 90% infus (dalam Target ICH <160/90mmHg
1 jam) Target SAH <140/90mmHg ex: Nimodipin
Antihipertensi : Labetalol, nitropusid, diltiazem, 60mg
nikardipin Manitol 20% 0,5-1gr/BB → IV bolus dalam
Kalau TDS >220mmHg/ TDD > 120mmHg 20 menit diulang 4-6 jam
Target <185/110mmHg
Antiplatelet : Aspirin 325mg dalam 24-48jam Definitive : Kraniotomi
Antikoagulan

163. Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa keluarga ke IGD RS dengan keluhan keluhan demam
sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS E3V4M5, tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 90 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 39 C. Pemeriksaan neurologi dijumpai kaku
kuduk. Apakah hasil pemeriksaan fisik yang khas pada kasus tersebut ?
A. Nyeri kepala, meningeal sign +, demam
B. Meningeal sign +, demam, bicara ngelantur
C. Meningeal sign +, demam, lateralisasi motorik
D. Nyeri kepala, meningeal sign +, bicara ngelantur
E. Nyeri kepala, meningeal sign +, lateralisasi motorik

KUNCI JAWABAN A

Meningitis
Level kompetensi : 3B
Etiologi : viral ->H.simplex, bakteri -> anak(H.influenza), dewasa(S.pneumonia, M.Tuberculosa),
fungal (Aspergillus)
Gejala : Trias meningitis : Demam, nyeri kepala, Kaku kuduk
Trias Encephalitis : Demam, Penurunan Kesadaran, Kejang
Diagnosis :

Jenis Cairan Dominasi sel Protein /none Glukosa


pandy
Bakterialis Keruh PMN +++
Fungal Keruh MN +++
TB xantokrom/jernih MN +++
Viral Jernih MN N/+ N/
Tatalaksana : Terapi simptomatis
Ceftriaxone 2x 2gr (dws), ampisilin 150-200mg/bb/hari(anak)
TB : OAT+Steroid

164. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari. Pasien
memiliki riwayat keluar cairan dari telinga sejak 1 bulan lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 110 kali/menit, respirasi 20
kali/menit, suhu 38,2 C. Pemeriksaan neurologi didapatkan kaku kuduk. Pada pemeriksaan cairan
serebrospinal didapatkan cairan keruh yang didominasi PMN, protein meningkat, dan glukosa
menurun. Apakah diagnosis kasus tersebut ?
A. Meningitis viral
B. Meningitis bakteri
C. Meningitis TB
D. Meningoensefalitis viral
E. Meningoensefalitis bakteri

KUNCI JAWABAN B

MENINGITIS DAN ENCEPHALITIS


Level kompetensi : 3B
Etiologi : viral ->H.simplex, bakteri -> anak(H.influenza), dewasa(S.pneumonia, M.Tuberculosa),
fungal (Aspergillus)
Gejala : Trias meningitis : Demam, nyeri kepala, Kaku kuduk
Trias Encephalitis : Demam, Penurunan Kesadaran, Kejang
Diagnosis :

Jenis Cairan Dominasi sel Protein /none Glukosa


pandy
Bakterialis Keruh PMN +++
Fungal Keruh MN +++
TB xantokrom/jernih MN +++
Viral Jernih MN N/+ N/
Tatalaksana : Terapi simptomatis
Ceftriaxone 2x 2gr (dws), ampisilin 150-200mg/bb/hari(anak)
TB : OAT+Steroid

165. Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun datang dibawa orang tuanya ke IGD RS dengan kakinya
tertusuk paku saat bermain bola dilapangan. Saat pemeriksaan didapatkan luka tusuk dengan
kedalaman <1 cm dan luka bersih. Riwayat imunisasi pasien lengkap sesuai dengan usianya.
Apakah tindakan yang tepat pada pasien ini ?
A. Memberikan vaksin TT saja
B. Memberikan ATS saja
C. Memberikan vaksin TT dan ATS
D. Tidak perlu pemberian ATS
E. Tidak perlu pemberian TT maupun ATS

KUNCI JAWABAN E

TETANUS
Level Kompetensi : 4A
Etiologi : Clostridium Tetani
Transmisi : Port de Entree
Luka tusuk, luka bakar dan kotor
Otitis media, Karies gigi dan luka kronis
Pemotongan tali pusat tidak steril
Temuan Klinis :
Risus Sardonicus
Lock Jaw (Trismus)
Opistotonus, SpasmevLarynx dan Otot Nafas
Tatalaksana :
Non Farmakologi : Ruang isolasi, Debridement, Diet TKTP (bila perlu pasang NGT), Suport Airway
Breathing.
Farmakologi :
Imunoterapi : HTIg (Human Tetanus Imunoglobulin) : 3000-6000 U (IM) Single Dose atau
ATS :50000 IU (IM) dilanjutkan 50000 IU (Bolus lambat)
Antibiotik : Metronidazole 500 mg/ 6 jam (P.O atau IV) selama 10 hari atau Penicillin Procain
1,2 jt IU/ 6 jam selama 10 hari
Anti Konvulsan : Benzodiazepin (Diazepam) 0,3-0,5 mg/KgBB/kali (per IV)
Imunisasi : Tetanus Toxoid (TT)

Riwayat imunisasi Luka kecil dan bersih Luka lainnya (rentan tetanus)*
sebelumnya TT TIG/ATS TT TIG/ATS
Tidak tahu/<3 YA TIDAK YA YA
dosis
Lengkap (3 TIDAK, kecuali TIDAK TIDAK, kecuali TIDAK
dosis) bila dosis terakhir bila dosis terakhir
diberikan ≥10 diberikan ≥5
tahun yang lalu tahun yang lalu
*Onset >6-8 jam , kedalaman >1 cm, terkontaminasi (kotor, feses, saliva, tanah), luka tembus,
avulsi, luka akibat missile, crushing, burn, froshbite, luka dengan denervasi dan iskemik, luka
terinfeksi

166. Seorang anak perempuan berusia 12 tahun dibawa orang tuanya ke poliklinik RS dengan
keluhan cepat haus, nafsu makan meningkat, peningkatan frekuensi BAK terutama pada malam
hari. Berat badan anak juga menurun 3 kg dalam 1 bulan. Pemeriksaan gula darah sewaktu 330
mg/dl. Apakah pemeriksaan lanjutan yang tepat pada pasien diatas ?
A. HbA1c
B. Kadar insulin dalam darah
C. GDP
D. Hormon kortisol
E. C peptide

KUNCI JAWABAN E

DIABETES MELLITUS
Level kompetensi 4A

DIABETES MELITUS TIPE 1


Gejala (Symtoms) : Insulin dependent
4 P:
Polifagi: hipoglikemia intrasel
Polyuria: glukosa yang terlalu tinggi menarik air
Polidipsi: dehidrasi intrasel memberikan memberikan
feedback ke hypothalamus
(usia muda)
Pemeriksaan Laboratorium : C-Peptide <o,5
DIABETES MELITUS TIPE 2
Gejala (Symtoms) : Insulin resisten
4 P:
Polifagi, polyuria, polidipsi, penurunan berat badan
(usia dewasa,obesitas)
Pemeriksaan Laboratorium : C-peptide >0,5
Tes benedict : tes glukosa dalam urin

167. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dibawa ke IGD RS dengan penurunan kesadaran. Pasien
menderita DM sejak 5 tahun yang lalu, rutin berobat ke pengobatan alternative dan hanya
beberapa kali minum obat yang diberikan dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80
mmHg, nadi 90 kali/menit, RR 24 kali/menit, suhu 36,9 C. Pada pemeriksaan GDS didapatkan
620 mg/dl. Pada pemeriksaan urin didapatkan eritrosit -, keton -. Diagnosis yang tepat pada
pasien ini adalah . . .
A. Koma hypoosmolar hiperglikemik non ketotik
B. Ketoasidosis diabetikum
C. Diabetes insipidus
D. Sindroma hiperglikemik hiperosmolaar
E. Hipoglikemia

KUNCI JAWABAN D
Hiperglikemia

KAD HONK
(Ketoasidosis diabetikum) (Hyperosmolar non ketotik coma)
(Hyperosmolar hyperglycemic Non ketotic
Syndrome)
(Hyperosmolar Hyperglycemic syndrome/
sindroma hiperglikemik hiperosmolar)
Klinis : sesak nafas (kussmaul), bau aseton, Penurunan kesadaran, tanda dehidrasi berat
penurunan kesadaran
Lab : GDS >250mg/dl, ketonuria (+), Lab : GDS >550mg/dl, ketonuria (+/-),
ketonemia(+), asidosis metabolic, PH <7,35 ketonemia(-), osmolaritas plasma >>>, PH
*biasanya pada DM tipe 1 >7,35
*biasanya pada DM tipe 2
Tatalaksana :
 Rehidrasi cairan NaCl 0,9% 1L/1jam pertama
 Insulin rapid acting :0,15IU/BB/ IV bolus -> dilanjutkan IV drip 0,15IU/BB
 Koreksi gangguan elektrolit, koreksi asam basa

168. Seorang pria berusia 50 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga
merasa berdebar-debar dan keringat dingin sejak sejam yang lalu. Pasien merupakan penderita
kencing manis dengan pengobatan rutin glimepiride. Sejak 1 minggu yang lalu pasien hanya
makan sekali sehari. Pada pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 97 kali/menit, kulit basah, lembab dan berkeringat. Pada pemeriksaan darah,
didapatkan GDS 65 mg/dl. Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah . . .
A. Bolus D40% 50 cc
B. Minum larutan gula 15 gram
C. Bolus D5% 50 cc
D. Bolus D10% 50 cc
E. Bolus D20% 50 cc

KUNCI JAWABAN B
Hipoglikemia
Level kompetensi 3B-4A
Etiologi : golongan sulfonylurea, insulin, hiperaktivitas, malnutrisi
Gejala : pusing, rasa lapar, gemetar, palpitasi, keringat dingin, dan penurunan kesadaran
Diagnosa : GDS < 70mg/dl
Tatalaksana :
Dewasa
 Pasien sadar
Air gula (glukosa ) ringan 15gr, berat 20gr dalam 200cc air-> bisa diulang kalau belum mencapai
target
 Pasien tidak sadar
D20% (50cc) atau D40% (25cc)+ infus D5%/D10%-> evaluasi 15 menit -> bisa diulang jika
belum mencapai target D20%-> evaluasi 1-2 jam -> ulang D20%-> evaluasi -> tilik penyebab
lain
Anak
Diagnosa: anak apatis, sulit menyusu, tremor, apnea, palpitasi, berkeringat, dan akral dingin
GDS <45mg/dl (bayi atau anak)
GDS <35 mg/dl (neonatus aterm <72 jam)
GDS < 25mg/dl (neonatus preterm < 1minggu)
Tatalaksana :
 Sadar -> ASI/air gula
 Tidak sadar -> D10%(anak < 2tahun), D25% (anak 2-12 tahun), D50% (anak >
12tahun) dosisnya 2cc/BB/kali beri -> bisa diulang 3x
169. Perempuan berusia 23 tahun datang ke RS dengan keluhan jantung berdebar-debar sejak 1 bulan
yang lalu. Keluhan disertai mudah berkeringat, tangan gemetar dan penurunan berat badan walau
sudah makan banyak. Pada pemeriksaan tanda vital tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi 120
kali/menit, nafas 20 kali/menit, suhu 36,7 C. Tampak eksoftalmus, pembesaran leher difus, bruit
di leher dan tremor pada tangan. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
A. Hipotiroid
B. Goiter endemik
C. Graves disease
D. Karsinoma tiroid
E. Tiroiditis hashimoto

KUNCI JAWABAN C
HYPERTHYROIDISME
Level kompetensi : 3A
Hyperthhyroidisme adalah suatu gejala akibat peningkatan hormone thyroid yang disebabkan

overaktivitas/disfungsi kelenjar thyroid.


Diagnosis:

Hyperthyroid
Gejala (Symtoms) : Skoring : New Castle, Wayne
Peningkatan nafsu makan, BB menurun, EKG : atrial fibrilasi
tidak tahan panas, ansietas, palpitasi, Laboratorium:
tremor, iritabilitas, goiter + exoftalmus - TSH -> menurun
> Graves Disease /parry FT4, FT3-> meningkat
disease/Basedow disease Imunologi : sidik thyroid, dan IgG TSI
Sign lain : lid lag, jofroy, Mobius sign, Biopsy :FNAB
stellwag sign

Tatalaksana :
 1st: PTU (menghambat perubahan T4->T3) dosis 300mg/hari terbagi (aman untuk ibu
hamil)
 2nd: Metimazole (menghambat sintesis T3 dan T4) dosis 15-30mg PO single dose
Propanolol -> untuk keluhan palpitasi (KI: asma)
Komplikasi : atrial fibrilasi, thyroid Storm, Thyroid Eye disease (pemeriksaan Hertel test)
Ringan (21-23mm), sedang (23-27mm), berat (>28mm) -> terapi steroid

170. Seorang perempuan berusia 32 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan jantung berdebar-
debar dialami satu minggu ini keluhan disertai peningkatan nafsu makan dan diare. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan eksoftalmus, tanda vital nadi 130 kali/menit, nafas 20 kali/menit.
Dari pemeriksaan hormone tiroid didapatkan TSH 0,03 (N=0,5-4), T4 174 (4,3-13). Apakah
jenis kelainan irama jantung yang sering menyertai penyakit ini ?
A. Supraventricular takikardi
B. Atrial fibrilasi
C. Ventricular fibrilasi
D. Ventricular ekstrasistol
E. Atrial flutter

KUNCI JAWABAN B
HYPERTHYROIDISME
Level kompetensi : 3A
Hyperthhyroidisme adalah suatu gejala akibat peningkatan hormone thyroid yang disebabkan
overaktivitas/disfungsi kelenjar thyroid.
Diagnosis:

Hyperthyroid
Gejala (Symtoms) : Skoring : New Castle, Wayne
Peningkatan nafsu makan, BB menurun, EKG : atrial fibrilasi
tidak tahan panas, ansietas, palpitasi, Laboratorium:
tremor, iritabilitas, goiter + exoftalmus - TSH -> menurun
> Graves Disease /parry FT4, FT3-> meningkat
disease/Basedow disease Imunologi : sidik thyroid, dan IgG TSI
Sign lain : lid lag, jofroy, Mobius sign, Biopsy :FNAB
stellwag sign

Tatalaksana :
 1st: PTU (menghambat perubahan T4->T3) dosis 300mg/hari terbagi (aman untuk ibu
hamil)
 2nd: Metimazole (menghambat sintesis T3 dan T4) dosis 15-30mg PO single dose
Propanolol -> untuk keluhan palpitasi (KI: asma)
Komplikasi : atrial fibrilasi, thyroid Storm, Thyroid Eye disease (pemeriksaan Hertel test)
Ringan (21-23mm), sedang (23-27mm), berat (>28mm) -> terapi steroid

171. Laki-laki 50 tahun datang untuk kontrol ke dokter. Pasien di diagnosis penyakit jantung coroner
sejak 2 tahun yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat DM dan hipertensi. Hasil pemeriksaan fisik
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, nafas 19 kali/menit, suhu 37 C. Hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan LDL 200 mg/dl, Trigliserida 210 mg/dl, GDS 110 mg/dl.
Berapa target LDL yang paling tepat pada pasien ini ?
A. < 70 mg/dl
B. <100 mg/dl
C. <120 mg/dl
D. <150 mg/dl
E. <200 mg/dl
KUNCI JAWABAN B
Dislipidemia
Level kompetensi 4A

172. Seorang laki-laki berusia 60 tahun megeluhkan nyeri pada otot otot kaki sejak 4 hari yang lalu.
Diketahui pasien memiliki riwayat sakit jantung dan pasang PCI sejak 6 bulan yang lalu. Saat ini
pasien rutin mengkonsumsi aspirin 1 x 80 mg, clopidogrel 1 x 75 mg, dan atorvastatin 1 x 40
mg. Apakah pemeriksaan penunjang yang di perlukan untuk mengetahui etiologi keluhan pasien
?
A. Asam urat darah
B. C reactive protein
C. Creatinine kinase
D. Rheumatoid factor
E. Foto polos genue

KUNCI JAWABAN C
DISLIPIDEMIA
Level Kompetensi 4A

Pengobatan Dislipidemia
Tatalaksana :
 Jika kolesterol total/LDL tinggi->berikan statin untuk menurunkan resiko penyakit vascular
(efek samping: rhabdomiolisis , pasien akan mengeluhkan nyeri otot, apabila pasien
mengeluhkan nyeri otot maka kreatinin kinase dapat di periksa)
 Jika trigliserida tinggi dan yang lain normal ->berikan fibrat->untuk menurunkan resiko
pancreatitis
 Jika hanya HDL rendah ->berikan niacin (efek samping :miopati, myositis)
173. Seorang wanita berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan peningkatan berat badan
6 kg dalam satu tahun. Pasien juga mengeluhkan adanya bengkak pada wajah. Pada pemeriksaan
tanda vital tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 87 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 36,5 C, Moon
face +, punuk pada leher bagian belakang +. Pemeriksaan laboratorium kadar kortisol serum pagi 29
mcg/dl didapatkan turun menjadi 22 mcq/dl setelah tes supresi deksamethasone 1 gram pada malam
hari. Apakah kemungkinan diagnosis pasien ?
A. Goiter endemic
B. Addison disease
C. Krisis tiroid
D. Tiroktosikosis
E. Cushing sindrom

KUNCI JAWABAN E
CUSHING SYNDROME

Cushing syndrome adalah suatu keadaan yang diakibatkan hiperkortisolisme akibat intake steroid
eksternal
Cushing disease adalah suatu keadaan yang diakibatkan hiperkortisolisme akibat peningkatan hormon
ACTH di glandula pituitary oleh adenoma

Diagnosis
Cushing syndrome
Cushing disease
Temuan klinis : Dexametasone suppression test
obesitas sentral, kulit tipis, hirsustisme, jerawat, Low dose (0,5mg/6 jam selama 2 hari)
buffalo hump, striase, moon face, nafsu makan  Tersupresi : normal
bertambah  Tidak : cushing syndrome
High dose (2mg/6jam selama 2 hari)
 Tersupresi : cushing disease
 Tidak : ACTH ectopic
CT-SCAN : lesi hiperdense pada pituitary 
cushing disease
-
Komplikasi : krisis adrenal

174. Seorang laki-laki berusia 48 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan lemah syahwat dan
penurunan libido sejak 3 bulan. Diketahui pasien memiliki riwayat DM 3 tahun, tetapi tidak rutin
kontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 89 kali/menit, RR 20
kali/menit, suhu 37 C, IMT 32 kg/m2. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan GDP 220 mg/dl,
G2PP 310 mg/dl, kolestrol total 260 mg/dl, HDL 36 mg/dl, TG 184 mg/dl. Apakah kemungkinan
diagnosis pada pasien tersebut ?
A. Addison disease
B. Metabolic syndrome
C. Cushing disease
D. Cushing syndrome
E. Diabetes melitus

KUNCI JAWABAN B
SINDROM METABOLIK

Level kompetensi : 3A

Sindrom metabolic adalah Kumpulan berbagai faktor risiko metabolik pada seseorang, yang
memberikan

peningkatan risiko untuk terjadinya kelainan kardiovaskular, DM tipe 2 dll.

Diagnosis

Kriteria ATP 2001: ditemukan 3 kriteria dibawah ini

 Lingkar perut LK : 102cm, PR: 88cm


 TG : >15omg/dl
 HDL LK :<40mg/dl, PR:<50mg/dl
 TD: >130/85mmHg
 GDP:>110mg/dl
Tatalaksana :
 Modifikasi gaya hidup
 Sesuaikan dengan kelainan metabolic pasien

175. Seorang dokter puskesmas ingin melakukan penelitian tentang hubungan antara pemberian ASI
eksklusif dan kejadian diare pada anak. Peneliti menggunakan variable untuk pemberian ASI
eksklusif dikelompokkan menjadi menyusui dan tidak menyusui sedangkan kejadian diare
dikelompokan menjadi diare dan tidak diare. Apakah skala penelitian yang digunakan untuk
variable bebas . . .
A. Numerik
B. Interval
C. Rasional
D. Ordinal
E. Nominal

KUNCI JAWABAN E
SKALA PENGUKURAN
 Skala kategorik (kualitatif)
 Nominal : setara, Cth : agama (islam, kristen hindu, budha), jenis kelamin (lk, pr)
 Ordinal : bertingkat, Cth : tingkatan pendidikan (SD, SMP, SMA), ringan sedang berat
 Skala numerik (kuantitatif)
 Interval : tidak memiliki titi 0 absolut, memiliki kelas interval. Cth : skala pada
termometer (suhu)
 Rasio : memiliki titik 0 absolut, Cth: berat badan, Hb

176. Seorang dokter puskesmas melayani pasien dengan diagnosis karsinoma hepar. Pasien tersebut
memiliki kebiasaan minum minuman keras. Dokter ingin mengetahui pengaruh minuman keras
terhadap kejadian karsinoma hepar. Dokter akan mengikuti perkembangan penyakit pasien tersebut
selama 5 tahun kedepan. Apakah desain penelitian yang tepat ?
A. Potong lintang
B. Studi kohort
C. Kasus kontrol
D. Eksperimental
E. Deskriptif

KUNCI JAWABAN B
DESAIN PENELITIAN
Kohort
 Suatu penelitian epidemiologis yang PALING BAIK dalam mengkaji hubungan antara faktor
risiko dengan efek (penyakit).
 Penelitian PROSPEKTIF atau longitudinal
 Faktor resiko diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian diikuti ke depan secara prospektif hingga
timbulnya efek
Hasil Pengamatan : RUMUS  RR = (a/a + b) : (c/c + d)

177.Dinas Kesehatan provinsi mendapatkan kasus KLB difteri di kecamatan X, sebanyak 40 penderita
difteri diisolasi di RS. Dokter rumah sakit tersebut ingin melakukan penelitian apakah terdapat
hubungan antara riwayat imunisasi dengan kejadian difteri. Dokter mengumpulkan sampel
sebanyak 40 orang yang tidak terkena difteri. Apakah desain penelitian yang paling tepat ?
A. Potong lintang
B. Case control
C. Kohort
D. Eksperimental
E. Deskriptif

KUNCI JAWABAN B
Case Control / Kontrol Kasus
 Studi epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan dan efek (penyakit), dengan
cara MEMBANDINGKAN KELOMPOK KASUS dan KELOMPOK KONTROL berdasarkan
status paparannya.
 Faktor risiko dipelajari dengan pendekatan “RETROSPEKTIF” (faktor efek diidentifikasikan
pada saat ini, faktor resiko diidentifikasikan terjadinya pada waktu yang lalu) → Efek sudah
terjadi, hanya tinggal mengkaji dari data yang ada.
Hasil Pengamatan : RUMUS  OR = ad/bc

178. Dr D melakukan penelitian mengenai kejadian karatak dan myopia. Dia ingin melihat
penyebaran data terkait usia dan Panjang bola mata pasien (axial lenght). Didapatkan 200
sampel yang sesuai dengan kriteria, kemudian data di catat dan dilakukan uji normalitas. Untuk
data usia didapatkan p=0,011 dan untuk data axial length didapat p 0,246. Interpretasi hasil
tersebut yang tepat adalah . . .
A. Data usia berdistribusi normal
B. Data axial length berdistribusi normal
C. Data usia tidak bisa dipercaya karena p<0,05
D. Data axial length signifikan secara statistic P>0,05
E. Data usia signifikan secara statistic

KUNCI JAWABAN B
Distribusi data
Data dikatakan berdistribusi normal apabila P>0,05
Data dikatakan tidak berdistribusi normal apabila P<0,05

179. Dokter puskesmas ingin melakukan penelitian potong lintang mengenai hubungan PPOK
dengan perilaku morokok dan tidak merokok. Dari hasil penelitian menunjukkan nilai P=0,02
dengan alpha = 5%. Apakah pernyataan yang benar mengenai penelitian tersebut ?
A. Perilaku merokok berhubungan dengan PPOK
B. Perilaku merokok tidak berhubungan dengan PPOK
C. Odd ratio PPOK dengan perilaku merokok 0,02
D. Relative risk rokok menyebabkan PPOK adalah 0,02
E. Hasil penelitian tidak bermakna secara statistic

KUNCI JAWABAN A

P- Value
P = <0,05 ( Ho ditolak → terdapat pengaruh)
P = >0,05 ( Ho diterima → tidak terdapat pengaruh)
Semakin kecil nilai P maka semakin signifikan hubungan/pengaruhnya

Resiko dalam penelitian

A. Prevalensi ratio → Crossectional


B. Odd ratio → Case control
C. Relative Risk → Kohort

Interpretasi PR/OR/RR

>1 = variable beresiko menyebabkan


0 = tidak ada efek
<1 = variable melindungi

180. Seorang dokter melakukan penelitian mengenai factor resiko yang berpengaruh terhadao
kejadian hepatitis A (α=0,05). Didapatkan hasil sebagai berikut :

Faktor resiko P-value Odd ratio


Usia 0,001 31
Sanitasi 0,0001 33
Makanan 0,3 30
Musim/cuaca 0,2 28

Faktor resiko manakah yang paling berpengaruh ?


A. Usia
B. Sanitasi
C. Makanan
D. Cuaca
E. Makanan dan cuaca
KUNCI JAWABAN B
P- Value
P = <0,05 ( Ho ditolak → terdapat pengaruh)
P = >0,05 ( Ho diterima → tidak terdapat pengaruh)
Semakin kecil nilai P maka semakin signifikan hubungan/pengaruhnya

Resiko dalam penelitian

D. Prevalensi ratio → Crossectional


E. Odd ratio → Case control
F. Relative Risk → Kohort

Interpretasi PR/OR/RR

>1 = variable beresiko menyebabkan


0 = tidak ada efek
<1 = variable melindungi

181. Seorang dokter ingin melakukan penelitian uji klinis pada sekelompok orang dewasa. Ia ingin
membandingkan efek konsumsi daging kambing terhadap kadar gula darah dalam tubuh. Subjek
penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu individu yang diberikan daging kambing dan individu
yang tidak diberikan daging kambing. Setelah itu dilakukan pengukuran kadar gula darah 2 jam
setelah makan. Jika dokter ingin mengetahui perbedaan atas intervensi yang dilakukan. Apakah
analisis statistic yang seharusnya digunakan . .
A. Kruskal wallis
B. Korelasi pearson
C. Dependent t test
D. Independent t test
E. Anova
KUNCI JAWABAN D

182. Dr T ingin melakukan penelitian mengenai hubungan pemberian zat besi dengan anemia pada
siswa siswi di suatu SMP Negeri. Diperlukan 50 sampel. Sampel diambil. Dari nomor absen 5
dilanjutkan dengan kelipatanya. Total murid SMP sebanyak 315 siswa. Termasuk jenis
pemilihan sampel apakah penelitian di atas?
A. Simple random sampling
B. Stratified random sampling
C. Systematic random sampling
D. Snowball sampling
E. Consequtive sampling

KUNCI JAWABAN C
SAMPLING
Tehnik pengambilan sampel
Probability sampling / random sampling Non probability sampling
SIMPLE RANDOM SAMPLING CONSECUTIVE SAMPLING
Pengambilan sampel dimana semua unsur dari Penetapan sampel dari populasi secara acak
populasi mempunyai kesempatan yang sama selama masih memenuhi kriteria inklusi dan
untuk dipilih sebagai anggota sampel. Anggota eksklusi.
sampel dipilih secara acak. CONVENIENCE / ACCIDENTAL
SISTEMATIS RANDOM SAMPLING SAMPLING
Pengambilan sampel dimana sampel pertama Penetapan sampel berdasarkan kebetulan /
ditentukan secara acak sedangkan sampel kemudahan saja.
berikutnya diambil berdasarkan satu interval PURPOSIVE /JUDGEMENT SAMPLING
tertentu. Penetapan sampel berdasarkan pada kriteria-
STRATIFIED RANDOM SAMPLING kriteria tertentu (yang paling baik untuk
Pengambilan sampel dimana populasi yang dijadikan sampel).
ada memiliki strata atau tingkatan dan setiap QUOTA SAMPLING
tingkatan memiliki karakteristik sendiri. Penetapan sampel dengan menentukan quota
Contoh : Kelas pada suatu sekolah terlebih dahulu padamasing-masing kelompok.
CLUSTER SAMPLING SNOW BALL SAMPLING
Kelompok setara Penetapan sampel yang pada mulanya
Contoh : dari 200 SMA diambil 20 SMA jumlahnya kecil tetapi makin lama makin
MULTISTAGE SAMPLING banyak sampai informasi telah cukup.
Diambil secara bertahap agar mewakili
populasi dalam jumlah besar
Contoh : dari 1 negara diambil bbrp provinsi
 kabupaten  kecamatan

183. Dokter kenzi merupakan seorang dokter spesialis THT disebuah RS, praktek beliau sangat ramai
karena beliau adalah satu satunya dokter THT di daerah tersebut dan banyak pasien yang cocok
dengan obat yang diberikan. Tetapi beberapa pasien mengeluh karena dokter tidak memberikan
edukasi yang baik dan sering berkata : “kalau mau cepat sembuh ya minum obat tidak usah banyak
tanya”, kemudian pasien langsung minum obat tanpa bertanya kembali. Termasuk apakah hubungan
dokter-pasien yang terjadi pada kasus ini . . .
A. Paternalistic
B. Default
C. Mutualistic
D. Konsumeristik
E. Surrender

KUNCI JAWABAN A
PASIEN
AKTIF PASIF
DOKTER AKTIF Mutualistik/Kolaboratif Paternalistik

PASIEN Konsumerisme Default

184. Dokter A merupakan dokter disebuah puskesmas , setiap akhir bulan dokter A akan
mempersiapkan program imunisasi BCG pada daerah kerja puskesmasnya. Dokter menghitung
target sasaran balita dan melakukan koordinasi logistic vaksin dengan juru imunisasi. Fungsi dokter
sesuai dengan fivestars dokter yaitu . . .
A. Care provider
B. Manager
C. Communicator
D. Decision maker
E. Community leader

KUNCI JAWABAN B
185. Seorang wanita 26 tahun datang ke klinik pratama untuk berobat. Setelah dokter selesai
memeriksa pasien, dokter meminta tolong perawat di klinik untuk menyuntikkan obat ke
pasien. Prinsip dokter keluarga apakah yang diterapkan oleh dokter . . .
A. Komprehensif
B. Holistic
C. Koordinatif
D. Kolaboratif
E. Kontinu

KUNCI JAWABAN C
PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA
1. Holistik : biopsikososial + spirtiual
2. Komprehensif : promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi
3. Kontinyu : berkesinambungan
4. Koordinatif : kerjasama antar profesional
5. Kolaboratif : kerjasama dengan pasien dan keluarga pasien

186. Seorang kepala puskesmas berencana menyelenggarakan kegiatan penyuluhan yang bertujuan
untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua balita sebagai upaya mencegah terjadinya kurang
gizi pada balita yang ada diwilayah puskesmas tersebut. Pada kegiatan tersebut, sasaran primer yang
paling tepat adalah . . .
A. Ibu yang memiliki balita
B. Ibu yang memiliki balita dengan gizi buruk
C. Ibu yang memiliki balita dengan gizi kurang
D. Kepala lingkungan
E. Dinas Kesehatan

KUNCI JAWABAN A

187. Seoramg dokter ingin melakukan survey dan ceramah pada perusahaan tertentu. Ditemukan 40
persen karyawan tersebut gemar mengkonsumsi rokok. Dokter memberikan penjelasan tentang
bahaya merokok. Namun karyawan tersebut tetap tidak berpikir untuk menghentikan kebiasaan
merokoknya. Termasuk fase apakah karyawan tersebut. .
A. Pre contemplation
B. Contemplation
C. Preparation
D. Action
E. Maintenance

KUNCI JAWABAN A
188. Di sebuah rumah sakit telah terjadi kesalahan akibat stiker identitas pasien tidak dapat dicetak
karena kerusakan alat. Kantong transfuse tuan A bergolongan darah O tertukar dengan kantong
transfuse tuan B yang bergolongan darah AB. Setelah 10 menit mendapatkan transfuse kedua
pasien tersebut gelisah, nyeri dada dan mengalami sesak nafas. Tekanan darah pasien terus turun
dan transfuse segera dihentikan dan dilakukan proses resusitasi, namun nyawa pasien tidak
tertolong. Kasus diatas merupakan contoh dari kejadian . . .
A. Kejadian nyaris cidera
B. Kejadian sudah cidera
C. Kejadian tidak cidera
D. Kejadian tidak diharapkan
E. Kejadian sentinel

KUNCI JAWABAN E
189. Suatu kelompok kader ingin mengadakan kegiatan penyuluhan terkait pentingnya peningkatan
berat badan balita. Dari 1000 balita yang ada diwilayah tersebut, ada 600 yang memiliki buku
KMS, 500 yang datang ke posyandu dan hanya 400 yang benar benar mengalami kenaikan berat
badan. Karena terbatasnya jumlah kader pembagian buku KMS belum bisa dilakukan secara
efisien. Berapakah cakupan keberhasilan kegiatan tersebut . .
A. 600/1000
B. 500/1000
C. 400/1000
D. 400/650
E. 400/500

KUNCI JAWABAN E
Penilaian Posyandu Berdasarkan Sistem SKDN
S = SELURUH , jumlah total balita diwilayah posyandu
K = KMS . Yang memiliki KMS
D = DITIMBANG. Yang di timbang di posyandu
N = NAIK. Yang naik berat badannya

D/S = Parsipasi masyarakat


K/S = Cakupan program
N/D = penilaian status gizi
D/K = Kesinambungan atau kelangsungan penimbangan
N/S = keberhasilan program

190. BPJS Kesehatan melakukan sosialisasi skrining kanker serviks dengan kegiatan papsmear rutin.
Kegiatan papsmear ini dibiayai oleh BPJS Kesehatan. Apakah level pencegahan yang dilakukan
pada kasus diatas ?
A. Promosi Kesehatan
B. Specific protection
C. Early diagnostic and promp treatment
D. Disability limitation
E. Rehabilitation

KUNCI JAWABAN C
191. Seorang laki-laki 60 tahun datang ke RS dengan keluhan batuk lama. Pasien memiliki istri yang
sudah meninggal 5 tahun lalu akibat kanker dan seorang anak dewasa yang belum bekerja dan sudah
menikah tinggal bersamanya. Pasien memiliki seorang pembantu yang tidak tinggal serumah. Tipe
keluarga apa yang tepat untuk kasus diatas..
A. Keluarga orang tua tunggal
B. Keluarga inti
C. Blended family
D. Extended family
E. Comunal family

KUNCI JAWABAN D
192. Seorang laki-laki dirujuk ke RS dengan diagnosis dengue hemoragic fever. Pada rumah sakit
tersebut diagnosis dengue hemoragic fever diberikan total tarif 7000.000 rupiah. Rumah sakit
tersebut akan mendapat surplus bila mampu melakukan efisiensi dari pelayanan yang diberikan
kepada pasien. Apakah system pembayaran rumah sakit tersebut ?
A. Out of pocket
B. Fee for service
C. Kapitasi
D. INA CBGs
E. Reimbursment

KUNCI JAWABAN D
193. Seorang laki-laki berusia 24 tahun bekerja sebagai fotografer lepas untuk event pernikahan. Saat
sakit laki-laki tersebut ingin menggunakan BPJS yang akan ia bayar sendiri dari pendapatannya.
Termasuk dalam apa keanggotaan BPJS orang tersebut ?
A. Penerima bantuan iuran
B. Pekerja penerima upah
C. Bukan pekerja
D. Pekerja bukan penerima upah
E. Bukan penerima bantuan

KUNCI JAWABAN D
194. Seorang peserta BPJS tidak membayar iuran selama 2,5 tahun sehingga tidak aktif dan tidak
dapat digunakan. Saat sakit dan harus menjalani rawat inap ia berencana membayar tunggakannya.
Berapakah tunggakan iuran maksimal yang harus dibayarkan ?
A. 6 bulan
B. 12 bulan
C. 18 bulan
D. 24 bulan
E. 36 bulan

KUNCI JAWABAN D
Sumber : Bpjs-kesehatan.go.id

195. Seorang pasien datang ke IGD RS dengan keluhan borok pada kakinya. Pasien sudah lama
memiliki Riwayat penyakit DM. Dokter menyarankan agar kaki pasien diamputasi namun
pasien tidak menyetujujuinya. Suatu hari pasien mengalami penurunan kesadaran disertai
dengan penurunan tanda-tanda vital. Dokter pun kemudian mengamputasi kaki pasien setelah
meminta persetujuan dari keluarga pasien. Ketika sadar, pasien merasa kecewa dengan sikap
dokter tersebut. Apakah dilemma etik yang dihadapi pada kasus diatas ?
A. Beneficience vs non maleficience
B. Beneficience vs justice
C. Autonomy vs non maleficience
D. Autonomy vs justice
E. Autonomy vs beneficience

KUNCI JAWABAN C
Autonomy
Dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia, terutama hak untuk menentukan nasibnya
sendiri. Pasien diberi hak untuk berpikir secara logis dan membuat keputusan sesuai dengan
keinginannya sendiri.
Contoh :
 Melakukan informed consent
 Menjaga rahasia pasien bila orang lain tidak ada kaitannya (mis. tetangga, atau orang tua
bertanya tentang sakit sang anak pada keadaan anak sudah dewasa secara hukum)
 Memberi pasien hak untuk memutuskan sendiri (asal dewasa secara hukum dan sehat mental
serta kompeten dalam pengambilan keputusan), mis: keluarga tidak mau transfusi / operasi,
dokter tidak memaksa
 Melibatkan keluarga dalam pengambilan keputusan apabila pasien tidak kompeten, terkait
keadaan yang bukan gawat-darurat
 Tidak berbohong walau demi kebaikan pasien, mis. Jujur mengatakan kalau peluang sembuh
sangat kecil

Non-Maleficence

Prinsip gawat darurat, atau dokter menghindarkan diri dari tindakan yang dapat memperburuk dan
membuat kondisi pasien lebih jelek atau dalam posisi yang tidak menguntungkan (first do no harm).

Contoh :

 Menolak aborsi tanpa indikasi medis (mis. hamil di luar nikah - karena dapat meningkatkan
risiko bagi pasien)
 Tidak melakukan eutanasia
 Mengutamakan pasien yang dalam keadaan gawat
Tidak melakukan rujukan laboratorium / memberi obat yang sebenarnya tidak diperlukan demi
mendapat komisi dan gratifikasi

196. Laki-laki 18 tahun diantar ibunya dengan keluhan demam tinggi sejak 4 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38 C, ptekie +, epistaksis +. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan trombosit 60.000, Hb 14 gr/dl, Ht 47 %. Tetangga ada yang dirawat inap karena DBD.
Dokter mendiagnosa pasien sakit DBD dan dianjurkan rawat inap. Ibu pasien meminta supaya
pasien dirawat jalan dan minum jus jambu. Bagaimanakah sikap dokter yang paling tepat ?
A. Tidak menghiraukan demi keselamatan pasien
B. Memahami dan mengikuti keiinginan ibu pasien
C. Menjelaskan bahwa hal tersebut salah
D. Meminta untuk membujuk ibunya agar tetap dirawat
E. Menjelaskan dengan lebih jelas mengenai pentingnya dirawat inap dan akibat yang mungkin
dialami pasien jika tidak mau dirawat

KUNCI JAWABAN E

Informed consent harus terdiri atas :


1. Kompeten :
• Berusia >18 tahun
• Sadar (dapat dianggap tidak kompeten sementara bila syok, nyeri hebat, dan
kelemahan lainnya)
• Keadaan mental yang baik
2. Disclosure (pengungkapan / penjelasan)
3. Understanding (pemahaman)
4. Voluntariness (kesukarelaan, kebebasan)
5. Authorization (persetujuan)
NB :
• tindakan medis risiko tinggi harus memiliki persetujuan tertulis
• tindakan medis yang non risiko tinggi cukup dengan persetujuan lisan atau isyarat. Cth :
pengukuran TD

197. Seorang wanita datang ke IGD RS setelah mengalami kecelakaan. Pasien sedang hamil 16
minggu. Beberapa saat kemudian, pasien mengalami perdarahan dan keluarnya jaringan dari jalan
lahir. Dokter menyampaikan bahwa kandungan pasien tidak dapat diselamatkan. Pasien merespon
dengan “ya sudahla gak apa apa, seorang anak kan titipan Tuhan, mungkin belum rezeki saya”.
Menurut Kubler ross model, respon pasien termasuk dalam fase ?
A. Acceptance
B. Depresion
C. Bargaining
D. Anger
E. Denial

KUNCI JAWABAN A
TEORI KUBLER ROSS

 DENIAL
Penyangkalan biasanya merupakan pertahanan sementara untuk diri sendiri
“Hal ini tidak mungkin terjadi, tidak pada saya”
 ANGER
Menyalahkan keadaan
“Kenapa saya ? Ini tidak adil!”
 BARGAINING
harapan supaya individu dapat sedemikian rupa menghambat atau menunda kematian
“Kalau dengan bersedekah saya bisa sembuh, saya akan bersedekah setiap hari sebanyak
banyaknya”
 DEPRESI
menolak dibesuk dan menghabiskan banyak waktu untuk menangis dan berduka
“Untuk apa lagi saya berobat, toh pasti akan mati juga”
 ACCEPTANCE

“saya sudah siap menjalani pengobatan, inilah jalan terbaik untuk saya”

198. Seorang pria ditemuka tewas di kamar kosnya. Dari hasil pemeriksaan jenazah dengan
kecurigaan tertusuk benda tajam. Kedalam luka 15 cm lebar 4 cm. Apakah alat tajam yang sesuai ?
A. Lebar 3 cm Panjang 6 cm
B. Lebar 3 cm Panjang 8 cm
C. Lebar 4 cm Panjang 7 cm
D. Lebar 4 cm Panjang 10 cm
E. Lebar 4 cm Panjang 15 cm

KUNCI JAWABAN E
TRAUMA BENDA TAJAM

Level kompetensi : 4A
Temuan :
Tepi luka rata, jembatan jaringan tidak ada,
sudut luka lancip.
Jenis :
- Luka iris/sayat (inchisium) dengan ciri
panjang luka > dari kedalaman luka.
- Luka tusuk (stab wound/puctum) dengan
ciri panjang luka < dari kedalaman luka.
- Luka bacok (choop) dengan ciri panjang
luka = dari kedalaman luka disertai bone
ekpose.

199. Seorang pasien berusia 68 tahun meninggal dirumahnya. Kemudian keluarga pasien datang ke
praktik dokter umum untuk meminta surat kematian. Apa yang harus dilakukan oleh dokter umum
?
A. Langsung membuatkan surat kematian
B. Meminta laporan kematian dari RT/RW
C. Mendatangi rumah pasien untuk memeriksa jenazah
D. Meminta keluarga pasien membawa pasien ke tempat prakteknya
E. Meminta keluarga melapor ke polisi untuk dimintakan surat permintaan visum

KUNCI JAWABAN C

APLIKASI SURAT KEMATIAN WAJAR


Alur tatalaksana kematian dalam faskes Alur tatalaksana kematian diluar faskes
Jika orang yang meninggal berada dalam Dokter menerima laporan kematian →
perawatan seorang dokter, diagnosis pemeriksaan luar terhadap mayat (tanpa
penyakitnya telah diketahui, dan kematiannya permintaan surat visum et repertum dari polisi)
diduga karena penyakitnya tersebut dan verbal autopsy pada keluarga →tidak ada
tanda kekerasan atau keracunan serta kecurigaan
lain → memutuskan kematian adalah wajar →
menyerahkan jenazah pada keluarga → membuat
dan menandatangani surat kematian (formulir A)

APLIKASI SURAT KEMATIAN TIDAK WAJAR

Cara kematian pada kematian tidak wajar meliputi pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan

Kategori kasus yang harus dilaporkan kepada Alur tatalaksana


penyidik ( pasal 108 KUHAP)
- Kematian yang terjadi dalam tahanan Dokter menerima laporan kematian →
atau penjara pemeriksaan awal dan verbal autopsy pada orang
- Kematian terjadi bukan karena disekitar lokasi → mencurigai bahwa kematian
penyakit dan bukan karena hukuman terjadi secara tidak wajar → melaporkan kepada
mati penyidik berdasarkan pasal 108 KUHAP →
- Adanya penemuan mayat dimana penyedik membuat surat permintaan VER
penyebab dan informasi mengenai jenazah → meminta izin keluarga untuk
kematiannya tidak ada melakukan autopsy 2 x 24 jam (jika lebih dari
- Keadaan kematiannya menunjukkan waktu ini keluarga belum menyampaikan
bahwa kemungkinan kematian akibat persetujuan dokter dapat langsung memeriksa
perbuatan melanggar hukum tanpa izin → dokter melakukan pemeriksaan
- Orang tersebut melakukan bunuh diri jenazah dan autopsy → dokter yang melakukan
atau situasi kematiannya pemeriksaan membuat VER dan menandatangani
mengindikasikan akibat bunuh diri surat kematian (formulir A) → menyerahkan
- Kematian yang terjadi tanpa jenazah kepada keluarga setelah pemeriksaan
kehadiran dokter selesai
- Kematian yang disaksikan oleh dokter
tetapi ia tidak dapat memastikan
penyebab kematiannya

200. Seorang perempuan berusia 19 tahun ditemukan meninggal didalam kamar kosnya. Teman satu
kos korban mengatakan sempat mendengar teriakan yang diduga berasal dari kamar korban. Dari
hasil pemeriksaan luar didapatkan adanya bercak-bercak perdarahan di konjungtiva namun tidak
didapatkan adanya tanda-tanda trauma fisik. Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan tidak adanya
trauma internal, namun didadapatkan bendungan dibeberapa organ dalam. Apakah yang mungkin
menjadi mekanisme kematian ?
A. Asfiksia
B. Pembekapan
C. Pencekikan
D. Perkoasaan
E. Tidak wajar

KUNCI JAWABAN A

FORENSIK AUTOPSI

Cara Kematian : Mekanisme kematian : Penyebab kematian


Wajar atau tidak wajar. Proses yang mengakibatkan Keadaan yang mendasari
Contoh : kematian dan kerusakan fisik kematian.Perlukaan/penyakit yang
- Meninggal karena yang dihasilkan oleh penyebab menimbulkan kerusakan fisik
penyakut jantung : wajar kematian. Contoh: perdarahan, sehingga menghasilkan kematian.
- Meninggal karena dibunuh asfiksia, hiperkalemia, infark Contoh: luka tembak, luka tusuk,
: tidak wajar jantung. kanker, aterosklerosis, tenggelam

You might also like