You are on page 1of 16

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

PEMBUATAN KEPUTUSAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pengantar Manajemen
Dosen Pengampu: Nono Sugiono, S.E., M.M.

OLEH:
ADYA FITRIANNE ANNISA
NIM: 382143013

STIE STAN-IM
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI STAN – INDONESIA MANDIRI
KOTA BANDUNG
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Alhamdulillahirobbil alamin segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala

nikmat iman dan ilmu serta rahmat-Nya, Sholawat serta salam selalu senantiasa

tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para

sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Pembuatan

Keputusan. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar manajemen.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada

setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian

makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu penulis

mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk

perbaikan ke depan. Walaupun demikian penulis berharap, semoga karya tulis ini dapat

bermanfaat dan digunakan sebagai tambahan informasi dan wacana bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandung, Januari 2023

Adya Fitrianne Annisa

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2

BAB 1 ............................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 4

BAB 2 ............................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN............................................................................................................... 5

2.1 Pengertian Keputusan ............................................................................................. 5

2.2 Tipe-Tipe Keputusan Manajemen .......................................................................... 7

2.3 Proses Pembuatan Keputusan ................................................................................. 8

2.4 Peran Manajemen dalam Pembuatan Keputusan .................................................. 11

2.5 Kekuatan yang Mempengaruhi Pembuatan Keputusan ........................................ 12

BAB 3 ............................................................................................................................. 14

PENUTUP ...................................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 14

3.2 Saran ..................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi

secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu

dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat

berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode

kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya

ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan

(leadership) ( Siagian, 1980).

Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi

keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi

terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada

kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan

keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk

memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk

dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan

memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan

pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep

kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam organisasi, kemampuan memahami genealogi

konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang

ideal.

Pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan ketidakpastian dari hasil keputusan

yang diambil. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian tersebut, keputusan membutuhkan

3
informasi yang sahih mengenai kondisi yang telah, dan mungkin akan terjadi, kemudian

mengolah informasi tersebut menjadi beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai

bahan pertimbangannya dalam memutuskan langkah yang akan dilaksanakannya,

sehingga keputusan yang diambil diharapkan dapat memberikan keuntungan yang

maksimal.

Usaha untuk mencari solusi yang tepat atas berbagai masalah yang muncul harus

melalui proses pengambilan keputusan yang tepat. Sejalan dengan hal tersebut Handoko

(2012:130), mengemukakan bahwa pengambilan keputusan dapat di definisikan sebagai

penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang di inginkan. Pembuatan

keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer

menengah dan lini pertama.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari keputusan?

2. Apa saja tipe-tipe keputusan manajemen?

3. Bagaimanakah proses pembuatan keputusan?

4. Bagaimana peran manajemen dalam pembuatan suatu keputusan?

5. Apa saja yang dapat mempengaruhi proses pembuatan keputusan?

1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar

manajemen. Manfaat dari penulisan makalah ini untuk meningkatkan pengetahuan, baik

bagi penulis maupun bagi pembaca.


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keputusan


Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan

secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut

bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa

tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi

tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau

irrasional dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah. Beberapa pengertian

keputusan menurut para ahli :

1. Menurut Ralp C. Davis, Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang

dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti

terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus menjawab pertanyaan tentang apa

yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula

berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana

semula.

2. Menurut Mary Follet, Keputusan adalah suatu hukum atau sebagai hukum

situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang

terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau

ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal

dijalankan, tetapi itu merupakan wewengan dari hukum situasi.

3. Menurut James A.F. Stoner, Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-

alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu :

a. Ada pilihan dasar logika atau pertimbangan

5
b. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik

c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada

tujuan tersebut.

Dalam The Functions of the Exec Barnard memberikan analisis komprehensif

mengenai pembuatan keputusan clan menyat "Proses keputusan merupakan teknik untuk

mempersempit pilihan.". berikut beberapa pendapat ahli berkenaan dengan pembuatan

keputusan, yaitu :

1. Ricart M. Steers dalam Muhyadi (1989), merumuskan “decision making is a

process of selection among available alternatives” (pembuatan putusan adalah

proses pemilihan di antara berbagai alternatif yang tersedia).

2. Koontz dan Weihrich (1990), “decision making is defined as selection of a

course of action from among alternatives” (pembuatan putusan didefinisikan

sebagai penetapan pilihan langkah atau tindakan dari sejumlah alternatif).

3. Siagian (1985), mengartikan pembuatan putusan adalah suatu pendekatan yang

sistematis terhadap sesuatu masalah yang dihadapi. Pendekatan yang sistematis

itu menyangkut pengetahuan tentang hakekat dari masalah yang dihadapi itu,

pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan masalah yang dihadapi, analisis

masalah dengan mempergunakan fakta dan data, mencari alternatif pemecahan,

menganalisis setiap alternatif sehingga diketemukan alternatif yang paling

rasional, dan penilaian dari hasil yang dicapai sebagai akibat dari pembuatan

putusan.

4. Siswanto (1990), Pembuatan putusan adalah serangkaian aktivitas yang

dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan problema yang sedang

dihadapi, kemudian menetapkan berbagai alternatif yang dianggap paling rasional


dan sesuai dengan iklim dan kondisi sistem. Jadi mengambil putusan berarti

memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling menguntungkan

dari beberapa alternatif yang dihadapi. Alternatif yang ditetapkan merupakan

putusan. Kualitas dari putusan yang diambil tersebut merupakan standard dari

efektivitas mereka.

5. Suprihanto, dkk. (2003), pembuatan putusan merupakan aktivitas untuk memilih

alternatif tindakan terbaik di antara berbagai alternatif pemecahan masalah yang

tersedia. Alternatif tindakan terbaik berarti merupakan alternatif yang bila

dilaksanakan akan membantu organisasi untuk mencapai tujuannya secara lebih

efektif dan efisien.

2.2 Tipe-Tipe Keputusan Manajemen


Pengambilan keputusan (decision making) adalah tindakan manajemen di dalam

pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran. Kegiatan dilaksanakan setelah keputusan

diambil. Keputusan yang dilakukan oleh manajer tingkat bawah sifatnya adalah rutin dan

berulang-ulang yang disebut dengan istilah terprogram (programmed) atau keputusan

terstruktur (structured decision). Terprogram bukan berarti keputusan yang dibuat oleh

komputer melalui suatu program komputer, tetapi berupa suatu kumpulan prosedur yang

dilakukan berulang-ulang. Keputusan pada tingkat yang lebih tinggi sifatnya adalah lebih

tidak terprogram atau lebih tidak terstruktur. Secara ringkas, keputusan oleh manajemen

dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yaitu sebagai berikut ini.

1. Keputusan terprogram (programmed decision) atau keputusan terstruktur

(structured decision). keputusan terstruktur (structured decision) adalah

keputusan yang berulang-ulang dan rutin sehingga dapat diprogram. Keputusan

terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah. Contoh

7
dari keputusan tipe ini misalnya adalah keputusan pemesanan barang, keputusan

penagihan piutang.

2. Keputusan setengah terprogram (semi-programmed decision) atau keputusan

setengah terstruktur (semi-structured decision). keputusan setengah terstruktur

(semi-structured decision) adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram,

sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan tipe

ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitunganperhitungan serta

analisis yang terperinci. Contoh dari keputusan tipe ini misalnya adalah keputusan

membeli sistem komputer yang lebih canggih. Contoh yang lainnya adalah

keputusan alokasi dana promosi.

3. Keputusan tidak terprogram (nonprogrammed decision) atau keputusan tidak

terstruktur (unstructured decision). keputusan tidak terstruktur (unstructured

decision) adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu

terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk

pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak

mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer

merupakan hal yang sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak

terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh

keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.

2.3 Proses Pembuatan Keputusan


Proses ialah tahap-tahap atau rangkaian kegiatan yang harus dilalui dalam usaha

mendapatkan putusan yang tepat, cepat dan lengkap. Pembuatan putusan pada dasarnya

adalah pemilihan salah satu di antara berbagai alternatif yang tersedia untuk dilaksanakan.

Untuk dapat menentukan pilihan terbaik, perlu dilakukan penilaian terhadap berbagai
alternatif tersebut dan setelah itu diikuti dengan tindakan yang merupakan pelaksanaan

dari putusan yang telah dibuat. Banyak model pembuatan putusan rasional yang

dikemukakan oleh para pakar, ada proses yang lebih singkat dengan empat langkah, yaitu

identifikasi masalah, pengembangan alternatif solusi, pemilihan solusi, serta

implementasi dan evaluasi solusi. Dalam tulisan ini, dipilih model yang sedikit lebih rinci

mengenai tahap-tahap pembuatan putusan yaitu dari Muhyadi (opcit) sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah atau Tujuan

Pembuatan putusan diawali dengan dirasakannya masalah atau problema tertentu

yang menghendaki pemecahan. Masalah yang dihadapi dapat berupa masalah besar dan

dapat juga masalah kecil yang hampir setiap harinya dihadapi. Adapun jenis dan bobot

masalah yang dihadapi, terlebih dahulu harus dikenali masalah apa yang sebenarnya

dirasakan sehingga pemecahannya dapat dilakukan dengan tepat. Apabila pengenalan

masalahnya keliru, maka putusan yang diambil tidak akan efektif sebab tidak

memecahkan inti masalahnya. Dalam bidang organisasi, kemampuan untuk dapat

mengenal masalah dengan benar ini sangat penting sebab masalah-masalah yang

sesungguhnya dihadapi sangat kompleks. Kecuali menyangkut segi proses yang memang

lebih sering menimbulkan masalah, organisasi menghadapi juga faktor manusia yang

sukar diprediksi.

2. Pengembangan Alternatif

Yang dimaksud dengan alternatif dalam hal ini ialah berbagai kemungkinan yang

dapat diambil untuk mengatasi masalah yang dirasakan. Terhadap suatu masalah yang

timbul pada umumnya dapat dilakukan berbagai cara pemecahan. Setiap pemecahan

mengandung kelebihan dan kelemahan tertentu. Untuk dapat membuat putusan yang

9
paling menguntungkan (rasional) perlu dikembangkan semua alternatif yang melekat

pada masalah pembuatan putusan. Semua alternatif tersebut masing-masing diidentifikasi

keuntungan dan kerugian dalam hal ini mencakup berbagai aspek yang diperkirakan akan

mempengaruhi efektifitas organisasi secara keseluruhan.

3. Penilaian terhadap Alternatif

Sebelum menentukan pilihan alternatif mana yang akan dibuat, terlebih dahulu

dilakukan penilaian terhadap berbagai alternatif yang tersedia. Pertimbangan yang

digunakan untuk melakuka penilaia terutama menyangkut segi-segi konsekuensi yang

akan lebih menguntungkan dan yang paling kecil kerugiannya dari masing-masing

alternatif. Stonner dan Wankel (1993) mengemukakan bahwa untuk menilai efektivitas

dari alternatif dapat diukur dengan dua kriteria: seberapa realistis alternatif itu dipandang

dari sudut tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa baik ia membantu pemecahan

masalah. Setiap alternatif harus dinilai berdasarkan tujuan dan sumber daya organisasi.

Suatu alternatif mungkin terlihat logis, tetapi jika tidak dilaksanakan, ia tidak bermanfaat

sama sekali. Misalnya, jika angka penjualan meningkat tetapi keuntungan menurun, kita

mungkin akan mengurangi biaya umum. Namun demikian, jika biaya umum telah sangat

dikurangi, atau jika pengurangan selanjutnya akan menurunkan mutu produksi, maka

alternatif ini tidak masuk akal untuk dilaksanakan.

4. Pemilihan Alternatif

Bentuk pengambilan putusan yang sebenarnya ialah pemilihan alternatif yang dinilai

paling tepat dan paling baik di antara berbagai alternatif yang tersedia. Pemilihan

alternatif merupakan tindak lanjut dari penilaian setelah mempertimbangkan berbagai

keuntungan dan kerugian. Sebuah keputusan itu rasional dari segi pandangan kelompok
(rasional dari segi obyektif) jika ia sejalan dengan nilai-nilai yang menguasi kelompok

itu, serta informasi-informasi yang dimiliki kelompok itu yang relevan dengan keputusan

tersebut. Oleh karena itu pemilihan alternatif dalam pembuatan putusan haruslah optimal

yang dapat diterima oleh individu juga oleh kelompok

5. Pelaksanaan Pilihan

Alternatif yang telah dipilih baru memiliki nilai keputusan setelah diimplementasikan.

Keberhasilan penerapan keputusan yang dibuat oleh manajer organisasi, bukan semata-

mata tanggungjawab dari manajer organisasi akan tetapi komitmen dari bawahan untuk

melaksanakannya juga memegang peranan penting.

6. Pemantauan terhadap Pelaksanaan

Agar keputusan yang telah dibuat dan kemudian dilaksanakan mencapai sasaran yang

telah ditentukan, pelaksanaannya perlu dipantau (dimonitor). Dari kegiatan pemantauan

itu diperoleh umpan balik yang berguna dalam menyempurnakan kegiatan selanjutnya

sehingga pembuatan putusan tersebut memberikan hasil yang diharapkan dan merupakan

suatu proses yang berkelanjutan.

2.4 Peran Manajemen dalam Pembuatan Keputusan


Menurut Henry Mintzberg, ahli manajemen dari Kanada, manajer mempunyai

beberapa peran yang diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu :

1. Peran Hubungan Personal (Interpersonal), yaitu peran hubungan personal

dapat terdiri dari figur kepala (figure head), pemimpin (leader) dan sebagai

penghubung (liaison). Sebagai figur kepala (figure head), manajer mewakili

organisasiuntuk kegiatan-kegiatan di luar organisasi. Sebagai pemimpin (leader),

manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi dan mendukung bawahan-

11
bawahannya. Sebagai penghubung (liaison), manajer menghubungkan personal-

personal di semua tingkatan manajemen.

2. Peran Informasi (Informational), Peran informasi (informational), yaitu peran

dari manajer sebagai pusat saraf (nerve center) organisasi untuk menerima

informasi yang paling mutakhir dan sebagai penyebar (disseminator) informasi ke

seluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai

juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang

informasi yang dimilikinya.

3. Peran Keputusan (Decisional). Peran keputusan (decisional) yang dilakukan

oleh manajer adalah sebagai entrepreneur,sebagai orang yang menangani

gangguan (disturbance handler), sebagai orang yang mengalokasikan sumber-

sumber daya (resource allocator) organisasi dan sebagai negosiator (negotiator)

jika terjadi konflik di dalam organisasi. Untuk menjalankan peranannya, manajer-

manajer di organisasi membutuhkan sistem informasi. Sistemsistem informasi ini

dapat digunakan oleh manajer-manajer untuk mendukung kegiatan dan perannya.

2.5 Kekuatan yang Mempengaruhi Pembuatan Keputusan


Dalam proses pembuatan putusan menurut Siagian (`1985) dan Effendy (1989), ada tiga

kekuatan yang selalu mempengaruhinya, yaitu: (1) dinamika individu, (2) dinamika

kelompok, dan (3) dinamika lingkungan.

1. Dinamika Individu. Organisasi merupakan wadah individu, yang masing-masing

membawa sikapnya, perangainya dan waktunya sendiri. Setiap individu itu tidak

statis, melainkan dinamis, sesuai dengan sifat alamiah manusia, lebih-lebih kalau

manusia itu bergabung dalam suatu wadah yang bernama organisasi. Dalam
proses dinamikanya itu, individu dan organisasi saling mempengaruhi. Individu

mempengaruhi organisasi, sebaliknya organisasi juga mempengaruhi individu.

2. Dinamika kelompok. Kelompok adalah sejumlah individu yang saling

berinteraksi secara teratur untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan

pengertian ini, dalam kelompok yang dinamis terdapat sejumlah individu yang

saling berinteraksi. Setiap individu tersebut punya norma tertentu, mungkin sama

atau berbeda menurut kepentingannya sehingga perlu diikat oleh suatu norma

kelompok agar perbedaan setiap individu tersebut dapat menyatu pada satu tujuan

tertentu. Norma kelompok itu merupakan sumber dasar hidup para anggota

kelompok. Ketaatan mereka pada kelompoknya tergantung pada derajat

ketaatannya pada norma kelompok tersebut. Semakin taat pada norma

kelompoknya semakin mendalam rasa keterlibatannya dan rasa cintanya pada

kelompoknya.

3. Dinamika lingkungan. Lingkungan adalah situasi, kondisi dan faktor yang

mengelilingi dan mempengaruhi sesuatu putusan. Suatu putusan yang dibuat

merupakan jawaban terhadap suatu tantangan. Tantangan itu timbul sebagai

akibat perubahan situasi dan kondisi. Apa bila putusan sudah dibuat, maka akan

mengubah situasi dan kondisi serta berbagai faktor yang bersangkutan.

13
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan merupakan hal yang penting

bagi kemajuan setiap perusahaan atau organisasi. Dalam mengambil sebuah keputusan

diperlukan ketepatan dalam menganalisis masalah, menetapkan tujuan, mengidentifikasi

alternatif yang ada, dan mengevaluasinya. Di perusahaan manapun masalah selalu

menjadi tantangan bagi setiap karyawan dan pimpinan perusahaan. Adanya masalah

dalam perusahaan bukan berarti perusahaan tersebut memiliki kualitas yang buruk,

bahkan dengan adanya masalah dalam perusahaan, pimpinan dituntut untuk mengambil

keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalah yang ada.

3.2 Saran
Beberapa hal yang dapat menjadi saran bagi pihak-pihak yang membaca penulisan

ilmiah ini:

1. Pimpinan harus lebih dapat membantu para karyawan untuk mengarahkan


karyawan ke arah yang lebih baik lagi.

2. Pimpinan harus lebih tegas dan bijaksana dalam mengambil setiap keputusan yang
dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan kemajuan perusahaan.

3. Pimpinan juga harus mempertimbangkan keputusan yang akan diambil, karena


keputusan tersebut akan memiliki dampak terhadap karyawan dan

keberlangsungan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, 1996

Mamduh M. Hanafi, Drs, MBA., Manajemen, Cetakan Pertama, UPP AMP YKPN,1997.

Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada

Media Group

Kusnadi, D, Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Organisasi. Jambi, 2015

15

You might also like