You are on page 1of 19

ASSESSMENT MODUL 01

PENGUKURAN BENTUK TEGANGAN


LISTRIK DENGAN OSILOSKOP

Disusun Oleh:
Muh. Umar Thoriq 14319018
Nicolaus Endy Gemelli Putra Almaishya 14319028
Muhammad Alfarizky Elbaary 11219035
Muhammad Zaki Arrazi 11220016
Najwa Naila Salsabila 11220027

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITIUT TEKNOLOGI BANDUNG
SEMESTER II 2022/2023
Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum modul 1 – Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik dengan Osiloskop
ini adalah:
1. Mengukur tegangan dan menentukan bentuk tegangan pada listrik arus searah
(DC) dan arus bolak-balik (AC) menggunakan multimeter dan osiloskop.
2. Menentukan pola Lissajous dari dua buah sumber tegangan dengan variasi
frekuensi dan menentukan beda fasa dari pola Lissajous.
3. Menentukan hasil operasi matematika pada osiloskop dan simulasi superposisi
gelombang.

2. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
2.1. ALAT
1. Osiloskop (1 buah)

2. Generator sinyal (1 buah)

3. Multimeter (1 buah)

4. Kabel BNC – jepit (1 buah)

5. Kabel BNC – BNC (2 buah)

6. Kabel penghubung (1 buah)

2.2. BAHAN
1. Baterai (2 buah)

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 1


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

3. TEORI DASAR
Osiloskop adalah alat untuk mengamati bentuk sinyal tegangan listrik yang tetap atau
berubah terhadap waktu. Terdapat dua jenis osiloskop, yaitu osiloskop analog dan
osiloskop digital. Osiloskop analog menggunakan tabung sinar katoda atau cathode ray
tube (CRT) yang sepenuhnya bekerja berdasarkan prinsip listrik analog. Bagian inti dari
sistem tersebut adalah senapan elektron. Senapan elektron terdiri dari filamen pemanas,
katoda yang dipanasi, grid atau kisi dan anoda. Pada suhu yang cukup tinggi, elektron-
elektron keluar dari katoda, melalui lubang pada anoda dan menuju ke layar CRT. Secara
singkat, dapat dikatakan bahwa senapan elektron ini berfungsi untuk menghasilkan
berkas elektron dengan kecepatan tetap menuju layar CRT. Dua pasang keping sejajar,
yang diberi tegangan listrik, berfungsi untuk mengatur berkas elektron dalam arah
horisontal dan vertikal. Dengan mengatur tegangan pada kepingkeping tersebut, akan
diperoleh suatu pola pada layar CRT. Osiloskop jenis ini merupakan generasi pertama
yang mulai digantikan oleh osiloskop digital dengan beberapa kelebihan.
Osiloskop digital adalah jenis osiloskop yang bekerja berdasarkan prinsip digital. Pada
osiloskop digital, tidak lagi digunakan CRT sebagai display sinyal melainkan monitor LCD.
Dalam osiloskop digital, sinyal masukan analog mula-mula dikonversi menjadi sinyal
digital melalui sebuah pengkonversi analog / digital (A/D Converter atau ADC). Gambar
3.1 menunjukkan diagram skematik sederhana dan prinsip kerja osiloskop digital ini.

Gambar 3.1 Diagram blok sederhana dari osiloskip digital


Sinyal masukan analog mula-mula dikuatkan oleh penguat awal (Pre-Amp) dan

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 2


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

kemudian dikonversi menjadi sinyal digital oleh unit pengonversi analog / digital (ADC).
Konversi analog ke digital tersebut tidak terjadi terus menerus, tetapi pada saat waktu
tertentu yang berulang secara periodik atau disebut pencuplikan (sampling time), seperti
diilustrasikan dalam Gambar 3.2 Sinyal frekuensi yang dapat dipindai (di-scan) ditentukan
oleh frekuensi sampling 𝑓𝑠, yang terkait dengan perioda pencuplikan 𝑇𝑠 (= 1/𝑓𝑠) dalam
Gambar 3.2 Semakin tinggi frekuensi sampling, semakin dekat dengan bentuk sinyal
analog aslinya. Dalam eksperimen ini, osiloskop yang digunakan memiliki frekuensi
sampling maksimum hingga 1000 Sampling/s. Hasil konversi kemudian ditransfer ke unit
memori dan selanjutnya ke unit display (LCD) sehingga dapat kita lihat pada layar LCD
itu. Proses sampling, konversi dan seterusnya diatur oleh unit kontrol ( control logic) yang
pengaturan waktunya disesuaikan dengan sinyal pemicu (trigger) dan dapat berasal dari
internal atau eksternal osiloskop itu.

Gambar 3.2 Ilustrasi pencuplikan sinyal analog menjadi sinyal digital


Pada osiloskop yang akan digunakan, terdapat beberapa bagian penting yang perlu
diperhatikan untuk mengoperasikannya. Dalam Gambar 3.3, ditunjukkan bagian-bagian
dan tombol-tombol penting tersebut, yakni:

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 3


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

Gambar 3.3 Tampak muka osiloskop yang digunakan


1. Power Switch 5. Channel Switch 10. Menu Button
2. Signal 6. Auto Set Button 11. Math Button
3. Oscilloscope 7. Menu Button Set 12. Vertical Position
Display 8. Run/Stop Button Knob
4. Multipurpose 9. Horizontal 13. Calibration Plug
Switch Position Knob 14. Probe Plug

Function generator atau signal generator merupakan alat uji elektronik yang bisa
membangkitkan berbagai bentuk gelombang. Bentuk gelombang yang bisa dihasilkan
oleh generator sinyal diantaranya seperti bentuk gelombang sinusoidal (Sine Wave),
gelombang kotak (Square Wave), gelombang gigi gergaji (Saw Tooth Wave), gelombang
segitiga (Triangular Wave) dan gelombang pulsa (Pulse). Fungsi ini sedikit berbeda
dengan RF Signal Generator ataupun Audio Signal Generator yang pada umumnya cuma
fokus pada pembangkitan bentuk gelombang sinus. generator sinyal bisa menghasilkan
Frekuensi sampai 20 MHz, tergantung pada rancangan produsennya. Frekuensi yang
dihasilkan tersebut bisa diatur sesuai dengan kebutuhan. Selain pengaturan Frekuensi,

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 4


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

kamu juga bisa mengatur bentuk gelombang, DC Offset dan Duty Cycle (Siklus Kerja).
Selain itu perlu diperhatikan bagian-bagian penting dan tombol untuk pengoperasian
generator sinyal berikut ini:

Gambar 3.4 Tampak muka generator sinyal yang digunakan

1. Power Key Area 13. Direction Key


2. USB Host 8. CH2 Output 14. Waveform
3. Menu Softkey 9. CH2 Sync Output Selection Area
4. Page up/Down 10. Counter 15. Modes

5. CH1 Output 11. Numeric 16. Return

6. CH1 Sync Output Keyboard 17. Shortcuts/Utility

7. Channel Control 12. Knob 18. LCD

Secara dasar, ada dua jenis alasan untuk mengukur fasa:


1. Penentuan perbedaan fasa antara dua atau lebih tegangan atau arus, dan
2. Penyelidikan karakteristik unit rangkaian.
Penting untuk diingat bahwa setiap pengukuran fasa ialah sebenarnya pengukuran
waktu. Jadi, setiap pengukuran perbedaan fasa juga dapat menentukan perbedaan

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 5


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

waktu, dan sebaliknya. Istilah "fasa" tidak lebih dari perbedaan waktu relatif antara
fenomena yang diamati.
Salah satu cara, dari banyak cara, untuk mengukur fasa adalah dengan menggunakan
pola Lissajous. Pola Lissajous dibuat dengan menggunakan diagram parametrik antara
dua tegangan AC yang dibelokkan pada bidang-X dan bidang-Y.
Pola Lissajous adalah sebuah penampakan pada layar osiloskop yang mencitrakan
perbedaan atau perbandingan beda fase, frekuensi dan amplitudo dari dua gelombang
pada probe osiloskop, seperti pada Gambar 3.6.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan beda fasa menggunakan pola
Lissajous ini ada dua, tergantung arah kemiringan elips. Persamaan (3.1) digunakan
untuk elips yang miring ke kanan (digambarkan pada Gambar 3.8 bagian kiri). Persamaan
(3.2) digunakan untuk elips yang miring ke kanan (digambarkan pada Gambar 3.8 bagian
kanan)
𝐵 𝐷
𝜙 = arcsin ( ) = arcsin ( ) (3.1)
𝐴 𝐶
𝐵 𝐷
𝜙 = 180° − arcsin ( ) = 180° − arcsin ( ) (3.2)
𝐴 𝐶

4. PROSEDUR (SOP) PERCOBAAN


4.1. PERSIAPAN: MENYUSUN PIRANTI OSILOSKOP
1. Hidupkan osiloskop (tekan tombol ON) dan tunggu hingga muncul tampilan dengan
grid.
2. Tekan tombol Display pada set tombol Menu.
3. Atur display dengan multipurpose button.
4. Pilih format Type: Vector, Persist: Off.
5. Tekan tombol Menu pada bagian Horizontal, lalu pada bagian Time Base pilih format
YT.
6. Tekan switch channel 1.

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 6


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

7. Lakukan pengaturan dengan multipurpose butto.


8. Pilih coupling DC/AC (sesuaikan dengan percobaan), BW limit: off, Volts/div: coarse,
Probe: Voltage Attenuation 1x, Invert Off.
9. Hubungkan probe dengan calibration plug.
10. Tekan auto set.
11. Tekan Measure dan kemudian akan terlihat dengan jelas sinyal persegi dengan
tegangan maksimum 5 V dan frekuensi 1 kHz.
12. Lepaskan probe dari calibration plug.
13. Lihat pada display apakah garis tepat pada sumbu 0. Jika tidak, sesuaikanlah.

4.2. PERCOBAAN 01: MENGUKUR TEGANGAN ARUS SEARAH (DC)


1. Siapkan multimeter dan osiloskop.
2. Pada multimeter dan osiloskop, ubah mode pengukuran menjadi mode tegangan
DC.
3. Ukur tegangan salah satu baterai menggunakan multimeter dengan cara
menempelkan ujung probe merah multimeter pada kutub positif baterai dan ujung
probe hitam pada kutub negatif baterai. Catat tegangan yang terbaca.
4. Hubungkan kabel BNC – jepit dengan Channel 1 Osiloskop.
5. Hubungkan jepit merah dengan kutub positif baterai dan jepit hitam dengan kutub
negatif baterai.
6. Baca tegangan rata-rata (𝑉𝑎𝑣𝑎𝑟𝑎𝑔𝑒) yang muncul pada layar osiloskop. Apabila nilai
tegangan tidak muncul maka tekan tombol Measure kemudian pilih Display All.
Catat tegangan rata-rata yang terbaca.
7. Gambarkan bentuk tegangan yang muncul pada layar osiloskop.
8. Ulangi Langkah tersebut untuk baterai lainnya dan rangkaian baterai seri.

4.3. PERCOBAAN 2: MENGUKUR TEGANGAN ARUS BOLAK BALIK (AC)


1. Siapkan multimeter dan osiloskop.
2. Pada multimeter dan osiloskop, ubah mode pengukuran menjadi mode tegangan
AC.

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 7


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

3. Atur keluaran generator sinyal memiliki frekuensi 1 kHz dengan bentuk


gelombang sinusoidal.
4. Ukur tegangan 𝑉𝑟𝑚𝑠, 𝑉𝑣𝑝𝑝, dan 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 menggunakan osiloskop dengan cara
menghubungkan Channel 1 osiloskop dengan keluaran generator sinyal
mengggunakan kabel BNC – BNC. Tekan tombol CH1/CH2 Output pada
generator. Jika gelombang tidak terlihat atau tidak bagus maka tekan tombol
Auto Set atau atur secara manual. Tekan tombol Measure kemudian pilih Display
All.
5. Ukur tegangan 𝑉𝑟𝑚𝑠 menggunakan multimeter. Dengan cara menghubungkan
keluaran generator sinyal dengan multimeter menggunakan kabel BNC – jepit.
Hubungkan probe merah multimeter dengan probe jepit merah dan probe hitam
multimeter dengan probe jepit hitam dari generator sinyal.
6. Ulangi langkah 3 s/d 5 dengan melakukan variasi tegangan 𝑉𝑣𝑝𝑝 sebanyak 4 kali
dengan frekuensi tetap (1 kHz). Setiap pengubahan parameter input dilakukan
dalam keadaan tombol CH1/CH2 Output mati.
7. Atur keluaran generator sinyal agar memiliki 𝑉𝑣𝑝𝑝 = 2 V dan bentuk gelombang
sinusoidal.
8. Lakukan variasi frekuensi sebanyak 5 kali dengan tegangan tetap (2 𝑉𝑣𝑝𝑝)
kemudian ukur 𝑉𝑟𝑚𝑠 menggunakan multimeter dan 𝑉𝑟𝑚𝑠, 𝑉𝑣𝑝𝑝, 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠menggunakan
osiloskop pada masing-masing variasi frekuensi
4.4. PERCOBAAN 03: MEMBUAT POLA LISSAJOUS
1. Hubungkan channel generator sinyal 1 ke Channel 1 osiloskop dan channel
generator sinyal 2 ke Channel 2 osiloskop.
2. Atur keluaran kedua generator sinyal sehingga diperoleh sinyal sinusoidal 10 kHz
dan amplitudo 1 V dan samakan volt/div untuk kedua sinyal.
3. Tekan tombol Menu pada bagian Horizontal, lalu pada bagian Time Base pilih
format XY.

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 8


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

4. Gambar pola Lissajous yang terbentuk.


5. Atur frekuensi pada generator sinyal 1 dan generator sinyal 2 sehingga diperoleh
perbandingan frekuensi: (1:1), (2:1), (3:1), dan (3:2).
6. Gambar pola Lissajous yang terbentuk pada masing-masing perbandingan
frekuensi.
7. Ukur beda fasa dari kedua sinyal yang dihasilkan pada perbandingan frekuensi
1:1.
4.5. PERCOBAAN 04: MELAKUKAN OPERASI MATEMATIKA PADA
OSILOSKOP DAN SIMULASI SUPERPOSISI GELOMBANG
1. Hubungkan generator sinyal 1 ke Channel 1 osiloskop dan generator sinyal 2 ke
Channel 2 osiloskop.
2. Atur keluaran kedua generator sinyal sehingga diperoleh sinyal sinusoidal 1 kHz
dan amplitudo 1 V.
3. Tekan tombol Math.
4. Gambar gelombang yang terbentuk untuk operasi + (penjumlahan) dan –
(pengurangan) masing-masing pada saat beda fasanya 0 dan 180 derajat.
5. Ulangi dengan memberikan beda frekuensi antara kedua gelombang. Perhatikan
perbedaan pada operasi penjumlaha n maupun pengurangan.
6. Gambarkan gelombang yang terbentuk.

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 9


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

5. DATA DAN PENGOLAHAN


5.1. PERCOBAAN 01: MENGUKUR TEGANGAN ARUS SEARAH (DC)

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Sumber Arus Searah (DC) dengan Menggunakan
Osiloskop dan Multimeter

Rangkaian Multimeter Osiloskop


Sumber DC
𝑉𝑟𝑚𝑠 (V) 𝑉𝑟𝑚𝑠 (V) 𝑉𝑝𝑝 (V) 𝑉𝑚𝑎𝑥 (V)

Baterai A 3,176 3,19 0,10 3,24


Baterai B 3,170 3,19 0,08 3,24
Seri 6,320 6,39 0,12 6,46

5.2. PERCOBAAN 02: MENGUKUR TEGANGAN ARUS BOLAK BALIK (AC)

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Sumber AC dengan Menggunakan Osiloskop


dan Multimeter pada Frekuensi Tetap 1 kHz
Multimeter Osiloskop
Variasi ke-
𝑉𝑟𝑚𝑠 (V) 𝑉𝑟𝑚𝑠 (V) 𝑉𝑝𝑝 (V) 𝑉𝑚𝑎𝑥 (V)

1 (𝑉𝑝𝑝=1) 0,346 0,346 1,02 0,504


2 (𝑉𝑝𝑝=2) 0,695 0,688 2 1,08
3 (𝑉𝑝𝑝=3) 1,044 1,03 3,08 1,56
4 (𝑉𝑝𝑝=4) 1,393 1,37 4,04 2,04
5 (𝑉𝑝𝑝=5) 1,742 1,72 5,12 2,56

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 10


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

Tabel 5.3 Hasil Pengukuran Sumber AC dengan Menggunakan Osiloskop


dan Multimeter pada Tegangan 𝑉𝑝𝑝 Tetap 2 V

Frekuensi Multimeter Osiloskop


(kHz) 𝑉𝑟𝑚𝑠 (V) 𝑉𝑟𝑚𝑠 (V) 𝑉𝑝𝑝 (V) 𝑉𝑚𝑎𝑥 (V)

1 0,695 0,566 2 1,08


2 0,671 0,687 2 1,08
3 0,635 0,708 2 1,08
4 0,596 0,731 2 1,08
5 0,554 0,718 2 1,08

5.3. PERCOBAAN 03: MEMBUAT POLA LISSAJOUS


Pola Lissajous untuk 3 variasi perbandingan frekuensi yakni (1:1), (2:1), (3:1),
dan (3:2) dapat dilihat secara berurutan pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.1 Pola Lissajous Variasi Gambar 5.2 Pola Lissajous Variasi
Dengan Perbandingan Frekuensi (1:1) Dengan Perbandingan Frekuensi (2:1)

Gambar 5.3 Pola Lissajous Variasi Gambar 5.4 Pola Lissajous Variasi
Dengan Perbandingan Frekuensi (3:1) Dengan Perbandingan Frekuensi (3:2)

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 11


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

Selanjutnya dicari beda fasa antara sinyal 1 dan sinyal 2 untuk variasi
perbandingan frekuensi (1:1) dengan persamaan sebagai berikut:
𝐵
𝜙 = 180° − arcsin ( )
𝐴
Berdasarkan data didapat bahwa nilai A = 1,05 dan B=0,96, sehinga dimasukkan
ke dalam persamaan sebagai berikut:
𝐵
𝜙 = 180° − arcsin ( )
𝐴
0,96
𝜙 = 180° − arcsin ( )
1,05
𝜙 = 113,89°

Sehingga dari perhitungan didapat beda fasa sebesar 113,89°

5.4. PERCOBAAN 04: MELAKUKAN OPERASI MATEMATIKA PADA OSILOSKOP


DAN SIMULASI SUPERPOSISI GELOMBANG
Berdasarkan program didapat 2 gambar untuk menggambarkan operasi A+B dan
A-B dengan beda frekuensi 0 Hz yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.5 Operasi A+B dengan Beda Gambar 5.6 Operasi A+-B dengan
Frekuensi 0 Hz Beda Frekuensi 0 Hz

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 12


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

6. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


6.1 Bandingkan hasil pengukuran 𝑽𝒓𝒎𝒔 pada multimeter dengan osiloskop.
Mengapa ada perbedaan hasil pengukuran multimeter dengan osiloskop?
Jelaskan! (POIN 3)

Pada pengukuran dengan menggunakan multimeter dan osiloskop, nilai 𝑉𝑟𝑚𝑠


menunjukan hasil yang berbeda (POIN 1). Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
pengukuran antara multimeter dan osilokop. Pada multimeter, pengukuran bisa
dilakukan secara langsung dengan menempelkan probe pada benda yang ingin
diukur, selain itu kita bisa langsung melihat hasil pengukurannya pada display
multimeter. Sedangkan, untuk osiloskop diperlukan kalibrasi terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang presisi, selain itu hasil yang ditampilkan pada
osiloskop berbentuk gelombang yang perlu dibaca terlebih dahulu (POIN 2).

6.2 Dari pengukuran sumber tegangan DC dengan sumber tegangan AC


dengan menggunakan osiloskop didapatkan dua karakteristik sinyal yang
berbeda. Jelaskan perbedaan karakteristik sinyal yang dihasilkan oleh
sumber tegangan AC dan DC! (POIN 2)

Pengukuran sumber tegangan DC dan AC dengan menggunakan osiloskop memiliki


perbedaan di bentuk sinyalnya. Pengukuran sumber tegangan DC akan membentuk
gelombang yang tetap dan cenderung membentuk garis lurus, sedangkan untuk
pengukuran sumber tegangan AC akan membentuk gelombang yang naik turun
(POIN 1). Perbedaan ini dikarenakan pada tegangan AC terdapat frekuensi yang
mempengaruhi pola gelombang, sedangkan pada tegangan DC memiliki polaritas
tetap pada kutub positif maupun negatifnya atau dengan kata lain memilki nilai arus
listrik yang konstan (POIN 1).

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 13


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

6.3 Jelaskan bagaimana pola Lissajous dapat terbentuk! Apa pengaruh


perbandingan frekuensi yang diberikan terhadap Lissajous yang
dihasilkan? Jelaskan! (POIN 5)

Pola Lissajous dibuat dengan menggunakan diagram parametrik antara dua


tegangan AC yang dibelokkan pada bidang-X dan bidang-Y. Pola Lissajous
merupakan sebuah penampakan pada layar osiloskop yang mencitrakan perbedaan
atau perbandingan beda fase, frekuensi dan amplitudo dari dua gelombang pada
probe osiloskop (POIN 1). Bentuk pola Lissajous muncul karena dibentuk dari dua
gelombang yang saling tegang lurus dan mempunyai perbandingan frekuensi yang
berbeda, hal ini yang menyebabkan perbandingan frekuensi memberikan pengaruh
besar pada pola Lissajous yang dihasilkan (POIN 2). Perbandingan frekuensi akan
berpengaruh kepada jumlah lingkaran yang terbentuk, jika perbandingan yang
digunakan 1:1 maka akan terbentuk 1 lingkaran, jika perbandingan yang digunakan
2:1 akan terbentuk 2 lingkaran yang saling berhimpitan, dan begitu seterusnya
(POIN 2).

6.4 Dengan menggunakan fungsi operasi matematika + dan – pada osiloskop


didapatkan hasil sinyal yang baru. Jelaskan arti fisis sinyal tersebut!
Apakah sudah sesuai dengan konsep superposisi pada gelombang?
Jelaskan! (POIN 5)
Hasil operasi matematika (A+B) menunjukan superposisi konstruktif sedangankan
operasi matematika (A-B) menunjukan superposisi destruktif (POIN 3). Berdasarkan
konsep superposisi, kedua hasil menujukan hasil yang sesuai. Hal ini didasarkan
pada konsep superposisi konstruktif yang menyebabkan fase dari gelombang yang
bertemu saling menguatkan. Sedangkan untuk superposisi destruktif menyebabkan
fase dari gelombang yang bertemu saling melemahkan (POIN 2).

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 14


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

7. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan modul ini adalah sebagai berikut:

1. Nilai tegangan dan bentuk tegangan pada listrik arus searah (DC) dan arus bolak-
balik (AC) menggunakan multimeter dan osiloskop dapat dilihat pada tabel 5.1,
5.2, dan 5.3
2. Pola Lissajous dari dua buah sumber tegangan dengan variasi frekuensi (1:1),
(2:1), (3:1), (3:2) dapat dilihat pada gambar 5.1, 5.2, 5.3, 5.4. Nilai beda fasa
dari pola Lissajous pada variasi frekuensi (1:1) sebesar 113,89°
3. Hasil operasi matematika (A+B) dan (A-B) pada osiloskop dan simulasi
superposisi gelombang dengan beda frekuensi 0 Hz dapat dilihat pada gambar
5.5 dan 5.6

8. KENDALA DAN SOLUSI


Kendala dan solusi yang dapat ditemukan selama percobaan modul ini dapat
dilihat pada Tabel 8.1. sebagai berikut:

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 15


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

Tabel 8.1. Kendala dan solusi yang ditemukan selama percobaan


No. Kendala Solusi
1 Nilai tegangan tidak muncul pada Memastikan bahwa kabel BNC-BNC
layar osiloskop maupun
tersambung dengan baik
multimeter

2 Pola Lissajous untuk variasi (1:1) Nilai frekuensi yang dimasukkan


cenderung berbentuk garis
diperbesar misal perbandingan 10
(tidak berbentuk bulat/lonjong)
kHz:10 kHz

9. SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan modul ini adalah sebagai berikut:

1. Sebelum praktikum dimulai, perlu unutk mengecek semua kabel dan


penghubung yang akan dipakai

10. REFERENSI
1. Resnick, Robert., Halliday, David, Krane, Kenneth S. (1992). Physics 4thEdition
Vol. 1. John Wiley & Sons, 209 – 210.

2. Czech, J. (1965). Osiloscope Measuring Technique: Principles and Applications of


Modern Cathode Ray Oscolloscopes. Springow, 313-314

11. LAMPIRAN

11.1 BOBOT NILAI LAPORAN


Tabel 11.1. Bobot nilai laporan
No. Komponen Nilai
1 Judul hingga Teori Dasar 5
2 Data dan Pengolahan 10

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 16


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

3 Analisis dan Pembahasan 15


4 Simpulan 5

Tabel 11.2. Bobot nilai data dan pengolahan


No. Aspek Penilaian Nilai
Tabel 5.1 1
Tabel 5.2 1
Tabel 5.3 1
Gambar 5.1-5.4 1
1 Kelengkapan Data
Gambar 5.5 1
Gambar 5.6 1
Persamaan Beda Fasa 1
Nilai Beda Fasa 1
Seluruh tabel dan gambar
1
Judul Tabel, Gambar, serta memiliki judul
2
satuan Seluruh tabel dan perhitungans
1
memiliki satuan
Total 10

11.2 PELAKSANAAN

Tabel 11.3. Alokasi waktu pelaksanaan praktikum


No. Kegiatan Waktu (menit)
1 Pengumpulan TP dan pengerjaan Tes Awal 15
2 Pengambilan dan pengolahan Data 60
3 Diskusi dan pemberian soal analisis 15
4 Mengerjakan dan mengumpulkan laporan 90

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 17


Assessment Modul 01
Pengukuran Bentuk Tegangan Listrik Dengan Osiloskop

11.3 RIWAYAT REVISI


Tabel 11.4. Riwayat Revisi
Tanggal Nama Bagian yang direvisi
5 Februari Muh. Umar Thoriq Data pengolahan dan analisis
2023 Nicolaus Endy Gemelli Putra Almaishya pembahasan
Muhammad Alfarizky Elbaary
Muhammad Zaki Arrazi
Najwa Naila Salsabila

Laboratorium Fisika Dasar ITB Semester 2 2022/2023 Halaman | 18

You might also like