You are on page 1of 57

PENGARUH SIKAP KEUANGAN, LITERASI KEUANGAN, PEER,

EFIKASI DIRI FINANSIAL, NORMA ORANG TUA TERHADAP


PERILAKU MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA
PERBANKAN SYARIAH STAMBUK 2017
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh

BAMBANG GUNAWAN

NIM. 0503206224

PROGRAM STUDI

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022 M/1443 H
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi :

PENGARUH FINANCIAL ATTITUDE, FINANCIAL LITERACY,


PEERS, FINANCIAL SELF EFFICACY, PARENTAL NORMS
TERHADAP FINANCIAL MANAGEMENT BEHAVIOR
PADA MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH
STAMBUK 2017 UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SUMATERA UTARA

Oleh :

BAMBANG GUNAWAN

NIM. 0503206224

Dapat disetujui sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Seminar Proposal
Pada Program Studi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Medan, Maret 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Marliyah, MA Nuri Aslami, M.Si


NIDN. 2026017602 NIDN. 2019029303
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL...........................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.........................................................1


B. Identifikasi Masalah................................................................7
C. Batasan Masalah.....................................................................7
D. Rumusan Masalah...................................................................8
E. Tujuan Penelitian....................................................................9
F. Manfaat Penelitian..................................................................9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Financial Management Behavior...........................................10


B. Financial Attitude...................................................................12
C. Financial Literacy..................................................................15
D. Peers.......................................................................................18
E. Financial Self Efficiacy...........................................................20
F. Parental Norms.......................................................................23
G. Penelitian Terdahulu...............................................................25
H. Kerangka Teoritis...................................................................28
I. Hipotesis Penelitian................................................................29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian.............................................................33
B. Populasi dan Sampel...............................................................33
C. Metode Pengumpulan Data.....................................................34
D. Defenisi Variabel Operasional................................................35
E. Metode Analisis Data.............................................................39

DAFTAR PUSTAKA

i
ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu.......................................................24

Tabel 3.1 Defenisi Operasional........................................................................33

Tabel 3.2 Kriteria Durbin Watson....................................................................36

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis.........................................................................29

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap manusia mempunyai keinginan untuk bahagia. Kebahagian ini
bermacam-macam, seperti keluarga yang harmonis, jenjang karir bagus, tingkat
pendidikan yang baik, serta persiapan pendidikan untuk buah hati. Dalam sudut
pandang ekonomi, kebahagiaan terjadi ketika manusia sudah terbebas dari
masalah keuangan. Ketika manusia hidup tidak lagi hanya untuk mencari uang
maka manusia tersebut sudah terbebas dari masalah keuangan. Manusia yang
bahagia dalam sudut pandang ekonomi tidak hanya terbebas dari masalah
keuangan, akan tetapi manusia tersebut juga mengendalikan keuangan. Teknologi
yang semakin canggih membuat akses jual beli yang semakin mudah. Mudahnya
transaksi jual beli membuat budaya konsumerisme yang semakin tinggi.
Masyarakat sendiri kurang memiliki budaya menabung uang hasil kerja mereka.
Berdasarkan data dari Mandiri Institute jumlah penduduk Indonesia yang
memiliki rekening di Lembaga keuangan formal sebesar 40,3% artinya 80,27 juta
orang sudah memiliki akun bank1.
Beberapa tahun belakangan ini, praktik manajemen keuangan pada anak
muda mendapatkan perhatian serius dari berbagai organisasi, seperti pemerintah,
lembaga keuangan, universitas dan lain sebagainya. Saat ini anak muda tumbuh
ditengah-tengah budaya hutang yang di fasilitasi dengan gaya hidup yang mahal
dan pembuatan serta penggunaan kartu kredit yang mudah 2. Anak muda sering
kali mulai memasuki dunia perkuliahan tanpa memiliki tanggung jawab terhadap
sumber dan pengelolaan keuangan mereka dengan cermat. Diketahui juga bahwa

1
CNN Indonesia, Baru 80,27 Juta Penduduk Indonesia yang Punya Rekening Bank,
diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211109171854-78-718794/baru-
8027-juta-penduduk-indonesia-yang-punya-rekening-bank, pada tanggal 2 Feberuari 2022,
pukul 12.54 WIB.
2
Borden, L. M., Lee, S. A., Serido, J., & Collins, D. “Changing college students'
financial knowledge, attitudes, behavior through seminar participation”. Journal of Family and
Economic Issues, 2008 h.25

1
2

generasi muda jarang memperaktikkan kemampuan keuangan dasar seperti


budgeting, perencanaan tabungan harian atau perencanaan untuk kebutuhan
jangka panjang dan lain sebagainya.
Global Youth Survey mengindikasikan, 43 persen generasi muda di
seluruh dunia melakukan pencarian online dalam mengambil keputusan untuk
membeli sebuah produk. Sementara, 40 persen dari mereka mengambil keputusan
berdasarkan masukan teman atau keluarga, dan 17 persen lainnya mengambil
keputusan berdasarkan iklan di media. Di negara Asia Tenggara seperti Indonesia,
sebagian besar pengeluaran generasi muda umumnya untuk transportasi,
makanan, pergaulan pakaian, dan rekening telepon.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan masyarakat Indonesia
semakin konsumtif dan mulai meninggalkan kebiasaan menabung. Hal ini
tercermin dari menurunnya Marginal Propensity to Save (MPS) dalam tiga tahun
terakhir dan naiknya Marginal Propensity to Consume (MPC). Berdasarkan dari
keterangan diatas tingkat konsumsi penduduk Indonesia semakin meningkat
dibandingkan dengan saving atau bisa disebut dengan menabung. Hal ini dapat
diartikan bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai bagaimana memaksimalkan uang untuk kegiatan yang lebih
produktif. Selain itu, kaum muda juga belum memahami berbagai produk dan
layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan formal dan
lebih tertarik pada tawaran-tawaran investasi lain yang berpotensi merugikan
mereka. Hal tersebut disebabkan karena ketidaksiapan kaum muda atau
masyarakat dalam praktik pengelolaan keuangan. Kurangnya pemahaman
keuangan sejak dini dapat menyebabkan buruknya perilaku pengelolaan
keuangan. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman pengelolaan keuangan yang
baik, agar dapat membuat penentuan keuangan mengenai pengeluaran keuangan
yang dilakukan. Pemilihan penentuan keuangan yang buruk akan berdampak
negatif dan akan berlanjut dalam jangka panjang, untuk itu perlu adanya perilaku
manajemen keuangan pribadi yang baik untuk pengelolaan keuangan yang
dimiliki.
3

Individu membutuhkan pengetahuan keuangan dasar serta skill untuk


mengelola sumber daya keuangan secara efektif dan mendorong individu untuk
memahami dan terlibat isu-isu nasional di bidang keuangan seperti biaya
perawatan kesehatan, pajak, investasi dan memiliki akses ke dalam sistem
keuangan. Hal ini dikarenakan di era digital, kemudahan dalam memenuhi
kebutuhan dapat diperoleh oleh siapapun dan dimanapun.
Pada saat ini kebanyakan mahasiswa lebih mengutamakan keinginanya
dari pada kebutuhannya, sehingga membuat mereka tidak memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan penting untuk jangka waktu pendek maupun panjang.
Seperti yang di lihat pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara salah satunya teman peneliti sendiri.
Sebahagian besar keuangan yang mereka miliki dihabiskan untuk konsumsi
makanan, fashion, perlengkapan kecantikan, serta paket internet (pulsa). Hal ini
dapat mendukung pernyataan OJK diatas yang menyatakan bahwa masyarakat
Indonesia semakin konsumtif dan mulai meninggalkan kebiasaan menabung.
Perilaku pengelolaan keuangan yang baik dan terencana merupakan
kenyataan yang harus diterapkan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk diantaranya adalah mahasiswa, karena mahasiswa merupakan salah
komponen dalam masyarakat yang memiliki populasi cukup besar. Keuangan
mahasiswa berasal dari pemberian orang tua, beasiswa, dan juga dari penghasilan
kerja paruh waktu untuk menambah uang saku mereka. Mahasiswa berada dalam
masa dimana mereka mulai mengelola keuangan secara intensif dan mandiri tanpa
pengawasan penuh dari orang tua selama masa perkuliahan. Penerapan perilaku
pengelolaan keuangan yang baik bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan,
karena adanya kesulitan yang sering dihadapi oleh mahasiswa, yaitu kebiasaan
mahasiswa dalam mengonsumsi barang-barang yang tidak dibutuhkan masih
menjadi hal yang paling sering terjadi. Mahasiswa cenderung lebih menyukai
untuk mengonsumsi secara berlebihan tanpa mempertimbangkan orientasi masa
depan dan tanpa memperhatikan skala prioritas. Hal ini didukung dengan
4

pendapat dari Susilowati3 yang menyatakan perilaku mahasiswa saat ini


cenderung lebih pada kegiatan menghabiskan uang daripada melakukan
pengelolaan keuangan dengan baik seperti menabung atau merencanakan investasi
untuk masa depan.
Disinilah peran orang tua untuk membantu anak memberikan informasi
dan pengetahuan dalam memahami cara mengelola dan mengambil keputusan
yang tepat menyangkut keuangan. Pendidikan orang tua merupakan jenjang
pendidikan formal yang ditempuh oleh orang tua. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka semakin mudah orang tersebut menerima informasi
sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang didapatnya. Seseorang yang
berpendidikan tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan
dengan orang yang berpendidikan menengah dan rendah. Oleh karena itu,
semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka akan semakin mampu
menciptakan anak yang memiliki pribadi yang terbina dan terdidik4.
Faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi financial management
behavior adalah financial literacy. Literasi keuangan erat kaitannya dengan
manajemen keuangan dimana semakin tinggi tingkat literasi keuangan seseorang
maka makin baik pula manajemen keuangan seseorang tersebut. Manajemen
keuangan merupakan salah satu bidang kajian ekonomi yang memiliki fenomena
yang sangat kompleks dalam memberikan respon sekaligus solusi terhadap
berbagai macam resiko dan ketidakpastian dalam investasi keuangan yang
dihadapi oleh setiap individu, organisasi bisnis dan perusahaan, serta pemerintah5
Literasi keuangan didefinisikan sebagai kecerdasan atau kemampuan
seseorang dalam mengelola keuangannya. Literasi keuangan merupakan suatu
keharusan bagi tiap individu agar terhindar dari masalah keuangan karena
individu seringkali dihadapkan pada trade off yaitu situasi dimana seseorang harus

3
Susilowati, N. dan L. L. “Peran Mediasi Attitude Toward Money Terhadap Financial
Literacy dan Financial Behavior Mahasiswa”. National Seminar on Accounting and Finance,
Universitas Negeri Semarang. 2016. h.20
4
Raniya Syavira, Nuri A, “Investor Behavior Analysis on the Use of Binomo Binary
Option Online Trading Application among Gen-Z Muslimsl”, (E-Jurnal Ekonomi Syariah Unair,
Vol. 9, No. 2, Maret 2022), h. 176.
5
Nanda Amirul R, Nuri Aslami, “Analisis Studi Kelayakan Investasi Waralaba”, (Journal
of Social Research, Vol. 1, No. 4, Maret 2022), h. 286.
5

mengorbankan salah satu kepentingan demi kepentingan lainnya. Masalah trade


off terjadi karena seseorang dibatasi oleh kemampuan finansialnya (pendapatan)
untuk memperoleh semua barang yang diinginkan. Literasi keuangan
mempengaruhi hampir semua aspek yang berhubungan dengan perencanaan dan
pengeluaran uang seperti pendapatan, penggunaan kartu kredit, tabungan,
investasi, manajemen keuangan dan pembuatan keputusan keuangan.
Bukti empiris rendahnya literasi keuangan juga terjadi pada kalangan
mahasiswa seperti yang diungkapkan oleh Chen & Volpe 6 bahwa rendahnya
literasi keuangan mahasiswa terjadi karena kurangnya edukasi personal finance di
universitas. Selanjutnya hasil penelitian dari Thomas et al 7 dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
memiliki tingkat literasi keuangan yang masih tergolong rendah meskipun telah
mempelajari hal hal yang berkaitan dengan keuangan. Berdasarkan hasil dari
penelitian tersebut, masih perlu ditingkatkannya literasi keuangan. Literasi
keuangan adalah kebutuhan yang penting untuk menghindari munculnya masalah
keuangan. Masalah keuangan yang dimaksud adalah masalah yang disebabkan
karena kesalahan dalam manajemen keuangan, serta rendahnya pemahaman
seseorang terkait dengan keuangan
Terdapat banyak penelitian terdahulu mengenai perilaku mengelola
keuangan dengan berbagai variabel yang mempengaruhinya. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Kholilah dan Iramani 8 “Studi Financial
Management Behavior Pada Masyarakat Surabaya” menyatakan bahwa Locus of
Control berpengaruh signifikan terhadap financial management behavior.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Mien and Thao 9 Penelitian ini
menunjukkan bahwa financial attitude dan financial knowledge berpengaruh
6
Chen, Haiyang and Volpe, R. P. “An Analysis of Personal Financial Literacy Among
College Students”. FINANCIAL SERVICES REVIEW, 7(2), 1998, h.125.
7
Thomas,P., Kemal Budi Mulyono, & K. S. “The Roles of Financial Knowledge,
Motivation and Self Efficacy on The Influence of Financial Education Toward Financial Literacy”.
Dinamika Pendidikan, 11(2), 2016, h. 152
8
Kholilah, N. A., & Iramani, R. “Studi Financial Management Behavior Pada
Masyarakat Surabaya”. Journal of Business and Banking. 2013. h.25
9
Mien, N. T., & Thao, T. P. “Factors Affecting Personal Financial Management
Behaviors : Evidence from Vietnam”. Proceedings of the Second Asia-Pacific Conference on
Global Business, Economics, Finance and Social Sciences ,2015, h.16
6

positif dan signifikan terhadap financial management behavior. Locus of control


eksternal memiliki efek negatif pada financial management behavior. Penelitian
ini juga menunjukkan bahwa financial attitude atau pengendalian diri, memiliki
pengaruh yang besar pada praktek dalam pengelolaan keuangan.
Penelitian terkait financial management behavior juga pernah dilakukan
oleh Lestari & Rusdarti10 menunjukkan hasil bahwa alokasi pengeluaran
mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang dalam satu bulan
untuk kebutuhan yang sifatnya untuk kesenangan lebih tinggi dibandingkan
dengan pengeluaran mahasiswa untuk tabungan dan kebutuhan pendidikan,
prosentase untuk belanja, jalan-jalan sebesar 22,67%, kebutuhan pendidikan
sebesar 18,47%, sedangkan untuk kebutuhan primer sebesar 58,86%.
Berdasarkan theory of planned behavior menyebutkan parental norms
sebagai variabel yang memoderasi financial attitude, financial literacy, peers, dan
financial self efficacy sebagai salah satu komponen subjective norm. Dasar lain
pengambilan variabel ini juga mengacu pada pernyataan yang dijelaskan oleh
Bamforth & Geursen11 yaitu keluarga merupakan faktor eksternal yang paling
dominan, dimana keluarga khususnya orang tua mempunyai peran penting dalam
membimbing anak mengelola keuangannya. Sehingga variabel parental norms
dianggap layak untuk dijadikan sebagai variabel moderasi. Peneliti berasumsi
bahwa parental norms mampu memperkuat financial attitude, financial literacy,
peers, dan financial self efficacy terhadap financial management behavior ketika
seseorang melakukan pengelolaan keuangan sesuai dengan norma-norma orang
tua (parental norms) yang telah diberikan. Hal tersebut dikarenakan parental
norms memiliki seperangkat aturan-aturan yang menekankan pada sikap
mengelola keuangan, pemahaman pengelolaan keuangan serta keyakinan dalam
mengelola keuangan. Sehingga, parental norms memiliki peranan yang sangat
penting untuk menunjang perilaku keuangan anak agar lebih baik.

10
Lestari, Fitri Ani, & R. “Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Pengendalian Terhadap
Perilaku Keuangan dengan Literasi Keuangan Sebagai Variabel Intervening”. Economic
Education Analysis Journal, 3(1), 2017, h. 9.
11
Bamforth, J., & Geursen, G. M. “Categorising the money management behaviour of
young consumers”.2014, h.90
7

Peranan orang tua untuk meningkatkan sikap, ketrampilan, serta


pemahaman keuangan anak sehingga mampu mengelola uang secara benar
merupakan langkah yang tepat, karena orang tua yang terdidik dalam keuangan
lebih mampu memberikan norma-norma keuangan secara baik sehingga anak akan
memutuskan kesalahan terkait bias pengelolaan keuangan dan akan lebih bijak
dalam memutuskan sesuatu dengan mempertimbangkan pengetahuan serta
pemahaman yang telah diperoleh dari orang tuanya. Hal ini juga didukung dengan
penelitian yang pernah dilakukan oleh Sundarasen et al 12 yang menyatakan bahwa
parental norms memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap financial
management behavior. Berdasarkan latar belakang di atas, dukungan teori,
fenomena gap, dan research gap yang telah dikemukakan, maka peneliti
merumuskan judul penelitian “Pengaruh Financial Attitude, Financial
Literacy, Peers, Financial Self Efficacy Terhadap Financial Management
Behavior Dengan Parental Norms Sebagai Variabel Moderasi Pada
Mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, oleh sebab itu
identifikasi Masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisni Islam, jurusan perbankan syariah,
Universitas Negeri Sumatera Utara saat ini cenderung lebih pada kegiatan
menghabiskan uang daripada melakukan pengelolaan keuangan dengan
baik seperti menabung atau merencanakan investasi untuk masa depan.
2. Perilaku pengelolaan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
faktor financial literacy, financial socialization agent, dan parental norm
3. Rendahnya literasi keuangan di kalangan mahasiswa
4. Peranan orang tua terhadap kemampuan anak dalam mengelola keuangan

12
Sundarasen, S. D. D., Rahman, M. S., Othman, N. S., & Danaraj, J. “Impact of
financial literacy, financial socialization agents, and parental norms on money management”.
Advanced Science Letters, 22(12), 2016, h. 4315.
8

5. Era digital yang menuntut untuk semua kalangan memahami pentingnya


literasi keuangan dan cara manajemen keuangan.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan dengan identifikasi masalah yang dikemukakan maka
penelitian ini akan dibatasi agar lebih terfokus dalam pembahasan factor yang
mempengaruhi financial management dalam melakukan pengelolaan keuangan
dikalangan mahasiswa Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang sudah dijelaskan, maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh financial attitude terhadap financial
management behavior pada mahasiswa perbankan syariah?
2. Apakah terdapat pengaruh financial literacy terhadap financial
management behavior pada mahasiswa perbankan syariah?
3. Apakah peers berpengaruh terhadap financial management behavior
pada mahasiswa perbankan syariah?
4. Apakah financial self efficacy berpengaruh terhadap financial
management behavior pada mahasiswa perbankan syariah?
5. Apakah parental norms berpengaruh terhadap financial management
behavior pada mahasiswa perbankan syariah?
6. Apakah parental norms mampu memperkuat pengaruh financial literacy
terhadap financial management behavior pada mahasiswa perbankan
syariah?
7. Apakah parental norms mampu memperkuat pengaruh peers terhadap financial
management behavior pada mahasiswa perbankan syariah?
9

8. Apakah parental norms mampu memperkuat pengaruh financial self efficacy


terhadap financial management behavior pada mahasiswa perbankan
syariah?

E. Tujuan Penelitian
Berikut ini adalah tujuan penelitian berdasarkan uraian rumusan masalah
yang telah dikemukakan :
1. Untuk mengetahui pengaruh financial attitude terhadap financial
management behavior pada mahasiswa perbankan syariah
2. Untuk mengetahui pengaruh financial literacy terhadap financial
management behavior pada mahasiswa perbankan syariah?
3. Untuk mengetahui pengaruh Peers terhadap financial management
behavior pada mahasiswa perbankan syariah?
4. Untuk mengetahui pengaruh financial self efficacy terhadap financial
management behavior pada mahasiswa perbankan syariah?
5. Untuk mengetahui pengaruh parental norms terhadap financial
management behavior pada mahasiswa perbankan syariah?
6. Untuk mengetahui parental norms mampu memperkuat pengaruh financial
literacy terhadap financial management behavior pada mahasiswa perbankan
syariah
7. Untuk mengetahui parental norms mampu memperkuat pengaruh peers
terhadap financial management behavior pada mahasiswa perbankan syariah
8. Untuk mengetahui parental norms mampu memperkuat pengaruh financial
self efficacy terhadap financial management behavior pada mahasiswa
perbankan syariah
F. Manfaat Penelitian
Temuan penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan
pemahaman situasi yang lebih lengkap mengenai Pengaruh Financial Attitude,
Financial Literacy, Peers, Financial Self Efficacy Terhadap Financial
Management Behavior Dengan Parental Norms Sebagai Variabel Moderasi Pada
10

Mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera


Utara dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi pihak Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai tambahan literatur atau
referensi dan pengetahuan khususnya bagi mahasiswa program studi
perbankan syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara
2. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam
menerapkan kebijakan-kebijakan yang mampu mengedukasi masyarakat
tentang pentingnya mengelola keuangan secara bijak dan baik
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat membawa wawasan dibidang literasi
keuangan khususnya mahasiswa dalam hal ini yang berkaitan dengan
manajemen keuangan dan dapat menjadi salah satu bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan literasi keuangan dan
management behavior.
4. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong dan memotivasi
masyarakat supaya memiliki perilaku keuangan yang baik dengan
memiliki sikap keuangan yang baik, meningkatkan literasi keuangan agar
mampu mengelola keuangan secara mandiri dan bijak
11
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Financial Management Behavior


Financial management behavior berhubungan dengan tanggung jawab
keuangan seseorang mengenai cara pengelolaan keuangan mereka. Tanggung
jawab keuangan adalah proses pengelolaan uang dan aset lainnya dengan cara
yang dianggap produktif. Tugas utama pengelolaan uang adalah proses
penganggaran. Anggaran bertujuan untuk memastikan bahwa individu mampu
mengelola kewajiban keuangan secara tepat waktu dengan menggunakan
penghasilan yang diterima dalam keuangan yang sama.
Financial management behavior adalah kemampuan seseorang dalam
mengatur yaitu perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan,
pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana keuangan sehari-hari. Munculnya
financial management behavior, merupakan dampak dari besarnya hasrat
seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan tingkat pendapatan
yang diperoleh.
Theory of reasoned and action kemudian diperluas menjadi Theory of
Planned Behavior atau Teori Perilaku Terencana dengan menambahkan
determinan perilaku yang berupa perceived behavioral control. PBC merupakan
persepsi terhadap tingkat kesulitan sebuah perilaku untuk dapat dilaksanakan.
Menurut Dew dan Xiao13 Financial management behavior seseorang
dapat dilihat dari empat hal yaitu:
1. Composition
Konsumsi, adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas berbagai
barang dan jasa. Financial management behavior seseorang dapat
dilihat dari bagaimana ia melakukan kegiatan konsumsinya seperti
apa yang di beli seseorang dan mengapa ia membelinya.

13
Dew, J., & Xiao, J. J. “The financial management behavior scale: Development and
validation”. Journal of Financial Counseling and Planning , 2011, h. 43

12
13

2. Cash-Flow Management
Arus kas adalah indikator utama dari kesehatan keuangan yaitu
ukuran kemampuan seseorang untuk membayar segala biaya yang
dimilikinya, manajemen arus kas yang baik adalah tindakan
penyeimbangan, masukan uang tunai dan pengeluaran. Cash flow
management dapat diukur dari apakah seseorang membayar tagihan
tepat waktu, memperhatikan catatan atau bukti pembayaran dan
membuat anggaran keuangan dan perencanaan masa depan
3. Saving dan Investment
Tabungan dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan yang
tidak dikonsumsi dalam periode tertentu. Karena seseorang tidak
tahu apa yang akan terjadi di masa depan, uang harus disimpan
untuk membayar kejadian tak terduga. Investasi, yakni
mengalokasikan atau menanamkan sumber daya saat ini dengan
tujuan mendapatkan manfaat di masa mendatang.
4. Credit Management
Komponen terakhir dari financial management behavior adalah
credit management atau manajemen utang. Manajemen utang
adalah kemampuan seseorang dalam memanfaatkan utang agar
tidak membuat anda mengalami kebangkrutan, atau dengan kata
lain yaitu pemanfaatan utang untuk meningkatkan kesejahteraannya

B. Financial Attitude
Sikap keuangan (Financial attitude) adalah aplikasi dari prinsip-prinsip
keuangan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan
keputusan yang tepat dan pengelolaan sumber daya. Sikap keuangan merupakan
keadaan pikiran, pendapat serta penilaian tentang keuangan. Menurut Robbins dan
Judge14, sikap ialah pernyataan evaluatif baik yang menyenangkan maupun yang

14
Robbins, S. P., & Judge, T. A. Perilaku Organisasi. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
h.25
14

tidak menyenangkan terhadap objek, individu dan peristiwa. Sikap memiliki 3


(tiga) komponen utama yang terdiri dari :
1. Kognitif
Kognitif merupakan suatu opini atau keyakinan dari sikap yang
menentukan tingkatan untuk sesuatu atau bagian yang lebih penting dari
sikap.
2. Afektif
Afektif (perasaan) adalah emosional yang berada dalam diri setiap
individu. Perasaan juga diartikan sebagai pernyataan dari sikap yang
diambil dan ikut menentukan perilaku yang akan dilakukan oleh setiap
individu.
3. Perilaku
Perilaku atau tindakan adalah cerminan dari bagaimana individu
berperilaku dalam cara tertentu terhadap sesuatu atau seseorang. Setiap
individu yang selalu menerapkan financial attitude di dalam
kehidupannya akan mempermudah individu tersebut dalam menentukan
sikap dan berperilaku dalam hal keuangan, seperti mengelola keuangan,
menyusun anggaran pribadi dan membuat keputusan berinvestasi yang
tepat.

Sikap keuangan dapat dianggap sebagai kecenderungan


psikologis diungkapkan ketika mengevaluasi direkomendasikan praktek
manajemen keuangan dengan beberapa derajat persetujuan atau
ketidaksetujuan Sejumlah penelitian telah menyimpulkan bahwa sikap
mengelola keuangan memainkan peran penting dalam menentukan
perilaku keuangan seseorang. Sikap mengelola keuangan membentuk cara
orang menyimpan, menimbun, dan menghabiskan uang. Suatu hubungan
antara financial attitude dan tingkat masalah keuangan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa sikap keuangan seseorang juga berpengaruh
terhadap cara seseorang mengatur perilaku keuangannya. Sejumlah
15

financial attitude juga terkait dengan kesulitan keuangan yang seringkali


dihadapi oleh anak muda.

Financial attitude dapat dicerminkan oleh enam konsep berikut


yaitu:
1. Obsession
Merujuk pada pola pikir seseorang tentang uang dan persepsinya
tentang masa depan untuk mengelola uang dengan baik.
2. Power
Merujuk pada seseorang yang menggunakan uang sebagai alat untuk
mengendalikan orang lain dan menurutnya uang dapat menyelesaikan
masalah.
3. Effort
Merujuk pada seseorang yang merasa pantas memiliki uang dari apa
yang sudah dikerjakannya.
4. Inadequacy
Merujuk pada seseorang yang selalu merasa tidak cukup memiliki
uang.
5. Retention
Merujuk pada seseorang yang memiliki kecenderungan tidak ingin
menghabiskan uang.
6. Security
Merujuk pada pandangan seseorang yang sangat kuno tentang uang
seperti anggapan bahwa uang lebih baik hanya disimpan sendiri tanpa
ditabung di bank atau untuk investasi.
Attitude adalah kecenderungan untuk merespon dengan suka
(favorably) atau dengan tidak suka (unfavorably) terhadap objek, orang,
institusi, atau kejadian. Menurut Ajzen, walaupun ada banyak definisi dari
attitude, kebanyakan psikolog sosial setuju tentang karakter utama dari
attitude adalah adanya sifat evaluatifnya (pro atau kontra, suka atau tidak
16

suka) terhadap objek attitude. Teknik pengukuran attitude juga


ditunjukkan dengan cara memberikan skor evaluatif atas kesukaan atau
ketidaksukaan individu terhadap objek attitude.

Ada 4 (empat) alasan yang membuat orang memiliki sikap yaitu:


1. Sikap membantu mengorganisir dan merangkum (simplify)
lingkungan manusia yang rumit, sehingga manusia dapat memahami
lingkungan mereka dengan lebih baik.
2. Sikap dapat membantu orang melindungi harga dirinya (self-esteem)
ketika ada pernyataan atau pendapat yang mereka tidak sukai, karena
sikap cenderung mengarahkan manusia untuk berkumpul dan saling
mendukung dengan mereka yang memiliki cara pandang yang sama
dengan diri mereka.
3. Sikap membuat lingkungan lebih mudah diprediksi sebagaimana
sikap dapat memancing reaksi ulangan atau repetitif berdasarkan
pengalaman sebelumnya terhadap objek sikap. Dengan kata lain,
sikap dapat membuat orang lebih mudah bereaksi terhadap
lingkungan tanpa harus berpikir dalam setiap kali bereaksi.
4. Sikap membantu manusia mengekspresikan kepribadian maupun
nilai-nilai fundamental yang dipegang oleh setiap manusia tersebut.

C. Financial Literacy
Pengetahuan mengenai keuangan semakin berkembang dan mulai
diperkenalkan diberbagai jenjang pendidikan. Praktek pendidikan keuangan juga
sangat dekat dan melekat dengan kehidupan sehari-hari seperti bagaimana
mempergunakan pendapatan yang diperoleh dan mengelola pendapatan tersebut
untuk investasi ataupun untuk kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pendidikan
keuangan baik jika diajarkan diusia dini agar kelak ketika beranjak dewasa,
seseorang itu dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dengan baik. Sehingga
17

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan keuangan dapat digunakan dalam berbagai


aspek kehidupan manusia, baik untuk sehari-hari maupun untuk jangka waktu
yang panjang. Pengetahuan keuangan mempunyai hubungan yang erat dengan
financial literacy atau edukasi keuangan. Pengetahuan keuangan dapat tersalurkan
dan dapat dipahami dengan baik melalui edukasi keuangan atau financial literacy.
Financial literacy is a “meaning – making process“ in which individuals use a
combination of skills, resources, and contextual knowledge to process information
and make decisions with knowledge of the financials consequences of that
decision. Dari pengertian yang disampaikan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa financial literacy adalah pengambilan keputusan individu yang
menggunakan kombinasi dari beberapa keterampilan, sumber daya, dan
pengetahuan kontekstual untuk mengolah informasi dan membuat keputusan
berdasarkan dengan resiko financial dari keputusan tersebut. Dalam financial
literacy terdapat beberapa aspek keuangan yaitu :
1. Basic Personal Finance
Dalam Basic Personal Finance mencakup berbagai pemahaman dasar
seseorang dalam suatu sistem keuangan seperti perhitungan bunga
sederhana, bunga majemuk, inflasi, opportunity cost, nilai waktu,
likuiditas aset, dan lain-lain
2. Money Management
Money management mempelajari bagaimana seorang individu mengelola
uang pribadi mereka. Semakin banyak pemahaman mengenai financial
literacy maka semakin baik pula individu tersebut mengelola uang
pribadi mereka.
3. Credit Debt and Management
Manajemen Perkreditan adalah suatu rangkaian kegiatan dan komponen
yang saling berhubungan satu dengan yang lain secara sistematis dalam
proses pengumpulan dan penyajian informasi perkreditan suatu bank.
Manajemen hutang atau debt management merupakan proses
pembayaran hutang dengan melibatkan pihak ketiga untuk membantu
peminjam hutang. Untuk lebih memudahkan mengatur hutang lebih baik
18

jika dibuat debt management plan. Debt management plan berupa


langkah-langkah atau proses dimana pihak ketiga membantu pengelolaan
hutang dari seseorang.
Langkah-langkah debt management plan terdiri dari :
1) Membuat daftar kreditur dimana seseorang melakukan peminjaman
beserta jumlah pinjaman yang dilakukan pada masing-masing
kreditur.
2) Menggabungkan data-data jumlah utang, jumlah pemasukan, dan
pengeluaran si peminjam.
3) Pihak ketiga membantu perencanaan hutang dan membantu
peminjam untuk menentukan jumlah maksimal dari uang yang
tersedia untuk pembayaran hutang
4) Saving and investment, tabungan (saving) merupakan bagian dari
pendapatan masyarakat yang tidak dipergunakan untuk kegiatan
konsumsi, sedangkan bagian dari tabungan yang dipergunakan untuk
kegiatan ekonomi (menghasilkan barang dan jasa) yang
menguntungkan disebut dengan investasi (investment). Beberapa
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa semakin banyak seseorang
tersebut mengetahui dan memahami pengetahuan keuangan
(financial knowledge) maka seseorang itu akan melakukan investasi
dan menabung uang pribadi mereka dengan baik.
5) Risk Management, risiko adalah sesuatu yang muncul akibat adanya
suatu ketidakpastian. Berikut merupakan beberapa pengertian dari
risiko:
a. Menurut Miller15 risiko diartikan sebagai ketidakpastian atau
kemungkinan adanya kerugian financial.
b. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi
selama periode tertentu.

15
Nababan, D., & Sadalia, I. “Analisis Personal Financial Literacy dan Financial
Behavior Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”. Media Informasi
Manajemen, 2013, h 13.
19

c. Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin


melahirkan peristiwa kerugian (loss)
d. Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa

D. Peers
Pengertian kelompok sebaya atau teman sebaya adalah kelompok yang
terdiri dari atas sejumlah individu yang mempunyai persamaan-persamaan
diberbagai aspek. Persamaan yang terpenting terutama terdiri atas persamaan usia
dan status sosialnya. Sejumlah unsur pokok dalam pengertian kelompok sebaya
sebagai berikut :
1. Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antar
anggotanya intim.
2. Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang mempunyai
persamaan usia dan status atau posisi sosial.
3. Istilah kelompok sebaya dapat menunjukan kelompok anak–anak,
kelompok remaja, atau kelompok dewasa.
Kelompok sebaya (peer group), individu merasakan adanya
kesamaan satu dengan yang lainnya, seperti di bidang usia, kebutuhan, dan
tujuan yang dapat memperkuat kelompok. Kelompok sebaya juga tidak
mementingkan adanya struktur organisasi, namun di antara anggota
kelompok merasakan adanya tanggungjawab atas keberhasilan dan
kegagalan kelompoknya. Peranan kelompok sebaya pada masa remaja dan
awal kedewasaan seseorang menjadi semakin dominan dibandingkan masa
sebelumnya. Seringkali kelompok sebaya atau teman sebaya ini
menentang nilai–nilai dan norma–norma yang berlaku dalam masyarakat.
Fungsi kelompok sebaya adalah sebagai berikut:
1. Mengajarkan kebudayaan
2. Mengajarkan mobilitas social
20

3. Membantu peranan sosial yang baru.


4. Kelompok sebaya sebagai sumber informasi bagi orang tua dan guru
bahkan masyarakat.
5. Dalam kelompok sebaya, individu dapat mencapai ketergantungan satu
sama lain.
6. Kelompok sebaya mengajar moral orang dewasa.
7. Dalam kelompok sebaya, seorang individu dapat mencapai kebebasan
sendiri.
8. Kelompok sebaya menjadikan anak–anak mempunyai organisasi sosial
yang baru.
Ketika usia remaja, individu lebih banyak menghabiskan waktunya
bersama teman sebayanya daripada bersama keluarganya. Hal ini memberikan
dampak bahwa kelompok sebaya atau teman sebaya memiliki pengaruh yang
sangat besar pada kehidupan setiap orang, seperti cara berperilaku dan cara
menanggapi setiap masalah yang ada. Namun, seringkali teman sebaya
memberikan dampak negatif jika individu tidak dapat mengontrol dan memilah
mana yang baik mana yang buruk. Teman sebaya lebih memberikan ruang untuk
individu untuk semakin kreatif melalui karya–karya yang diciptakannya.
Park Burges16 mengemukakan indikator kelompok teman sebaya yang di
dalam penelitian ini dijadikan salah satu variabel, antara lain:
1. Kerjasama
Kerjasama dalam hal ini adalah kerjasama antar individu yang akan
memunculkan berbagai ide atau jalan keluar dalam pemecahan
masalah.
2. Persaingan
Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau
kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil
secara kompetitif tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik.
3. Pertentangan
16
Yap, Richard Josua Christian, Farida Komalasari, I. H. “The Effect of Financial
Literacy and Attitude on Financial Management Behavior and Satisfaction”. International Journal
of Administrative Science & Organization, 2016 h. 23
21

Pertentangan disini adalah pertentangan yang terjadi antar teman


sebaya dalam membeli suatu produk dan tidak memanfaatkan uang
sakunya dengan baik.

4. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
unsur dari suatu kebudayaan asing.
5. Persesuaian
Persesuaian atau bisa disebut juga akomodasi adalah penyesuaian
tingkah laku manusia, yang dimaksud disini adalah individu dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.

Keterkaitannya dengan penelitian ini adalah setiap individu


masing-masing memiliki kepribadian yang beragam dapat bergabung
menjadi satu tanpa membedakan atau merendahkan antara satu dengan
lainnya sehingga mencapai tujuan yang sama.

E. Financial Self Efficiecy


Albert Bandura17 merupakan seseorang yang pertama kali
memperkenalkan Self efficacy atau efikasi diri, Albert Bandura menyatakan
bahwa self efficacy merupakan keyakinan individu terkait kemampuan mereka
dalam mengorganisasi serta melaksanakan suatu aksi atau tindakan untuk
menampilkan kecakapan tertentu. Manusia yang percaya dapat melakukan
sesuatu, memiliki potensi untuk mengubah kejadian-kejadian di lingkungannya.
Ormrod18 juga menjelaskan bahwa self efficacy adalah penilaian
seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu

17
Arifa, Janah Setiya Nur., & R. S. “Pengaruh Pendidikan Keuangan di Keluarga,
Pendapatan, dan Literasi Keuangan Terhadap Financial Management Behavior Melalui Financial
Self Efficacy Sebagai Variabel Mediasi”. Economic Education Analysis Journal, 2020. h.20
18
Rizkiawati, L. N., & Asandimitra, N. H. “Pengaruh Demografi, Financial Knowledge,
Financial Attitude, Locus of Control Dan Financial SelfEfficacy Terhadap Financial Management
Behavior Masyarakat Surabaya”. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 2018, h. 6.
22

untuk mencapai tujuan tertentu. Seseorang yang memiliki self efficacy yang tinggi
akan lebih memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam bertindak dibandingkan
dengan seseorang yang memiliki self efficacy yang rendah.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa self efficacy
merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap kemampuan yang
dimilikinya untuk melakukan sesuatu yang bertujuan untuk mencapai tujuan
tertentu. Self Efficacy dalam hal ini, jika dikaitkan dengan keuangan dapat
diartikan bahwa financial self efficacy merupakan sebuah keyakinan yang dimiliki
terhadap keterampilan yang dimilikinya untuk mengelola keuangan dengan baik.
Menurut Ormrod19 terdapat beberapa faktor yang mampu mempengaruhi
perkembangan self-efficacy antara lain:
1. Keberhasilan dan kegagalan pembelajaran sebelumnya
Ketika seseorang mengalami sebuah kegagalan dalam proses
mencapai kesuksesan, maka seseorang akan belajar bahwa seseorang
dapat meraih tujuan yang ingin dicapai apabila mereka memiliki
usaha yang lebih keras lagi. Seseorang juga dapat memahami bahwa
kegagalan dapat memberikan stimulus atau dorongan untuk
mengembangkan efikasi diri yang kuat.
2. Pesan dari orang lain
Efikasi diri seseorang bisa meningkat melalui stimulus yang
diberikan oleh orang lain kepada seseorang bahwa mereka dapat
mencapai tujuannya dengan baik di masa depan. Bukan hanya umpan
balik yang positif bahkan umpan balik negative juga dapat
meningkatkan performa apabila umpan balik itu mengkomunikasikan
keyakinan bahwa perbaikan itu sangat mungkin.
3. Keberhasilan dan kegagalan orang lain
Seseorang sering mempertimbangkan kesuksesan dan kegagalan
orang lain ketika menilai peluang sukses mereka sendiri. Optimisme
mengenai kemampuan seseorang dapat dibentuk melalui pengamatan
19
Richard Josua Christian. “The Effect of Financial Literacy and Attitude on Financial
Management Behavior and Satisfaction”. International Journal of Administrative Science &
Organization, 2016, h. 23.
23

kesuksesan dan kegagalan orang lain sehingga efikasi diri mereka


bisa meningkat.
4. Keberhasilan dan kegagalan dalam kelompok yang lebih besar
Efikasi diri yang lebih besar secara kolektif tergantung tidak hanya
pada persepsi seseorang dan orang lain, melainkan juga pada persepsi
mereka tentang bagaimana mereka dapat bekerjasama secara efektif
dan mengkoordinasikan peran dan tanggungjawab mereka.

Dimensi financial self efficacy yang berpengaruh terhadap


perilaku keuangan dapat dikaitkan dengan dimensi self efficacy pada
umumnya yaitu: level (magnitude), strength, dan generality. Ada 4 hal
yang mempengaruhi perkembangan self-efficacy yaitu sebagai berikut:

1. Pengalaman tentang penguasaan (mastery experiences) yaitu


performa yang dilakukan di masa lalu dan memberikan hasil berupa
informasi yang penting.
2. Permodelan sosial (social modelling) adalah pengalaman-
pengalaman tak terduga berasal dari orang lain. Efikasi diri
meningkat ketika seseorang mengamati pencapaian seseorang pun
begitu sebaliknya.
3. Persuasi sosial (social persuasion) merupakan penguatan diri yang
didapatkan dari orang lain. Efek yang ditimbulkan oleh persuasi
sosial ini sedikit terbatas, namun dalam kondisi yang tepat persuasi
orang lain dapat meningkatkan atau menurunkan efikasi diri.
4. Kondisi fisik dan emosi (physical and emotional states) yang dapat
menurunkan tingkat performa apalagi ketika mengalami ketakutan
dan kecemasan yang kuat dan tingkat stress yang tinggi dapat
menurunkan tingkat efikasi diri.

Sedangkan Menurut Lown20 indikator yang mempengaruhi


financial self-efficacy yaitu:

20
Lown, J.M. “Development and Validation of a Financial Self-Efficacy Scale”.
Association for Financial Counseling and Planning Education, (435), 2011, h.55
24

1. kemampuan dalam perencanan pengeluaran keuangan


2. kemampuan dalam mencapai tujuan keuangan
3. kemampuan pengambilan keputusan saat muncul kejadian tak terduga
4. kemampuan dalam menghadapi tantangan keuangan 5. keyakinan
dalam pengelolaan keuangan
5. keyakinan terhadap kondisi keuangan di masa yang akan datang.

Berdasarkan indikator yang telah dijabarkan diatas, penelitian ini


akan menggunakan indikator dari Lown21 yang meliputi: kemampuan
dalam perencanan pengeluaran keuangan, kemampuan dalam mencapai
tujuan keuangan, kemampuan pengambilan keputusan saat muncul
kejadian tak terduga, kemampuan dalam menghadapi tantangan keuangan,
keyakinan dalam pengelolaan keuangan, keyakinan terhadap kondisi
keuangan di masa yang akan dating.

F. Parental Norms
Orang tua merupakan salah satu teman sebaya pertama untuk anak-anak
hingga orang dewasa. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam
pembentukan kepribadian karena keluarga merupakan sosialisasi primer. Perilaku
keuangan orang tua mempengaruhi perilaku keuangan anak-anak mulai dari hal
disiplin keuangan, kebiasaan, hingga pandangannya terhadap penggunaan uang.
Standar perilaku orag tua adalah standar perilaku keuangan yang
diharapkan orang tua kepada anaknya sebagai pedoman dalam mengambil
keputusan keuangan. Sehingga pengaruh perilaku keuangan orang tua telah
didefinisikan sebagai kualitas keuangan yang dapat mempengaruhi perilaku
pengelolaan keuangan seseorang.
Menurut Mussen22 terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pola asuh orang tua, faktor tersebut adalah:
1. Lingkungan tempat tinggal
2. Sub kultur budaya
3. Status sosial ekonomi
21
Ibid,. h.57
22
Ibid, h. 63
25

Menurut Mayasari dan sijabat23 beberapa faktor yang mempengaruhi


dalam pola pengasuhan orang tua adalah :
1. Latar belakang pola pengasuhan orang tua
2. Tingkat pendidikan orang tua.
3. Status ekonomi serta pekerjaan orang tua.

Parental norms memiliki peranan yang cukup signifikan, karena


orang tua merupakan sosialisasi primer dimana anak dapat memperoleh
informasi sekaligus belajar terkait bagaimana pengelolaan keuangan yang
baik. Indikator pengaruh orang tua atau parental norms yang dapat
digunakan yaitu :

1. Kualifikasi orang tua


2. Profesi orang tua
3. Perilaku orang tua
4. Pengajaran mengenai keuangan oleh orang tua
5. Status orang tua sebagai model peran untuk anak

Sedangkan menurut Grohman menjabarkan bahwa indikator yang


mempengaruhi parental norms yaitu :

1. Tingkat pendidikan orang tua


2. Pengajaran orang tua
3. Perekonomian sekolah
4. Kualitas pendidikan dan belajar melalui pengalaman uang dimasa
kecil.
Berdasarkan indikator diatas, indikator yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah indikator yaitu: kualifikasi orang tua, profesi orang tua,
perilaku orang tua, pengajaran mengenai keuangan oleh orang tua, status orang
tua sebagai model peran untuk anak. Indikator ini, mampu memberikan gambaran
pengaruh orang tua secara lebih jelas dan detail karena menjabarkan apa saja

23
Mayasari, M., & Sijabat, Z. M. “Pengaruh Financial Self-Efficacy terhadap Perilaku
Manajemen Keuangan Individu”. Journal of Applied Managerial Accounting, 2016, h.23
26

dasar orang tua yang dapat digunakan dalam memberikan informasi keuangan
bagi anaknya.

G. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneiti-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian terdahulu penulis
menjadikannya sebagai acuan untuk melengkapi dan memperbanyak teori yang
dipakai. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini dibutuhkan kajian
terdahulu.
Kajian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Metode Hasil Penelitian Perbedaan


Penelitia Penelitian
n
1 Herdjiono dan Asosiatif 1. Sikap Variabel
Damanik kausal keuangan penelitian yaitu
(2016)24 (Financial financial
“Pengaruh Attitude) parental
financial berpengaruh
attitude, terhadap
financial financial
knowledge, management
24
Herdjiono, I., & Damanik, L. A. “Pengaruh Financial Attitude, Financial Knowledge,
Parental Income Terhadap Financial Management Behavior” . Jurnal Manajemen Teori dan
Terapan 2016, h. 231.
27

parental behavior.
income 2. Pengetahuan
terhadap Keuangan
financial (Financial
management Knowledge)
behaviour” 3. tidak
berpengaruh
terhadap
financial
management
behavior.
4. Parental
income tidak
berpengaruh
terhadap
financial
management
behavior
mahasiswa
2 Qamar, Asosiatif Ada pengaruh Variabel
Khemta, dan kausal yangsignifikan penelitian yang
Jamil (2016)25 antara Financial dibahas
“Bagaimana knowledge
knowledge dan memoderasi
financial self money attitude
efficacy pada hubungan
memoderasi Personal
hubungan financial
25
Qamar, M. A., Khemta, M. A., & Jamil, H. “How Knowledge and Financial Self-
Efficacy Moderate the Relationship between Money Attitudes and Personal Financial Management
Behavior”. European Online Journal of Naturan and Social Sciences, 2016, h.300
28

antara money management


attitudes dan behavior
personal
financial
behavior"
3 Sheela Devi D. Kualitatif Literasi Variabel
Sundarasen, et keuangan, agen penelitian yang
al. (2016)26 sosialisasi dibahas.
“Impact of keuangan, dan
Financial norma orangtua
Literacy, secara simultan
Socialization berpengaruh
Agents, and signifikan
Financial terhadap
Parental pengelolaan
Norms on keuangan pada
Money orang muda dan
Management” dewasa.
4 Rachmiyantono Kualitatif Hasil penelitian Perbedaan
W.H (2019)27. ini menemukan penelitian ini
“Financial bukti bahwa yaitu variabel
Knowledge Dan variabel financial lokasi
Locus Of knowledge dan penelitian dan
Control Dalam locus of control metode
Financial secara parsial penelitian
Management berpengaruh
(Studi Empiris positif signifikan

26
. Sundarasen, S. D. D., Rahman, M. S., Othman, N. S., & Danaraj, J.” Impact of
financial literacy, financial socialization agents, and parental norms on money
management”. Advanced Science Letters, 22(12), 2016, h. 4313
27
Maulita, & Mersa, N. A. “Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Pengelolaan
Keuangan Pribadi Pada Mahasiswa di Politeknik Negeri Samarinda”. Seminar Nasional Inovasi
Teknologi Terapan, 2017, h.142
29

Keluarga Di terhadap
Kecamatan Financial
Demak Management
Kabupaten Behavior di
Demak Kecamatan
Propinsi Jawa Demak
Tengah)” Kabupaten
Demak
5 Nguyen Thi Kualitatif Sikap keuangan Perbedaan
Ngoc Mien, dan Pengetahuan penelitian ini
Tran Phuong keuangan secara terdapat pada
Thao (2015) 28
positif studi kasus
“Factors berhubungan penelitian dan
Affecting langsung dengan variabel
Personal perilaku penelitian
Financial manajemen
Management keuangan.
Behaviors:
Evidence from
Vietnam”

H. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis memuat pokok-pokok pemikiran yang akan
menggambarkan dari sudut mana suatu masalah akan disoroti peneliti yang
dihasilkan dari penelitian-penelitian teori relevan yang digunakan dalam
penelitian yaitu29

28
Mien Nguyen Thi Ngoc, T. T. P. “Factors affecting Personal Financial Management
Behaviors: Evidence from Vietnam”. Proceedings of the Second AsiaPacific Conference on
Global Business, Economics, Finance and Social Sciences, 2015, h.30
29
Nur Ahmadi Bi Rahmani, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Medan : FEBI UIN-SU
Press),h.23
30

Financial Attitude
H₁ (X1)

H₂ Financial Literacy
Financial Management
Behavior Y) (X2)

H₃ H₅
Peers

H₄ (X3)

H₇

Financial Self Efficiacy


H₈ H₆ (X4)

Parental Norm
(Z)

Gambar 2.1
Kerangka Teoritis

I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat.
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan mengenai hubungan antara
lima variabel dari penelitian ini. Adapun hipotesis yang diajukan penulis adalah
sebagai berikut30:

30
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta.2007)
h.40
31

1. Pengaruh Financial attitude terhadap financial management behavior


pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara?
H0₁ : Financial attitude tidak berpengaruh secara parsial terhadap
Financial Management Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah
Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Ha₁ : Financial attitude secara parsial berpengaruh terhadap Financial
Management Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk
2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
2. Pengaruh financial literacy terhadap Financial Management Behavior
pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara?
H0₂ : Financial Literacy tidak berpengaruh secara parsial Financial
Management Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk
2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Ha₂: Financial Literacy berpengaruh secara parsial terhadap financial
management behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
3. Pengaruh Peers terhadap Financial Management Behavior pada
mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara?
H0₃ : Peers tidak berpengaruh secara parsial terhadap Financial
Management Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk
2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Ha₃ : Peers berpengaruh secara parsial terhadap Financial Management
Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara
4. Pengaruh Financial Self Eficiacy terhadap Financial Management
Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara?
32

H0₄ : Financial Self Eficiac tidak berpengaruh terhadap Financial


Management Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk
2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Ha₄ : Financial Self Eficiac berpengaruh terhadap Financial
Management Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk
2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
5. Pengaruh Parental Norms terhadap Financial Management Behavior
pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara?
H0₅ : Parental Norms tidak berpengaruh terhadap Financial
Management Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk
2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Ha₅ : Parental Norms berpengaruh terhadap Financial Management
Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara
6. Apakah Parental norms mampu memperkuat pengaruh financial literacy
terhadap financial management behavior pada mahasiswa Perbankan
Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara ?
H0₆ : Parental norms tidak mampu memperkuat pengaruh financial
literacy terhadap financial management behavior pada mahasiswa
Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara
Ha₆ : Parental norms mampu memperkuat pengaruh financial literacy
terhadap financial management behavior pada mahasiswa Perbankan
Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
7. Apakah parental norms mampu memperkuat pengaruh peers terhadap
financial management behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah
Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara?
H0₇ : parental norms tidak mampu memperkuat pengaruh peers terhadap
financial management behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah
Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
33

Ha₇ : parental norms mampu memperkuat pengaruh peers terhadap


financial management behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah
Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
8. Apakah parental norms mampu memperkuat pengaruh financial self
efficacy terhadap financial management behavior pada mahasiswa
Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara?
H0₈ : parental norms tidak mampu memperkuat pengaruh financial self
efficacy terhadap financial management behavior pada mahasiswa
Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara
Ha₈ : parental norms mampu memperkuat pengaruh financial self
efficacy terhadap financial management behavior pada mahasiswa
Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Menurut jenis data yang digunakan, penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka dalam
penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statistika 31. Adapun Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner
yang disebarkan kepada responden.

B. Populasi dan Sampel


Populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya
akan diduga. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya32. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam angkatan tahun 2017 dari jurusan Perbankan
Syariah. Pengambilan populasi mahasiswa perbankan syariah karena
banyaknya mahasiswa perbankan syariah yang masih belum dapat
mengelola keuangannya dengan baik dan penuh dengan hidup konsumtif.
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh suatu populasi33. Penelitian ini dilakukan dengan
pengambilan data dari responden. Data yang diambil adalah dari sampel
yang mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probability sampling
dengan metode Sample fraction, yaitu diperoleh sebagai hasil pembagian
dari jumlah mahasiswa Ekonomi Islam dengan populasi mahasiswa
seluruhnya. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan
31
Azhari Akmal Tarigan. Buku Panduan Penulisan Skripsi, (Medan: Febi Press. 2015),
hlm. 24
32
Nur Ahmadi Bi Rahmani, Metodologi penelitian Ekonomi, ( Medan: FEBI UINSU
PRESS.2016), hlm. 31
33
Ibid., h. 68

34
35

rumus Slovin. Rumus Slovin yang nilai kesalahan (eror) sebesar 10% yang
ditentukan sebagai berikut:

Keterangan n = Sampel N = Ukuran Populasi 𝑒 2 = Taraf kesalahan


Maka berdasarkan rumus diatas diketahui bahwa:
n = 769/ 1 +( 769 × 0,1 ) = 98,7
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang
digunakan dibulatkan menjadi 99 responden. Jadi jumlah sampel yang
akan dipakai dalam penelitian ini adalah berjumlah 99 responden.

C. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner yang disebar kepada responden mahasiswa perbankan
syariah stambuk 2017. Kuesioner yang disebar berupa pertanyaan-pertanyaan
seputar hal yang mempengaruhi Financial Management Behavior . Skala
penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang dapat
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu
objek atau fenomena tertentu. Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian, indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan34. Dalam penelitian ini menggunakan 5
jenjang skala sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)

34
Ibit, hlm.50
36

D. Defenisi Variabel Operasional


Defenisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau
memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang
diperlukan peneliti untuk mengukur.
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok
besar yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent
variabel). Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai
berikut35:
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain
(variabel bebas).Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah
Financial Attitude, Financial Literacy, Peers, Financial Self Efficacy dan
Parental Norms
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang diukur untuk mengetahui besarnya
efek atau pengaruh variabel yang lain. Besarnya efek tersebut diamati ada
tidaknya, timbul-hilangnya, membesar-mengecilnya, atau berubah variasi
yang tampak sebagai akibat perubahan dari variabel lain. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah Financial Management Behavior
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Indikator Sumber
Penelitian Variabel
1 Financial kemampuan 1. Perilaku Dew, J., &
Management seseorang dalam Pengelolaan Xiao, J. J

Behavior mengatur yaitu 2. Perilaku (2011)

(Y) perencanaan, Pengeluaran


penganggaran, 3. Perilaku

35
Sukiati, Metodologi Penelitian, (Medan: Perdana Publishing, 2016), hlm. 177
37

pemeriksaan, Menabung
pengelolaan, 4. Perilaku
pengendalian, pemborosan
pencarian dan
penyimpanan
dana keuangan
sehari-hari.
Munculnya
financial
management
behavior,
merupakan
dampak dari
besarnya hasrat
seseorang untuk
memenuhi
kebutuhan
hidupnya sesuai
dengan tingkat
pendapatan yang
diperoleh.
2 Financial Prinsip-Prinsip 1. Sikap Robbins, S.
Attitude Keuangan Untuk keuangan P., & Judge,
(X1) Menciptakan Dan T. A. (2014)
Mempertahankan
Nilai Melalui
Pengambilan
Keputusan Yang
Tepat Dan
Pengelolaan
Sumber Daya
3 Financial prinsip-prinsip 1. Basic Nababan, D.,
38

Literacy keuangan untuk Personal & Sadalia


(X2) menciptakan dan Finance (2013)
mempertahankan 2. Tabungan
nilai melalui Pinjaman
pengambilan
keputusan yang
tepat dan
pengelolaan
sumber daya.
Sikap keuangan
merupakan
keadaan pikiran,
pendapat serta
penilaian tentang
keuangan
3 Peers kelompok yang 1. Kerja Sama Yap, Richard
(X3) terdiri dari atas 2. Persaingan Josua
sejumlah individu 3. Penerimaan Christian,
yang mempunyai 4. Persesuaian Farida
persamaan- Komalasari,
persamaan I. H (2016)
diberbagai aspek
4 Financial Self Keyakinan 1. Kemampuan Rizkiawati,
Efficiecy Individu Terkait perencanaan L. N., &
(X4) Kemampuan pengeluaran Asandimitra,
Mereka Dalam keuangan N. H (2018)
Mengorganisasi 2. Kemampuan
Serta mencapai
Melaksanakan tujuan
Suatu Aksi Atau keuangan
Tindakan Untuk 3. Kemampuan
39

Menampilkan pengambilan
Kecakapan keputusan
Tertentu 4. Kemampuan
menghadapi
tantangan
keuangan
5 Parental Standar perilaku 1. Perilaku Yap, Richard
Norms orag tua adalah Orang tua Josua
(Z) standar perilaku 2. Pengajaran Christian,
keuangan yang mengenai Farida
diharapkan orang keuangan Komalasari,
tua kepada orang tua I. H (2016)
anaknya sebagai
pedoman dalam
mengambil
keputusan
keuangan.
Sehingga
pengaruh
perilaku
keuangan orang
tua telah
didefinisikan
sebagai kualitas
keuangan yang
dapat
mempengaruhi
perilaku
pengelolaan
keuangan
seseorang
40

E. Metode Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menunjukkan
arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Untuk
analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer yaitu program
SPSS26 dan Microsoft Excel 2019. Adapun uji yang dilakukan adalah uji analisis
deskirptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Uji asumsi klasik terdiri dari uji
normalitas, multikolinearitas, dan autokorelasi. Sedangkan uji hepotesis terdiri
dari uji koefisien determinasi (R2 ), Uji F statistika dan Uji t statistika.
1. Uji Analisis Deskriptif
Uji deskriptif adalah mengumpulkan dan menganalisa serta
menafsirkan data sehingga data tersebut dapat memberikan gambaran mengenai
keadaan yang diteliti. Uji ini dapat berupa tabel, grafik, nilai rata-rata (mean),
nilai tengah (median), dan lain-lain. Uji ini digunakan peneliti untuk memberikan
informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama yaitu dengan cara
data disusun, diklasifikasikan, kemudian disajikan sehingga diperoleh gambaran
umum tentang variabel-variabel yang digunakan.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis
regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini
terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas, dan autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk apakah model regresi,
dependen variabel dan independen variabel keduanya memiliki
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
41

distribusi normal atau mendekati normal. Distribusi data dapat


dikatakan normal apabila signifikan lebih besar dari 0,136.
Uji normalitas residual metode Ordinary Least Square secara
formal dapat dideteksi dari metode yang dikembangkan oleh Jarque-
Bera (JB). Untuk melihat normalitas data terdistribusi normal atau
tidak dengan ketentuan jika probabilitas lebih besar dari 0,1 maka
data tidak terkendala masalah normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau
independen. Untuk menguji ada tidaknya multikolinieritas dalam
penelitian ini dilihat dari tolerance value atau variance inflation
factor (VIF). Dasar pengambilan keputusan dengan tolerance value
atau variance inflation factor (VIF) dapat disimpulkan sebagai
berikut37 :
1) jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar
variabel independen dalam model regresi.
2) jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara periode t dengan periode t-1
dalam model regresi linier. Jika terjadi korelasi maka dinamakan
problem autokorelasi. Dalam berbagai studi ekonometrika, data time
series sangat banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya data
tersebut, ternyata data time series menyimpan berbagai
permasalahan, salah satunya yaitu autokorelasi. Autokorelasi
36
Nur Ahmadi Bi Rahmani, Metodologi penelitian Ekonomi, (Medan: FEBI UINSU
PRESS, 2016), hlm. 91
37
Helsi Syafrizal dan Lutfi Muslich, Analisis Data, (Medan: Usu Press, 2012), hlm. 133
42

merupakan penyebab yang mengakibatkan data menjadi tidak


stasioner (tetap) maka autokorelasi akan hilang dengan sendirinya,
karena metode transformasi data untuk membuat data yang tidak
stasioner sama dengan transformasi data untuk menghilangkan
autokorelasi.
Untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat
menggunakan uji Durbin Watson (DW test) untuk menguji ada
tidaknya autokorelasi. Uji autokolerasi atau durbin-watson
dirumuskan sebagai berikut:

Adanya kolerasi antar anggota sampel yang diurutkan


berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada
observasi yang menggunakan data time series. Konsekuensi dari
adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians
sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi
dilakukan pegujian terhadap uji Durbin-Watson.

Tabel 3.2
Kriteria-Durbin-Watson’
Hipotesis Nol Keputusan Jika d berada pada
rentang
Tidak ada-autokorelasi-positif Menolak H0 0 < d < dl

Tidak ada-autokorelasi-positif Tidak ada dl < d < du


keputusan
Tidak ada autokorelasi positif Tidak du < d < 4- du
dan-negative menolak

Tidak=ada-autokorelasi Tidak ada 4-du ≤ d ≤ 4- dl


negative keputusan
43

Tidak ada_autokorelasi Menolak-H0 4- dl ≤ d ≤ 4


negative

3. Uji Analisis Path


Menurut Muhidin dan Abdurahman38 analisis jalur/path
analysis adalah alat analisis statistik yang digunakan untuk
menganalisis pola hubungan kausal antar variabel dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung, baik secara
serempak maupun secara sendiri-sendiri beberapa variabel penyebab
terhadap sebuah variabel akibat.
Pada saat melakukan analisis jalur atau path analysis terlebih
dahulu dilakukan pembentukan jalur yang dapat dilihat dari akar
kuadrat yang terbentuk dari nilai Koefisien Determinasi (R-Square).
Setelah tahapan tersebut dilakukan masing masing variabel yang
dibentuk kedalam analisis jalur harus memiliki pengaruh langsung
yang signifikan dengan variabel dependen. Jika salah satu variabel
yang diuji tidak memenuhi syarat maka variabel tersebut di eliminasi
dari pengujian analisis jalur.
Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab-
akibat dan juga tidak dapat digunakan sebagai subtitusi bagi peneliti
untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel. Apa yang dapat
dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan
antara tiga atau lebih variabel.

4. Uji Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dari
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.
Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat

38
Muhidin Sambas dkk, Analisa Korelasi, Regresi dan Jalur Dalam Penelitian.
(Dilengkapi Aplikasi Program SPSS). (Bandung: Pustaka Abadi,2007) hlm.50
44

signifikansi sebesar 0,1 (10%) atau tingkat keyakinan sebesar 0,95


Hipotesis dirumuskan sebagai berikut39 :
1) Pengaruh Financial attitude terhadap financial management
behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara?
H01 : β1 ≤ 0, artinya Financial attitude tidak berpengaruh
terhadap financial management behavior pada mahasiswa
Perbankan Syariah Stambuk 2017
Ha1 : β1 > 0, artinya Financial attitude tberpengaruh terhadap
financial management behavior pada mahasiswa Perbankan
Syariah Stambuk 2017
2) Pengaruh financial literacy terhadap Financial Management
Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara?
H02 : β2 ≤ 0, artinya financial literacy tidak berpengaruh
terhadap Financial Management Behavior pada mahasiswa
Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara
Ha2: β2 > 0, artinya financial literacy berpengaruh terhadap
Financial Management Behavior pada mahasiswa Perbankan
Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
3) Pengaruh Peers terhadap Financial Management Behavior pada
mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara?
H03 : β3 ≤ 0, artinya Peers tidak berpengaruh terhadap Financial
Management Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah
Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Ha₃ : β3 > 0, artinya Peers berpengaruh terhadap Financial
Management Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah
Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

39
Ibid, h. 60
45

4) Pengaruh Financial Self Eficiacy terhadap Financial


Management Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah
Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara?
H0₄ : β4 ≤ 0 Financial Self Eficiac tidak berpengaruh terhadap
Financial Management Behavior pada mahasiswa Perbankan
Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Ha₄ : β4 > 0 Financial Self Eficiac berpengaruh terhadap
Financial Management Behavior pada mahasiswa Perbankan
Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
5) Pengaruh Parental Norms terhadap Financial Management
Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara?
H0₅ : β5 ≤ 0 Parental Norms tidak berpengaruh terhadap
Financial Management Behavior pada mahasiswa Perbankan
Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Ha₅ : β5 > 0 Parental Norms berpengaruh terhadap Financial
Management Behavior pada mahasiswa Perbankan Syariah
Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
6) Apakah Parental norms mampu memperkuat pengaruh financial
literacy terhadap financial management behavior pada mahasiswa
Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara ?
H0₆ : β6 ≤ 0 Parental norms tidak mampu memperkuat pengaruh
financial literacy terhadap financial management behavior pada
mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara
Ha₆ : β6 > 0 Parental norms mampu memperkuat pengaruh
financial literacy terhadap financial management behavior pada
mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara
46

7) Apakah parental norms mampu memperkuat pengaruh peers


terhadap financial management behavior pada mahasiswa
Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara?
H0₇ : β7 < 0 parental norms tidak mampu memperkuat pengaruh
peers terhadap financial management behavior pada mahasiswa
Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara
Ha₇ : β7 > 0 parental norms mampu memperkuat pengaruh
peers terhadap financial management behavior pada mahasiswa
Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara
8) Apakah parental norms mampu memperkuat pengaruh financial
self efficacy terhadap financial management behavior pada
mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara?
H0₈ : β8 < 0 parental norms tidak mampu memperkuat pengaruh
financial self efficacy terhadap financial management behavior
pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara
Ha₈ : β8 > 0 parental norms mampu memperkuat pengaruh
financial self efficacy terhadap financial management behavior
pada mahasiswa Perbankan Syariah Stambuk 2017 Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara

Ketentuan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut40:


1. Jika tingkat signifikansinya < 10%, maka H0 ditolak dan Ha
diterima

40
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta.)
hlm.47
47

2. Jika tingkat signifikansinya > 10%, maka H0 diterima dan Ha


ditolak

5. Uji Simultan
Uji Simultan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pada pengujian
ini menggunakan tingkat signifikansi F pada tingkat α yang
digunakan sebesar 10% atau 0,141. Analisis ini didasarkan pada
perbandingan antara nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi
0,1 dengan syarat-syarat sebagai berikut42:
1. Jika signifikansi F < 0,1 maka Ho ditolak yang berarti variable-
variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap
variable dependen.
2. Jika signifikansi F > 0,1 maka Ho disetujui, menyiratkan bahwa
variabel independen tidak memiliki pengaruh pada variabel
dependen pada saat yang sama.

6. Uji Koefisien Determinasi


Kapasitas garis regresi untuk menjelaskan variasi variabel terikat
(proporsi (persen)) variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh
variabel bebas) ditunjukkan oleh koefisien determinasi ini. Nilai R2
atau (Adjusted--R2) berkisar antara 0 sampai 1. Semakin mendekati
1 maka akan semakin baik. Ketika menilai model regresi yang
optimal, nilai Adjusted R² digunakan dalam penelitian ini. Ketika
satu variabel independen ditambahkan ke model, nilai Adjusted R2
mungkin naik atau turun, tidak seperti R2.

41
Ibit, hlm. 50
42
Nur Ahmadi Bi Rahmani, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Medan: FEBI UIN-SU
Press, 2016), hlm. 112.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality, and Behavior. New York : Open
University Press.
Bandura, A. (1999). Social Cognitive Theory: An Agentic Perspective. Asian
Journal of Social Psychology, 2, 21–41. Chen, Haiyang and Volpe, R. P.
(1998). An Analysis of Personal Financial Literacy Among College
Students. FINANCIAL SERVICES REVIEW, 7(2), 107–128.
Dugas, C. (2001). Debt smothers young Americans. In USA Today (Vol. 13).
Dwiastanti, A. (2015). Financial Literacy as the Foundation for Individual
Financial Behavior. Journal of Education and Practice, 6(33), 99–105.
Ghozali, I., (2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, Badan Penerbit
UNDIP, Semarang
Hadi, S. (2016). statistik. Yogyakarta : Pustaka pelajar. Henutesa,
Herdjiono, I., Damanik, L. A., & Musamus, U. (2016). Pengaruh Financial
Atitude Financial Knowledge , Parental Income Terhadap Financial
Management. Manajemen Teori Dan Terapan, 1(3), 226–241.
Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup. Kholilah, N. Al, & Iramani, R. (2013). Studi Financial
Management Behavior Pada Masyarakat Surabaya. Journal of Business
and Banking, 3(1), 69
Marliyah, Susantai & Neila (2018). Pola Pemberdayaan Ekonomi Generasi
Milenial Komunitas Serikat Saudagar Nusantara (SSN). LP2M UIN
Sumatera Utara, Medan
Maulita, & Mersa, N. A. (2017). Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap
Pengelolaan Keuangan Pribadi Pada Mahasiswa di Politeknik Negeri
Samarinda. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Terapan, 136–143.
Mien Nguyen Thi Ngoc, T. T. P. (2015). Factors affecting Personal Financial
Management Behaviors: Evidence from Vietnam. Proceedings of the
Second AsiaPacific Conference on Global Business, Economics, Finance
and Social Sciences (AP15Vietnam Conference).
49

Nababan, D., & Sadalia, I. (2012). Analisis Personal Financial Liteacy Dan
Financial Behavior Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara (Personal Financial literacy Analysis And The Financial
Behavior Of Undergraduate Students Of The University Of North
Sumatra’s Econo. Media Informasi Manajemen, 1, 1–16.
Nanda Amirul, R., Nuri, A. (2022). Analisis Studi Kelayakan Investasi Waralaba.
Journal of Social Research, 1 (4).
Nur Ahmadi Bi Rahmani, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Medan: FEBI UIN-
SU Press), 2016
Qamar, M. A. J., Khemta, M. A. N., & Jamil, H. (2016). How Knowledge and
Financial Self-Efficacy Moderate the Relationship between Money
Attitudes and Personal Financial Management Behavior How Investors
Attitudes Shape Stock Market Participation in the Presence of Financial
Self-Efficacy View project. European Online Journal of Natural and Social
Sciences, 5, No. 2(2), 296–308.
Rachmawati, Novi., & I. N. (2020). Peran Literasi Keuangan dalam Memediasi
Pengaruh Sikap Keuangan dan Teman Sebaya Terhadap Perilaku
Pengelolaan Keuangan. Economic Education Analysis Journal, 9(1), 166–
181.
Raniya Syavira., Marliyah. (2022). Investor Behavior Analysis on the Use of
Binomo Binary Option Online Trading Application among Gen-Z
Muslims. Jurnal Ekonomi Syariah Unair, 9 (2).
Rizkiawati, L. N., & Asandimitra, N. H. (2018). Pengaruh Demografi, Financial
Knowledge, Financial Attitude, Locus of Control Dan Financial Self
Efficacy Terhadap Financial Management Behavior Masyarakat Surabaya.
Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 6(3).
Setiawati, & A. N. (2017). Pengujian Dimensi Konstruk Literasi Keuangan
Mahasiswa. Economic Education Analysis Journal2, 3(1), 727–736. 131
Sommer, L. (2011). The Theory Of Planned Behaviour And The Impact
Of Past Behaviour. International Business & Economics Research Journal,
10(1).
50

Sugiyanto, T., Radianto, W. E., Efrata, T. C., & Dewi, L. (2019). Financial
Literacy, Financial Attitude, and Financial Behavior of Young Pioneering
Business Entrepreneurs. 100,
Sugiyono, Metode Penelitialn Kualntitaltif, kuallitaltif daln R & D. Balndung:
Allfalbet, 2017

Tarigan, Azhari Akmal. 2016. Tafsir Ayat-ayat Ekonomi : Tela’ah atas Simpul-
simpul Ekonomi dan Bisnis dalam Al-Qur’an. Medan: Febi UIN-
SU Press.
Tarigan. Azhari Akmal. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Medan: Febi Press.
2015
51

You might also like