You are on page 1of 23

Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies (JIPAGS) p-issn : 2549-0435

JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469 e-issn: 2549-1431

KINERJA PENGELOLAAN JALAN DAN JEMBATAN DALAM PERSPEKTIF


PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN
RUANG PROVINSI BANTEN TAHUN 2017

*) Arfindy Sri Nur, **) Ahmad Sihabudin, ***) Ace Hasan Syadzily
*) **) ***) Magister Administrasi Publik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: *) arfindy_pertanto@yahoo.com

Abstract
This research discusses how to manage roads and bridges in public services. This study aims to
analyze the performance of road and bridge construction in public services at the Banten Provincial
Public Works and Spatial Planning (PUPR) Office in 2017. The theory used in this study discusses the
performance appraisal model according to Dwiyanto in pasolong (2010: 178), quality service,
Responsiveness, Responsibility, and Accountability. The research method used is qualitative. Data
collection techniques used were interviews and documentation. The results of this study are that the
performance of the Banten Province PUPR Service can be approved quite well about there are
several developments on roads and bridges such as the failure of development and delays, the work
carried out is in accordance with the vision and mission of the organization. The Banten Provincial
PUPR Office tried to respond in the settlement of the community lawsuit, the compilation of
development planning responses was made, the construction and maintenance of the road and
development was carried out according to the budget and carried out in stages. Factors that hamper
performance such as facilities and infrastructure that are still lacking such as heavy equipment in the
construction / maintenance of roads and bridges if used in time related to activities that can help and
slow down materials, amount and quality of human resources in terms of PUPR service staff or
service providers, people's perceptions of consistency, and natural nature. The efforts of the PUPR
Service to improve community licensing in managing roads and bridges Speed up the arrival of
material stocks, increase the number of heavy equipment, improve the quality and advantages of
human resources, and implement E-Government by improving the SIAP PUPR application system
that is available for community needs in response to complaints / complaint.

Keyword: Performance, Management of roads and bridges, Public services.

1
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

PENDAHULUAN pembangunan, dan preservasi jalan dan


Keberadaan infrastruktur yang jembatan tersebut tentunya tidak lepas
memadai sangat diperlukan seperti dari peran Dinas Pekerjaan Umum dan
halnya infrastruktur jalan dan jembatan Penataan Ruang (PUPR) di Provinsi
yang paling sering dipergunakan Banten.
masyarakat. Jalan dan jembatan juga Pembangunan jalan dan
memiliki fungsi yang sangat besar jembatan dilaksanakan sesuai
untuk beraktivitas sehari-hari. Karena kewenangan Pemerintah Provinsi yang
itu sangat dibutuhkan kondisi jalan dan diprioritaskan bagi jalan dan jembatan
jembatan yang sesuai dengan harapan yang memberikan dampak
masyarakat. Jalan dan jembatan pertumbuhan ekononomi dan tersebar
sebagai bagian prasarana transportasi merata diseluruh wilayah Provinsi
mempunyai peran penting dalam dengan memperhatikan keterkaitan
bidang ekonomi, sosial budaya, program pembangunan infrastruktur
lingkungan hidup, politik, pertahanan jalan dan jembatan. Saat ini kebutuhan
dan keamanan, serta dipergunakan penganggaran pembangunan
untuk kemakmuran rakyat. infrastruktur jalan dan jembatan tidak
Provinsi Banten memiliki sebanding dengan jumlah ruas jalan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan yang memerlukan perbaikan maupun
Ruang pada Bidang Bina Marga yang penambahan kapasitas dengan
menangani pengelolaan infrastruktur mempertimbangkan permintaan
jalan dan jembatan. Salah satu tugas pergerakan lalu lintas yang ada.
dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Akibatnya terjadi penurunan tingkat
Penataan Ruang Provinsi Banten aksesibilitas wilayah dan mobilitas
adalah terkait dengan pelayanan publik masyarakat yang dapat mengancam
pengelolaan jalan dan jembatan yang pertumbuhan perekonomian dan
menjadi kewenangan Provinsi Banten. menurunkan daya saing wilayah di
Infrastruktur jalan dan jembatan Provinsi Banten.
merupakan salah satu bentuk Kinerja Dinas dalam
pelayanan publik untuk memperlancar pengelolaan jalan dan jembatan akan
transportasi masyarakat dan dapat dilaksanakan dengan maksimal
menggerakkan perekonomian di tatkala pemerintah daerah memiliki
wilayah Provinsi Banten. Perencanaan, konsep pembangunan berkelanjutan
2
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

dan berkeadilan, manajemen Tabel 1.1 Panjang Jalan Provinsi


pemerintahan yang efektif dan efisien Menurut Kondisi Jalan di Provinsi
serta investasi yang mengakomodir Banten Tahun 2017
kepentingan pihak terkait. Dengan
pengelolaan jalan dan jembatan
tersebut, maka tidak akan ditemukan
jalan dan jembatan yang rusak
dibiarkan begitu saja tanpa adanya
perbaikan.
Pada tahun 2015, Gubernur
Banten melalui Surat Keputusan
Gubernur Banten nomor : Sumber : LAKIP Dinas PUPR
620/Kep.420-Huk/2016 Tanggal 9 Provinsi Banten Tahun 2017
Agustus 2016 tentang Penetapan Berdasarkan Tabel 1.1
Fungsi, Status, dan Kelas Jalan diketahui bahwa dari 762. 026 Km
Provinsi Banten dan Penetapan Fungsi jalan Provinsi Banten terdapat
Jalan Kabupaten/Kota di Wilayah 642.246 Km atau sekitar 84, 281%
Profinsi Banten di Luar Arteri Primer jalan dalam keadaan mantap yang
dan Kolektor Primer, menetapkan terbagi 469.965 Km jalan dalam
panjang jalan kewenangan Provinsi kondisi baik dan terdapat 172.281 Km
sepanjang 762,02 Km yang terbagi jalan dalam kondisi sedang,
kondisi baik, sedang, rusak ringan, dan sedangkan jalan Provinsi Banten yang
rusak berat. Surat Keputusan Gubernur tidak mantap sekitar 119.780 km atau
ini merupakan pengganti dari SK 15,719 % terdapat 68.292 km jalan
Gubernur Nomor : Surat Keputusan dalam kondisi rusak ringan, bahkan
Gubernur Banten nomor : 51.488 Km jalan dalam kondisi rusak
761/Kep.1039-Huk/2011 Tanggal 8 berat. Hal ini diduga bahwa Dinas
dimana panjang Jalan Provinsi Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
sebelumnya yaitu 889,01 Km. Pada (PUPR) di Provinsi Banten belum
akhir tahun 2017 kondisi jalan di mampu memberikan pelayanan publik
Provinsi banten dapat dilihat pada yang baik terkait jalan dan jembatan
kepada masyarakat Banten secara
keseluruhan. Pelayanan infrastruktur
jalan dan jembatan di Provinsi Banten

3
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

masih mendapat banyak keluhan dari disebabkan oleh pelaksanaan program


berbagai kalangan masyarakat, pembangunan infrastruktur jalan dan
khususnya bagi masyarakat yang jembatan tidak didukung oleh
belum merasakan perbaikan jalan anggaran yang memadai.
yang memadai di daerahnya.
Pelayanan infrastruktur jalan Definisi Kinerja
di Provinsi Banten masih mendapat Menurut (Wibowo, 2007:7)
banyak keluhan dari berbagai Kinerja berasal dari pengertian penampilan
kalangan masyarakat, khususnya bagi (performance), ada pula yang memberikan
masyarakat yang belum merasakan pengertian performance sebagai hasil kerja
perbaikan jalan yang memadai di atau prestasi kerja, namun kinerja
daerahnya. memunyai makna yang lebih luas, bukan
Ketentuan dalam Rencana hanya hasil kerja, tetapi termasuk
Pembangunan Jangka Menengah bagaimana proses pekerjaan berlangsung.
Daerah (RPJMD) Provinsi Banten Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
2012-2017 sudah tertuang beberapa memunyai hubungan kuat dengan tujuan
fokus pembangunan infrastruktur jalan strategis organisasi, kepuasan konsumen
dan jembatan yakni pemantapan dan memberikan kontribusi pada ekonomi.
sistem jaringan jalan pola ring yang Kemudian dengan demikian, kinerja
menghubungkan pesisir Banten; adalah tentang melakukan pekerjaan dan
terhubungkannya seluruh ruas-ruas hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
jalan provinsi dalam suatu sistem Menurut Chaizi Nasucha
jaringan jalan provinsi sesuai standar (Sinambela, 2012: 186) kinerja organisasi
konstruksi dengan kondisi mantap. didefinisikan sebagai efektifitas organisasi
Namun demikian, target RPJMD secara menyeluruh untuk memenuhi
Provinsi Banten periode 2012-2017 kebutuhan yng ditetapkan dari setiap
untuk pembangunan infrastruktur kelompok yang berkenaan melalui usaha-
jalan dan jembatan tidak akan usaha yang sistematik dan meningkatkan
tercapai. Hal ini bisa dilihat dari kemampuan organisasi secara
perkembangan pembangunan terusmenerus untuk mencapai
infrastruktur jalan dan jembatan kebutuhannya secara efektif.
selama tahun-tahun berjalan tidak
memungkinkan untuk mengejar target
RPJMD yang ada. salah satunya

4
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

Tujuan Kinerja alat agar dihasilkan manajemen yang lebih


(Menurut Wibowo, 2012: 41), efisien dan terjadi peningkatan kinerja.
kinerja merupakan kegiatan pengelolaan Hasil dari pengukuran kinerja akan
sumber daya organisasi untuk mencapai memberitahu mengenai apa yang terjadi
tujuan organisasi. Tujuan adalah tentang bukan mengapa hal itu atau apa yang harus
arah secara umum, sifatnya luas, tanpa dilakukan.
batasan waktu dan tidak berkaitan dengan Menurut (Mahmudi, 2010: 12)
prestasi tertentu dalam jangka waktu pengukuran kinerja merupakan alat untuk
tertentu. Tujuan merupakan aspirasi. menilai suatu kesuksesan organisasi.
Perencanaan kinerja dimulai dengan Kemudian, dalam konteks organisasi
melakukan perumusan dan penglarifikasi sektor publik, kesuksesan organisasi itu
tujuan yang hendak dicapai organisasi akan digunakan untuk mendapatkan
terlebih dahulu. legitimasi dan dukungan publik.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, Masyarakat akan menilai kesuksesan
dapat disimpulkan bahwa tujuan kinerja organisasi sektor publik melalui kemapuan
merupakan hal yang sangat penting, karena organisasi dalam memberikan pelayanan
tujuan kinerja yaitu menyesuaikan harapan publik yang berkualitas.
kinerja individual dengan tujuan
organisasi. Kesesuaian antara upaya Model Pengukuran Kinerja
pencapaian tujuan individu dengan tujuan Adapun model pengukuran kinerja
organisasi akan mampu mewujudkan menurut Dwiyanto (Pasolong, 2010:178)
kinerja yang baik. antara lain meliputi :
1. Produktivitas
Pengukuran Kinerja Konsep produktivitas tidak hanya
Menurut (Mahsun, 2006: 26) mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga
Pengukuran kinerja adalah merupakan efektivitas pelayanan. Produktivitas
suatu metode atau alat yang digunakan pada umunya mudah dipahami
untuk mencatat dan menilai pencapaian sebagai rasio antara input dan output.
pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, Produktivitas merupakan suatu
sasaran, dan strategi sehingga dapat tingkatan prestasi organisasi dalam
diketahui kemajuan organisasi serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan
meningkatkan kualitas pengambilan dapat tercapai.
keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran 2. Kualitas Layanan
kinerja bukanlah tujuan akhir merupakan

5
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

Banyak pandangan negatif yang kesesuaian penyelenggara pelayanan


terbentuk mengenai organisasi publik dengan ukuran nilai-nilai atau norma
yang muncul karena ketidakpuasan eksternal yang ada dimasyarakat.
publik terhadap kualitas. Dengan
demikian menurut Dwiyanto kepuasan Pengertian Kinerja Pelayanan
masyarakat terhadap layanan dapat Publik Kinerja dalam konteks
dijadikan indikator kinerja birokrasi pelayanan publik dikonseptualisasikan
publik. oleh Skelcher dalam tiga cara;
3. Responsivitas 1. Kinerja organisasi badan pelayanan
Responsivitas merupakan kemampuan publik, biasanya dibangun dengan
organisasi untuk mengenali kebutuhan mengacu pada metrik pelaksanaan,
masyarakat menyusun agenda dan produktivitas, hasil pelayanan yang
prioritas pelayanan dan efektif dan kepuasan klien;
mengembangkan program-program 2. Kinerja demokrasi, mengacu pada
pelayanan publik sesuai dengan sejauh mana pengaturan tata kelola
kebutuhan dan aspirasi masyarakat. organisasi memungkinkan
Salah satu sebagai indikator kinerja, pelaksanaan legitimasi, persetujuan
responsivitas secara langsung dan akuntabilitas;
menggambarkan kemampuan 3. Kinerja sistem, adalah sejauh mana
organisasi publik dalam menjalankan sistem organisasi publik terintegrasi.
visi dan misinya terutama untuk (Skelcher, 2008: 29) Kinerja
memenuhi kebutuhan masyarakat. pelayanan publik dapat dilihat dari
4. Responsibilitas berbagai perspektif, yaitu perspektif
Menjelaskan apakah pelaksanaan provider, perspektif konsumen,
kegiatan birokrasi publik itu perpektif pembuat kebijakan, perpektif
dilakukan sesuai dengan prinsip- politik, dan perpektif lembaga
prinsip administrasi yang benar pengamat (Nurmandi, 2010: 46-50):
dengan kebijakan birokrasi, baik yang a. Kinerja Pelayanan Publik dari
eksplisit maupun implisit. Perspektif Provider
5. Akuntabilitas Organisasi yang memberikan
Seberapa besar kebijakan dan kegiatan pelayanan publik baik swasta atau
publik tunduk pada para pejabat pemerintah memiliki otonomi
politik yang dipilih oleh rakyat atau untuk mengelola organisasi sesuai
ukuran yang menunjukkan tingkat dengan aturan yang telah

6
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

ditetapkan oleh pengambilan target dan juga menyediakan akuntabilitas


kebijakan. publik.
b. Kinerja Pelayanan Publik dari
Perpektif Policymaker Pelayanan Publik
Kinerja pelayanan publik dari Menurut Kotler dalam Sinambela
perspektif pengambil kebijakan (2006:4) menjelaskan tentang arti
dapat dilihat dari ketersediaan pelayanan: Pelayanan adalah setiap
peraturan perundang-undangan kegiatan yang menguntungkan dalam suatu
yang mengatur, dan ketersediaan kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
anggaran. kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat
c. Kinerja Pelayanan Publik dari pada suatu produk secara fisik. Selanjutnya
Perspektif Consumers Sampara berpendapat, pelayanan adalah
Kinerja pelayanan publik dari suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang
perspektif pelanggan atau terjadi dalam interaksi langsung
konsumen berawal dari aliran antarseseorang dengan orang lain atau
manajerialisme dan konsumerisme mesin secara fisik, dan menyediakan
pada manajemen sektor publik. kepuasan pelanggan.
Menurut Zeithhaml, Parasuraman
Tujuan sistem pengukuran kinerja
& Berry (Hardiansyah, 2011:46) untuk
tampak sederhana. Mereka diperkenalkan
mengetahui kualitas pelayanan yang
untuk mencapai sejumlah tujuan: untuk
dirasakan secara nyata oleh konsumen, ada
memberikan pernyataan publik yang jelas
indikator kualitas pelayanan yang terletak
mengenai apa yang pemerintah sedang
pada lima dimensi kualitas pelayanan,
coba untuk dicapai; untuk memberikan
yaitu: Tangible (berwujud), Reliability
arah yang jelas; digunakan secara bijak,
(kehandalan), Responsiviness
untuk memberikan fokus untuk
(ketanggapan), Assurance (jaminan),
memberikan layanan yang lebih baik,
Emphaty (Empati).
untuk memberikan dasar untuk memantau
apa yang bisa dan apa yang tidak bekerja,
METODOLOGI PENELITIAN
untuk menyebarkan dan menghargai
Metode penelitian yang
praktek yang baik , dan untuk
digunakan dalam penelitian ini
memungkinkan kinerja yang buruk harus
merupakan penelitian kualitatif.
ditangani. Melaporkan progres terhadap
Creswell (2010:4) mengemukakan
bahwa: “Penelitian kualitatif

7
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

merupakan metode-metode untuk lain yang dapat digunakan sebagai


mengeksplorasi dan memahami makna sumber data. (Sugiyono, 2008:300)
yang oleh sejumlah individu atau Jadi, penentuan sampel dalam
sekelompok orang dianggap berasal penelitian kualitatif dilakukan saat
dari masalah sosial atau kemanusiaan”. peneliti mulai memasuki lapangan dan
Pemilihan informan dalam selama penelitian berlangsung.
penelitian ini dilakukan dengan teknik Caranya yaitu seorang peneliti memilih
purposive sampling, Sugiyono, (2001: orang tertentu yang dipertimbangkan
61) menyatakan bahwa sampling akan memberikan data yang
purposive adalah teknik penentuan diperlukan, selanjutnya berdasarkan
sampel dengan pertimbangan tertentu. data atau informasi yang diperoleh dari
Menurut Margono sampel sebelumnya itu peneliti dapat
(2004:128), pemilihan sekelompok menetapkan sampel lainnya yang
subjek dalam purposive dipertimbangkan akan memberikan
sampling didasarkan atas ciri-ciri data lebih lengkap. (Sugiyono,
tertentu yang dipandang mempunyai 2008:301)
sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri HASIL PENELITIAN DAN
populasi yang sudah diketahui PEMBAHASAN
sebelumnya, dengan kata lain unit
Kinerja Pengelolaan Jalan dan
sampel yang dihubungi disesuaikan
Jembatan dalam pelayanan Publik pada
dengan kriteria-kriteria tertentu
Dinas Pekerjaan Umum dan Petanaan
yang diterapkan berdasarkan tujuan
Ruang Provinsi Banten
penelitian.
Keberadaan infrastruktur yang
Selain itu, agar informasi yang
memadai sangat diperlukan seperti halnya
didapatkan lebih akurat maka
infrastruktur jalan dan jembatan. Salah
Pemilihan informan dalam penelitian
satunya infrastruktur yang paling sering
ini juga dilakukan dengan teknik
dipergunakan masyarakat adalah jalan dan
Snowball sampling. Snowball
jembatan. Jalan dan jembatan juga
sampling adalah teknik pengambilan
memiliki fungsi yang sangat besar untuk
sampel sumber data yang pada
beraktivitas sehari-hari. Karena itu sangat
awalnya jumlahnya sedikit tersebut
dibutuhkan kondisi jalan dan jembatan
belum mampu memberikan data yang
yang sesuai dengan harapan masyarakat.
lengkap, maka harus mencari orang
Keberadaan jalan dan jembatan yang

8
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

bagus akan mempermudah masyarakat Karena pada prinsipnya masyarakat


dalam bertransportasi dan merasa nyaman. menginginkan pelayanan yang cepat dan
Pasal 1 angka 4 UU No. 38 Tahun 2004 tepat serta pasti.
tentang Jalan, mendenifisikan mengenai Dinas PUPR juga memberikan
Jalan yaitu prasarana transportasi darat kualitas pelayanan dengan baik kepada
yang meliputi segala bagian jalan, masyarakat, hal ini dapat dilihat dari
termasuk bangunan pelengkap dan kualitas pembangunan jalan dan jembatan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi yang diberikan. Dinas PUPR sangat
lalu lintas, yang berada pada permukaan mengedepankan kualitas pembangunan
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah walaupun terkadang kualitas pembangunan
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas kurang baik, hal itu dikarenakan kurang
permukaan air, kecuali jalan kereta api, adanya pengawasan terhadap tim
jalan lori, dan jalan kabel. pelaksanan pembangunan (Kontraktor)
Hasil penelitian menunjukkan sehingga jaminan kualitas kurang terjamin.
bahwa kinerja pegawai Dinas PUPR Aparatur yang merupakan Sumber
Provinsi Banten dengan katagori cukup Daya Manusia (SDM) di Dinas Bina
baik dengan mengedepankan keperluan Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten,
masyarakat. Ketanggapan Dinas PUPR terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) dan
dalam mengkoordinasikan sistem Pegawai Tidak Tetap (PTT), sampai
informasi apabila terdapat laporan dari dengan bulan Januari 2017, jumlah
masyarakat ataupun pemberitaan dari personil yang ada di Bidang Bina Marga
media masa (radio, televisi, dan media Dinas PUPR Provinsi Banten adalah
sosial lainnya) mengenai kerusakan jalan sebanyak 136 orang dengan rincian,
dan jembatan maka Dinas PUPR segara pegawai dengan status PNS berjumlah 43
melakukan pemeriksaan (survei) terhadap orang dan pegawai dengan status Pegawai
laporan/ pemberitahuan media massa Tidak Tetap sebanyak 93 orang.
sehingga apabila kondisi jalan dan Data pegawai (PNS) di lingkungan
jembatan cukup parah maka akan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang
dilakukan tindakan untuk memperoleh data Provinsi Banten, apabila dilihat
administrasi dan data kondisi jalan atau berdasarkan jenjang pendidikannya dapat
jembatan tersebut. Dinas PUPR juga tepat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut:
dalam menanggapi keluhan masyarakat.
Waktu pelayanan merupakan hal yang
penting dalam rangka proses pelayanan.

9
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

Tabel 4.1 Data PNS Bidang Bina Marga Banten masih banyak yang berpendidikan
Dinas PUPR Provinsi Banten SLTA. Untuk menghadapi tantangan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan kedepan, Bidang Bina Marga Dinas PUPR
Terakhir Provinsi Banten terus melakukan upaya
pembinaan pegawai melalui kursus-kursus,
diklat-diklat teknis, serta kesempatan
belajar program beasiswa yang ditawarkan
oleh pemerintah. Kesemuanya ini
dilakukan dalam upaya peningkatan
profesionalisme sumber daya manusia
Sumber : Subbag Kepegawaian PUPR, khususnya bidang Kebina margaan.
2017 Berdasarkan penelitian ini
Sedangkan, apabila dilihat menerangkan bahwa Tingkat pendidikan
berdasarkan jenjang kepangkatan/golongan formal yang dimiliki pegawai Dinas PUPR
dapat dirinci pada tabel 4.2, sebagai Provinsi Banten, masih ada staff dengan
berikut: tingkat pendidikan SLTA (beberapa staff
Tabel 4.2 sedang menyelesaikan S1) ditambah
Data PNS Bidang Bina Marga Dinas banyaknya staff sarjana yang tidak sesuai
PUPR Provinsi Banten Berdasarkan dengan keahlian atau bukan lulusan
Pangkat dan Golongan sarjana teknik sipil. Tingkat pendidikan
yang rendah atau tidak sesuai tentunya
mempengaruhi kinerja, karena pegawai
yang pendidikan rendah atau tidak sesuai
Sumber : Subbag Kepegawaian Dinas kemungkinan memiliki pengetahuan yang
PUPR, 2017 kurang dibandingkan dengan pegawai
yang berpendidikan tinggi dan sesuai
Dari uraian diatas dapat dilihat
keahlian.
bahwa pegawai Bidang Bina Marga yang
berpendidikan S1 sebanyak 41,86%
pegawai, pegawai yang berpendidikan
SLTA 30,23 % pegawai, pendidikan S2
hanya 18,6%, selain itu masih ada yang
berpendidikan SD 2,3%. Oleh karena itu
Bidang Bina Marga Dinas PUPR Provinsi

10
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

Tabel. 4.3 Pencapaian Indikator Menteri PU dan PR No. 290 / KPTS/


Kinerja Prosentase jaringan jalan dan M / 2015 tentang Status Jalan
jembatan Provinsi dalam kondisi Nasional. Tidak semua jalan yang
mantap (%) turun status dalam kondisi mantap.
Sumber: Laporan Dinas PUPR, 2017 3. Terdapat pekerjaan yang gagal lelang
yaitu Pembangunan Jalan Tanjung
Pencapaian Kinerja Indikator Lesung – Sumur.
Prosentase Jaringan Jalan provinsi dalam 4. Terdapat pekerjaan yang semula
kondisi mantap sebesar 84,28 %. direncanakan di tahun 2017 tidak
Prosentase jalan mantap dihitung dari jadi dilaksanakan yaitu
panjang jalan dalam kondisi baik dan Pembangunan Jalan Provinsi Ruas
sedang dibagi total ruas jalan provinsi. Jalan legok - Parung Panjang, STA
Capaian kinerja indikator ini tidak tercapai 0+000 s/d 2+000.
sesuai target yang telah ditetapkan 5. Terdapat paket pekerjaan yang putus
disebabkan hal – hal sebagai berikut : kontrak, terutama pada TA 2017
1. Anggaran untuk Program sehingga target pembangunan jalan
Pembangunan dan Pemeliharaan tidak dapat terealisasi sesuai dengan
Jalan Jembatan tidak tercukupi target yang tercantum dokumen
sesuai amanat dalam Renstra Dinas renstra Dinas PUPR Provinsi
Bina Marga dan Tata Ruang Porvinsi Banten.
Banten Tahun 2012 – 2017 6. Terdapat kendala dalam pembebasan
lahan antara lain:
• Adanya perubahan peraturan
tentang pengadaan lahan.
• Penolakan warga terhadap hasil
penilaian Tim appraisal dalam
2. Adanya perubahan status jalan yaitu
Kegiatan Pengadaan Lahan.
beberapa ruas jalan provinsi menjadi
Akibat penolakan ini proses
jalan nasional dan jalan nasional
pengadaan tanah tidak dapat
menjadi jalan provinsi. Hal ini
terealisasi sesuai yang
ditetapkan dalam SK Gubernur
direncanakan dan pembangunan
Nomor : 620/Kep.420-Huk/2016 jalan juga tidak dapat
Tanggal 9 Agustus 2016 tentang diselesaikan sesuai rencana.
Status Jalan Provinsi dan SK Misal: pembebasan lahan

11
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

Pakupatan-Palima, Pengadaan 1. Ada paket pekerjaan


Tanah Pengganti Kecamatan pembangunan jembatan
Kopo dan Desa Nanggung, yang tidak jadi
• Terdapat tanah wakaf (bangunan dilaksanakan di TA 2017
Masjid) sehingga dalam • Paket Pembangunan
pembebasan lahan harus ruislag Jembatan Bogeg Ruas
sesuai dengan Undang-Undang Jalan Pakupatan-Palima
Wakaf. Proses Ruislag dengan (Belum mempunyai ijin
mendapatkan persetujuan dari dari PT. Marga
Badan Wakaf Indonesia Provinsi Mandala Sakti
Banten dan Kementerian Agama (PT.MMS) selaku
Pusat. pengelolan jalan tol
• Terdapat tanah dan bangunan Tangerang-Merak)
aset pemerintah dengan status • Peninggian Jembatan
Barang Milik Negara (BMN) Raden Fatah
dan BUMN. Prosedur 2. Terdapat pekerjaan yang
pembebasan lahan aset belum selesai di TA 2017
pemerintah dan BUMN harus yaitu Penggantian Jembatan
mendapat rekomendasi pada Ruas Jalan Saketi-
pembongkaran/ hibah lahan dari Malingping (9 Jembatan).
instansi terkait. Contoh: Tanah Paket pekerjaan ini
PLN di ruas Jl.Pamulang, Tanah dilaksanakan dengan
PTUN, Tanah Pengadilan kontrak rancang bangun
Agama Kota Serang, SD di ruas sehingga waktu
jalan Pakupatan- Palima. pelaksanaan pekerjaan tidak
mencukupi.
Pencapaian Kinerja
Kendala yang dialami oleh Dinas PUPR
Indikator Prosentase Jaringan Jalan
Provinsi Banten
provinsi dalam kondisi mantap
Pengerjaan pembangunan jalan dan
sebesar 86,46 %. Capaian kinerja
jembatan berpatokan kepada skala
indikator ini tidak tercapai sesuai
prioritas, dimana skala prioritas adalah
target yang telah ditetapkan
mendahulukan jalan dan jembatan yang
disebabkan hal – hal sebagai berikut
memang rusak berat, rusak sdang ataupun
:
rusak ringan dan butuh segera penanganan.

12
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

maksimal, sesuai target yang telah


ditetapkan, bermanfaat dan mendukung
proses berjalannya kegiatan Dinas
Pekerjaan Umum dan penataan ruang.
Untuk itu diharapkan pegawai-
pegawai Dinas PUPR Provinsi Banten
dapat mempertahankan dan lebih
meningkatkan kinerja dalam membangun
jalan dan jembatan, sehingga dapat
Pembangunan tersebut, Dinas PUPR
memberikan pelayanan yang prima kepada
membagi pengerjaannya. Seperti
masyarakat pengguna jalan dan jembatan.
pembangunan pada jalan dan jembatan
Keberhasilan pelaksanaan
yang rusak berat dan sedang akan
pembangunan jalan dan jembatan yang
dilaksanakan oleh Bidang Bina Marga,
dilakukan pegawai mendukung proses
sedangkan perbaikan dan pemeliharaan
berjalannya kegiatan Dinas Pekerjaan
jalan dan jembatan yang rusak ringan akan
Umum dan Petanaan Ruang Provinsi
dilaksanakan oleh UPT (Unit Pelaksana
Banten dan pegawai sudah memiliki
Teknis) dimasing-masing wilayah. Skala
prosedur atau petunjuk sebagai informasi
Prioritas dilakukan karena Dinas PUPR
pelaksanaan pembangunan jalan dan
memiliki banyak kendala di antaranya alat
jembatan. Untuk pimpinan hendaknya
berat yang masih minim dan kurangnya
dalam melaksankan tetap terus bekerja
tenaga pekerja handal.
sesuai dengan prosedur yang ada sehingga
Kurangnya anggaran yang
proses kegiatan dapat berjalan secara
memadai, kurangnya peralatan dan alat
efektif dan efisien, hingga tercapainya
berat yang cukup, Adanya perubahan
tujuan yang diinginkan sesuai dengan Visi
status jalan yaitu beberapa ruas jalan
dan Misi Dinas Pekerjaan Umum dan
provinsi menjadi jalan nasional dan jalan
Penataan Ruang Provinsi Banten.
nasional menjadi jalan provinsi yang
Dinas PUPR sebagai organisasi
membuat Tidak semua jalan yang turun
yang berwenang dan ditunjuk dalam
status dalam kondisi mantap. Terdapat
menjalankan masalah jalan dan jembatan.
pekerjaan yang gagal lelang, Pelaksanaan
Setelah penulis melakukan kegiatan
pembangunan sudah sesuai rencana namun
wawancara maka penulis akan
terkadang tidak tepat waktu (sesuai kondisi
menjabarkan mengenai faktor-faktor yang
alam) dalam mencapai hasil yang
menghambat Kinerja :

13
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

1. Sarana dan prasarana yang masih masyarakat dan tidak sebanding


kurang adalah Alat berat kontruksi dengan luas jalan dan jmlah
untuk pengerjaan pengelolaan jalan jembatan yang harus ditangani.
dan jembatan, jika alat beratnya Kemudian tingkat pendidikan
banyak dan memadai pegawai berpengaruh terhadap
berkemungkinan Dinas PUPR dapat kemampuan pegawai dalam
mengelola jalan dan jembatan melaksanakan tugas. Semakin tinggi
dengan lebih cepat. Selain itu mobil tingkat pendidikan seorang pegawai
Dinas yang kurang memadai. maka kemampuan dalam
Peninjauan untuk pengelolaan jalan melaksanakan tugas akan lebih baik.
dan jembatan memerlukan Seiring dengan volume pekerjaan
peninjauan lokasi. Jadwal peninjauan yang semakin meningkat, maka
lokasi biasanya untuk menghemat tingkat jumlah pegawai Dinas PUPR
waktu dan agar lebih cepat dilakukan yang ada sekarang dirasakan kurang
bersamaan, namun terbatasnya mobil mampu untuk menjalankan tugas
Dinas menjadi hambatan bagi Dinas yang semakin berat.
PUPR Provinsi Banten dalam hal ini 3. Dinas PUPR sangat mengedepankan
masih kurang dan perlu ditambah kualitas pembangunan walaupun
sehingga dapat menunjang dan terkadang kualitas pembangunan
mengoptimalkan kinerja dari Dinas kurang baik, hal itu dikarenakan
PUPR Dalam Pengelolaan Jalan dan kurang adanya pengawasan terhadap
Jembatan di Provinsi Banten. tim pelaksanan pembangunan
2. Jumlah dan Kualitas Sumber Daya (Kontraktor/penyedia jasa) sehingga
Manusia, Pegawai merupakan jaminan kualitas kurang terjamin.
instrument penggerak utama suatu Pembenahan para penyedia jasa
organisasi, karena tanpa adanya konstruksi sebagai mitra
pegawai tentu aktifitas organisasi pembangunan di Provinsi Banten
tidak dapat terlaksana. Tidak hanya masih terus dilakukan secara
ini, kuantitas atau jumlah pegawai bertahap. Tidak dapat dipungkiri
juga sangat menentukan tercapainya bahwa ujung tombak pembangunan
tujuan organisasi secara efektif dan dibidang bina marga adalah para
efisien. Jumlah Pegawai Dinas penyedia jasa konstruksi sebagai
PUPR Provinsi Banten tidak pihak pelaksana. Pelaksanaan
sebanding dengan jumlah keluhan pembangunan infrastruktur Dinas

14
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

PUPR membutuhkan kesiapan dari dimasyarakat tersebut sehingga


para peyedia jasa. Berdasarkan membuat masyarakat merasa tidak
pengalaman, tetap saja para penyedia ada perubahan dengan kondisi jalan
jasa konstruksi lokal mempunyai dan jembatan yang sering mereka
peran sentral dalam pelaksanaan lalui.
pembangunan di daerahnya. 5. Kodisi alam, Kondisi alam menjadi
Umumnya meskipun sudah faktor yang mempengaruhi proses
dilakukan pelelangan secara terbuka, pengelolaan dan lamanya kondisi
namun tetap saja sangat sedikit jalan atau jembatan bertahan. Hal ini
sekali penyedia jasa konstruksi dari bisa menyebabkan Dinas PUPR lama
luar daerah yang masuk. Kondisi dalam menangani pengelolaan jalan
saat ini masih banyak dari penyedia dan jembatan. Kondisi alam juga
jasa konstruksi lokal yang masih menjadi faktor yang mempengaruhi
mempunyai sumberdaya manusia proses pemeliharaan dan lamanya
dan alat yang masih kurang kondisi jalan atau jembatan bertahan.
memadai. Masih banyak para Kondisi alam di Provinsi Banten
penyedia jasa konstruksi lokal yang seperti yang diketahui kebanyakan
mengandalkan penggunaan alat berat daerah yang cukup curam. Tidak
menggunakan cara sewa kepada mudah untuk menaklukkan jalan
pihak lain. Atau dari sisi manajemen dengan kondisi yang curam. Hal ini
yang masih belum optimal. Hal ini bisa menyebabkan Dinas PUPR lama
ditunjukkan dengan masih sedikitnya dalam menangani pemeliharaan jalan
penyedia jasa konstruksi lokal yang dan jembatan.
megantongi ISO. Upaya yang dilakukan Dinas PUPR
4. Hambatan lain dari faktor eksternal Provinsi Banten
dalam pengelolaan jalan dan Upaya pemerintah dan Dinas
jembatan adalah persepsi masyarakat PUPR Provinsi Banten dalam
tentang konsistensi. Persepsi menggerakan anggotanya untuk
merupakan suatu proses yang mendukung kegiatan pembangunan jalan
dimulai dari individu sehingga di daerah harus lebih ditingkatkan lagi.
individu sadar akan segala sesuatu Kinerja pembangunan dan pemeliharaan
dalam lingkungannya melalui indera- jalan daerah yang dilakukan oleh Dinas
indera yang dimilikinya. Dengan PUPR Provinsi Banten di anggap sudah
persepsi yang berkembang cukup baik dan telah sesuai dengan

15
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

prosedur yang ada, hal itu dilihat dari surat keterangan dari Kepala
kualitas kerja pemerintah dan Dinas PUPR Desa/Lurah.
Provinsi Banten dalam menjalankan serta b) Mempercepat penyelesaian
mengawasi program pemeliharaan jalan. permasalahan kegiatan fisik di
Namun beda halnya dengan lapangan. Adapun upaya yang
pendapat masyarakat yang menilai kualitas dilakukan antara lain :
kinerja Dinas PUPR Provinsi Banten yang  Segera melaksanakan koordinasi
menggangap kinerja pemerintah tidak dengan instansi lain berkaitan
efektif dan tidak bekerja sesuai dengan apa dengan banyaknya utilitas yang
yang diharapkan oleh masyarakat. menghambat pelaksanaan
Pemeliharaan jalan yang dilakukan oleh pekerjaan;
pemerintah Provinsi Banten masih belum  Melakukan penanganan tanggap
menunjukan yang terbaik. Untuk itu upaya darurat, diantaranya :
Dinas PUPR untuk mengatasi kendala c) Pembersihan badan jalan dari
kinerja pengelolaan jalan dan jembatan longsoran tanah, sehingga jalan bisa
adalah dengan : dilalui;
a) Upaya terhadap permasalahan d) Pemberian rambu daerah rawan
pembebasan tanah : longsor;
 Mengintensifkan musyawarah e) Membuka badan jalan sementara;
harga secara parsial dan f) Membuat bangunan pelengkap
mempercepat penaksiran nilai sementara.
bangunan dan tanaman; g) Meningkatkan koordinasi dengan
 Pembayaran ganti rugi OPD lain untuk dilakukan penertiban
dilaksanakan setelah ada dan pengamanan.
keputusan pengadilan yang telah Selain itu upaya Dinas PUPR untuk
mempunyai kekuatan hukum menyelesaikan kendala pelayanan publik
yang tetap; dalam pengelolaan jalan dan jembatan
 Koordinasi dengan BPN, adalah dengan :
meminta supaya aspek Tata 1. Menambahkan dan mempercepat
Guna Tanah (TGT) tidak perlu datangnya stok bahan material untuk
melampirkan copy alas hak pengerjaan pengelolaan jalan dan
seluruh tanah yang akan jembatan.
dibebaskan, tetapi cukup dengan

16
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

2. Menambahkan alat berat untuk jembatan dalam pelayanan publik sesuai


pengerjaan pengelolaan jalan dan dengan model pengukuran kinerja menurut
jembatan. Dwiyanto dalam Pasolong (2010 :178)
3. Menambahkan tenaga Pekerja yang antara lain meliputi :
handal dibidangnya. 1. Produktivitas
4. Penerapan Good Corporate Kinerja yang dimiliki Dinas
Governance, dengan memaksimalkan Pekerjaan Umum dan Penataan
penggunaan aplikasi E-Goverment Ruang Provinsi Banten belum
untuk mendukung fungsi manajemen memiliki produktivitas yang baik
di Dinas PUPR Provinsi Banten. E- dikarenakan tidak semua kegiatan
Goverment juga bagian dari upaya pembangunan dapat terealisasi
pemanfaatan teknologi informasi dikarenakan banyaknya gagal
untuk meningkatkan transparansi, tender dan sulitnya perizinan dari
kontrol,dan akuntabilitas pemerintah. pihak-pihak terkait seperti
Kemudian dengan adanya E- perizinan dari pusat. Untuk sumber
Goverment akan memudahkan daya manusia pada Dinas PUPR
masyarakat dalam hal pengaduan sudah cukup handal walaupun
ataupun pengawasan terhadap kinerja belum sesuai dengan kriteria yang
Dinas PUPR Provinsi Banten. dibutuhkan akan tetapi Dinas
PUPR sudah mengantisipasi hal
tersebut dengan melakukan
SIMPULAN DAN SARAN pelatihan-pelatihan secara teknis
Simpulan memalui bidang jakon, kemudian
Kinerja Dinas PUPR di ukur dari kurangnya anggaran yang
tingkat keberhasilan dari apa yang sedang memadai, kurangnya peralatan dan
di kerjakan. Pertanggung jawaban terhadap alat berat yang cukup.
program–program yang telah dilaksanakan 2. Kualitas Layanan
harus sesuai dengan apa yang terjadi, Kualitas pelayanan yang
apabila hal itu tidak berjalan dengan baik, diberikan oleh Dinas PUPR dapat
maka akan menimbulkan pertanyaan– dikatakan cukup baik dikarenakan
pertanyaan dalam pikiran masyarakat dan Dinas PUPR sudah memberikan
tentu saja akan menilai bahwa kinerja pelayanan yang baik kepada
Dinas PUPR Provinsi Banten di anggap masyarakat, hal ini dalat dilihat
melemah. kinerja pengelolaan jalan dan dari adanya pembangunan jalan

17
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

dan jembatan sebagai bentuk dapat dilaporkan dan ditangani


pelayanan kepada masyarakat. (Perbaiki).
Akan tetapi banyaknya kendala 5. Akuntabilitas
kualitas pembangunan dikarenakan Dinas PUPR sudah
persyaratan yang sangat rumit saat memberikan
pelelangan kegiatan menghambat pertanggungjawaban sesuai
dan mengurangi waktu dengan landasan hukum yang
pelaksanaan. ada. Setiap kegiatan
3. Responsivitas pembangunan jalan dan
Responsivitas yang diberikan jembatan selalu dibuat laporan
Dinas PUPR dapat dikatakan cukup kemudian laporan tersebut di
baik dikarenakan Dinas PUPR teruskan kepada pimpinan
sudah berusaha merespon dengan daerah untuk ditindaklanjuti.
baik laporan dari masyarakat Selain itu saat adanya laporan
terkait pembangunan jalan dan dari masyarakat perihal
jembatan yang rusak atau yang rusaknya jalan dan jembatan,
sudah tidak layan digunakan. Dinas PUPR segera dengan
Kemudian Dinas PUPR juga sudah sigap memperbaiki jalan dan
memberikan sosialisasi terkait jembatan tersebut sesuai
pembangunan jalan dan jembatan dengan peraturan yang ada.
kepada masyarakat agar Kemudian jika dilihat dari
masyarakat dapat ikut andil dalam indikator kinerja pelayanan publik sesuai
pemeliharaan jalan dan jembatan dengan teori Zeithhaml, Parasuraman &
tersebut. Berry dalam Hadiansyah (2011:46)
4. Responsibilitas sebagai berikut :
Dinas PUPR sudah 1. Tangible (berwujud), Kondisi jalan dan
memberikan pelayanan yang baik jembatan secara fisik memang sudah
kepada masyarakat hal ini dapat ada dan dilaksanakan terus
dilihat dari respon cepat tanggap pembangunannya akan tetapi masih
Dinas PUPR terhadap laporan belum dalam kondisi baik.
masyarakat terkait jalan dan 2. Reliability (kehandalan), Dinas PUPR
jembatan yang rusak, kemudian sudah memiliki anggaran yang cukup
Dinas PUPR langsung meninjau akan tetapi masih belum memiliki
(survei) lokasi agar secara langsung sumber daya manusia yang handal,

18
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

kurangnya alat berat dan bahan material bangunan dan banyak dilalui oleh mobil
dll. Kemudian terkadang jalan dan besar.
jembatan yang sudah dibangun tidak 5. Emphaty (Empati), Dinas PUPR sudah
sesuai dengan perencanaan (tidak tepat berusaha untuk memberikan pelayanan
waktu). yang baik kepada masyarakat. Namun
3. Responsiviness (ketanggapan), Dinas pengaduan yang dilakukan secara
PUPR sudah berupaya untuk manual oleh masyarakat membuat
memberikan tanggapan dengan sebaik pengaduan tersebut tidak terorganisir.
mungkin akan tetapi masih banyak Kurangnya informasi dari Dinas PUPR
kekurangan diantaranya, kurangnya terhadap respon pengaduan masyarakat
sosialisasi kepada masyarakat sehingga tentang perbaikan jalan dan jembatan.
mengakibatkan ketidaktahuan Faktor-faktor yang menghambat
masyarakat akan rencana Kinerja : Sarana dan prasarana yang masih
pembangunan, kepemilikan jalan dan kurang, jumlah dan kualitas sumber daya
jembatan, skala prioritas jalan dan manusiabaik pegawai maupun penyedia
jembatan yang akan dibangun. jasa/kontraktor, persepsi masyarakat
Kemudian teknis pengaduan tentang konsistensi, dan Kodisi alam.
masyarakat yang masih manual, belum Upaya dinas PUPR untuk
terpusat mengakibatkan masyarakat mengatasi kendala pelayanan publik dalam
kesulitan untuk memberikan pengaduan pengelolaan jalan dan jembatan adalah
sehingga apa yang dikeluhkan tidak Mempercepat datangnya stok material,
tersampaikan kepada Dinas PUPR. menambahkan jumlah alat berat,
4. Assurance (jaminan), Dilihat dari membahkan kualitas dan kuantitas sumber
ketepatan waktu pelaksanaan daya manusia, dan penerapan E-
pebangunan Dinas PUPR terkadang Goverment dengan memperbaiki sistem
mengalami kendala dalam aplikasi SIAP PUPR yang sudah ada untuk
melaksanakan dengan tepat waktu oleh memudahkan masyarakat dalam
karena itu jaminan kualitas menyampaikan pengaduan/keluhannya.
jalan/jembatan masih belum dapat Saran
dikatakan baik, karena banyak kendala Berdasarkan kesimpulan penelitian,
yang dilalui diantaranya kondisi alam, maka dikemukakan beberapa saran sebagai
lamanya pembebasan lahan, berikut :
terlambatnya bahan material/
bangunannya untuk pengerjaan

19
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

1. Meningkatkan perencanaan dan Adisasmita, Sakti Adji. 2011. Jaringan


pelaksanaan pembangunan jalan dan Transportasi; Teori dan Analisis.
jembatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
2. Meningkatkan transparansi pekerjaan Adrian, Sutedi. 2012. Good Corporate
dan anggaran kepada masyarakat. Governance. Sinar Grafika.
3. Memprioritaskan jalan dan jembatan Jakarta.
yang diadukan oleh masyarakat Agus Dwiyanto. 2009. Manajemen
dengan cepat demi kebutuhan Kinerja Pemerintahan Daerah.
masyarakat sebagai alat transportasi Editor : Dr. Ir. H. Alisjahbana,
dan mobilitas masyarakat. MA, Samarinda: Penerbit Laksbang
4. Meningkatkan kualitas sumber daya Pressindo Jokjakarta.
manusia yang lebih ahli dan handal, Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen
agar diberikan pelatihan atau Produksi dan Operasi. Jakarta:
pendidikan untuk tenaga ahli bila Lembaga Penerbit. Fakultas
perlu sekolah keluar negeri. Dan untuk Ekonomi Universitas Indonesia.
penempatan kerja harus sejalur dengan Atmosudirdjo, Prajudi. 2005. Dasar-
pendidikan yang ditempuh (harus Dasar Administrasi Manajemen
sarjana teknik sipil). dan Manajemen Kantor. Jakarta:
5. Memanbahkan alat berat dalam Gunung Agung.
pengerjaan pemeliharaan/perbaikan Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor
jalan dan jembatan. Publik. Yogyakarta,Penerbit BPFE,
6. Segera merealisikan dan Aplikasi E- Universitas Gajah Mada.
Goverment dengan memperbaiki Bungin Burhan. 2012. Analisis Data
sistem SIAP PUPR yang sudah ada Penelitian Kualitatif. Jakarta
agar dapat digunakan untuk :Raja Grafindo. Persada.
memudahkan pengaduan dari Bambang S. dan Agus S Muntohar, 2007,
masyarakat dan informasi tentang Jembatan, CV.BETA OFFSET.
kegiatan pembangunan/pengeloalaan Creswell, John W. 2010.Research Design
Dinas PUPR. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan.
Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA . 2012.Research Design
A. Buku Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan.
Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dunn, William N. 2012. Pengantar

20
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Widiasarana Indonesia.


Gadjahmada University Press. Nurcholis, Hanif. 2005. Teori dan Praktik
Hartley, Jean., Donaldson Cam., Skelcher, Pemerintahan dan Otonomi
Crhis., Wallace, Mike. 2008. Daerah. Jakarta. : PT. Grasindo
Managing to Improve Public Nugroho, D. Riant. 2003. Kebijakan
Services. New York: Cambridge Publik Formulasi, Implementasi
University Press. dan Formulasi. Jakarta: PT Elex
Harbani, Pasolong. 2010. Teori Media Komputindo.
Administrasi Publik. Bandung, Nurmandi, Achmad. 2010. Manajemen
Alfabeta. Pelayanan Publik. Yogyakarta:
2013. Kepemimpinan Sinergi Publishing.
Birokrasi. Bandung: Alfabeta. Parsons, Wayne. 2011. Public Policy :
Hardiansyah .2011. Kualitas Pelayanan Pengantar Teori dan Praktik
Publik. Yogyakarta: Gava Media. Analisis Kebijakan. Jakarta:
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Kencana Prenada Media Group.
Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta Rinaldi,Mirsa. 2011 .Elemen Tata Ruang
: Erlangga. Kota. Yogyakarta.Graha Ilmu.
Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2010.
Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta. Manajemen Pelayanan.
Penerbit BPFE. Yogyakarta: Pustaka. Pelajar.
Manullang. 2006. Dasar-Dasar Sedarmayanti.2010. Manajemen Sumber
Manajemen. Yogyakarta: Daya Manusia Reformasi
Gadjah Mada University Press. Birokrasidan Manajemen Pegawai
Mirsa, Rinaldi. 2012. Elemen Tata Ruang Negeri Sipil.
Kota. Yogyakarta : Graha Ilmu. Bandung:RefkaAditama.
Moenir. 2008. Manajemen Pelayanan Setiadi. J. Nugroho, SE., MM., 2003,
Umum di Indonesia. Jakarta: PT. ”Perilaku Konsumen Konsep dan
Bumi Aksara. Implikasi untuk Strategi dan
Moleong, J. Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Pemasaran”. Jakarta:
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Kencana.
Remaja Rosdakarya. Siagian, Sondang. P. 2006. Sistem
Nasucha, Chaizi, 2004. Reformasi Informasi Manajemen. Jakarta:PT.
Administrasi Publik Teori, dan Bumi Aksara.
Praktik, Jakarta : PT. Gramedia Sinambela, L.P. 2010. Reformast

21
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

Neighborhood association in
Pelayanan
PublikTeori,Kebijakan dan
Implementasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
2012. Kinerja Pegawai
Teori Pengukuran dan Implikasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sondang P. Siagian (2008). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Bumi Aksara.
Subandi, Tjipto.2011 Inovasi Pendidikan.
Surakarta:Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Supriyadi, Bambang dan Agus Setyo
Muntohar. 2007.1embatan. Yogyakarta:
Beta Offset.
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu
Politik. Jakarta : Gramedia Widiyasarana
Indonesia.
Sutedi, Adrian. 2012. Good Corporate
Governance. Jakarta: Sinar Grafika.
Suwardi. 2007. Manajemen Pembelajaran:
Mencipta Guru Kreatif dan
Berkompetensi. Surabaya: PT.
Temprina Media Grafika. Hal:107.
Suwarno, Yogi. 2005. The emergence of
public participation in
contemporary Indonesia:
Coproduction role of

22
JIPAGS, Volume 3 Nomor 1 Januari 2019, 448-469

delivering public service. Tokyo;


Master Thesis at GSPA-ICU
Terry, George R., 2009. Prinsip-
Prinsip Manajemen. Jakarta:
PT. Bumi. Aksara
Townley, Barbara. 2008. Performance
measurement systems and the
criminal justice system:
rationales and rationalities.
New York: Cambridge
University Press.
Wibisono, 2006. Manajemen Kinerja:
Konsep Desain dan Teknik
Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan, Jakarta: Erlangga.
Wibowo, 2007. Manajemen Kinerja,
Edisi Kedua. Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada.
Winarno, Budi. 2002. 7eori dan
Proses Kebijakan Publik.
Yogyakarta: Media Pressindo.
Winarno. 2012. Kebijakan Publik, Mori,
Proses, dan Studi Kasus edisi & Revisi
Terbaru. Yogyakarta: CAPS.

23

You might also like