You are on page 1of 8

Hubungan Iklim Organisasi dan Loyalitas Karyawan pada Sebuah Perusahaan E-Commerce di Jakarta

HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DAN LOYALITAS KARYAWAN PADA


SEBUAH PERUSAHAAN E-COMMERCE DI JAKARTA
Aries Yulianto1, Devi Martina2
1
Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara No.9 Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta Barat – 11510
2
Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Jalan Tanjung Duren Raya No.4, Jakarta Barat – 11470
aries.yulianto@esaunggul.ac.id

Abstract
The development of e-commerce business in Indonesia has increased dramatically since the last few
years. This e-commerce business development is using by an e-commerce startup companylocated in
West Jakarta.Researchers found some problems related to the company and its employees. Shortly, it
could be assumed that their employee loyalty and organizational climate are low. Employee loyalty is
an orientation toward organization that related with personal identification to their organization. On
the other hand, organizational climate is an environment qualitywithin an organization that relatively
felt and stayed by an employee. The objective of this study is to determine the relationship between
organizational climate and employee loyalty, by controlling the effect of age and gender on loyalty.
Participants were 50 employees (21 males, 29 females) of the company, aged 23 to 34 year old (M =
27.62,SD = 2.899). This research found the correlations range from .540 and .588, p < .01. It can be
concluded that there is a positive and significant correlation between organizational climate and
loyalty, including whencontrolling effect of age and gender to loyalty.

Keywords: e-commerce, loyalty, organizational climate.

Abstrak
Bisnis e-commerce atau jual beli online di Indonesia mengalami peningkatan drastis sejak beberapa
tahun belakangan ini. Perkembangan bisnis e-commerce ini juga dimanfaatkan oleh sebuah
perusahaan rintisan bisnis e-commerce yang berlokasi di Jakarta Barat. Namun peneliti menemukan
permasalahan berkaitan dengan karyawan dan perusahaan tersebut. Diduga loyalitas dan iklim
organisasi di perusahaan tersebut rendah.Loyalitas karyawan merupakan orientasi terhadap organisasi
yang berkaitan dengan identifikasi seseorang terhadap organisasi. Di lain pihak,iklim organisasi
adalah kualitas lingkungan di dalam suatu organisasi yang secara relatif dapat dirasakan dan dapat
bertahan oleh karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi
dan loyalitas, dengan mengontrol pengaruh usia maupun jenis kelamin terhadap loyalitas. Responden
berasal dari seluruh karyawan perusahaan berjumlah 50 orang (laki-laki = 21; perempuan = 29)
berusia 23 – 34 tahun (M = 27,62; SD = 2,899). Diperoleh korelasi berkisar antara 0,540 hingga 0,588,
p< 0,01. Dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan
dengan loyalitas, termasuk ketika mengontrol pengaruh usia maupun jenis kelamin terhadap loyalitas.

Kata kunci: e-commerce, loyalitas, iklim organisasi.

Pendahuluan sebelumnya yang hanya berjumlah 9 perusahaan.


E-commerce merupakan suatu paradigma Bahkan data BPS menunjukkan pada tahun 2016
baru dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan jumlah total usaha e-commerce di Indonesia sekitar
teknologi internet, yang menggeser paradigma 26,2 juta, meningkat sekitar 17 persen dari tahun
perdagangan tradisional (Studi e-commerce 2006-2016 (Deny, 2016). Potensi bisnis yang
Indonesia, 2017). Bisnis e-commerce atau jual beli menggiurkan ini membuat banyak orang mencoba
online di Indonesia mengalami peningkatan drastis peruntungan membangun bisnis online namun
sejak beberapa tahun belakangan ini (Hadi, 2017). sayangnya manisnya bisnis ini justru lebih banyak
Perkembangan pesat ini ditandai dengan dinikmati pengusaha-pengusaha asing (Hadi, 2017).
pertumbuhan jumlah toko online dan marketplace Perkembangan bisnis e-commerce ini juga
yang kian agresif (Studi e-commerce Indonesia, dimanfaatkan oleh sebuah perusahaan yang
2017). Data Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) berdomilisi di Jakarta Barat. Perusahaan ini adalah
mencatat di tahun 2016 anggotanya berjumlah 185 rintisan (start-up) bisnis e-commerce yang
perusahaan e-commerce, meningkat dari tiga tahun mempekerjakan 50 karyawan. Namun peneliti

Jurnal Psikologi Volume 16 Nomor 1, Juni 2018 29


Hubungan Iklim Organisasi dan Loyalitas Karyawan pada Sebuah Perusahaan E-Commerce di Jakarta

menemukan permasalahan berkaitan dengan kerja yang kondusif, sehingga menciptakan


karyawan dan perusahaan. Berdasarkan hasil hubungan dan kerjasama yang harmonis diantara
wawancara dengan pimpinan perusahaan, diketahui seluruh anggota organisasi (Wirawan, 2007). Bila
dalam rentang waktu enam bulan ada 11 karyawan karyawan merasa lingkungan kerjanya nyaman dan
yang mengundurkan diri. Di lain pihak, dari hasil mendukung dalam bekerja, maka mereka akan
wawancara dengan karyawan, diketahui ada menganggap iklim organisasi yang positif, sehingga
sejumlah karyawan yang juga bekerja di tempat lain, terbentuk hubungan yang hangat dalam lingkungan
sehingga kehadirannya tidak sesuai jam kerja. Dari kerja. Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa
hasil wawancara dan observasi lebih lanjut di beberapa masalah perusahaan adalah sering
perusahaan tersebut, peneliti menyimpulkan terjadinya perselisihan karena tidak adanya
sejumlah permasalahan sebagai berikut: sejumlah hubungan yang hangat antar karyawan maupun
karyawan yang sering terlambat, target kerja yang karyawan dengan atasan.Oleh karena itu, dapat
melebihi batas waktu, tidak adanya pelatihan diduga bahwa perusahaan tersebut memiliki iklim
karyawan, tidak adanya prosedur baku perekrutan organisasi yang negatif.
karyawan, karyawan menunggu perintah atasan Di lain pihak, untuk dapat berkembang dan
untuk mulai bekerja, karyawan kurang mengetahui bersaing dengan perusahaan e-commerce lainnya
tanggung jawab pekerjaan, serta sering terjadinya dalam kondisi pesatnya perkembangan bisnis e-
perselisihan karena tidak adanya hubungan yang commerce, perusahaan juga harus mengembangkan
hangat antar karyawan maupun karyawan dengan loyalitas karyawan. Hal ini sesuai dengan yang
atasan. dikemukakan oleh Hatwal dan Chaubal (2014)
Karyawan merupakan hal yang sangat bahwa dalam dunia bisnis yang ketat saat ini,
penting pada sebuah perusahaan. Bahkan Hatwal menjaga karyawan yang baik dan mengembangkan
dan Chaubal(2014) mengatakan bahwa karyawan loyalitas karyawan menjadi semakin penting dan
merupakan darah kehidupan bagi setiap perusahaan. menantang. Menurut Steers dan Porters (1983),
Tanpa adanya karyawan, sebuah perusahaan tidak loyalitas karyawan (employee loyalty) merupakan
dapat menjalankan fungsinya. Hal yang sama orientasi terhadap organisasi yang berkaitan dengan
dikatakan oleh Murali, Poddar, dan Seema identifikasi seseorang terhadap organisasi. Loyalitas
(2017),dimana menurut mereka karyawan karyawan merupakan faktor paling penting yang
merupakan inti dari sebuah perusahaan dimana menentukan efektivitas dan efisiensi organisasi
kegagalan atau keberhasilan perusahaan tergantung (Steers, 1977, dalam Hatwal & Chaubal, 2014).
dari kinerja karyawan. Artinya, pikiran, perasaan, Seperti telah dikemukakan sebelumnya
ataupun tingkah laku karyawan yang dapat bahwa karyawan sering terlambat, target kerja yang
mempengaruhi kinerjanya menentukan bagaimana melebihi batas waktu, karyawan menunggu perintah
keberlangsungan sebuah perusahaan. Sebaliknya, atasan untuk mulai bekerja, serta karyawan kurang
keadaan perusahaan juga akan mempengaruhi mengetahui tanggung jawab pekerjaan juga
pikiran, perasaan, maupun tingkah laku karyawan. menunjukkan loyalitas karyawan yang
Dari pemaparan di atas dapat diketahui rendah.Loyalitas berkaitan dengan perasaan
bagaimana sikap kerja dari karyawan perusahaan memiliki (feeling of belongingness) yang
tersebut.situasi perusahaan akan membentuk digabungkan menetap di organisasi dalam periode
persepsi karyawan mengenai lingkungan kerjanya. yang lama (Colle, 2006, dalam Murali, Poddar, &
Persepsi tersebut mempengaruhi bagaimana Seema, 2017). Semakin rendah loyalitas seorang
karyawan sebagai individu bertingkah laku dan karyawan, semakin tinggi intensi mereka untuk
termotivasi, khususnya dalam bekerja (Beevi, meninggalkan tempat kerjanya saat ini (Hatwal &
Wason, Padaria, Singh, & Varghese, 2017).Sikap Chaubal, 2014). Oleh karena itu, loyalitas karyawan
kerja karyawan dapat membentuk iklim organisasi merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena
(Uysal, 2017). Iklim organisasi merupakan interaksi pergantian pegawai (turnover) bisasangat mahal
antara organisasi dan lingkungan (Zhang & Liu, (Murali, Poddar, & Seema, 2017). Loyalitas
2010). Davis dan Newstorm (1985) mengatakan karyawan meningkatkan kinerja dengan mengurangi
iklim organisasi (organizational climate) sebagai pergantian karyawan, meningkatkan keuntungan,
kualitas lingkungan di dalam suatu organisasi meningkatkan kualitas, membangun kepercayaan
dimana secara relatif dapat dirasakan dan dapat dan keyakinan dalam kelompok, dan meningkatkan
bertahan oleh karyawan serta dapat mempengaruhi reputasi organisasi (Guillon & Cezanne, 2014,
tingkah laku karyawan tersebut.Iklim organisasi dalam Rice, Knox, Rice, Martin, Fieger, &
tertampilkan di tempat kerja melalui hubungan Fitzgerald, 2017).
sosial (Uysal, 2017). Selain itu, iklim organisasi
terkait erat dengan proses menciptakan lingkungan

Jurnal Psikologi Volume 16 Nomor 1, Juni 2018 30


Hubungan Iklim Organisasi dan Loyalitas Karyawan pada Sebuah Perusahaan E-Commerce di Jakarta

Iklim Organisasi organisasi dan dirinya sendiri. Iklim organisai


Penelitian mengenai iklim organisasi sendiri yang positif bila karyawan merasakan bahwa
telah dimulai sejak tahun 1930-an(Zhang &Liu, pekerjaan yang ia lakukan bermanfaat bagi
2010). Oleh karena itu, banyak ahli yang dirinya sendiri dan perusahaan.
memberikan definisi mengenai iklim organisasi. 5. Tanggung jawab. Persepsi karyawan mengenai
Misalnya, menurut Ajzen dan Fishbein (1980, dalam sejauh mana atasan memberikan kepercayaan
Beevi et al., 2017) iklim organisasi merupakan terhadap karyawan untuk menjalani tugas dan
persepsi individual mengenai lingkungan kerjanya. perasaan karyawan bahwa ini memiliki
Iklim organisasi merupakan hasil interaksi antara wewenang atas tugas.Adanya tanggung jawab
organisasi dan lingkungan (Zhang & Liu, 2010). menunjukkan bahwa atasan memberikan
Iklim organisasi merupakan konstruk penting dalam kepercayaan kepada bawahan bahwa ia mampu
seting kerja dan organisasi, yang memberikan menjalankan tugas. Iklim organisasi yang
konteks yang sesuai untuk mempelajari tingkah laku positif dapat dilihat jika karyawan merasa
organisasi, yang memungkinkan untuk dipercaya oleh atasan bahwa dirinya mampu
mengeksplorasi tingkah laku individu dan kelompok menjalankan suatu tugas atau pekerjaan dengan
(Asif, 2011, dalam Beevi et al., 2017). Dalam baik.
penelitian ini menggunakan definisi menurut Davis 6. Imbalan yang adil. Indikasinya adalah
dan Newstrom (1985), yaitu bahwa iklim organisasi karyawan merasakan adanya keobjektifan
adalah kualitas lingkungan di dalam suatu organisasi dalam pemberian penghargaan dan hukuman
yang secara relatif dapat dirasakan dan dapat atas pekerjaan yang dilakukan oleh masing-
bertahan oleh karyawan. masing karyawan. Hal ini membuat karyawan
Menurut Davis dan Newstorm (1985), ada merasakan iklim organisai yang positif.
11 aspek dari iklim organisasi, yaitu: 7. Tekanan pekerjaan. Merupakan perasaan
1. Kualitas kepemimpinan. Merupakan bagaimana terhadap tekanan serta tantangan kerja yang
sikap atasan dalam memperlakukan bawahan dirasakan karyawan. Tekanan yang dianggap
atau anggotanya. Pemimpin dapat dikatakan masih dalam batas normal memacu semangat
berkualitas jika mempunyai kemampuan untuk kerja karyawan karena mereka merasa
memperhatikan karyawannya serta memberikan tertantang. Sebaliknya, jika tekanan dirasakan
dukungan dan semangat kepada para diluar kemampuan karyawan, maka mereka
karyawannya. akan merasa tertekan dalam melakukan
2. Kepercayaan. Kepercayaan merupakan pekerjaannya. Tekanan kerja yang dianggap
keyakinan individu atas karakter dan masih dalam batas normal sehingga memacu
kemampuan rekan-rekan kerjanya. Dalam semangat kerja karyawan merupakan indikasi
situasi penuh kepercayaan, anggota suatu dari iklim organisasi yang positif.
organisasi meyakini akan intergritas, karakter, 8. Kesempatan. Adanya kesempatan ditunjukkan
dan kemampuan rekan-rekannya. Adanya dengan adanya peluang bagi karawan untuk
kepercayaan diantara atasan dan bawahan serta lebih baik serta adanya peluang untuk mencapai
sesama rekan kerja menunjukkan iklim yang jabatan yang lebih tinggi. Jika karyawan
menyenangkan dalam bekerja karena tidak merasakan hal ini, menunjukkan iklim
prasangka dalam lingkungan organisasi organisasi yang positif.
tersebut. 9. Pengendalian terhadap perilaku. Menunjukkan
3. Komunikasi. Komunikasi antara atasan dan persepsi karyawan mengenai sejauh mana
bawahan penting untuk kelancaran arus atasan memberikan pengarahan dan
informasi dalam suatu organisasi, sehingga pengawasan terhadap perilaku karyawan.Iklim
seluruh informasi dapat diketahui oleh seluruh yang dirasakan karyawan bernilai positif jika
anggota organisasi. Komunikasi efektif diantara pengendalian yang dilakukan oleh atasan
atasan dan bawahan ditandai dengan adanya bersifat terarah dan tidak semena-mena.
kehangatan hubungan dan kejelasan informasi, 10. Struktur dan birokrasi.Struktur organisasi dan
sebagai indikasi dari iklim organisasi yang birokrasi merujuk pada jumlah peraturan,
positif. prosedur, dan batasan kerja serta atmosfer kerja
4. Perasaan melakukan pekerjaan yang yang dirasakan karyawan. Iklim kerja positif
bermanfaat. Menunjukkan sejauh mana anggota jika struktur organisai dan birokrasi serta
merasa pekerjaan yang dilakukannya memiliki pelaksanaannya diketahui dengan jelas dan
kontribusi terhadap tujuan oganisasi dan dirinya mengatur ke arah lebih baik serta tidak
sendiri.Indikasinya adalah anggota organisasi membebani para karyawannya.
merasa bahwa kerjanya bermanfaat bagi

Jurnal Psikologi Volume 16 Nomor 1, Juni 2018 31


Hubungan Iklim Organisasi dan Loyalitas Karyawan pada Sebuah Perusahaan E-Commerce di Jakarta

11. Partisipasi karyawan. Karyawan yang loyalitas kerja karyawan. Sebaliknya, semakin
diikutsertakan oleh perusahaan dalam segala tinggi stres kerja, semakin rendah loyalitasnya.
kegiatan di organisasi, termasuk dalam 3. Karakteristik desain organisasi. Tingginya
pengambilan keputusan, pemecahan masalah, formalisasi, desentralisasi, tingkat saham yang
dan penetapan peraturan, maka iklim ditanam karyawan, ketergantungan fungsional,
organisasinya positif. tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi organisasi, akan mengakibatkan loyalitas yang
iklim organisasi (Davis & Newstorm, 1985), yaitu: tinggi.
(1) hakekat pekerjaan, (2) luas, bentuk, dan susunan 4. Pengalaman kerja. Pengalaman positif yang
organisasi, serta (3) kesehatan dan keselamatan dirasakan karyawan dalam organisasi akan
kerja. Pada penelitian Zhang dan Liu (2010) menyebabkan tingginya loyalitas karyawan
ditemukan bahwa tingkat pendidikan, posisi, dan tersebut. Pengalaman tersebut antara lain: merasa
lamanya waktu bekerja berpengaruh terhadap iklim dilindungi organisasi, merasa penting bagi
organisasi. Karyawan dengan tingkat pendidikan organisasi, serta harapan yang dipenuhi oleh
rendah lebih positif mempersepsikan iklim organisasi.
organisasinya, dibandingkan karyawan dengan Karyawan menganggap bahwa loyalitas
tingkat pendidikan lebih tinggi. Selain itu, karyawan mereka terhadap perusahaan selaras dengan loyalitas
dengan posisi lebih tinggi lebih positif perusahaan kepada mereka (Hatwal & Chaubal,
mempersepsikan iklim organisasinya(Zhang & Liu, 2014). Bila karyawan merasa bahwa perusahaan
2010). mendengarkan mereka, menghargai mereka karena
kontribusinya, mereka akan lebih loyal terhadap
Loyalitas Karyawan perusahaan (Murali, Poddar, & Seema,
Loyalitas menjadi sebuah perhatian utama 2017).Loyalitas sendiri tidak berkaitan dengan
bagi perusahaan, terutama dalam konteks tekanan lamanya seorang karyawan bekerja di sebuah
ekonomi terkait kontrak psikologis antara karyawan perusahaan. Mungkin saja karyawan yang baru
dan atasan (Naus, van Iterson, & Roe, 2007; dalam bekerja 20 bulan memberikan kontribusi lebih besar
Murali, Poddar, & Seema, 2017). Menurut Hatwal dibandingkan karyawan yang sudah bekerja selama
dan Chaubal (2014) loyalitas karyawan adalah 20 tahun (Hatwal & Chaubal, 2014). Penelitian
sebuah keyakinan individu mengenai syarat dan Reichheld (2006, dalam Murali, Poddar, & Seema,
kondisi dari perusahaan.Logan (1984, dalam Murali, 2017) menemukan bahwa karyawan yang berencana
Poddar, & Seema, 2017) memberikan definisi yang untuk bertahan dengan seorang atasan sedikitnya
berbeda, yaitu loyalitas sebagai sebuah ikatan kuat selama dua tahun, dipengaruhi oleh: keuntungan dan
yang mengikat seorang karyawan kepada imbalan, suasana kerja, dan kepuasan kerja. Dengan
perusahaannya meskipun tidak secara ekonomis menjadi loyal, kepuasan dan komitmen karyawan
baginya untuk bertahan. Peneliti menggunakan berada di tingkat individual, daripada di tingkat
definisi dari Steers dan Porters (1983) yaituloyalitas kelompok (Iden, 2014, dalam Uzair, Razzaq,
karyawan adalah orientasi terhadap organisasi yang Sarfraz, & Nisar, 2017).
berkaitan dengan identifikasi seseorang terhadap Dari penjelasan di atas diketahui bahwa apa
organisasi. yang dilakukan oleh organisasi terhadap anggotanya
Steers dan Porter (1983) mengemukakan ada maupun lingkungan kerja, dapat mempengaruhi
tiga aspek dari loyalitas karyawan, yaitu: (1) pikiran, perasaan, maupun tingkah laku karyawan.
dorongan yang kuat untuk tetap menjadi anggota Apabila perusahaan memberikan lingkungan kerja
perusahaan, (2) keinginan untuk berusaha yang nyaman serta adanya hubungan yang hangat,
semaksimal mungkin bagi perusahaan, dan (3) akan juga cenderung dipersepsikan bahwa
kepercayaan yang pasti dan penerimaan yang penuh perusahaan mendengarkan dan menghargai mereka
atas nilai-nilai perusahaan. Sedangkan empat faktor sebagai karyawan. Mengacu pada permasalahan di
yang mempengaruhi loyalitaskaryawan menurut perusahaan yang sudah disampaikan sebelumnya,
Steers dan Porter (1983) adalah: diketahui bahwa karyawan yang mempersepsikan
1. Karakteristik pribadi. Usia, motivasi berpretasi, iklim organisasi yang negatif, akan memiliki
jenis kelamin, dan masa kerja memiliki pengaruh loyalitas yang negatif. Begitu juga sebaliknya. Hal
yang positif terhadap loyalitas, sedangkan tingkat ini sejalan dengan sejumlah penelitian yang telah
pendidikan berpengaruh secara negatif. dilakukan di Indonesia. Misalnya, penelitian pada
2. Karakteristik pekerjaan.Semakin tinggi karyawan kebun binatang Gembiraloka Yogyakarta,
identifikasi tugas, umpan balik, job enrichment, ditemukan ada hubungan yang signifikan antara
dan kecocokan tugas, maka semakin tinggi loyalitas kerja karyawan dengan iklim organisasi
(Mar’atussholihah, 2010). Ada hubungan positif

Jurnal Psikologi Volume 16 Nomor 1, Juni 2018 32


Hubungan Iklim Organisasi dan Loyalitas Karyawan pada Sebuah Perusahaan E-Commerce di Jakarta

yang sangat signifikan antara iklim organisasi dan retrospective non-experiment study design. Hal ini
kualitas pelayanan pada karyawan McDonald’s Java dikarenakan untuk meneliti hubungan antara iklim
Semarang (Yuliana, 2007).Hasil serupa juga organisasi dan loyalitas karyawan dilakukan peneliti
ditemukan Darsono dan Prihatsanti (2014) pada hanya dengan satu kali kontak ke partisipan dan
karyawan PT Sido Muncul. Oleh karena itu peneliti meneliti gejala yang sudah terjadi apa adanya, tanpa
mengajukan masalah penelitian: “apakah ada melakukan manipulasi terhadap variabel iklim
hubungan antara iklim organisasi dan loyalitas organisasi maupun loyalitas karyawan.
karyawan pada salah satu perusahaan e-commerce di
Jakarta Barat?” Responden
Sejalan dengan pemaparan dan penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan
sebelumnya, diketahui bahwa semakin positif Maret 2016 di kantor perusahaan tersebut.
persepsi seorang karyawan terhadap perusahaan, Pengambilan responden dengan metode total
juga akan semakin ia mengidentifikasikan diri sampling(Sugiyono, 2016), yaitu mengambil data
dengan perusahaan sehingga akan cenderung dari seluruh karyawan perusahaan, yang berjumlah
bertahan. Begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, 50 orang (laki-laki = 21; perempuan = 29) berusia 23
peneliti mengajukan hipotesis pertama, sebagai – 34 tahun (M = 27,62; SD = 2,899).
berikut:
H1: ada hubungan yang positif antara iklim Variabel
organisasi dan loyalitas. Ada empat variabel yang terlibat dalam
penelitian ini, yaitu: iklim organisasi, loyalitas
Jenis kelamin juga memiliki pengaruh yang karyawan, jenis kelamin, dan usia. Variabel 1 dan
positif terhadap loyalitas (Steers & Porter, 1983). variabel 2 adalah “iklim organisasi” dan “loyalitas
Apergis dan Georgellis (2017) menemukan bahwa karyawan”, sedangkan “jenis kelamin” dan“usia”
karyawan perempuan lebih loyal dibandingkan menjadi variabel kontrol.
karyawan laki-laki. Oleh karena itu, peneliti
mengajukan hipotesis kedua, sebagai berikut: Instrumen
H2: ada hubungan yang positif antara iklim Ada dua instrumen yang digunakan, yaitu
organisasi dan loyalitas, setelah mengontrol skala iklim organisasi dan skala loyalitas karyawan.
jenis kelamin. Kedua skala berbentuk skala Likert dengan meminta
responden untuk memilih dari “Sangat Tidak
Steers dan Porter (1983) mengemukakan Sesuai” (skor 1) hingga “Sangat Sesuai” (skor 4).
bahwa usia dan jenis kelamin memiliki pengaruh Skala iklim organisasi menggunakan skala dari
yang positif terhadap loyalitas. Berdasarkan life-cyle penelitian Yuliana (2007) yang berdasarkan 11 dari
rainbow dari Super (1980), pada usia 25 tahun ke aspek teori Davis dan Newstrom (1985). Pada
atas, seseorang memasuki tahapestablishment, awalnya skala ini terdiri dari 44 pernyataan (4
dimana ia mengejar rencana pribadi untuk pernyataan untuk setiap aspek). Peneliti melakukan
mendapatkan tempat yang nyaman di pekerjaan pengujian kembali reliabilitas dan validitas skala
baru. Lalu mulai memasuki tahap maintenance di tersebut dikarenakan akan digunakan pada
usia 45 tahun, karyawan mulai bertahan di suatu karakteristik responden yang berbeda dengan
perusahaan atau mengurangi berpindah pekerjaan. penelitian sebelumnya. Pengujian dilakukan pada 50
Artinya, semakin bertambah usia seorang karyawan, karyawan sebuah perusahaan rintisan e-commerce di
cenderung untuk bertahan di suatu Jakarta Pusat, yang dianggap memiliki kemiripan
organisasi.Peneliti mengajukan hipotesis ketiga, dengan perusahaan target penelitian.Dari 29
sebagai berikut: pernyataan terpilih, diperoleh koefisien Alfa-
H3: ada hubungan yang positif antara iklim Cronbach skala iklim organisasi sebesar 0,874 dan
organisasi dan loyalitas, setelah mengontrol item-total correlation corrected berkisar antara
usia dari loyalitas. 0,300 – 0,566. Berikut penyebaran jumlah
pernyataan setiap aspek: aspek 4 hingga 8 dan aspek
Metode Penelitian 11 (contoh pernyataan: “karyawan diikutsertakan
Tipe dan Desain Penelitian dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan
Berdasarkan Kumar (1999), tipe penelitian bersama”) terdiri dari 2 pernyataan, aspek 2, aspek
ini adalah penelitian korelasional, dimana peneliti 3, dan aspek 9 (“atasan memberikan contoh yang
ingin mencari hubungan antara 2 aspek dari situasi baik pada karyawannya dalam berperilaku”)
kerja karyawan, yaitu iklim organisasi dan loyalitas memiliki 3 pernyataan, 2 aspek sisanya masing-
karyawan. Sedangkan menurut Kumar (1999), masing memiliki 4 pernyataan.
desain penelitian ini adalah cross-sectional

Jurnal Psikologi Volume 16 Nomor 1, Juni 2018 33


Hubungan Iklim Organisasi dan Loyalitas Karyawan pada Sebuah Perusahaan E-Commerce di Jakarta

Skala loyalitas karyawan berasal dari penelitian antara 64 hingga 113 (M = 84,84, SD = 11,576).
Mar’atussholihah (2010) yang mengacu teori dari Dari hasil Shapiro-Wilk testdiketahui skor iklim
Steers dan Porter (1991). Pada awalnya, skala ini organisasi dan loyalitas berdistribusi normal (p>
terdiri dari 42 pernyataan dengan 14 pernyataan 0,05).Tidak ada perbedaan loyalitas yang signifikan
untuk masing-masing aspek. Dilakukan pengujian antara karyawan laki-laki (M=86,76, SD=10,601)
psikometri kembali menggunakan 50 karyawan yang dengan karyawan perempuan (M=83,45,
sama dengan pengujian skala iklim organisasi. Dari SD=12,226), t(48) = 0,999, p>0,05. Hasil yang
34 pernyataan terpilih, diperoleh item-total serupa juga untuk iklim organisasi; tidak ada
correlation corrected berkisar antara 0,302–0,692 perbedaan yang signifikan antara karyawan laki-laki
dan koefisien Alfa-Cronbach sebesar 0,910. Aspek (M=76,00, SD=8,905) dengan karyawan perempuan
1, 2, dan 3 memiliki jumlah pernyataan sebanyak: (M=74,76, SD=8,327), t(48) = 0,505, p>0,05.
12, 13, dan 9 (berurutan).
Berdasarkan hasil pengujian psikometri Tabel 1
tersebut, dapat dikatakan skala iklim organisasi dan Matriks korelasi variabel iklim organisasi, loyalitas,
skala loyalitas karyawan memiliki reliabilitas dan usia, dan jenis kelamin (N=50)
validitas yang baik sehingga dapat digunakan pada Korelasi Loyalitas Usia Jenis
penelitian ini. Untuk mendapatkan skor setiap Kelamin
variabel, dilakukan dengan menghitung skor total Korelasi
pada masing-masing skala. Semakin tinggi skor Pearson
individu, menunjukkan semakin besar variabelnya. Iklim 0,588** 0,338** 0,073
organisasi
Prosedur Loyalitas 0,237 0,143
Kedua skala diberikan bersamaan secara Usia 0,423**
tertulis kepada setiap partisipan di tempat kerja Korelasi
masing-masing, lalu mereka diminta untuk mengisi semi-parsial
sesuai dengan keadaan atau yang dirasakan riklim(loyalitas.jeni 0,579**
sebenarnya oleh mereka. Tidak ada identitas pribadi skelamin)
yang perlu dituliskan, kecuali usia dan jenis kelamin. riklim(loyalitas.usia 0,540**
Peneliti mengambil skala setelah selesai diisi oleh )
partisipan. Hasil dari setiap partisipan tidak riklim(loyalitas.jenis 0,545**
disampaikan kepada pihak perusahaan. kelamin-usia)
Keterangan: ** p< 0,01
Teknik Analisis
Untuk mengetahui hubungan antara variabel Tabel 1 menyajikan korelasi Pearson dan
iklim organisasi dan loyalitas karyawan, dengan semi-parsial untuk semua variabel. Diantara variabel
mengontrol variabel usia dan jenis kelamin, akan kontrol dan variabel penelitian, hanya usia dan iklim
dihitung korelasi semi-parsial atau disebut juga part organisasi yang memiliki hubungan signifikan, r =
correlation. Part correlationmelihat korelasi antara 0,588, p< 0,01.Ada hubungan yang positif dan
dua variabel dengan mengontrol pengaruh dari satu signifikan antara iklim organisasi dan loyalitas, r =
atau lebih variabel terhadap salah satu variabel 0,588, p< 0,01. Artinya, H1 diterima. Dengan indeks
(Field, 2009). Selain itu, untuk memenuhi asumsi determinasi (r2) sebesar 0,346, dapat dikatakan
normalitas pada kedua variabel, perlu dilakukan uji hubungan iklim organisasi dan loyalitas termasuk
normalitas (Field, 2009). Shapiro-Wilk test lebih large effect. Hasil ini sesuai dengan penelitian
baik untuk menguji normalitas dibandingkan penelitian Mar’atussholihah (2010) serta Darsono
Kolmogorov-Smirnov (K-S) test (Ghasemi, & dan Prihatsanti (2014), bahwa semakin positif
Zahedias, 2012). Semua analisis statistik persepsi seorang karyawan terhadap iklim
menggunakan SPSS versi 23.00. Kriteria untuk organisasi, semakin tinggi pula loyalitasnya terhadap
menginterpretasi nilai r2 berdasarkan Cohen (dalam perusahaan.
Gravetter & Wallnau, 2007), yaitu r2< 0,09 termasuk Steers dan Porter (1983) mengemukakan
small effect, 0,09<r2< 0,25 medium effect, dan r2> bahwa usia dan jenis kelamin, sebagai bagian dari
0,25 large effect. faktor karakteristik pribadi yang mempengaruhi
loyalitas. Namun dari tabel 1 diketahui bahwa baik
Hasil dan Pembahasan usia (r=0,273, p>0,01) maupun jenis kelamin
Skor responden untuk variabel iklim (r=0,143, p>0,01) tidak memiliki korelasi yang
organisasi berkisar antara 59 hingga 97 (M = 75,28, signifikan dengan loyalitas. Hal ini tidak sesuai
SD = 8,507), sedangkan skor loyalitas berkisar dengan Steers dan Porter (1983) sertaApergis dan

Jurnal Psikologi Volume 16 Nomor 1, Juni 2018 34


Hubungan Iklim Organisasi dan Loyalitas Karyawan pada Sebuah Perusahaan E-Commerce di Jakarta

Georgellis (2017). Sebaliknya, usia (r=0,338, p< karyawan dan jenis kelamin karyawan tidak
0,01) memiliki hubungan yang positif dan signifikan mempengaruhi bagaimana hubungan antara iklim
dengan iklim organisasi. Peneliti menduga hal ini organisasi dan loyalitas.
dikarenakan perusahaan tersebut adalah perusahaan Meskipun hasil penelitian sesuai dengan
yang baru, sehingga para karyawannya sebagian dugaan, peneliti menemukan sejumlah keterbatasan
besar adalah karyawan yang baru pertama kali penelitian yang nantinya dapat diperbaiki pada
bekerja ataupun hanya untuk mencari pengalaman penelitian selanjutnya. Variabel masa kerja, posisi
kerja. Hal ini dapat diketahui dari sempitnya rentang jabatan karyawan dan tingkat pendidikan karyawan
usia karyawan, yaitu 23 hingga 34 tahun. tidak diteliti pada penelitian ini. Steers dan Porter
Dengan mengontrol pengaruh jenis kelamin (1983) mengatakan bahwa masa kerja dan tingkat
terhadap loyalitas, korelasi antara iklim organisasi pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi
dan loyalitas sebesar r = 0,579, p< 0,01. Oleh karena loyalitas. Dimana semakin tinggi masa kerja
itu, H2 diterima. Dengan r2 sebesar 0,335, artinya seseorang maka semakin tinggi pula loyalitasnya;
ada selisih sebesar 0,011 (1,1%) bila dibandingkan sedangkan semakin tinggi tingkat pendidikan
tanpa mengontrol jenis kelamin. Selisih yang cukup seorang karyawan, semakin rendah loyalitasnya.
kecil ini terjadi karena jenis kelamin tidak memiliki Selain itu, Zhang dan Liu (2010) menemukan posisi
korelasi yang signifikan dengan loyalitas. Hasil ini jabatan berhubungan positif dengan iklim organisasi,
berbeda dengan penelitian Apergis dan Georgellis sedangkan tingkat pendidikan maupun masa kerja
(2017) yang menemukan bahwa karyawan berhubungan negatif. Oleh karena itu, sebaiknya
perempuan lebih loyal dibandingkan karyawan laki- pada penelitian selanjutnya dapat menyertakan
laki, pada penelitian tidak ditemukan hasil tersebut. variabel masa kerja, posisi jabatan, dan tingkat
Artinya, pada perusahaan tersebut besarnya pendidikan karyawan.
hubungan iklim organisasi dan loyalitas tidak Berkaitan dengan masalah-masalah yang
ditentukan apakah ia karyawan laki-laki ataupun ditemukan di perusahaan, sebaiknya perusahaan
perempuan. lebih memperkuat human resource management.
Hasil yang hampir sama juga ditemukan Hal ini sesuai dengan Uysal (2017) dimana human
ketika mengontrol pengaruh usia terhadap loyalitas. resource management memiliki peran penting dalam
Ketika mengontrol usia, diperoleh korelasi yang membangun loyalitas karyawan terhadap organisasi.
lebih rendah, r = 0,540, p< 0,01. Oleh karena itu, H3 Selain itu, peran manager di perusahaan tersebut
diterima. Hanya selisih r2 sebesar 0,054 (5,4%) sebaiknya juga dapat lebih ditingkatkan. Hal ini
dengan saat melihat hubungan iklim organisasi dan dikarenakan manajer memainkan peran penting,
loyalitas, tanpa mengontrol usia. Sama seperti jenis yaitu kualitas hubungan antara karyawan dengan
kelamin, usia tidak memiliki korelasi yang atasannya, yang akan menentukan keterikatan
signifikan dengan loyalitas.Mengacu pada life-cyle karyawan secara keseluruhan (Hatwal & Chaubal,
rainbow dari Super (1980), sebagian besar karyawan 2014). Selain itu, menurut Harter (dalam Hatwal &
perusahaan tersebut (usia: M = 27,62; SD = 2,899) Chaubal, 2014), loyalitas karyawan ditentukan oleh,
berada pada tahap establishment. Pada tahap ini, misalnya, apakah atasan memperhatikan minat
seseorang mengejar rencana pribadi untuk karyawan, memperhatikan jenjang karir mereka,
mendapatkan tempat yang nyaman di pekerjaan serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan
baru. Artinya, ia cenderung untuk berpindah-pindah kesejahteraan karyawan. Praktek human resource
tempat pekerjaan karena ia mencari pekerjaan yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap loyalitas
sesuai dengan diinya. Dengan demikian, wajar karyawan dan komitmen (Uzair et al., 2017).Oleh
ditemukan hasil tidak ada perbedaan loyalitas pada sebab itu, sebaiknya perusahaan mengadakan
karyawan berdasarkan usia. pelatihan pegawai secara rutin, membuat prosedur
baku dalam perekrutan karyawan, serta menegakkan
Kesimpulan reward and punishment berdasarkan kinerja.
Iklim organisasi memiliki hubungan yang
positif dan signifikan dengan loyalitas, termasuk Daftar Pustaka
ketika mengontrol pengaruh usia maupun jenis Apergis, N. & Georgellis, Y. (2017). Regional
kelamin terhadap loyalitas. Hal ini menunjukkan unemployment and employee loyalty:
ketika karyawan memiliki persepsi yang positif Evidence from 12 UK regions.Regional
terhadap lingkungan kerjanya, maka ia juga akan Studies, 1-11. doi:
cenderung untuk bertahan di organisasinya. Begitu 10.1080/00343404.2017.1363882.
juga sebaliknya, semakin negatif karyawan
mempersepsikan lingkungan kerjanya, maka ia Beevi, A., Wason, M., Padaria, R. N., Singh, P., &
cenderung untuk meninggalkan organisasinya. Usia Varghese, E. (2017). Organizational climate:

Jurnal Psikologi Volume 16 Nomor 1, Juni 2018 35


Hubungan Iklim Organisasi dan Loyalitas Karyawan pada Sebuah Perusahaan E-Commerce di Jakarta

Perceptions of women extension prsonnel in Murali, S., Poddar, A., & Seema, A. (2017).
Kerala. Indian Res. J. Ext. Edu. 17(4), 74- Employee loyalty, organizational
77. performance and performance evaluation: A
critical survey. IOSR Journal of Business
Darsono, D. E., & Prihatsanti, U. (2014). Hubungan and Management. 19(8), 62-74. doi:
antara iklim organisasi dengan loyalitas 10.9790/487X-1908036274.
kerja karyawan bagian quality control PT.
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Rice, B., Knox, K., Rice, J. Martin, N., Fieger, P., &
Semarang. Jurnal Empati Fakultas Psikologi Fitzgerald, A. (2017, dalam penerbitan).
Universitas Diponegoro. 3(2), 107-117. Loyal employees in difficult settings: The
compounding effects of inter-professional
Davis, K., & Newstrom, J. W. (1985). Human dysfunction and employee loyalty on job
behavior at work: Organizational behavior. tension. Personnel Review. doi: 10.1108/PR-
New York: McGraw-Hill. 05-2016-0124.

Deny, S. (2016, 15 September). BPS: Jumlah e- Steers, R. M., & Porter, L. W. (1983). Motivation
commerce di Indonesia capai 26,2 juta. and work behavior. New York: McGraw-
Liputan6.com. Diambil dari: Hill.
http://bisnis.liputan6.com.
Studi E-commerce Indonesia 2016 (2017). MARS
Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS. Indonesia. Diambil dari:
London: Sage Publication. http://marsindonesia.com.

Ghasemi, A., & Zahedias, S. (2012). Normality tests Sugiyono (2016). Statistika untuk penelitian.
for statistical analysis: A guide for non- Bandung, Jawa Barat: Alfabeta.
statisticians. International Journal of
Endocrinology and Metabolism. 10(2), 486- Super, D. E. (1980). A life-span, life-space approach
489. doi: 10.5812/ijem.3505. to career development. Journal of
Vocational Behavior, 16, 282-298.
Gravetter, F. J., & Wallnau, L. B. (2007). Statistics
for the behavioral sciences. Belmont, CA: Uysal, G. (2017). HRM in Turkey: Principles and
Thomson Wadsworth. dimensions. Economics World. 5(6), 539-
541. doi: 10.17265/2328-7144/2017.06.004.
Hadi, F. (2017, 20 Februari). Transaksi e-commerce
di Indonesia pada 2016 mencapai 4,89 miliar Uzair, M., Razzaq, W., Sarfraz, M. & Nisar, Q. A.
dollar AS. Tribunbisnis. Diambil dari: (2017). Impact of HR practices on employee
http://www.tribunnews.com/bisnis. loyalty and commitment: Mediating role of
Job satisfaction. International Journal of
Hatwal, V. & Chaubey, D. S. (2014). Factor Management Excellence. 9(2), 1067-1073.
influencing employees loyalty towards
organisation: An empirical investigation at Wirawan (2007). Budaya dan iklim organisasi:
educational institutions in Dehradun. GE- Teori aplikasi dan penelitian. Jakarta:
International Journal of Management Salemba Empat.
Research. 2(11), 185-203.
Yuliana, E. (2007). Hubungan antara iklim
Kumar, R. (1999). Research methodology: A step- organisasi dan kualitas pelayanan pada
by-step guide for beginners. London: Sage karyawan McDonalds Java Semarang.
Publication. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro, Semarang). Diambil dari
Mar’atussholihah, H. (2010). Hubungan antara http://eprints.undip.ac.id.
loyalitas kerja karyawan dengan iklim
organisasi positif. (Skripsi, Fakultas Ilmu Zhang, J., & Liu, Y. (2010). Organizational climate
Sosial dan Humaniora Universitas Islam and its effects on organizational variables:
Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta). An empirical study. International Journal of
Diambil dari http://digilib.uin-suka.ac.id. Psychological Studies. 2(2), 189-201.

Jurnal Psikologi Volume 16 Nomor 1, Juni 2018 36

You might also like