You are on page 1of 33

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK KESEHATAN

KELUARGA BERENCANA PADA NY “Y” DI

PUSKESMAS LEPO - LEPO

OLEH :

ARDIAH

PFB22034

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU PROGRAM

STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

2023
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : ARDIAH

NIM : PFB22034

JUDUL : PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

BERENCANA PADA Ny ” Y” DI POLI KIA PUSKESMAS LEPO –

LEPO 05 APRIL 2023

MENGETAHUI

PEMBIMBING INSTITUSI

Wa Ode Sri Kamba,SST.,M.Keb

NIDN : 0920079003
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrohmatullahi waborokatuh

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu

Wata A’la yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Asuhan Kebidanan yang

berjudul “Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Pada Ny ’’Y’’ Di Puskesma Lepo - Lepo 05 April 2023” yang

dilaksanakan sebagai bagian Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik

pada Program Studi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Pelita Ibu.

Tidak lupa kami ucapkan syukur setinggi – tingginya dan ucapan

terimakasih yang tiada henti kami hanturkan kepada Wa Ode Sri Kamba

Wuna, SST.,M.Keb selaku pembimbing atas kesedianyaa berupa waktu,

bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moral

maupun materil yang sangat berharga.

Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan untuk itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penulisan makalah yang lebih baik, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Kendari, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

HALAMAN JUDUL...........................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Tujuan..................................................................................................3

C. Manfaat................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Keluarga Berencana.....................................................5

B. Tinjauan Teori Kontrasepsi...................................................................7

C. Tinjauan Teori Kenaikan Berat Badan Penguna Implant……………..9

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengkajian ..........................................................................................15

B. Pendokumentasian..............................................................................18

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................21

B. Saran...................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah

penduduk sebanyak 252.124,458 jiwa dengan luas wilayah 1.913.378,68 km2

dan kepadatan penduduk sebesar 131,76 jiwa/km2 Masalah yang terdapat di

Indonesia adalah laju pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi.

Perkiraan penduduk pertengahan sebesar 248,8juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk sebesar 1,48%. Laju pertumbuhan ditentukan oleh

kelahiran dan kematian dengan adanya perbaikan pelayanan kesehatan

menyebabkan tingkat kematian rendah,sedangkan tingkat kelahiran tetap

tinggi hal ini penyebab utama ledakan penduduk (Yohana, 2021)

Jumlah penduduk yang meningkat sangat tinggi jika tidak diikuti dengan

peningkatan kualitas sumber daya manusia maka akan menjadi bencana bagi

Indonesia. Bencana kemiskinan, kriminalitas tinggi, dan masalah sosial

lainnya akan muncul. Tidak hanya masalah sosial yang akan muncul,

masalahmasalah lainnya akan bermunculan pula. Mulai dari masalah

kerusakan lingkungan, pemanasan global, peningkatan kebutuhan pangan,

energi dan air. Oleh karena itu, pemerintah membuat suatu program untuk

mengintervensi masalah pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali yaitu

dengan program Keluarga Berencana (KB) ( Rahmi & Ela, 2020)

Keluarga berencana adalah gerakan untuk memebentuk keluarga yang

sehat dan sejahtra dengan membatasi kelahiran itu bermakna adalah

perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang dilakukan dengan

1
2

mengunakan alat- alat kontrasepsi atau penangulangan kelahiran seperti

Kondom, KB suntik,Pil, IUD dan Implant.

Implant atau yang lebih dikenal dengan susuk KB , sejak tahun 1981

sudah mulai diteliti dan dikembangkan di Indonesia. Implan adalah alat

kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam,

berbentuk kapsul silastik (lentur) dimana didalam setiap kapsul berisi hormon

levonorgestril yang dapat mencegah terjadinya kehamilan. Implan mempunyai

cara kerja menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan selaput lendir

endometrium tidak siap untuk nidasi/menerima pembuahan,

mengentalkanlendir dan menipiskan lapisan endometrium dengan tingkat

keberhasilan efektifitas implant 97-99% (Yohana,2021)

Implan merupakan alat kontrasepsi yang praktis dan efektif. Dengan

implan maka tidak ada lagi faktor lupa dan sangat cocok untuk wanita yang

tidak bisa memperoleh asupan hormon esterogen tambahan. 2 Kelebihan

implan yaitu sifatnya jangka panjang yang tingkat kegagalannya lebih sedikit

dibandingkan IUD atau dengan strerilisasi (tubektomi).( Rahmi & Ela, 2020).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan pengkajian

kasus dengan judul “Pendokumentasian Kebidanan Keluarga Berencana Pada

Ny ’’Y’’ Dengan Obesitas Di Puskesmas Lepo-Lepo”


3

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan Keluarga Berencana ( KB) yaitu

pemasangan KB Hormonal (impant) pada Ny “Y” dengan Obesitas Di

Puskesmas Lepo-Lepo yang memiliki jangka panjang dan sangat efektif

untuk membatasi jumlah kehamilan dan kelahiran

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan

objektif pada kasus Pemasangan KB implant di Puskesmas Lepo-

Lepo

b. Menginterpretasikan data klien meliputi diagnosis, masalah, dan

kebutuhan khusus pada pemasangan KB implant di Puskesmas

Lepo-Lepo

c. Merumuskan Masalah potensial dan antisipasi yang harus dilakukan

bidan dari pemasangan KB implant di Puskesmas Lepo-Lepo

d. Menyusun rencana tindakan untuk pemasanngan KB implant di

Puskesmas Lepo-Lepo

e. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada pemasangan KB

implant

C. Manfaat

1. Bagi Klient Pemasang KB

Pengkajian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan, pada Klient

tengang Keluargan Berncena terutama kontrasepsi KB imlant


4

2. Bagi Mahasiswa

Kajian ini dapat menjadikan sumber informasi dan bahan bacaan untuk

meningkatkan pengetahuan tentan KB, macam-macam kontrasepsi

terutama KB implant

3. Bagi Profesi Bidan

Pengkajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan

bagi tenaga kesehatan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan serta

meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam melakukan

tindakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Umum Keluarga Berencana

1. Defenisi KB

Keluarga Berencana merupakan suatu program pemerintah yang

dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah

penduduk Menurut UU RI No 52 tahun 2009, Keluarga Berencana

merupakan bentuk usaha dalam mengatur jarak maupun angka kelahiran

anak dan usia yang ideal ketika melahirkan, mengatur waktu kehamilan

melalui promosi, perlindungan serta bantuan yang sesuai hak reproduksi

untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

2. Tujuan Keluarga

Berencana Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka

mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang

menjadi dasar terwujudnya masyarakat sejahtera dengan mengendalikan

kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

Adapun tujuan khususnya :

a.Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.

b. Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi.

c.Meningkatkan kesehatan Keluarga Berencana dengan penjarangan

kelahiran (Dwi Wati, 2020)

5
6

3. Jenis – jenis akseptor KB.

a. Akseptor aktif, yaitu akseptor yang ada pada saat ini menggunakan cara

atau alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri

kesuburan.

b. Akseptor Aktif Kembali yaitu: Pasangan Usia subur yang telah

menggunakan kontrasepsi selama 3 bulan atau lebih yang tidak

diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara / alat

kontrasepsi baik dengan cara yang sama atau berganti cara setelah

berhenti 3 bulan berturut – turut bukan karena hamil.

c. Akseptor KB baru, yaitu: Akseptor yang baru pertama kali

menggunakan alat / obat kontrasepsi atau PUS yang kembali

menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.

d. Akseptor KB dini, yaitu: Para ibu yang menerima salah satu cara

kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.

e. Akseptor Pasca Salin, yaitu: Para istri yang memakai salah satu cara

kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.

f. Akseptor drop out, yaitu: Akseptor yang menghentikan kontrasepsi

lebih dari 3 bulan ( Ekoriano,Puspitasari,Nigtyas, 2020)

4. Manfaat Keluarga

manfaat dari Keluarga Berencana adalah:

a. Dapat mencegah risiko kesehatan terkait kehamilan pada

Perempuan. Keluarga Berencana dapat mengatur jarak dan menunda

kehamilan pada wanita usia muda yang memiliki risiko terhadap


7

masalah kesehatan serta mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

pada usia tua sehingga mengurangi kematian akibat persalinan.

Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita yang memiliki anak lebih

dari 4 berisiko tinggi mengalami kematian ibu saat persalinan.

b. Mengurangi angka kematian bayi Penyebab tertinggi dari kematian

bayi di dunia adalah kelahiran yang berjarak dekat dan tidak tepat

waktu. Dengan adanya Keluarga Berencana diharapkan dapat

mencegah kehamilan yang tidak diinginkan sehingga mengurangi

angka kematian bayi.

c. Membantu mencegah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Keluarga

Berencana yang menggunakan alat kontrasepsi berupa kondom

dapat memberikan perlindungan ganda yaitu terhadap kehamilan

yang tidak diinginkan dan terhadap penularan Infeksi Menular

Seksual (IMS) termasuk HIV.

d. Dapat memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pendidikan

Dengan Keluarga Berencana dapat memberikan kesempatan pada

ibu untuk mengejar pendidikan tambahan dan bekerja, dikarenakan

jarak umur anak yang jauh, sehingga ibu memiliki banyak waktu

untuk melakukan hal yang diinginkan. Selain itu, 12 dengan

Keluarga Berencana terbentuklah keluarga kecil yang dapat

menjamin pendidikan pada anak- anaknya.


8

e. Mengurangi kehamilan pada remaja (usia muda) Ibu dengan usia

muda lebih cenderung memiliki bayi prematur atau bayi dengan

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Bayi yang lahir dari ibu usia

muda memiliki angka kematian neonatal yang tinggi.

f. Memperlambat pertumbuhan populasi Keluarga Berencana adalah

kunci untuk memperlambat pertumbuhan populasi agar tidak

berdampak negatif terhadap perekonomian, lingkungan, dan upaya

pembangunan Negara ( Rahayu, 2021)

B. Tinjauan Teori Kontrsepsi

1. Defenisi Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata “kontra”, artinya melawan dan

“konsepsi”, artinya pembuahan. Jadi, kontrasepsi artinya mencegah

bertemunya sperma dengan ovum sehingga tidak terjadi pembuahan yang

mengakibatkan kehamilan Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah

terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula

bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu

variabel yang mempengaruhi fertilitas (Rahayu,2021)

2. Faktor-faktor

Yang Berubungan Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi Faktor yang

mempengaruhi pemilihan memerlukan pertimbangan yang matang dari

calon penggunanya. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2019)

menemukan tiga faktor utama yaitu faktor individu, faktor program, dan

faktor lingkungan. Pada faktor individu yang terdiri dari umur, pendidikan,
9

sikap, pekerjaan, indeks kekayaan, jumlah anak lahir hidup, jumlah anak

masih hidup, jumlah anak yang diinginkan, wilayah tempat tinggal dan

status wanita. Faktor program yang terdiri dari pengetahuan tentang KB,

pernah pakai kontrasepsi sebelumnya, informed choiced dan informed

consent. Faktor lingkungan yang terdiri dari peranan pasangan, peranan

keluarga/tetangga/teman, peranan petugas, peranan tokoh masyarakat dan

peranan media masa ( Labu ,2021)

3. Jenis-jenis Kontrasepsi

a. Metode Amenorea Laktasi

Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif yang artinya

bayi hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman

lainnya. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila ibu menyusui secara

penuh (full breast feeding) dengan pemberian ≥ 8x dalam sehari, belum

haid, dan usia bayi kurang dari 6 bulan Dengan menyusui eksklusif

selama 6 bulan pertama akan menghambat pelepasan hormon kesuburan

sehingga tidak terjadi kehamilan.

Selain itu dengan menyusui dapat mengurangi risiko anemia pada ibu

dan dapat meningkatkan antibodi pada bayi sehingga kesehatan ibu dan

anak lebih terjamin Hasil penelitian Wahyuni, Antoni (2019) semua

responden tidak pernah mengalami perdarahan bercak dan ini mungkin

karena 90% responden melaksanakan metode kontrasepsi secara benar


10

dan juga seluruh responden setelah menggunakan MAL tidak terjadi

kehamilan yang dibuktikan dengan 86,7% dari mereka

b. Kontrasepsi Senggama

Terputus Senggama terputus adalah metode keluarga berencana secara

tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari

vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Cara ini cukup sederhana namun

memiliki angka kegagalan yang cukup tinggi, dibutuhkan pengendalian

diri dan pengaturan waktu yang tepat karena sperma bisa saja keluar

sebelum terjadi ejakulasi

c. Kontrasepsi Berencana Alami

1. Metode Kalender Metode kalender atau lebih dikenal dengan pantang

berkala, hanya dapat dilakukan jika seseorang memiliki daur menstruasi

yang teratur. Prinsip kerjanya adalah dengan tidak melakukan hubungan

seksual pada masa subur istri. Menentukan masa subur dapat memakai

3 patokan, yaitu:

a) Ovulasi terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan datang.

b) Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi.

c) Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi. Jika ingin mencegah

konsepsi, koitus harus dihindari sekurang- kurangnya selama 3 hari

(72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi

terjadi (Labu,2021)
11

2. Metode lendir serviks

Lendir serviks diatur oleh hormon estrogen dan progesteron. Jika siklus

menstruasi tidak teratur, dapat ditentukan waktu ovulasi dengan

memeriksa lendir yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar di dinding

serviks. Cara menguji lendir adalah dengan memasukkan jari anda ke

dalam vagina kemudian perlahan-lahan tarik kembali keluar. Apabila

lendir jernih, lembab dan kental, dalam waktu dekat mungkin anda akan

mmengalami ovulasi. Maka tidak dianjurkan untuk melakukan

hubungan seksual dalam 24-72 jam berikutnya

d. Kontrasepsi Hormonal

KB Hormonal adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon

estrogen saja, progesteron saja maupun kombinasi keduanya.

Kontrasepsi tersebut meliputi, kontrasepsi kombinasi dan kontrasepsi

progestin. Kadar estrogen dan progesteron menimbulkan perubahan

siklik pada mukus serviks. Di bawah pengaruh estrogen selama fase

folikular, mucus yang disekresikan olah serviks menjadi banyak, encer,

dan jernih. Perubahan ini, paling mencolok saat estrogen berada pada

puncaknya dan menjelang ovulasi, sehingga mempermudah sperma

melalui kanalis servikalis

Setelah ovulasi, di bawah pengaruh progesteron dari korpus luteum,

mukus menjadi kental dan lengket, pada hakikatnya menutup lubang

serviks sebagai mekanisme pertahanan (Prijatni dan Rahayu, 2016).


12

Pengaruh korpus luteum dalam menghambat ovulasi telah diketahui

pada awal abad ke-20.

KB hormonal di bawah pengaruh hipotalamus, hipofisis

mengeluarkan hormon Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan

Luteinizing Hormon (LH). Hormon-hormon ini dapat merangsang

ovarium untuk membentuk estrogen dan progesteron. Pada

penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa baik estrogen maupun

progesteron dapat mencegah ovulasi. Pengetahuan ini menjadi dasar

untuk menggunakan

KB Hormonal sebagai alat kontrasepsi Estrogen memiliki khasiat

kontrasepsi dengan mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum, atau

implantasi. Ovulasi dihambat melalui pengaruh esterogen terhadap

hipotalamus dan selanjutnya menghambat FSH dan LH. Pemberian

estrogen dosis tinggi (dietil stilbestrol, etinil estradiol) pada

pertengahan siklus haid dapat menghambat implantasi dari ovum yang

telah dibuahi

Progesteron menyebabkan lendir serviks menjadi lebih pekat,

sehingga penetrasi dan transportasi sperma akan sulit. Kapasitasi

sperma dihambat oleh progesteron. Kapasitasi diperlukan oleh sperma

untuk membuahi telur dan menembus rintangan di sekeliling ovum. Jika

progesteron diberi sebelum konsepsi, maka perjalanan ovum dalam tuba

akan terhambat
13

1. Pil KB

a) Pil KB Kombinasi Pil kontrasepsi ini mengandung estrogen dan

progesteron yang diminum setiap hari Cara kerja pil ini adalah

dengan menekan ovulasi, mencegah implantasi, membuat lendir

serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan pergerakan

tuba terganggu hingga transportasi telur dengan sendirinya akan

terganggu pula

b) Mini Pil

Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung progestin saja.

Pil ini sangat cocok untuk ibu yang sedang menyusui karena tidak

memberikan efek samping 23 estrogen seperti menurunkan produksi

ASI. Minipil harus diminum setiap hari dan usahakan pada jam yang

sama (biasa pada malam hari) agar tidak lupa. Senggama sebaiknya

dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil (Agustina, 2018)

2. Suntik KB

Kontrasepsi suntik adalah obat KB yang disuntikkan 1 bulan sekali

atau 3 bulan sekali. Suntik satu bulan sekali berisi estrogen dan

progesteron, sedangkan suntik 3 bulan sekali berisi progesteron saja

(Rahayu,2021).

a) Suntik KB kombinasi Suntikan kombinasi disuntikkan secara

intramuskular, diberikan setiap 1 bulan dan mengandung 24 2

hormon (estrogen dan progesteron). Suntik KB kombinasi sangat

efektif (terjadi kegagalan 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan),


14

b) Suntik KB Progestin

Kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan intramuskular yang

hanya mengandung progestin. Terdapat 2 jenis yaitu, Depo

Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) dan Depo Noretisteron

Enantat (Depo Noristerat). Jenis suntikan ini bisa digunakan dalam

7 hari setelah bersalin

3. Implant

Implant adalah alat kontrasepsi yang dipasang di bawah lapisan

kulit (subkutan) pada lengan atas bagian samping dalam. Metode

implan merupakan metode kontrasepsi efektif yang dapat memberi

perlindungan 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant

atau Implanon, terbuat dari bahan semacam karet lunak seperti kapsul

yang berisi hormon levonorgestrel.

Norplant : terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya

berisi levonorgestrel sebanyak 36 mg

a) Implanon : terdiri dari satu kapsul silastik berisi 68 mg 3-

ketodesogestrel dan 66 mg kopolimer EVA Jadena : terdiri dari 2

kapsul silastik berisi levonorgestrel 75 mg 3. Jadelle (Norplant II):

disebut juga implant-2, terdiri dari 2 27 kapsul, dengan

levonorgrestel 150 mg dalam kapsul 43 mm dan diameter 2,5 mm


15

C . Tinjauan Teori Kenaikan Berat Badan Pengunaan KB Implant

. Implan aman digunakan setelah melahirkan dan saat menyusui

karena tidak mengandung estrogen. Implan juga sangat efektif dan

praktis, dapat dicabut kapan saja sesuai kebutuhan, dengan

pengembalian kesuburan yang cepat setelah pencabutan. Namun,

implan memiliki efek samping berupa gangguan siklus haid, amenorea,

spotting, perubahan berat badan, rasa nyeri pada payudara, dan sakit

kepala ( Rahayu,2021)

Perubahan berat badan merupakan salah satu efek dari metode

kontrasepsi,berat badan merupakan salah satu indicator untuk

menentukan status gizi seseorang, banyak sekali faktor yang

menyebabkan perubahan berat badan seseorang, efek samping yang

terjadi akibat KB implant adalah kenaiakan berat badan , kenaikan

berat badan tersebut akibat pengaruh aktifitas LNG berupa efek

metabolic yang menyebabkan peningkatan nafsu makan, sedangkan

kenakikan berat badan terjadi karena hormone ini mempengaruhi

proses metabolism lemak dan kolestrol dalam tubuh ,efek ini

tergantung pada potensi endrogenya makin kuat potensi endrogenya

makin besar efek buruknya pada metabolisme lemak.

Kenaikan berat badan pada akseptor KB implant akibat adanya

efek samping yang disebabkan oleh levornolgestrel mempengaruhi

peningkatan nafsu makan, selain itu levornolgestrel juga

mempengaruhi metabolisme pembentukan lemak dan kolestrol dalam


16

tubuh sehingga dapat memicu kenaiakan berat badan jika tidak

diimbangi dengan aktifitas fisik dan mengatur pola makan seimbang.


BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB HORMONAL

(IMPLANT) PADA NY “Y” DI POLI KIA

PUSKESMAS LEPO-LEPO

05 APRIL 2023

Tanggal masuk : 05 April 2023 jam 10. 05 Wita

Tanggal pengkajian : 05 April 2023 jam 10. 18 Wita

Nama pengkaji : Ardiah

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

Nama Ibu : Ny. “ Y”/ Tn. “R”

Umur : 40 tahun / 42 tahun

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat Rumah : Jln. Nanga-Nanga

Lama Menikah :  23 Tahun

No HP : 0852 2526 7789

16
17

2. Data Biologis Asuhan

a. Kunjungan saat ini :

 Kunjungan pertama : Pemasangan alat kontrasepsi implant

 Kunjungan ulang : 8 April 2023

b. Riwayat Perkawinan

Kawin 1kali, kawin diusia 20 tahun

c. Riwayat Mensturasi

1) Menarce : umur  11 tahun,

2) Siklus : 21 hari

3) Lamanya :  7 hari

4) Dismenorhoe : tidak

5) Jumlah Anak : 5 anak

d. Riwayat kontrasepsi yang di gunakan

1) Jenis Kontrasepsi : KB Implant

2) Lama Pengunaan :  3 Tahun

3) Keluhan : Berat Badan Bertambah

e. Riwayat kesehatan

1) Penyakit yang pernah/ sedang di derita ibu dan keluarga

2) Tekanan darah tinggi : tidak

3) Apakah pernah operasi besar : tidak

4) Pernah TVD/EP, menderita TVD : tidak

5) Penyakit stoke : tidak


18

6) Penyakit jantung : tidak

7) Penyakit kolesterol : tidak

8) Migrain (sakit kepala sebelah) : tidak

9) Penyakit kuning : tidak

f. Riwayat penyakit ginekologi

Ibu mengatakan tidak pernah melakukan oprasi Kanker Payudara,

Oprasi Tumor, Usus Buntu dan jenis Oprasi lainya.

g. Keadaan psiko social spiritual

1) Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi : alat untuk menunda

kehamilan yang dipasang dilengan yang biasa disebut KB susuk

2) Pengetahuan ibu tentang efek alat kontrasepsi yang di pakai :

dapat menaiakn berat badan, dan flek

3) Dukungan suami/ keluarga : suami mendukung ibu mengunakan

alat kontrasepsi jenis Implant

B. DATA OBjEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : commposmentis

c. Tinggi Badan : 160 cm

d. Berat Badan

1) Sebelum mengunakan KB Implant : 65 kg

2) Setelah mengunakan KB Implant : 78 kg


19

e. Indeks Masa Tubuh ( IMT) : 30,47 (Obesitas)

f. Tanda Vital

1) Tekanan darah : 110/ 80 mmHg

2) Nadi : 80 x / menit

3) Suhu tubuh : 36,5 o C

4) Pernafasan : 22 x/ menit

g. Pemeriksaan Head To Toe

1) Kepala

Rambut berwarna hitam, kepala tampak bersih, tidak teraba

benjolan.

2) Mata

Simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterus, konjungtiva tidak

anemis

3) Hidung

Hidung tampak bersih, tidak ada polip dan pengeluaran secret,

tidak ada nyeri tekan

4) Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran secret, pendegaran

normal, tidak ada nyeri tekan

5) Mulut

Mukosa bibir tampak lembab

6) Gigi

Tidak berlubang, terdapat 1 gigi tanggal, tidak ada caries


20

7) Leher

Tidak ada pebesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid

8) Dada

Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, tidak ada

benjolan, tidak ada nyeri tekan

9) Abdomen

Tidak ada pembesaran, ada striae albicans, tidak ada luka bekas

oprasi, tidak ada nyeri tekan

10) Genetalia

Tidak dilakukan pemeriksaan pada area genetalia.

11) Ekstremitas

1) Ekstremitas atas : simetris kiri dan kanan, kuku tampak bersih

dan tidak anemis

2) Ekstremitas bawah : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices,

kuku tampak bersih dan tidak anemis.


21
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR

KB HORMONAL (IMPLANT) PADA PADA Ny “ Y ” DI

PUSKESMAS LEPO-LEPO

05 APRIL 2023

No reg : 001 042

Tangga lmasuk : 05 April 2023 jam 10.05 Wita

Tanggal pengkajian : 05 April 2023 jam 10.18Wita

Nama pengkaji : Ardiah

IDENTITAS

Nama Ibu : Ny. “ Y”/ Tn. “R”

Umur : 40 tahun / 42 tahun

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Swasta

Alamat Rumah : Jln. Nanga-Nanga

Lama Menikah :  23 Tahun

No HP : 0852 2526 7789

SUBJEKTIF (S)

Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke puskemas mengatakan

ingin mengunakan alat kontrasepsi yang memiliki jangka panjang dan ibu

mengeluh berat badan selalu bertambah

21
OBJEKTIF (O)
Keadaan umum baik, kesadaran : commposmentis, Tinggi Badan : 160 cm,

Berat Badan sebelum mengunakan KB 65 kg dan setelah mengunakan KB 78 kg,

IMT: 30,47 ( obesitas), Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/80 mmHg,

Nadi : 80 X/ menit, Pernafasan : 22 x / menit. Suhu Tubuh : 36,5 0 C, Pemeriksaan

Fisik tidak terdapat kelainan,

ASSESMENT (A)

Ny “ K” umur 40 Tahun Keadaan Umum Baik akseptor KB Implant Dengan

Obesitas

PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal:05 April 2023 jam .10.40 Wita

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan pemasangan KB Implant dapat

dilakukan

2. Menjelaskan kepada ibu informasi tentang KB Implant efek, kelebihan dan

kekurangan KB implant.

3. Menjelaskan kepada ibu tentang alat kontrasepsi jangka panjang yang lainya

yaitu IUD

4. Menyiapakan Alat

5. Melakukan tindakan pemasangan KB Implant sesuai pilihan Ibu

6. Mengajurkan ibu untuk sementara waktu tidak mengangkat benda berat pada

tangan yang dipasang Implant

7. Memberikan edukasi kepada ibu untuk diet sehat dan melakukan aktifitas fisik

selama  30 menit seperti senam dan jenis olahraga lainya.

22
8. Memberikan Ibu obat anti biotik dan pereda nyeri

9. Ibu tidak bersedia mengukanan alat kontrasepsi IUD

10. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran Bidan

23
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Implant merupakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang

berupa susuk yang terbuat dari jenis karet plastik yang berisi hormon,

dipasang pada lengan atas. Implan dapat digunakan untuk jangka panjang 3-5

tahun dan bersifat reversibel. Keuntungan dari kontrasepsi implan adalah

efektifitasnya tinggi sebesar 99%

Asuhan yang diberikan pada Ny “Y” berdasarkan pengkajian data dasar

dan data obyektif sehingga penanganan yang diberikan sesuai dengan

masalah pasien dan sesuai dengan kewenangan bidan.

B. Saran

1. Untuk klien

Mengikuti anjuran bidan unyuk mengatasi masalah obesitas pada masa

pengunaan KB hormonal Implant.

2. Untuk lahan peraktik

Asuhan yang diberikan pada klien sudah baik dan hendaknya bidan

lebih menekankan pada konseling mekanisme kerja dan efek samping

yang ditimbulkan oleh alat kontrasepsi sehingga tidak menimbulkan

kecemasan saat klien mengalami efek samping dari pemakaian

kontrasepsi tersebut.

24
3. Untuk institusi pendidikan

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya pembelajaran

tentang penerapan manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah

lebihditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses tersebut sangat

bermanfaatdalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber

daya manusia yang berpotensi dan professional

25
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Ika. 2018. “The Effectiveness of Health Education of Breasfeeding


Preparation on Primigravida Mother’S Motivation To Provide
Exclusivation.” Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and
Midwifery) 5(1):074–078.

Arrasyd, H., Asmaryadi, A., & Amri, K. (2019). Hubungan Pengetahuan, Sikap,
dengan Partisipasi Pasangan Usia Subur dalam Program KB di Desa Huta
Padang Sayur Maincat Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing
Natal Serta Implikasinya dalam Bimbingan Dan Konseling. Ristekdik:
Jurnal Bimbingan dan Konseling, 4(1), 62-67

Dewiwati, T. S. (2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan


Pemakaian Alat Kontrasepsi Mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat
Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Jurnal Gentle Birth,
3(1), 47-56

Ekoriano, M., Ardiana, I., Puspitasari, D., & Ningtyas, D.N.F., (2020), Kualitas
Pelayanan Kontrasepsi Modern Antara Fasilitas Kesehatan Pemerintah
dan Fasilitas Kesehatan Swasta Studi Kasus di Empat Provinsi di
Indonesia 2020

Luba, S., & R, R. (2021), Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB Dalam


Pemilihan Alat Kontrasepsi, Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
10(1).

Rahmi Ayu Amalian. Ella Nurlaella Hadi (2020). Determinan Pemilihan Implan
Pada Pasangan Usia Subur Di Kecamatan Medan Petisah.Depok.
Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2020;2(2): 52-58
DOI: 10.47034/ppk.v2i2.4144

Rahayu Bella (2021) Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pasangan
Usia Subur (Pus) Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi. Poltekes
Kemenkes Bengkulu
Yohana Aprilia Cindiy Pakung (2020) Gambaran Karakteristik KB Implant Dan
IUD.Universitas Yogyakarta

26

You might also like