You are on page 1of 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL ORAL KOMBINASI

DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI KB PIL


DI DESA KARANG KECAMATAN
DELANGGU KLATEN

Endah Purwaningsih 1), Yeniatun Kusumah 2)

ABSTRAK
Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan menjalankan keluarga
berencana dan 65-75 juta diantaranya terutama di negeri berkembang
menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu pil KB. Salah satu jenis kontrasepsi
efektif yang menjadi pilihan saat ini adalah Pil Oral Kombinasi merupakan alat
kontrasepsi yang sangat efektif. Efek Samping yang mungkin timbul pada
akseptor KB Pil Oral kombinasi adalah mual, muntah, payudara membesar,
pertambahan berat badan, keputihan. Tujuan penelitian ini Mengetahui hubungan
pengetahuan Akseptor KB pil Oral Kombinasi dengan Kepatuhan Dalam
Mengkonsumsi kb pil di Desa Karang Delanggu Klaten. Metode penelitian yang
digunakan adalah diskripsi korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini akseptor KB pil oral kombinasi di Desa Karang
Delanggu Klaten. Jumlah populasi dalam penelitian adalah 55 akseptor,
pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling Alat pengumpulan data
kuesioner. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengetahuan akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi adalah cukup
sebanyak 25 orang (45,5%). Kepatuhan ibu melakukan waktu minum pil adalah
patuh sebanyak 40 orang (72,7%). Ada hubungan antara pengetahuan akseptor
kontrasepsi pil oral kombinasi dengan kepatuhan waktu minum pil dengan p
value = 0,000 (p<0,05). Simpulan menunjukkan bahwa Ada hubungan antara
pengetahuan akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi dengan kepatuhan waktu
minum pil. Disarankan Bagi akseptor KB yang mempunyai pengetahuan baik
supaya tetap mempertahankan pengetahuannya dan kepatuhannya dengan cara
mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kepatuhan, Pil Oral Kombinasi


Pustaka : 22 pustaka (2002-2011)
12 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 11-20

PENDAHULUAN keluarga kecil berkualitas” (Saifuddin,


KB Pil merupakan salah satu 2010; h. 1-2). Program Keluarga
kontrasepsi hormonal yang bertujuan Berencana Nasional mempunyai
untuk mencegah terjadinya kehamilan kontribusi penting dalam
yang ditambahkan ke dalam tubuh meningkatkan kualitas penduduk.
seorang wanita dengan cara diminum Kontribusi tersebut dapat dilihat dari
(pil). Tujuan dari konsumsi pil KB pelaksanaan program Making
adalah untuk mencegah, menghambat Pregnancy Safer. Tujuan pokok
dan menjarangkan terjadinya program ini menegaskan bahwa setiap
kehamilan yang memang tidak kehamilan harus merupakan kehamilan
diinginkan. Untuk itu kepatuhan untuk yang diinginkan (Saifuddin, 2010; h. 1-
mengkonsumsi pil KB secara teratur 2).
sesuai dengan petunjuk tenaga Hal ini dikarenakan
kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan pengkonsumsian yang tidak teratur
mengkonsumsi pil KB bertujuan agar menjadikan pil KB tidak bisa bekerja
manfaat konsumsi KB pil yaitu secara optimal. Akan tetapi fenomena
mencegah menghambat dan di lapangan menunjukkan bahwa
menjarangkan terjadinya kehamilan sering kali akseptor KB pil tidak patuh
bisa dirasakan. Ketidakpatuhan dalam dalam melakukan keteraturan
mengkonsumsi pil KB tidak bisa mengkonsumsi pil KB. Ketidakpatuhan
menjamin bahwa akseptor KB pil ini disebabkan karena kurangnya
terhindar dari kehamilan. pengetahuan mereka tentang KB pil.
Paradigma Program Keluarga Mereka cenderung menghemat
Berencana telah dirubah visi dari pengkonsumsian dengan meminum pil
mewujudkan Norma Keluarga Kecil KB dibawah ukuran yang disarankan.
Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi Kebiasaan ini menyebabkan masih
mewujudkan “Keluarga Berkualitas mungkinnya akseptor KB pil
Tahun 2015”.Salah satu misi mengalami kehamilan yang tidak
paradigma Program Keluarga diinginkan.
Berencana berbunyi “memberdayakan Menurut WHO, tahun 2009
masyarakat untuk membangun hampir 380 juta pasangan menjalankan
Endah Purwaningsih, Yeniatun Kusumah, Hubungan Pengetahuan Akseptor KB … 13

keluarga berencana dan 65-75 juta Salah satu jenis kontrasepsi efektif
diantaranya terutama di negeri yang menjadi pilihan dan salah satu
berkembang menggunakan kontrasepsi bagian dari progam KB Nasional saat
hormonal yaitu pil KB. Akan tetapi 5% ini adalah Pil Oral Kombinasi
dari jumlah tersebut penggunanya merupakan alat kontrasepsi yang
adalah tidak melakukan sangat efektif, tidak mengganggu
pengkonsumsian secara teratur senggama atau hubungan suami – istri,
sehingga beresiko terjadinya aman, reversibilitas tinggi. Efek
kehamilan (Hevitia, 2009). Samping yang mungkin timbul pada
Program Keluarga Berencana akseptor KB Pil Oral kombinasi adalah
(KB) yang digalakkan oleh mual, muntah, payudara membesar,
pemerintah menjadi sangat penting pertambahan berat badan, keputihan,
sebagai pengendalian peledakan sakit kepala siklik, komplikasi trombo-
penduduk. Pencapaian peserta KB aktif emboli, paru-paru, cerebro-vascular
semua metode kontrasepsi yang accident, karsinoma, myoma, telangi
diperoleh dari data Badan ectasia, rhinitis alergika, pharingitis
Kependudukan dan Keluarga nasal, gangguan penglihatan siklik,
Berencana Nasional (BKKBN) depresi, rasa lelah, libido menurun
Provinsi Jawa Tengah pada bulan April (Hartanto, 2004).
2012, jumlah akseptor KB aktif Berdasarkan studi pendahuluan
sebanyak 5.287.343 peserta. Dengan yang dilakukan di Desa Karang
rincian pengguna kontrasepsi Suntik Delanggu pada bulan Januari - Oktober
3.007.555 peserta (56,88%), Pil 2013, diperoleh data akseptor KB
824.502 peserta (15,59%), Intra sebanyak 385 Akseptor, yaitu 27
Uterine Devices (IUD) 460.128 peserta akseptor (7,1%), MOW 5 akseptor
(8,70%), Implant 537.385 peserta (1,3%), MOP 1 akseptor (0,26%),
(10,16%) dan Medis Operatif Wanita Implant 19 akseptor (5%), Suntik 277
(MOW) 289.549 peserta (5,48%), akseptor (72,9%), KB Pil terdiri dari
Medis Operatif Pria (MOP) 57387 33 akseptor (8,6%), Kondom 23
peserta (1,09%), Kondom 110.837 akseptor (6,0%). Dari studi
peserta (2,10%). pendahuluan yang dilakukan dengan
14 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 11-20

metode wawancara pada 15 akseptor (Dependen) adalah variabel yang


KB Pil oral kombinasi tentang dipengaruhi atau menjadi akibat,
kepatuhan mengkonsumsi KB Pil oral, karena adanya variabel bebas
sebanyak 9 akseptor tidak mengetahui (Sugiyono, 2007; h.4).Variabel terikat
tentang cara mengkonsumsi pil oral (dependen) dalam penelitian ini :
kombinasi dengan benar dan 7 kepatuhan cara minum pil KB.
akseptor tahu mengenai cara Penelitian ini menggunakan
penggunaan KB Pil oral kombinasi. metode penelitian deskripsi korelasi
Dari uraian pada latar belakang Penelitian deskripsi adalah suatu
penulis tertarik untuk memilih judul metode penelitian yang dilakukan
penelitian mengenai “Hubungan untuk membuat gambaran atau
Pengetahuan Akseptor KB Pil Oral deskripsi tentang suatu keadaan secara
Kombinasi dengan Kepatuhan Dalam obyektif, korelasi ini pada hakekatnya
Mengkonsumsi KB pil di Desa Karang merupakan penelitian hubungan antara
Delanggu Klaten”. dua variabel pada situasi atau
kelompok subyek (Notoatmodjo,
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel adalah suatu yang 2010;h.35). Sedangkan metode
digunakan sebagai ciri, sifat atau pendekatan yang digunakan adalah
ukuran yang dimiliki atau didapatkan pendekatan cross sectional yaitu
untuk satuan penelitian tentang sesuatu metode pendekatan yang menggunakan
konsep pengertian tertentu satu kali pengumpulan data pada suatu
(Notoatmodjo, 2010;h.103). Variabel saat dilakukan secara cepat dan
bebas (Independen) Adalah variabel sekaligus menjelajahi berbagai tingkat
yang menjadi sebab timbulnya atau pertumbuhan (Arikunto, 2010;h.122).
berubahnya variabel dependen atau Populasi merupakan wilayah
variabel terikat, jadi variabel generalisasi yang terdiri atas
independent adalah variabel yang obyek/subyek yang mempunyai
mempengaruhi (Sugiyono, 2007; h.4). kualitas dan karakteristik tertentu yang
Variabel bebas (Independen) dalam ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini : pengetahuan ibu tentang dipelajari dan kemudian ditarik
KB Pil Oral. Variabel terikat kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Endah Purwaningsih, Yeniatun Kusumah, Hubungan Pengetahuan Akseptor KB … 15

Populasi dalam penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya korelasi


akseptor KB pil oral kombinasi di Desa bukan besar kecilnya korelasi. Untuk
Karang Delanggu Klaten. Jumlah pengambilan keputusan dalam uji
populasi dalam penelitian adalah 55 korelasi Kendall Tau untuk N (jumlah
akseptor. Sampel adalah sebagian atau sampel), jika  hitung ≥  tabel, maka
wakil populasi yang akan di teliti Ho ditolak dan Ha diterima, dinyatakan
(Arikunto, 2010). Sampel yang ada hubungan antara kedua variabel.
digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan dengan mengganggap data
akseptor KB pil oral Kombinasi di terdistribusi normal
Desa Karang Delanggu Klaten (tabel z) (Budiarto, 2003 : 237).
sebanyak 55 akseptor. Analisa ini
HASIL PENELITIAN DAN
bertujuan untuk mendeskripsikan dari PEMBAHASAN
masing-masing variabel terikat yaitu Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Akseptor Kontrasepsi
kepatuhan maupum variabel bebas
Pil Kombinasi di Desa Karang
yaitu pengetahuan. Kalkulasi data Kecamatan Delanggu Kabupaten
berdasarkan kelompok variabel dengan Klaten
menggunakan distribusi frekuensi No Pengetahuan f %
untuk mengkualifikasi data dan
1 Baik 24 43,6
dikuantitatifkan dalam bentuk
prosentase. Analisa data dalam 2 Cukup 25 45,5

penelitian ini menggunakan analisis 3 Kurang 6 10,9


bivariat. Analisis bivariat adalah yang Total 55 100
dilakukan terhadap dua variabel yang
Sumber : Data Primer 2014
diduga berhubungan (Notoatmodjo, Dari tabel diatas dapat dilihat
2010; h.56). Dilakukan terhadap 2 bahwa sebagian besar responden paling
variabel yang diduga berhubungan atau banyak yaitu sebanyak 25 orang
berkorelasi. Dalam analisis ini dapat
akseptor (45,5%) dengan pengetahuan
dilakukan pengujian statistik, dengan akseptor kontrasepsi pil oral
kendall tau (). Kendall Tau kombinasi. Responden paling sedikit
merupakan alat pengetesan hipotesis adalah dengan pengetahuan kurang
dimana hanya dapat dipakai untuk sebanyak 6 orang (10,9%).
16 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 11-20

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dari tabel diatas dapat dilihat


Kepatuhan Minum KB Pil Oral bahwa sebagian besar responden yaitu
Kombinasi di Desa Karang
sebanyak 40 orang akseptor (72,7%)
Kecamatan Delanggu Kabupaten
Klaten patuh meminum KB Pil Oral
No Kepatuhan f % Kombinasi dan yang tidak patuh
1 Patuh 40 72,7
sebanyak 17 orang (27,3%).
2 Tidak patuh 15 27,3
Total 55 100
Sumber : Data Primer 2014
Tabel 4.3. Tabel Hubungan Pengetahuan akseptor kontrasepsi Pil
Kombinasi dengan Kepatuhan Waktu Minum Pil
Kepatuhan
Pengetahuan Tidak Total p tau
Patuh
patuh
Baik 23 (41,8%) 1 (1,8%) 24 (43,6%) 0,000 0,556
Cukup 17 (30,9%) 8 (14,5%) 25 (45,5%)
Kurang 0 6 (10,9%) 6 (10,9%)
Jumlah 40 (72,7%) 15 (27,3%) 55 (100%)
Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat Notoatmodjo (2003), kepatuhan


bahwa pengetahuan akseptor dipengaruhi oleh sikap dan perilaku.
kontrasepsi pil oral kombinasi sebagian Dari hasil analisis dengan komputer
besar cukup dan patuh waktu minum program SPSS (Statistical Product and
pil KB sebanyak 17 orang (30,9%) dan Service Solutions) didapatkan nilai tau
8 orang (14,5%) tidak patuh waktu = 0,556 atau dengan signifikansi (p-
minum minum pil KB dari 25 value) = 0,000 < 0,05. Hal ini
responden. Hasil ini menunjukkan menunjukkan bahwa terdapat
bahwa pada tingkat pengetahuan yang hubungan yang signifikan atau
cukup, masih didapatkan responden bermakna antara pengetahuan ibu
yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tentang KB pil oral kombinasi dengan
pil KB. Hal ini dikarenakan pekerjaan tingkat kepatuhan waktu minum Pil,
ibu sebagai buruh sehingga ibu sehingga dapat dikatakan bahwa
kecapaian dan lupa minum pil KB.
Endah Purwaningsih, Yeniatun Kusumah, Hubungan Pengetahuan Akseptor KB … 17

semakin tinggi tingkat pengetahuan bahwa semakin tinggi pendidikan


semakin patuh ibu minum pil KB. seseorang maka pengetahuannya akan
Hasil penelitian dapat dilihat semakin luas atau baik, selain itu
bahwa pada tabel 4.1 terdapat semakin tinggi pendidikan seseorang
pengetahuan ibu tentang KB pil oral akan mempermudah responden
kombinasi sebagian besar adalah baik tersebut dalam menerima informasi
sebanyak 24 orang (43,6%). Hasil ini (Soekanto, 2000). Tingkat pendidikan
dikarenakan pendidikan responden melatarbelakangi pengetahuan
bervariasi dari SD sampai Perguruan responden. Pendidikan yang cukup
Tinggi. Pendidikan merupakan faktor tinggi terjadi proses pertumbuhan,
yang mempengaruhi pengetahuan. perkembangan atau perubahan kearah
Menurut Notoatmodjo (2003), yang lebih dewasa, lebih matang dan
pendidikan merupakan salah satu individu (Notoatmodjo, 2010).
faktor yang berpengaruh terhadap Hasil penelitian menunjukkan
pengetahuan. Dari hasil penelitian sebagian besar adalah patuh minum pil
didapatkan pengetahuan kurang KB sebanyak 40 orang (72,7%). Hal
sebanyak 6 orang (10,9%). Hasil ini ini dikarenakan sebagian besar
dikarenakan pendidikan responden pengetahuan ibu adalah baik.
yang berbeda-beda sehingga daya Pengetahuan ibu yang baik maupun
tangkap ibu juga berbeda dalam yang tidak baik dipengaruhi oleh umur,
menerima informasi dan menambah pendidikan dan pekerjaan.
pengetahuan tentang KB Pil Pengetahuan akan mempengaruhi
kombinasi. Notoatmodjo (2010), perilaku ibu, perilaku yang didasari
mengatakan bahwa informasi oleh pengetahuan akan bersikap abadi.
merupakan salah satu faktor yang Menurut Notoatmodjo (2003),
mempengaruhi pengetahuan. pengetahuan dan perilaku merupakan
Pendidikan responden mempengaruhi faktor presidposisi kepatuhan.
pengetahuan responden, karena semakin Berdasarkan tabel 4.3 terlihat
tinggi tingkat pendidikan responden bahwa sebagian besar akseptor
maka semakin mudah untuk menerima kontrasepsi pil oral kombinasi yang
informasi baru. Hal ini menunjukkan patuh waktu minum pil oral kombinasi
18 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 11-20

mempunyai pengetahuan baik dan Dari hasil analisa dengan


cukup. Pengetahuan akseptor komputer program SPSS (Statistical
kontrasepsi pil oral kombinasi yang Product and Service Solutions)
baik dan patuh waktu minum pil oral didapatkan nilai tau = 0,556 atau
kombinasi sebanyak 23 orang (41,8%) dengan signifikansi (p-value) = 0,000 <
sedangkan yang tidak patuh yaitu 1 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa
orang (1,8%) dari 24 orang. Hal ini terdapat hubungan yang signifikan
dikarenakan selain pengetahuan pengetahuan ibu akseptor kontrasepsi
kepatuhan juga dipengaruhi oleh faktor pil kombinasi dengan kepatuhan waktu
sikap, fasilitas dan sarana prasarana. minum pil di Kecamatan Delanggu
Notoatmodjo (2003), mengatakan Kabupaten Klaten. Penelitian ini sesuai
bahwa pengetahuan mempengaruhi dengan penelitian Tri Mariyati (2011),
kepatuhan. Pengetahuan yang baik ada hubungan pengetahuan dengan
akan mempengaruhi sikap dan praktek keteraturan minum pil, yang
yang baik. Sikap yang baik akan menunjukkan bahwa ibu dengan
mempengaruhi kepatuhan, begitu juga pengetahuan baik maka semakin
sebaliknya sikap yang tidak baik akan teratur dalam minum pil KB. Penelitian
mempengaruhi ketidakpatuhan dalam ini sependapat dengan penelitian
mengkonsumsi atau minum pil KB Wahyu Tri Wulandari (2011), ada
(Notoatmodjo, 2010). hubungan pengetahuan dengan
Penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan waktu minum, dengan kata
terdapat 6 akseptor kontrasepsi pil oral lain semakin tinggi pengetahuan maka
kombinasi dengan pengetahuan kurang semakin patuh waktu minum pil KB.
dan semuanya tidak patuh waktu Selanjutnya didukung juga dengan
minum pil oral kombinasi. Hasil ini penelitian Wardhani (2008), bahwa
menunjukkan bahwa semakin ibu ada hubungan antara pengetahuan
mempunyai pengetahuan kurang maka dengan perilaku penggunaan KB pil
semakin tidak patuh waktu minum pil. kombinasi, semakin baik pengetahuan
Keadaan ini dikarenakan ibu tidak maka semakin baik perilaku
mengetahui dan mengerti waktu penggunaan KB pil kombinasi. Hasil
minum pil yang benar. ini menunjukkan bahwa perbedaan
Endah Purwaningsih, Yeniatun Kusumah, Hubungan Pengetahuan Akseptor KB … 19

penelitian ini dengan penelitian pemilihan alat kontrasepsi yang bisa


sebelumnya adalah waktu, sampel dan dipakai sehingga meningkatkan
lokasi penelitian. kepatuhan Akseptor dalam
mengkonsumsi KB pil Oral Kombinasi
SIMPULAN DAN SARAN
untuk melakukan rutinitas minum pil
A. SIMPULAN
Hasil penelitian dan pembahasan KB. Bagi peneliti yang tertarik untuk
menunjukkan bahwa : Pengetahuan melakukan penelitian yang sama
akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi supaya meneliti dengan menggunakan
adalah cukup sebanyak 25 orang metode yang berbeda.
(45,5%), Kepatuhan ibu melakukan DAFTAR PUSTAKA
waktu minum pil adalah patuh Antik Kristiani (2006), “Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan
sebanyak 40 orang (72,7%), Ada
Akseptor KB Suntik di Puskesmas
hubungan antara pengetahuan akseptor Pembantu Kadilaju Karanongko
kontrasepsi pil oral kombinasi dengan Klaten. KTI. Poltekkes. Surakarta
kepatuhan waktu minum pil. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek (Edisi
B. SARAN Revisi VI). Rineka Cipta: Jakarta.
Bagi akseptor KB yang mempunyai
BKKBN, 2002. Angka Kejadian
pengetahuan baik supaya tetap
Keluarga Berencana. Depkes RI.
mempertahankan pengetahuannya dan
BKKBN, 2006. Angka Kejadian
kepatuhannya dengan cara mengikuti Keluarga Berencana. Depkes RI.
penyuluhan yang diberikan oleh tenaga Gungde. 2008. Hubungan Faktor
kesehatan, sedangkan yang masih Sosiodemografi dengan
mempunyai pengetahuan cukup dan Pemakaian Kontrasepsi pada
Wanita Kawin Usia 15 – 49 Tahun
kepatuhan yang tidak baik agar
di Propinsi Nusa Tenggara Timur.
ditingkatkan. Institusi kesehatan agar Fakultas Kesehatan Masyarakat –
meningkatkan mutu pelayanan agar Universitas Indonesia.
dapat meningkatkan kepatuhan Kuswati, 2007. Keluarga Berencana.
Depkes RI. Jakarta.
kunjungan akseptor KB dengan bekerja
sama lintas sektoral kader posyandu. Hartanto. 2004. Kontrasepsi Suntikan.
EGC. Jakarta
Bidan agar memberikan masukan
kepada akseptor KB dalam melakukan
20 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 11-20

Hidayat, A.Aziz Aimul. 2007. Metode _______. 2006. Buku Panduan Praktis
Penelitian Keperawatan dan Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan
Teknik Analisis Data. Salemba Bina Pustaka Sarwono
Medika: Jakarta. Prawirohardjo: Jakarta.
Manuaba, I.B.G. 2010. Ilmu Speroff, L. 2005. Pedoman Klinis
Kebidanan, Penyakit Kandungan, Kontrasepsi. EGC: Jakarta.
dan Keluarga Berencana Untuk Wahyuni, 2006. Pengetahuan
Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta. Akseptor KB Suntik Dengan
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Metode Kontrasepsi Suntik di BPS
Penelitian Kesehatan (Edisi Ny Bekti Temon, Simo, Boyolali.
Revisi). Rineka Cipta: Jakarta. Karya Tulis Ilmiah. Akademi
kebidanan Mamba`ul`ulum
________. 2003. Pendidikan dan
Surakarta.
Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta. WHO. 2006. Ragam Metode
Kontrasepsi. EGC: Jakarta.
Priyono (2000), Hubungan Kualitas
Pelayanan Keluarga Berencana Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu
dengan Kelangsungan pemakaian Kandungan. Yayasan Bina
AKDR di Kabupaten Purworejo. Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Skripsi. Yogyakarta Jakarta.
Rahayu. 2002. Cara Tepat Memilih _______. 2010. Ilmu Kandungan.
Alat Kontrasepsi Keluarga Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Berencana Bagi Wanita. Prawirohardjo: Jakarta.
http://www.tempo.co.id/medika/ar Wulansari. 2005. Cara Tepat Memilih
sip/032002/PUS-1.htm, diperoleh Alat Kontrasepsi Keluarga
14 April 2008. Berencana Bagi Wanita.
Vivi Kumalasari (2010), STIKES http://www.tempo.co.id/medika/ar
Muhammadiyah Klaten, dengan sip/032002/PUS-1.htm, diperoleh
judul “Karakteristik Akseptor KB 14 April 2008.
implant di BPS Wahyu
Jatiningsih, Jomboran, Klaten
Tengah”.
Saifuddin, A.B. 2003. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta.

You might also like