Professional Documents
Culture Documents
Abstract
All humans have sinned and fallen short of the glory of God. Because of the existence of
humans who have fallen into sin, humans need grace from God in order to be saved. This
study aims to find out how the concept of salvation is in the book of Ephesians, how the role
of God the Father, the Son, and the Holy Spirit for salvation in the book of Ephesians, and
how people should believe in their salvation. With the descriptive qualitative method, we can
find a comprehensive concept of salvation in the book of Ephesians. Salvation is not a human
effort and not a human work (2:8-9) but because of the grace of God humans are saved by
faith (2:8), but in the book of Ephesians it can be seen in the concept of salvation, believers
are not passive in the sense of doing nothing. -what is in salvation because God has chosen or
predestined, giving His grace so that humans do not need to do anything for their salvation
because they have been adopted as His children. When receiving the Word, sinners must
respond to God's grace by believing and accepting that Jesus died to save, redeem and
forgive their sins so that they believe, believe, and accept the Lord Jesus as their personal
savior, put off the old man and put on the new man who is sealed by God. The Holy Spirit,
doing good works that God prepared in advance, overcomes the devil's wiles and continues to
entrust life to be led by the Lord God (1:13-14; 2:8-10; 5:22-24).
Keywords: Safety Concept; God's work; Jesus' work; The Holy Spirit's work, believing in
salvation.
Abstrak
Semua manusia telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Karena
keberadaan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, manusia membutuhkan kasih karunia
dari Allah agar beroleh keselamatan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan Bagaimana
Konsep Keselamatan dalam Kitab Efesus, Bagaimana Peran Allah Bapa, Putra dan Roh
Kudus bagi Keselamatan dalam Kitab Efesus Dan Bagaimana seharusnya orang percaya
dalam mengimani Keselamatannya. Dengan metode kualitatif deskriptif dapat menemukan
suatu konsep keselamatan yang komprehensif dalam kitab Efesus. Keselamatan bukan usaha
manusia dan bukan pekerjaan manusia (2:8-9) melainkan karena kasih karunia Allah manusia
diselamatkan oleh iman (2:8), tetapi dalam kitab Efesus dapat dilihat dalam konsep
keselamatan, orang percaya bukan menjadi pasif dalam artian tidak melakukan apa-apa dalam
keselamatan karena Allah telah memilih atau menentukan dari semula, memberikan anugerah-
Nya sehingga manusia tidak perlu melakukan sesuatu untuk keselamatannya karena sudah
diangkat menjad anak-Nya. Disaat menerima Firman, orang berdosa harus merespon kasih
karunia Allah itu dengan percaya dan menerima bahwa Yesus mati untuk menyelamatkan,
menebus dan mengampuni dosa-dosanya sehingga beriman, percaya dan menerima Tuhan
Yesus sebagai juruselamat pribadi, menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia
baru yang dimeteraikan oleh Roh Kudus, melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah
sebelumnya, mengalahkan muslihat iblis dan terus menerus mempercayakan hidup untuk
dipimpin oleh Tuhan Allah (1:13-14; 2:8-10; 5:22-24).
Kata Kunci: Konsep Keselamatan; Karya Allah; Karya Yesus; Karya Roh Kudus, mengimani
keselamatan.
PENDAHULUAN
Topik anugerah atau kasih karunia suatu tindakan yang terlalu berani,
dan konsep keselamatan selalu menjadi bagaimana keselamatan orang-orang yang
topik yang menarik untuk diteliti, bahkan meninggal karena penyakit yang
konsep keselamatan telah menjadi suatu diakibatkan virus Covid 19, karena
bahasan yang seringkali tidak mencapai penyakit ini juga dikaitkan dengan sampar.
titik temu mulai dari bapak-bapak juga dengan adanya perbedaan pandangan
apostolik, bapak-bapak gereja abad antara penganut Calvinis,3 Arminian4,
permulaan sampai kepada doktrin gereja Lutheran dan lainnya.
masa kini bahkan ada muncul suatu dogma Perbedaan-perbedaan pendapat
yang dinamakan hypergrace.1 diatas memunculkan suatu perbedaan
Kondisi Gereja di Indonesia di pandangan: menganggap keselamatan
masa pandemi mengalami suatu dampak adalah tiket ke Sorga hanya dengan
akibat dari aturan pemerintah terhadap Anugerah Allah (Sola Gratia) walaupun
pembatasan untuk berkumpul dalam kenyataan kehidupan rohani si orang
jumlah orang yang banyak. Pembatasan percaya tersebut kurang terpuji. Di lain
perkumpulan orang berdampak pada gereja pihak ada pandangan yang kuat
tidak dapat beribadah di dalam suatu mempertahankan kesucian hidup sehingga
gedung. Gereja mengambil alternatif untuk tekanan tanggung jawab manusia lebih
melaksanakan ibadah dirumah,2 baik secara cenderung mengarah kepada kerja dengan
online ataupun tatap muka di dalam semangat kedagingan.
gedung gereja dengan jumlah orang yang Konsep keselamatan memiliki
terbatas, timbul suatu pertanyaan apakah peranan yang sangat penting dalam
kami juga yang tidak dapat datang ke dinamika pertumbuhan gereja. Bahkan
gereja tetap beroleh keselamatan? kekeliruan dan kekaburan tentang dasar
Doktrin Gereja tentang anugerah keselamatan ini akan membuat gereja
dan keselamatan menjadi hangat sebagai lembaga yang kehilangan arah.
dibicarakan, baik karena pandemi yang Pentingnya konsep ini berkenaan dengan
mengakibatkan orang percaya terbatas tujuan eksistensi gereja yang dihadirkan
untuk beribadah di Gereja, apakah datang Tuhan Allah di dunia ini.
ke Gereja sebagai pembuktian iman atau
1 Fredy Simanjuntak, “Kajian Teologis Terhadap Ajaran Hyper-Grace Joseph Prince” 2, no. 1 (2019): 1–
11.
2 Fransiskus Irwan Widjaja and Candra Gunawan Marisi, “Menstimulasi Praktik Gereja Rumah Di
Tengah Pandemi Covid-19” 2019, no. Sinta 2 (2020): 127–139.
3 Jhon Piper, TULIP The Pursuit Of God’s Glory in Salvation, Ministry of Good News Publishers (Illinois:
Crossway Books, 2009).
4 Roger E. Olson, Arminian Theology, Myths and Reality (Illinois: IVP Acadamic, 2006).
Rasul Paulus dalam Efesus 2:8-10 Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan
mengatakan “sebab karena kasih karunia dijawab di dalam hasil penelitian ini. juga
kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan dapat menjadi suatu tulisan yang dapat
hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu menguatkan iman orang percaya dalam
bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang konsep ke Semua manusia telah berbuat
yang memegahkan diri. Karena kita ini dosa dan kehilangan kemuliaan Allah.
buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Karena keberadaan manusia yang telah
Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, jatuh ke dalam dosa, manusia
yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia membutuhkan kasih karunia dari Allah
mau, supaya kita hidup di dalamnya.” agar beroleh keselamatan.
Kehidupan jemaat di Efesus sebelum .
percaya kepada Yesu hidup dalam dosa METODE PENELITIAN
dan pelanggaran, yaitu terlibat dalam Penelitian ini menggunakan metode
penyembahan berhala, dikuasai oleh kuasa kualitatif deskriptif eksegesis, yakni
kegelapan, diperbudak oleh dosa. dengan menganalisa jurnal dan buku
Keberadaan mereka sebagai orang berdosa, menggunakan studi perpustakaan. Metode
mengalami kematian dan dimurkai oleh kualitatif5 ini merupakan penelitian tentang
Allah atas pemberontakan mereka. Tetapi konsep keselamatan dalam kitab Efesus
oleh kemurahan Allah maka mereka dan deskriptif6 untuk memberikan suatu
beroleh penebusan yaitu pengampunan data yang dikumpulkan dari pandangan-
dosa dan diselamatkan oleh Allah. pandangan sebelumnya, serta dikonfirmasi
Walaupun mereka adalah manusia berdosa melalui eksegesis kata-kata atau ayat dalam
tetapi oleh kasih karunia, Allah Kitab Efesus guna menjawab Rumusan
menyelamatkan mereka, itu bukan karena masalah dalam penelitian ini.
usaha, perbuatan baik, tetapi oleh iman di
dalam Yesus Kristus (Efesus 2:8-9). HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagaimana Konsep Keselamatan Konsep Keselamatan
dalam Kitab Efesus? Bagaimana Peran
Selama kurun waktu yang begitu
Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus bagi
panjang, Konsep Keselamatan mulai dari
Keselamatan dalam Kitab Efesus? Dan
Bapak-bapak Apostolik, Abad Permulaan,
Bagaimana seharusnya orang percaya
bahkan sampai kepada Masa Kini menjadi
dalam mengimani Keselamatannya?
suatu dogma yang berbeda-beda menurut
5 Hengki Wijaya, Fransiskus Irwan Widjaja, and Dkk, Strategi Menulis Jurnal Untuk Ilmu Teologi
(Semarang: Golden Gate Publishing, 2020).
6 Sonny Eli Zaluchu, “Strategi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama,”
Evangelikal 4, no. 1 (2020): 28–38.
pandangan dan pengajarannya, perbedaan Cuma-Cuma.
pandangan tersebut menjadi suatu
Konsep Keselamatan Abad Permulaan
tantangan masa kini untuk merumuskan
suatu pandangan yang dapat dilihat melalui Konsep keselamatan abad
melalui Roh Kudus akan dipelihara dalam Pengantar Kepada Kitab Efesus
Iman. Tidak ada satu pun dari orang yang
Kitab Efesus menyorot tentang
telah dipilih Allah akan terhilang; mereka
jalan hidup bagi orang percaya, supaya
pasti selamat secara kekal.14
tidak lagi hidup menurut ukuran-ukuran
Pandangan Calvinisme moral hidup yang lama sebelum menjadi
menekankan Predestinasi Allah yan tanpa Kristen. Surat Efesus adalah salah satu
syarat yang sepertinya mengabaikan cara surat yang dituliskan Paulus di dalam
hidup orang percaya yang tidak penjara dan surat ini juga diyakini menjadi
mencerminkan sebagai orang percaya. salah satu surat edaran kepada jemaat-
(II Timotius 2:25), begitu juga hidup kekal tunggal dari kata evkle,gw (eklego) artinya
Keselamatan itu berasal dari "kebenaran adalah kena mengena kepada pelaku,
Allah," suatu ungkapan yang berulang kali konsep pilihan ini adalah Allah memilih
muncul (Roma 1:17; 3:5, 21-22, 25-26; manusia untuk diri-Nya sehingga manusia
10:3; II Korintus 5:21; Filipi 3:9; bdk. harus dikuduskan dan tak bercacat dan
Roma 8:33. Kita perlu menangkap maksud kembali mengadakan persekutuan dengan
Paulus bahwa jika Allah menyelamatkan, Allah.19 Konsep pilihan dalam keselamatan
dengan kebenaran dan keadilan. Ini bahwa keselamatan bagi orang berdosa
merupakan salah satu aspek keselamatan tergantung pada karya Allah yang
yang dulu menarik perhatian kaum diketahui oleh Allah sejak kekekalan.20
16 Henry H Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru (Surabaya: Penerbit YAKIN, n.d.).
17 Karel Sosipater, Etika Perjanjian Baru (Jakarta: Suara Harapan Bangsa, 2010).
18 “BIBLE WORKS 7,” n.d.
19 Paul Enns, Aproaching God 2 Mendekati Allah 2 (Batam: Interaksara, 2000).
20 Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4: Dontrin Keselamatan, ed. Yudha Thianto (Surabaya:
Momentum, 2010).
Kudus dalam ayat 1: 4 menerus, memerlukan keuletan dan
menggunakan istilah a`gi,ouj (agious) Kata ketabahan untuk menjaga kekudusan.
sifat akusatif (adalah objek) maskulin Pengudusan yang lengkap atau
jamak dari kata a[gioj (agious) artinya yang terakhir adalah masa depan dan akan
terpisah untuk atau oleh Allah, dikuduskan, terjadi apabila tubuh kita diubah ke dalam
murni, lurus, layak untuk Tuhan.21 Dari citra Kristus.24 “Untuk menguduskannya,
penjelasan ayat ini dapat dilihat bahwa sesudah Ia menyucikannya dengan
konsep kekudusan ini adalah dari Allah memandikannya dengan air dan firman,
konsep ini disebut dengan Pengudusan supaya dengan demikian Ia menempatkan
posisional,22 artinya secara posisi Allah jemaat di hadapan diri-Nya dengan
telah memisahkan atau menguduskan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang
orang percaya untuk mengalami serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan
persekutuan dengan-Nya melalui Roh tidak bercela.” (Efesus 5:26-27). Orang
Kudus. percaya dikuduskan karena kematian
Pasal 5:3-5 “Tetapi percabulan dan Kristus di kayu salib; harus menguduskan
rupa-rupa kecemaran atau keserakahan diri setiap hari dan akan sepenuhnya
disebut sajapun jangan di antara kamu, dikuduskan pada kedatangan Kristus kedua
sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kali.
4
kudus. Demikian juga perkataan yang Konsep Pengangkatan Menjadi Anak
kotor, yang kosong atau yang sembrono (1:5; 2:19)
karena hal-hal ini tidak pantas tetapi Dalam kasih Ia telah menentukan
5
sebaliknya ucapkanlah syukur. Karena kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk
ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan
sundal, orang cemar atau orang serakah, kerelaan kehendak-Nya, (Efesus 1:5).
artinya penyembah berhala, yang mendapat Istilah Penangkatan sebagai anak dari ayat
bagian di dalam Kerajaan Kristus dan tersebut adalah ui`oqesi,an (uiothesian)
Allah.” Dalam ayat tersebut Pulus kata benda akusatif (adalah objek) feminim
menekankan suatu pengudusan secara tunggal dari kata ui`oqesi,a (uiotheisa)
pengalaman-pengalaman,23 itu merupakan artinya anak-anak yang diadopsi, ia
proses usaha yang berlangsung terus- menekankan pada penikmatan penuh atas
hak istimewa ahli waris yang sah.
21 “BIBLE WORKS 7.”
22 Chris Marantika, Doktrin Keselamatan Dan Kehidupan Rohani Soteriology and Spiritual Life
(Yogyakarta: Iman Press, 2002).
23 Ibid.
24 Enns, Aproaching God 2 Mendekati Allah 2.
Penggunaan kata uiothesian digunakan tiga Konsep Pengampunan Dosa (1:7)
kali oleh Paulus (Roma8:23; Galatia 4:5)
Salah satu akibat luar biasa dari
yang menekankan kepada adopsi atau
kematian Kristus Yesus adalah
pengangkatan menjadi anak-anak Allah
pengampunan dosa. Pengampunan yang
merupakan suatu karya Allah sendiri yang
Yesus sediakan untuk orang percaya adalah
memberikan hak istimewa sebagai ahli
melalui pencurahan darah-Nya di kayu
waris yang sah secara hukum. Semua orang
salib. a;fesin (afesin) kata benda akusatif
percaya adalah anggota keluarga Allah
(adalah objek) feminism tunggal dari kata
(2:19)
a;fesij (afesis) yang artinya Pengampunan,
Konsep Penebusan (1:7, 14)
pembatalan kewajiban, hukuman, atau
Efesus 1:7 “Sebab di dalam Dia dan kesalahan, karenanya pengampunan dosa.26
oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, Marantika mengatakan: “Pengampunan
yaitu pengampunan dosa, menurut dosa dan pemindahan atau pengangkatan
kekayaan kasih karunia-Nya,” istilah kesalahan atau rasa salah dan
penebusan dalam ayat tersebut adalah penghukuman karena dosa merupakan
avpolu,trwsin (apulutrosin) kata benda unsur dari Pembenaran.”27
akusatif (adalah objek) feminism tunggal Allah ,menyatakan orang-orang percaya
dari kata avpolu,trwsij (apolutrosis) yang benar tanpa dosa dan bebas dari hukum
artinya penebusan atau pembelian taurat, hukumsn kekal dan telah
kembali.25 Kata tersebut diulang di ayat 14 diperbaharui. Pembenaran ini berhubungan
dan mengandung arti yang sama yaitu dengan posisi atau kedudukan seseorang
menebus. Dalam ayat tersebut dapat dilihat secara legal dihadapan Allah.28
bahwa Yesus Kristus di utus oleh Allah
Konsep Kesatuan Dalam Kristus (1:10-
untuk mati menggantikan umat manusia,
11; 2:13)
membayar harga dari semua dosa. Di
dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh Kesatuan di dalam Kristus kata
penebusan. Yesus Kristus membeli umat- yang digunakan di ayat tersebut adalah En
Nya kembali dan membawa orang percaya to Khristo merupakan suatu persatuan yang
tersebut kepada Allah dengan membayar organik dimana orang percaya menjadi
harga penebusan dan membebaskan orang anggota tubuh Kristus dan mengambil
sfragi,zw (sfragizo) yang artinya kalian berhubung dengan kehidupan kamu yang
diidentifikasi. Kata yang sama digunakan lama, yang menemui kebinasaannya oleh
dalam pasal 4: 30 “Dan janganlah kamu nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu
mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan
keselamatan orang percaya sebagai orang dalam kebenaran dan kekudusan yang
dari Allah melalui Roh Kudus (1:14) untuk menusia baru dalam ayat tersebut
dengan pemeteraian Roh Kudus, sehingga adalah to.n kaino.n a;nqrwpon (ton kainon
orang percaya dapat menjadi bait Roh anthropon)36 yakni kata sifat atributif
Kudus (1 Korintus 3:16; 6:19). akusatif maskulin tunggal dan kata benda
akusatif maskulin tunggal yang artinya
Konsep Kasih Karunia (2:5,8)
manusia yang baru itu.
Efesus 2:8 “Sebab karena kasih Paulus memberikan pengertian
karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu “mengenakan manusia yang baru itu,” di
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian sini ia menggunakan bentuk aorist medial,
Allah.” ca,riti, (khariti) kata benda datif di mana ia ingin menekankan bahwa ketika
(objek tidak langsung) feminim tunggal mengenakan manusia baru, itu bukanlah
dari kata ca,rij (kharis) yang artinya kamu dalam bentuk present tense (sebagai
diselamatkan melalui anugerah atau kasih kebiasaan belaka, sekedar dapat dikerjakan
karunia.34 Secara posisi, keselamatan itu setiap hari dan dapat ditukar dengan yang
yang baru itu dapat mulai bekerja dalam Keselamatan Kitab Efesus
41 Candra Gunawan Marisi, “Implikasi Paralelisme Janus Dalam Filipi 3 : 9 Bagi Iman Percaya Masa
Kini,” Diegesis Jurnal Teologi Kharismatika 5, no. 2 (2022): 84–96.
Keselamatan.” EPIGRAPHE: Jurnal Samarenna, Desti. “Konsep Soteriologi
Teologi dan Pelayanan Kristiani 1, Menurut Efesus 2:1-10.” FIDEI:
no. 2 (2018): 91. Jurnal Teologi Sistematika dan
Marantika, Chris. Doktrin Keselamatan Praktika 2, no. 2 (2019): 247–264.
Dan Kehidupan Rohani Soteriology Simanjuntak, Fredy. “Kajian Teologis
and Spiritual Life. Yogyakarta: Iman Terhadap Ajaran Hyper-Grace Joseph
Press, 2002. Prince” 2, no. 1 (2019): 1–11.
Marisi, Candra Gunawan. “Implikasi Sosipater, Karel. Etika Perjanjian Baru.
Paralelisme Janus Dalam Filipi 3 : 9 Jakarta: Suara Harapan Bangsa, 2010.
Bagi Iman Percaya Masa Kini.” Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika.
Diegesis Jurnal Teologi Kharismatika Gandum Mas. Vol. 1. Malang:
5, no. 2 (2022): 84–96. Gandum Mas, 1992.
———. “Menjadi Manusia Baru Yang Widjaja, Fransiskus Irwan, and Candra
Bertumbuh.” Jurnal Teologi dan Gunawan Marisi. “Menstimulasi
Pendidikan Agama Kristen Didache 1, Praktik Gereja Rumah Di Tengah
no. 1 (2018): 70–87. Pandemi Covid-19” 2019, no. Sinta 2
———. “Menjadi Manusia Baru Yang (2020): 127–139.
Segambar Menurut Rupa Allah.” Wijaya, Hengki, Fransiskus Irwan Widjaja,
Jurnal Teologi dan Pendidikan and Dkk. Strategi Menulis Jurnal
Agama Kristen Didache 2, no. 1 Untuk Ilmu Teologi. Semarang:
(2018): 65–77. Golden Gate Publishing, 2020.
Olson, Roger E. Arminian Theology, Zaluchu, Sonny Eli. “Strategi Penelitian
Myths and Reality. Illinois: IVP Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam
Acadamic, 2006. Penelitian Agama.” Evangelikal 4, no.
Piper, Jhon. TULIP The Pursuit Of God’s 1 (2020): 28–38.
Glory in Salvation. Ministry of Good “BIBLE WORKS 7,” n.d.
News Publishers. Illinois: Crossway
Books, 2009.