You are on page 1of 10

Landasan Psikologis Dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Rifqi Rohmatulloh
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia, 40294
Email: rifqirohmatulloh@staidaf.ac.id

Mulyawan Safwandy Nugraha


Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia, 40294
Email: mulyawan@uinsgd.ac.id

Abstract: Curriculum is a form of educational activity to achieve educational goals. The study of
psychological elements in the Islamic Religious Education curriculum is primordial as an integrated
aspect and must be implemented in an educational institution. Without an adequate curriculum, Islamic
religious studies will not run as they should. The method used in this research is a qualitative research
method with a literature study approach which refers to several sources of research data and interview
results. Data analysis techniques in this research include data collection, data reduction, data
presentation, and drawing conclusions. In this research, it was found that the curriculum is an
educational activity that includes various student activity plans in the form of strategies, arrangements
and goals to be achieved. The basis of the Islamic education curriculum includes religion, philosophy,
psychology, social and organizational, which contains principles in preparing the curriculum that need to
be taken into account according to Islamic teachings and values. Psychological science has connectivity to
the learning process, where Islamic religious education refers to Islamic values which are distinctive to
the realm of general science. With psychology in the learning process it will have maximum impact.

Keywords: Curriculum, Psychology, Islamic Religious Education

Abstrak: Kurikulum merupakan bentuk aktivitas pendidikan agar tercapai tujuan


pendidikan. Kajian mengenai unsur psikologis dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam
bersifat primoridal sebagai suatu aspek yang terintegratif dan harus diterapkan di sebuah
lembaga pendidikan. Tanpa adanya kurikulum yang memadai, pelajaran agama Islam tidak
akan berjalan sebagaimana mestinya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka yang merujuk pada beberapa
sumber data penelitian dan hasil wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini
diantaranya pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pada
penelitian ini diperoleh bahwa kurikulum merupakan suatu kegiatan pendidikan yang
mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik dalam bentuk strategi-strategi, pengaturan-
pengaturan, dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Dasar kurikulum pendidikan Islam
diantaranya agama, falsafah, psikologis, sosial, dan organisator, yang memuat prinsip-prinsip
dalam penyusunan kurikulum yang perlu diperhatikan berasakan ajaran dan nilai-nilai
keislaman. Ilmu psikologi memiliki konektivitas terhadap proses pembelajaran yangmana pada
pendidikan agama Islam mengacu pada nilai-nilai keislaman yang menjadi distingsi kepada

1
2 | Landasan Psikologis dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam

ranah ilmu umum. Dengan ilmu psikologi dalam proses pembelajaran maka akan berdampak
secara maksimal.

Kata Kunci: Kurikulum, Psikologis, Pendidikan Agama Islam

DOI: https://doi.org/10.15575/jipai.xxx.xxx
Received: mm, yyyy. Accepted: mm, yyyy. Published: mm, yyyy.

Copyright: © 2022. The Authors.


Licensee: JIPAI: Jurnal Inovasi Pendidikan Agama Islam is licensed under the Creative
Commons Attribution License.

JIPAI: Jurnal Inovasi Pendidikan Agama Islam Volume 2, No. 1, 2022


Rifqi Rohmatulloh, Mulyawan Safwandy Nurgaha| 3

PENDAHULUAN
Pendidikan dan psikologi menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan,
dalam pembelajaran keislaman kepribadian lebih dikenal dengan term al-
Syakhsiyah. Syakhsiyah berasal dari kata Syakh yang berarti pribadi kata
tersebut diberi ya’ nisbath sehingga menjadi kata benda buatan (masdar
Shina’y) Syakhsiyah yang berarti kepribadian. Dalam literatur keislaman, kata
syakhsiyah kurang begitu dikenal (Nofitri, 2023). Terdapat beberapa alasan
mengapa term tersebut tidak begitu dikenal, diantaranya (1) Dalam al-Qur’an
dan as-Sunnah tidak ditemukan term syaksiyah, kecuali dalam beberapa hadits
disebutkan term syakhsy yang berarti pribadi (person), bukan kepribadian
(personality); (2) Dalam khazanah Islam klasik, para filosuf lebih akrab
menggunakan istilah akhlaq. Penggunaan istilah ini karena ditopang oleh ayat
al-Qur’an dan Hadits; dan (3) Term syakhsiyah hakikatnya tidak dapat
mewakili nilai-nilai fundamental Islam untuk mengungkap suatu fenomena
atau perilaku batiniyah manusia. Artinya term syakhsiyah yang lazim dipakai
dalam term psikologi kepribadian barat eksistensinya lebih pada deskripsi
karakter, sifat, atau perilaku unik individu, sementara term akhlaq lebih
menekankan pada aspek penilaiannya terhadap baik buruk suatu tingkah laku.
Syakhsiyah merupakan akhlaq yang tidak dinilai baik buruknya, sementara
akhlaq merupakan syakhsiyah yang dapat dievaluasi (Nurmadiah, 2014).
Kurikulum merupakan suatu bentuk kegiatan pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan (Hatim, 2018). Dan juga merupakan rencana
dalam pendidikan, memberikan pedoman dan pedoman mengenai jenis, ruang
lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum
mempunyai kedudukan yang krusial dalam pendidikan formal dan nonformal
sehingga dapat memberikan arahan untuk proses pendidikan (Saputra et al.,
2022). Kurikulum merupakan suatu rancangan kegiatan yang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan sehingga mempunyai peranan yang sangat
krusial dalam mewarnai kepribadian seseorang. Sama seperti kurikulum
Pendidikan Agama Islam, mempunyai kedudukan yang sangat krusial dalam
membentuk kepribadian seseorang. Baik buruknya hasil pendidikan, termasuk
penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam sangat ditentukan oleh kurikulum,
diharapkan dapat membangkitkan rasa kesadaran kritis bagi peserta didik atau
tidak (Wafi, 2017). Untuk menerapkan kurikulum PAI secara kontekstual
diperlukan pemahaman yang mendalam agar siswa dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari tiga subjek pelajaran
krusial dalam kurikulum suatu lembaga pendidikan formal (Jumahir, 2020).
Sebab kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang
dapat diwujudkan secara terpadu dengan dimensi kehidupan lainnya bagi
setiap individu warga negara. Integrasi berbagai dimensi kehidupan

JIPAI: Jurnal Inovasi Pendidikan Agama Islam Volume 2, No. 1, 2022


4 | Landasan Psikologis dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam

menciptakan kehidupan yang utuh seperti yang dicita-citakan masyarakat


Indonesia (Kholik, 2019), dalam Pendidikan Agama Islam diperlukan
kombinasi dengan psikologi untuk menyempurnakan pengajaran dan
pembelajaran. Yaitu psikologi pembelajaran agar seorang guru khususnya
dapat mengembangkan aspek-aspek peserta didik baik kognitif, afektif,
maupun psikomotorik (Amelia et al., 2022).
Kajian mengenai unsur psikologis dalam kurikulum Pendidikan Agama
Islam bersifat primoridal sebagai suatu aspek yang terintegratif dan harus
diterapkan di sebuah lembaga pendidikan. Tanpa adanya kurikulum yang
memadai, pelajaran Agama Islam tidak akan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, hal ini berimplikasi terhadap penerapan metode dan pendekatan
pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran
Agama Islam. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk melihat landasan
terhadap aspek psikologis yang diterapkan di dalam kurikulum pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi pustaka yang merujuk pada beberapa
sumber data penelitian dan hasil wawancara. Teknik pengumpulan data
berupa kajian mengenai landasan psikologis dalam kurikulum Pendidikan
Agama Islam. Berdasarkan metode penelitian kualitatif, semua fakta baik
tulisan maupun lisan dari sumber data primer maupun sekunder diuraikan apa
adanya kemudian dikaji untuk direduksi seringkas mungkin untuk menjawab
permasalahan. Teknik pengumpulan data merupakan usaha untuk
mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan penelitian seperti
data, fakta, gejala, maupun informasi yang sifatnya valid, reliabel, dan objektif
(Sugiyono, 2013). Teknik analisis data dalam penelitian ini diantaranya
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
(Miles & Huberman, 1992). Adapun alur dalam teknik analisis data tersebut
adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman

JIPAI: Jurnal Inovasi Pendidikan Agama Islam Volume 2, No. 1, 2022


Rifqi Rohmatulloh, Mulyawan Safwandy Nurgaha| 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Secara etimologis kurikulum berasal dari bahasa Yunani curir yang berarti
pelari, dan curare yang berarti tempat berlomba (Yusuf, 2019). Jadi, istilah
kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi kuno di Yunani,
yang mengandung arti suatu jarak yang ditempuh pelari dari start sampai finis.
Dalam bahasa Arab, kurikulum yaitu manhaj yang artinya jalan terang yang
dilalui manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Sedangkan kurikulum
pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam kamus tarbiyah adalah seperangkat
rencana dan media yang menjadi acuan sebuah lembaga pendidikan dalam
mewujudkan tujuan pendidikan. Sehingga dapat diartikan kurikulum dalam
pandangan modern adalah suatu program pendidikan yang diselenggarakan
oleh suatu sekolah yang tidak hanya terbatas pada bidang kajian dan kegiatan
pembelajaran saja, melainkan mencakup segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi peserta didik sesuai
dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. untuk meningkatkan kualitas.
kehidupan yang diterapkan tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah
(Hidayat et al., 2020).
Psikologi berasal dari kata Psyche yang berarti jiwa dan kata logos yang
berarti pengetahuan (Maharani, 2018). Oleh karena itu, psikologi sering
diartikan sebagai ilmu jiwa. Namun, sebagian ahli tidak sepakat bahwa
pengertian psikologi sebenarnya sama dengan ilmu jiwa. Pendidikan Islam
diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh mereka yang mempunyai
tanggung jawab untuk membina, membimbing, mengembangkan, dan
mengarahkan potensi anak agar berfungsi dan berperan sebagai hakikat
peristiwa. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pendidikan diterapkan sejak bayi
hingga akhir hayat, dengan berpedoman pada Nabi Muhammad Saw. Dalam
kaitan ini, pendidikan Islam erat kaitannya dengan psikologi agama. Bahkan
psikologi agama dijadikan sebagai pendekatan penerapan pendidikan Islam
(Suminto, 2020).
Begitu pentingnya seorang pendidik mempelajari ilmu psikologi sehingga
dapat mengetahui masa sensitif pada anak terjadi pada sekitar usia 3-4 tahun
sedangkan pembelajaran berhitung terjadi pada sekitar usia 5-6 tahun. Dengan
cara ini, pada usia tersebut (orang tua) di rumah dapat memberikan pelatihan
awal sebelum anak masuk sekolah. Selain itu anak juga harus diberikan
pendidikan kemauan, agar tindakan anak sesuai dengan norma yang ada.
orang dewasa, maka dari itu cara mendidiknya tidak sama dengan mendidik
orang dewasa. Apalagi seiring pertumbuhan anak menuju usia dewasa,
pendidik harus menyesuaikan pola pendidikannya dengan karakter anak.
Begitu krusialnya psikologi pendidikan sehingga pendidik akan mampu
menghilangkan kesalahan-kesalahan dalam proses pendidikan dan tumbuh
kembang anak menuju dewasa (Nurmadiah, 2014).

JIPAI: Jurnal Inovasi Pendidikan Agama Islam Volume 2, No. 1, 2022


6 | Landasan Psikologis dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan yaitu sebagai alat ukur agar
bisa tercapai tujuan pendidikan, maka berarti sebagai alat pendidikan,
kurikulum mempunyai bagian-bagian penting dan dapat menunjang
operasionalnya dengan baik. Bagian-bagian tersebut adalah komponen yang
saling berkaitan, saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kurikulum sekolah
memuat 3 komponen antara lain tujuan, isi, dan strategi. Kurikulum disusun
dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu mempersiapkan
peserta didik agar dapat hidup bermasyarakat (Qolbi & Hamami, 2021).
Sebagai salah satu komponen sistem pendidikan, kurikulum setidaknya
mempunyai tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kreatif, dan peran kritis
dan evaluatif (Utomo & Ifadah, 2020).
Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya
sebagai warisan masa lalu. Hal ini dikaitkan dengan era globalisasi akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memudahkan pengaruh
budaya asing masuk ke dalam budaya lokal (Syam, 2019). Peran kreatif
kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan seiring dengan pesatnya
perubahan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Sedangkan kurikulum
berperan dalam menyeleksi nilai-nilai dan budaya baru yang harus dimiliki
siswa. Dalam konteks inilah peran kurikulum yang kritis dan evaluatif sangat
diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi
segala sesuatu yang dianggap bermanfaat bagi kehidupan peserta didik.
Fungsi kurikulum antara lain (1) Alat untuk mencapai tujuan dan untuk
mencapai harapan manusia sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan; (2)
Pedoman dan program harus dilaksanakan oleh mata pelajaran dan objek
pendidikan; (3) Fungsi kontinuitas untuk persiapan jenjang sekolah selanjutnya
dan penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan; dan (4) Standar
dalam menilai kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai
batasan program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam suatu semester atau
pada jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, materi, dan metode
pembelajaran yang dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan yang merupakan kumpulan kajian Islam
yang meliputi Al-Qur'an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqh, Tarikh, dan
Kebudayaan Islam (Tamam & Arbain, 2020).
Mata pelajaran PAI termasuk dalam kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dan bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia. Ruang lingkup materi meliputi etika, tata krama, atau akhlak sebagai
perwujudan pendidikan agama. Untuk mewujudkan harapan tersebut,
kurikulum disusun berdasarkan pedoman penyusunan kurikulum yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan mengenai prinsip-prinsip

JIPAI: Jurnal Inovasi Pendidikan Agama Islam Volume 2, No. 1, 2022


Rifqi Rohmatulloh, Mulyawan Safwandy Nurgaha| 7

pengembangan kurikulum. Kurikulum yang baik dan relevan untuk mencapai


tujuan pendidikan Islam adalah kurikulum yang integratif dan komprehensif
serta menggunakan Al-Quran dan hadis sebagai sumber utama dalam
penyusunannya.
Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan yang mempunyai
peranan sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang
diharapkan, harus mempunyai dasar-dasar yang merupakan kekuatan utama
yang mempengaruhi dan membentuk materi kurikulum, struktur, dan
organisasi kurikulum. Dasar-dasar penyusunan kurikulum pendidikan Islam
meliputi landasan agama, filosofis, psikologis, sosial, dan organisasi. Selain itu
menurut Siregar (2017), dalam menyusun kurikulum kita harus
memperhatikan prinsip-prinsip yang dapat mewarnai kurikulum pendidikan,
antara lain (1) prinsip berbasis Islam; (2) Asas merujuk pada seluruh kegiatan
dalam kurikulum yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah
dirumuskan; (3) Prinsip antar mata pelajaran, pengalaman, dan kegiatan yang
terdapat dalam kurikulum; (4) Prinsip relevansi; (5) Prinsip fleksibilitas; (6)
Prinsip integratif; (7) Prinsip efisiensi; (8) Prinsip kesinambungan dan
kemitraan; (9) Prinsip individualitas; (10) Prinsip persamaan kesempatan dan
demokrasi; (11) Prinsip dinamisme; (12) Prinsip keseimbangan; dan (13) Prinsip
efektivitas.
Psikologi pembelajaran termasuk dalam psikologi khusus karena
mengkaji masalah perilaku individu dalam pendidikan Islam (perilaku
individu dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam). Dengan
demikian, psikologi pembelajaran PAI juga dapat digolongkan ke dalam
psikologi terapan, yaitu penerapan disiplin ilmu psikologi dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Menurut Maulidah & Muhid (2021),
psikologi pembelajaran PAI merupakan subdisiplin ilmu psikologi yang
berkaitan dengan teori dan permasalahan pendidikan pembelajaran Islam yang
bermanfaat dalam hal-hal antara lain sebagai berikut (1) Penerapan prinsip-
prinsip pembelajaran di kelas; (2) Pengembangan kurikulum Pendidikan
Agama Islam; (3) Menguji dan mengevaluasi bakat dan kemampuan; (4)
Sosialisasi proses dan interaksi proses tersebut dengan memanfaatkan ranah
kognitif; dan (5) Implementasi pendidikan guru agama Islam.
Dalam lingkup yang lebih spesifik, khususnya dalam konteks kelas,
psikologi pembelajaran banyak memusatkan perhatiannya pada psikologi dan
pembelajaran. Fokusnya adalah pada aspek psikologis kegiatan pembelajaran
sehingga dapat tercipta proses pembelajaran yang efektif. Upaya menciptakan
proses pembelajaran yang efektif dapat dilakukan dengan mewujudkan
perilaku mengajar yang efektif pada diri guru dan mewujudkan perilaku
belajar pada siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Beberapa peran
penting psikologi dalam proses pembelajaran menurut Noor & Fitriyah (2021)

JIPAI: Jurnal Inovasi Pendidikan Agama Islam Volume 2, No. 1, 2022


8 | Landasan Psikologis dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam

adalah (1) Memahami peserta didik sebagai pembelajar, meliputi


perkembangannya, watak, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik,
pengalaman, kepribadian, dan lain-lain. ; (2) Memahami prinsip dan teori
pembelajaran; (3) Pemilihan metode belajar dan mengajar; (4) Menetapkan
tujuan belajar dan mengajar; (5) Menciptakan suasana belajar dan mengajar
yang kondusif; (6) Memilih dan menentukan isi pengajaran; (7) Membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar; (8) Pemilihan alat bantu belajar
dan mengajar; (9) Menilai hasil belajar dan mengajar; (10) Memahami dan
mengembangkan kepribadian dan profesi guru; dan (11) Membimbing
perkembangan siswa.
Penerapan prinsip psikologi dalam bidang pendidikan sangat penting
untuk menjamin perkembangan peserta didik secara optimal. Peran psikologi
pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu proses pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu. Secara rinci peran psikologi pendidikan dalam
meningkatkan daya saing peserta didik dipengaruhi oleh (1) fasilitas dan
kreativitas peserta didik; (2) Meningkatkan kualitas perilaku belajar siswa; dan
(3) Pengembangan kelas unggul yang meliputi aspek materi, kesiapan,
keterampilan operasional, menyelenggarakan program remedial dan program
pengayaan, serta pengembangan diri (Hidayat et al., 2020).

SIMPULAN
Pada penelitian ini diperoleh bahwa kurikulum merupakan suatu kegiatan
pendidikan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik dalam
bentuk strategi-strategi, pengaturan-pengaturan, dan tujuan-tujuan yang
hendak dicapai. Adapun dasar kurikulum pendidikan Islam diantaranya
agama, falsafah, psikologis, sosial, dan organisator, yang memuat prinsip-
prinsip dalam penyusunan kurikulum yang perlu diperhatikan berasakan
ajaran dan nilai-nilai keislaman. Prinsip-prinsip tersebut memuat kepada
integritas, relevansi, fleksibilitas, integritas, efisiensi, dan kontinuitas. Peran
psikologi dalam pendidikan yakni yang berhubungan dengan pendidik dan
peserta didik dengan memperhatikan kepada pemahaman siswa,
perkembangan, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik,
pengalaman, kepribadian, memahami prinsip-prinsip teori pembelajaran, dan
memilih metode pembelajaran dan pengajaran. Ilmu psikologi memiliki
konektivitas terhadap proses pembelajaran yangmana pada pendidikan agama
Islam mengacu pada nilai-nilai keislaman yang menjadi distingsi kepada ranah
ilmu umum. Dengan ilmu psikologi dalam proses pembelajaran maka akan
berdampak secara maksimal.

REFERENSI
Amelia, R., Saputro, A. I., & Purwanti, E. (2022). Internalisasi Kecerdasan IQ,

JIPAI: Jurnal Inovasi Pendidikan Agama Islam Volume 2, No. 1, 2022


Rifqi Rohmatulloh, Mulyawan Safwandy Nurgaha| 9

EQ, SQ Dan Multiple Intelligences Dalam Konsep Pendidikan Islam (Studi


Pendekatan Psikologis). Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah, 7(02),
34–43. https://doi.org/https://doi.org/10.54892/jmpialidarah.v7i02.232
Hatim, M. (2018). Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum. EL-
HIKMAH: Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam, 12(2), 140–163.
https://doi.org/https://doi.org/10.20414/elhikmah.v12i2.265
Hidayat, T., Firdaus, E., & Somad, M. A. (2020). Model pengembangan
kurikulum Tyler dan implikasinya dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di sekolah. POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam, 5(2), 197–218.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24014/potensia.v5i2.6698
Jumahir, J. (2020). Konsep Multidisipliner Materi Pendidikan Agama Islam
(Kajian Psikologi dalam Materi Pendidikan Agama Islam). Scolae: Journal of
Pedagogy, 3(2). https://doi.org/https://doi.org/10.56488/scolae.v3i2.84
Kholik, A. N. (2019). Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum Abad 21.
As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 8(1), 65–86.
https://doi.org/https://doi.org/10.51226/assalam.v8i1.124
Maharani, D. (2018). Pendidikan Anak Perspektif Psikologi Dan Pendidikan
Islam. IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 1(01), 38–60.
https://doi.org/https://doi.org/10.37542/iq.v1i01.5
Maulidah, L., & Muhid, A. (2021). Pendidikan Karakter Dalam Meraih Prestasi
Belajar Prespektif Psikologi Dan Islam. Tarbawi: Jurnal Pendidikan Agama
Islam, 6(01), 1–13. https://doi.org/https://doi.org/10.26618/jtw.v6i01.3535
Miles, M. B., & Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Universitas
Indonesia.
Nofitri, N. (2023). Landasan Psikologis Dalam Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Indonesia, 1(1), 1–14.
http://ejournal.alhafiindonesia.co.id/index.php/JOUPI/article/view/23
Noor, T. R., & Fitriyah, K. N. (2021). Strategi Pengembangan Kurikulum 2013
Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural. Palapa, 9(1), 76–95.
https://doi.org/10.36088/palapa.v9i1.1031
Nurmadiah. (2014). Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Al-Afkar: Jurnal
Keislaman & Peradaban, 2(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.28944/afkar.v2i2.93
Qolbi, S. K., & Hamami, T. (2021). Impelementasi Asas-Asas Pengembangan
Kurikulum Terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 1120–1132.
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.511
Saputra, M., Na’im, Z., Nugroho, P., Maula, I., Budianingsih, Y., Hadiningrum,
L. P., & Ahyar, D. B. (2022). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
https://books.google.co.id/books?

JIPAI: Jurnal Inovasi Pendidikan Agama Islam Volume 2, No. 1, 2022


10 | Landasan Psikologis dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam

hl=id&lr=&id=AaheEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=Kurikulum+Pendid
ikan+Agama+Islam&ots=PZjQzI9Ve6&sig=VqPMdZG9LvUjVcTAS0cEq1xc
QSs&redir_esc=y#v=onepage&q=Kurikulum Pendidikan Agama
Islam&f=false
Siregar, L. Y. S. (2017). Full Day School Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter
(Perspektif Psikologi Pendidikan Islam). Fikrotuna: Jurnal Pendidikan Dan
Manajemen Islam, 5(1). https://doi.org/https://doi.org/10.32806/jf.v5i1.2945
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Suminto. (2020). Asas Psikologis dan Implikasinya Dalam Pendidikan Agama
Islam Perspektif Hasan Langgulung. Andragogi: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Agama Islam, 2(1), 9–26.
http://jim.unisma.ac.id/index.php/ja/article/view/4976
Syam, A. R. (2019). Guru dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam di Era Revolusi Industri 4.0. TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 14(1),
1–18. https://doi.org/https://doi.org/10.19105/tjpi.v14i1.2147
Tamam, B., & Arbain, M. (2020). Inklusifitas Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam Berbasis Pesantren. Misykat Al-Anwar Jurnal
Kajian Islam Dan Masyarakat, 3(2), 75–110.
https://doi.org/https://doi.org/10.24853/ma.3.2.75-110
Utomo, S. T., & Ifadah, L. (2020). Inovasi Kurikulum Dalam Dimensi Tahapan
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Journal of Research
and Thought on Islamic Education (JRTIE), 3(1), 19–38.
Wafi, A. (2017). Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Agama Islam.
EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 133–139.
https://doi.org/https://doi.org/10.33650/edureligia.v1i2.741
Yusuf, A. (2019). Pengembangan Kurikulum PAI Berbasis Multikultural
(Perspektif Psikologi Pembelajaran). Jurnal Al-Murabbi, 4(2), 251–274.

JIPAI: Jurnal Inovasi Pendidikan Agama Islam Volume 2, No. 1, 2022

You might also like