Professional Documents
Culture Documents
Badruszaman,+journal+editor,+17 +khaira
Badruszaman,+journal+editor,+17 +khaira
ABSTRACT
Learning theory will make easier for educators to carry out the form of learning that will be implemented.
This article will review the theory of cognitive learning and will provide a complete understanding and
explanation so that it can be applied in learning activities. This study uses a qualitative approach and
includes library research. The author tries and strives to collect library data related to the cognitive theory
of J. Bruner, Ausubel, and Robert M. Gagne and their actualization in Islamic Education learning
enriched from several academic sources both from books, scientific articles, previous studies and other
scientific writings that related to the topic of this article. The results of this study are the cognitive theory
developed by J. Bruner states cognitive processes are enactive, iconic, and symbolic; Ausubel said
cognitive processes occur. Advanced organizer (initial arrangement), progressive differentiation,
Reconciliation reconciliation (integrative reconciliation), consolidation; Robert M. Gagne states that
cognitive processes are through receptors, sensory registers, short-term memory, long-term memory,
and response generators. The learning process according to cognitivism is through the stages of
assimilation, accommodation, and equilibration, namely the learning process is more directed. This is
adjusted to the age of the students, so the stages are enactive, econic, and symbolic.
Keywords: Cognitive, Learning, Islamic Education, Bruner, Ausubel, Gagne
ABSTRAK
Teori pembelajaran akan memudahkan bagi pendidik dalam menjalankan bentuk pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Artikel ini akan mengulas tentang teori pembelajaran kognitivistik dan akan memberikan
pemahaman serta penjelasan secara utuh sehingga dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dan termasuk penelitian kepustakaan (library research). Penulis
berusaha dan berupaya untuk mengumpulkan data-data kepustakaan yang berkaitan dengan teori kognitif J.
Bruner, Ausubel, maupun Robert M. Gagne dan aktualisasinya dalam pembelajaran PAI yang diperkaya
dari beberapa sumber akademik baik dari buku, artikel ilmiah, kajian terdahulu maupun tulisan ilmiah lain
yang berkaitan dengan topik artikel ini. Hasil penelitian ini adalah pertama, teori kognitif yang dikembangkan
oleh J.Bruner menyebutkan proses kognitif adalah enaktif, ikonik, dan simbolik; Ausubel mengatakan bahwa
proses kognitif adalah advanced organizer (pengaturan awal), progressive differentiation, reconcilasi reconciliation
(integrative reconciliation), konsolidasi; Robert M. Gagne menyebutkan bahwa proses kognitif adalah melalui
reseptor, sensory register, short-term memory, long-term memory, dan respose generator. Dalam pembelajaran
PAI, kognitif dilaksankan melalui tahap-tahap asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi, yaitu dalam proses
pembelajarannya lebih diarahkan dan disesuaikan pada usia peserta didik.
Kata kunci: Kognitif, Pembelajaran, Pendidikan Islam, Bruner, Ausubel, Gagne
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr is licensed under a Creative Commons Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
204
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947, hlm. 204-217
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 205
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
Pada tahun 2020, Hidayatul & Suyadi Penelitian ini menggunakan pendekatan
dalam artikelnya yang berjudul “Pelaksanaan kualitatif yang mana penjelasannya
Teori Belajar Bermakna David Ausubel dijabarkan menggunakan penjelasan berupa
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama kata-kata. Sumber data penelitian ini terdiri
Islam” memberikan kesimpulan bahwa dari beberapa sumber akademik baik dari
belajar bermakna dengan menggunakan buku, artikel ilmiah, kajian terdahulu maupun
prinsip dan langkah-langkah dari David tulisan ilmiah lain yang berkaitan dengan
Ausubel berhasil dilaksanakan, tetapi dengan topik artikel ini. Langkah ini digunakan untuk
pendalaman yang lebih akan diperoleh hasil menambah fleksibilatas tawaran teori
yang lebih maksimal. Faktor yang kognitif dalam pembelajaran PAI yang mana
menjembatani keberhasilan belajar bermakna dikontekstualisasikan dalam pembelajaran
ini adalah pertama, penerapan kurikulum akan menambah wawasan empirik yang lebih
2013 dan kurikukulum Pendidikan Holistik luas dalam pendidikan di Indonesia.
Iintegratif (PHI), kedua adalah kompetensi
guru dan fasilitas sekolah. Sedangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
ditemukan faktor penghabatnya yaitu Teori Pembelajaran Kognitivisme
semangat siswa yang tidak merata membuat Kognitif merupakan kelompok ilmu
beberapa siswa yang tidak aktif dalam dalam pendidikan. Kognitif secara etimologi
pembelajaran. berasal dari kata “cognition” yang berarti
Dari pemaparan di atas, artikel ini mengetahui (Syah, 1995). Lebih luas lagi,
akan membahas bagaimana pergulatan teori- kognitif adalah potensi intelektual yang
teori kognitivisme dalam dunia pendidikan terdiri dari tingkatan pengetahuan (Knowledge);
dari pelbagai perspektif, terutama pendekatan pemahaman (comprehention); penerapan
kognitivisme yang diaplikasikan dalam dunia (applicaton); analisis (analysis); sintesa (sinthesis);
pendidikan islam. Berkaitan dengan hal dan evaluasi (evaluation). Berdasarkan
tersebut, pembahasan selanjutnya adalah pengertian di atas, benang merah dari
konsepsi yang ditawarkan oleh pendekatan pengertian kognitif adalah suatu hal yang
kognitivisme dalam dunia pendidikan islam. berhubungan dengan kemampuan untuk
Kedua pembahasan utama tersebut akan mengembangkan rasional (akal).
diulas secara lengkap dan detail beserta Teori pembelajaran kognitivistik
konsepsi yang berkelindan dan menjadi disebut juga dengan model perceptual, yaitu
tawaran, baik berupa pendekatan maupun menekankan untuk mengoptimalkan
pandangan teoretis, dalam konteks kemampuan rasional dan proses pemahaman
pendidikan. terhadap objek. Oleh karenanya tingkah laku
seorang anak dapat dinilai dari penerimaan
METODE PENELITIAN dan pemahaman bukan dari tingkah laku
Penelitian ini merupakan penelitian yang tampak saja (Baharuddin., 2015, p. 167).
kepustakaan dimana penulis berusaha dan Teori kognitivistik berbeda dengan teori
berupaya untuk mengumpulkan data-data pembelajaran behavioristik karena lebih
kepustakaan yang berkaitan dengan teori menekankan proses belajar daripada hasil
kognitif J. Bruner, Ausubel, maupun Robert (Siregar & Nara, 2010, p. 30). Artinya adalah
M. Gagne dan aktualisasinya dalam bahwa belajar menurut kognitivisme tidak
pembelajaran pendidikan agama islam. hanya mengandalkan stimulus dan respon
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 206
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
saja, namun lebih kompleks. Kognitivisme Sehingga belajar diartikan sebagai kegiatan
menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan yang melibatkan proses berpiki yang sangat
dibentuk seseorang dari kesinambungan kmpleks dan komprhensif. Ciri-ciri
lingkungannya. kognitivisme antara lain adalah 1)
Bentuk belajar kognitif menyebutkan menekankan segala yang ada pada diri
bahwa sikap dan tingkah laku anak manusia; 2) menekankan pada seluruh
ditentukan dari penerimaan dan pemahaman bagian; 3) menekankan peranan kognitif; 4)
tentang situasi yang mengarah pada tujuan mefokuskan pada situasi dan kondisi saat ini;
belajar (Nurhadi, 2020). Proses ini dilakukan 5) menekankan struktur kognitif (Nugroho,
secara kontinu, mengalir dan menyeluruh. 2015).
Seperti seseorang yang sedang bermain alat Prinsip Dasar dan Tujuan Teori Belajar
Kognitif
musik, maka untuk memahami bagian-bagian
Teori kognitif berasal dari dua teori,
dari not dan blok sebagai informasi tidaklah
yaitu kognitif dan psikologi. Dalam konteks
dapat dipelajari secara sendiri-sendiri karena
kognitif, hal ini menyoal tentang bagaimana
menjadi satu kesatuan yang utuh masuk ke
manusia mendapatkan pemahaman tehadap
dalam pikiran dan perasaan (Siregar & Nara,
diri dan lingkungannya serta bagaiamana
2010, p. 30).
manusia berhubugan secara sadar dengan
Teori Kognitif merupakan teori yang lingkungannya. Sedangkan psikologi menyoal
menekankan pada usaha yang melibatkan tentang interaksi manusia dan lingkungan
mental diri manusia yang disebabkan oleh psikologinya bersamaan. Oleh karenanya
proses interaksi dengan lingkungannya psikologi kognitif adalah teori yang
sehingga mendapatkan suatu pengetahuan, menekankan pada pentingnya internal dan
pemahaman, nilai sikap atau tingkah laku, mental. Prinsip teori kognitif adalah sebagai
dan keterampilan (Given, 2002). Dalam berikut (Budiningsih, 2005, pp. 43–44):
konteks belajar, Kognitivisme sangat setuju Menurutnya, apa yang dikatakan
dengan faktor individu dan tidak mengenai pandangan dan kerangka
meremehkan faktor lingkungan. Teori konseptual dari perspektif kognitivisme
kognitif mengartikan belajar merupakan adalah bentuk relasi yang terjalin antara otak,
suatu proses interaksi antara manusia dengan daya ingat, dan lingkungan saling kuat dan
lingkungannya secara kontinyu hingga tiada. interaktif. Hubungan tersebut lahir
Kognitif merupakan suatu pelengkap pada dikarenakan hakikat dasar manusia adalah
diri manusia yang bertugas menjadi sentral manusia sosial, memerlukan interaksi dengan
penggerak aktivitas; mengenal, melihat dan sesama, lingkungan, dan Tuhan. Sifat dasar
menganalisis masalah, mencari informasi, itu kemudian membentuk sebuah pola
menyimpulkan dan lain sebagaianya bagaimana keterhubungan daya fikir manusia
(Nugroho, 2015, p. 291). dalam proses pembelajaran dan dibarengi
Secara umum pandangan teori dengan proses interaksi yang inheren dalam
kognitif adalah menyatakan pengertian proses tersebut. Sehingga, pada tahap
belajar ataupun pembelajaran merupakan tertentu, seorang siswa mampu
usaha yang fokus pada proses membentuk mengembangkan apa yang telah diketahui
ingatan, menyimpan dan mrengolah sebelumnya dengan mengelaborasi
informasi, emosi dan hal-hal yang pengetahuan-pengetahuan baru.
berhubungan dengan intelektualitas.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 207
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 208
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 209
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 210
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
ingin tahu yang tinggi, hasrat untuk ia juga bertanggung jawab untuk
berproses dengan baik (desire of menularkan apa yang telah didapatkan
competence), dan komitmen yang tinggi dari proses pembelajarannya.
terhadap pembentukan karakter. b) David P. Ausubel
Keempat, Subject Matter Is a Way of Terdapat beberapa pakar yang
Thinking. Dalam menjalani proses mengembangkan teori kognitif selain
pembelajaran, dasar yang harus diperkuat Jerome Bruner seperti yang telah
adalah metode atau cara berpikir. Untuk disebutkan di atas. Seperti teori kognitif
memahami subject matter dalam yang dikembangkan oleh David Paul
pendidikan kita diarahkan untuk Ausubel. Ia merupakan penganut paham
mengetahui bagaimana penyusunan dan kognitivisme dikarenakan semangat teori
penerapan paradigma pembelajaran yang yang ia kembangkan berkaitan dengan
efektif untuk semua peserta didik. Bruner aspek psikologis siswa. Tawaran
menekankan proses berpikir ini dimulai paradigma kognitivisme yang diajukan
sejak dini agar siswa mampu menangkap oleh Ausubel menakankan metode
dan mengembangkan objek yang interpretasi dari objek pengetahuan yang
diterima itu dan diolah melalu pemikiran sedang ditangkap. Menurutnya, metode
progresif-transformatif. penafsiran atau interpretasi ini
Kelima, Teaching Discovery. Salah satu berkembang bersamaan dengan daya
dasar keterbentukan pembelajaran pikir siswa menjadi utuh dan konkret.
kognitiv ini mengutamakan peran guru Artinya metode ini berupaya untuk
dalam membawakan materi menelaah objek itu dengan sentuhan
pembelajaran. Guru dituntut untuk bisa nalar berpikir kritis. Kemudian objek
menghidupkan aspek kognitiv murid pengetahuan tersebut diolah dan
dengan memberikan stimulus yang dikombinasikan dengan hasil
disesuaikan dengan kapabilitas masing- pengetahuan yang pernah ditangkap
masing murid. Di sini, guru memiliki sebelumnya, serta menjadi navigasi dalam
peranan penting agar daya kognitiv itu pengambilan keputusan (Given, 2002).
bisa bangkit dan murid mampu Nugroho menjelaskan konsep
mendayagunakan itu semaksimal pembelajaran dalam perspektif Ausubel
mungkin dengan pemikirannya sendiri. yang bertumpu pada aspek daya
interpretasi itu akan membentuk
Keenam, The Responsibility of Scholarship.
inklusivitas berpikir siswa (Nugroho,
Seperti yang telah dijelaskan di atas 2015). Inklusivitas berpikir ini akan
mengenai tujuan utama pendidikan mewujud dalam konkretisasi objek
adalah pembentukan dan internalisasi pengetahuan dengan menerapkan
nilai-nilai moral dan karakter ini berkaitan pemahaman itu secara luwes dan lentur.
dengan kehidupan sosial masyarakat. Kelenturan ini akan menjadi sebuah
Artinya tanggung jawab yang diemban perbedaan utama dari lanskap dua kutub
ilmu pengetahuan—ilmu sains dan sosial.
para siswa bukan hanya sebagai hasil
Berpijak pada asumsi dasar kognitivisme
proyeksi institusi pendidikan belaka, para Ausubel, kita bisa memahamai bahwa
siswa itu juga memiliki tanggung jawab keluwesan dalam interpretasi objek
sosial. Dengan demikian, tanggung jawab pengetahuan sosial membawa kita pada
sosial ini diaplikasikan dalam kehidupan tahapan penghapusan logika sains yang
siswa di luar institusi pendidikan, bahwa cenderung bersifat oposisi biner.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 211
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 212
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 213
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 214
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
bergandeng dan semakin lihai dalam menulis diantaranya: pertama, teori kognitif tidak
ayat maupun hadits tanpa melihat contoh dapat digunakan menyeluruh pada tingkatan
tulisan. Ini merupakan pengetahuan yang pendidikan khususnya pedidikan tingkat
mereka dapat dari proses belajar dimana lanjut. Kedua, karena teori kognitif
dalam teori kognitif dikenal sebagai proses 9 mefokuskan pada daya ingat peserta didik,
tahap kognitif Robert M. Gagne maupun sehingga memukul sama rata kemampuan
dengan istilah enaktif, ikonik, simbolik ingatan peserta didik. Ketiga, jika metode
menurut J. Bruner. pengajaran hanya menggunakan
metodekognitif, pastilah peserta didik tidak
Kekurangan dan Kelebihan Teori akan paham scera detil apa yang telah
Kognitivisme: Sebuah Analisa disampaikan. Keempat, menerapkan teori
Teori pembelajaran apabila kognitif harus memperhatikan kemampuan
dibandingkan dengan teori pembelajaran siswa untuk dapat mengembangakan
yang lain pastilah memiliki kelebihan maupun pelajaran yang telah diberikan.
kekurangan. Namun teori pembelajaran
SIMPULAN
tersebut saling melengkapi. Menurut
Nurhadi, teori kognitivisme memiliki Sebagai jawaban dari rumusan
kelebihan sebagai berikut (Nurhadi, 2020, p. masalah di atas, maka dapat diambil
19): kesimpulan bahwa teori kognitif merupakan
Pertama, peserta didik menjadi lebih suatu teori belajar yang menekankan proses
mandiri dan kreatif, sehingga peserta didik belajar dari pada hasil. Secara umum
akan lebih mudah memahami materi belajar pandangan kognitifisme adalah bahwa belajar
dengan sendiri, kedua kurikulum Indonesia ataupun pembelajaran merupakan proses
sebagian besar lebih mengedepankan aspek yang fokus pada proses membangun ingatan,
kognitif dan pengembangan pengetahuan penyimpanan informasi, pengolahan
yang dimiliki peserta didik, ketiga metode informasi, emosi dan aspek-aspek yang
pembelajaran kognitifistik adalah pendidik berhubungan dengan intelektualitas.
memberikan pengantar materi dan Sehingga belajar adalah kegiatan yang
dikembangkan oleh peserta didik. Artinya melibatkan proses berpiki yang sangat
adalah pendidik hanya menjelaskan dari kmpleks dan komprhensif.
pengembangan materi yang telah Ciri-ciri kognitivisme antara lain
disampaikan dan mengamati perkembangan adalah 1) menekankan apa yang ada pada diri
peserat didik. Keempat, teori kognitif manusia; 2) menekankan seluruh bagian; 3)
mampu memaksimalkan ingatan peserta menekankan peranan kognitif; 4)
didik terhadap materi-materi pembelajaran mefokuskan situasi dan kondisi saat ini; 5)
yang telah diberikan karena teori ini menekankan struktur kognitif. Teori kognitif
menekankan ingatan pada anak terhadap dikembangkan oleh J. Bruner, David P.
materi pelajaran yang telah disampaikan. Ausubel, dan R. M. Gagne. Ketiga tokoh ini
Kelima, teori kognitif adalah membuat hal memiliki gaya penyampaina kognitif yang
baru terhadap suatu yang telah ada, metode bermacam-macama. J.Bruner menyebutkan
yang digunakan dalam menyeleseikan proses kognitif adalah enaktif, ikonik, dan
pembelajaran adalah kreatif dan inovatif. simbolik. Ausubel mengatakan proses
Namun, di samping kelebihannya kognitif terjadi Advanced organizer
teori kognitif juga memiliki kekurangan, (pengaturan awal), progressive
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 215
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 216
Khoirotul Ni’amah, Hafidzulloh S.M, Teori Pembelajaran Kognivistik…
DOI: https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol. 10, No. 2 Juli-Desember 2021
pg. 217