Professional Documents
Culture Documents
Ahmad Syihabuddin
Sekolah Tinggi Agama Islam Sadra, Jakarta
E-mail: Shihab123@Gmail.Com
Rifaldi Said
Sekolah Tinggi Agama Islam Sadra, Jakarta
E-mail: Rifaldin@Gmail.Com
ABSTRAK
This article discusses teaching and learning theories as widely discussed in
the academic world, namely behavioristic, cognitivistic and constructivist
learning theories, but here the author will analyze its application to learning
the Qur'an. Al-Qur'an learning is all teaching and learning processes whose
object of study is the Qur'an, such as qiro'ah al-Qur'an, recitation,
interpretation, al-Qur'an Hadith, Tahfidh al-Qur'an and the sciences of the
Qur'an. another one. However, in this article the author will focus on
learning Qiro'ah, because the learning process requires a slightly different
analysis from other materials. Many methods of reading the Qur'an (Qiro'ah
al Qur'an) that developed in Indonesia have differences and similarities in
the concept of the learning process. Basically these methods adhere to
multiple theories, but have a tendency to one theory. Methods with cognitive
theory teach reading the Qur'an by showing the characteristics and concepts
of letters or readings and giving a few examples for later processing by the
brain. While behavioristic theory provides more examples of reading and
explains a little about the concept of material, here students are also
accustomed to reading repeatedly with the help an example from the teacher.
For the method with constructivist theory, students are given the freedom to
understand the subject matter themselves and then apply it to the reading, of
course, with the guidance of the teacher.
Keyword: Theories teaching learning and theories discussed
ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang teori-teori pembelajaran di dalam dunia
akademisi yang mana ada teori Behavioristik, teori Kognitivistik, teori
Konsruktivistik, akan tetapi disini penulis ingin menganalisis pengaplikasia
nya dalam pembelajaran Al-Qur’an dalam segala aspek pembelajaran itu
sendiri seperti Qira’ah Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an, dan Tafsir di dalam
Al-Qur’an itu sendiri serta hadist dan ilmu-ilmu Al-Qur’an yang lainya,
bagaimana pun penulis akan mempokuskan dalam pembelajaran qira’ah
karena proses pembelajaran Al-Qur’an membutuhkan penguatan serta
perbedaan analisis antara satu dengan yang lainya,sebagaimana pembelajaran
qira’ah di Indonesia sendiri sangat membutuhkan perhatian yang teliti serta
memiliki perbedaan dalam proses pengajaranya dan memiliki persamaan-
2
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan bermasyarakat pendidikan merupakan hal yang
sangat penting. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan
bagi perkembangan dan perwujudan individu, terutama bagi pembangunan
bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung pada cara
kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber
daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang
diberikan. Pendidikan juga sebagai salah satu kebutuhan yang sangat urgen.
Aktivitas ini telah dimulai sejak manusia pertama ada di dunia
sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini, bahkan konsep pendidikan
sudah dicontohkan pada awal diciptakannya nabi Adam as. yang diceritakan
dalam Al-Qur'an surat al Baqarah ayat 31, proses pendidikan terjadi pada
saat Allah memberikan informasi kepada Nabi Adam tentang sesuatu untuk
kompetensi dengan semua makhluk ciptaan Allah yang diadakan karena iblis
menyangkal untuk hormat kepada manusia (nabi Adam) ketika Allah
menyatakan akan menjadikan manusia sebagai pemimpin di dunia.
Jika mengamati pendidikan di Indonesia, kita banyak menemukan
beberapa fenomena yang tidak kondusif.Rendahnya mutu pendidikan yang
tampak dari rendahnya rata-rata prestasi belajar peserta didik adalah salah
satu masalah besar. Masalah lain yang juga tampak jelas adalah pendekatan
pendidik terhadap peserta didik yang kurang baik. Demikian Indonesia terus
berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam segi
penguasaan materi maupun dalam penguasaan metode pembelajaran.
Seperti yang lain, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam
juga terus berkembang, khususnya dalam pembelajaran Al-Qur'an. Karena
Al-Qur'an adalah pusat referensi konsep dasar yang menjadi rujukan seluruh
umat. Sering kali timbul asumsi yang sempit pada makna pendidikan atau
pembelajaran Al-Qur'an, yaitu qiroah Al-Qur'an (membaca Al-Qur'an),
namun pembelajaran Al-Qur'an memiliki makna luas pada semua ilmu-ilmu
yang berkaitan dengan Al-Qur'an, seperti Tajwid, Tafsir, Ulum al Qur'an dan
lain-lain.
4
suatu hasil atau sesuatu yang dituju. Dalam belajar tidak hanya
mengingat suatu materi atau beberapa materi pelajaran, melainkan
lebih dari pada itu yakni mengalami dalam tandakutip. Perlu dicatat
dan diingat juga bahwa hasil dari belajar bukan hanya sekedar
penguasaan hasil latihan, akan tetapi peru bahan sikap dan prilaku,
lebih luas lagi perubahan isi hati dari yang kurang baik menjadi
lebih baik.4
Banyak sekali pemaparan tentang pengertian belajar, di
antaranya ada yang memaparkan bahwa belajar adalah suatu proses
perjalanan intelekual atau suatu upaya yang dilakukan setiap
individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai
suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Belajar
dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan
oleh setiap individu meski dalam proses penerimaan materinya
secara bersama-sama seperti dalam hal kegiatan belajar mengajar
(KBM), sehingga karakter dan atau tingkah lakunya berbeda antara
sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau
tanggapan, di karenakan adanya tuntunan dari pengetahuan yang
bersifat library research atau bahkan pengalaman lapangan yang
baru.5Untuk lebih jelasnya kita simak definisi belajar dari beberapa
ahli, sebagai berikut;
Aunurrahman(201:35) beliau memaparkan bahwa belajar itu
merupakan sebuah proses yang sedang dilakukan atau dijalani oleh
setiap individu dengan tujuan memperoleh secara utuh dalam
tingkahlakunya, sebagai hasil dari proses belajar individu itu sendiri
baik dari interaksi social dan sebagainya. Lalu, Dimyati (2009: 5)
menyatakan bahwa apabila siswa belajar, maka akan terjadi
perubahan pada diri siswa tersebut terutama pada mentalnya.
4
Mara Samin Lubis, Teori Belajar dan Pembelajaran Matematika, Fakultas
IlmuTarbiyyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika, UIN Sumatera Utara, 2016,
hal. 2
5
Ahdar Djamaluddin, Belajar dan Pembelajaran, 4 Pilar Peningkatan Kompetensi
Pedagosis.( Jakarta CV. Kaaffah Learning Center Parepare),Hal. 6
6
8
SyaifulBahriDjamarah, PsikologiBelajar, Jakarta: PT. RinekaCipta, 2011), hal.
12-13
9
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT
RinekaCipta, 2011, hal. 13
10
Ahdar Djamaluddin, Belajar dan Pembelajaran, 4 Pilar Peningkatan Kompetensi
Pedagosis. Jakarta CV. Kaaffah Learning Center Parepare,Hal. 10-11
8
14
AhdarDjamaluddin, Wardana, Belajar dan Pembelajaran; 4 Pilar Peningkatan
Kompetensi Pedagogis, Cet. 1 November 2019, CV. Kaaffah Learning Center, Parepare, hal.
13
10
15
Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, Cet. 1 Yogyakarta: Deepublish, CV.
Budi Utama Maret 2018 (Jl. Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik,
Sleman, Jl. Kaliurang Km.9.3-Yogyakarta 55581, hal. 6-7
16
Novi Irwan Nahar, Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses
Pembelajaran, dalam: Jurnal Nusantara Ilmu Pengetahuan Sosial,(Vol 2, No 4 Desember,
2016), hal 65.
17
Suyon, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep,hal 28
11
21
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal 579.
22
Hendra Harmi, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Curup: LP2 STAIN, 2010), hal
70.
23
Hendra Harmi, Teori Belajar dan Pembelajaran, hal 71.
13
27
Ahdar Jamaluddin dan Wardana, Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan
dan Kopetensi Pedagogis, hal 16.
28
Ahdar Jamaluddin dan Wardana, Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan
dan Kopetensi Pedagogis, hal 19.
15
Kesimpulan
Teori adalah pendapat yang menjelaskan hubungan antara beberapa
variabel yang berupa konsep dan kebenarannya masih bisa diuji lebih lanjut.
Belajar adalah suatu proses atau suatu aktifitas untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan
mengkokohkan kepribadian. Peserta didik memiliki beberapa kemampuan
menerima pengetahuan yang berbeda. Keadaan tersebut menuntut adanya
teori atau cara untuk membantu proses pembelajaran terlaksana dengan baik.
Di antara teori-teori tersebut adalah behavioristik, behavioristik dan
Konstruktivistik.
Belajar menurut teori behavioristik adalah adanya perubahan tinggah
laku setelah mendapatkan stimulus dan terjadinya respon. Jadi, orang
dikatakan sudah belajar jika setelah mendapatkan stimulus menghasilkan
perubahan tingkah laku. Sedangkan menurut teori kognitivistik belajar
adalah proses kerja otak dalam berfikir sesuatu, mengingat, mengolah
informasi dan emosi. Teori Konstruktivistik, menganggap bahwa
pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat, tetapi manusia harus mengkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Metode baca Al-Qur'an yang menganut teori kognitivistik
mengajarkan baca Al-Qur'an dengan cara menunjukkan ciri-ciri dan konsep
huruf atau bacaan dan sedikit memberi contoh untuk kemudian diproses oleh
otak. Sedangkan teori behavioristik lebih banyak memberikan contoh bacaan
dan sedikit menjelaskan konsep materi, di sini murid juga dibiasakan untuk
membaca berulang-ulang dengan bantuan contoh dari guru.Untuk metode
dengan teori konstruktivistif, murid diberi kebebasan untuk memahami
sendiri pokok materi kemudian menerapkannya pada bacaan, tentunya tetap
dengan bimbingan guru.
17
Daftar Pustaka