You are on page 1of 19

TANZIL: JURNAL STUDI AL-QUR’AN

Vol 3 Nomor 17, Oktober 2022 Hal:1-18

TEORI-TEORI PEMBELAJARAN DAN APLIKASINYA DALAM


PENGAJARAN AL-QUR’AN

Ahmad Syihabuddin
Sekolah Tinggi Agama Islam Sadra, Jakarta
E-mail: Shihab123@Gmail.Com

Rifaldi Said
Sekolah Tinggi Agama Islam Sadra, Jakarta
E-mail: Rifaldin@Gmail.Com

Eko Fajar Susanto


Sekolah Tinggi Agama Islam Sadra, Jakarta
E-mail: ekof7448@Gmail.Com
1

ABSTRAK
This article discusses teaching and learning theories as widely discussed in
the academic world, namely behavioristic, cognitivistic and constructivist
learning theories, but here the author will analyze its application to learning
the Qur'an. Al-Qur'an learning is all teaching and learning processes whose
object of study is the Qur'an, such as qiro'ah al-Qur'an, recitation,
interpretation, al-Qur'an Hadith, Tahfidh al-Qur'an and the sciences of the
Qur'an. another one. However, in this article the author will focus on
learning Qiro'ah, because the learning process requires a slightly different
analysis from other materials. Many methods of reading the Qur'an (Qiro'ah
al Qur'an) that developed in Indonesia have differences and similarities in
the concept of the learning process. Basically these methods adhere to
multiple theories, but have a tendency to one theory. Methods with cognitive
theory teach reading the Qur'an by showing the characteristics and concepts
of letters or readings and giving a few examples for later processing by the
brain. While behavioristic theory provides more examples of reading and
explains a little about the concept of material, here students are also
accustomed to reading repeatedly with the help an example from the teacher.
For the method with constructivist theory, students are given the freedom to
understand the subject matter themselves and then apply it to the reading, of
course, with the guidance of the teacher.
Keyword: Theories teaching learning and theories discussed

ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang teori-teori pembelajaran di dalam dunia
akademisi yang mana ada teori Behavioristik, teori Kognitivistik, teori
Konsruktivistik, akan tetapi disini penulis ingin menganalisis pengaplikasia
nya dalam pembelajaran Al-Qur’an dalam segala aspek pembelajaran itu
sendiri seperti Qira’ah Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an, dan Tafsir di dalam
Al-Qur’an itu sendiri serta hadist dan ilmu-ilmu Al-Qur’an yang lainya,
bagaimana pun penulis akan mempokuskan dalam pembelajaran qira’ah
karena proses pembelajaran Al-Qur’an membutuhkan penguatan serta
perbedaan analisis antara satu dengan yang lainya,sebagaimana pembelajaran
qira’ah di Indonesia sendiri sangat membutuhkan perhatian yang teliti serta
memiliki perbedaan dalam proses pengajaranya dan memiliki persamaan-
2

persamaan dalam proses pengajaranya, pada dasarnya teori-teori ini tidak


memiliki satu tendensi teori saja melainkan memiliki banyak persamaan
serta perbedaan, misalnya saja teori kognitivistik mengajarkan membaca Al-
Qur’an dengan menunjukan karakteristik-karekteristik serta konsep-konsep
mengenai huruf-huruf atau membaca Al-Qur’an dan memberikan beberapa
contoh proses selanjutnya dengan pikiran maksudnya setelah penjelasan
yang dilakukan oleh seorang guru kemudian peserta didik berusaha
memahami dengan daya ingat mereka sedangkan teori Behavioristik
menjelaskan dengan terperinci yang mana mengajarkan dengan konsep
materi yaitu mengajarkan secara berulang-ulang kali dengan bantuan dari
guru itu sendiri, dan teori Konstuktivistik ini menjelaskan tentang siswa
diberikan kebebasan untuk memahami materi materi yang ada dalam
pembelajaran itu sendiri yaitu peserta didik berusaha menagkap materi dari
akal merka tetntunya itu semua memiliki pengawasan dari seorang guru yaitu
guru mengawasi di setiap pembelajaran.
3

PENDAHULUAN
Dalam kehidupan bermasyarakat pendidikan merupakan hal yang
sangat penting. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan
bagi perkembangan dan perwujudan individu, terutama bagi pembangunan
bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung pada cara
kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber
daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang
diberikan. Pendidikan juga sebagai salah satu kebutuhan yang sangat urgen.
Aktivitas ini telah dimulai sejak manusia pertama ada di dunia
sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini, bahkan konsep pendidikan
sudah dicontohkan pada awal diciptakannya nabi Adam as. yang diceritakan
dalam Al-Qur'an surat al Baqarah ayat 31, proses pendidikan terjadi pada
saat Allah memberikan informasi kepada Nabi Adam tentang sesuatu untuk
kompetensi dengan semua makhluk ciptaan Allah yang diadakan karena iblis
menyangkal untuk hormat kepada manusia (nabi Adam) ketika Allah
menyatakan akan menjadikan manusia sebagai pemimpin di dunia.
Jika mengamati pendidikan di Indonesia, kita banyak menemukan
beberapa fenomena yang tidak kondusif.Rendahnya mutu pendidikan yang
tampak dari rendahnya rata-rata prestasi belajar peserta didik adalah salah
satu masalah besar. Masalah lain yang juga tampak jelas adalah pendekatan
pendidik terhadap peserta didik yang kurang baik. Demikian Indonesia terus
berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam segi
penguasaan materi maupun dalam penguasaan metode pembelajaran.
Seperti yang lain, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam
juga terus berkembang, khususnya dalam pembelajaran Al-Qur'an. Karena
Al-Qur'an adalah pusat referensi konsep dasar yang menjadi rujukan seluruh
umat. Sering kali timbul asumsi yang sempit pada makna pendidikan atau
pembelajaran Al-Qur'an, yaitu qiroah Al-Qur'an (membaca Al-Qur'an),
namun pembelajaran Al-Qur'an memiliki makna luas pada semua ilmu-ilmu
yang berkaitan dengan Al-Qur'an, seperti Tajwid, Tafsir, Ulum al Qur'an dan
lain-lain.
4

Definisi Teori, Belajar dan Pembelajaran


A. DefinisiTeori

Dalam KBBI teori memeiliki beberapa definisi yang fleksibel:


a).pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan,
didukung oleh data dan argumentasi, b).penyelidikaneksperimental
yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika,
metodologi, argumentasi, c).asas dan hukumumum yang menjadi
dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan, d). pendapat, cara, dan
aturan untuk melakukan sesuatu.1
Teori adalah sekumpulan konstruk (konsep), definisi, dan
proposisi yang berfungsi melihat fenomena secara sistematik dan
menyeluruh, melalui spesifikasi hubungan antara satu variable
dengan lainnya, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan fenomena
(Karlinger,1978).teori merupakan sebuah penjelasan atau hal yang
menjelaskan tentang sebuah system yang mendiskusikan bagaimana
sebuah fenomena terjadi dan bagaimana fenomena tersebut bisa
terjadi lalu mengapa fenomena tersebut bisa terjadi demikian tidak
sebaliknya (Christensen, Johnson, Turner, & Christensen, 2011;
Johnson & Christensen, 2019).2

B. Belajar dan Pembelajaran


1. DefinisiBelajar
Dalam KBBI Daring, belajar merupakan usaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berlatih, dan berubahnya tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.3Perlu kita ketahui,
pada dasarnya belajar adalah suatu proses dan juga kegiatan bukan
1
KBBI Daring, diakses pada tanggal 09, Oktober 2022, Link: https://kbbi. Kemdikb
ud.go.id/entri/teori
2
EnceSurahman, Andri Satrio, Kajian Teori dalam Penelitian (JKTP; Jurnal Kajian
Teknologi Pendidikan Vol. 3 No. 1 Februari 2020), hal. 50
3
KBBI Daring, diakses pada tanggal 09,Oktober 2022, Link: https://kbbi. Kemdik
bud.go.id/entri/belajar
5

suatu hasil atau sesuatu yang dituju. Dalam belajar tidak hanya
mengingat suatu materi atau beberapa materi pelajaran, melainkan
lebih dari pada itu yakni mengalami dalam tandakutip. Perlu dicatat
dan diingat juga bahwa hasil dari belajar bukan hanya sekedar
penguasaan hasil latihan, akan tetapi peru bahan sikap dan prilaku,
lebih luas lagi perubahan isi hati dari yang kurang baik menjadi
lebih baik.4
Banyak sekali pemaparan tentang pengertian belajar, di
antaranya ada yang memaparkan bahwa belajar adalah suatu proses
perjalanan intelekual atau suatu upaya yang dilakukan setiap
individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai
suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Belajar
dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan
oleh setiap individu meski dalam proses penerimaan materinya
secara bersama-sama seperti dalam hal kegiatan belajar mengajar
(KBM), sehingga karakter dan atau tingkah lakunya berbeda antara
sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau
tanggapan, di karenakan adanya tuntunan dari pengetahuan yang
bersifat library research atau bahkan pengalaman lapangan yang
baru.5Untuk lebih jelasnya kita simak definisi belajar dari beberapa
ahli, sebagai berikut;
Aunurrahman(201:35) beliau memaparkan bahwa belajar itu
merupakan sebuah proses yang sedang dilakukan atau dijalani oleh
setiap individu dengan tujuan memperoleh secara utuh dalam
tingkahlakunya, sebagai hasil dari proses belajar individu itu sendiri
baik dari interaksi social dan sebagainya. Lalu, Dimyati (2009: 5)
menyatakan bahwa apabila siswa belajar, maka akan terjadi
perubahan pada diri siswa tersebut terutama pada mentalnya.

4
Mara Samin Lubis, Teori Belajar dan Pembelajaran Matematika, Fakultas
IlmuTarbiyyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika, UIN Sumatera Utara, 2016,
hal. 2
5
Ahdar Djamaluddin, Belajar dan Pembelajaran, 4 Pilar Peningkatan Kompetensi
Pedagosis.( Jakarta CV. Kaaffah Learning Center Parepare),Hal. 6
6

Sedangkan Syarifuddin(2008) memaparkan bahwa belajar


itu adalah suatu proses mencari, memahami, menganalisis suatu
kejadian atau keadaan sehingga dari situ terjadilah perubahan
tingkahlaku,namun perlu diingat bahwa perubahan itu menurut
Syarifuddin bukan merupakan hasil belajar apabila disebabkan oleh
pertumbuhan atau keadaan sementara.6
Menurut M. SobriSutikno, belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
yang baru sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Yang dimaksud dengan perubahan dalam
hal ini adalah perubahan yang dilakukan secara sengaja (sadar) dan
memiliki tujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik.
Thursan Hakim menjelaskan definisi belajar adalah proses
perubahan yang ada di dalam diri manusia secara pribadi yang
diaplikasikan kemudian diaplikasikan dalam bentuk peningkatan
kualitas serta kuantitas tingkah laku seperti peningkatan dalam hal
kecakapan, pengetahuan, sikap, rutinitas atau kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan masih banyak yang
lainnya.
Skinner, menurutnya definisi belajar adalah suatu proses
pelaksanaan adaptasi (penyesuaian) tingkah laku yang berlaku
secara progresif.7James O. Whittaker, merumuskan belajar adalah
proses berubahnya tingkah laku yang disebabkan melalui latihan
atau pengalaman.Cronbach berpendapat bahwa belajar merupakan
suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman.
Drs. Slameto, ia menjelaskan tentang definisi belajar secara
psikologis, bahwa belajar merupakan suatu proses yang didalamnya
terdapat beberapa perubahan, baik itu perubahan tingkah laku
seseorang atau siswa sebagai natijah dari interaksi social
6
Herliani, Didimus Tanah Boleng, TeoriBelajar dan Pembelajaran, Cet. 1
November 2021, Penerbit Lakeisha, Srikaton, RT 003, RW 001, Pucangmiliran, Tulung,
Klaten, Jawa Tengah, hal. 2
7
Ahdar Djamaluddin, Wardana, Belajar dan Pembelajaran; 4 Pilar
PeningkatanKompetensiPedagogis, Cet. 1 November 2019, CV. Kaaffah Learning Center,
Parepare, hal. 6
7

dilingkungan sekitarnya.8Gagne mengungkapkan dua definisi


belajar, pertama,belajar ialah suatu proses yang memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan
tingkahlaku. Kedua, belajara adalah penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari instruksi.9Mengacu kepada
beberpa definisi belajar diatas dapat kita pahami bahwa secara
umum belajar adalah suatu tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relative menetap(permanent) sebagai hasil dari
pengalaman dan atau dapat kita simpulkan bahwa belajar adalah
suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan prilaku yang bersifat
permanent. Kendati demikian, perlu ditegaskan bahwa ada yang
tidak dikategorikan kedalam belajar, diantaranya perubahan
tingkahlaku yang timbul akibat kematangan(maturation), keadaan
gila, mabuk, Lelah, dan jenuh.10
Setelah mengkaji dan membahas tentang definisi belajar tentu
tersirat dibenak kita apakah ada prinsip, ciri-ciri dan tujuan tertentu
dalam belajar, tentu dalam belajar terdapat prinsip-prinsip, ciri-ciri
dan tujuan tertentu yang ingin dicapai, berikut ini adalah
penjelasannya.

2. Prinsip, ciri-ciri, dan tujuan belajar


Berikut adalah tiga prinsip belajar:Pertama, prinsip belajar
adalah perubahan prilaku. Perubahan prilaku sebagai hasil dari
proses belajar tentu memiliki ciri-ciri:
a. Sebagai hasil Tindakan rasional instrument, yaitu perubahan
yang disadari.
b. Continue atau berkesinambungan dengan prilaku lain.
c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
d. Positif atau berakumulasi.

8
SyaifulBahriDjamarah, PsikologiBelajar, Jakarta: PT. RinekaCipta, 2011), hal.
12-13
9
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT
RinekaCipta, 2011, hal. 13
10
Ahdar Djamaluddin, Belajar dan Pembelajaran, 4 Pilar Peningkatan Kompetensi
Pedagosis. Jakarta CV. Kaaffah Learning Center Parepare,Hal. 10-11
8

e. Aktif atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar


sebagai any relatively permanent change in an organism’s
behavioral repertoire that occurs as a result of experience;
f. Bertujuan dan terarah.
g. Mencakup keseluruhan potensi manusia.

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena


didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah
proses sistematik yang dinamis, konstruktif, dan organic. Belajar
merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen
belajar.11Telah dijelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku, maka dari itu ada bebera paperubahan yang di masukkan
kedalam kategori ciri-ciri belajar, yakni:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara (permanent)
e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.12
Berikut adalah klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin
Bloom Nana Sudjana:13
a. Ranah kognitif, berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang
menghimpun enam aspek, meliputi pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif, berkaitan dengan sikap yang didalamnya terdapat
lima aspek, meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi,
dan internalisasi.
c. Ranah psikomotorik, berkaitan dengan hasil belajar yang berupa
keterampilan dan kemampuan bertindak, yang di dalamnya
meliputi enam aspek, yakni Gerakan refleks, keterampilan gerak
11
AgusSuprijono, Comperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010, hal. 2-3.
12
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2011, hal. 3-4
13
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet. 15, Bandung: PT.
Ramaja Rosdakarya, 2010. Hal.22-23
9

dasar, kemampuan perceptual, ketepatan, keterampilan


kompleks, dan Gerakan ekspresif dan interpretative.
Hasil dari belajar tersebut menjadi model dalam proses
pembelajaran selanjutnya. Lalu apa yang dimaksud dengan
pembelajaran, pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh pelajar dan guru.
3. DefinisiPembelajaran
Pembelajaran identik dengan kata “mengajar” berasaldari kata
dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang
supaya diketahui (diturut), kemudian ditambahkan dengan awalan
“pe” dan akhiran “an” yang kemudian menjadi kata “pembelajaran”,
yang memiliki arti proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan sehingga anak didik (siswa/siswi, santriawan/santri
wati, mahasiswa/mahasiswi) mau belajar.
Pembelajaran itu adalah suatu proses interaksi peserta didik
dengan pendidik (guru/dosen) dan sumber belajar (pelajaran/materi)
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan guru supaya terjadi adanya upaya pemerolehan ilmu
dalam diri murid atau pelajar, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan. Bisa dikatakan bahwa
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik supaya
dapat belajar dengan baik.14 Istilah pembelajaran berkaitan erat
dengan pengertian belajar dan mengajar. Antara belajar, mengajar
dan pembelajaran terjadi bersama-sama.
Kegiatan belajar bisa saja terjadi meski tanpa pengajar (guru)
dan tanpa prosedur pembelajara formal yang lain. Sedangkan
mengajar mencakup segala hal yang dilakukan seorang guru
didalam atau diluar kelas agar proses kegiatan belajar mengajar
berjalan dengan lancar, bermoral, dan membuat siswanya manitu
merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus
seorang guru mencoba dan berusaha mengimplementasikan
kurikulum dalam kelas. Sedangkan pembelajaran adalah suatu usaha

14
AhdarDjamaluddin, Wardana, Belajar dan Pembelajaran; 4 Pilar Peningkatan
Kompetensi Pedagogis, Cet. 1 November 2019, CV. Kaaffah Learning Center, Parepare, hal.
13
10

yang sengaja melibatkan dan menguunakan pengetahuan


professional yang dimiliki pengajaran tuk mencapai tujuan
kurikulum.15

Teori-Teori dalam Pembelajaran Al-Qur’an


Manusia memiliki beberapa sifat maupun kemampuan otak yang
berbeda-beda. Sehingga membutuhkan kondisi pembelajaran yang
berbeda pula, maka kondisi tersebut menuntut adanya teori atau cara
untuk membantu di dalam proses pembelajaran agar terlaksana
dengan baik serta teratur.Diantara teori-teori tersebut adalah:

1 Teori Pembelajaran Behavioristik


Teori pembelajaran behavioristik adalah sebuah teori yang
mempelajari tingkah laku manusia.Teori pembelajaran behavioristik
melihat belajar pada perubahan tingkah laku.Seseorang telah
dianggap belajar apabila mampu menunjukkan perubahan tingkah
laku dari diri peserta didiknya sendiri.Pandangan behavioristik
mengakui pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus
(bagian tubuh atau resepator lain), dan keluaran atau output yang
berupa respon.16Teori ini menekankan kajiannya pada pembentukan
tingkah laku yang berdasarkan hubungan antara stimulus dengan
respon yang bisa diamati dan tidak menghubungkan dengan
kesadaran maupun konstruksi mental.17
Teori ini juga mengutamakan pengukuran, sebab dengan
pengukuran kita dapat melihat terjadi atau tidaknya perubahan
tingkah laku tersebut. Faktor lain yang dianggap penting bagi teori ini
adalah penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang
dapat memperkuat respon.Jika penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat, begitu juga apabila

15
Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, Cet. 1 Yogyakarta: Deepublish, CV.
Budi Utama Maret 2018 (Jl. Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik,
Sleman, Jl. Kaliurang Km.9.3-Yogyakarta 55581, hal. 6-7
16
Novi Irwan Nahar, Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses
Pembelajaran, dalam: Jurnal Nusantara Ilmu Pengetahuan Sosial,(Vol 2, No 4 Desember,
2016), hal 65.
17
Suyon, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep,hal 28
11

penguatan dikurangi (negative reinforcement), maka respon akan


tetap dikuatkan.18
Dapat difahami bahwa belajar menurut teori ini adalah adanya
perubahan tinggah laku setelah mendapatkan stimulus dan terjadinya
respon.Jadi, orang dikatakan sudah belajar jika setelah mendapatkan
stimulus menghasilkan perubahan pada tingkah laku peserta didik.
Metode Behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan
kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang
mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan,
reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa
asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga
dan sebagainya.Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-
anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka
mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan
bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau
pujian19.
Ciri dari teori behaviorisme adalah mengutamakan unsur unsur
dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan
lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,
menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil
belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang
diperoleh yang mana munculnya perilaku yang diinginkan.Guru yang
menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku siswa
merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku dari hasil
belajar.

2 Teori Pembelajaran Kognitivistik


Kognitif berasal dari Bahasa latin “Cogitare” yang artinya
berfikir.20Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif berarti
segala sesuatu yang berhubungan dengan atau melibatkan kognisi,
18
Familus, Teori Belajar Aliran Behavioristik Serta Implikasinya Dalam
Pembelajaran, dalam: Jurnal PPKn &Hukum, (Vol11, No 2, Oktober 2016), hal107.
19
Mara Samin Lubis Lubis, Teori Belajar dan Pembelajaran Matematika, (Medan:
Perpustakaan UIN Sumatra Utara, 2016), hal 14.
20
Fauziyah Nasution, Psikologi Umum: Buku Panduan untuk Fakultas Tarbiyah
(Medan: IAIN SU Press,2011), hal 17.
12

atau berdasarkan pengetahuan faktual yang empiris.21Dalam istilah


pendidikan, kognitif didefinisikan sebagai suatu teori yang
memahami bahwa belajar merupakan pengorganisasian aspek-aspek
kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman.22Teori ini
menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya.Teori ini lebih mementingkan proses belajar dari pada
hasil belajar dan berpandangan bahwa belajar merupakan suatu
proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi
dan aspek kejiwaan lainnya.23
Maka, belajar adalah suatu proses usaha melibatkan aktivitas
mental sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungan
untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan,
pemahaman, tingkah laku, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat
relatif dan berbekas.Jadi, menurut teori ini belajar adalah proses kerja
otak dalam berfikir yang mana dapat memperoleh sesuatu,
mengingat, mengolah informasi dan mengontrol emosi.

3 Pengertian Teori Pembelajaran Konstruktivistik


Konstruktivistik adalah suatu pendekatan terhadap belajar yang
berkeyakinan bahwa orang secara aktif mampu membangun atau
membuat pengetahuannya sendiri dan realitas ditentukan oleh
pengalaman orang itu sendiri pula.Ciri Pembelajaran ini menekankan
terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif
berdasarkan pengetahuan terdahulu dan pengalaman.
Teori ini juga memberikan kebebasan terhadap peserta didik
dengan kemampuannya untuk menemukan keinginan atau
kebutuhannya sendiri, tentunya dengan bantuan guru.Konstruktivistik
(construktism) merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual,

21
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal 579.
22
Hendra Harmi, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Curup: LP2 STAIN, 2010), hal
70.
23
Hendra Harmi, Teori Belajar dan Pembelajaran, hal 71.
13

pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas


melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba.24
Jadi, menurut teori ini pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-
fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat, tetapi
manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata.Peserta didik perlu dibiasakan meme
cahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan
bergelut serta berfikir dengan ide-ide yang baru, yaitu ia harus
mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.25
Maka tugas atau peraan seorang guru adalah sebagai pemandu
bagi peserta didik, bagaimana seorang peserta didik dapat
menemukan dan mengembangkan pengetahuan sendiri tanpa disuapi
oleh guru.
Beberapa karakteristik dan juga merupakan prinsip dasar teori
belajar konstruktivisme dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.Mengembangkan strategi untuk mendapatkan dan menganalisis
informasi.
2.Pengetahuan terbentuk bukan hanya dari satu prespektif, tapi dari
perspektif jamak (multiple perspective).
3.Peran peserta didik utama dalam proses pembelajaran, baik dalam
mengatur atau mengendalikan proses berpikirnya sendiri maupun
untuk ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
4.Scaffolding digunakan dalam proses pembelajaran, yang mana
Scaffolding merupakan proses memberikan tuntunan atau bimbingan
kepada peserta didik untuk dikembangkan sendiri.
5.Pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor dan mentor untuk
mendukung dan membimbing belajar peserta didiknya.
6.Pentingnya evaluasi proses dan hasil belajar yang otentik26.
Penerapan teori belajar Konstruktivisme sering digunaka pada
model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) seperti
24
Haryanto Suyono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Remaja Rosdakarya,
2010), hal 75.
25
Haryanto Suyono, Belajar dan Pembelajaran, hal 105
26
Ahdar Jamaluddin dan Wardana, Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan
dan Kopetensi Pedagogis, (Sulawesi Selatan: CV.KAAFFAH LEARNING CENTER
Kompleks Griya Bumi Harapan Permai B44, Cet.I, November 2019), hal 14
14

pembelajaran menemukan (discovery learning) dan pembelajaran


berbasis masalah (problem based learning). Pengembangan dari teori
ini mulai memberikan dampak terhadap Peserta didik, peserta didik
harus aktif melakukan kegiatan aktif berpikir menyusun konsep dan
memberi makna tentang hal-hal yang pelajari. Guru memang menjadi
andil dalam memprakarsai penataan lingkungan dan memberi
peluang belajar yang optimal. Tetapi pada akhirnya peserta didiklah
yang menentukan sendiri terwujudnya belajar yang sepenuhnya itu 27.
Paradigma konstruktivistik memandang peserta didik sebagai
pribadi yang memiliki kemampuan awal sebagai modal dasar
sebelum belajar dalam mengkonstuksi pengetahuan yang baru, oleh
sebab itu meskipun kemampuan awal tersebut masih sederhana atau
tidak sesuai dengan pendapat guru sebaiknya diterima dan dijadikan
dasar pembelajaran dan pembimbingan.
Segala sesuatu seperti, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas
lainnya disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan.
Yang dipahami dalam teori belajar konstruktivisme bahwa
pembentukan pengetahuan itulah yang menjadi inti dalam teori
belajar ini. Peserta didik diberi kebebasan untuk mengungkapkan
pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya dengan
cara demikian peserta didik akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir
sendiri memecahkan masalah yang dihadapinya mandiri kritis kreatif
dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional.
Dari awal sampai akhir dalam prosesnya pembelajaran menurut teori
belajar konstruktivisme ini akan ada beberapa hal, mulai dari sarana,
kemampuan awal peserta didik, guru dan hasil belajar peserta didik.
Sejauh mana pembelajaran berlangsung menimbulkan pemikiran
untuk mengevaluasi, terutama evaluasi belajar peserta didik28.

27
Ahdar Jamaluddin dan Wardana, Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan
dan Kopetensi Pedagogis, hal 16.
28
Ahdar Jamaluddin dan Wardana, Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan
dan Kopetensi Pedagogis, hal 19.
15

Penerapan Teori Belajar dan Pembelajaran pada Pembelajaran Al-


Qur'an
1. Aplikasi Teori pada Pembelajaran baca Al-Qur'an

menurut teori kognitif dapat dilakukan dengan memberikan


petunjuk kepada peserta didik tentang pokok materi agar kemudian
dapat diolah oleh otak dalam mengidentifikasi macam-macam huruf
sehingga menghasilkan kemampuan anak didik membaca Al-Qur'an
dengan benar. Kalimat yang dipakai harus sederhana, menunjuk pada
realitas bentuk tulisan teks yang akan dibaca atau menghindari
kalimat yang bersifat teoritik atau deskriptif. Kita dapat
menggunakan kalimat: “perhatikan ini bunyinya “ ‫ “ )ب‬Ba)”, hindari
menggunakan kata yang panjang dan kurang tegas, seperti “yang
bentuknya begini dibaca … ”, untuk membedakan antar huruf “ ‫ت ث‬
‫ “ ب‬cukup menyampaikan perhatikan pada titiknya.

Sedangkan menurut teori behavioristik belajar adalah adanya


stimulus yang nantinya menghasilkan respon atau perubahan. Dalam
materi membaca al Qur'an jilid 1 ini, guru biasanya memberi contoh
terlebih dahulu, menggunakan metode drill atau memberi petunjuk
seperti di atas, yang penting pada teori ini adalah setelah guru
memberikan stimulus maka akan menghasilkan perubahan yaitu anak
didik bisa melafalkan bacaan yang ada jiid 1 dan membedakannya.

Untuk teori konstruktivistik, guru membangun pengetahuan awal


yang dimiliki oleh anak didik. Contohnya: sebelum mulai, guru
menunjuk salah satu huruf hijaiyyah “ ‫ “ )ب‬Ba)” dan bertanya “ini
dibaca apa…?” ketika anak didik sudah tahu, kemudian guru
menunjuk pada huruf “ ‫ “ ت ث‬dan bertanya perbedaaannya dan
seterusnya. Pada teori ini guru tidak boleh langsung memberi tahu
materi, tapi harus menggali pengetahuan awal yang dimiliki anak
didik kemudian membantu agar mereka mampu membangun dan
mengembangkan pengetahuannya itu sendiri, sehingga menghasilkan
pengetahuan baru.
16

Kesimpulan
Teori adalah pendapat yang menjelaskan hubungan antara beberapa
variabel yang berupa konsep dan kebenarannya masih bisa diuji lebih lanjut.
Belajar adalah suatu proses atau suatu aktifitas untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan
mengkokohkan kepribadian. Peserta didik memiliki beberapa kemampuan
menerima pengetahuan yang berbeda. Keadaan tersebut menuntut adanya
teori atau cara untuk membantu proses pembelajaran terlaksana dengan baik.
Di antara teori-teori tersebut adalah behavioristik, behavioristik dan
Konstruktivistik.
Belajar menurut teori behavioristik adalah adanya perubahan tinggah
laku setelah mendapatkan stimulus dan terjadinya respon. Jadi, orang
dikatakan sudah belajar jika setelah mendapatkan stimulus menghasilkan
perubahan tingkah laku. Sedangkan menurut teori kognitivistik belajar
adalah proses kerja otak dalam berfikir sesuatu, mengingat, mengolah
informasi dan emosi. Teori Konstruktivistik, menganggap bahwa
pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat, tetapi manusia harus mengkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Metode baca Al-Qur'an yang menganut teori kognitivistik
mengajarkan baca Al-Qur'an dengan cara menunjukkan ciri-ciri dan konsep
huruf atau bacaan dan sedikit memberi contoh untuk kemudian diproses oleh
otak. Sedangkan teori behavioristik lebih banyak memberikan contoh bacaan
dan sedikit menjelaskan konsep materi, di sini murid juga dibiasakan untuk
membaca berulang-ulang dengan bantuan contoh dari guru.Untuk metode
dengan teori konstruktivistif, murid diberi kebebasan untuk memahami
sendiri pokok materi kemudian menerapkannya pada bacaan, tentunya tetap
dengan bimbingan guru.
17

Daftar Pustaka

Agus Suprijono, Comperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
Ahdar Jamaluddin dan Wardana, Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar
Peningkatan dan Kopetensi Pedagogis, (Sulawesi Selatan: CV.KAAFFAH
LEARNING CENTER Kompleks Griya Bumi Harapan Permai B44, Cet.I,
November 2019),
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002)
EnceSurahman, Andri Satrio, Kajian Teori dalam Penelitian (JKTP;
Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan Vol. 3 No. 1 Februari 2020),
Familus, Teori Belajar Aliran Behavioristik Serta Implikasinya
Dalam Pembelajaran, dalam: Jurnal PPKn &Hukum, (Vol11, No 2, Oktober
2016)
Fauziyah Nasution, Psikologi Umum: Buku Panduan untuk Fakultas
Tarbiyah (Medan: IAIN SU Press,2011)
Haryanto Suyono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Remaja
Rosdakarya, 2010),
Hendra Harmi, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Curup: LP2
STAIN, 2010),
Hendra Harmi, Teori Belajar dan Pembelajaran, hal 71.
Herliani, Didimus Tanah Boleng, TeoriBelajar dan Pembelajaran,
Cet. 1 November 2021, Penerbit Lakeisha, Srikaton, RT 003, RW 001,
Pucangmiliran, Tulung, Klaten, Jawa Tengah
KBBI Daring, diakses pada tanggal 09, Oktober 2022, Link:
https://kbbi. Kemdikb ud.go.id/entri/teori
KBBI Daring, diakses pada tanggal 09,Oktober 2022, Link: https://kbbi.
Kemdik bud.go.id/entri/belajar
Mara Samin Lubis Lubis, Teori Belajar dan Pembelajaran
Matematika, (Medan: Perpustakaan UIN Sumatra Utara, 2016)
Mara Samin Lubis, Teori Belajar dan Pembelajaran Matematika,
Fakultas IlmuTarbiyyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika, UIN
Sumatera Utara, 2016
18

Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, Cet. 1 Yogyakarta:


Deepublish, CV. Budi Utama Maret 2018 (Jl. Rajawali, G. Elang 6, No 3,
Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Jl. Kaliurang Km.9.3-Yogyakarta
55581
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet. 15,
Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya, 2010
Novi Irwan Nahar, Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam
Proses Pembelajaran, dalam: Jurnal Nusantara Ilmu Pengetahuan
Sosial,(Vol 2, No 4 Desember, 2016)
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta:
PT RinekaCipta, 2011
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2011
Suyon, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep
SyaifulBahriDjamarah, PsikologiBelajar, Jakarta: PT. RinekaCipta,
2011)

You might also like