You are on page 1of 9

MAKALAH

“TRADISI MOLONTALO”
Mata Kuliah : Islam Dan Budaya Lokal
Dosen Pengampuh : Dr. Sofyan A. P. Kau, M. Ag

DI SUSUN OLEH:
Fatma Detu (224022019)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BINIS ISLAM
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya
saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapaun judul dari
makalah ini adalah “Tradisi Molontalo” Pada kesempatan ini Saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Islam Dan Budaya
Lokal yang telah memberikan tugas terhadap Saya. Saya juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada teman - teman saya yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Saya jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa saya harapkan semoga maklah ini dapat
berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Limboto, Mei 2023


Tertanda,

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ······································································
BAB I PENDAHULUAN ··································································
A. LATAR BELAKANG ····································································
B. RUMUSAN MASALAH ································································
C. TUJUAN PENULISAN ··································································
BAB II PEMBAHASAN ···································································
A. Nama Tradisi Dan Asal Daerah ·························································
B. Asal usul/ Sejarah Dari Tradisi Tersebut ···············································
C. Proses Pelaksanaan ········································································
D. Tujuan Dilaksanakan Tradisi ····························································
E. Makna Dari Tradisi Tersebut ····························································
F. Gambar Atau Foto ·········································································
BAB III PENUTUP ·········································································
A. Kesimpulan ················································································
B. Saran ························································································
DAFTAR PUSTAKA ·································································································
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gorontalo adalah sebuah Provinsi di Indonesia yang terletak di bagian
utara Pulau Sulawesi. Provinsi Gorontalo kemudian lahir pada tanggal 5 Desember
2000 berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000. Banyaknya tradisi atau
adat istiadat yang tumbuh di masyarakat merupakan warisan dari nenek moyang. Di
antara tradisitradisi atau adat istiadat tersebut telah ada sebelum agama Islam masuk
ke Indonesia, yang pada akhirnya setelah Islam masuk memberi corak bagi budaya
Islam. Masyarakat Islam yang sebelumnya menganut tradisi dan adat istiadat tersebut,
tidak serta merta dapat meninggalkan tradisi mereka terutama dalam hal kepercayaan
terhadap nenek moyang mereka.Istilah “tradisi” mengandung pengertian tentang
adanya kaitan masa lalu dengan masa sekarang. Ia menunjukkan kepada sesuatu yang
diwariskan dari generasi ke generasi, dan wujudnya masih ada hingga sekarang. Oleh
karena itu, secara ringkas dapat dinyatakan bahwa tradisi adalah sesuatu yang
diwariskan atau ditransmisikan dari masa lalu ke masa kini. Pada umumnya tujuan
penyelenggaraan suatu upacara tradisional adalah untuk menghormati, mensyukuri,
memuja, dan memohon keselamatan kepada Tuhan. Khususnya di daerah Gorontalo,
pada umur kehamilan 7-8 bulan diadakan upacara molonthalo sebagai doa selamat
agar dalam persalinan nanti dimudahkan oleh Allah Swt.
B. RUMUSAN MASALAH
 Nama Tradisi Dan Asal Daerah ?
 Asal usul/ Sejarah Dari Tradisi Tersebut !
 Proses Pelaksanaan !
 Tujuan Dilaksanakan Tradisi ?
 Makna Dari Tradisi Tersebut ?
C. TUJUAN PENULISAN
 Untuk mengetahui nama dan asal tradisi tersebut
 Untuk mengetahui dan mempelajari asal usul atau sejarah dari tradisi tersebut
 Untuk mengetahui dan mempelajari proses pelaksanaannya
 Untuk mengetahui dan mempelajari tujuan dilaksanakan tradisi tersebut
 Untuk mempelajari makna dari tradisi tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nama Tradisi Dan Asal Daerah
Molontalo merupakan tradisi masyarakat Gorontalo. Molontalo itu sendiri
berasal dari bahasa Gorontalo yang artinya meraba perut. Upacara adat molontalo
dilakukan pada wanita yang telah menikah dan sedang mengandung 7 bulan untuk
anak pertama. Molontalo merupakan pra acara dalam adat kelahiran dan keremajaan
etnis Gorontalo. Tradisi molontalo telah turun temurun dilakukan sejak dulu hingga
sekarang. Dalam tradisi Gorontalo terdapat ungkapan "Maalo kakali, lonto butu asali
debo donggo wali-wali" yang berarti "sudah tetap, dari awal mula hingga kini
berlaku".
B. Asal usul/ Sejarah Dari Tradisi Tersebut
Sejarah molontalo, Orang terdahulu mengatakan bahwa tradisi tujuh bulanan
harus dibuat karena orang baru hamil (mengandung anak pertama) itu selalu
dikelilingi oleh sitan-saitan dan itu yang harus dicegah agar bayi didalam perut akan
tetap baik-baik saja sampai saat persalinan tiba. "Pooberesi lio mai ngaamila tato
ombongo waw to diluari, tradisi molontalo olo boito pomootota lingolio mangolo hula
ombongo lo tadulahu botiya londo hulango" Itu alasanya hingga saat ini Adat/ tradisi
jadi turun temurun. Banyak orang yang melakukan tradisi ini tapi mereka tidak
mengetahui mengapa sampai diselenggarakan dan untuk apa, karena setiap daerah
ataupun kecamatan memiliki Adat / tradisi Masing-masing.
C. Proses Pelaksanaan
Tujuh wadah yang disiapkan tersebut berisi Nasi Kuning, telur rebus, ayam
goreng dan kue-kue khas Gorontalo seperti halnya Wapili dan kolombengi, serta
dilengkapi dengan pisang matang berupa pisang gapit atau pisang raja.
Untuk melangsungkan pelaksanaan pra acara adat itu, di atas baki yang telah
disiapkan oleh keluarga, juga dilengkapi seperangkat makanan seperti halnya sepiring
ayam goreng yang masih utuh, yang di dalam perut ayam itu diisi sebutir telur rebus.
Disiapkan pula dua buah baskom yang akan digunakan sebagai tempat cuci
tangan dan dua buah gelas berisi air masak serta dua sendok makan.
Pelaksanaan adat itu tidak berakhir pada sajian makanan saja, melainkan
sebuah janur (daun kelapa muda) berkepang tiga, dalam bahasa Gorontalo disebut
sebagai Janur Tula-tula pidu. janur yang disiapkan itu, harus seukuran perut ibu hamil
yang akan melangsungkan adat Molonthalo.
Karena keluarga juga perlu menyiapkan Upuk pinang dalam bahasa
Gorontalonya (Malo Ngo'alo), sebuah tempurung tidak bermata (Buawu huli),
seperangkat tikar putih (amongo peya-peya), serta beras yang memiliki berbagai
macam warna di antaranya beras merah, kuning hijau hitam dan putih. hingga
disiapkan pula sebilah keris yang memakai sarungnya.
"Pada acara itu, seorang Ibu meneruskan pertanyaan Hulango atau bidan
kampung kepada imam yang membaca doa salawat sembari menanyakan sudah
berapa bulan usia perutnya (Ma Ngolo Hula),"tuturnya.
Adat Molonthalo dari Gorontalo sebetulnya dalam dunia modern dikenal USG atau
ultrasonografi.
Bedanya dengan USG, adat Molonthalo hanya dilakukan pada usia kandungan
tujuh bulan. Juga, biasanya hanya khusus untuk anak pertama dari pasangan suami
istri (pasutri) di Gorontalo.
Dalam logat Gorontalo-Manado, adat Molonthalo ini juga kerap disebut “raba-
raba puru”. Secara etimologi, raba-raba adalah menyentuh atau mengusap-usap, dan
puru adalah perut.
Dan memang, adat Molonthalo di Gorontalo ini dilakukan oleh seorang
Hulango atau bidan tradisional. Dalam prosesinya, ia akan mengusap-usap perut
wanita hamil dengan air yang sudah dibacakan doa sebelumnya.
Secara filosofi, alasan adat Molonthalo di Gorontalo hanya dilakukan pada
anak pertama, karena anak pertama biasanya adalah keturunan pertama dan menjadi
harapan kedua orang tuanya.
D. Tujuan Dilaksanakan Tradisi
Acara Molonthalo adalah pemantapan kehidupan sepasang suami istri
menyambut sang bayi, sebagai penerus keturunan mereka dan persiapan fisik dan
mental menjadi ayah dan ibu yang baik dengan memelihara kelangsungan rumah
tangga yang dilambangkan dengan makan saling suap menyuap.
E. Makna Dari Tradisi Tersebut
Secara hakikat penyelenggaran adat molonthalo yang diyakini masyarakat
mempunyai hikmah atau makna sebagai berikut.:
 Adat Molontalo adalah pernyataan dari keluarga pihak suami bahwa kehamilan
pertama, adalah harapan yang terpenuhi akan kelanjutan turunan dari perkawinan
yang sah.
 Acara Molonthalo merupakan maklumat kepada pihak keluarga dari kedua belah
pihak, bahwa sang istri benar benar suci, dan menjadi contoh teladan dan
dorongan bagi gadis gadis lainnya untuk menjaga diri dan kehormatannya dari
godaan dunia;
 Acara Molonthalo adalah pernyataan syukur atas nikmat Tuhan yang telah
diberikan kepada sepasang suami istri melalui “NGADI SALAWATI” doa
salawat, agar kelahiran sang bayi beroleh kemudahan;
 Acara Molonthalo adalah pemantapan kehidupan sepasang suami istri
menyambut sang bayi, sebagai penerus keturunan mereka dan persiapan fisik dan
mental menjadi ayah dan ibu yang baik dengan memelihara kelangsungan rumah
tangga yang dilambangkan dengan makan saling suap menyuap.
F. Gambar Atau Foto
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Molonthalo merupakan upacara adat selamatan yang menandai tujuh bulan
usia kehamilan. Orang Jawa menyebutnya dengan istilah upacara Nujuh Bulanan,
dalam dialek Melayu Manado disebut dengan Upacara Raba Puru (usap perut).
Upacara adat molonthalo dilaksanakan bukan saja hanya sebagai sebuah tradisi yang
telah baku dan harus dilestarikan, lebih dari itu diyakini sebagai sebuah upacara yang
sakral atas dasar wujud pencarian keberkahan akan hadirnya anggota keluarga baru.
Acara Molonthalo adalah pemantapan kehidupan sepasang suami istri
menyambut sang bayi, sebagai penerus keturunan mereka dan persiapan fisik dan
mental menjadi ayah dan ibu yang baik dengan memelihara kelangsungan rumah
tangga yang dilambangkan dengan makan saling suap menyuap.
B. SARAN
Makalah yang telah saya susun ini jauh dari kata sempuna, sehingga
sayapenulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca atas kekurangan dari
makalah ini. Agar dalam penyusunan makalah selanjutnya bisa lebih baik dari
makalah yang saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Gorontalo
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/molontalo-upacara-adat-selamatan-yang-
menandai-tujuh-bulan-usia-kehamilan/
https://gorontalo.tribunnews.com/amp/2022/08/08/prosesi-adat-molonthalo-di-
gorontalo-begini-persiapannya?page=all

You might also like