Professional Documents
Culture Documents
net/publication/340225425
CITATIONS READS
0 5,732
2 authors:
All content following this page was uploaded by Rendi Prayuda on 27 March 2020.
ABSTRACT
After the 1961 of Wina convention, diplomacy became one of the containers for the
actualization of relations between countries in the international political arena to convey the
national interests of a country to other countries. The national interest of a country is
certainly a diplomatic mission for the state in the scope of international practice. The practice
of a country's diplomacy success is of course influenced by various factors and the power
factor is one of the determining factors for a country's diplomatic success. This paper use a
descriptive qualitative approach with the collect data by library research. The results of this
study indicate that the effectiveness of a country's diplomacy depends on the extent of its
own national strength. Some things that determine the success of diplomacy can be analyzed
from the diplomatic environment in the form of the international system, the diplomatic
environment and domestic relations. While the concept of power is determined by elements
that do not change (natural resources, geography, demographics and population) as well as
elements that are easily changed (character and morality of the nation, the quality of
government and diplomatic quality).
80
Rendi Prayuda
Diplomasi dan Power: Sebuah Kajian Analisis
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
pengetian strategi yang lebih awal. Oleh hubungan internasional ini dilakukan
karena itu aktualisasi dari strategi yang dengan menggunakan pendekatan atau
dilakukan oleh pemimpin sebuah negara metode kualitatif deskriptif. Metode
akan dilakukan oleh diplomat negara kualitatif adalah sebuah kajian penelitian
tersebut dalam arena perundingan yang menjelaskan fenomena masalah
diplomatik untuk mencapai kepentingan penelitian secara deskriptif sesuai dengan
nasional negara tersebut. realitas fenomena secara empiris. Teknik
Level analisa berasal dari anggapan pengumpulan data dalam penelitian ini
bahwa prilaku setiap negara sebenarnya menggunakan studi pustaka yang
bergantung pada prilaku negara lainnya menjadikan buku, jurnal bereputasi,
dalam sebuah sistem internasional. Untuk website dan artikel ilmiah lainnya sebagai
menerangkan sistem yang abstrak ini bisa bahan bacaan dan analisis teoritis.
dipakai analogi yang lebih sederhana yaitu C. Hasil dan Diskusi
sistem sirkulasi tubuh manusia, yang Kajian tentang diplomasi
terdiri dari nadi, arteri, organ dan sel - sel berkembang pesat pasca konvensi Wina
yang secara keseluruhan harus bekerja tahun 1961 yang menjelaskan bahwa
dan berfungsi secara baik untuk tujuan-tujuan hak-hak istimewa dan
kelancaran dalam sistem dan akhirnya kekebalan hukum tidaklah untuk
menghasilkan tubuh yang sehat dan keuntungan individu akan tetapi untuk
performa yang baik. Demikian juga dunia menjamin pelaksanaan yang efisien
internasional, ia juga memiliki sub sistem fungsi-fungsi misi-misi diplomatik dalam
yang saling berkaitan satu sama lain (KJ. mewakili Negara-Negara.
Holsti. 1992: Hlm 23). Setiap negara di Menegaskan bahwa aturan hukum
dalam sistem politik internasional kebiasaan internasional tetap terus
bertanggung jawab terhadap keamanan mengatur masalah-masalah yang tidak secara
dan kemerdekaannya sendiri (Struggle for tegas diatur oleh ketentuan-
power), kedudukan negara lain dianggap ketentuan Konvensi ini. Berasarkan
sebagai ancaman yang dapat konvensi Wina tahun 1961, maka Negara
membahayakan kepentingannya yang penerima boleh setiap saat dan tanpa harus
mendasar. Maka secara umum, negara - menerangkan keputusannya, memberitahu
negara merasa tidak aman sehingga Negara pengirim bahwa kepala misinya
timbul rasa ketakutan dan atau seseorang anggota staf
ketidakpercayaan satu sama lain. Mereka diplomatiknya adalah persona non
menjadi sangat fokus dengan kekuatannya grata atau bahwa anggota lainnya dari staf
masing - masing dengan maksud untuk misi tidak dapat diterima. Dalam hal
mencegah terjadinya penyerangan oleh seperti ini, Negara pengirim, sesuai
negara lain. dengan mana yang layak, harus
B. Metode Penelitian memanggil orang tersebut atau
Analisis terhadap korelasi antara mengakhiri fungsi-fungsinya di dalam
diplomasi dan power dalam kajian ilmu misi. Seseorang dapat dinyatakan non
83
Rendi Prayuda
Diplomasi dan Power: Sebuah Kajian Analisis
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
grata atau tidak dapat diterima sebelum 2001. Hlm 21), yang dalam hal ini
sampai di dalam teritorial Negara merupakan kepentingan nasional suatu
penerima. Gedung misi tidak dapat negara dalam dunia internasional, namun
diganggu gugat (inviolabel). Pejabat- oleh sebagian pandangan diplomasi lebih
pejabat dari Negara penerima tidak boleh menekankan terhadap negosiasi–
memasukinya, kecuali dengan persetujuan negosiasi perjanjian atau sebagai posisi
kepala misi. Negara penerima di bawah tawar-menawar dengan negara lain.
kewajiban khusus untuk mengambil Diplomasi sangat erat dengan
semua langkah yang perlu untuk penyelesaian permasalahan–
melindungi gedung misi terhadap permasalahan yang dilakukan dengan
penerobosan atau perusakan dan untuk cara–cara damai, tetapi apabila cara–cara
mencegah setiap gangguan perdamaian damai gagal untuk memperoleh tujuan
misi atau perusakan martabatnya. yang diinginkan, diplomasi mengizinkan
(https://sites.google.com/site/published penggunaan ancaman atau kekuatan nyata
bysumadi/vienna1961). sebagai cara untuk mencapai tujuan–
Menurut Sir Earnest Satow dalam tujuannya (RW, Sterling: 233). Sehingga
bukunya Guide to Diplomatic Practice dapat dikatakan bahwa perang juga
mengatakan bahwa diplomasi merupakan merupakan salah satu sarana dalam
penerapan kepandaian dan taktik pada diplomasi di dunia internasional. S.L. Roy,
pelaksanaan hubungan resmi antara mengkaji hal-hal penting yang terdapat
pemerintah dengan negara-negara dalam berbagai definisi mengenai
berdaulat (Sir Earnest Satow. 1995. Hlm diplomasi. Menurutnya dari definisi-
2). Selain itu pandangan ahli mengenai definisi tersebut beberapa hal tampak
diplomasi, yaitu: jelas, bahwa:
”Diplomasi pada dasarnya adalah 1. Unsur pokok diplomasi adalah
usaha untuk meyakinkan pihak lain negoisasi,
atau negara lain untuk dapat 2. Negoisasi dilakukan untuk
mengedepankan kepentingan
memahami dan membenarkan
negara,
pandangan kita dan jika mungkin 3. Tindakan-tindakan diplomatik
mendukung andangan kita itu, diambil untuk menjaga serta
tanpa perlu menggunakan memajukan kepentingan
kekerasan” (Hasyim Djalal: 1990. nasional sejauh mungkin dan
Hlm 30). dilaksanakan secara damai,
Menurut KM Panikkar dalam pemeliharaan perdamaian
dengan tanpa merusak
bukunya yang berjudul The Principle of
kepentingan nasional merupakan
Diplomacy, maka diplomasi dalam tujuan utama diplomasi,
hubungannya dengan politik internasional 4. Teknik-teknik diplomasi yang
merupakan seni dalam mengedepankan sering dipakai untuk
kepentingan suatu negara dalam mempersiapkan perang bukan
hubungannya dengan negara lain (SL. Roy. untuk menghasilkan perdamaian,
84
Rendi Prayuda
Diplomasi dan Power: Sebuah Kajian Analisis
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
Sistem
Internasional
Power Diplomacy
National Power:
Soft Diplomacy
1. Geografi
2. Sumber Daya Alam (Negosiasi)
3. Kemampuan Industri Hard Diplomacy
dan militer (Diplomasi Senjata)
International Power:
1. Kapabilitas
2. Kredibiltas
3. Kebutuhan
92
Rendi Prayuda
Diplomasi dan Power: Sebuah Kajian Analisis
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
Hasyim Djalal, 1990. Politik Luar Negeri Donald E. Nucterlain. 1979. National
Indonesia dalam Dasawarsa. CSIS, Interest A new Approach, Orbis. Vol
Jakarta. 23. No.1 (Spring). 1979.
Panikkar KM. 2001. The Principle and Bantarto Bandoro. 1992. Masalah
Practice of Diplomacy. keamanan internasional, Model
center periphery. Jakarta. CSIS.
Morgenthau Hans. 1973. Politics Among
Nation: The Struggle for Power and Coloumbis Theodore & James E Wolfe.
Peace. Edisi kelima. Knopf. New 1990. Pengantar Hubungan
York. Internasional: Keadilan dan power,
Bandung: Putra Abardin.
Sufri Yusuf, 1989. Hubungan Internasional
dan Poltik Luar Negeri, Pustaka Plano C. Jack. Kamus Hubungan
Sinar Harapan, Jakarta. internasional. Jakarta: Putra
Abardin.
Andri Hadi SH.LLM. 2009. Bahan seminar “
Politik Luar Negeri Indonesia: Pusat Pembinan Dan Pengembangan
Prospek dan tantangan dalam Era Bahasa. 1985. Kamus Umum Bahasa
Globalisasi”. Dirjen IDP Indonesia Cetakan VIII. Jakarta:
Departemen Luar Negeri RI. Balai pustaka
Rourke, John T. 2002. International Politics Yusuf Sufri. 1989. Hubungan Internasional
and World Stage, New York: United dan Poltik Luar Negeri, Jakarta:
Nations. Pustaka Sinar Harapan.
93
Rendi Prayuda
Diplomasi dan Power: Sebuah Kajian Analisis