Professional Documents
Culture Documents
id
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
ABSTRACT
Erlyna Dian Adityawati, NIM: I1306036, MICROPHONE DESIGN USING
CRYSTAL SENSOR ( CASE STUDY : BOOMER OPERATOR IN TATV
TELEVISION CHANEL). Thesis. Surakarta: Industrial Engineering
Department. Faculty of Engineering.
Michrophone is one of the facility which plays role as means used by film
workers. Michrophones and its development at present leads to increase the
michrophone sensitivity, thus ignoring the other function that is more functional,
namely the sound focus. The film industry needs a microphone which can capture
sounds in a focus towards the desired sound. However, operator still faces
dificulties in getting the sound focus by using michrophone nowadays. To respond
to these needs was designed microphones that can capture sound signals, are the
focus
This research uses Basic Engineering Design Process method. It is a
method which uses basic systematic approach in engineering design to design a
microphone in order to solve the problem. Basic Engineering Design Process
method have six steps, are problem definition, value system design, system
sinthesys, system analysis, selecting the best system, and planning for action
The result of the microphone by using crystal sensor technology is chosen
as the best design alternative. Crystal sensor in the microphone could capture the
sound in focus. It produces output in form of electrical vibration that will be
produced into a larger sound capacity. The sound produced by the microphone
will be better if the sound source is closer with the microphone. This device
consists of crystal sensor and electronic circuits which are very simple. The
device testing is done by placing the microphones in some areas that produce
sound vibrations so the best assemblies of the microphone could be known
clearly.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
signal (electrical energy) dan speaker akan merubah audio signal (electrical
energy) ke gelombang suara (acoustical energy)
Amplifier adalah alat untuk menduplikasi elektrikal signal sehingga sinyal
tadi bisa menjadi cukup besar untuk mendorong sebuah speaker untuk bisa
bersuara. Amplifikasi dari sebuah amplifier di dalam sistem sound reinforcements
bisa dilakukan dibeberapa tahap seperti di Input gain, fader, sampai ke amplifier
itu sendiri yang nantinya akan diteruskan ke sebuah atau beberapa transducer
kembali seperti speakers.
Dan hasil total kenaikan atau penambahan dari semua kekuatan signal
dinamakan sebagai Gain. Bisa mencapai 1.000.000.000 atau lebih kali dari Input
Signal.Pada dasarnya disetiap tahap mereka hanya menduplikasi secara persis atau
semirip mungkin sinyal yang mereka terima. Transducer dapat menduplikasi
dengan merubah dari 1 energi ke energi yang lain dan amplifier mereproduksi
output signal dengan energi yang di supply dari sumber tenaga yang berbeda yang
biasa diambil dari tenaga listrik (electricity) setempat.
Tergantung dari kebutuhan, suatu sistem biasa di design sesuai dengan
kebutuhan lokasi dan kebutuhan output yang berbeda-beda. Dan setelah suatu
sumber telah dirubah menjadi elektrikal signal, ada beberapa kemungkinan
dimana kita bisa merubah, memecah atau memanipulasi sumber tersebut (x-over,
time delay, equalizer). Proses ini sering disebut sebagai signal processing.
Ketika lebih dari satu sumber atau mikrofon dipergunakan maka kita akan
menggunakan suatu mixer. Mixer dipergunakan untuk mencampur beberapa
sinyal masukan atau input signal yang akan kita oleh dan kita balance yang
akhirnya akan menghasilkan sebuah campuran keluaran yang telah terpadu
dengan baik.
Sebuah mixer juga dapat dipakai untuk menguatkan, memodifikasi tonal,
memberikan effect dan menduplikasi sinyal yang bisa dikirim ke beberapa
keluaran atau tambahan speaker yang sering kali dikatakan sebagai monitor.
2.1.2 Speaker
berbentuk selaput. Speaker yang digunakan untuk mikrofon ini adalah speaker
middle frekuensi. Speaker middle frekuensi dipilih karena biasanya speaker ini
berbentuk mini.
Untuk tahap akhir di dalam suatu sistem, tugas speakers bukan hanya
berfungsi sebagai Transducers yang menciptakan gelombang suara dari sinyal
elektrik, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk mengarahkan agar suara bisa
terdengar merata dan dengan perilaku yang seimbang.
Untuk suatu sistem yang simple, masih memungkinkan untuk satu speaker
full range diaplikasikan untuk mencakup frequency yang lebar. Ini terjadi di
Home Audio dimana ruang kita biasanya tidak besar dan kita bisa hanya dengan
menggunakan 2 speaker yang bagus mendengarkan alunan lagu dari not paling
bawah ke not paling atas (dengan catatan menggunakan speaker2 berdimensi
sangat besar dan menggunakan multi driver)
Tetapi apabila kita akan memainkannya di area yang cukup luas, sangat
tidak memungkinkan kita bisa menggunakan hanya dengan 2 speaker stereo.
Mengapa seperti ini karena cara kerja dispersi speaker berbeda dari setiap
frequency.
a. Frequency tinggi memiliki kecenderungan untuk memiliki dispersi
atau arah tembah suara menguncup yang otomatis memiliki sudut
yang lebih kecil dibanding dengan frequency rendah.
b. Sub-woofer atau speaker yang digunakan untuk menghasilkan
frequency dibawah 80 Hz memiliki kecenderungan untuk memiliki
dispersi Omnidirectional atau kesemua arah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.1.3 Mikrofon
commit to user
Gambar 2.3 Gambar mikrofon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Dynamic mikrofon
Merupakan mikrofon yang paling banyak digunakan dan paling banyak
diproduksi. Membran yang sangat tipis sering kali digunakan untuk menerima
tekanan suara dari mulut kita yang sebetulnya
commit to user cara bekerja sebuah dynamic
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mikrofon menyerupai cara kerja sebuah speaker. Hanya speaker menerima sinyal
dari dalam dan menggerakan membran atau yang disebut Konus dan mikrofon
menerima sinyal atau tekanan dari luar dan ditransfer melalui gelombang sinyal
yang dihasilkan karena perubahan voltage.
Moving coil construction seperti yang dipakai di dalam dynamic mikrofon
sekarang ini tergolong awet, sangat ekonomis, tahan banting, dan memiliki
kemampuan hampir di seluruh kebutuhan sound reinforcements.
Kualitas dari dynamic mikrofons tergantung dari membran yang
digunakan, design body, dan juga magnet yang dipakai. Dan dengan majunya
teknologi magnet sekarang ini seperti neodynium maupun REN neodynium
magnet yang tergolong kecil tetapi memiliki tenaga hampir 100 X lebih besar dari
magnet ferrit yang biasa digunakan maka body dari dynamic mikrofon pun kian
bertambah kecil dan memiliki akurasi yang tinggi.
b. Condenser mikrofon
Bekerja berdasarkan prinsip-prinsip electrostatic. Mikrofon condenser
memiliki akurasi yang sangat tinggi dan kekuatan yang sangat besar pada
frekuensi tingginya. Tetapi mikrofon condenser harus menggunakan tenaga
tambahan yang sering kita sebut sebagai phantom power atau remote power yang
dapat kita ambil dari power supply yang disediakan oleh mixer atau sebagian
Mikrofon memiliki tempat untuk battery yang telah terintegrasi dengan bodi
mikrofon.
c. Ribbon mikrofon
Menggunakan electrically conductive ribbon yang bergetar di dalam
medan magnet seperti halnya dynamic mikrofon. Ribbon mengunakan prinsip-
prinsip moving coil tetapi dengan konfigurasi yang berbeda. Ribbon bisa
menghasilkan kualitas suara yang sangat tinggi tetapi sangat rentan terhadap
gangguan-gangguan fisik. Ribbon juga sangat mudah patah saat jatuh atau bahkan
saat overload dengan input yang agak berlebihan.
d. Piezo-Electric mikrofon atau contact pickups
Terdiri dari bahan yang akan memproduksi voltage (piezoelectric voltage)
apabila tertekan, tergeser, atau tertekan oleh gelombang suara yang lewat. Piezo-
commit todengan
Electric mikrofon juga sering disamakan user crystal atau ceramic mikrofon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dimana keduanya memiliki prinsip yang sama dan sangat tahan banting dan
sangat kuat tetapi memiliki kualitas suara yang jelek (biasa digunakan di
telephones). Dan sebagian besar piezo electric microphones yang dibikin dengan
sangat baik sering kali digunakan di dalam suatu sistem di sound reinforcements
untuk menangkap getaran-getaran yang ditimbulkan oleh suatu bahan contoh
guitar dan instruments lain yang menggunakan dawai.
/ tone control juga akan mengakibatkan noise dari surrounding yang masuk
melewati jalur tersebut.
Balanced mic circuits memiliki karakter impedansi yang lebih rendah
dibandingkan unbalanced circuits yang otomatis lebih tidak terlalu sensitif
terhadap induksi dari luar. Design dari pelindung di kabel balanced mengelimir
induksi elektrostatik juga karena kabel balanced terdiri dari 3 kabel di mana 2
kabel konduktor digulung secara twisting yang membuat electromagnetic field
dicounter dan dibalik disetiap 1 full twist yang nantinya akan dirajut sehingga
berbentuk spiral. Dan hasil dari low impedance dan design tersebut membuat
kabel balanced mic circuits bisa ditarik jauh lebih panjang hingga 100m
tergantung dari kondisi sekitar.
Balanced , low impedance mic circuits sekarang menjadi standar untuk
konfigurasi mikrofon.
2.1.4 Mixer
commit to user
Gambar 2.5 Gambar aliran mixer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit
Gambar 2.6to user mixer
Gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.1.5 Amplifier
Basic fungsi amplifier seperti sudah di singgung dia atas adalah untuk
menduplikasi signal. Beda dengan mikrofon yang sering kali memiliki frequency
response yang berbeda-beda, dan equalizer yang memang secara sengaja dibuat
untuk merubah response frequency, Amplifier dituntuk untuk menggandakan
singal seakurat mungkin. Apabila perlu jangan sampai ada perubahan sedikitpun
dari bentuk signal masukan. Kekuatan Signal akan meningkat, tetapi bentuk
aslinya (Sound) jangan sampai berubah.
Hampir di setiap perangkat circuit pro sound baik dari mixer, eq,
dan loud speaker management, terdapat low level amplifiers yang
berguna untuk mengisolasi satu circuit ke yang lain dan juga sebagai
tambahan daya untuk menkompensasi kekuatan sinyal yang hilang
karena jarak, atau suatu proses. Amplifier ini sering disebut sebagai Line
amplifier atau line driver. Setiap sinyal yang akan dikirim
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ada jenis Amplifier lain lagi yaitu combining amplifier, Amplifier ini
yang melakukan Fungsi Mixing di dalam mixer.
Preamplifiers (pre-amps, for short), dipakai agar suatu amplifier
dapat mendapat sinyal yang cukup kuat agar suatu amplifier dapat
bekerja maksimal dan suatu instruments dapat terlihat karakternya.
Power amplifier. Memberikan output Signal yang cukup keras untuk
menggerakkan speakers.
hal yang membuat produk tersebut menjadi berguna bagi orang. Gambar 2.3
menunjukkan kemajuan hal ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Sistem synthesis.
Menghasilkan alternatif. Pada tahap ini menjelaskan alternatif detail produk
yang diinginkan supaya tujuan dan kriteria tercapai. Untuk menentukan
alternatif yang digunakan dalam menghasilkan produk, maka terlebih dahulu
ditentukan suatu obyek pengembangan hasil yang sesuai dengan produk yang
diinginkan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Sistem analysis.
Sistem analisis adalah proses menganalisis alternatif. Penilaian konsep
digunakan untuk memberikan bobot yang lebih baik di antara konsep yang
bersaing. Pada tahap ini dilakukan penimbangan kepentingan relatif dari
kriteria pemilihan yang berfokus pada perbandingan terhadap setiap kriteria.
Skor dari setiap konsep diperoleh dari jumlah pembobotan dari penilaian
(Ulrich, 2001). Nilai yang digunakan, yaitu: lebih baik (+), sama (0), atau
lebih buruk (-) diletakkan pada setiap sel pada matriks yang menunjukkan
bagaimana perbandingan setiap konsep dengan konsep referensi terhadap
setiap kriteria. Proses ini disarankan untuk menilai setiap konsep terhadap
satu kriteria sebelum melangkah pada kriteria selanjutnya (Ulrich, 2001).
5. Selectingthe best system.
Selecting the best system berfungsi untuk mengevaluasi alternatif terhadap
kriteria yang dipilih. Pada tahap ini adalah tahap pemilihan alternatif terbaik
diantara beberapa alternatif yang ada. Melakukan evaluasi terhadap alternatif
dengan pemilihan kriterianya sehingga didapatkan solusi terbaik sesuai
dengan tujuan perancangan.
6. Planning for action.
Planing for action berfungsi untuk menentukan pilihan. Mencoba
menjelaskan spesifikasi produk, komponen penyusun, beserta langkah detail
dalam penyusunan produk.
kemungkinan, dalam proses, tujuan awal dapat berubah atau diubah secara
signifikan. Seperti perubahan atau perombakan yang mencerminkan pemahaman
yang lebih baik dari masalah, dan akhirnya ditemukan penyelesaian desain yang
lebih cocok.
Seperti perubahan tujuan, dari tujuan yang umum ke arah tujuan yang
spesifik, berarti untuk mencapai hasil dapat terjadi perubahan juga. Setiap tahap
perubahan, tujuan perlu ditegaskan kembali dalam bahasa yang jelas dan tepat.
Tujuan yang dibuat lebih spesifik atau dipecah menjadi sub tujuan, kriteria untuk
mengevaluasi penyelesaian desain muncul. Ini diklasifikasikan sebagai spesifikasi
desain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang dikembangkan dalam tugas akhir ini dilakukan
berdasarkan enam tahapan engineering design process (Mital et al., 2008) seperti
yang ditunjukkan pada gambar 3.1.
Mikrofon dirancang khusus sebagai fasilitas penunjang bagi pemain film dalam
melakukan pengambilan suara. Pada tahapan ini melibatkan pemain film itu
sendiri sebagai responden secara langsung dan mikrofon yang sudah ada pada saat
ini sebagai obyek permasalahan. Informasi awal tentang kelemahan atau masalah
yang terdapat pada mikrofon diperoleh dengan identifikasi terhadap mikrofon
yang ada pada saat ini.
3. Rangkaian Elektronika
Rangkaian elektronika merupakan penghubung antara sensor dengan alat
perekam suara. Rangkaian elektronika terdiri dari kabel listrik dan jack.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Mojosongo Surakarta. Problem users yang dipilih yaitu dua operator boomer,
merupakan pekerja perfilmaan bertugas mengambil suara dalam dialog
sebuah film dengan menggunakan mikrofon boomer atau yang lebih dikenal
dengan sebutan gun mic. Kedua operator merupakan staff sound engineer
di stasiun televisi TATV. Pemain film sendiri yang dipilih sebagai problem
users hanya satu orang karena kebutuhan akan mikrofon diantara setiap
pemain film dianggap sama dan sudah mewakili. Idientitas dari problem
users sendiri dan hasil dari kuesioner dapat dilihat pada lampiran L.1.1.
Berdasarkan kesepakatan yang telah disepakati dan ketentuan pada
bab tiga maka dihasilkan rekapitulasi yng dapat dilihat dari tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil wawancara perancangan mikrofon
commit
bergeraknya membran sensor yang to user
juga terdapat sebuah kumparan kecil di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
balik membran tadi naik & turun. Oleh karena kumparan tersebut
sebenarnya adalah ibarat sebuah pisau berlubang-lubang, maka pada saat ia
bergerak naik-turun, ia juga telah membuat gelombng magnet yang
mengalir melewatinya terpotong-potong. Kecepatan gerak kumparan
menentukan kuat-lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya. Ada dua
macam sensor yang dapat digunakan sebagai alternatif perancangan, yaitu:
· Sensor ultrasonik.
· Sensor kristal
Adapun alasan pemilihan kedua sensor di atas untuk dijadikan sebagai
alternatif dalam pemilihan, sebagai berikut:
1. Sensor ultrasonik.
Pemilihan sensor ultrasonik jenis PING PARALLAX sebagai alternatif
didasarkan pada kemampuannya menangkap sinyal suara yang memang
dibutuhkan sesuai dengan perancangan mikrofon. Sensor ultrasonik
merupakan sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang
suara dan digunakan menangkap sinyal suara di dekatnya. Memiliki fitur :
• Supply Voltage – 5 VDC
• Supply Current – 30 mA typ; 35 mA max
• Range – 2 cm to 3 m (0.8 in to 3.3 yrds)
• Input Trigger – positive TTL pulse, 2 uS min, 5 µs typ.
• Echo Pulse – positive TTL pulse, 115 uS to 18.5 ms
• Echo Hold-off – 750 µs from fall of Trigger pulse
• Burst Frequency – 40 kHz for 200 µs
• Burst Indicator LED shows sensor activity
• Delay before next measurement – 200 µs
• Size – 22 mm H x 46 mm W x 16 mm D (0.84 in x 1.8 in x 0.6 in)
Dimensi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Sensor Kristal
Pemilihan sensor kristal sebagai alternatif didasarkan pada
kemampuannya yang memang dibutuhkan sesuai dengan perancangan
mikrofon. Sensor kristal merupakan sensor yang mampu menangkap
getaran suara dan mengubah getaran suara tersebut menjadi suara
berdasarkan beda potensial yang dihasilkannya. Sensor ini memiliki bentuk
yang praktis dan sangat ringan. Bentuk sensor kristal yaitu lempengan
logam tipis yang terdiri dari beberapa lapis logam dengan inti kristal
ditengahnya yang berfungsi untuk mengubah getaran suara menjadi beda
potensial atau sinyal listrik.
Alternatif jenis sensor yang digunakan pada perancangan mikrofon
berdasarkan kelebihan dan kekurangannya dapat dilihat pada pabel 4.2.
Tabel 4.2 Alternatif pemilihan jenis sensor yang digunakan pada mikrofon
Tabel 4.2 Alternatif pemilihan jenis sensor yang digunakan pada mikrofon (lanjutan)
2. 1. Merupakan Karena
teknologi bentuknya
Sebuah sensor yang sangat kecil
sensor suara dapat dan terbuat
yang menangkap dari logam
menangkap sinyal suara sehingga sulit
getaran suara dengan sangat untuk
dari obyek fokus melalui dipasangkan
suara yang getaran suara dengan bahan
diinginkan yang lainnya untuk
dengan ditangkapnya dapat
sangat fokus ditempelkan
Sensor kristal 2. Bentuknya atau
simpel dan dipasangkan
ringan pada sumber
suara yang
diinginkan.
No Nilai Keterangan
1. 1 Kinerja tidak memadai
Kinerja tidak memenuhi
2. 2 sasaran dalam beberapa
hal
Kinerja dapat memenuhi
3. 3
sasaran yang diharapkan
Tabel 4.6 Penilaian alternatif jenis sensor terhadap kriteria ukuran dan berat
No Kriteria Alternatif Dimensi Berat Nilai Keterangan
1. Ukuran Sensor Sensor Sensor Didapatkan
dan berat ultrasonik ultrasonik ultrasonik nilai medium
beratnya tidak karena kinerja
memiliki memungkinkan tidak
ukuran untuk memenuhi
yang relatif digunakan pada sasaran dalam
kecil rancangan medium beberapa hal.
(+) mikrofon ini Δ Dilihat dengan
karena terlalu sebuah simbol
berat untuk (-) yang berarti
dipakai dibadan memiliki
(-) kekurangan.
2. Ukuran Sensor Sensor Sensor kristal Didapatkan
dan berat kristal kristal juga memiliki nilai good
memiliki berat yang relatif karena bentuk
ukuran yang ringan. sensor kristal
sangat kecil (+) sangat
pas memuaskan
digunakan dan cukup
untuk good untuk
rancangan O memenuhi
mikrifon ini. kebutuhan dan
(+) harapan untuk
sensor yang
diinginkan.
Dilihat dengan
dua buah
simbol (+) yang
berarti
kelebihan .
Tabel 4.7 Penilaian alternatif jenis sensor terhadap kriteria pemasangan dan
pengoperasian
dengan;
(-) = Kekurangan.
(+) = Kelebihan.
Alternatif Alternatif
No Kriteria
I II
1. Performansi 2 3
2. Ukuran dan Berat 2 3
3. Pemasangan dan Pengoperasian 3 3
Total 9 12
dengan;
Alternatif I = Sensor Ultrasonik.
Alternatif II = Sensor Kristal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
No Tahapan Hasil
1. Problem definition Permasalahan yang terjadi pada mikrofon,
dimana mikrofon yang ada saat ini kurang
dapat menerima sinyal suara secara fokus
terhadap obyek suara yang diinginkan dan tidak
nyaman saat dioperasikan oleh operator dengan
keluhan pegal dibagian tangan, lengan, jari dan
punggung.
2. Value system design Dihasilkan empat kriteria yang digunakan
dalam perancangan mikrofon, yaitu
performansi, ukuran dan berat, pemasangan
dan pengoperasian.
3. System synthesis Dihasilkan dua alternatif yang digunakan dalam
perancangan mikrofon, yaitu: ultrasonik sensor,
dan kristal.
4. System analysis Dihasilkan suatu penilaian terhadap suatu
analisis dimana setiap alternatif yang ada dinilai
dengan kriteria terpilih. Penilaian dilakukan
dengan 3 point scale yang berisi poor dengan
simbol X yang berarti kinerja tidak memadai,
medium dengan simbol Δ yang berarti kinerja
tidak memenuhi sasaran dalam beberapa hal
dan good dengan simbol O yang berarti kinerja
dapat memenuhi sasaran yang diharapkan.
5. Selecting the best Dihasilkan sensor kristal sebagai alternatif
system terpilih yang akan digunakan dalam
perancangan setelah dilakukan penjumlahan
nilai hasil penilaian.
1. Perekat Sensor
Perekat Sensor merupakan wadah atau tempat rangkaian elektronika
dan sensor yang dipakai dalam perancangan. Tempat berbagai macam
komponen elektronika ini merupakan gabungan antara kain kolor dan
perekat. Kain kolor dipilih sebagai tempat pelindung sensor supaya sensor
nyaman digunakan dan elastis. Perekat yang digunakan juga harus sesuai
dengan kolor perekatnya supaya mudah dipasangkan di badan. Gambar
sensor dapat dilihat pada gambar 4.3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Perekat
Pereka merupakan suatu bahan yang dapat menyatukan kain kolor.
Perekat ini dijahitkan pada kain kolor supaya kain kolor ini dapat
direkatkan di badan. Gambar perekat dapat dilihat pada gambar 4.5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Sensor
Sensor merupakan bagian terpenting dari perancangan mikrofon yang
terdiri dari beberapa lapis lempengan plat, inti kristal dan kabel instalansi.
Lempengan plat terdiri dari beberapa lapisan logam. Lempengan plat ini
dibuat dari bahan anti karat yang berfungsi untuk menangkap getaran
suara. Lempengan plat ini dibentuk bulat dengan diameter 2,5 cm. Gambar
sensor dapat dilihat pada gambar 4.7.
· Lempengan plat
Lempengan plat terdiri dari beberapa lapisan logam. Lempengan plat
terdiri dari bahan yang tahan karat. Gambar lempengan dapat dilihat
pada gambar 4.8.
Inti kristal merupakan komponen inti dari sensor. Inti kristal berfungsi
untuk mengubah getaran suara menjadi beda potensial atau energi
listrik.
3. Rangkaian elektronika
Rangkaian elektronika adalah komponen penghubung sensor dengan alat
perekam suara. Rangkaian elektronika terdiri dari kabel instalasi dan jack.
· Kabel instalasi.
Kabel instalasi merupakan suatu media yang digunakan
menghubungkan antara komponen elektronika yang dipakai dalam
perancangan mikrofon. Gambar kabel instalasi dapat dilihat pada
gambar 4.9.
· Jack
Jack merupakan suatu komponen yang berfungsi untuk
menghubungkan antara kabel instalasi dan media perekam suara yang
biasa digunakan di dunia perfilman. Jack yang biasa digunakan
berukuran 3,5 mm. Gambar jack dapat dilihat pada gambar 4.10.
Gambarcommit to user
4.10 Jack
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit
4.4.1 Perakitan Komponen Penyusun to user
Mikrofon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kain kolor dan perekatnya adalah dengan cara dijahit. Kain perekat
dijahitkan pada ujung kanan dan kiri kain kolor supaya kedua ujung dapat
disatukan pada saat digunakan. Hasil perakitan seperti pada gambar 4.15.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jarak dari
Kemampuan
No Obyek Suara sumber Keterangan
Deteksi
suara
1. Leher Pada saat
mikrofon
digunakan di
good leher, maka
+ 5 cm dapat
O menangkap
sinyal suara
secara
maksimal.
2. Dada Pada saat
mikrofon
digunakan di
dada, maka
medium + 20 cm kurang
Δ dapat
menangkap
sinyal suara
secara
maksimal.
Kesimpulan;
· Dilihat dari hasil pengujian didapat hasil bahwa jika mikrofon
digunakan di dada maka hasil penangkapan sinyal suara
commit to user
kurang maksimal hal ini disebabkan karena getaran suara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
No commit to
Biaya non material user
Pengeluaran biaya (Rp)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Pada bab ini akan dilakukan analisis dan interpretasi hasil penelitian yang
telah dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi
hasil tersebut akan diuraikan dalam sub bab di bawah ini.
Pemenuhan
No Faktor Kriteria Keterangan
Kriteria
1. Performansi Kemampuan mikrofon untuk
good menangkap suara secara fokus sangat
O
bagus dengan catatan mikrofon harus
diletakkan sedekat mungkin dengan
sumber suara.
2. Pemasangan dan good Pemasangan dan pengoperasian mikrofon ini
pengoperasian O sangat mudah sehingga tidak lagi
membutuhkan operator.
3. Ukuran dan berat good Ukuran mikrofon ini relatif kecil dengan berat
O yang sangat ringan pula.
*kinerja dapat memenuhi sasaran yang diharapkan (O), kinerja tidak memenuhi sasaran dalam
beberapa hal (Δ), Kinerja tidak memadai (x).
Dari tiga buah kriteria di atas, terdapat semua kriteria yang terpenuhi
dengan baik pada prototipe mikrofon. Itu berarti bahwa mikrofon sudah
memenuhi sasaran yang diharapkan dalam semua aspek yang sesuai dengan
kriteria yang sudah ditetapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Hasil kesimpulan penelitian mengenai perancangan mikrofon dengan
menggunakan crystal sensor adalah, penelitian ini telah menghasilkan prototipe
rancangan mikrofon dengan menggunakan teknologi sensor untuk membantu
meningkatkan mobilitas pekerja perfilman dalam hal ini adalah operator boomer
dan pemain film yang mampu mendeteksi sinyal suara secara fokus dengan output
berupa getaran listrik.
6.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian
selanjutnya, sebagai berikut:
1. Desain rancangan mikrofon dibuat supaya lebih nyaman saat digunakan
dengan keberadaan yang tidak mencolok.
2. Rangkaian elektronika pada bagian sambungan kabel harus dibuat lebih kuat
supaya tidak mudah putus.
commit to user