You are on page 1of 18

Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum

Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

Research Article

Perlindungan Hak Cipta Terhadap Gambar Yang Telah Diunggah Pada Media
Sosial Instagram

Shafira Inan Zahida1*, Budi Santoso2


1Program Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
2Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
*shafirainan@gmail.com

ABSTRACT

Sellers who use images resulting from theft of Copyright in the form of images, calligraphy or so on in
the media often occur. This study aims to analyse the legal protection of intellectual property of images
uploaded to Instagram and find out the sanctions for online sellers who take someone's intellectual
property without permission. These problems will be discussed in this study using normative juridical
research methods and using secondary data. The results of the study stated that copyright holders of
Intellectual Property that have been uploaded to social media are protected both economic rights and
moral rights. Legal sanctions for online sellers who violate copyright will get criminal sanctions in the
form of fines and imprisonment as stipulated in Article 113 of the Copyright Law. In addition, Instagram
as a place for ecommerce also has its own regulations against copyright violators. The results of the
study concluded that photos, calligraphy or so on that have been uploaded on Instagram will be
protected by copyright but there are still many violations, so there is a need for strict action for violators
and increase social media users' knowledge of the importance of protecting copyright.

Keywords: Intellectual Property Rights; Copyright; Social Media.

ABSTRAK

Penjual yang menggunakan gambar hasil dari pencurian terhadap Hak Cipta baik berupa gambar,
kaligrafi atau sebagainya di media sering terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
perlindungan hukum terhadap kekayaan intelektual gambar yang terlah diunggah ke instagram dan
mengetahui sanksi bagi penjual online yang mengambil kekayaan intelektual seseorang tanpa izin.
Permasalahan tersebut akan dibahas dalam penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian
yuridis normatif dan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menyatakan bahwa pemegang hak
cipta atas Kekayaan Intelektual yang telah diunggah ke media sosial dilindungi baik hak ekonomi juga
hak moralnya. Sanksi hukum bagi pihak penjual online yang melanggar hak cipta akan mendapatkan
sanksi pidana berupa pidana denda dan pidana penjara sebagaimana ketentuan Pasal 113 Undang -
Undang Hak Cipta. Selain itu, instagram sebagai salah satu tempat jual beli online juga telah memiliki
regulasi tersendiri terhadap pelanggar hak cipta. Hasil kajian menyimpulkan bahwa foto, kaligrafi atau
sebagainya yang telah diunggah di instagram akan dilindungi oleh hak cipta namun masih banyak
terjadi pelanggaran, maka perlu adanya tindakan yang tegas bagi para pelanggar dan meningkatkan
pengetahuan pengguna media sosial terhadap pentingnya melindungi hak cipta.

Kata Kunci: Hak Kekayaan Intelektual; Hak Cipta; Media Sosial.

186
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

A. PENDAHULUAN commerce (e-commerce). E-commerce adalah


Pesatnya kemajuan teknologi telah pertalian antara sebuah teknologi, implementasi,
mengakibatkan laju perkembangan yang pesat di serta metode bisnis di mana mempertemukan
bidang digital. Masyarakat di dunia, tidak hanya di industri, pelanggan, serta khalayak lewat
Indonesia, sangat menggantungkan negosiasi elektronik juga perniagaan barang
kehidupannya pada dunia digital, termasuk juga maupun jasa serta penjelasan yang diadakan alat
dalam melakukan komunikasi dan transaksi jual elektronik. Jual beli online dapat dilakukan
beli. Perkembangan pada internet dan teknologi dengan aplikasi e-commerce seperti pada aplikasi
juga mengakibatkan perkembangan masyarakat shopee, zalora, tokopedia, atau jenis e-commerce
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antara lainnya (Sinaga, & Ferdian, 2020).
manusia dengan manusia lain menggunakan Di Indonesia, dari tahun ke tahun transaksi
media sosial. Interaksi yang awalnya bersifat e-commerce mengalami peningkatan. Pada tahun
konvensional berubah menjadi bersifat digital 1999 sampai dengan tahun 2010 transaksi nilai e-
dengan menggunakan media sosial, sehingga commerce berada di bawah 10 triliun Rupiah hal
dalam berinteraksi manusia tidak harus bertatap ini di sebabkan karena kurangnya pengetahuan
muka, tidak perlu berada diruangan yang sama, dan kepercayaan masyarakat serta pada tahun
bahkan tidak perlu saling mengenal. Pengguna tersebut masih banyak masyarakat Indonesia
internet di Indonesia mengalami peningkatan, yang belum mengenal e-commerce. Pada tahun
berdasarkan survei yang telah dilaksanakan oleh 2011 sampai dengan tahun 2015, nilai transaksi
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia e- commerce di Indonesia semakin meningkat
(APJII) pada bulan April tahun 2019, di Indonesia karena pada tahun ini pengguna internet
jumlah pengguna internet sebesar 171,7 juta jiwa mencapai titik puncak seiring dengan munculnya
atau sekitar 64,8% dari total populasi penduduk ponsel pintar serta semakin luasnya jangkauan
Indonesia yaitu sebanyak 264 juta jiwa. jaringan internet di Indonesia. Pada tahun 2015
Pengguna internet tersebut meningkat 10,2% perkembangan nilai transaksi e-commerce di
atau 27,9 juta orang yang dibandingkan dengan Indonesia mencapai 50 Triliun Rupiah
pengguna internet tahun sebelumnya (APJII 2019) (Mustajibah, 2021).
(Wahyudiyono, 2019). Jual beli pada internet selain menggunakan
Pada era globalisasi modern ini, aplikasi e-commerce, dapat pula dilakukan lewat
pemanfaatan dari internet tidak hanya media sosial semacam twitter; instagram;
berkembang pada dunia komunikasi namun juga facebook; atau media social lainnya, meskipun
pada transaksi jual beli, negosiasi bisnis lewat sejatinya medsos digunakan selaku alat dalam
internet dinamakan jual-beli online / electronic rangka berkomunikasi namun dewasa ini sosial

187
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

media kerap dimanfaatkan sebagai sarana jual kerugian dan terjadi pelanggaran hak cipta. Salah
beli online. Transaksi jual beli online ini, dianggap pelanggarannya adalah kasus seorang penjual
dapat menguntungkan dua sisi yakni penjual online menjual hasil karya dari orang lain yang
serta pembeli karena, dengan praktik jual-beli meraka download dari media sosial tanpa izin
online ini dinilai lebih mudah, praktis dan efisien. pembuat karya cipta yang kemudian karya
Media sosial selain digunakan untuk tersebut mereka tiru kemudian dijual melalui
berkomunikasi dan transaksi jual beli, sosial aplikasi e-commerce atau media sosial demi
media juga dimanfaatkan seseorang untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Hal ini jelas
penciptaan dan publikasi karya-karya ciptanya. merugikan pembuat karya cipta karena hak moral
Karya cipta yang diunggah seseorang pada dan hak ekonominya dicederai.
media sosial atau internet dapat berupa seni Muhammad Djumhana dan R. Djubadillah
gambar, fotografi, tulisan-tulisan dan sebagainya. dalam OK. Saidin menjelaskan Hak Kekayaan
Karya cipta tersebut merupakan contoh dari hasil Intelektual merupakan hak yang berasal dari hasil
kreasi yang dapat melahirkan suatu hak cipta. kegiatan kreatif suatu kemampuan daya pikir
Instagram merupakan salah satu contoh manusia dalam bidang teknologi, ilmu
media sosial yang kerap digunakan seseorang pengetahuan maupun seni serta sastra yang
untuk mempublikasikan karyanya. Instagram diekspresikan kepada khalayak umum dalam
merupakan aplikasi yang berfungsi untuk berbagi berbagai mcacam bentuk, yang mempunyai
foto, video maupun gambar kepada sesama manfaat dan berguna dalam menunjang
penggunanya. Instagram sendiri juga dapat kehidupan dan memiliki hukum ekonomi (Saidin,
menjadi wadah untuk membentuk citra diri 2004)
seseorang. Karya cipta sumbernya ialah hasil dari
Hasil karya cipta berupa gambar, fotografi invensi akal serta budi manusia itu sudah
atau tulisan-tulisan yang telah diunggah di menghadirkan sebuah hak yang mana dinamakan
internet dapat dengan mudah ditemukan dalam Hak Cipta atau copyright. Hak ini merekat dalam
berbagai website atau aplikasi seperti Google, diri tiap pencipta/ pemangku Hak Cipta, akibatnya
Pinterest, Pictsart, Shutterstock. Selain itu, timbullah yaitu hak ekonomi juga hak moral dari
gambar juga dapat ditemukan di pelbagai media Hak Cipta ini. Economic rights atau hak ekonomi
sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, dll. ialah hak dalam rangka memanfaatkan yakni hak
Kemudahan-kemudahan serta kebebasan yang dalam mempublikasikan juga menggandakan
didapatkan pada era digital ini, dapat memberikan sebuah karya ciptaa. Sementara moral rights/hak
dampak negatif pemanfaatan ciptaan di internet moral ialah hak yang mengandung pembatasan
juga bersiko yang tentu dapat menimbulkan seseorang dalam rangka menjalankan suatu

188
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

modifikasi atas kandungan ataupun judul ciptaan, kekayaan intelektual adalah kurangnya
nama penciptanya, bahkan ciptaan itu sendiri perlindungan pada beberapa jenis kekayaan
(Ulinnuha, 2017). Perlindungan hukum atas Hak intelektual, interpretasi ganda norma hukum,serta
Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan suatu lemahnya regulasi dokumentasi teknis tentang
perbuatan untuk melindungi serta membentengi kekayaan intelektual (Mingaleva, & Mirskikh,
berbagai kreasi intelektual manusia yang sudah 2015).
dimanifestasikan secara konkret, bukan cuma Salah satu kasus pengambilan design
berupa ide/gagasan, dengan menggunakan diinternet tanpa izin pemiliknya yang kemudian
instrumen hukum atau pengaturan dalam bidang dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri maupun
HKI (Nugroho, & NP, 2019). komersial yaitu pada akun instagram
Pencipta suatu karya cipta akan dilindungi @chinbi_sto** yang merupakan penjual custom
haknya karena suatu karya tentu dibuat melalui case handphone, salah satu design case
proses panjang yang tentunya membutuhkan handphone yang dijual oleh @chinbi_sto**
pengorbanan waktu, tenaga serta biaya. Sehingga merupakan hasil karya design yang dibuat serta
suatu karya yang diciptakan oleh seseorang dijual oleh akun instagram @tounou.official.
mengandung nilai ekonomi yang merekat sebagai Berdasarkan uraian pendahuluan diatas,
dampak menjadi harta (property), manakala maka artikel ini membahas mengenai bagaimana
berbagai karya itu didapati keuntungan ekonomi perlindungan hukum bagi pemilik hak cipta
yang dapat diresapi. Suatu karya baru akan terhadap karyanya yang telah diunggah pada
dilindungi oleh apabila karya tersebut telah salah satu sosial media yang semakin ramai
membentuk suatu karya yang dapat didengar, dipergunakan dewasa ini yaitu media sosial
dilihat, dibaca atau digunakan secara praktis instagram yang kemudian karya tersebut dijual
(Roisah, 2015a). Mc Keough dan Stewart oleh orang lain pada transaksi jual beli online baik
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan berwujud gambar maupun wujud lainnya semisal
kekayaan intelektual ialah hak yang baju, case handphone, lukisan, dan lain – lain.
menganugerahi penjagaan hukum terhadap buah John Lock memiliki pandangan konsep
daya cipta manusia yang bernilai ekonomi kepemilikan pada Labour Theory yang
(Sudjana, 2019). menjelaskan bahwa pada awalnya, suatu
Penjagaan atas hak cipta dalam negara kekayaan intelektual dimiliki oleh masyarakat
kita sudah disusun lewat UU Tahun 2014 No. 28 umum yang pada posisi itu benda tersebut tidak
mengenai Hak Cipta namun pelanggaran hak dapat dimanfaatkan atau digunakan secara
cipta masih ramai dilakukan di NKRI. Kekurangan langsung, kemudian untuk memberikan suatu
yang paling kerap terjadi dari peraturan hukum manfaat pada benda tersebut maka seseorang

189
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

akan mengusahakan atau mengelola benda “Akibat Hukum Penggunaan Gambar Dari Internet
tersebut sendiri. Seseorang yang mengelola dengan Kaitannya Dengan Hak Cipta” yang
benda tersebut kemudian akan menjadi membahas mengenai akibat hukum dari
pemegang hak secara personal atasnya. Hagel pengambilan gambar di internet yang tidak
juga memiliki teori yang disebut Personality memperoleh izin dari penciptanya (Wirakusuma,
Theory yang menjelaskan bahwa suatu kekayaan Santoso, & Wisnaeni, 2019). Dari kedua
intelektual merupakan ekspresi jati diri pencipta penelitian tersebut membahas mengenai
yang hak miliknya diakui secara hukum (Roisah, pengambilan karya cipta dari internet tanpa izin
2015b). penciptanya. Akan tetapi, pada penelitian oleh
Berdasarkan latar belakang yang mana Dewa Ayu Pringga Aristya Dewi dan A.A Sagung
sudah disampaikan di atas, dapat diambil dua Wiratni Darmadi lebih menekankan pada karya
permasalahan yaitu: cipta fotografi yang disebarluaskan, dan In Bagus
1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap Sugiharta Wirakusuma, Budi Santoso dan Fifiana
kekayaan intelektual gambar yang telah Wisnaeni lebih menekankan pada pengambilan
diunggah ke media sosial instagram? gambar di internet.
2. Bagaimana sanksi hukum bagi penjual online Penelitian selanjutnya yang telah dilakukan
di Instagram yang mengambil kekayaan oleh Artika Surniandari yang berjudul “UUITE
intelektual gambar sesorang tanpa izin dari Dalam Melindungi Hak Cipta Sebagai Hak Atas
instagram? Kekayaan Intelektual (HKI) Dari Cybercrime”
Penelitian ini berbeda dengan penelitian pada artikelnya membahas mengenai peran
sebelumnya yang membahas tema yang seperti Undang – Undang ITE dalam melindungi
penelitian dilakukan oleh Dewa Ayu Pringga Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
Aristya Dewi dan A.A Sagung Wiratni Darmadi yang disusun menjadi karya intelektual yang di
yang berjudul Pengaturan Perlindungan Karya dalamnya dilindungi sebagai HKI (Surniandari,
Cipta Fotografi Yang Di Ambil Tanpa Izin Melalui 2016). Penelitian selanjutnya yaitu penelitian
Media Sosial Berdasarkan Undang – Undang yang dilakukan oleh Peggy E.Chaudhry yang
No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta” yang berjudul “Dupe influencers exploiting social media
membahas mengenai perlindungan karya cipta to peddle luxury fakes” membahas mengenai
fotografi seseorang yang disebarluaskan di media regulasi yang seharusnya diperbarui untuk
sosial tanpa izin dari pencipta (Dewi, & Darmadi, memberantas para influencer di media sosial
2016). Penelitian selanjutnya yang telah yang memiliki banyak pengikut untuk memberikan
dilakukan oleh In Bagus Sugiharta Wirakusuma, pengaruh bagi para pengikutnya untuk membeli
Budi Santoso dan Fifiana Wisnaeni yang berjudul barang alternatif yang mirip yang berasal dari

190
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

merek yang berbeda yang lebih murah dari yang amat luas dimiliki data sekunder ini, hingga
barang merek aslinya serta untuk melindungi mencakup berbagai surat pribadi; sejumlah buku
merek dagang dari merek barang asli tersebut harian; buku-buku; bahkan berbagai dokumen
(Chaudhry, 2022). Penelitian selanjutnya, resmi keluaran Pemerintahan (Soekanto, &
penelitian yang dilakukan oleh D. Light, M. Mamudji, 2015). Data primer yang digunakan
Pawlaka, A. de Beauxa, R.R. Brady yang berjudul dalam penelitian ini yakni data yang didapati
“Is sharing speaker's slides from conference langsung dari kehidupan dimasyarakat. Data
presentations on social media a breach of sekunder di dalam penelitian ini diambil dari
intellectual property or a delegate's right? kumpulan studi kepustakaan yang berdasarkan
Depends who you ask” yang membahas dari undang-undang. Khususnya undang-undang
mengenai pembicara konferensi sebaiknya yang melibatkan HKI, yaitu UU hak cipta, serta
memberikan regulasi mengenai materi apa yang hak cipta untuk jurnal online dan karya digital
boleh dan yang tidak boleh disebarluaskan yang berhubungan dengan HKI.
luasandi media sosial (Light et al, 2018).
Permasalahan yang diambil pada artikel ini yaitu C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mengenai perlindungan hak cipta pencipta atas 1. Perlindungan Hukum Terhadap Kekayaan
pengambilan karya cipta yang diambil dari media Intelektual Gambar Yang Telah Diunggah
sosial yang kemudian karyanya dijual dalam Ke Media Sosial Instagram
bentuk lain oleh orang lain serta akbat hukum Bahwa pada dasarnya ketentuan Pasal 1
terhadap penjual yang menjual barang yang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
melanggar hak cipta yang akan menjadi kajian Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (selanjutnya
dalam penelitian ini. dalam penelitian ini disebut UUHC) menentukan
bahwa “Hak Cipta adalah hak ekslusif pencipta
B. METODE PENELITIAN yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
Metode pendekatan yang digunakan dalam deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
kajian ini adalah metode normatif. Kajian metode bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
normatif dilakukan melalui tahapan mengkaji sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
sumber pustaka yang menjadi data sekunder, undangan.” Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
oleh karena itu disebut juga kajian metode dikenal juga Intellectual Property Right ialah
kepustakaan (Sumitro, 1994). Dalam riset hukum sebuah hak istimewa pada cakupan lingkungan
yuridis normatif, materi kepustakaan menjadi teknologi; ilmu pengetahuan; seni; juga sastra.
dasar informasi di mana pada bidang pengkajian Kepemilikan hak eksekutif itu tidaklah atas
dikategorikan menjadi data sekunder. Cakupan barangnya tetapi terhadap hasil kemampuan

191
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

berpikir serta keahlian kreativitas intelektual dalam jumlah melimpah; obat-obatan baru;
seseorang manusia yang dapat berupa suatu ide makhluk hidup buatan rekayasa genetika;
atau gagasan (Roisah, 2015a). Buah hasil dari wawasan teknik; rahasia dagang; karakteristik
pemikiran seseorang yang berwujud invensi; juga jenama. HKI dapat diperluas menjadi
rancangan; seni; karya tulis; serta implementasi sesuatu yang memerlukan usaha atau penalaran
praktis sebuah gagasan merupakan pengertian yang dilakukan oleh seseorang yang
dari kekayaan intelektual (Suryawan, & Resen, membutuhkan usaha atau sumber daya;
2018). wawasan keterampilan atau vitalitas.
Seseorang yang membuat suatu karya Berdasarkan hukum di negara kita juga hukum
cipta berdasarkan Labor Theory akan dilindungi dibanyak negara, suatu rekaan serta invesi hanya
hak cipta atas karya yang dibuatnya. Berdasarkan akan mendapat perlindungan apabila rekaan
teori ini, maka karya cipta yang telah dibuat oleh serta invesi tersebut melengkapi sejumlah
pencipta harus dihormati sehingga menjadi hal persyaratan spesifik yang sudah ditetapkan oleh
yang wajar apabila seorang pencipta Undang - Undang (Lindsey et al, 2002)
mendapatkan penghargaan atas hasil kerjanya Berdasarkan konvensi WIPO Copyright
yaitu dalam bentuk kekayaan intelektual. Treaty (WTC), Pasal 11, “Pihak yang
Personality Theory merupakan dasar berlakunya bertanggung jawab harus memberikan nasihat
hak moral di Indonesia. Ciptaan berdasarkan teori hukum yang akurat dan terkini serta pemulihan
ini merupakan personality pencipta yang dapat yang efisien pada penyediaan teknologi
dialihkan kepada pihak lain dan pencipta berhak perlindungan efektif yang digunakan oleh penulis
untuk melakukan kontrol terhadap orang lain yang sehubungan dengan menggunakan haknya
menggunakan ciptaannya (Simatupang, 2021) berdasarkan kontrak ini atau Konvensi Berne, dan
Hak Cipta adalah komponen dari HKI, HKI mengatasi kekhawatiran tentang manuskrip
dapat berupa hak cipta; Paten; Bertukar rahasia; penulis yang tidak diterbitkan sebagaimana
Merek; waralaba; Desain industri; Lisensi dan diizinkan oleh pencipta atau hukum yang berlaku”
Hak Cipta; Tata Letak/Topografi Sirkuit Terpadu; (Simatupang, 2021). Indonesia menjadi anggota
Internet dan Nama Domain; juga Varietas dari The World Intellectual Property Organization
Tanaman dan Rekayasa Genetika (Nahrowi, (WIPO), sehingga Indonesia tunduk terhadap
2014). HKI memberikan perlindungan pada ketentuan yang terdapat pada WIPO. Indonesia
beraneka ragam ihwal seperti karya seni;novel; harus memberi penjagaan hukum kepada
fotografi; rekaman suara; lembaran musik; film; ketentuan - ketentuan terhadap sebuah karya
website; software dan hardware komputer; cipta baik dalam bidang teknologi.
rancangan untuk berbagai benda yang diproduksi

192
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

Menurut WIPO, intellectual property (IP) Publication merupakan suatu hak /atau
merupakan suatu kreasi dari pikiran yang dapat kewenangan seorang pencipta dalam
berupa: penciptaan, karya sastra dan seni, juga menentukan ciptaannya yang akan dipublikasikan.
atribut, nama, gambar serta rancangan yang mana Right of Paternity merupakan hak yang
dipergunakan untuk perniagaan. HKI digolongkan mewajibkan atau mengharuskan penyebutan
dalam dua kategoti, Industrial Property juga hak nama pencipta didalam rekaannya yang
cipta. Industrial Propertiy dapat berupa invensi/ hak tercantum pada Pasal 5 ayat (1) huruf a & b
paten; merk dagang; rancangan industri; juga UUHC. Sementara itu, Right of Integrity
petunjuk geografis. Sementara hak cipta dapat merupakan hak /atau kewajiban untuk melindungi
mencakup karya sastra dan seni, semacam puisi; reputasinya dengan selalu menjaga integritas
novel; film; drama; karya musik; lukisan; foto; /atau martabat ciptaannya yang tertuang pada
gambar; patung; juga rancangan konstruksi (Zhang, Pasal 5 ayat (1) huruf c UUHC.
Liu, & Wang, 2012). Objek hak cipta yang Sedangkan, Hak ekonomi ialah hak
mendapat perlindungan dari ketetapan undang- mendapatkan profit ekonomi dari penjualan dan
undang di Indonesia ditentukan dalam Pasal 40 penggunaan hasil ciptaannya. Seorang pencipta
ayat (1) UUHC. sebagai pemegang hak cipta berhak melakukan
Pengertian Hak cipta sendiri dituangkan penerbitan, penggandaan, pendistribusian
lewat angka 1 Pasal 1 UUHC, yang menyatakan terhadap ciptaannya guna dijual dipasarkan.
jika Hak cipta ialah hak istimewa yang Sehingga apabila seseorang mengambil gambar
dianugerahkan pada pencipta di mana hak itu yang merupakan buah karya individu lain nyata
lahir dengan spontan berlandaskan pilar deklaratif disertai persetujuan untuk digunakan dalam
pasca sebuah rekaan dimanifestasikan dalam rangka keperluan komersial yang berbenturan
wujud konkret tanpa memangkas penyekatan dengan peraturan perundang-undangan dapat
relevan dengan ketetapan peraturan undang- dikatakan seseorang itu sudah memanfaatkan
undang. Hak eksklusif selanjutnya diatur lewat hak ekslusif tanpa izin, sehingga perbuatan ini
Pasal 4 UUHC di mana menyertakan bila Hak tidak diperbolehkan (Surtiana, & Sukihana, 2021).
Ekslusif meliputi hak moral serta hak ekonomi. Bentuk penjagaan hak cipta terhadap karya
Hak moral, terurai pada Pasal 5 sampai dengan seni rupa sudah disusun lewat Pasal 58 ayat (1)
Pasal 7 UUHC dan hak ekonomi tercantum dalam UUHC, karya seni rupa dalam berbagai wujud
Pasal 8 hingga Pasal 11 UUHC. semacam gambar; lukisan; kaligrafi; ukiran; arca;
Hak moral mengandung 3 (tiga) dasar kolase; ataupun patung, berlaku sepanjang
yakni Right of Publication; Right of Paternity; juga kehidupan penciptanya serta berkelanjutan terus
Right of Integrity (Wayan, 2018). Right of hingga 70 tahun pasca penciptanya wafat

193
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

dihitung pertanggal 1 Januari tahun selanjutnya. gambar dalam situs ataupun aplikasi. (Andini,
Gambar merupakan karya yang selayaknya Permata, & Ayu, 2021).
tertuang dalam Pasal 12 ayat (1) UUHC yaitu: Asril Sitompul menyebutkan terdapat dua
“setiap orang dilarang melakukan Penggunaan kategori hak cipta dalam jaringan internet yaitu:
secara komersial, penggandaan, pengumuman, Pertama hak cipta terhadap nama situs juga
pendistribusian, dan/atau komunikasi atas protret alamat email milik pengguna jasa internet; dan
yang dibuatnya guna kepentingan reklame atau hak cipta terhadap muatan yang terdapat dalam
periklanan secara komersial tanpa persetujuan internet, yang mana adalah buah karya cipta
tertulis dari orang yang dipotret atau ahli berbentuk penjelasan; pembahasan; catatan;
warisnya.” Apabila seseorang menggunakan desain; ataupun wujud serupa lainnya (Riswandi,
gambar dari internet tak disertai persetujuan 2009).
pemangku hak cipta, perbuatan itu boleh Angela Bowne berpendapat bahwa
dikategorikan menjadi perbuatan yang melanggar seseorang pengguna internet dipandang
hak cipta. Khususnya apabila dilakukan melakukan pelanggaran Hak Cipta jika ia men-
perubahan atas gambar itu. Risiko bagi pelaku download kandungan dalam website yang
dapat berwujud ancaman pidana maupun denda. dibukanya lalu selanjutnya disimpan dalam
Diatur jua lewat UUHC, penyekatan hak istimewa komputernya. Akan tetapi jawaban pasti belum
pencipta yang sasarannya guna memberi didapati, apakah sanggup digolongkan menjadi
kesetimbangan antara perlindungan hukum sebuah pelanggaran Hak Cipta, suatu tindakan
terhadap pemegang hak cipta sekalian memberi seorang pengguna internet yang tak menyimpan
keuntungan bagi publik (Pramudita, 2017). kandungan website yang dibukannya namun
Gambar dari internet berdasarkan pada dengan mengganti rupa dari karya digital menjadi
Pasal 1 Undang – Undang No 19 Tahun 2016 wujud berbeda yang mana dapat dilihat. Undang –
tentang ITE menyatakan gambar pada internet Undang Hak Cipta pun meluruskan mengenai
menjadi bentuk dari karya cipta yang mendapat sejumlah batas kategoris yang meleluasakan
perlindungan dari perundang-undangan. Pada individu dari perbuatan melanggar Hak Cipta.
situs di internet dan media sosial biasanya Semisal mengutip yang dipandang tidak termasuk
memberlakukan suatu bentuk perlindungan pelanggaran apabila dicantumkannya sumber
eksklusif terhadap gambar yang tersuguhkan dengan akurat; duplikasi karya cipta spesifik dalam
dalam situsnya. Bentuk perlindungannya adalah rangka keperluan pendidikan (huruf braile) turut
dengan memberikan keterangan tambahan dipandang tidak termasuk perbuatan melanggar
tentang sekatan pemakaian pada masing-masing Undang – Undang Hak Cipta. Sebutan yang
dipakai dalam ihwal ini ialah Fair Dealing atau Fair

194
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

Use (Lindsey et al, 2002). Penyekatan pada Hak hak moral dari pencipta. Selanjutnya, apabila ia
Cipta tersebut di antaranya adalah pengutipan menjual dan mendapatkan manfaat ekonomi
untuk kepentingan pendidikan di mana tak maka ia sudah melakukan pelanggaran atas hak
dipergunakan dalam hal profitabel juga dalam ekonomi milik penciptanya.
keperluan sewajarnya dari pencipta, maka Pemangku hak cipta hendaknya berperan
seseorang dapat memanfaatkan hak cipta tanpa aktif untuk melaporkan kepada pihak yang
dianggap melakukan pelanggaran hak cipta. berwenang apabila merasa dirugikan karena
Kepentingan pendidikan seperti pada penulisan berdasarkan Pasal 120 UUHC, kekayaan
penelitian, penyusunan laporan, penulisan karya Intelektual merupakan Delik Aduan. Pihak yang
ilmiah, terhadap tinjauan suatu masalah, dan lain – merasa merugi dapat memberi bukti apabila
lain. terjadi pelanggaran terhadap ciptaannya
Fair Dealing/Fair Use dapat dianalogikan meskipun alat buktinya hanya terdapat pada
dengan hak istimewa karena pada dasarnya internet. Sebagaimana telah diatur melalui Pasal
merupakan pembelaan terhadap tuduhan 5 Nomor 19 Tahun 2016 atas perubahan UU No
pelanggaran. Fair Dealing atau Fair Use 11 tahun 2008 tentang ITE, diantaranya:
melibatkan proses penyeimbangan di mana pernyataan salinan cetak, dokumen elektronik,
apakah terdapat kepentingan lain yang dan pernyataan elektronik semuanya merupakan
mengharuskan mengesampingkan hak pencipta bukti hukum yang sah, pengungkapan elektronik
(Miller, & Davis, 1990). Fair Dealing atau Fair dan/atau surat elektronik dan/atau keluarannya
Use,pada hakikatnya memberi peluang pada merupakan pengembangan dari alat bukti yang
masyarakat guna menggandakan sebuah karya sah menurut hukum acara perundang-undangan
dari pemangku hak cipta yang bertujuan di negara Republik Indonesia. Pernyataan
mengkritik; memparodikan; maupun elektronik dan/atau surat elektronik dianggap sah
kemaslahatan lain dalam bidang pendidikan jika sistem elektronik digunakan sesuai dengan
tanpa wajib memohon persetujuan pemegang hak ketentuan peraturan perundang-undangan,
cipta (Mashdurohatun, & Mansyur, 2017). ketetapan terkait penjelasan elektronik dan/atau
Pihak yang ingin menyalin suatu karya dokumen elektronik selayaknya disebutkan diatas
kepemilikan pihak lain mestilah memohon tak sah bagi surat yang mana bagi Undang-
persetujuan dari pencipta sebelumnya, kecuali undang wajib disusun berwujud secara tulisan,
karya tersebut digunakan untuk kepentingan juga surat beserta dokumen yang mana bagi
dibidang pendidikan. Apabila seseorang Undang-undang wajib disusun dengan wujud akta
mengambil karya orang lan tanpa izin tidak untuk notaris ataupun dokumen yang mana disusun
kepentingan pendidikan maka ia telah melanggar oleh petugas yang membuat akta.

195
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

Pemegang hak cipta apabila hak ciptanya Pengguna instagram yang merasa hak
diciderai maka dapat menempuh dua langkah ciptanya digunakan oleh orang lain dapat
hukum, yakni langkah hukum preventif juga melaporkan pelanggaran hak ciptanya dengan
represif. Langkah hukum preventif ialah langkah beberapa tindakan berikut: dengan melaporkan
guna meminimalisir dan/atau menangkal kepada pihak Instagram, dengan melaporkan
munculnya aktivitas pelanggaran sehubungan kepada pihak Instagram dengan menggunakan
dengan hak moral juga hak ekonomi. Sementara Perlindungan Hak Merek yang memungkinkan
langkah hukum represif ialah langkah yang pemegang hak mengidentifikasi dan melaporkan
ditempuh pasca timbulnya pelanggaran hukum. konten yang melanggar untuk merek dagang, hak
Langkah represif ini menjadi upaya final dalam dagang, dan pemalsuan, dengan menghubungi
rangka mengatasi persoalan pelanggaran Hak agen instagram yang ditunjuk berdasarkan
Cipta, sanggup dijalankan secara damai ataupun prosedur pemberitahuan dan pemberitahuan
berbentuk sanksi denda juga penjara (Sopian, tanggapan dari United States Digital Millennium
Mayana, & Safiranita, 2021). Copyright Act (DMCA).
Pada media sosial instagram sendiri telah Terhadap berbagai pelanggaran hak cipta
mengatur mengenai perlindungan terhadap itu maka berdasarkan Pasal 95 UUHC sudah
kekayaan intelektual para penggunanya. menjelaskan berikut: penanganan konflik Hak
Instagram berkomitmen untuk melindungi hak Cipta sanggup dilaksanakan secara preferensi
kekayaan intelektual setiap orang maupun suatu penanganan konflik; arbitrase; ataupun
organisasi. Instagram tidak mengizinkan pengadilan, pengadilan dengan kewenangan
penggunanya memasang konten dengan selayaknya dimaksudkan tersebut ialah
kandungan pelanggaran atas hak kekayaan Pengadilan Niaga, pengadilan lain disamping
intelektual milik pihak lain, mencakup hak cipta Pengadilan Niaga tak memiliki wewenang
serta merk dagang. Pengguna instagram selaku mengampu penanganan konflik Hak Cipta,
pemilik hak cipta memiliki hak untuk disamping pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak
menghentikan orang lain untuk menyalin, Terkait berbentuk Pembajakan, selama pihak-
mendistribusikan, membuat karya baru pihak yang berkonflik ditemukan keberadaannya
berdasarkan karya pemegang hak cipta atau dan/atau berkediaman dalam kawasan NKRI
disertai persetujuan pemilik hak cipta. Pemilik hak wajib terlebih dulu mengambil langkah
cipta atau perwakilannya dapat melaporkan penanganan sengketa melalui mediasi sebelum
dugaan pelanggaran terhadap karyanya kepada melakukan tuntutan pidana.
instagram (Instagram, 2022). Pelanggaran hak cipta pada media sosial
khususnya menggunakan instagram sebetulnya

196
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

telah diatur, meski begitu kenyataannya, masih dapat berupa suatu tulisan atau gagasan milik
saja ramai pihak yang secara sengaja orang lain dan milik diri sendiri, plagiarisme juga
memanfaatkan hasil karya orang lain yang telah dapat berupa pencurian terhadap karya orang lain
diunggah pada media sosial instagram untuk yang dapat berupa ide, karya seni, atau karya
digunakan secara komersial yaitu dengan cara bentuk lain apabila tidak mencantumkan sumber
dijual pada media sosial. Tindakan menjual hasil dengan benar. Pelanggaran hak cipta penjual
gambar karya seseorang pada media online online yang sering kali dilakukan yaitu penjual
tersebut tidak dapat dikecualikan, dan merupakan online yaitu para pelanggar memetik karya orang
tindakan yang melanggar hak cipta sehingga lain baik secara sebagian maupun keseluruhan
pelanggar dapat mendapatkan ancaman pidana tanpa disertai dengan penyebutan secara akurat.
atau denda selayaknya yang sudah disusun Para penjual melanggar baik hak moral dan hak
melalui UUHC. ekonomi para pencipta, pelanggaran hak moral
2. Sanksi Hukum Bagi Penjual Online di terjadi karena penjual mengambil hasil karya
Instagram Yang Mengambil Kekayaan pencipta tanpa seizin pencipta, pelanggaran hak
Intelektual Gambar Sesorang Tanpa Izin Di ekonomi terjadi karena penjual memanfaatkan
Instagram karya pencipta untuk selanjutnya dijual secara
Suatu karya dapat disebut sebagai karya online.
yang merupakan hasil plagiarism telah diatur Pelanggar Hak Cipta seringkali terjadi
pada Pasal 10 ayat (3) Peraturan Menteri apabila materi Hak Cipta itu dipakai tak disertai
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi persetujuan penciptanya yang mana memiliki hak
No. 39 Tahun 2021 yang menjelaskan suatu ekslusif terkait buatannya. Suatu karya boleh
karya merupakan hasil dari plagiarism apabila dibilang telah melanggar hak cipta apabila
suatu karya memetik sebagian ataupun diantara dua ciptaan yang ditemukan terdapat
keseluruhan karya milik orang lain tak disertai keseragaman. Pencipta selaku pemangku hak
penyebutan sumber secara akurat; menulis ulang cipta mestilah dapat memberikan bukti bawa
tidak dengan bahasanya sendiri sebagian karyanya sudah dipalsukan ataupun karya lain
ataupun keseluruhan karya orang lain meskipun tersebut asalnya dari karya yang ia ciptakan.
menyebutkan sumber; juga memetik sebagian Pelanggaran hak cipta apabila semua ataupun
ataupun keseluruhan karya ataupun gagasan sebagian substansial dari sebuah ciptaan yang
milik sendiri yang sudah diterbitkan tanpa dipayungi Hak Cipta diperbanyak. Pengadilan
menyebutkan sumber dengan akurat. bakal melakukan penentuan apakah suatu
Sehingga dapat dikatakan plagiarism komponen yang dijiplak termasuk komponen
merupakan suatu pencurian terhadap suatu karya yang substansial dengan meneliti apakah

197
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

komponen yang dipergunakan tersebut krusial, harga murah juga sesuai kekuatan finansial
berunsur pembeda, atau komponen yang mereka.
gampang diidentifikasi. Komponen ini tak mesti Penegakan Hukum terkait perbuatan
berkuantitas maupun berbentuk besar supaya melanggar Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia
menjadi substansial. Substansial yang dimaksud sanggup diselenggarakan lewat dua langkah,
merupakan komponen yang dianggap krusial, yakni lewat hukum perdata juga hukum pidana,
bukanlah komponen dengan kuantitas besar cara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
(Pasal 1 ayat 7 ; Penjelasan Pasal15 (a)). Ukuran (Lindsey et al, 2002): orang-perorangan berhak
kualitatif yang digunakan untuk menentukan untuk menggugat pelanggaran HKI kepada
suatu bagian substansial bukan ukuran kuantitas pengadilan ataupun badan yang fungsinya selaku
(Lindsey et al, 2002). pengadilan berlandaskan pelanggaran HKI.
Berbagai faktor yang membuat masyarakat Ikhtiar hukum mana yang sanggup didapat
terpengaruh melakukan pelanggaran Hak bergantung atas otoritas yang dibagikan pada
Kekayaan Intelektual diantaranya (Munawar, & hakim oleh undang-undang. Upaya hukum yang
Effendy, 2016): pelanggaran HKI dijalankan biasa diberikan yaitu ganti kerugian, penetapan
dalam rangka menempuh jalan pintas supaya sementara, atau pemusnahan barang
meraup keuntungan semaksimal mungkin lewat pelanggaran, dan melalui negara dapat
pelanggaran itu; orang-orang yang melakukan melakukan pemaksaan agar seseorang menaati
pelanggaran beranggapan jika selama ini HKI. Negara memiliki hak untuk menjatuhkan
penjatuhan sanksi hukum oleh pengadilan hukuman dengan sanksi pidana pada seseorang
tergolong remeh, bahkan tak diadakan yang melakukan pelanggaran atas ketentuan
pelaksanaan langkah preventif juga represif dari undang-undang. Meski begitu bagi negara
para penegak hukum; dari anggota masyarakat penganut Anglo Saxon, sanksi pidana tersebut
ada sebagian yang justru bangga selaku pencipta akan jarang digunakan
jika ada orang lain yang meniru hasil karya Orang yang dinyatakan berhak untuk
ciptaannya, akan tetapi fenomena ini kian menggugat adalah pemegang hak yang HKI nya
menghilang seiring adanya kesadaran hukum dilanggar sebagaimana telah diatur lewat Pasal
yang meningkat atas Hak Kekayaan Intelektual; 115 hingga Pasal 245 dan Pasal 372 sampai
akibat pelanggaran yang dilakukan, pajak untuk dengan Pasal 394 Herziene Indonesia Reglement
produk dari pelanggaran itu tak wajib dibayarkan (HIR). Pemegang hak dapat melakukan gugatan
pada pemerintah; serta masyarakat tak di Pengadilan Niaga. Pada perkara spesifik,
mencermati barang yang akan dibeli itu asli tuntutan perdata yang makbul sanggup
ataukah palsu, bagi mereka yang terpenting ialah dilanjutkan melalui tuntutan pidana. Pihak ketiga

198
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

yang berkepentingan dalam keadaan tertentu dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
berdasarkan HIR juga dapat dinyatakan berhak tahun dan/atau pidana denda paling banyak
untuk menggugat, misalnya jaksa dapat Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); setiap
mengajukan gugatan atas nama kepentingan Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
umum terhadap merek terdaftar apabila merek dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam
tersebut melanggar kesusilaan (Lindsey et al., bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana
2002). penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
Berdasarkan perundang-undangan yang pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
berlaku bagi negara kita, sanksi pidana yang (empat miliar rupiah).
dapat dijatuhkan pada penjual online yang Selain sanksi kepada penjual online yang
merupakan pelanggar hak cipta sebagaimana melanggar HKI, UUHC juga mengatur sanksi
diuraikan melalui Pasal 113 UUHC yakni: setiap teruntuk tiap-tiap individu yang mengurus daerah
Orang yang dengan tanpa hak melakukan perniagaan dalam berbagai bentuk yang secara
pelanggaran hak ekonomi sebagaimana terencana serta memaklumi dan membebaskan
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penjualan dan/atau penggandaan barang dari
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan tindakan yang melanggar Hak Cipta dan/atau Hak
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun Terkait didaerah perniagaan yang diurusnya
dan/atau pidana denda paling banyak selayaknya diterangkan Pasal 10, berdasarkan
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah); setiap Orang Pasal 114 UUHC maka dapat dikenakan pidana
yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin denda maksimal Rp.100.000.000,00.
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan Instagram sendiri telah memiliki regulasi
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana sendiri mengenai pengaturan mengenai
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, pelanggaran hak kekayaan intelektual. Pengguna
huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan instagram yang sudah memasang berkali-kali
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara konten dengan kandungan pelanggaran atas hak
paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda kekayaan intelektual orang lain, semisal hak cipta
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta ataupun merek dagang, maka akun pelanggar
rupiah); setiap Orang yang dengan tanpa hak akan dihapus berdasarkan kebijakan Instagram.
dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Sehingga pengguna Instagram yang melakukan
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pelanggaran terhadap hak kekayaan intelektual
Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dari suatu individu akan kehilangan akses pada
ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g fitur atau fungsi tertentu pada instagram.
untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana Instagram mematuhi prosedur pemberitahuan

199
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

dan penghapusan yang ditetapkan pada Pasal persetujuan pemilik hak cipta. Pemilik hak cipta
512 (c) United States Digital Millennium Copyright atau perwakilannya dapat melaporkan dugaan
Act (DMCA) terhadap konten yang dilaporkan dan pelanggaran terhadap karyanya kepada
dihapus karena melanggar hak cipta AS Instagram.
(Instagram, 2021). Sanksi hukum bagi penjual online yang
melanggar hak cipta berdasarkan undang-undang,
D. SIMPULAN penjual online dapat mendapatkan sanksi pidana
Atas penjelasan yang mana telah sebagaimana dijelaskan pada Pasal 113 UUHC,
disampaikan diatas, sangguplah dipetik simpulan yaitu pelanggar hak cipta dapat dipidana penjara
yaitu: Pemegang hak cipta baik berupa gambar, sampai dengan 10 tahun dan/atau didenda
kaligrafi atau sebagainya yang telah diunggah ke sampai dengan Rp. 4.000.000.000,- tergantung
media sosial dilindungi baik hak ekonomi juga hak pada bentuk pelanggaran yang dilakukan.
moralnya, ihwal tersebut telah dituangkan lewat Berdasarkan UUHC juga memberikan sanksi
UU mengenai Informasi dan Transaksi Elektronik kepada tempat pengelola pandangan apabila
Pasal 1 yang menjelaskan bahwasanya gambar tempat tersebut sengaja dan membiarkan penjual
pada internet juga merupakan karya cipta yang menjual barang hasil pelanggaran hak cipta.
mendapat perlindungan dari Undang-undang. Pengelola tempat perdagangan tersebut
Berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta telah berdasarkan pasal 114 UUHC maka dapat
menjelaskan pada Pasal 58 UUHC ayat (1) dikenakan pidana denda maksimal Rp.
bahwa perlindungan hak cipta pada gambar, valid 100.000.000,-. Instagram sebagai salah satu
seumur hidupnya pencipta itu, juga akan tempat jual beli online juga telah memiliki regulasi
seterusnya berjalan hingga 70 tahun pasca tersendiri terhadap pelanggar hak cipta.
wafatnya pencipta. Pengguna instagram juga Pengguna instagram yang telah berkali-kali
mendapatkan perlindungan terhadap hak memasang konten dengan mengandung
ciptanya. Instagram tidak mengizinkan pelanggaran hak kekayaan intelektual orang lain,
penggunanya memasang konten yang semisal hak cipta ataupun merek dagang, maka
mengandung pelanggaran atas hak kekayaan akun pelanggar akan dihapus berdasarkan
intelektual individu lain, mencakup hak cipta serta kebijakan Instagram. Sehingga pengguna
merek dagang. Sebagai pemilik hak cipta, Instagram yang melakukan pelanggaran terhadap
pengguna instagram memiliki hak untuk hak kekayaan intelektual dari suatu individu, akan
menghentikan orang lain untuk menyalin, kehilangan akses pada fitur atau fungsi tertentu
mendistribusikan, membuat karya baru pada instagram.
berdasarkan karya pemilik hak cipta tidak disertai

200
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

DAFTAR PUSTAKA Model Fair Use / Fair Dealing Hak Cipta


JURNAL Atas Buku dalam Pengembangan IPTEK
Andini, Kartika., Permata, Rika Ratna., & Ayu, pada Pendidikan Tinggi. Jurnal Hukum IUS
Miranda Risang. (2021). Perlindungan Hak QUIAIUSTUM,Vol.24,(No.1),p.34.https://doi
Ciptaan Pada Penggunaan Gambar di .org/10.20885/iustum.vol24.iss1.art2
Internet Yang Dijadikana Desain Pada Fitur Mingaleva, Zhanna., & Mirskikh, Irina. (2015). The
Filter Cerita (Stories) Aplikasi Instagram Problems of Legal Regulation and
Secara Tanpa Hak Untuk Tujuan Komersil. Protection of Intellectual Property.
Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Vol.4,(No.2), Procedia-Social and Behavioral Sciences,
p.382.https://doi.org/10.31328/wy.v4i2.284 Vol.83,pp.329-333. https://doi.org/10.1016/j.
Chaudhry, Peggy. E. (2022). Dupe influencers sbspro.2013.06.437
exploiting social media to peddle luxury Munawar, Akhmad., & Effendy, Taufik. (2016).
fakes. Business Horizon. Vol.65, (No. 6), Upaya Penegakan Hukum Pelanggaran
pp.719-727.https://doi.org/10.1016/j.busho Hak Cipta Menurut Undang - Undang No.
r.2022.07.005 28 Th. 2014 Tentang Hak Cipta. Al’Adi,
Dewi, Dewa Ayu Priangga Aristy., & Darmadi, A.A Vol.8,(No.3),p.135. https://doi.org/10.31602
Sagung Wiratni. (2016). Pengaturan /al-adl.v8i2.453
Perlindungan Karya Cipta Fotografi Yang Mustajibah, T. (2021). Dinamika E-Commerce Di
Di Ambil Tanpa Izin Melalui Media Sosial Indonesia Tahun 1999 – 2015. Avatara e-
Berdasarkan Undang – Undang No.28 journal Pendidikan Sejarah, Vol.10,
Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Kertha (No.3),pp.51-59. https://ejournal.unesa.ac.
Semaya : Journal Ilmu Hukum, Vol.4, id/index.php/avatara/article/download/4096
(No.2),pp.1–11.https://ojs.unud.ac.id/index. 5/35368
php/kerthasemaya/article/view/44871 Nahrowi. (2014). Plagiat dan Pembajakan Karya
Light, D., Pawlak, Maciej., de Beaux, Andrew Cipta dalam Hak Kekayaan Intelektual.
Charles, & Brady, R.irchard R.W. (2018). Is Jurnal Filsafat Dan Budaya Hukum, Vol.1
sharing speaker’s slides from conference (No.2),p.228. https://doi.org/10.15408/sjsbs.
presentations on social media a breach of v1i2.1541
intellectual property or a delegate’s right? Nugroho, Eko Rial., & NP, Wahyu Priyanka.
Depends who you ask. International (2019). Tanggung Guggat Pemegang Hak
Journal of Surgery, Vol.58, pp.22–25. Cipta Terhadap Perbuatan Melawan
https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2018.08.010 Hukum Pelanggaran Hak Cipta. Jurnal of
Mashdurohatun, Anis., & Mansyur, M. Ali. (2017). Intellectual Property, Vol.2, (No. 2), p.24.

201
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

https://doi.org/10.20885/jipro.vol2.iss2.art3 Surniandari, A. (2016). UUITE Dalam Mlindungi


Roisah, K. (2015a). Kebijakan Hukum Hak Cipta Sebagai Hak Atas Kekayaan
“Tranferability” Terhadap Perlindungan Hak Intelektual (HKI) Dari Cybercrime.
Kekayaan Intelektual di Indonesia. Law Cakrawala : Jurnal Humaniora Universitas
Reform,Vol.11,(No.2),p.224. Bina Sarana Informatika, Vol.16, (No.1),
https://doi.org/10.14710/lr.v11i2.15772 pp.1–11. https://doi.org/10.31294/jc.v16i1.
Simatupang, Khwarizmi M. (2021). Tinjauan 1276
Yuridis Perlindungan Hak Cipta Dalam Surtiana, I Made Febrian., & Sukihana, Ida Ayu.
Ranah Digital. Jurnal Ilmiah Kebijakan (2021). Perlindungan Hak Cipta Atas Video
Hukum,Vol.15,(No.1),p.74. http://dx.doi.org/ Yang Disiarkan Secara Langsung di
10.30641/kebijakan.2021.V15.67-80 Instagram. Kertha Negara : Journal Ilmu
Sinaga, Niru Anita., & Ferdian, Muhammad. Hukum,Vol.9,(No.1),p.38. https://ojs.unud.
(2020). Pelanggaran Hak Merek Yang ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/6
Dilakukan Pelaku Usaha Dalam 6596
Perdagangan Melalui Transaksi Elektronik Suryawan, Made Angga Adi., & Resen, Made
(E-Commerce). Jurnal Ilmiah Hukum Gde Subha Karma. (2018). Pelaksanaan
Dirgantara-Fakultas Hukum Universitas Penarikan Royalti Oleh Yayasan Karya
Dirgantara Marsekal Suryadarma, Vol.10, Cipta Indonesia Wilayah Bali Pada
(No.2),p.77.https://doi.org/10.35968/jh.v10i Restauran Di Kabupaten Gianyar Atas
2.463 Penggunaan Karya Cipta Lagu dan Musik.
Sopian, Pani., Mayana, Rati Fauzan., & Safiranita, Kertha Semaya: Journal Ilmu Hukum, Vol.4,
Tasya. (2021). Perlindungan Hak Cipta (No.3),pp.1–13. https://ojs.unud.ac.id/index.
Terkait Gambar Karakter Disney yang di php/kerthasemaya/article/view/43551
Transmisi Secara Ilegal melalui Media Ulinnuha, L. (2017). Penggunaan Hak Cipta
Elektronik. Kertha Semaya : Journal Ilmu Sebagai Jaminan Fidusia. Journal Of
Hukum,Vol.9,(No.6),p.1059.https://ojs.unud Private and Commercial Law, Vol.1, (No.1),
.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/ pp.88–90. https://doi.org/10.15294/jpcl.v1i1.
72213 12357
Sudjana. (2019). Pembatasan Perlindungan Wahyudiyono. (2019). Implikasi Penggunaan
Kekayaan Intelektual (Hak Cipta) dalam Internet Terhadap Partisipasi Sosial di Jaw
Presprektif Hak Asasi Manusia. Jurnal Timur. Jurnal Komunika : Jurnal
HAM,Vol.10,(No.1),p.72. http://dx.doi.org/ Komunikasi, Media, dan Informatika, Vol. 8,
10.30641/ham.2019.10.69-83 (No.2),pp.63-69DOI:10.31504/komunika.

202
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Magister Hukum, Fakultas Hukum
Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023, halaman 186-203 Universitas Diponegoro

c8i2.2487 Soekanto, Soerjono., & Mamudji, Sri. (2015).


Wirakusuma, In Bagus Sugiharta., Santoso, Budi., Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
& Wisnaeni, Fifiana. (2019). Akibat Hukum Singkat. Jakarta: RajaGrafindo.
Penggunaan Gambar Dari Internet dengan Sumitro, Ronny H. (1994). Metodologi Penelitian
Kaitannya Dengan Hak Cipta. Notarius, Hukum dan Jurimetri. Jakarta: Ghalia
Vol.12,(No.1),pp.361–372. Indonesia.
https://doi.org/10.14710/nts.v12i1.26976 Wayan, Wiryawan I. (2018). Buku Ajar Hak Atas
Zhang, Xiaomei., Liu, Quan., & Wang, Huaiqing. . Kekayaan Intelektual Optimalisasi
(2012). Ontologies for intellectual property Perolehan Sertivikat Hak Cipta. Denpasar:
rights protection. Expert Systems with Swasta Nulus.
Applications,Vol.39,(No.1),p.1390.
https://doi.org/10.1016/j.eswa.2011.08.021 SUMBER ONLINE
Instagram. (2021). Intellectual Property. Retrieved
BUKU from https://help.instagram.com/535503073
Lindsey, Tim., Damian, Eddy., Butt, Simon., & 130320
Utomo, Tommy Suryo. (2002). Hak Instagram. (2022). Copyright. Retrieved from
Kekayaan Intelektual : Suatu Pengantar. https://help.instagram.com/1263823508478
Bandung: PT. Alumni. 38?helpref=faq_content
Miller, Arthur., & Davis, Michael. (1990). Pramudita, Andhika D. (2017). Hak Cipta Foto,
Intellectual Property: Patents, Trademarks, Pelajaran Penting bagi para Pemasar
and Copyright. Minnesota: West Publishing Digital. Retrieved from https://id.techinasia.
Company. com/talk/hak-cipta-foto-bagi-pemasar-
Riswandi, Budi A. (2009). Hak Cipta Di Internet: digital
Aspek hukum dan permasalahannya di
Indonesia. Yogyakarta: FH UII Press
Yogyakarta.
Roisah, K. (2015b). Konsep Hukum Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) Sejarah,
Pengertian dan Filosofi Pengakuan HKI
dari Masa ke Masa. Malang: Setara Press.
Saidin, H. OK. (2014). Aspek Hukum Hak
Kekayaan Intelektual (Intellectual Property
Rights). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

203

You might also like