You are on page 1of 3

Disclaimer: Note: It is understood that medical practices vary with institutional policies and

individual preferences. This test is designed in conjunction with the material presented in
the ,oth edition of the ATLS® Course. Please answer the questions accordingly. (
Penafian: Catatan: Dapat dipahami bahwa praktik medis berbeda dengan kebijakan
institusional dan preferensi individu. Tes ini dirancang bersama dengan materi yang
disajikan dalam ATLS® Course edisi lain. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang
sesuai.

1-1. A 22-year-old man is hypotensive and tachycardic after a shotgun wound to the left
shoulder. His blood pressure is initially 80/40 mm Hg. After initial fluid resuscitation-:nis
blood pressure increases to 122/84 mm Hg. His heart rate is now 100 beats per minute and his
respiratory rate is 28 breaths per minute. A tube thoracostomy is performed for decreased left
chest breath sounds with the return of a small amount of blood and no air leak. After chest
tube insertion, the most appropriate next step is to:

a) examine the chest ..


b. perform an aortogram.
c. obtain a computed tomography (CT) scan of the chest.
d. obtain arterial blood gas analyses.
e. perform transesophageal echocardiography

1-1. Seorang pria berusia 22 tahun mengalami hipotensi dan takikardi setelah luka
tembak di bahu kiri. Tekanan darahnya awalnya 80/40 mm Hg. Setelah resusitasi
cairan awal-:nis tekanan darah meningkat menjadi 122/84 mm Hg. Detak jantungnya
sekarang 100 denyut per menit dan laju pernapasannya 28 kali per menit. Sebuah
tabung thoracostomy dilakukan untuk penurunan suara napas dada kiri dengan
kembalinya sejumlah kecil darah dan tidak ada kebocoran udara. Setelah pemasangan
chest tube, langkah selanjutnya yang paling tepat adalah:

a. periksa dada..
b. melakukan aortogram.
c. mendapatkan computed tomography (CT) scan dada.
d. mendapatkan analisis gas darah arteri.
e. melakukan ekokardiografi transesofageal
1-2. A construction worker falls two stories rom a building and sustains bilateral calcaneal
fractures. In the emergency department (ED) he is alert his vital signs are normal, and he is
complaining of severe pain in both heels and his lower. Lower extremity pulses are strong
there is no other deformity. The suspected diagnosis is most likely to be confirmed by:

a) angiography
b. compartment pressures
c. retrograde urethrogram
d. Doppler ultrasound studies
e. complete spine x-ray series

1-2. Seorang pekerja konstruksi jatuh dua lantai dari sebuah gedung dan mengalami
patah tulang kalkaneus bilateral. Di unit gawat darurat (ED) dia waspada tanda-tanda
vitalnya normal, dan dia mengeluh sakit parah di kedua tumit dan bagian bawahnya.
Nadi ekstremitas bawah kuat tidak ada deformitas lain. Diagnosis yang dicurigai
kemungkinan besar akan dikonfirmasi oleh:

a) angiografi
b. tekanan kompartemen
c. uretrogram retrograde
d. Studi USG Doppler
e. seri x-ray tulang belakang lengkap

1-3. Which of the following is true regarding the initial resuscitation of a trauma patient?
a) A patient with a torso gunshot wound and hypotension should receive crystalloid fluid
resuscitation until the blood pressure is normal.
b. Evidence of improved perfusion after fluid resuscitation could include improvement in
Glasgow Coma Scale (GCS) score on reevaluation.
c. Massive transfusion is defined as transfusion of more than 10 units of packed red blood
cells and plasma within 24 hours.
d Administration of empiric tranexamic acid within 12 hours of Injury is associated with
improved survival.
e. Fluid resuscitation Is far more Important than bleeding control in trauma patient.
1-3. Manakah dari berikut ini yang benar mengenai resusitasi awal pasien trauma?
a) Seorang pasien dengan luka tembak torso dan hipotensi harus menerima resusitasi
cairan kristaloid sampai tekanan darah normal.
b. Bukti peningkatan perfusi setelah resusitasi cairan dapat mencakup peningkatan
skor Glasgow Coma Scale (GCS) pada evaluasi ulang.
c. Transfusi masif didefinisikan sebagai transfusi lebih dari 10 unit sel darah merah dan
plasma dalam waktu 24 jam.
d Pemberian asam traneksamat empiris dalam waktu 12 jam setelah Cedera dikaitkan
dengan peningkatan kelangsungan hidup.
e. Resusitasi cairan jauh lebih penting daripada kontrol perdarahan pada pasien
trauma.

You might also like