You are on page 1of 13

Biology of Stink Bug (Nezara viridula Linnaes, Hemiptera:

Pentatomidae) with Long Beans as a Feed (Vigna sinensis L.) in


Laboratory

Muthiah Fitri (1), Ramadhan Haris. T (2), Hendarti Indri (3)


(1)
Student of Faculty of Agriculture and (2) Lecturer Staff of Agriculture Faculty
University of Tanjungpura Pontianak

ABSTRACT
Stink bug Nezara viridula (L.) is one of the pests that attacks the nuts plantation,
including long beans. This study aims to determine the biology of stink bug on the
long bean (Vigna sinensis) in the laboratory. The research was conducted in the
laboratory of Plant Pest Faculty of Agriculture of Tanjungpura University for
about 4 months. Stink bug were rearing in jars that are hollowed under its bottom
and covered with gauze, jars are used in reverse. Long bean as a feed was
replaced every 2 days. The observations were made on 100 individu as a cohort
divided into 10 jars, 1 jar there are 10 individual of stink bugs. The results
showed that: the development period of Nezara viridula (L.) from hatching to
adult ranged from 25 - 35 days, the stage of eggs ranged between 5 - 9 days. The
nymph consists of 5 instars, the duration of first instar stage were (4 - 5 days),
second instar were (5 - 11 days), third instar (5 - 12 days), fourth instar (6 - 12
days), and fifth instar (9 - 16 days). The sex ratio of stink bug on the long bean is
1 : 1. The period life of male adult ranged from 1 - 81 days and female adult
ranged from 12 - 86 days. Pre-oviposition periods range from 15 - 47 days
(average 10.19 days). The post-oviposition period ranges from 2 - 47 days
(average 12.50 days). Egg fertility ranges from 0% - 96.47%. Egg height ranges
from 0.59 to 0.62 mm. The number of eggs produced ranged from 113 to 780 eggs
(an average of 320 eggs). The mortality of the first instar nymph was (20%),
second instar (8,75%), third instar (6,84%), fourth instar (13,27%), and fifth
instar (27,11%).

Keywords: Biology, Long beans (V. sinensis), N. viridula (L)

1
PENDAHULUAN perkembangan, natalitas, mortalitas,
maupun keperidian dipengaruhi oleh
Salah satu kendala dalam usaha faktor makanan. Pengkajian
peningkatan produksi kedelai di mengenai biologi N. viridula adalah
Indonesia adalah adanya serangan langkah awal untuk peneliti
hama dan penyakit. Hama utama selanjutnya kearah yang lebih
Kedelai dikelompokkan menjadi mendetail misalnya untuk pembiakan
dua macam, yaitu hama perusak massal dan pengendalian hama.
daun dan hama penghisap polong.
Hama pengisap polong ada tiga jenis
yaitu kepik hijau Nezara viridula, METODE PENELITIAN
kepik hijau pucat Piezodorus hybneri
dan kepik coklat yang disebut Penelitian dilaksanakan selama
dengan Riptortus linearis (Prayogo, 4 bulan di laboratorium Hama
2011). Tanaman Fakultas Pertanian
Kepik hijau dapat menyerang Universitas Tanjungpura Pontianak.
tanaman kacang-kacangan, kentang Bahan yang digunakan adalah imago
dan lain-lain (polifag). Gejala serangga N. viridula (L.) dan polong
serangan yang ditimbulkan oleh kacang panjang. Alat yang
kepik hijau yaitu biji menjadi hitam, digunakan yaitu mikroskop, gunting,
busuk, kulit biji keriput, dan bercak- toples, pinset, kain kasa, kamera, alat
bercak coklat; kadang-kadang polong tulis, pengukur suhu dan peralatan
kempes dan gugur dan daun bintik- lainnya yang diperlukan. Polong
bintik. Pada tanaman kacang kedelai yang digunakan adalah polong yang
nilai ambang ekonomi hama ini yaitu ukuran panjangnya kurang lebih
3 ekor/5 tanaman umur 45 hari 70cm, masih muda yang memiliki
(Rukmana dan Sugandi, 1997). ciri dipanen pada umur kurang lebih
Beberapa pengujian di lapangan 10 hari setelah bunga tanaman
menunjukkan bahwa kehilangan kacang mekar, polong sudah terisi
hasil oleh satu ekor N. viridula penuh, warna hijau sudah merata,
dewasa per dua tanaman polong muda mudah dipatahkan,
menimbulkan kerusakan polong segar serta bebas dari pestisida.
sebesar 49% dari luasan 798 ha Polong tersebut merupakan hasil
dengan intensitas serangan sebesar budidaya sendiri. Varietas yang
17,82% (Direktorat Bina digunakan adalah varietas Katrina.
Perlindungan Tanaman, 1999). Perbanyakan dimulai dengan
Unsur pakan (gizi) mengambil serangga dari lapangan
berpengaruh terhadap kehidupan kemudian dipelihara di
serangga. Biji kacang panjang Laboratorium. Setelah imago betina
mengandung karbohidrat (70,00%), bertelur maka telur diambil untuk
protein (17,30%), lemak (1,50%) dan keperluan pengamatan. Wadah
air (12,20%), sehingga komoditi ini pengujian menggunakan toples yang
juga merupakan sumber protein berdiamerer 12 cm dan tinggi 12 cm.
nabati (Haryanto, 2007). Selanjutnya Bagian bawah toples dilubangi dan
dikemukakan bahwa kualitas dan diberi kain kasa. Toples digunakan
kuantitas makanan sangat dengan cara terbalik.
menentukan perkembangan populasi
serangga karena pertumbuhan,

2
Pemeliharaan kohort serangga yang pengamatan serta perhitungan
digunakan adalah 100 ekor kepik sampai serangga yang diamati mati
instar 1 generasi pertama (F1) yang dan penggantian pakan dilakukan
diperoleh dari telur yang diletakkan setiap hari. Parameter yang diamati
secara bersamaan (umur yang sama) dalam penelitian ini adalah : siklus
hasil perbanyakan populasi awal hidup, mortalitas, nisbah sex (sek
sejumlah imago dari lapangan. ratio), fekunditas, fertilitas telur dan
Nimfa instar ke 1 N. viridula (L.) umur imago serta data pendukung
dipelihara sebanyak 100 ekor, berupa suhu dan kelembaban udara.
kemudian dibagi dalam 10 toples Penentuan siklus hidup N. viridula
yang sudah tersisi satu buah kacang (L.) dilakukan dengan cara
panjang muda segar (10 ekor nimfa menghitung lama waktu telur
per toples). Kepik yang telah dibagi menetas, kemudian pada stadium
dalam 10 toples dipelihara sampai nimfa yang diamati adalah lamanya
menjadi imago, selanjutnya imago masing-masing instar, dan pada
yang terbentuk dipelihara secara stadium imago yang diamati adalah
berpasangan hingga menghasilkan lama stadium imago, pra peneluran
telur dan setiap hari dilakukan dan pasca peneluran.

Perhitungan mortalitas menggunakan rumus :


Jumlah Nimfa yang Mati
Mortalitas Nimfa ¿ x 100%
Jumlah Nimfa Seluruhnya

Perhitungan fertilitas telur menggunakan rumus :


Banyaknya telur yang menetas
Fertilitas Telur ¿ x 100%
Banyaknya telur yang diletakkan

Perhitungan suhu udara menggunakan rumus :


2 x suhu pada pagi+ suhu pada siang+ suhu pada sore
Suhu udara¿
4

Perhitungan kelembaban udara menggunakan rumus :


Kelembaban udara
2 x kelembaban pagi+ kelembaban siang+ kelembaban sore
¿
4

HASIL DAN PEMBAHASAN instar berkisar antara 5 – 15 menit


dan sesaat setelah berganti kulit
A. Siklus Hidup seluruh tubuh serangga berwarna
N. viridula (L.) mengalami lebih muda dari kondisi sempurna
metamorfosis bertahap berganti kulit, setelah 30 – 45 menit
(paurometabola) yaitu dimulai dari maka akan berubah warna sesuai
stadia telur, nimfa dan imago. Proses dengan warna instar masing–masing.
pergantian kulit dari masing–masing Umur N. viridula (L.)) dari telur

3
sampai mati berlangsung selama 6 - 1. Telur
115 hari. Hasil siklus hidup dan Telur N. viridula (L.) berbentuk
jumlah telur yang dihasilkan kepik oval agak bulat seperti cangkir atau
pada penelitian ini memiliki tong yang diletakkan secara
perbedaa dengan pendapat yang berkelompok dan kelompok telur
dikemukakan oleh Squitier (2013) biasanya membentuk trapesium.
dan Pracaya (2007), yaitu siklus Telur diletakkan di dinding toples
hidup N. viridula (L.) berlangsung pengujian, pada kacang dan
65 – 70 hari dan jumlah telur yang menempel pada kain kasa penutup
dihasilkan 1100 butir sedangkan dari lubang toples pengujian di
hasil penelitian ini siklus hidup N. laboratorium, sedangkan di lapangan
viridula (L.) berlangsung 44 – 80 telur diletakkan pada permukaan
hari dan jumlah telur yang dihasilkan daun bagian atas maupun bawah
3071 butir. Hal ini terjadi karena serta pada polong dan batang
perbedaan tempat dilakukannya tanaman inang. Hal ini sesuai dengan
penelitian yaitu di lapangan dan di pernyataan Nurjanah (2008) bahwa
laboratorium yang keduanya telur diletakkan secara berkelompok
dipengaruhi faktor lingkungan dan pada permukaan daun bagian atas
pengontrolan yang berbeda. maupun bawah dan telur berbentuk
oval agak bulat seperti tong.

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h) (i)

3
Gambar 1. : (a) Telur, (b) Nimfa instar I, (c) Nimfa instar II, (d) Nimfa instar III,
(e) Nimfa instar IV, (f) Nimfa instar V, (g) Imago betina, (h) Imago

jantan, dan (i) Kepik saat berganti kulit.

telur yang berdiri maka yang diukur


Proses meletakkan telur diawali adalah tinggi telur dan diameter pada
dengan imago betina mencari tempat lubang keluar nimfa saat menetas
yang aman untuk meletakakan yang berada pada permukaan atas
telurnya, kemudian dari telur. Ukuran tinggi telur berkisar
ovipositornya keluar cairan berwarna antara 0,59 – 0,62 mm (rata – rata
bening. Menurut Cahyadi (2004) 0,60 mm). Diameter lubang pada
bahwa cairan yang dikeluarkan telur tempat keluarnya kepik berkisar
imago betina dalam proses antara 0,55 – 0,60 mm (rata – rata
meletakkan telur tersebut befungsi 0,56 mm). Telur diletakkan secara
untuk merekatkan telur pada berkelompok, satu pasang kepik bisa
permukaan tempat meletakkan telur menghasilkan 2 – 16 kelompok telur,
dan merekatkan telur dengan telur jumlah telur berkisar 113 - 780 butir
yang lainnya sehingga membentuk perpasang, masa stadium telur
paket telur. Karena bentuk telur yang berkisar antara 5 - 9 hari.
seperti tabung dan posisi kelompok

Tabel 1. Rentang Umur, Rerata Panjang, Lebar, Panjang Antena, Panjang


Tungkai, dan Lebar Toraks Nezara viridula (L.)
Rerata Ukuran Tubuh (mm) ± Sd1)
Panjang Panjang
Stadium N Rentang Umur Tinggi Panjang Lebar Lebar Thorax Antenna Tungkai
(hari)
- - - - -
Telur 5 5 – 9 ± 0,76 0,60 ±
0,011
Instar 1 5 4 – 5 ± 0,42 - 1,08 ± 0,13 1,02 ± 0,32 1,03 ± 0,40 0,62 ± 0,046 0,90 ± 0,20
Instar 2 5 5 – 11 ± 1,78 - 2,13 ± 0,24 2,23 ± 0,25 2.03 ± 0,41 1,68 ± 0,24 2,91 ± 0,72
Instar 3 5 5 – 12 ± 2,75 - 4,24 ± 0,27 3,26 ± 0,27 2,52 ± 0,097 2,64 ± 0,99 2,64 ± 0,17
Instar 4 5 6 – 12 ± 2,49 - 6,89 ± 0,40 5,25 ± 0,33 4,18 ± 0,33 2,95 ± 0,76 4,70 ± 0,13
Instar 5 5 9 – 16 ± 2,40 - 8,95 ± 0,42 6,73 ± 0,18 5,98 ± 0,33 4,26 ± 0,67 6,96 ± 0,71
Pra 5 15 – 47 ± 10,19
peneluran
Waktu 5 7 – 47 ± 13,36
bertelur
Pasca
5 2 – 47 ± 12,50
bertelur
Imago 5 1 – 81 ± 28,48 - 14,2 ± 0,45 7,90 ± 0,74 8,80 ± 0,84 6,40 ± 0,55 12,1 ± 0,96
jantan
Imago 5 12 – 86 ± 15,62 - 16,4 ± 0,55 9,20 ± 0,45 8,00 ± 0,70 7,40 ± 1,14 13,1 ± 1,24
betina
Siklus 5 44 – 80 ± 10,97
hidup
Umur 5 6 – 115 ± 12,51

Keterangan : Sd1) = 1)Standar deviasi, n = jumlah sampel yang diukur

3
2. Nimfa nimfa berwarna berwarna hitam,
pada caput sampai toraks berwarna
a. Instar 1
hitam pekat, pada abdomen masih
Stadium nimfa dimulai dari
berwarna coklat atau caramel namun
sejak keluar dari telur hingga
lebih gelap dibandingkan dengan
menjadi imago. Stadium nimfa pada
warna pada instar I. Pada sisi lateral
Nezara viridula (L.) terdapat 5
tubuh nimfa instar II terdapat corak
stadium. Proses keluarnya nimfa dari
berupa titik – titik berwarna putih
telur berlangsung selama 5 - 15
yang berjejer dimulai dari ujung
menit. Perubahan pada setiap
bawah toraks hingga ke bagian
stadium ditandai degan pergantian
posterior tubuh, juga terdapat corak
kulit pada serangga, pergantian kulit
berupa titik – titik berwarna
setiap instar berlangsung selama
kekuningan pada bagian dorsal,
kurang lebih 5 - 15 menit. Stadium
mirip seperti corak pada bagain
nimfa berlangsung selama 25 - 33
lateral namun letaknya lebih ke
hari.
bagian tengah tubuh serangga.
Nimfa instar I N. viridula (L.)
Tungkai dan antenna sudah berubah
yang baru menetas belum aktif
warnna menjadi hitam dan pada
bergerak dan berkumpul di sekitar
tungkai dan antenna tetap terdapat
telur serta hidup berkelompok.
rambut – rambut duri halus sama
Nimfa instar I berbentuk bulat. Instar
seperti pada instar I. (Gambar. 1c).
pertama berwarna coklat muda atau
Lama nimfa instar II hingga berganti
caramel pada bagian toraks terdapat
kulit sekitar 5 - 11 hari.
corak berbentuk oval berwarna
kuning serta pada bagian tubuh
c. Instar III
terdapat 2 garis hitam yang lebar dan
terdapat 4 bintil berwarna kuning. Nimfa instar III masih
Tungkai dan antenna berwarna berbentuk bulat sama seperti instar I
coklat muda dan tampak seperti dan II namun corak titik – titik pada
transparan, pada tungkai dan antenna posterior instar III lebih besar dan
terdapat rambut-rambut duri halus lebih banyak serta menyebar sampai
yang berada di sekeliling tungkai dan ke bagian anterior. Nimfa instar III
antenna kemudian ruas pada antenna hidup menyebar / tidak berkelompok
N. viridula (L.) terdapat 5 ruas dan aktif mencari makan. Lubang -
(gambar. 1b). Lama stadium nimfa lubang spirakel pada sisi abdomen
instar I N. viridula (L.) berkisar juga sudah jelas terlihat. Antenna
antara 4 - 5 hari. dan tungkai berwarna lebih gelap
atau lebih hitam dari instar I dan II
(Gambar. 1d). Lama nimfa instar III
b. Instar II hingga berganti kulit sekitar 5 - 12
Setelah nimfa instar I berganti hari.
kulit, maka instar tersebut berubah
menjadi instar II. Nimfa instar II
d. Instar IV
masih berbentuk bulat, sudah mulai
aktif bergerak dan mencari makan Nimfa instar IV N. viridula (L.)
dengan menempel pada kacang aktif bergerak dan mencari makan
panjang yang berada di dalam toples serta tidak berkelompok. Instar IV
pengamatan. Berwarna instar II pada kepik hijau tubuhnya berwarna

3
hijau muda, Toraks berwara hijau
muda dan terdapat bintik – bintik
hitam yang menyebar lebih jarang
dari pada bagian tubuh, pada bagian
lateral toraks berwarna kuning
terang. Caput instar IV berwarna
hijau muda seperti toraks. Bagian
abdomen instar IV berwarna hijau
terang atau seperti hijau pucuk daun
pisang, di bagian lateral abdomen
dikelilingi lubang spirakel, serta pada

3
bagian lateral abdomen hingga imago jantan lebih kecil dari imago
lateral tubuh kepik terdapat corak betina, yaitu berbentuk bulat
berwarna merah muda. Antenna panjang. Bagian ventral tubuh lebih
kepik berwarna hitam, namun pada terang dan lebih cembung daripada
tungkai setiap ruas pada tungkai bagian dorsalnya. Antenna filiform,
memiliki warna yang berbeda, pada berwarna hijau terang dan terdiri dari
femur berwarna hijau terang, tibia 5 ruas. Tungkai berwarna hijau
berwarna merah muda dan tarsus terang terutama pada femur dan tibia,
berwarna hitam (Gambar. 1e). Lama bagian ini juga memiliki rambut –
nimfa instar IV hingga berganti kulit rambut halus. Perbedaan antara
sekitar 6 - 12 hari. imago jantan dan betina dapat dilihat
dari ukuran tubuhnya, imago jantan
memiliki ukuran tubuh yang lebih
e. Instar V kecil dibandingkan ukuran tubuh
Nimfa instar V N. viridula (L.) imago betina. Selain pada ukuran
lebih aktif bergerak dan mencari tubuh perbedaan juga dapat dilihat
makan serta menyebar/ tidak pada abdomen, abdomen imago
berkelompok, Nimfa instar V jantan lebih kecil daripada abdomen
berwarna dominan hijau muda, imago betina. Warna pada imago
namun pada bagian posterior tubuh jantan biasanya lebih terang dari
dan pada abdomen nimfa berwarna imago betina. Selain itu, imago
kekuningan. Bagian lateral tubuh jantan dan imago betina dapat
nimfa instar V dikelilingi corak dibedakan pada bagian ujung
berwarna merah muda dimulai dari abdomennya, pada imago jantan
bagia anterior hingga bagian lebih pendek agak membulat
posterior, pada bagian dorsal tubuh sedangkan pada imago betina lebih
masih terdapat corak bintik –bintik panjang dan meruncing (gambar. 1g
berwarna putih dan merah muda dan 1h). Masa hidup imago betina
sedangkan pada bagian toraks lebih lama dibandingkan dengan
berbintik – bintik hitam yang imago jantan, pada serangga jantan
menyebar, pada caput tetap berwarna berkisar antara 3 – 81 hari sedangkan
hijau. Antenna kepik berwarna imago betina berkisar antara 12 – 86
hitam, namun pada tungkai setiap hari. Menurut Kalsoven (1981), pada
ruas pada tungkai memiliki warna imago betina memiliki cadangan
yang berbeda, pada femur berwarna lemak yang lebih banyak dari pada
hijau terang, tibia berwarna merah imago jantan yang menyebabkan
muda namun agak memudar dan imago betina lebih banyak
tarsus berwarna hitam kecoklatan. mempunyai energi untuk
(Gambar. 1f). Lama nimfa instar V kehidupannya.
hingga berganti menjadi imago Pada tabel 1 menunjukkan
sekitar 9 - 16 hari. bahwa umur N. viridula (L.) dari
nimfa instar I sampai nimfa instar V
berlangsung selama 24 – 34 hari,
3. Imago umur imago jantan berlangsung
selama 3 – 81 hari, dan umur imago
Imago N. viridula (L.) betina berlangsung selama 12 – 86
berwarna hijau terang relatif sama hari. Sedangkan umur N. viridula
antara warna imago jantan dan imago (L.) dari telur sampai mati
betina. Bentuk dan ukuran tubuh

7
berlangsung selama 6 – 115 hari. Hal kopulasi akan lebih tinggi sehingga
ini menunjukkan bahwa masa pra reproduksi serangga akan lebih
dewasa (dari instar I sampai instar V) tinggi. Perbandingan imago jantan
dan masa dewasa memiliki umur dan imago betina hampir sama, hal
yang panjang sehingga perlu ini dikarenakan kemampuan
dilakukan tindakan pengendalian berkembang biak dan kecepatan
agar tidak menimbulkan kerugian berkembang biak pada serangga
untuk petani tanaman kacang – cukup tinggi yang disebabkan oleh
kacangan. kualitas dan ketersediaan makanan
Fase yang aktif mencari makan yang baik serta keadaan ingkungan
yaitu dari nimfa instar III sampai yang mendukung seperti suhu dan
menjadi imago, sehingga pada fase – kelembaban yang cocok bagi
fase tersebut akan menyebabkan serangga dalam menghasilkan
banyak kerugian. Hal ini didukung keturunan. Menurut Divya et al,.
dengan pernyataan Sodiq (2009), (2011) pada Acerophagus papaya
hama N. viridula (L.) merupakan semakin berkurang kualitas pakan
hama penghisap polong yang yang diberikan maka jumlah
tersebar luas, dan sering keturunan betina semakin berkurang.
menimbulkan kerusakan pada Salah satu faktor yang
kedelai, kacang hijau dan kacang- mempengaruhi pertumbuhan
kacangan, baik serangga dewasa populasi dan serangan hama polong
maupun nimfa instar III, instar IV di lapang adalah tanaman inang yang
dan instar V. N. viridula (L.) dapat tersedia secara terus-menerus. Selain
menyerang tanaman kacang- itu hama polong tersebut memiliki
kacangan, kentang dan lain- lain banyak jenis tanaman inang lain
(Polifag). Gejala serangan yang baik yang dibudidayakan maupun
ditimbulkan oleh N. viridula (L.) yang tidak dibudidayakan. Apabila
yaitu biji menjadi hitam, busuk,kulit makanan dalam keadaan
biji keriput, dan bercak-bercak melimpah, sedang populasi serangga
coklat; kadang-kadang polong rendah, maka populasi tersebut akan
kempes dan gugur dan daun bintik- tumbuh dan meningkat dengan cepat.
bintik. Pada tanaman kacang kedelai Sebaliknya jika suplai makanan
nilai ambang ekonomi hama ini yaitu berkurang maka populasi akan
3 ekor/5 tanaman sampel umur 45 menurun (Tengkano et al., 2012).
hari (Rukmana dan Sugandi, 1997).

C. Keperidian

B. Nisbah Seks (Sex Ratio) Satu ekor imago betina N.


viridula (L.) mampu menghasikan
Hasil pengamatan sex ratio dari telur sebanyak 113 – 780 butir telur
nimfa instar V yang menjadi imago selama hidupnya, dengan jumlah
menghasilkan 22 ekor imago jantan kelompok 2 – 16 kelompok telur /
dan 21 ekor imago betina. Hasil pasang kepik. Satu kelompok
pengamatan menunjukkan bahwa terdapat 1 – 139 butir telur. Waktu
nisbah sex kepik hijau pada tanaman imago betina selama menghasilkan
kacang panjang yaitu 1 : 1, artinya telur berkisar antara 7 - 47 hari.
kemungkinan serangga jantan dan Periode pasca peneluran berkisar
serangga betina bertemu melakukan antara 2 - 47 hari. Jumlah telur pada

8
peletakan pertama tidak selalu lebih berisi atau kempis dan polong
banyak jumlahnya dari peletakan kacang panjang tidak terbentuk
kedua dan seterusnya atau tidak sempurna, ini dikarenakan satu
teratur dalam jumlah telur di setiap pasang imago kepik jantan dan
peletakan telur. betina bisa meghasilkan lebih dari 1
Hasil penelitian menunjukkan kelompok telur sehingga jumlah
bahwa dari 21 pasangan imago nimfa baru yang membutuhkan
terdapat 3 pasangan yang tidak makanan juga akan bertambah serta
menghasilkan telur, disebabkan akan terjadi kompetisi antara
karena ketidakcocokan antara jantan individu untuk mendapatkan
dengan betina dalam pemasangan makanan, hal ini sesuai dengan
imago yang dilakukan dan 7 pasang pendapat Iman dan Wedanimbi
yang imago jantannya mati sebelum (2002) yaitu stadia nimfa dan imago
proses perkawinan sehingga imago kepik hijau sangat merugikan
betina tidak dapat menghasilkan tanaman kacang – kacangan, karena
telur. Telur-telur yang dihasilkan pada stadia ini hama menghisap
imago betina sebagian besar dapat cairan polong sebagai makanannya.
menetas hanya terdapat 1 pasangan
saja yang tidak menetas. Semakin
banyak telur yang dihasilkan, maka D. Daya Tahan Hidup
semakin banyak pula telur yang tidak Setelah dilakukan pengamatan
menetas. Menurut Astriyani, dkk pada kohort, daya tahan hidup pada
(2012) bahwa telur yang tidak dapat setiap instar memiliki perbedaan.
menetas secara instrinsik, imago Perbedaa tersebut dapat dilihat dari
jantan tidak sanggup membuahi, jumlah kohort yaitu pada nimfa
sehingga banyak telur yang tidak instar I sampai V, nimfa instar I
dibuahi. Keperidian yang tinggi berjumlah dari 100 menjadi 80 ekor,
dapat menyebabkan tanaman instar II berjumlah 73 ekor, instar III
mengalami kerusakan yang cukup berjumlah 68 ekor, instar IV
besar, seperti pada tanaman kacang berjumlah 59 ekor dan instar V
panjang keperidian seperti ini akan berjumlah 43 ekor.
membuat bakal buah kacang tidak

80
Jumlah serangga

80 73 68
59
60
43
40
20
0
Instar I Instar II Instar III Instar IV Instar V
stadia

Gambar 2. Gafik jumlah kepik Nezara viridula (L.) dari instar I – V pada Pakan
Polong Kacang Panjang

Gambar 2. kepik yang tersisa semakin


menunjukkan bahwa jumlah menurun dari instar I hingga

9
instar V. Mortalitas nimfa
dari instar I

9
sampai instar V memiliki persentase dihasilkan imago betina berkisar
yang berbeda, dengan nilai antara 113 – 780 butir telur
persentase mortalitas instar I (20%), perpasang. Telur diletakkan
instar II (8,75%), instar III (6,84%), perkelompok, satu pasang
instar IV (13,27%), dan instar V berkisar 2 – 16 kelompok telur.
(27,11%), yang berarti data tersebut 4) Ketahanan hidup dari instar I
menunjukkan pada instar I terdapat nilainya kecil, sedangkan pada
20 ekor nimfa yang mati, instar II 7 instar – instar selanjutya
ekor nimfa yang mati, instar III 5 ketahanan hidup lebih besar, hal
ekor nimfa, instar IV 9 ekor dan ini dapat dilihat dari mortalitas
instar V berjumlah 16 ekor nimfa dari masing – masing instar
yang mati, data ini dihitung yaitu mortalitas instar I (20%)
menggunakan rumus mortalitas dengan jumlah nimfa yang mati
nimfa. Hal ini menunjukkan bahwa 20 ekor, instar II (8,75%) jumlah
mortalitas N. viridula (L.) pada instar nimfa yang mati 7 ekor, instar
I dan instar V cukup tinggi. Hal III (6,84%) jumlah yang mati 5
tersebut diakibatkan kurangnya ekor, instar IV (13,27%) jumlah
energi yang dibutuhkan untuk nimfa yang mati 9 ekor, dan
perkembangan ke instar selanjutya. instar V (27,11%) jumlah nimfa
Menurut Handayani (2008), serangga yang mati 16 ekor.
akan dapat tumbuh dengan normal
apabila memperoleh pakan dalam
kualitas dan kuantitas yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA

PENUTUP Astriyani, N.N.K, Darmiati, N, dan


Susila, W. 2012. Studi
A. Kesimpulan Biologi Ulat Bulu
Lymantria WIK.
Berdasarkan hasil penelitian (Lepidoptera : Lymantridae)
dapat disimpulkan bahwa biologi Pada Tanaman Mangga.
kepik labu yang diberi pakan kacang Denpasar Bali : Jurnal
panjang adalah sebagai berikut : Agrotrop. 2 (2) : 109 – 115.
1) Umur kepik imago jantan
Nezara viridula (L.) berkisar Cahyadi, A.T. 2004. Biologi Sycanus
antara 1 – 81 hari sedangkan Annulicornis (Hemiptera :
umur imago betina lebih panjang REDUVIIDAE) pada
berkisar antara 12 - 86 hari. Tiga Jenis Mangsa.
Instar I (4 – 5) hari, instar II (5 – Dapartemen Hama dan
11) hari, instar III (5 – 12) hari, Penyakit Tumbuhan. Institut
instar IV (6 – 12) hari dan instar Pertanian Bogor. Bogor.
V (9 – 16) hari. Skripsi.
2) Sex ratio Nezara viridula (L.) Direktorat Bina Perlindungan
yang diberi pakan tanaman Tanaman. 1999. Dominasi
kacang panjang adalah 1 : 1 dan Tingkat Serangan
Hama Kedelai. Direktorat
3) Fertilitas berkisar antara 0% - Bina Perlindungan Tanaman.
96,47 %. Jumlah telur yang

10
Divya. S., Kalyanasundarama, M. & Meningkatkan Efikasi
Karuppuchamy. P. 2011. Pengendalian Telur Kepik
Effect of Adult Coklat Riptortus linearis
nutrition on longevity and pada Kedelai. Balai
parasition efficiency of Penelitian Tanaman
Acerophagus papaya Noyes Kacang-kacangan dan Umbi-
ad Schauff (Hymenoptera: umbian. Malang.
Encyrtidae). Department of Rukmana, R dan U Sugandi. 1997.
Agricultural Entomology, Hama Tanaman dan Teknik
Tamil Nadu Agricultural Pengendalian.
University. Coimbatore Penerbit Kanisius,
641 003. India. Journal of Yogyakarta.
Biological Control, 25 (4):
316–319. Sodiq, M. 2009. Ketahanan Tanaman
terhadap Hama. Universitas
Handayani FD. 2008. Biologi Pembangunan Nasional
Carpophilus hemipterus L. “Veteran”, Jawa Timur.
(Coleoptera: Nitidulidae)
pada Kacang Tanah Tengkano W, M Iman dan AM
(Arachis hypogaea L.). Tohir. 2012. Bioekologi,
Skripsi. Fakultas Serangan dan Pengendalian
Pertanian Universitas Hama Pengisap dan
Brawijaya. Malang. Penggerek Polong Kedelai.
Balai Penelitian Tanaman
Haryanto E, T. Suhartini dan E. Pangan, Bogor.
Rahayu. 2007. Budidaya
Kacang Panjang.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Iman, M. dan W. Tengkano. 2002.
Buku Pegangan Hama –
Hama Kedelai di
Indonesia. Balai Penelitian
Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik
Pertanian. Bogor. Hal 8 – 32.
Kalshoven, L. G. E., 1981. Pest of
Crops in Indonesia. Revised
and translate by P. A.
Vanden Laan. PT Ichtiar
Baru Van Hoeve. Jakarta.
Nurjanah, S. 2008. Penyuluhan
Pertanian Madya
Pasbangluhtan. BPTP.
Yogyakarta.
Pragoyo, Y. 2011. Kombinasi
Pestisida Nabati Dan
Cendawan Entomopatogen
Lecanicillium lecanii untuk

11

You might also like