You are on page 1of 11

PERANAN JAMUR Rhizoctonia sp.

ASAL TAMAN NASIONAL RAWA AOPA


WATUMOHAI SULAWESI TENGGARA TERHADAP KEBERHASILAN
AKLIMATISASI DAN LAJU PERTUMBUHAN PLANLET
ANGGREK MACAN (Grammatophyllum scriptum BL.)
Rita Ningsih*, Sri Ambardini dan Denofia
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari

*Corresponding author: biologi@unhalu.ac.id

Abstract

The aim of this research was to know the role of Rhizoctonia sp. fungus from Taman Nasional
Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) to the successfully acclimatization and growth rate of tiger
orchid planlet (Grammatophyllum scriptum Bl.) as well to know successfully infection of fungus
Rhizoctonia sp. at the planlet root. The procedure of this research consists 3 main steps, they were
fungus inoculation on orchid’s growing media, growth test and verification of successfully infection
on planlet root. Growth test consisting of 3 treatments namely control (without nutrition and fungi)
(K0); Rhizoctonia sp. application (R1); Rhizoctonia sp. + nutrition Potato Dextrose Borth (PDB)
(R2) with the repetition for 8 times, then the growth data was analysed by statistics utilizes to F-test
and continue by BNT-test on 95% trusty level. The result of the research showed that R2 treatment
increase high planlet, leaf and root number. All the mean score of research indicator R2 was
highest compared R1 and K0. The result of F-test showed R1 and R2 treatment gave significant
influence toward the high planlet, leaf and root number growth. Except, fresh and dry weight
planlet. Eventhough, fresh and dry weight was higher compared than K0 acclimatization period for
a month. Rhizoctonia sp. fungus infected planlet root through velamen to eksodermis and cortex by
forming hifa scroll (pelotons).

Keywords : Rhizoctonia sp., tiger orchid (Grammatophyllum scriptum Bl.), planlet, aclimatization, peloton

PENDAHULUAN 50 kuntum dan waktu berbunga yang cukup


Indonesia merupakan salah satu wilayah lama yaitu mulai bulan Januari sampai
tropis yang berada pada garis Wallacea Agustus (Brink & Backer, 1968; Madulid,
dengan keanekaragaman tumbuhan yang 2002).
melimpah. Banyak tanaman yang dibudidaya- Meningkatnya kesadaran masyarakat
kan oleh masyarakat diantaranya tanaman akan estetika dan kesegaran lingkungan
anggrek, seperti anggrek macan (Grammato- menyebabkan permintaan akan bunga
phyllum scriptum Bl.). Menurut Effendie anggrek dan tanaman hias lainnya meningkat
(1994), anggrek merupakan salah satu pula, maka sangat tepat jika bunga anggrek
komoditas bunga potong bernilai ekonomi dibudidayakan baik untuk tujuan keindahan,
tinggi yang menduduki posisi keempat bunga kelestarian lingkungan maupun untuk usaha
potong yang disukai konsumen dalam negeri (Agrobisnis). Pembudidayaan anggrek ini
setelah mawar, sedap malam dan krisan. dapat dilakukan dengan cara perbanyakan
Anggrek macan merupakan salah satu vegetatif buatan yang dapat ditempuh melalui
jenis yang sangat menarik dan terkenal, teknik kultur jaringan. Melalui teknik ini
pseudobulb-nya berukuran ±20 cm, mempu- perbanyakan dapat ditempuh melalui kultur
nyai 3–4 daun-daun yang kuat dengan tunas atau potongan daun sedangkan
panjang 1 m. Keunggulan anggrek macan perbanyakan generatif melalui kultur biji
adalah habitusnya yang tegap dan kuat, sehingga memungkinkan diperoleh anggrek
jumlah bunga yang sangat banyak yaitu 25–

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 58


Rita Ningsih dkk Peranan Jamur Rhizoctonia sp.

hasil silangan baik secara alami maupun pengaruh pemberian jamur Rhizoctonia sp.
buatan. asal Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Mikoriza merupakan suatu bentuk (TNRAW) terhadap keberhasilan aklimatisasi
simbiosis mutualistik antara jamur dan akar dan laju pertumbuhan planlet anggrek macan
tanaman (Brundrett et al., 1996). Lebih dari serta tingkat keberhasilan infeksi jamur
90% dari spesies tanaman terrestrial berpem- Rhizoctonia sp. pada akar planlet anggrek
buluh memiliki sebuah simbiosis yang saling macan.
menguntungkan antara akar dan jamur.
Tanaman anggrek memerlukan infeksi jamur MATERIAL DAN METODE
mikoriza untuk melengkapi siklus hidupnya. Penelitian ini telah dilaksanakan di
Biji tanaman anggrek memiliki sedikit sekali Laboratorium Mikrobiologi, Botani dan
bahkan hampir tidak memiliki endosperma, Green House Jurusan Biologi FMIPA
sehingga secara alami beberapa spesies Universitas Halu Oleo Kendari. Alat dan
anggrek dapat mengalami suatu mekanisme bahan yang digunakan Laminar Air Flow
yang menyebabkan tertundanya perkecam- Cabinet (LAFC), mikroskop Nikon tipe 1200,
bahan. Keberadaan miselium mikoriza yang autoklaf, stirrer magnetic, inkubator, lux
kompatibel dapat membantu menginisiasi dan meter, erlenmeyer, hot plate, timbangan
meningkatkan perkecambahan anggrek secara analitik, kamera, jarum inokulasi, tabung
signifikan (Andersen & Rasmussen, 1996). reaksi, cork borer, higrometer, termometer,
Jamur yang berasosiasi dengan anggrek pisau cutter, anyaman kawat, pot plastik, silet,
umumnya berasal dari subdivisi Basidio- cawan petri, pipet volume, gelas ukur, planlet
mycotinae kelas Hymenomycetes genus anggrek macan (Grammatophyllum scriptum
Rhizoctonia (Agustini, 2003). Keberadaan Bl.) berumur 5 bulan sejak dikultur, moss,
mikoriza pada anggrek ditandai dengan isolat jamur Rhizoctonia sp., PDA (Potato
adanya gulungan hifa atau diistilahkan dengan Dextrosa Agar), PDB (Potato Dextrose
nama “peloton” yang mengisi sel korteks Broth), FAA, safranin 1%, alkohol 70% dan
akar, batang atau protokorm (Peterson & 96%, gliserin 30%. Penelitian ini disusun
Farquhar, 1994). berdasarkan pola Rancangan Acak Lengkap
Beberapa biji anggrek sulit dikecambah- (RAL) dengan tiga perlakuan dan delapan
kan secara in vitro dalam media buatan ulangan.
(perkecambahan asimbiotik) sehingga diper- Prosedur penelitian terdiri dari tiga
lukan kehadiran hifa jamur tertentu dalam tahapan utama yaitu inokulasi jamur pada
media tumbuh (perkecambahan simbiotik). media tumbuh anggrek, uji pertumbuhan dan
Selain itu anakan anggrek hasil kultur verifikasi keberhasilan infeksi pada akar
jaringan biasanya memiliki daya hidup dan planlet. Jamur Rhizoctonia sp. yang telah
laju pertumbuhan yang rendah ketika melalui diremajakan diinokulasikan ke media moss (7
tahap aklimatisasi di rumah kaca. Diduga g/pot) dengan meletakkan 3 plak/pot yang
salah satu penyebabnya karena ketidakhadiran masing-masing plak berdiameter 5 milimeter
jamur mikoriza di dalam akarnya. dengan menggunakan cork borer. Selanjut-
Jamur Rhizoctonia sp. berhasil diisolasi nya diinkubasi selama 2 minggu, pada R2
dari akar anggrek tanah (Spathoglottis diberikan media PDB setiap 2 hari sekali. Uji
plicata) yang berasal dari Taman Nasional pertumbuhan terdiri dari 3 perlakuan yaitu
Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) (Dinarni, kontrol (K0), pemberian Rhizoctonia sp. (R1),
2011). Pemberian jamur Rhizoctonia sp. asal pemberian Rhizoctonia sp. dan nutrisi PDB
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai untuk jamur (R2). Setiap pot yang berisi moss
(TNRAW) pada akar anakan anggrek macan pada ketiga perlakuan tersebut ditanami 1
hasil kultur jaringan diharapkan dapat planlet anggrek macan. Proses aklimatisasi
meningkatkan keberhasilan aklimatisasi dan dilakukan selama 4 minggu di dalam rumah
laju partumbuhan planlet anggrek tersebut. kaca. Minggu pertama disungkup 24 jam,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minggu kedua dibuka sungkup 1 jam setiap

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 59


Rita Ningsih dkk Peranan Jamur Rhizoctonia sp.

pagi hari, minggu ketiga dibuka dari pagi Hasil uji lanjut (BNT) menunjukkan
sampai siang, minggu keempat dibuka dari bahwa pemberian jamur Rhizoctonia sp.
pagi sampai sore. Untuk memastikan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
keberhasilan infeksi pada akar planlet anggrek tinggi planlet anggrek macan, perlakuan R1
macan dilakukan verifikasi berupa pengamat- dan R2 berbeda nyata dengan K0, namun R2
an terhadap irisan melintang akar planlet. tidak berbeda nyata dengan R1 seperti yang
Selanjutnya data pertumbuhan dianalisis tercantum pada Tabel 1. Hasil penelitian ini
secara statistik dengan menggunakan uji-F selaras dengan Wu et al., (2010) menyatakan
yang dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf bahwa pemberian inokulasi Rhizoctonia sp.
kepercayaan 95%. pada anggrek Cymbidium georingii menun-
jukkan adanya perbedaan yang signifikan
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap tinggi tanaman.
Hasil analisis deskriptif rata-rata Hal ini disebabkan karena mikoriza
pertumbuhan tinggi planlet anggrek macan memberikan peranannya secara baik terhadap
pada perlakuan jamur Rhizoctonia sp. dengan penyerapan kebutuhan unsur hara untuk
penambahan nutrisi (R2) paling tinggi peningkatan tinggi planlet. Dengan adanya
dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini infeksi mikoriza pada planlet anggrek maka
menunjukkan bahwa kombinasi pemberian jumlah unsur hara yang diserap tanaman pun
jamur Rhizoctonia sp. aktif berperan dalam relatif banyak. Diduga tanaman anggrek yang
merangsang pertumbuhan tinggi planlet masih sangat muda ini rentan untuk ditanam
anggrek. secara individu. Hal ini diperkuat dengan data
Grafik rata-rata pertumbuhan tinggi penelitian ini yang cenderung baik dalam
planlet anggrek macan selama 4 minggu meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah
disajikan pada Gambar 1. Rata-rata pertum- perlakuan yang diinokulasi dengan jamur.
buhan tinggi planlet anggrek macan dari Jumlah Daun Planlet Anggrek
ketiga perlakuan mengalami peningkatan. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun
Rata-rata pertumbuhan tinggi planlet yang planlet anggrek macan dari ketiga perlakuan
terendah terdapat pada perlakuan K0 (tanpa mengalami peningkatan pertumbuhan jumlah
jamur dan nutrisi), hal ini terlihat pada daun. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun
perlakuan K0 diawali dengan pengamatan terendah terdapat pada K0 (tanpa jamur
tinggi planlet rata-rata 3,18 cm dan diakhir Rhizoctonia sp. dan tanpa nutrisi). Hal ini
pengamatan menjadi 3,93 cm. Pertumbuhan terlihat bahwa K0 diawal pengamatan
tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian memiliki rata-rata jumlah daun 5,00 helai dan
jamur Rhizoctonia sp. dengan penambahan diakhir pengamatan menjadi 7,38 helai. Rata-
nutrisi (R2) diawali dengan tinggi planlet rata- rata pertumbuhan jumlah daun tertinggi
rata 3,14 cm dan diakhir pengamatan menjadi terdapat pada perlakuan jamur Rhizoctonia sp.
5,34 cm. dengan penambahan nutrisi (R2), diawal
Hasil pengukuran rata-rata tinggi planlet pengamatan memiliki rata-rata jumlah daun
anggrek macan yang telah diberi perlakuan 5,00 helai dan diakhir pengamatan menjadi
jamur Rhizoctonia sp. pada minggu keempat 9,00 helai.
pengamatan disajikan pada Tabel 1. Hasil Grafik rata-rata pertumbuhan jumlah
analisis sidik ragam (uji-F) terhadap daun planlet anggrek macan selama 4 minggu
pertumbuhan tinggi planlet anggrek macan disajikan pada Gambar 2. Hasil pengukuran
pada setiap interval waktu pengamatan saat jumlah daun planlet anggrek macan yang
aklimatisasi menunjukkan bahwa pemberian telah diberi perlakuan jamur Rhizoctonia sp.
jamur Rhizoctonia sp. berpengaruh nyata pada minggu keempat pengamatan disajikan
terhadap pertumbuhan tinggi planlet anggrek pada Tabel 2.
macan pada taraf kepercayaan 95%, hal ini Hasil analisis sidik ragam (Uji-F)
ditunjukkan dengan nilai (Fhit > Ftab). perlakuan pemberian jamur Rhizoctonia sp.
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 60


Rita Ningsih dkk Peranan Jamur Rhizoctonia sp.

planlet anggrek macan pada taraf kepercayaan anggrek macan, K0 tidak berbeda nyata
95%, hal ini ditunjukkan dengan nilai (Fhit > dengan R1, R1 tidak berbeda nyata dengan R2,
Ftab). Hasil uji lanjut (BNT) menunjukkan tetapi perlakuan R2 berbeda nyata dengan K0.
pemberian jamur Rhizoctonia sp. memberikan Chou & Chang (2007), menyatakan bahwa
pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan pemberian inokulasi jamur Rhizoctonia sp.
jumlah daun planlet anggrek macan, pada anggrek Anoectochilus formasanus
perlakuan R1 dan R2 berbeda nyata dengan K0 Hayata menunjukkan adanya perbedaan yang
demikian pula, perlakuan R2 berbeda nyata signifikan terhadap jumlah akar tanaman.
dengan R1. Secara alami, akar berperan sebagai
Munir & Zulman (2011), hal ini ada saluran untuk mensuplai unsur hara dan air
kaitannya dengan tinggi tanaman, jumlah dari media tumbuh ketanaman. Jamur ber-
daun dan tinggi tanaman berbanding tegak peran dalam meningkatkan ketahanan hidup
lurus. Semakin tinggi tanaman maka potensi tanaman terhadap penyakit, kekeringan atau
menghasilkan daun semakin besar. Tinggi kondisi ekstrim lainnya dan meningkatkan
planlet yang dihasilkan relatif sama, sehingga pertumbuhan planlet dengan bertambahnya
jumlah daun yang terbentuk pada masing- kemampuan akar dalam menyerap unsur hara
masing planlet juga cendrung sama. Wu et al., yang dibutuhkan.
(2010), menyatakan bahwa pemberian Semakin banyak jumlah akar planlet
inokulasi jamur Rhizoctonia sp. pada anggrek akan menyebabkan unsur hara yang diserap
Cymbidium georingii menunjukkan adanya akan lebih banyak pula, hal ini disebabkan
perbedaan yang signifikan terhadap jumlah karena hifa mikoriza yang telah menginfeksi
daun. Chou & Chang (2007), menambahkan akar tanaman dapat menjulur sampai 10 meter
bahwa inokulasi jamur Rhizoctonia sp. sehingga mampu menyerap unsur hara dan air
memberikan pengaruh yang signifikan pada daerah yang tidak dapat terjangkau oleh
terhadap jumlah daun pada anggrek akar. Peranan langsung mikoriza adalah
Anoectochilus formosanus Hayata. membantu akar dalam meningkatkan penye-
Jumlah Akar Planlet Anggrek rapan air karena hifa jamur masih mampu
Hasil analisis deskriptif rata-rata menyerap air dari pori-pori tanah pada saat
pertumbuhan jumlah akar planlet anggrek akar tanaman sudah mengalami kesulitan
macan saat aklimatisasi pada perlakuan jamur mengabsorbsi air, hal ini dikarenakan hifa
Rhizoctonia sp. dengan penambahan nutrisi utama jamur di luar akar membentuk
(R2) paling tinggi dibandingkan perlakuan R1 percabangan hifa yang lebih kecil dan halus
maupun kontrol (K0). Hal ini terlihat rata-rata dari rambut akar dengan diameter kira-kira 2
pertumbuhan jumlah akar pada R2 sebesar µm (Sasli, 2004). Oleh karena itu, kehadiran
8,25 dan K0 sebesar 6,625 gram. Hasil jamur ini dapat memperbesar daya serap akar
pengukuran rata-rata jumlah akar planlet serta meningkatkan pertumbuhan planlet baik
anggrek macan yang telah diberi perlakuan tinggi planlet, jumlah daun maupun jumlah
jamur Rhizoctonia sp. pada minggu keempat akar planlet anggrek.
pengamatan disajikan pada Tabel 3. Berat Basah Planlet Anggrek
Hasil analisis sidik ragam (Uji-F) Rata-rata berat basah planlet anggrek
terhadap jumlah akar menunjukkan bahwa macan yang telah diberi perlakuan jamur
perlakuan pemberian jamur Rhizoctonia sp. Rhizoctonia sp. dengan penambahan nutrisi
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (R2) paling tinggi, pada R2 rata-rata berat
jumlah rata-rata akar planlet anggrek macan basah planlet sebesar 0,8236 gram dan rata-
pada taraf kepercayaan 95%, hal ini rata berat basah planlet pada K0 sebesar
ditunjukkan dengan nilai (Fhit > Ftab). Hasil uji 0,6155 gram. Hasil pengukuran berat basah
lanjut (BNT) menunjukkan bahwa pemberian planlet anggrek macan yang telah diberi
jamur Rhizoctonia sp. dengan penambahan perlakuan jamur Rhizoctonia sp. pada minggu
nutrisi (R2) memberikan pengaruh yang nyata keempat pengamatan disajikan pada Tabel 4.
terhadap pertumbuhan jumlah akar planlet

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 61


Rita Ningsih dkk Peranan Jamur Rhizoctonia sp.

Hasil analisis sidik ragam (uji-F) udara yang dibutuhkan anggrek sekitar 70-
pengaruh pemberian jamur Rhizoctonia sp. 80% dan suhu udara pada siang hari 30C.
tidak berpengaruh nyata terhadap berat basah Secara umum pertumbuhan yang baik
planlet pada taraf kepercayaan 95%, hal ini dari isolat jamur Rhizoctonia adalah pada
ditunjukkan dengan nilai (Fhit<Ftab). Sementa- kisaran suhu 25-30C. Irawati (2004) dan
ra Chou & Chang (2007), menambahkan Sneh et al., (1999) menginformasikan bahwa
bahwa inokulasi jamur Rhizoctonia sp. mem- suhu minimal untuk jamur dari daerah
berikan pengaruh yang signifikan terhadap subtropis 14-18C dan untuk jamur dari
berat basah anggrek Anoectochilus daerah tropis suhu maksimal 23-26C.
formosamus Hayata selama 4 bulan di rumah Parmeter & Whitney (1970) menjelaskan
kaca menggunakan gambut sebagai media bahwa isolat dari daerah yang hangat atau dari
tumbuhnya. kondisi rumah kaca mempunyai suhu
Berat Kering Planlet Anggrek pertumbuhan minimal dan maksimal yang
Rata-rata berat kering planlet anggrek lebih tinggi dari pada isolat dari daerah
macan pada perlakuan jamur Rhizoctonia sp. dingin. Hal ini diduga karena pengaruh asal
tanpa nutrisi (R1) menghasilkan berat kering geografis dan substrat yang berbeda.
planlet yang lebih tinggi sebesar 0,0463 gram Subiksa (2002), menyatakan bahwa
dibandingkan dengan perlakuan lainnya, pada efektifitas mikoriza dipengaruhi oleh faktor
R2 rata-rata berat kering planlet sebesar lingkungan yang cocok ditempat percobaan,
0,0422 gram dan rata-rata berat kering planlet yaitu faktor abiotik (konsentrasi hara, pH,
pada K0 sebesar 0,0381 gram. Hasil rata-rata kadar air, temperatur, media dan penggunaan
berat kering planlet anggrek macan yang telah pupuk/pestisida) dan faktor biotik (interaksi
diberi perlakuan jamur Rhizoctonia sp. pada mikroba, tipe perakaran tanaman inang dan
minggu keempat pengamatan disajikan pada komposisi antara fungi mikoriza).
Tabel 5. Larutan nutrisi PDB merupakan
Hasil analisis sidik ragam (uji-F) medium organik semi alamiah atau semi
pengaruh pemberian jamur Rhizoctonia sp. sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang
tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering ditambah dengan senyawa kimia dan medium
planlet anggrek pada taraf kepercayaan 95%, ini merupakan medium umum yang dapat
hal ini ditunjukkan dengan nilai (Fhit < Ftab). digunakan untuk pertumbuhan jamur. Medi-
Hal ini diduga karena waktu penelitian yang um PDB terdiri dari kentang yang berfungsi
kurang lama, sehingga kecepatan pertumbuh- sebagai sumber energi, karbon dan vitamin,
an planlet anggrek belum mencapai taraf dekstrosa sebagai sumber karbon dan akuades
maksimal. Wu et al., (2010), menginokulasi sebagai pelarut untuk menghomogenkan
jamur Rhizoctonia sp. pada anggrek medium dan sumber O2.
Cymbidium georingii selama 9,5 bulan Larutan nutrisi PDB merupakan nutrisi
dengan menggunakan media lumut, vermin- bagi jamur yang berperan dalam memecah
kulit dan pasir (1:1:1) di rumah kaca. senyawa organik menjadi anorganik yang
Faktor lingkungan merupakan hal yang dapat di manfaatkan oleh anggrek, karena
paling berperan dalam pertumbuhan planlet ukuran planlet anggrek yang sangat kecil dan
anggrek. Hal ini kemungkinan sangat kemampuan fotosintesisnya terbatas sehingga
dipengaruhi oleh jumlah cahaya, suhu dan pemenuhan kebutuhan akan nutrisi dapat
kelembaban udara. Selama penelitian suhu terbantu dengan kehadiran jamur. Dekstrosa
udara rata-rata pada pagi hari 29C, siang hari yang terdapat pada nutrisi PDB harus dipecah
31C dan sore hari 29C. Kelembapan rata- menjadi glukosa agar dapat digunakan oleh
rata pada pagi hari 69%, siang hari 65% dan planlet secara langsung, hal ini dapat terjadi
sore hari 70% sedangkan intensitas cahaya dengan bantuan jamur. Jamur memberikan
rata-rata pagi hari 1145 fc, siang hari 2147 fc manfaat bagi tanaman antara lain mening-
dan sore hari 929 fc atau berkisar antara 60- katkan serapan hara terutama phosphor (P),
70%. Menurut Iswanto (2010), kelembapan

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 62


Rita Ningsih dkk Peranan Jamur Rhizoctonia sp.

melindungi tanaman dan serangan patogen disebabkan pada perlakuan R2 ada


akar, mencegah tanaman agar terhindar dari penambahan nutrisi PDB bagi jamur,
kekeringan, mencegah tanaman agar terhindar sehingga jamur lebih efektif dalam mening-
dari keracunan logam berat (Muin, 2002). katkan taraf infeksi. Dari nutrisi PDB ini,
Tingkat Keberhasilan Infeksi Jamur jamur menghasilkan energi dalam bentuk
Rhizoctonia sp. ATP untuk proses respirasi.
Pengamatan struktur anatomi akar Jamur ini tidak membentuk struktur
planlet anggrek dilakukan untuk melihat selubung )mantel(, tetapi hifa penetrasi
keberhasilan infeksi jamur Rhizoctonia sp. biasanya terdapat disekitar organ inang yang
pada akar planlet anggrek. Dari hasil peng- terinfeksi. Jamur membentuk hifa intraseluler
amatan diketahui bahwa pada kontrol tidak yang berupa lilitan yang padat pada jaringan
terlihat adanya peloton (Gambar 3A), tetapi inang. Struktur ini dikenal dengan nama
pada akar yang diberi perlakuan terlihat peloton. Adanya jamur mempermudah penye-
peloton yang tersebar di sekitar korteks rapan unsur hara oleh akar tanaman. Jamur
(Gambar 3B dan 3C). yang menginfeksi akar tanaman berperan
Berdasarkan Gambar 3 nampak adanya dalam perbaikan nutrisi tanaman dan
perbedaan tingkat infeksi jamur terhadap akar meningkatkan pertumbuhan, karena hifa yang
planlet pada perlakuan R1 (perlakuan jamur menginfeksi akar mempunyai kemampuan
Rhizoctonia sp. tanpa nutrisi) dan R2 yang tinggi dalam meningkatkan kapasitas
(perlakuan jamur Rhizoctonia sp. dengan penyerapan unsur hara fosfat, nitrogen, sulfur,
penambahan nutrisi untuk jamur), semakin seng dan unsur esensial lainnya (Andersen &
tinggi tingkat infeksi pada akar maka semakin Rasmussen, 1996).
tinggi pula pertumbuhan planlet (tinggi
planlet, jumlah daun dan jumlah akar). Hal ini

Gambar 1. Grafik rata-rata pertumbuhan tinggi planlet anggrek macan selama 4 minggu

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 63


Rita Ningsih dkk Peranan Jamur Rhizoctonia sp.

Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan tinggi planlet anggrek macan pada minggu keempat pengamatan

Standar Ftab
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Fhit BNT
Deviasi (α = 0,05)
K0 3,93 0,58 a
R1 5,00 0,41 * b
10,37 4,07
R2 5,34 0,27 bc
Keterangan: hasil uji dengan huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata
*) menunjukkan signifikan

Gambar 2. Grafik rata-rata pertumbuhan jumlah daun planlet anggrek macan selama 4 minggu

Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun planlet anggrek macan pada minggu keempat
pengamatan

Ftab
Perlakuan Jumlah Daun (helai) Standar Deviasi Fhit BNT
(α = 0,05)
K0 7,38 0,518 a
R1 8,00 0,576 11,17* 4,07 b
R2 9,00 0,576 c
Keterangan : hasil uji dengan huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata
*) menunjukkan signifikan

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 64


Rita Ningsih dkk Peranan Jamur Rhizoctonia sp.

Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan jumlah akar planlet anggrek macan pada minggu keempat
pengamatan
Ftab
Perlakuan Jumlah Akar Standar Deviasi Fhit BNT
(α = 0,05)
K0 6,625 1,302 a
R1 7,625 0,744 ab
R2 8,25 1,165 3,02* 2,77 b

Keterangan: Hasil uji dengan huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata
*) menunjukkan signifikan

Tabel 4. Rata-rata pertumbuhan berat basah planlet anggrek macan pada minggu keempat
pengamatan

Ftab
Perlakuan Berat Basah (g) Standar Deviasi Fhit
(α = 0,05)
K0 0,615 0,219
R1 0,778 0,243 1,52 3,42
R2 0,823 0,287

Tabel 5. Rata-rata pertumbuhan berat kering planlet anggrek macan pada minggu keempat
pengamatan

Ftab
Perlakuan Berat Kering (g) Standar Deviasi Fhit
(α = 0,05)
K0 0,03810 0,011
R1 0,04630 0,006
1,37 3,42
R2 0,04220 0,005

Gambar 3. Irisan Melintang akar planlet anggrek macan A. Akar kontrol, B. Akar R1, C. Akar
R2. Keterangan: Perbesaran 40 X a. Velamen, b. Eksodermis, c. dan d. Peloton,
e. Korteks, f. Endodermis, g. Stele

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 65


Rita Ningsih dkk Peranan Jamur Rhizoctonia sp.

Gambar 4. Proses Infeksi Jamur Rhizoctonia sp. pada akar planlet anggrek macan
Keterangan: Perbesaran 400 X a. Hifa, b. Velamen, c. Peloton di ujung velamen,
d. Peloton di eksodermis. e. Peloton di Korteks

Jamur Rhizoctonia sp. menginfeksi akar dengan terjadinya proses adhesi atau pelekat-
planlet dengan adanya hifa yang masuk an, hifa )gulungan benang-benang yang
melalui velamen menuju eksodermis dan berasal dari jamur) melekatkan diri pada akar
korteks dengan membentuk gulungan hifa (organ lainnya) sehingga membentuk struktur
(peloton), seperti yang tampak pada Gambar khusus pada permukaan akar. Infeksi hanya
4. Infeksi yang dilakukan oleh jamur dapat dilihat sampai kelapisan korteks yang
Rhizoctonia sp. pada jaringan anggrek ini berdampingan dengan endodermis. Anggrek
terbatas pada akar dan perakaran yang sebagai tanaman inang dalam pertumbuhan-
berlokasi di bawah tanah atau pada anggrek- nya mendapatkan sumber makanan lebih
anggrek epifit yang bagian bawahnya terletak banyak dari dalam tanah dengan bantuan
pada substrat. penyerapan lebih luas dari organ-organ jamur
Proses terbentuknya asosiasi jamur pada sistem perakaran dibandingkan yang
dengan tanaman anggrek diterangkan oleh diserap oleh rambut akar biasa.
Peterson & Farquhar )1994) dalam beberapa
tahap. Tahap pertama diawali dengan KESIMPULAN
terjadinya proses pengenalan oleh jamur yang Berdasarkan hasil pembahasan yang
tertarik pada permukaan akar, batang ataupun telah diuraikan, maka dapat disimpulkan
protokorm (pada anggrek) karena bau/eksudat bahwa:
yang dikeluarkannya. Kemudian disusul

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 66


Rita Ningsih dkk Peranan Jamur Rhizoctonia sp.

1. Perlakuan pemberian jamur Rhizoctonia Brink, B. V. D., & Backer, C. A. (1968).


sp. tanpa penambahan nutrisi PDB (R1) Flora of Java Spermatophytes Only The
maupun dengan penambahan nutrisi PDB Ruksherbarium. Netherlands. III:363.
(R2) berpengaruh secara signifikan dalam Brundrett, M., N. Bougher, B. Dell, T. Grove,
meningkatkan pertumbuhan tinggi tanam- & N. Malajczuk. (1996). Working with
an, jumlah daun dan jumlah akar planlet, Mycorrhizas in Forestry and
namun tidak berpengaruh signifikan Agriculture. ACIAR. Monograph 32.
terhadap peningkatan berat basah dan berat 374 +
kering planlet anggrek macan selama satu Chou, L. C. & Chang, D. C. N. (2007).
bulan periode aklimatisasi. Growth Responses, Enzyme Activities,
2. Jamur Rhizoctonia sp. berhasil menginfek- and Component Changes as Influenced
si akar planlet anggrek macan melalui by Rhizoctonia Orchid Mycorrhiza on
velamen menuju eksodermis dan korteks Anoectochilus formosanus Hayata.
dengan membentuk gulungan hifa Botanical Studies, 48, 445-451.
(peloton). Effendi, K. (1994). Tataniaga dan Perilaku
3. Pengujian isolat jamur Rhizoctonia dari Konsumen Bunga Potong. Bul.
akar anggrek tanah (Spathoglotis plicata) Penelitian Tanaman Hias, 2(2), 17.
yang berasal dari Taman Nasional Rawa Irawati, A. F. C. (2004). Karakterisasi dan
Aopa Watumohai menunjukkan pengaruh Uji Hipovirulensi Rhizoctonia sp. yang
yang positif terhadap pertumbuhan planlet diisolasi dari Perakaran Tanaman
anggrek macan. Vanili. (Tesis tidak dipublikasi).
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
SARAN Iswanto, H. (2010). Petunjuk Praktis
1. Perlunya penambahan waktu pengamatan Merawat Anggrek. Jakarta: Agro Media
untuk melihat pertumbuhan planlet Pustaka.
anggrek macan Madulid, D. A. (2002). A Pictorial Guide to
2. Perlunya dilakukan penelitian yang lebih the Noteworthy Plants of Palawan,
lanjut untuk melihat pertumbuhan planlet Palawan Tropical Forestry Protection
anggrek macan yang di uji coba dengan Programme. Palawan Council for
jamur spesies yang lainnya. Sustainable Development. (2012,
3. Perlunya dilakukan penelitian yang lebih Desember 2) Retrieved from
lanjut untuk melihat pengaruh pemberian http://www.pcsd.ph/photo_gallery/flora/
jamur Rhizoctonia sp. pada beberapa tigre.htm
konsentrasi yang berbeda. Muin, A. (2002). Pengembangan Mikoriza
4. Perlunya dilakukan penelitian untuk untuk menunjang Pembangunan Hutan
mengisolasi jamur dari anggrek macan pada Lahan Kritis atau Marginal.
(Grammatophyllum scriptum Bl.). Program Studi Ilmu Pengetahuan
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
DAFTAR PUSTAKA Bogor. 11 hal.
Agustini, V. (2003). Peranan Mikoriza Munir, R., & Zulman, H. I. 2011. Pengaruh
Anggrek pada Pertumbuhan Anggrek Berbagai Media dengan Inokulan
Dendrobium sp. Sains, 3(2), 39-42. Mikoriza terhadap Aklimatisasi
Andersen, T. F. & H. N. Rasmussen. (1996). Anggrek Dendrobium sp. Balai
The Mycorrhizal Species of Pengkajian Teknologi Pertanian
Rhizpctonia. In Sneh, B., S. Jabaji- (BPTP). Sumatera Barat. Jerami. 4(2)
Hare, S. Neate, & G. Dijst (Eds). Parmeter, J. R. & H. S. Whitney. (1970).
Rhizoctonia Species: Taxonomy, Taxonomy and Nomenclature of Perfect
Molecular Biology, Ecology, Pathology State. In Rhizoctonia solani, Biology
and Disease Control. (pp. 379-390). and Pathology (pp. 7-19). Los Angles:
London: KAP. University of California Press.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 67


Rita Ningsih dkk Peranan Jamur Rhizoctonia sp.

Peterson, R. L. & M. L. Farquhar. (1994). Subiksa, I. G. M (Ed). (2002). Makalah


Mycorrhizas Integrated Development Filsafat Sains Program Pascasarjana
between Roots and Funfi. Mycologia, IPB: Pemanfaatan Mikoriza untuk
311-326. Pengembangan Lahan Kritis. Bogor:
Sasli, I., 2004. Peranan Mikoriza Vesikula IPB.
Arbuskula (MVA) dalam Meningkat- Wu, J., Li. Liu., Sufen, & Han. (2010).
kan Resistensi Tanaman terhadap Rhizoctonia Fungi enhance the Growth
Cekaman Kekeringan. Institut Pertanian of the Endangered Orchid Cymbidium
Bogor. Bogor. georingii. Published on the NRC
Sneh, B., Burpee, L., & Ogoshi, A. (1999). Research Press. (2010, Januari 22).
Identification of Rhizoctonia species (pp Retrieved from http://botany.nrc.ca.
133). APS Press.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 68

You might also like