You are on page 1of 8

‫& ‪Khutbah Jumat: Bulan Safar Dalam Islam‬‬

‫‪Anggapan Orang Jahiliyah‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬
‫ِإَّن اْل َح ْم َد ِلَّلِه َر ِّب ْا لَعاَلِم ْيَن ‪َ ،‬نْح َمُدُه َتَعاَلى َو َنْس َتِع ْيُنُه َو َنْس َتْغ ِفُر ُه َو َنْس َتْه ِد ْي ِه ‪َ ،‬و َنُعوُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأْنُفِس َنا َو ِم ْن‬
‫َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا‪َ ،‬مْن َيْه ِدِه ُهللا َفَال ُمِض َّل َلُه َو َمْن ُيْض ِلْل َفَال َهاِد َي َلُه‪َ .‬ياَر ِّب َلَك ْا لَح ْم ُد َك َما َيْن َبِغ ْي ِلَج اَل ِل َو ْج ِهَك‬
‫َو َع ِظ ْي ِم ُس ْلَطاِنَك ‪ ،‬الَّلُهَّم َلَك ْا لَح ْم ُد َح َّتى َتْر َض ى‪َ ،‬و َلَك ْا لَح ْم ُد ِإَذا َر ِض ْي َت ‪َ ،‬و َلَك ْا لَح ْم ُد َبْعَد الِّر َض ا‪َ ،‬لَك ْا لَح ْم ُد ِم ْل َئ‬
‫الَّسَماَو اِت ‪َ ،‬و ِم ْل َئ ْا َألْر ِض َو ِم ْل َئ َما ِش ْئ َت ِم ْن َش ْي ٍء ِم ْن َبْعُد‬

‫َو َأْش َهُد َأاَّل ِإَلَه ِإاَّل َهللا َو ْح َدُه َال َش ِر ْيَك َلُه‪َ ،‬و َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّمدًا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه َنْش َهُد َأَّنُه َبَّلَغ الِّر َساَلَة‪َ ،‬و َأَّدى ْا َألَماَنَة‪،‬‬
‫َو َنَص َح ْا ُألَّم َة‪َ ،‬و َج اَهَد ِفْي ِهللا َح َّتى َأَتاُه ْا لَيِقْيُن ِم ْن َر ِّبِه ‪َ ،‬فَص َلَو اُت ِهللا َع َلْي ِه َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم َتْس ِلْيمًا َك ِثْيرًا‬
‫ِإَلى َيْو ِم الِّد ْي ِن‬

‫َأَّما َبْعُد‬

‫ِع َباَد ِهللا ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َنْف ِس ْي ِبَتْق َو ى ِهللا ‪َ-‬ع َّز َو َج َّل‪َ -‬و َطاَع ِتِه َع َم ًال ِبَقْو ِل ْا لَمْو َلى‪َ :‬يا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَمُنوْا اَّتُقوْا الّلَه َح َّق‬
‫ُتَقاِتِه َو َال َتُم وُتَّن ِإَّال َو َأنُتم ُّمْس ِلُموَن‬

‫َيا َأُّيَها الَّناُس اَّتُقوْا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك م ِّم ن َّنْف ٍس َو اِحَدٍة َو َخ َلَق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َبَّث ِم ْن ُهَما ِر َج اًال َك ِثيًر ا َو ِنَساء َو اَّتُقوْا‬
‫الّلَه اَّلِذ ي َتَساءُلوَن ِبِه َو اَألْر َح اَم ِإَّن الّلَه َك اَن َع َلْي ُك ْم َر ِقيًبا‬

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَمُنوا اَّتُقوا الَّلَه َو ُقوُلوا َقْو اًل َس ِد يًدا * ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َماَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذُنوَبُك ْم َو َمن ُيِط ْع الَّلَه َو َر ُسوَلُه‬
‫َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًما‬

‫‪Kita Masuk Bulan Shafar‬‬


‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,‬‬

‫‪Hari ini kita sudah masuk di bulan Shafar. Bulan ke dua dalam kalender Hijriah Islam‬‬
‫‪sesudah bulan Muharram. Bulan ini dinamakan dengan bulan shafar karena kosongnya‬‬
‫‪kota Makkah dari penduduknya saat para penduduk Makkah melakukan perjalanan ke‬‬
‫‪luar kota.‬‬
‫‪Diriwayatkan dari Ar-Ru’bah, dia berkata, “Mereka (Bangsa Arab) menamakannya‬‬
‫‪dengan bulan Shafar karena di bulan tersebut mereka memerangi berbagai kabilah‬‬
hinga mereka meninggalkan siapa pun yang mereka jumpai dalam keadaan tidak
memiliki apa – apa lagi. Dengan kata lain mereka merampas seluruh harta orang yang
kalah perang.”[i]

Anggapan Jahiliyah Terhadap Bulan Shafar


Pada masa sebelum Islam orang -orang Arab Jahiliyah punya kebiasaan melakukan
kemungkaran yang besar di bulan Shafar, yaitu:

1. Mempermainkan bulan Shafar dalam bentuk memajukan atau


mengakhirkannya.
Dahulu mereka telah mengadakan-adakan hal baru sebelum Islam dengan
memperpanjang penghalalan bulan Muharam dan mengakhirkannya hingga sampai di
bulan Shafar.

Mereka menghalalkan bulan haram dan mengharamkan bulan halal untuk melakukan
penyesuaian dengan bilangan bulan-bulan (haram) yang empat sehinga mereka tidak
terhalang oleh bulan-bulan yang penuh keutamaan (bulan haram) tersebut untuk
melakukan apa yang mereka inginkan.

2. Mereka meyakini bahwa bulan Shafar adalah bulan terjadinya berbagai hal
yang tidak disukai dan turunnya berbagai musibah.
Orang-orang musyrik dahulu menganggap bulan Shafar sebagai bulan sial karena pada
bulan ini mereka kembali melakukan perampasan, perampokan, peperangan dan
pembunuhan setelah menahan diri dari melakukan semua itu di bulan-bulan haram.

Sampai-sampai orang yang ingin menikah pun tidak jadi melakukan pernikahan di bulan
tersebut dengan keyakinan bahwa bulan ini tidak tepat. Orang yang ingin melakukan
perdagangan tidak mau melakukan transaksi pada bulan Shafar ini karena khawatir tidak
akan mendapatkan untung.

Bulan Safar Dalam Islam


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Sesungguhnya, di antara perkara yang paling wajib bagi para hamba adalah mengenal
tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Juga mengetahui apa saja yang bertentangan
dengan tauhid seperti kemusyrikan, berbagai khurafat, dan bid’ah.
Hal ini karena tauhid merupakan pondasi dan asas bagi agama Islam. Allah Ta’ala tidak
akan menerima amalan seseorang kecuali dengan tauhid. Tauhid merupakan perkara
pokok yang paling mendasar yang menjadi tujuan Allah menciptakan kita.

Penerimaan dan penilaian seluruh amal tergantung kepada realisasi dari prinsip yang
agung ini. Terdapat banyak dalil, hujjah yang melimpah dan bukti yang kuat tentang
betapa agungnya persoalan tauhid ini serta betapa berbahayanya kemusyrikan itu.

Setan dan bala tentaranya senantiasa mengawasi dan mengintai anak keturunan Adam
‘alaihis salam untuk menyesatkan mereka. Di antara perkara yang bertentangan dengan
tauhid dan merusak tauhid adalah apa yang diyakini oleh orang-orang jahiliyah serta
para pengikutnya di masa kini yang melakukan bid’ah pada hari-hari tertentu dan buan-
bulan tetentu.

Di antaranya adalah keyakinan sebagian orang tentang bulan Shafar ini. Bila pada masa
dahulu orang-orang Jahiliyah meyakini dengan keyakinan yang batil tentang sejumlah
bulan dalam setahun, maka siapa saja yang mencermati keadaan mereka terkadang
akan mendapati adanya udzur bagi mereka, yaitu ketidaktahuan mereka dan jauhnya
mereka dari petunjuk Rabbani yang lurus dan jelas. Jadi mereka itu orang-orang yang
tidak mengetahui.

Namun bagaimana halnya dengan sekelompok orang dari umat Muhammad ‫ﷺ‬
yang bertauhid, memiliki petunjuk ilahi-nabawi, namun justru menyerupai orang-orang
jahiliyah dan mengekor bid’ah mereka dalam sebagian keyakinannya.

Ada sebagian dari Umat Islam yang meyakini bahwa bulan Shafar itu membawa sial.
Sebagian dari mereka tidak mengadakan hajatan pesta pernikahan di bulan Shafar
karena berpegang teguh dengan keyakinan sebagaimana keyakinan orang-orang
Jahiliyah dahulu.

Sebagian kalangan Muslimin lainya di negeri Arab meyakini hari Rabu terakhir dari
bulan Shafar itu membawa sial. Mereka berkumpul di antara waktu Maghrib dan Isya’ di
masjid-masjid, membentuk halaqah-halaqah (lingkaran-lingkaran), dituliskan untuk
mereka ayat-ayat keselamatan yang tujuh, di lembaran kertas.

Seperti firman Allah Ta’ala:

‫َس اَل ٌم َع َلى ُنوٍح ِفي اْل َعاَلِم يَن‬


“Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam”. [Surat Ash-Shafat: 79]
dan firman Allah Ta’ala:

‫َس اَل ٌم َقْو اًل ِم ن َّر ٍّب َّر ِح يٍم‬

(Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha
Penyayang. [Yasin: 58] dan seterusnya.

Setelah itu lembaran tersebut dimasukkan ke dalam cangkir lalu mereka meminum
airnya dengan keyakinan bahwa perbuatan ini akan menghilangkan kejahatan dan
musibah yang akan terjadi di bulan Shafar ini.

Siapa saja yang ingin selamat dari keburukan pada hari tersebut, agar shalat empat
rakaat dengan cara tertentu. Kemudian shalatnya ditutup dengan doa tertentu:

‫اللهم أكفني شر هذا اليوم وما ينزل فيه يا كافي المهمات‬

“Allahummak finii haadzal yaum wa maa yanzilu fiihi yaa Kaafil Muhimmaat.”

Tidak ada keraguan lagi bahwa ini merupakan keyakinan yang rusak, tasyaum tercela
serta bid’ah yang buruk yang harus diingkari oleh setiap orang yang berakal dan setiap
orang yang melihat orang lain sedang melakukannya.
Rasulullah ‫ ﷺ‬telah memerangi keyakinan ini. Terdapat sebuah riwayat yang telah
pasti dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

‫اَل َع ْدَو ى َو اَل ِط َيَر َة َو اَل َهاَم َة َو اَل َص َفَر‬

“Tidak ada penularan penyakit dan tidak ada thiyarah dan tidak ada pula shafar.”
[Hadits riwayat Al-Bukhari (5316) dan Muslim (4116)][ii]
penjelasan dari hadits ini sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Alawi bin Abdul Qadir As-
Saqaf, adalah sebagai berikut:

“Islam datang untuk menghancurkan keyakinan jahiliyah dan membangun aqidah yang
benar yang didirikan di atas tauhid yang benar, keyakinan yang kuat serta jauh dari
persangkaan dan khayalan yang berputar-putar di kepala.

Dalam hadits ini Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengisahkan bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda,”Tidak ada penularan penyakit.” Hal ini merupakan bentuk ungkapan untuk
menafikan keyakinan mereka (Bangsa Arab) dahulu tentang berpindahnya penyakit
yang ada dalam diri seseorang kepada orang lain dan bahwa penyakit tersebut
memberikan pengaruh dengan sendirinya.
Maka Nabi ‫ ﷺ‬mengajari mereka bahwa persoalannya tidak seperti itu. Hanya Allah
Subhanahu wa Ta’ala saja yang telah menetapkan sakit dan menurunkan penyakit.

Rasulullah ‫ ﷺ‬juga bersabda,”Tidak ada Shafar.” Shafar adalah nama bulan yang
sudah dikenal. Dahulu Bangsa Arab meyakini bulan Shafar itu membawa sial. Shafar
adalah salah satu dari bulan Allah yang di dalamnya ada kebaikan dan keburukan. Dan
tidak ada sesuatu pun yang terjadi kecuali atas takdir dari Allah.
Demikian pula, Bangsa Arab dahulu menunda pengharaman bulan Muharram dan
menjadikannya di bulan Shafar sehingga mereka mengganti bulan-bulan haram. Maka
Islam menetapkan bulan-bulan haram sesuai hakikatnya dan melarang penyesuaian.”[iii]
Sedangkan di dalam kitab Musykilatul ahadits an-nabawiyah wa bayanuha (1/63),
disebutkan bahwa ada kemungkinan salah satu makna dari sabda Nabi ‫“ ﷺ‬Tidak
ada shafar” adalah bahwa sabda tersebut merupakan bentuk menafikan keyakinan
tanpa dasar yang menyatakan bulan Shafar adalah bulan yang penuh dengan musibah
dan mala petaka.”[iv]
Dengan hadits ini Nabi ‫ ﷺ‬membatalkan persoalan bulan Shafar membawa sial.
Keyakinan semacam ini bukan bagian dari agama Islam sama sekali. Bulan Shafar adalah
sebagaimana bulan-bulan yang lain dan hari-harinya sebagaimana hari -hari yang lain.

‫ َو َتَقَّبَل ِمِّنْي َو ِم ْن ُك ْم ِتَالَو َتُه‬, ‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَما ِفْي ِه ِم َن اآلَياِت َو الِّذ ْك ِر اْل َح ِك ْي ِم‬, ‫َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْل ُقْر آِن اْل َع ِظ ْي ِم‬
‫ ِإَّنُه ُهَو اْل َغ ُفْو ُر الَّر ِح ْي ُم‬،‫ َأُقْو ُل َقْو ِلْي َهَذا َو اْس َتْغ ِفُر َهللا اْل َع ِظ ْي َم ِلْي َو َلُك ْم َفاْس َتْغ ِفُر ْو ُه‬. ‫ِإَّنُه ُهَو الَّسِمْيُع اْل َع ِلْي ُم‬

KHUTBAH KEDUA
.‫ َتَباَر َك اَّلِذ ْي َج َعَل ِفي الَّسَماِء ُبُر ْو ًج ا َو َج َعَل ِفْي َها ِس َر اًج ا َو َقَمًر ا ُمِنْيًر ا‬،‫َاْل َح ْم ُد ِلَّلِه اَّلِذ ْي َك اَن ِبِع َباِدِه َخ ِبْيًر ا َبِص ْيًر ا‬
‫ َو َداِع َيا ِإَلى اْل َح ِّق ِبِإْذ ِنِه‬،‫َأْش َهُد َاْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا وَأْش َهُد َاَّن ُمَح َّمًدا َع ْبُدُه ُو َر ُسوُلُه اَّلِذ ْي َبَع َثُه ِباْل َح ِّق َبِش ْيًر ا َو َنِذْيًر ا‬
‫َو ِس َر اًج ا ُمِنْيًر ا‬.

‫ أما بعد‬.‫اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين‬.

Beberapa Peristiwa Penting di Bulan Safar


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Bulan Shafar bukanlah bulan sial, sebagaimana diyakini oleh sebagian kalangan.
Seorang mukmin tidak dibenarkan untuk membenci bulan Shafar atau merasa sebal
dengannya, atau tidak mau menjalankan urusan-urusan pribadinya pada seluruh bagian
dari kehidupannya di bulan Shafar.

Keyakinan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial, bulan yang tidak disukai itu jelas keliru.
Bulan Shafar adalah bulan sebagaimana yang lain. Jika kita membuka lembaran sejarah
kita akan dapati bahwa pada bulan Shafar ini telah terjadi peristiwa-peristiwa besar
dalam Islam.

Allah Ta’ala memberikan nikmat kepada umat Islam berupa berbagai penaklukan Islam
terhadap negeri-negeri kafir dan kemenangan yang besar. Andaikan bulan Shafar
adalah bulan pembawa sial, yang penuh dengan malapetaka dan musibah maka tidak
akan pernah terjadi penaklukan tersebut.

Kami paparkan berikut ini sejumlah peristiwa besar dalam Islam sebagai gambaran saja,
sebagai perwakilan saja:

1. Ghazwah Al-Abwa’
Ghazwah adalah peperangan yang langsung dipimpin oleh Nabi ‫ ﷺ‬. Ghazwah
Abwa’ adalah perang melawan Quraisy dan Bani Dhamrah yang dilakukan setelah 12
bulan hijrah ke Madinah.

2. Penaklukan Khaibar
Perang Khaibar adalah perang melawan Yahudi di Khaibar. Benteng Khaibar termasuk
sala satu benteng pertahanan terkuat dari orang-orang Yahudi. Bukan persoalan mudah
menaklukan benteng semacam ini.

dalam perang ini Rasulullah ‫ ﷺ‬dan para sahabat berhasil meraih kemenangan atas
orang-orang Yahudi dan mendapatkan ghanimah yang sangat banyak. Menurut Ahli
sejarah Ibnu Ishaq, penaklukan ini terjadi di bulan Shafar.

3. Sariyah Quthbah bin’Amir bin Hadidah.


Sariyah adalah satuan pasukan yang dikirim oleh Nabi ‫ ﷺ‬untuk menyerang musuh
yang kafir tanpa disertai oleh Nabi ‫ ﷺ‬. Sariyah Quthbah bin ‘Amir bin Hadidah ini
dikirim ke Khats’am pada bulan Shafar tahun 9 H, dan berhasil menyelesaikan misinya
dengan baik.

4. Ghazwah Dzi Amr


Ghazwah ini mentarget suku Ghathafan, salah satu suku Arab yang besar dan kuat.
Beliau bersama pasukannya menetap sebulan penuh atau hampir penuh, di bulan Shafar
di Nejed. Namun tidak mendapati musuh di sana. Lalu pulang ke Madinah.

5. Masuk Islamnya ‘Amr bin ‘Ash, Khalid bin Al-Walid dan ‘Utsman bin Thalhah
radhiyallahu ‘anhum pada bulan Shafar tahun 8 H.
6. Nabi ‫ ﷺ‬berhijrah dari Makkah pada bulan Shafar dan tiba di Madinah pada
bulan Rabiul Awal
7. Nabi ‫ ﷺ‬menikah dengan Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu ‘anha setelah
tanggal 25 Shafar sebagaimana penjelasan Ibnu Ishaq.
8. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menikah dengan Fathimah radhiyallahu
‘anha pada bulan Shafar tahun 2 H. Mereka akhirnya memiliki 4 orang anak, yaitu
Al-Hasan dan Al-Husain, Ummu Kultsum dan Zainab. Hal ini sebagaimana
dijelaskan oleh Ibnu Katsir.
9. Pengiriman pasukan Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma untuk berperang
melawan Rumawi pada bulan Shafar tahun 11 H. Rasulullah ‫ ﷺ‬sangat kuat
keinginannya dalam mengirim pasukan ini untuk menghadapi pasukan Romawi.
Namun di tengah perjalanan pasukan ini mendapatkan berita bahwa Rasulullah
‫ ﷺ‬wafat. Akhirnya mereka kembali ke Madinah.[v]
Inilah sebagian dari peristiwa besar yang semuanya menunjukkan bahwa bulan Shafar
bukanlah bulan sumber datangnya petaka dan musibah. Kami cukupkan sampai di sini
khutbah mengenai bulan Shafar. Semoga bermanfaat.

Doa Penutup Khutbah


Marilah kita akhiri khutbah ini dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

‫ِإَّن َهللا َو َمآلِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّنِبِّي َيآَأُّيَها اَّلِذ ْيَن آَمُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْي ِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًما‬

‫اَّللُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َباِر ْك َع َلى َنِبِّيَنا ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َع َلى ُخ َلَفاِئِه الَّر اِش ِد ْيَن اْل َم ْه ِد ِّيْيَن َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِع ْيَن َو َمْن‬
‫َساَر َع َلى َنْهِج ِهْم َو َطِر ْي َقِتِهْم ِإَلى َيْو ِم الِّد ْي ِن َو اْر َض َع َّنا َمَع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك َياَأْر َح َم الَّر اِحِم ْيَن‬

‫ ِإَّنَك َسِمْيٌع َقِر ْيٌب َم ِج ْيُب‬، ‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْل ُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْل ُم ْؤ ِم َناِت َو اْل ُمْس ِلِم ْيَن َو اْل ُمْس ِلَماِت اَألْح َيآِء ِم ْن ُهْم َو اَألْم َو اِت‬
‫الَّدَع َو اِت‬

‫ َو اْك ُتِب‬، ‫ َو اْك ِس ْر َش ْو َكَة الَّظاِلِم يَن‬، ‫ َو َأْج ِم ْع َك ِلَم َتُهْم َع َلى الَح ِّق‬، ‫ َو َو ِّحِد الَّلُهَّم ُص ُفْو َفُهْم‬، ‫الَّلُهَّم َأِع َّز اِإلْس َالَم َو اْل ُمْس ِلِم ْيَن‬
‫الَّس َالَم َو اَألْم َن ِلِع باِد َك َأْج َم ِع يَن‬
‫الَّلُهَّم َأِع َّز اِإلْس َالَم َو اْل ُمْس ِلِم ْيَن َو َأِذَّل الِّش ْر َك َو اْل ُم ْش ِر ِك ْيَن َو اْن ُص ْر ِع َباَدَك اْل ُمَو ِّحِد ْيَن اْل ُمْخ ِلِص ْيَن َو اْخ ُذْل َمْن َخ َذَل‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫اْل ُمْس ِلِم ْيَن وَدِّم ْر ْع َدآَئَنا َو ْع َدآَء الِّد ْي ِن و ْع ِل َك ِلَماِتَك ِإَلى َيْو ِم الِّد ْي ِن‬

‫َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْن ُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َح ْم َنا َلَنُكْو َنَّن ِم َن الَخ اِس ِر ْيَن‬

‫َر َّبَنا ال ُتِز ْغ ُقُلْو َبَنا َبْعَد ِإْذ َهَدْي َتَنا‪َ ،‬و َهْب َلَنا ِم ْن َلُدْن َك َر ْح َم ًة‪ِ ،‬إَّنَك َأْنَت الَو َّهاُب‬

‫‪َ.‬ر َّبَنا آِتَنا في الُّدْن َيا َح َس َنًة َو في اآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذاَب الَّناِر‬

‫َو َص َّلى ُهللا َع َلى َنِبِّيَنا ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه وَ َمْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َساٍن ِإَلى َيْو ِم الّدْين‬

‫َو آِخُر َدْع َو اَنا َأِن اْل َح ْم ُد هلل َر ِّب اْل َع اَلِم ْيَن‬

‫‪ِ :‬ع َباَد ِهللا‬

‫ِإَّن َهللا َيْأ ُمُر ِباْل َعْد ِل َو اِإلْح َساِن َو ِإْي َتاِء ِذ ي الُقْر َبى َو َيْن َهى َع ِن اْل َفْح َش اِء َو اْل ُم ْن َك ِر َو اْل َبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّكُر ْو َن‬

You might also like