You are on page 1of 19

Oksigen

 Halaman
 Pembicaraan

 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat

Perkakas












Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Oksigen, 8O

Oksigen cair mendidih

Garis spektrum oksigen


Sifat umum
Nama, lambang oksigen, O
Pengucapan /oksigèn/[1]
O2, O3 (ozon) dan lainnya (lihat alotrop
Alotrop
oksigen)
gas: tak berwarna
Penampilan
cairan dan padatan: biru pucat
Kelimpahan
di kerak Bumi 461.000 ppm
Oksigen dalam tabel periodik
Hi H –
dr eli
og u ↑
en m
O
Li Be K Ni
B OkFl N
th ril ar tro
or sig uo eo ↓
iu iu bo ge
on en r n
mm n n S
M Al
N
ag u
at SilFo Su Ar
ne mi Cl
ri ik sf lfu go
si ni or
u on or r n
u u
m
m m
G
P Sk V Ch
K M Te G er Br
ot an Tit an ro BC Ar Kr
als an Ni m Se all m Se o
as di ani ad mi es ob se ipt
iu ga kel ba ng iu an lenmi
iu u um iu u i alt n on
m n ga m iu n
m m mm
m
M R
R St Te R Ca A
Yt Zir Niol ut Pal In Te
ubro ch ho Sil d nti Io X
tri co obyb he lad di Ti llu
id nti ne di ve mi m di en
u niu iu de ni iu u n riu
iu u tiu u r u on ne on
m m m nu u m m m
mm m m m y
m m
M
Pr erc
Ne S G D Y
C La Pra o E T H T R O ur T Bi Po
C od a ad ys E tt Lu Tu Iri A
ae Bant seo m ur er ol Th Ha an he s Pla y ha s lo R
er y m oli pr rb er tet ng di Go Le st
si riuha dy et op bi mi uli fni tal ni mi tin (el lli m ni ad
iu mi ar ni os iu bi iu ste u ld ad ati
u m nu mi hi iu u u um um u u u um e u ut u on
m u iu u iu m u m n m ne
m m um u m m m m mm m m h m
m m m m m
m en
t)
Fr RaA T Pr Ur N Pl A C B Ca Ei F M N La Ru D Se B H M Da Ro Co Ni Fl M Li TeO
an di cti h ota an ep ut m urier lif ns er en o wr the ubab oh as eit rm entpe ho er os ve nn ga
tu o eri ke or tei be en or ne ge rni co rm
ci ni orcti m del rfo ni si sta ni ov es ne
u iu ni ni ci u li ni ni li ci gi riu ri ni ci vi ori
u u iu niu iu evi rdi u u dti u iu si ss
m mu u u m u u u u u u m u u u u u
m m mm m um um m m um mm ne on
m mm mm m mm m m m m mm
nitrogen ← oksigen → fluorin
Nomor atom (Z) 8
Golongan golongan 16 (kalkogen)
Periode periode 2
Blok blok-p
Kategori unsur nonlogam diatomik
 [15,99903, 15,99977]
Berat atom standar (Ar)  15,999±0,001 (diringkas)

Konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p4


Elektron per kelopak 2, 6
Sifat fisik
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa) gas
Titik lebur (O2) 54,36 K (−218,79 °C, −361,82 °F)
Titik didih (O2) 90,20 K (−182,95 °C, −297,31 °F)
Kepadatan (pada STS) 1,429 g/L
saat cair, pada t.d. 1.141 g/cm3
Titik tripel 54,361 K, 0,1463 kPa
Titik kritis 154,581 K, 5,043 MPa
Kalor peleburan (O2) 0,444 kJ/mol
Kalor penguapan (O2) 6,82 kJ/mol
Kapasitas kalor molar (O2) 29,378 J/(mol·K)
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1k 10 k 100 k
pada T (K) 61 73 90
Sifat atom
Bilangan oksidasi −2, −1, 0, +1, +2
Elektronegativitas Skala Pauling: 3,44
ke-1: 1313,9 kJ/mol
ke-2: 3388,3 kJ/mol
Energi ionisasi
ke-3: 5300,5 kJ/mol
(artikel)
Jari-jari kovalen 66±2 pm
Jari-jari van der Waals 152 pm
Lain-lain
Kelimpahan alami primordial
kubus
Struktur kristal

Kecepatan suara 330 m/s (gas, suhu 27 °C)


Konduktivitas termal 26,58×10−3 W/(m·K)
Arah magnet paramagnetik
Suseptibilitas magnetik molar +3.449,0×10−6 cm3/mol (293 K)[2]
Nomor CAS 7782-44-7
Sejarah
Penemuan C. Scheele (1771)
Asal nama A. Lavoisier (1777)
Isotop oksigen yang utama
Isotop Kelimpahan Waktu paruh (t1/2) Mode peluruhan Produk
16
O 99,76% stabil
17
O 0,039% stabil
18
O 0,201% stabil
 lihat
 bicara
 sunting

| referensi | di Wikidata

Oksigen (bahasa Latin: Oxygenium), atau zat asam, terkadang disebut juga sebagai zat
pembakar, adalah unsur kimia yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Dalam tabel
periodik, oksigen merupakan unsur nonlogam golongan VIA (kalkogen) dan dapat dengan
mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada
temperatur dan tekanan standar, dua atom oksigen berikatan menjadi O (dioksigen), gas yang
tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah
ketiga di alam semesta berdasarkan massa (setelah hidren dan helium)[3] dan unsur paling
melimpah di kerak Bumi.[4] Berdasarkan volume, 20,9% atmosfer bumi adalah oksigen.[5]

Semua kelompok molekul organik pada makhluk hidup, seperti protein, karbohidrat, dan
lemak, mengandung unsur oksigen. Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada
cangkang, gigi, dan tulang hewan. Sebagian besar oksigen dalam tubuh makhluk hidup dalam
bentuk air (H2O), senyawa penting pada makhluk hidup. Oksigen dalam bentuk O dihasilkan
dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan selama fotosintesis, dan digunakan pada
respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob,
yang merupakan bentuk kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan.
O kemudian mulai berakumulasi di atmosfer sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu.[6] Terdapat
pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O). Lapisan ozon pada atmosfer membantu
melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, tetapi pada permukaan bumi ia adalah polutan
yang merupakan produk samping dari asbut.
Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala pada tahun 1773
dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh
karena publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak. Namun, Priestley memanggil
oksigen "dephlogisticated air" dan tidak mengetahuinya sebagai elemen kimia. Istilah oxygen
diciptakan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1777,[7] yang eksperimennya dengan oksigen
berhasil meruntuhkan teori flogiston pembakaran dan korosi yang terkenal. Ia juga berhasil
menjelaskan peran oksigen dalam pembakaran.

Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi bertingkat udara cair, dengan
menggunakan zeolit untuk memisahkan karbon dioksida dan nitrogen dari udara, ataupun
elektrolisis air, dll. Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga
digunakan sebagai propelan roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan
pada pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman,

Sejarah
Percobaan awal

Salah satu eksperimen pertama yang diketahui tentang hubungan antara pembakaran dan
udara dilakukan oleh Philo dari Byzantium, seorang penulis Yunani abad ke-2 SM tentang
mekanika. Dalam karyanya, Pneumatica, Philo mengamati bahwa membalikkan wadah di
atas lilin yang menyala dan memasukkan air di bawah leher kapal mengakibatkan air naik ke
leher.[8] Philo salah menduga bahwa bagian udara di bejana diubah menjadi api elemen klasik
dan dengan demikian keluar melalui pori-pori di kaca.

Awalnya, para ilmuwan banyak menganggap bahwa udara adalah satu dari empat unsur dan
bukan merupakan campuran berbagai gas, seperti yang diketahui ilmuwan sekarang. Karena
itu, awalnya para ilmuwan tidak mengetahui adanya oksigen sebagai salah satu komponen
udara. Leonardo da Vinci yang hidup pada 1452–1519 mengamati bahwa sebagian udara
digunakan dalam proses pembakaran dan pernapasan, dan tanpa udara api maupun makhluk
hidup akan mati.[9][10]

Pada akhir abad ke-17, Robert Boyle membuktikan bahwa udara diperlukan dalam proses
pembakaran. Kimiawan Inggris, John Mayow, melengkapi hasil kerja Boyle dengan
menunjukkan bahwa hanya sebagian komponen udara yang ia sebut sebagai spiritus
nitroaereus atau nitroaereus yang diperlukan dalam pembakaran.[11] Pada satu eksperimen, ia
menemukan bahwa dengan memasukkan seekor tikus ataupun sebatang lilin ke dalam wadah
penampung yang tertutup oleh permukaan air akan mengakibatkan permukaan air tersebut
naik dan menggantikan seperempatbelas volume udara yang hilang.[12] Dari percobaan ini, ia
menyimpulkan bahwa nitroaereus digunakan dalam proses respirasi dan pembakaran.

Mayow mengamati bahwa berat antimon akan meningkat ketika dipanaskan. Ia


menyimpulkan bahwa nitroaereus haruslah telah bergabung dengan antimon.[11] Ia juga
mengira bahwa paru-paru memisahkan nitroaereus dari udara dan menghantarkannya ke
dalam darah, dan panas tubuh hewan serta pergerakan otot akan mengakibatkan reaksi
nitroaereus dengan zat-zat tertentu dalam tubuh.[11] Laporan seperti ini dan pemikiran-
pemikiran serta percobaan-percobaan lainnya dipublikasikan pada tahun 1668 dalam
karyanya Tractatus duo pada bagian "De respiratione".[12]
Teori flogiston

Artikel utama: Teori flogiston

Stahl membantu mengembangkan dan memopulerkan teori


flogiston.

Dalam percobaan Robert Hooke, Ole Borch, Mikhail Lomonosov, dan Pierre Bayen,
percobaan mereka semuanya menghasilkan oksigen, tetapi tiada satupun dari mereka yang
mengenalinya sebagai unsur.[13] Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh prevalensi
filosofi pembakaran dan korosi yang dikenal sebagai teori flogiston.

Teori flogiston dikemukakan oleh alkimiawan Jerman, J. J. Becher pada tahun 1667, dan
dimodifikasi oleh kimiawan Georg Ernst Stahl pada tahun 1731.[14] Teori flogiston
menyatakan bahwa semua bahan yang dapat terbakar terbuat dari dua bagian komponen.
Salah satunya adalah flogiston, yang dilepaskan ketika bahan tersebut dibakar, sedangkan
bagian yang tersisa setelah terbakar merupakan bentuk asli materi tersebut.[15]

Bahan-bahan yang terbakar dengan hebat dan meninggalkan sedikit residu (misalnya kayu
dan batu bara), dianggap memiliki kadar flogiston yang sangat tinggi, sedangkan bahan-
bahan yang tidak mudah terbakar dan berkorosi (misalnya besi), mengandung sangat sedikit
flogiston. Udara tidak memiliki peranan dalam teori flogiston. Tiada eksperimen kuantitatif
yang pernah dilakukan untuk menguji keabsahan teori flogiston ini, melainkan teori ini hanya
didasarkan pada pengamatan bahwa ketika sesuatu terbakar, kebanyakan objek tampaknya
menjadi lebih ringan dan sepertinya kehilangan sesuatu selama proses pembakaran tersebut.
[15]
Fakta bahwa materi seperti kayu sebenarnya bertambah berat dalam proses pembakaran
tertutup oleh gaya apung yang dimiliki oleh produk pembakaran yang berupa gas tersebut.
Sebenarnya pun, fakta bahwa logam akan bertambah berat ketika berkarat menjadi petunjuk
awal bahwa teori flogiston tidaklah benar (yang mana menurut teori flogiston, logam tersebut
akan menjadi lebih ringan).
Carl Wilhelm Scheele mendahului Priestley dalam penemuan
oksigen, tetapi publikasinya dilakukan setelah Priestley.

Penemuan

Michael Sendivogius (Michał Sędziwój), seorang ahli alkimia, filsuf, dan dokter dari
Polandia, dalam karyanya De Lapide Philosophorum Tractatus duodecim e naturae fonte et
manuali experientia depromti (tahun 1604) menggambarkan zat yang terkandung di udara,
yang dia sebut sebagai 'cibus vitae' (makanan kehidupan[16]), dan identik dengan oksigen.[17]
Sendivogius, selama eksperimennya yang dilakukan antara tahun 1598 dan 1604, mengenali
dengan tepat bahwa zat tersebut setara dengan produk sampingan gas yang dilepaskan oleh
dekomposisi termal kalium nitrat. Dalam pandangan Bugaj, isolasi oksigen dan asosiasi yang
tepat dari zat tersebut ke dalam bagian udara yang diperlukan untuk kehidupan, adalah bukti
yang cukup untuk penemuan oksigen oleh Sendivogius.[17] Namun, penemuan Sendivogius ini
sering dibantah oleh generasi ilmuwan dan ahli kimia berikutnya.[15]

Oksigen pertama kali ditemukan oleh seorang ahli obat Carl Wilhelm Scheele. Ia
menghasilkan gas oksigen dengan memanaskan raksa oksida dan berbagai nitrat sekitar tahun
1772.[5][15] Scheele menyebut gas ini 'udara api' karena ia merupakan satu-satunya gas yang
diketahui mendukung pembakaran. Ia menuliskan pengamatannya ke dalam sebuah
manuskrip yang berjudul Treatise on Air and Fire, yang kemudian ia kirimkan ke
penerbitnya pada tahun 1775. Namun, dokumen ini tidak dipublikasikan sampai dengan
tahun 1777.[18]

Joseph Priestley biasanya diberikan prioritas dalam penemuan


oksigen

Pada saat yang sama, seorang pastor Britania, Joseph Priestley, melakukan percobaan yang
memfokuskan cahaya matahari ke raksa oksida (HgO) dalam tabung gelas pada tanggal 1
Agustus 1774. Percobaan ini menghasilkan gas yang ia namakan "dephlogisticated air'".[5] Ia
mencatat bahwa lilin akan menyala lebih terang di dalam gas tersebut dan seekor tikus akan
menjadi lebih aktif dan hidup lebih lama ketika menghirup udara tersebut. Setelah mencoba
menghirup gas itu sendiri, ia menulis: "The feeling of it to my lungs was not sensibly
different from that of common air, but I fancied that my breast felt peculiarly light and easy
for some time afterwards."[13] Priestley mempublikasikan penemuannya pada tahun 1775
dalam sebuah laporan yang berjudul "An Account of Further Discoveries in Air". Laporan ini
pula dimasukkan ke dalam jilid kedua bukunya yang berjudul Experiments and Observations
on Different Kinds of Air.[15][19] Oleh karena ia mempublikasikan penemuannya terlebih
dahulu, Priestley biasanya diberikan prioritas terlebih dahulu dalam penemuan oksigen.

Seorang kimiawan Prancis, Antoine Laurent Lavoisier kemudian mengklaim bahwa ia telah
menemukan zat baru secara independen. Namun, Priestley mengunjungi Lavoisier pada
Oktober 1774 dan memberitahukan Lavoisier mengenai eksperimennya serta bagaimana ia
menghasilkan gas baru tersebut. Scheele juga mengirimkan sebuah surat kepada Lavoisier
pada 30 September 1774 yang menjelaskan penemuannya mengenai zat yang tak diketahui,
tetapi Lavoisier tidak pernah mengakui menerima surat tersebut (sebuah kopian surat ini
ditemukan dalam barang-barang pribadi Scheele setelah kematiannya).[18]

Kontribusi Lavoisier

Apa yang Lavoisier pernah lakukan tidak terbantahkan (walaupun pada saat itu
dipertentangkan) adalah percobaan kuantitatif pertama mengenai oksidasi yang
mengantarkannya kepada penjelasan bagaimana proses pembakaran bekerja.[5] Ia
menggunakan percobaan ini beserta percobaan yang mirip lainnya untuk meruntuhkan teori
flogiston dan membuktikan bahwa zat yang ditemukan oleh Priestley dan Scheele adalah
unsur kimia.

Antoine Lavoisier mendiskreditkan teori flogiston

Pada satu eksperimen, Lavoisier mengamati bahwa tidak terdapat keseluruhan peningkatan
berat ketika timah dan udara dipanaskan di dalam wadah tertutup.[5] Ia mencatat bahwa udara
segera masuk ke dalam wadah seketika ia membuka wadah tersebut. Hal ini mengindikasikan
bahwa sebagian udara yang berada dalam wadah tersebut telah dikonsumsi. Ia juga mencatat
bahwa berat timah tersebut juga telah meningkat dan jumlah peningkatan ini adalah sama
beratnya dengan udara yang masuk ke dalam wadah tersebut. Percobaan ini beserta
percobaan mengenai pembakaran lainnya didokumentasikan ke dalam bukunya Sur la
combustion en général yang dipublikasikan pada tahun 1777.[5] Hasil kerjanya membuktikan
bahwa udara merupakan campuran dua gas, 'udara vital', yang diperlukan dalam pembakaran
dan respirasi, serta azote (Bahasa Yunani ἄζωτον "tak bernyawa"), yang tidak mendukung
pembakaran maupun respirasi. Azote kemudian menjadi apa yang dinamakan sebagai
nitrogen, walaupun dalam Bahasa Prancis dan beberapa bahasa Eropa lainnya masih
menggunakan nama Azote.[5]

Lavoisier menamai ulang 'udara vital' tersebut menjadi oxygène pada tahun 1777. Nama
tersebut berasal dari akar kata Yunani ὀξύς (oxys) (asam, secara harfiah "tajam") dan -γενής
(-genēs) (penghasil, secara harfiah penghasil keturunan). Ia menamainya demikian karena ia
percaya bahwa oksigen merupakan komponen dari semua asam.[7] Ini tidaklah benar, tetapi
pada saat para kimiawan menemukan kesalahan ini, nama oxygène telah digunakan secara
luas dan sudah terlambat untuk menggantinya. Sebenarnya gas yang lebih tepat untuk disebut
sebagai "penghasil asam" adalah hidrogen.

Oxygène kemudian diserap menjadi oxygen dalam bahasa Inggris walaupun terdapat
penentangan dari ilmuwan-ilmuwan Inggris dikarenakan bahwa adalah seorang Inggris,
Priestley, yang pertama kali mengisolasi serta menuliskan keterangan mengenai gas ini.
Penyerapan ini secara sebagian didorong oleh sebuah puisi berjudul "Oxygen" yang memuji
gas ini dalam sebuah buku populer The Botanic Garden (1791) oleh Erasmus Darwin, kakek
Charles Darwin.[18]

Sejarah selanjutnya

Robert H. Goddard dengan roket berbahan bakar campuran


bensin dan oksigen cair rancangannya

Hipotesis atom awal John Dalton berasumsi bahwa semua unsur berupa monoatomik dan
atom-atom dalam suatu senyawa akan memiliki rasio atom paling sederhana terhadap satu
sama lainnya. Sebagai contoh, Dalton berasumsi bahwa rumus air adalah HO, sehingga
massa atom oksigen adalah 8 kali massa hidrogen (nilai yang sebenarnya adalah 16).[20] Pada
tahun 1805, Joseph Louis Gay-Lussac dan Alexander von Humboldt menunjukkan bahwa air
terbentuk dari dua volume hidrogen dengan satu volume oksigen; dan pada tahun 1811,
berdasarkan apa yang sekarang disebut hukum Avogadro dan asumsi molekul unsur
diatomik, Amedeo Avogadro memperkirakan komposisi air dengan benar.[21][a]

Pada akhir abad ke-19, para ilmuwan menyadari bahwa udara dapat dicairkan dan komponen-
komponennya dapat dipisahkan dengan mengkompres dan mendinginkannya. Kimiawan dan
fisikawan Swiss, Raoul Pierre Pictet, menguapkan cairan sulfur dioksida untuk mencairkan
karbon dioksida, yang mana pada akhirnya diuapkan untuk mendinginkan gas oksigen
menjadi cairan. Ia mengirim sebuah telegram pada 22 Desember 1877 kepada Akademi Sains
Prancis di Paris dan mengumumkan penemuan oksigen cairnya.[22] Dua hari kemudian,
fisikawan Perancis Louis Paul Cailletet mengumumkan metodenya untuk mencairkan
oksigen molekuler.[22] Hanya beberapa tetes cairan yang dihasilkan sehingga tidak ada
analisis berarti yang dapat dilaksanakan. Oksigen berhasil dicairkan ke dalam keadaan stabil
untuk pertama kalinya pada 29 Maret 1877 oleh ilmuwan Polandia dari Universitas
Jagiellonian, Zygmunt Wróblewski dan Karol Olszewski.[23]

Set percobaan untuk persiapan oksigen di


laboratorium akademik

Pada tahun 1891, kimiawan Skotlandia James Dewar berhasil memproduksi oksigen cair
dalam jumlah yang cukup banyak untuk dipelajari.[24] Proses produksi oksigen cair secara
komersial dikembangkan secara terpisah pada tahun 1895 oleh insinyur Jerman Carl von
Linde dan insinyur Britania William Hampson. Kedua insinyur tersebut menurunkan suhu
udara sampai ia mencair dan kemudian mendistilasi udara cair tersebut. [25] Pada tahun 1901,
pengelasan oksiasetilena didemonstrasikan untuk pertama kalinya dengan membakar
campuran asetilena dan O yang dimampatkan. Metode pengelasan dan pemotongan logam ini
pada akhirnya digunakan secara meluas.[25]

Pada tahun 1923, ilmuwan Amerika Robert H. Goddard menjadi orang pertama yang
mengembangkan mesin roket; mesin ini menggunakan bensin sebagai bahan bakar dan
oksigen cair sebagai oksidator. Goddard berhasil menerbangkan roket kecil sejauh 56 m
dengan kecepatan 97 km/jam pada 16 Maret 1926 di Auburn, Massachusetts, Amerika
Serikat.[25][26]

Dalam laboratorium akademik, oksigen bisa disiapkan dengan membakar kalium klorat yang
dicampur dengan sedikit mangan dioksida.[27]

Baru-baru ini, konsentrasi oksigen dalam atmosfer bumi sedikit menurun, mungkin karena
pembakaran bahan bakar fosil.[28]

Karakteristik
Struktur
Diagram orbital, menurut Barrett (2002),[29] yang
menunjukkan orbital atom yang berpartisipasi dari setiap atom oksigen, orbital molekul yang
dihasilkan dari tumpang tindihnya, dan pengisian aufbau dari orbital dengan 12 elektron, 6
dari setiap atom O, yang dimulai dari orbital yang paling rendah, dan menghasilkan karakter
ikatan ganda kovalen dari orbital terisi (dan pembatalan kontribusi pasangan orbital σ dan σ*
dan π dan π*).

Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak berasa dengan rumus molekul O, yang disebut sebagai dioksigen,[30] di mana dua
atom oksigen secara kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektron triplet spin. Ikatan ini
memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda[31]
ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga elektron.[32]

Sebagai dioksigen, dua atom oksigen terikat satu sama lain. Ikatan dapat dideskripsikan
berdasarkan tingkat teori, tetapi secara umum dijelaskan sebagai ikatan ganda kovalen yang
dihasilkan dari pengisian orbital molekul yang terbentuk dari orbital atom oksigen, yang
pengisiannya menghasilkan angka orde ikatan dua. Untuk yang lebih spesifik, ikatan ganda
adalah hasil pengisian orbital berurutan, berenergi rendah ke tinggi, atau Aufbau, dan
pembatalan kontribusi elektron 2s, setelah pengisian orbital σ dan σ* rendah secara
berurutan; σ tumpang tindih dengan dua orbital 2p atom yang terletak di sepanjang sumbu
molekul O-O dan π tumpang tindih dengan dua pasang orbital atom 2p yang tegak lurus
dengan sumbu molekul O-O, dan kemudian pembatalan kontribusi dari sisa dua dari enam
elektron 2p setelah mengisi sebagian orbital π dan π* terendah.[29]

Kombinasi pembatalan dan tumpang tindih σ dan π ini menghasilkan karakter ikatan rangkap
dan reaktivitas dioksigen, dan keadaan dasar elektronik triplet. Konfigurasi elektron dengan
dua elektron yang tidak berpasangan, seperti yang ditemukan dalam orbital dioksigen (lihat
orbital π* yang terisi dalam diagram) yang energinya sama — yaitu berdegenerasi — adalah
konfigurasi yang disebut keadaan spin triplet. Oleh karena itu, keadaan dasar molekul O
disebut sebagai oksigen triplet.[33][b] Orbital dengan energi tertinggi dan sebagian terisi bersifat
anti-ikat, dan pengisiannya melemahkan orde ikatan dari tiga menjadi dua. Hal ini membuat
ikatan oksigen diatomik lebih lemah daripada ikatan rangkap tiga nitrogen.[33] Karena
elektronnya yang tidak berpasangan, oksigen triplet lambat bereaksi dengan sebagian besar
molekul organik, yang memiliki spin elektron berpasangan; ini mencegah pembakaran
spontan.[34]

Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O bersifat paramagnetik oleh karena spin momen
magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut dan energi pertukaran negatif antara
molekul O yang bersebelahan. Oksigen cair akan tertarik kepada magnet, sedemikiannya
pada percobaan laboratorium, jembatan oksigen cair akan terbentuk di antara dua kutub
magnet kuat.[35][c]

Oksigen cair yang berada di antara kedua magnet karena


paramagnetismenya

Oksigen singlet, adalah nama molekul oksigen O yang kesemuaan spin elektronnya
berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organik pada umumnya. Secara alami, oksigen
singlet umumnya dihasilkan dari air selama fotosintesis.[36] Ia juga dihasilkan di troposfer
melalui fotolisis ozon oleh sinar berpanjang gelombang pendek,[37] dan oleh sistem kekebalan
tubuh sebagai sumber oksigen aktif.[38] Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis
(kemungkinan juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam menyerap
oksigen singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi sebelum ia
menyebabkan kerusakan pada jaringan.[39]

Alotrop

Artikel utama: Alotrop oksigen

Representasi model pengisian ruang molekul dioksigen


(O2)

Alotrop oksigen elementer yang umumnya ditemukan di bumi adalah dioksigen O. Ia


memiliki panjang ikat 121 pm dan energi ikat 498 kJ·mol-1.[40] Alotrop oksigen ini digunakan
oleh makhluk hidup dalam respirasi sel dan merupakan komponen utama atmosfer bumi.

Trioksigen (O), dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen yang sangat reaktif dan
dapat merusak jaringan paru-paru.[41] Ozon diproduksi di atmosfer bumi ketika O bergabung
dengan oksigen atomik yang dihasilkan dari pemisahan O oleh radiasi ultraviolet (UV).[7]
Oleh karena ozon menyerap gelombang UV dengan sangat kuat, lapisan ozon yang berada di
atmosfer berfungsi sebagai perisai radiasi yang melindungi planet.[7] Namun, dekat
permukaan bumi, ozon merupakan polutan udara yang dibentuk dari produk sampingan
pembakaran otomobil.[42]
Molekul metastabil tetraoksigen (O) ditemukan pada tahun 2001,[43][44] dan dianggap terdapat
pada salah satu enam fase oksigen padat. Hal ini dibuktikan pada tahun 2006, dengan
menekan O sampai dengan 20 GPa, dan ditemukan struktur gerombol rombohedral O.[45]
Gerombol ini berpotensi sebagai oksidator yang lebih kuat daripada O maupun O, dan dapat
digunakan dalam bahan bakar roket.[43][44] Fase logam oksigen ditemukan pada tahun 1990
ketika oksigen padat ditekan sampai di atas 96 GPa.[46] Ditemukan pula pada tahun 1998
bahwa pada suhu yang sangat rendah, fase ini menjadi superkonduktor.[47]

Sifat fisik

Lihat pula: Oksigen cair dan Oksigen padat

Lampu lucutan oksigen (spektrum)

Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu molekul O
untuk setiap dua molekul N, bandingkan dengan rasio atmosferik yang sekitar 1:4. Kelarutan
oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu 0 °C, konsentrasi oksigen dalam air
adalah 14,6 mg·L−1, manakala pada suhu 20 °C oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mg·L−1.
[13][48]
Pada suhu 25 °C dan 1 atm udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL) oksigen per
liter, manakala dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter.[49] Pada suhu 5 °C,
kelarutannya bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25 °C) per liter untuk
air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut.

Konsentrasi oksigen dalam air pada permukaan laut (ml per liter)
5 °C 25 °C
Air tawar 9,00 6,04
Air laut 7,20 4,95

Oksigen mengembun pada 90,20 K (−182,95 °C, −297,31 °F), dan membeku pada 54.36 K
(−218,79 °C, −361,82 °F).[50] Baik oksigen cair dan oksigen padat berwarna biru langit. Hal
ini dikarenakan oleh penyerapan warna merah. Oksigen cair dengan kadar kemurnian yang
tinggi biasanya didapatkan dengan distilasi bertingkat udara cair;[51] Oksigen cair juga dapat
dihasilkan dari pengembunan udara, menggunakan nitrogen cair dengan pendingin.

Oksigen merupakan zat yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar.[52]

Spektroskopi molekul oksigen dikaitkan dengan proses atmosfer aurora dan pijaran udara.[53]
Penyerapan dalam rangkaian Herzberg dan ultraviolet dalam pita Schumann-Runge
menghasilkan atom oksigen yang penting dalam kimia atmosfer tengah.[54] Molekul oksigen
singlet dalam keadaan tereksitasi adalah penyebab dari kemiluminesens merah dalam larutan.
[55]

Isotop

Artikel utama: Isotop oksigen


Pada akhir kehidupan bintang masif, 16O terkonsentrasi di
17 18
lapisan O, O di lapisan H dan O di lapisan He.

Oksigen yang dapat ditemukan secara alami adalah 16O, 17O, dan 18O, dengan 16O merupakan
yang paling melimpah (99,762%).[56] Isotop oksigen dapat berkisar dari yang bernomor massa
12 sampai dengan 28.[56]

Kebanyakan 16O di disintesis pada akhir proses fusi helium pada bintang, tetapi ada juga
beberapa yang dihasilkan pada proses pembakaran neon.[57] 17O utamanya dihasilkan dari
pembakaran hidrogen menjadi helium semasa siklus CNO, membuatnya menjadi isotop yang
paling umum pada zona pembakaran hidrogen bintang.[57] Kebanyakan 18O diproduksi ketika
14
N (berasal dari pembakaran CNO) menangkap inti 4He, menjadikannya bentuk isotop yang
paling umum di zona kaya helium bintang.[57]

Empat belas radioisotop telah berhasil dikarakterisasi, yang paling stabil adalah 15O dengan
umur paruh 122,24 detik dan 14O dengan umur paruh 70,606 detik.[56] Isotop radioaktif
sisanya memiliki umur paruh yang lebih pendek daripada 27 detik, dan mayoritas memiliki
umur paruh kurang dari 83 milidetik.[56] Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop
yang lebih ringan dari 16O adalah penangkapan elektron, menghasilkan nitrogen, sedangkan
modus peluruhan yang paling umum untuk isotop yang lebih berat daripada 18O adalah
peluruhan beta, menghasilkan fluorin.[56]

Keberadaan

10 unsur paling banyak di dalam galaksi Bima Sakti, diperkirakan dari spektroskopi unsur-
unsur[58]
Z Unsur Fraksi massa dalam bagian per sejuta
1 Hidrogen 739.000 71 × massa oksigen (batang merah)
2 Helium 240.000 23 × massa oksigen (batang merah)
8 Oksigen 10.400
6 Karbon 4.600
10 Neon 1.340
26 Besi 1.090
7 Nitrogen 960
14 Silikon 650
12 Magnesium 580
16 Belerang 440
Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut,
dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta,
setelah hidrogen dan helium.[3] Sekitar 0,9% massa Matahari adalah oksigen.[5] Oksigen
mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi[4] dan merupakan komponen utama dalam samudera
(88,8% berdasarkan massa).[5] Gas oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam
atmosfer bumi, menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton) atmosfer.[5][59][d]
Bumi memiliki ketidaklaziman pada atmosfernya dibandingkan planet-planet lainnya dalam
sistem tata surya karena ia memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di atmosfernya.
Bandingkan dengan Mars yang hanya memiliki 0,1% O berdasarkan volume dan Venus yang
bahkan memiliki kadar konsentrasi yang lebih rendah. Namun, O yang berada di planet-
planet selain bumi hanya dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang menimpa molekul-molekul
beratom oksigen, misalnya karbon dioksida.

Air dingin melarutkan lebih banyak O.

Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak lazim ini merupakan akibat dari siklus oksigen.
Siklus biogeokimia ini menjelaskan pergerakan oksigen di dalam dan di antara tiga reservoir
utama bumi: atmosfer, biosfer, dan litosfer. Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini
adalah fotosintesis. Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi dan
proses pembusukan menghilangkannya dari atmosfer. Dalam keadaan kesetimbangan, laju
produksi dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000 keseluruhan oksigen yang ada di
atmosfer setiap tahunnya.

Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan kelarutan O pada
temperatur yang rendah memiliki implikasi yang besar pada kehidupan laut. Lautan di sekitar
kutub bumi dapat menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan
oksigen yang lebih tinggi.[60] Air yang terkena polusi dapat mengurangi jumlah O dalam air
tersebut. Para ilmuwan menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis
atau jumlah O yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi oksigen dalam air itu
seperti semula.[61]

Analisis

500 juta tahun pemanasan global dibandingkan dengan 18O


Ahli paleoklimatologi mengukur rasio oksigen-18 dan oksigen-16 dalam cangkang dan
kerangka organisme laut untuk menentukan iklim jutaan tahun yang lalu (lihat siklus rasio
isotop oksigen). Molekul air laut yang mengandung isotop yang lebih ringan, oksigen-16,
menguap sedikit lebih cepat daripada molekul air yang mengandung oksigen-18, yang lebih
berat 12% daripada oksigen-16, dan perbedaan ini meningkat pada suhu yang lebih rendah.[62]
Selama periode suhu global yang lebih rendah, salju dan hujan dari air menguap cenderung
lebih tinggi dalam oksigen-16, dan air laut yang ditinggalkan cenderung lebih tinggi dalam
oksigen-18. Organisme laut kemudian memasukkan lebih banyak oksigen-18 ke dalam
kerangka dan cangkangnya daripada di iklim yang lebih hangat.[62] Ahli paleoklimatologi juga
secara langsung mengukur rasio ini dalam molekul air sampel inti es yang berusia sampai
ratusan ribu tahun.

Ahli geologi planet telah mengukur jumlah relatif isotop oksigen dalam sampel dari Bumi,
Bulan, Mars, dan meteorit, tetapi lama tidak dapat memperoleh nilai referensi untuk rasio
isotop di Matahari, yang diyakini sama dengan yang ada di purba nebula matahari. Analisis
wafer silikon yang terpapar angin surya di luar angkasa dan dikembalikan oleh wahana
antariksa Genesis yang jatuh menunjukkan bahwa Matahari memiliki proporsi oksigen-16
yang lebih tinggi daripada Bumi. Pengukuran tersebut menyiratkan bahwa proses yang tidak
diketahui menghabiskan oksigen-16 dari piringan materi protoplanet Matahari sebelum
penggabungan butiran debu yang membentuk Bumi.[63]

Oksigen membuat dua pita serapan spektrofotometri yang memuncak pada panjang
gelombang 687 dan 760 nm. Beberapa ilmuwan penginderaan jauh mengusulkan
menggunakan pengukuran pancaran yang berasal dari tajuk vegetasi di pita tersebut untuk
menentukan kesehatan tanaman dari platform satelit.[64] Pendekatan ini memanfaatkan sebuah
fakta bahwa pada pita-pita tersebut bisa membedakan reflektansi vegetasi dari fluoresensinya,
yang jauh lebih lemah. Pengukuran secara teknis sulit karena rasio signal-to-noise yang
rendah dan struktur fisik vegetasi; tetapi diusulkan sebagai metode yang memungkinkan
untuk memantau siklus karbon dari satelit dalam skala global.

Peranan biologis
Fotosintesis dan respirasi

Fotosintesis menghasilkan O2
Di alam, oksigen bebas dihasilkan dari fotolisis air selama fotosintesis oksigenik. Ganggang
hijau dan sianobakteri di lingkungan lautan menghasilkan sekitar 70% oksigen bebas yang
dihasilkan di bumi, sedangkan sisanya dihasilkan oleh tumbuhan daratan.[65]

Persamaan kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah:[66]

6CO + 6H + foton → C + 6O

Atau lebih sederhananya:

karbon dioksida + air + sinar matahari → glukosa + dioksigen

Evolusi oksigen fotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan memerlukan energi
empat foton.[e] Terdapat banyak langkah proses yang terlibat, tetapi hasilnya merupakan
pembentukan gradien proton di seluruh permukaan tilakod. Ini digunakan untuk mensintesis
ATP via fotofosforilasi.[67] O yang dihasilkan sebagai produk sampingan kemudian
dilepaskan ke atmosfer.[f]

Dioksigen molekuler, O, sangatlah penting untuk respirasi sel organisme aerob. Oksigen
digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan adenosina trifosfat (ATP) selama
fosforilasi oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini secara garis besar merupakan kebalikan dari
fotosintesis, secara sederhana:

C + 6O → 6CO + 6H + 2880 kJ·mol-1

Pada vertebrata, O berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa oleh sel darah merah.
Hemoglobin mengikat O, mengubah warnanya dari merah kebiruan menjadi merah cerah.[68]
[41]
Terdapat pula hewan lainnya yang menggunakan hemosianin (hewan moluska dan
beberapa artropoda) ataupun hemeritrin (laba-laba dan lobster).[59] Satu liter darah dapat
melarutkan 200 mL O.[59]

Spesi oksigen yang reaktif, misalnya ion superoksida (O) dan hidrogen peroksida (H), adalah
produk sampingan penggunaan oksigen dalam tubuh organisme.[59] Namun, bagian sistem
kekebalan organisme tingkat tinggi pula menghasilkan peroksida, superoksida, dan oksigen
singlet untuk menghancurkan mikroba. Spesi oksigen reaktif juga memainkan peran yang
penting pada respon hipersensitif tumbuhan melawan serangan patogen.[67]

Dalam keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup 1,8 sampai 2,4 gram oksigen per menit.
[69]
Jumlah ini setara dengan 6 miliar ton oksigen yang dihirup oleh seluruh manusia per
tahun.[g]

Makhluk hidup

Tekanan parsial oksigen dalam tubuh manusia (PO2)


Tekanan gas di Oksigen darah pada Gas darah pada pembuluh
Unit
alveolus arteri balik
[70] [70] [70] [70]
kPa 14,2 11 -13 4,0 -5,3
[71] [71]
mmHg 107 75 -100 30[72]-40[72]
Tekanan parsial oksigen bebas dalam tubuh organisme vertebrata yang hidup paling tinggi
dalam sistem pernapasan, dan menurun sepanjang pembuluh nadi, jaringan periferal, dan
pembuluh nadi. Tekanan parsial adalah tekanan yang akan dimiliki oksigen jika hanya
oksigen menempati volume.[73]

Penumpukan oksigen di atmosfer

Peningkatan kadar O2 di atmosfer bumi: 1)


tiada O2 yang dihasilkan; 2) O2 dihasilkan, namun diserap samudera dan batuan dasar laut; 3)
O2 mulai melepaskan diri dari samudera, namun diserap oleh permukaan tanah dan
pembentukan lapisan ozon; 4-5) gas O2 mulai berakumulasi

Gas oksigen bebas hampir tidak terdapat pada atmosfer bumi sebelum munculnya arkaea dan
bakteri fotosintetik. Oksigen bebas pertama kali muncul dalam kadar yang signifikan semasa
masa Paleoproterozoikum (antara 2,5 sampai dengan 1,6 miliar tahun yang lalu). Pertama-
tama, oksigen bersamaan dengan besi yang larut dalam samudera, membentuk formasi pita
besi (Banded iron formation). Oksigen mulai melepaskan diri dari samudera 2,7 miliar tahun
lalu, dan mencapai 10% kadar sekarang sekitar 1,7 miliar tahun lalu.[74]

Keberadaan oksigen dalam jumlah besar di atmosfer dan samudera kemungkinan membuat
kebanyakan organisme anaerob hampir punah semasa bencana oksigen sekitar 2,4 miliar
tahun yang lalu. Namun, respirasi sel yang menggunakan O2 mengizinkan organisme aerob
untuk memproduksi lebih banyak ATP daripada organisme anaerob, sehingga organisme
aerob mendominasi biosfer bumi.[75] Fotosintesis dan respirasi seluler O mengizinkan
berevolusinya sel eukariota dan akhirnya berevolusi menjadi organisme multisel seperti
tumbuhan dan hewan.

Sejak permulaan era Kambrium 540 juta tahun yang lalu, kadar O berfluktuasi antara 15%
sampai 30% berdasarkan volume.[76] Pada akhir masa Karbon, kadar O atmosfer mencapai
maksimum dengan 35% berdasarkan volume,[76] mengizinkan serangga dan amfibi tumbuh
lebih besar daripada ukuran sekarang.

Fluktuasi konsentrasi oksigen atmosfer telah memengaruhi iklim masa lalu. Ketika oksigen
menurun, kepadatan atmosfer turun, yang mengakibatkan peningkatan penguapan, yang
menyebabkan curah hujan meningkat dan suhu menjadi lebih hangat.[77]

Aktivitas manusia, meliputi pembakaran 7 miliar ton bahan bakar fosil per tahun hanya
memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap penurunan kadar oksigen di atmosfer. Dengan
laju fotosintesis sekarang ini, diperlukan sekitar 2.000 tahun untuk memproduksi ulang
seluruh O yang ada di atmosfer sekarang.[78]

Produksi industri
Lihat pula: Pemisahan udara, Evolusi oksigen, dan Distilasi fraksional

Peralatan elektrolisis Hofmann yang digunakan dalam


elektrolisis air.

Seratus juta ton O2 diekstraksi dari udara untuk keperluan industri setiap tahun melalui dua
metode utama.[79] Metode yang paling banyak digunakan adalah distilasi fraksional dari udara
yang sudah dicairkan. Saat proses berlangsung, N2 menguap sedangkan O2 tersisa sebagai
cairan.[79]

Metode kedua untuk menghasilkan O2 melewatkan aliran udara bersih dan kering melalui
sebuah unggun dari sepasang saringan molekuler zeolit yang seperti satu sama lain, yang
menyerap nitrogen dan mengalirkan aliran gas dengan kemurnian O2 90% sampai 93% .[79]
Pada waktu bersamaan, gas nitrogen dilepaskan dari unggun zeolit yang jenuh dengan
nitrogen yang lain, dengan mengurangi tekanan operasi ruang dan mengalihkan sebagian gas
oksigen dari unggun produsen melaluinya, dengan arah aliran yang berlawanan. Setelah
waktu siklus yang ditetapkan, fungsi kedua unggun dipertukarkan, memungkinkan pasokan
gas oksigen yang terus menerus untuk dipompa melalui pipa. Ini dikenal sebagai adsorpsi
ayunan tekanan. Gas oksigen semakin sering diperoleh dengan teknologi non-kriogenik (lihat
juga teknologi yang terkait adsorpsi ayunan vakum).[80]

Gas oksigen juga dapat diproduksi melalui elektrolisis air menjadi molekul oksigen dan
hidrogen. Listrik DC harus digunakan: jika llstrik AC digunakan, gasnya terdiri dari hidrogen
dan oksigen dengan rasio 2:1 yang bisa meledak. Metode serupa adalah evolusi
elektrokatalitik O2 dari oksida dan asam okso. Katalis kimia juga dapat digunakan, seperti
pada generator oksigen kimia atau lilin oksigen yang digunakan sebagai bagian dari peralatan
pendukung kehidupan di kapal selam, dan masih menjadi bagian dari perlengkapan standar
dalam pesawat komersial jika terjadi keadaan darurat kekurangan tekanan. Metode
pemisahan udara lainnya memaksa udara untuk larut melalui membran keramik dengan dasar
zirkonium dioksida, baik dengan tekanan tinggi atau arus listrik, untuk menghasilkan gas O2
yang hampir murni.[81]

You might also like