You are on page 1of 7

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA DI

PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 1 PONTIANAK

Nurhaliza, Sahidi
Program Studi d3 Perpustakaan FKIP Untan Pontianak
Email: Ijanurhaliza11@gmail. com

Abstract
The purpose of this research way to know the factors causing the damage of the library
collections, the way librarian in the repair of the library collections and constraints in the
repair of the library collections in the Library of SMK Negeri 1 Pontianak. The research
method used was qualitative research method. Data collection techniques were done
through observation, interviews, and documentation conducted by researchers of two
informant namely library Coordinator and Library Officer of SMK Negeri 1 Pontianak. The
results of this research showed that there are several factors causing the damage of library
collections in the Library of SMK Negeri 1 Pontianak namely biological factors such as
eaten by termite, physics factors such as dust coming from the library floor because it does
not take off the shoes when entering the library room, factors from human like students that
tore, fold, write library collections, bring food and drinks to the library space and excessive
usage and factors of water such as exposed to splash rainwater due to the roof leak library.
As for the repairs to do by the library officer is of binding back the loose cover, gluing that
loose sheet, and sewing. Constraints faced by the library of SMK Negeri 1 Pontianak
namely human resources, facilities and infrastructures used which: yarn, needles, glue, and
Staples large, and the lack knowledge of library manager about preservation.

Keywords: damage factor, library collection, school library

PENDAHULUAN
Perpustakaan bukan merupakan hal yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang
baru di kalangan masyarakat, dimana-mana relatif lebih lama oleh pemustaka yang
telah diselenggarakan perpustakaan, seperti membutuhkan informasi, dengan demikian
disekolah, dikantor bahkan telah digalakkan agar nilai dan ilmu pengetahuan yang ada
perpustakaan umum baik tingkat kabupaten pada bahan pustaka tidak hilang dan rusak.
sampai tingkat desa. Perpustakaan merupakan Pelestarian bahan pustaka berkaitan yang erat
pusat sumber belajar dengan menyediakan dengan perpustakaan, mengingat
sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang perpustakaan merupakan tempat buku-buku
dibutuhkkan oleh pemustaka, yang berupa dihimpun dan bahan pustaka yang berfungsi
karya tercetak maupun noncetak. Menurut sebagai sumber informasi dan ilmu
Martoatmodjo (2009: 2.1) “Bahan pustaka pengetahuan bagi pemustaka. Menurut
atau koleksi merupakan unsur terpenting Martoatmodjo (2009: 2.1) “Pemeliharaan
dalam sebuah sistem perpustakaan, sehingga bahan pustaka bukan hal baru bagi
perlu dilakukan suatu kegiatan pelestarian pustakawan, namun tugas pelestarian bukan
agar bahan pustaka tidak cepat mengalami merupakan tugas yang mudah. Para
kerusakan”. Bahan pustaka yang dilestarikan pustakawan, terutama di negara tropis seperrti
akan lebih awet, terawat dengan baik dan Indonesia dihadapkan pada berbagai musuh

1
dalam menjaga kelestarian bahan pustaka. METODOLOGI PENELITIAN
Musuh bahan pustaka antara lain manusia, Dalam penelitian ini metode yang
tikus, serangga, mikroorganisme, dan digunakan adalah metode penelitian kualitatif.
berbagai bencana alam”. Menurut Margono (2003: 36) “Penelitian
Menyimpan dan memelihara bahan kualitatif diartikan sebagai penelitian yang
pustaka harus dilakukan dalam kondisi yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-
baik, karena hal terpenting untuk mencegah kata lisan maupun tulisan dan tingkah laku
kerusakan bahan pustaka. Sebagian besar yang dapat diamati, di mana peneliti akan
koleksi perpustakaan merupakan bahan turun langsung ke lapangan dan mengamati
tercetak yang umumnya terbuat dari kertas fenomena-fenomena yang terjadi, serta akan
yang akan mengalami kerusakan dengan mengadakan tanya jawab untuk mendapatkan
sendirinya. Hal ini disebabkan bahan pembuat informasi yang berkaitan dengan masalah
kertas itu sendiri yang bersifat asam yang akan diteliti”. Data dalam penelitian ini
merupakan bahan organik yang selalu bersifat nyata dan benar-benar terjadi pada
bereaksi dan akan mengurai. Di samping itu lokasi penelitian. Dalam penelitian yang
faktor-faktor lain seperti kelembaban atau dilakukan diperoleh data penelitian dari hasil
kekeringan karena pengaruh suhu yang tidak observasi, wawancara, dan dokumentasi
teratur terhadap ruangan koleksi bisa merusak Sumber data dalam penelitian ini diperoleh
bahan pustaka. Polusi udara, manusia, dari dua informan yaitu koordinator
serangga, binatang pengerat dan bencana alam perpustakaan dan petugas perpustakaan SMK
adalah faktor perusak bahan pustaka yang Negeri 1 Pontianak.
hebat. Peneliti menggunakan metode penelitian
Perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak kualitatif, karena untuk memahami lebih
saat ini memiliki beberapa kegiatan, seperti mendalam tentang permasalahan objek yang
kegiatan pengadaan, sirkulasi serta kegiatan diteliti, berdasarkan data yang ada di
pelestarian. Kegiatan pelestarian merupakan lapangan. (1) Teknik pengumpulan data,
kegiatan yang sering dilakukan oleh pengelola untuk mendukung keperluan dalam penelitian
perpustakaan karena bahan pustaka yang ini, diperlukan data sebagai bukti pendukung
dimiliki perpustakaan SMK Negeri 1 dalam laporan tugas akhir. Observasi atau
Pontianak sebagian besar terbuat dari kertas pengamatan merupakan proses pencatatan
seperti buku paket, surat kabar, kamus, pola perilaku orang, benda, aktivitas, dan
majalah, novel dan karya ilmiah. Melihat kegiatan yang sistematis tanpa adanya
banyaknya dampak kerusakan bahan pustaka pertanyaan atau komunikasi dengan individu
di perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak yang diteliti. Peneliti melakukan pengamatan
maka peneliti tertarik untuk melakukan langsung ke perpustakaan SMK Negeri 1
penelitian pada objek perpustakaan SMK Pontianak untuk mendapatkan data-data yang
Negeri 1 Pontianak yakni dikarenakan berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti.
sebagian bahan pustaka mengalami kerusakan Wawancara merupakan suatu proses
yang disebabkan dari berbagai faktor seperti pengumpulan data dengan melakukan dialog
kerusakan yang disebabkan oleh serangga, atau percakapan langsung antara peneliti
debu, manusia dan air, sehingga tingginya dengan orang yang diwawancarai berkaitan
tingkat kerusakan bahan pustaka yang ada di dengan topik penelitian. Peneliti mengajukan
perputakaan SMK Negeri 1 Pontianak. Oleh beberapa pertanyaan untuk 2 (dua) orang
sebab itu, peneliti mengangkat tugas akhir ini informan. Wawancara tersebut dilakukan
yang berjudul “Analisis Faktor Penyebab secara langsung kepada koordinator
Kerusakan Bahan Pustaka Di Perpustakaan perpustakaan dan petugas perpustakaan SMK
SMK Negeri 1 Pontianak”. Negeri 1 Pontianak. Dokumentasi dapat
berupa setiap proses pembuktian yang
didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu
bersifat tulisan, lisan, gambaran. Dokumentasi

2
dapat dilakukan dengan merekam kegiatan ini, proses pengecekan yang peneliti lakukan
yang tengah berlangsung dan juga mengambil dengan diskusi dan wawancara kepada
gambar mengenai bahan pustaka yang informan dengan tujuan informasi bisa
mengalami kerusakan serta lokasi objek memahami hasil penelitian. Apabila data yang
perpustakaan. ditemukan disepakati oleh informan maka
Setelah data hasil penelitian diperoleh data yang ditemukan peneliti dengan berbagai
dengan menggunakan berbagai teknik penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi
pengumpulan data selanjutnya adalah data, maka peneliti melakukan diskusi dan
menganalisis data. (2) Analisis data menyesuaikan dengan yang diberikan oleh
merupakan salah satu langkah yang penting pemberi data agar informasi yang diperoleh
untuk menentukan hasil yang ingin diperoleh, dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai
melakukan analisis data untuk menyimpulkan dengan yang dimaksud sumber data/
hasil penelitian. tekni analisis data dalam informan.
penelitian ini menggunakan mengumpulkan
data, reduksi data, penyajian data, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
penarikan Kesimpulan. (3) Teknik Pada umumnya perpustakaan memiliki
Pemeriksaan Keabsahan Data, (a) koleksi yang terbuat dari bahan kertas baik
Meningkatkan ketekunan merupakan salah dalam bentuk karya tercetak maupun karya
satu proses melakukan pengamatan secara noncetak. Koleksi yang ada di perpustakaan
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan sewaktu-waktu bisa saja mengalami
cara tersebut maka kepastian data atau urutan kerusakan atau bahkan hilang. Berdasarkan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan di
sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan, Perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak, akan
maka peneliti dapat melakukan pengecekan peneliti paparkan hasil penelitian
kembali apakah data yang telah di temukan itu sebagaimana urutan dari rumusan masalah.
salah atau tidak dengan cara membaca
berbagai referensi buku maupun hasil Faktor Penyebab Kerusakan Bahan
penelitian atau dokumentasi yang terkait Pustaka di Perpustakaan SMK Negeri 1
dengan faktor penyebab kerusakan bahan Pontianak
pustaka (b) Triangulasi merupakan proses Kerusakan bahan pustaka merupakan hal
pengecekan data dari berbagai sumber dengan yang sudah biasa terjadi di setiap
menggunakan berbagai cara, dan berbagai perpustakaan yang disebabkan karena bahan
waktu dan dibagi menjadi triangulasi sumber, pustaka yang terbuat dari kertas sehingga
triangulasi teknik pengumpulan data dan rentan terhadap ancaman kerusakan. Ada
triangulasi waktu. Triangulasi sumber data beberapa faktor penyebab kerusakan bahan
dalam penelitian ini dilakukan dengan pustaka yang peneliti temukan pada saat
membandingkan data hasil wawancara dari melakukan penelitian di perpustakaan SMK
para informan yang dituju. Sedangkan Negeri 1 Pontianak, yaitu: (1) Faktor Biologi,
triangulasi teknik dalam penelitian ini bahan pustaka yang terdiri atas selulosa,
dilakukan dengan mengecek data yang perekat dan protein yang merupakan sumber
diperoleh dari teknik pengumpulan data yaitu makanan bagi makhluk hidup seperti jamur,
data yang diperoleh dengan wawancara, serangga, binatang pengerat dan lainnya.
kemudian dicek dengan observasi dan Adapun faktor penyebab kerusakan bahan
pustaka disebabkan oleh faktor biologi yang
dokumentasi. (c) Pengecekan Anggota
ada di perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak,
(Member Check) merupakan proses
yakni disebabkan oleh rayap. Bardasarkan
pengecekan data yang diperoleh peneliti
pernyataan Martoatmodjo (2009: 2.5)
kepada pemberi data atau informan.
“makanan utama rayap adalah kayu, kertas,
Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa
foto, gambar, rumput dan lem yang terbuat
jauh data yang diperoleh sesuai dengan yang
dari tepung kanji”. Dapat disimpulkan bahwa
diberikan oleh pemberi data. Dalam penelitian
faktor penyebab kerusakan bahan pustaka di

3
perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak yang tidak menentu kapan terjadinya dan
disebabkan oleh rayap karena ada sebagian akibat yang ditimbulkan sangat merusak bagi
dari rak di perpustakaan tersebut yang terbuat yang tidak mempersiapkan diri terhadap
dari kayu dan rata-rata bahan pustaka yang kemungkinan timbulnya bencana. Dapat
jilidannya menggunakan lem sehingga rayap disimpulkan bahwa kerusakan bahan pustaka
dapat hidup dengan baik. (2) Faktor fisika, yang disebabkan oleh air di perpustakaan
secara umum terdapat faktor lain yang dapat SMK Negeri 1 Pontianak dikarenakan
menyebabkan kerusakan bahan pustaka di percikan air hujan yang datang dari atap
perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak yaitu perpustakaan yang bocor serta keteledoran
kerusakan bahan pustaka yang disebabkan siswa yang tidak menjaga bahan pustaka yang
oleh debu. Menurut Martoadmodjo (2009: dipinjam dengan baik sehingga terkena hujan.
2.12) debu dapat masuk secara mudah
kedalam ruangan perpustakaan melalui pintu, Cara Pustakawan Melakukan Perbaikan
jendela, atau lubang-lubang angin Bahan Pustaka di Perpustakaan SMK
perpustakaan. Dapat disimpulkan bahwa di Negeri 1 Pontianak
perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak debu Perbaikan bahan pustaka merupakan hal
berasal dari lantai perpustakaan dikarenakan yang penting untuk dilakukan di perpustakaan
ketika masuk ke ruang perpustakaan tidak karena untuk menjaga nilai informasi yang
melepas sepatu dan pemustaka yang belari- terkandung di dalamnya sehingga dapat
larian sehingga debu bertebaran dan dipergunakan kembali. Menurut Martoatmodjo
menempel pada rak dan buku. (3) Faktor- (2009: 5.1) bahan pustaka yang rusak seperti isi
faktor lain, selain kerusakan bahan pustaka buku, lem atau jahitan yang lepas, sampul yang
yang disebabkan oleh faktor biologi dan faktor sudah rusak dapat diperbaiki dengan
fisika di perpustakaan SMK Negeri 1 mereparasi atau menjilid kembali. Dapat
Pontianak terdapat pula kerusakan bahan disimpulkan bahwa di Perpustakaan SMK
pustaka yang disebabkan oleh faktor-faktor Negeri 1 Pontianak melakukan perbaikan
lain, yakni: (a) Manusia, diantara beberapa dengan penjilidan ulang sangat sering
faktor penyebab kerusakan bahan pustaka, dilakukan seperti memberikan lem pada bahan
terdapat faktor yang paling sering ditemukan pustaka yang lepas dari sampulnya dan
di perpustakaan yaitu kerusakan yang pengeleman lembaran yang terlepas dan
disebabkan oleh manusia. Berdasarkan menjahit ulang. Bahan pustaka yang berlubang
pernyataan Opong Sumiati (2014: 7.9) faktor disebabkan oleh rayap hanya dibiarkan saja di
penyebab kerusakan bahan pustaka rak karena pengelola perpustakaan tidak dapat
dimungkinkan karena keterlibatan manusia memperbaiki bahan pustaka tersebut dan
seperti pencurian, pengrusakan (dirobek apabila pengelola perpustakaan memiliki
halamannya, digambari dan dicoret-coret), waktu luang maka bahan pustaka yang
penanganan yang kurang hati-hati serta berlubang disebabkan oleh rayap maka
pemakaian yang berlebihan. Hal tersebut pengelola perpustakaan akan melakukan
merupakan masalah yang memang sering penyiangan. Untuk kerusakan yang disebabkan
terjadi di perpustakaan SMK Negeri 1 oleh air pengelola perpustakaan hanya
Pontianak terlebih lagi siswa yang tidak mengeringkan bahan pustaka tersebut.
mengerti bagaimana memperlakukan bahan Upaya penanganan kerusakan bahan
pustaka dengan baik hingga merobek bahan pustaka di Perpustakaan SMK Negeri 1
pustaka, mencoret dan melipat bahan pustaka, Pontianak dilakukan hanya sebatas
sampul yang terlepas serta bahan pustaka yang pencegahan dan perawatan bahan pustaka,
terkena makanan dan minuman sehingga yaitu: (a) Pemberian kapur barus, untuk
bahan pustaka menjadi kotor dan pemakaian mencegah datangnya hama atau penyakit
yang berlebihan menyebabkan jilidan menjadi perpustakaan alangkah baiknya agar
kendur. (b) Air, Menurut Eka dan perdana melakukan pencegahan sedini mungkin untuk
(2017: 24) bencana terjadi dengan frekuensi menghindari kerusakan yang lebih parah.

4
Bahan pustaka yang terbebas dari serangan pustaka di perpustakaan SMK Negeri 1
rayap berkat pemeliharaan yang baik. dapat Pontianak yakni menyampul bahan pustaka
disimpulkan bahwa Pencegahan bahan pustaka yang merupakan salah satu kegiatan yang
di perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak yang paling sering dilakukan di perpustakaan SMK
disebabkan oleh rayap dengan memberikan Negeri 1 Pontianak yang bertujuan agar bahan
kapur barus pada sela-sela buku dan rak untuk pustaka tersebut tidak mudah mengalami
mencegah kerusakan yang terjadi. (b) kerusakan pada bagian sampulnya serta terlihat
Membersihkan ruangan perpustakaan, upaya lebih rapi. (e) Memindahkan bahan pustaka,
membersihkan ruangan perpustakaan sering upaya memindahkan bahan pustaka untuk
dilakukan untuk mencegah terjadinya menghindari percikan air yang disebabkan oleh
kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh kebocoran atap perpustakaan Berdasarkan
debu. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan wawancara dengan pengelola perpustakaan
Soraya, (2010: 30) “Apabila bahan pustaka tersebut dapat disimpulkan bahwa di
kotor akibat debu, maka bahan pustaka tersebut perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak
harus dibersihkan dengancara yang benar. Cara mencegah agar bahan pustaka tidak terkena
pembersihan bahan pustaka yaitu percikan air dengan memindahkan sebagian
membersihkan debu dengan vacuum cleaner, bahan pustaka yang terkena percikan air ke
menggunakan kuas dan karet penghapus”. tempat yang lebih aman sehingga tidak
Dapat disimpulkan bahwa untuk mencegah mengalami kerusakan yang lebih parah dan
kerusakan bahan pustaka di perpustakaan SMK tidak menyebar ke bahan pustaka yang lainnya
Negeri 1 Pontianak diantaranya dengan serta melaporkan ke pihak berwajib untuk
membersihkan ruang perpustakaan agar segera ditangani kebocoran tersebut.
terhindar dari debu. Peralatan yang digunakan
untuk membersihkan ruang perpustakaan Kendala yang Dihadapi Dalam Kegiatan
dikatakan seadanya seperti menyapu lantai, Perbaikan Bahan Pustaka di Perpustakaan
kemoceng atau lap tangan dan menyimpan SMK Negeri 1 Pontianak
tumbuhan Chinese Evergreen atau Aglaonema Pada umumnya setiap pekerjaan pasti ada
(sri rejeki) diruang perpustakaan. (c) kendala yang dihadapi baik itu pekerjaan yang
Menerapkan sanksi. Berdasarkan wawancara mudah maupun pekerjaan yang sulit. Setiap
dengan pengelola perpustakaan tersebut dapat kendala pasti ada jalan keluar untuk
disimpulkan bahwa upaya pencegahan di menyelesaikannya seperti halnya dalam
perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak yaitu melakukan kegiatan perbaikan bahan pustaka.
dengan memberikan sanksi kepada siswa yang Berdasarkan wawancara dengan pengelola
terlambat mengembalikan dan menghilangkan perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak bahwa
bahan pusataka sedangkan siswa yang merusak kendala yang dihadapi dalam melakukan
bahan pustaka tidak menerima sanksi tersebut perbaikan berupa sarana dan prasarana yang
karena pengelola yang melayani pada bagian digunakan dan minimnya pengetahuan
sirkulasi tidak memeriksa terlebih dahulu pengelola perpustakaan. Untuk melakukan
bahan pustaka yang dikembalikan oleh siswa, perbaikan bahan pustaka perlu menyiapkan
sehingga pengelola tidak mengetahui bahan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pustaka tersebut mengalami kerusakan atau kegiatan perbaikan dan ruangan khusus
tidak, kalaupun bahan pustaka itu mengalami sehingga bahan pustaka yang rusak tidak
kerusakan ringan maka pengelola akan bercampur dengan bahan pustaka yang belum
memperbaiki bahan pustaka tersebut, diolah. Sementara itu di Perpustakaan SMK
sedangkan bahan pustaka yang rusak berat Negeri 1 Pontianak belum dapat memenuhi
tidak tertangani tanpa ada perbaikan. (d) kebutuhan tersebut karena pengelola
Menyampul bahan pustaka, berdasarkan perpustakaan memiliki 3 orang pengelola dan
wawancara dengan pengelola perpustakaan hanya merupakan lulusan S. Pd dan tamatan
tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya SMA. Pengelola perpustakaan SMK Negeri 1
pencegahan dan perawatan kerusakan bahan Pontianak dalam melakukan perbaikan bahan

5
pustaka dengan peralatan yang seadanya setiap halaman awal pada bahan pustaka, cara
seperti lem, jarum. benang, dan staples besar memakai dan menggunakan bahan pustaka
karena minimnya pengetahuan pengelola dengan baik, sebaiknya pengelola
terhadap kegiatan perbaikan bahan pustaka. perpustakaan menegur pemustaka yang
membawa makanan dan minuman masuk ke
SIMPULAN DAN SARAN ruang perpustakaan, dalam kegiatan perbaikan
Simpulan bahan pustaka sebaiknya pengelola
Dari pengamatan dalam pelaksanaan menggunakan benang yang kuat dan lem yang
penelitian yang dilakukan peneliti di lebih tahan lama, pengelola perpustakaan
perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak, maka sebaiknya sering memenuhi undangan
sebagai upaya untuk mengakhiri tugas akhir pelatihan tentang perpustakaan untuk
ini, peneliti akan mengambil beberapa menambah pengetahuan tentang preservasi,
kesimpulan sebagai berikut: (1) Ada beberapa dalam perbaikan bahan pustaka alangkah
faktor penyebab kerusakan bahan pustaka baiknya melakukan perbaikan sedini mungkin
yang terjadi di Perpustakaan SMK Negeri 1 untuk menghindari kerusakan yang lebih
Pontianak yaitu terdapat faktor biologi, faktor parah.
fisika dan faktor lainnya seperti bahan pustaka
yang dimakan rayap, debu yang menempel DAFTAR RUJUKAN
pada rak dan buku, pemustaka yang merobek Annisah, R.R. (2016). Analisis Faktor
bahan pustaka, membawa makanan dan Kerusakan Bahan Pustaka Tercetak Oleh
minuman ke ruang perpustakaan, pemakaian Manusia: Usaha Preservasi Bahan
yang berlebihan, dan bahan pustaka yang Pustaka Pada Perpustakaan Sekolah
terkena air. (2) Adapun upaya perbaikan Tinggi Pariwisata Bandung. Jurnal
bahan pustaka yang dilakukan oleh Universitas Pendidikan Indonesia, 3(2),
perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak yaitu 169-176.
penjilidan ulang dan pengeleman lembaran Bafadal, I. (2014). Pengelolaan Perpustakaan
yang terlepas. Kerusakan yang disebabkan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
oleh rayap hanya dibiarkan di rak dan apabila Caesatrio, R.S. (2019). Faktor-faktor
pengelola perpustakaan memiliki waktu luang Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka Di
maka dilakukan penyiangan dan kerusakan Perpustakaan SMA Muhammadiyah 2
yang disebabkan oleh debu hanya dilakukan Pontianak. Skripsi. Fak. Keguruan dan
perawatan dan pencegahan serta kerusakan Ilmu Pendidikan, Universitas
yang disebabkan oleh air pengelola Tanjungpura, Pontianak.
perpustakaan hanya mengeringkan bahan Darmono. (2001). Manajemen dan Tata Kerja
pustaka. (3) Kendala yang dihadapi dalam Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
melakukan perbaikan bahan pustaka di Gramedia Grasindo.
perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak Indrianto, N., Supomo,B. (2006). Metodologi
peralatan yang digunakan untuk melakukan Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
perbaikan masih terbatas dan minimnya Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
pengetahuan pengelola perpustakaan tentang Margono. (2003). Metodologi Penelitian
preservasi. Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Martoatmodjo, K. (2009). Pelestarian Bahan
Saran Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Oktaningrum, E.K., Perdana, F. (2017).
dilakukan dan melihat permasalahan yang ada Preservasi Koleksi Bahan Pustaka Akibat
di perpustakaan SMK Negeri 1 Pontianak Bencana Alam Diperpustakaan SDN
maka peneliti memberikan saran untuk Kudung Tasikmalaya. Jurnal Kajian
perpustakaan yaitu pengelola perpustakaan Informasi dan Perpustakaan, 5(1), 23-
agar lebih memperhatikan kerusakan bahan 36.
pustaka yang terjadi, menempel tata tertib di

6
Saleh, A.R., Komalasari, R. (2010). Materi Wijaya, H.H. (2019). Analisis Data Kualitatif:
Pokok Manajemen Perpustakaan. Sebuah Tinjauan Teori& Praktik.
Tanggerang Selatan: Universitas (Online), di akses tanggal 22 juni 2020.
Terbuka. Pada laman
Satori, D., Komariah, A. (2013). Metodologi https://www.google.com/books?hl=e&lr
Kualitatif. Bandung: Alfabeta =&id=lf7ADwAAQBAJ&oi=fnd&pg=P
Soetminah. (1992). Perpustakaan, A13&dq=Analisis+Data+Kualitatif:+Se
Kepustakawanan dan Pustakawan. buah+Tinjauan+Teori%26+Prakti.+Seko
Yogyakarta: Kanisius. lah+Tinggi+Theologia+Jaffray&ots=C9
Soraya, A., Damayanti, L. (2010). Pelestarian WPRZTNeU&sig=1Qu7yMRnnSpvqrA
Bahan Pustaka: Bahan Ajar Diklat yF0VVTJsuLvY.
Calon Pustakawan Tingkat Ahli. Jakarta: Yulia, Y., Sujana, .G. 2011. Materi Pokok
Perpustakaan Nasional RI. Pengembangan Koleksi. Jakarta:
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Universitas Terbuka.
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Zalmi, F.N. (219). Preservasi Bahan Pustaka
Sumiati, O., et.al. (2014). Pengelolaan Di Perpustakaan Bonjol Padang (Studi
Perpustakaan Sekolah. Tanggerang Kasus Kerusakan Bahan Pustaka Karena
Selatan: Universitas Terbuka. Biotis). Shout Al-Maktabah: Jurnal
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi,
11(12), 139-151.

You might also like