You are on page 1of 18

Journal on Education

Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 9035-9052


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Pengembangan Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1


Kelas V Sekolah Dasar

Sella Pebriani1, Dea Mustika2


1,2
Universitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nst No.113, Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Riau
sellapebriani08@student.uir.ac.id

Abstract
This research is motivated by problems in thematic learning theme 2, sub-theme 1 learning 1 and 2. The teacher
does not yet have the right learning media for this thematic learning. This research is an ADDIE model
development research with 5 stages consisting of (1) Analysis, (2) Design (Design), (3) Development
(Development), (4) Implementation (Implementation), (5) Evaluation (Evaluation). Which aims to produce
learning media in the form of animated cartoon videos in thematic learning. The results of this study are in the
form of cartoon animation video media in thematic learning specifically on theme 2 sub-themes 1 class V
Elementary School learning 1 and 2. In the first lesson there are Indonesian and Natural Sciences subjects
regarding respiratory organs and systems in animals, while in the second lesson there are science, Indonesian,
and SBdP subjects regarding respiratory organs and systems in humans. Validation results are also collected
based on validation by material experts, design experts, and linguists. In the material expert aspect, 90.30% is in
the very valid category, the design expert aspect is 80.29% in the quite valid category, and the linguist aspect is
98.17% in the very valid category. Overall the validity of cartoon animation video media in learning theme 2
sub-themes 1 class V of Elementary School obtained an average of 93% with a very valid category. Learning
media developed through animated cartoon videos are very effective for students in thematic learning in
elementary schools.
Keywords: Development, animated cartoon videos, thematic learning.

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pada pembelajaran tematik tema 2 sub tema 1 pembelajaran 1
dan 2. Guru belum memiliki media pembelajaran yang tepat pada pembelajaran tematik ini. Penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan model ADDIE dengan 5 tahap yang terdiri dari (1) Analisis, (2) Design
(Perancangan), (3) Development (Pengembangan), (4) Implementation (Implementasi), (5) Evaluation
(Evaluasi). Yang bertujuan menghasilkan media pembelajaran berupa video animasi kartun pada pembelajaran
tematik. Hasil dari Penelitian ini berupa media video animasi kartun pada pembelajaran tematik khusus nya
pada tema 2 subtema 1 kelas V Sekolah Dasar pembelajaran 1 dan 2. Pada pembelajaran pertama terdapat mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA mengenai alat dan sistem pernapasan pada hewan, sedangkan pada
pembelajaran kedua terdapat mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, dan SBdP mengenai alat dan sistem
pernapasan pada manusia. Hasil validasi juga dikumpulkan berdasarkan validasi oleh ahli materi, ahli desain,
dan ahli bahasa. Pada aspek ahli materi memperoleh 90,30% dengan kategori sangat valid, aspek ahli desain
memperoleh 80,29% dengan kategori cukup valid, dan aspek ahli bahasa memperoleh 98,17% dengan kategori
sangat valid. Secara keseluruhan validitas media video animasi kartun pada pembelajaran tema 2 subtema 1
kelas V Sekolah Dasar ini memperoleh rata-rata 93% dengan kategori sangat valid. Media pembelajaran yang
dikembang melalui video animasi kartun sangat efektif bagi siswa dalam pembelajan tematik di Sekolah Dasar.
Kata Kunci: Pengembangan, video animasi kartun, pembelajaran tematik.

Copyright (c) 2023 Sella Pebriani, Dea Mustika


Corresponding author: Sella Pebriani
Email Address: sellapebriani08@student.uir.ac.id (Jl. Kaharuddin Nst No.113, Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya)
Received 05 February 2023, Accepted 25 February 2023, Published 25 February 2023

PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan terjadinya suatu proses interaksi pada dua subjek yang penting
terhadap tercapainya tujuan pembelajaran. Pada proses pembelajaran terdapat pendidik dan peserta
didik yang menjadi subjek pada proses belajar mengajar. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah upaya yang dilakukan dan dikembangkan untuk
Pengembangan Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1 Kelas V Sekolah Dasar, Sella Pebriani, Dea
Mustika
9036
menciptakan lingkungan belajar, dimana peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk pengendalian diri,akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara. Dengan ini pendidikan mendorong manusia untuk mencapai potensi dirinya sehingga
dapat beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh kemajuan teknologi dan pendidikan.
Menurut Hasanah (2020:36) kata jamak media berasal dari bahasa latin “medium” artinya
“perantara atau pengantar” yang merujuk pada sesuatu, yang menghubungkan informasi kepada
sumber dan penerima informasi. Media merupakan penyampaian sebuah informasi belajar. Menurut
Wismawati (2021:3) Media merupakan alat dari segala sesuatu yang digunakan sebagai sumber
penyebaran media informasi agar tercapai tujuan pembelajaran. Media juga disebut sebagai perantara
dari sumber informasi yang diberikan guru terhadap pemahaman siswa pada saat menerima materi
pembelajaran. Media ini sangat di perlukan pada saat proses pembelajaran karena bertujuan untuk
menunjang hasil belajar siswa agar lebih aktif dan efektif, jika tidak ada media yang di pakai oleh
guru pada saat pembelajaran maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik dan hasil
belajar siswa juga tidak tercapai dengan baik. Jenis-jenis media pembelajaran yang dapat guru
gunakan seperti media video, audio, gambar, dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu adanya
pengembangan sebagai alat pendidikan yang inovatif agar dapat meningkatkan daya tarik siswa yang
mana media pelajaran yang dapat digunakan yaitu media video.
Menurut Prananda (2020:40) Video merupakan tampilan yang dikombinasi yang mana di
dalamnya terdapat gambar bergerak disertai suara yang sangat berhasil dalam memfasilitasi
pembelajaran yang dilakukan secara masal, individu, maupun kelompok. Video ini juga dapat
bermanfaat pada saat proses pembelajaran yang mana media video ini dapat menarik minat siswa
maupun membantu mereka memahami topik pelajaran. Video dapat dikatakan sebagai bahan ajar non
cetak karena terdapat banyak informasi yang disampaikan kepada siswa secara langsung melalui
materi yang disampaikan. Media video ini sangat efektif jika diterapkan dalam proses pembelajaran
karena media video ini memberikan kejelasan pada materi pembelajaran karena video yang di
gunakan tidak perlu adanya bantuan bahan ajar lain. Menurut Qorinasari (2020:171) Video memiliki
karakteristik yang dapat menunjukkan gambar bergerak dan suara yang mana murid akan merasa
seolah-olah berada didalam video.
Pada saat ini guru dapat menggunakan media video pada pembelajaran tematik yang mana
media video ini dapat digunakan bersama dengan animasi. Animasi ini merupakan suatu objek diam
untuk dijadikan sebagai gambar bergerak seolah-olah menjadi hidup dengan berbagai macam gambar
agar dirancang sesuai dengan karakternya sehingga video tersebut dapat terlihat sangat kreatif
menampilkan grafik yang menarik dapat meningkatkan daya tarik pelajaran siswa. Karena siswa
sekolah dasar masih menikmati bermain setelah belajar maka hasil belajar siswa dapat ditingkatkan,
jika pendidik menggunakan media pembelajaran maka siswa akan lebih aktif dalam menanggapi
materi pembelajaran dari pada guru yang menggunakan metode ceramah dengan terus menerus. Guru
yang belum menggunakan media pembelajaran akan tetapi hanya menggunakan buku cetak dan
9037 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 9035-9052

pendekatan ceramah maupun buku siswa di dalam pembelajaran maka siswa akan merasa bosan dan
jenuh terhadap pembelajaran yang ia pelajari. Maka media pembelajaran ini sangat perlu di gunakan
agar dapat meningkatkan minat dan keinginan siswa untuk belajar sehingga dapat berpengaruh
terhadap prestasi siswa dan tercapainya tujuan pembelajaran.
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran campuran yang menghubungkan banyak mata
pelajaran melalui sebuah tema pada bidang akademik untuk memberikan siswa kesempatan belajar
yang kaya akan pengetahuan. Kurikulum 2013 dapat disebut sebagai kurikulum berbasis karakter.
Pembelajaran tematik ini termasuk kedalam pembelajaran terpadu yang menggabungkan beberapa
konsep pembelajaran dan menggabungkan materi kedalam beberapa KD (Kompetensi Dasar).
Menurut (Putri & Mai, 2020:161) Materi yang ada pada pembelajaran tematik ini terdapat tema 1
sapai 8 untuk siswa kelas rendah (kelas I sampai kelas III) dan tema 1 sampai 9 untuk siswa kelas
tinggi (kelas IV sampai kelas VI), yang mana tiap tema berisi 3 sampai 4 sub tema dan 1 sub tema
terdiri dari 6 pembelajaran. Pembelajaran tematik ini juga memiliki karakteristik seperti pembelajaran
yang berfokus pada kebutuhan individu siswa yang mana guru sebagai fasiltator, menyajikan konsep
dari berbagai pelajaran, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, yang mana pembelajaran
terkait dengan kehidupan siswa yang mana perbedaan Antara topik kurang jelas, dan pembelajaran
tematik juga bersifat fleksibel.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas 5 di SDN 94
Pekanbaru ini pembelajaran tematik telah dilakukan sejak tahun 2016. Terdapat permasalahan pada
pembelajaran tematik tema 2 sub tema 1 pembelajaran 1 dan 2. Guru belum memiliki media
pembelajaran yang tepat pada pembelajaran tematik ini. Guru masih memberikan penguatan media
menggunakan teknik ceramah dan media gambar dalam buku cetak untuk siswa. Guru sudah mencoba
menggambarkan media pembelajaran namun hasil pembelajaran siswa masih kurang maksimal. Yang
mana guru memiliki kendala dalam pembuatan media pembelajaran, guru menggunakan media
pelajaran sekedarnya saja sehingga terdapat permasalahan yang di alami oleh siswa seperti siswa yang
kurang memahami materi pelajaran, terdapat siswa yang tidak fokus dengan materi yang telah di
sampaikan oleh guru dikarenakan kurang mendukungnya media pembelajaran. Dapat dilihat dari nilai
siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu
70. Kurang ketersediaan media pembelajaran berdampak pada hasil belajar peserta didik. Berdasarkan
data nilai yang di peroleh dari guru kelas, nilai rata-rata siswa keseluruhan 64,4 dengan persentase
ketuntasan 11% dari 28 siswa. Rendahnya nilai siswa disebabkan oleh kurangnya penguatan media
pembelajaran yang kurang menarik, sehingga siswa masih kesulitan memahami materi pembelajaran.
Maka dari itu permasalahan yang paling dominan untuk diselesaikan yaitu mengenai media video
pembelajaran karena pada saat guru menggunakan media pembelajaran siswa lebih aktif menanggapi
materi dan siswa lebih cepat memahami materi.
Hal ini sejalan dengan (Prananda, dkk. 2020:40-41) Menyatakan bahwa pembelajaran tematik
yang dilakukan belum menggunakan media pelajaran yang tepat sehingga siswa cenderung tidak
Pengembangan Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1 Kelas V Sekolah Dasar, Sella Pebriani, Dea
Mustika
9038
minat maupun tidak memperhatikan pembelajaran karena masih menggunakan buku paket sebagai
acuan pembelajaran dan guru juga masih menggunakan metode ceramah yang mana guru belum
menggunakan media pada saat pembelajaran. Hal ini juga sejalan dengan (Wismawati, dkk. 2021:5).
Menyatakan bahwa siswa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran dan kurang aktif dalam
mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru karena guru masih menggunakan media
seadanya sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa. Hal ini juga sejalan dengan (Annisa
dan Zaka 2021:4791). Menyatakan bahwa dalam proses belajar, guru hanya menggunakan media
berupa gambar selama proses pembelajaran. Karena belum tentu semua siswa dapat melihat dengan
jelas dan fokus pada gambar, hal ini membuat siswa tidak memahami materi pembelajaran.
Berdasarkan yang telah disampaikan di atas maka alternatif media pembelajaran yang dapat
digunakan adalah video animasi kartun. Menurut Ponza (2018:11) Video Animasi yaitu video dengan
animasi kartun yang dapat dibuat dengan unsur pelajaran dan dimanfaatkan sebagai media belajar,
karena menyenangkan dan sesuai untuk siswa sekolah dasar. Jadi media animasi kartun merupakan
media video yang didalamnya terdapat kartun yang menjelaskan materi pembelajaran, yang mana
keunggulan media video animasi kartun ini lebih bagus dibandingkan dengan media gambar, karena
media video animasi kartun melibatkan indera penglihatan dan pendengaran siswa, sehingga materi
pembelajaran menjadi lebih jelas jika menggunakan video animasi kartun dan proses pembelajaran
menjadi lebih berhubungan. Media animasi kartun ini juga memiliki kelebihan yang mudah diingat
oleh siswa dikarenakan menggunakan karakter kartun yang unik dengan menggunakan gambar dan
warna akan menarik perhatian siswa. Dengan demikian penulis ingin merancang animasi kartun
seperti pada kartun syamil dan dodo. Pada kartun ini terdapat kartun anak perempuan dan laki-laki di
sekolah yang mana pada film kartun ini terdapat banyak motivasi maupun pesan keagamaan sehingga
guru juga dapat menanamkan nilai karakter pada siswa pada saat menjelaskan materi dan juga
menggunakan berbagai macam gambar lainnya dangan warna yang menarik sehingga menjadi media
video animasi kartun. Sehingga siswa lebih menarik dan mudah memahami materi yang di
sampaikam dibandingkan dengan menggunakan media gambar yang mana hanya melibatkan indera
penglihatan saja. Diharapkan minat belajar akan meningkat ketikaanimasi kartun digunakan, hasil
belajar dan menumbuhkan karakter siswa.
Penjelasan ini menunjukkan ketertarikan penulis untuk menciptakan “Pengembangan Media
Video Animasi Kartun Pada Pembelaaran Tematik Kelas V SDN 94 Pekanbaru”.

METODE
Penelitian ini menggunakan model penelitian pengembangan. Jenis penelitian
pengembangan yang digunkana merupakan penelitian research and development (R&D), Penelitian
ini menggunakan model penelitian pengembangan. Jenis penelitian pengembangan yang digunkana
merupakan penelitian research and development (R&D), menurut Sugiyono (2019:752) yaitu metode
penelitian yang menciptakan produk dan untuk menguji keefektifan suatu produk yang akan dibuat.
9039 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 9035-9052

Menurut Purnamasari, dkk (2019:25) desain penelitian pengembangan model ADDIE terdapat 5 tahap
yang terdiri dari (1) Analyze (Analisis), (2) Design (Perancangan), (3) Development (Pengembangan),
(4) Implementation (Implementasi), (5) Evaluation (Evaluasi).
Pada penelitian ini peneliti akan mengembangakan sebuah media yang berupa media video
animasi kartun pada pembelajaran tematik untuk siswa kelas V sekolah dasar pada semester 1 tema 2
“Udara Bersih bagi Kesehatan” subtema 1 “Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih” pada pembelajaran
1 dan 2. Dalam penelitian ini peneliti membatasi penerapan model ADDIE sampai tahap uji coba
terbatas. Model pembelajaran ADDIE ini dipilih karena model sering digunakan karena tahapan
model ADDIE menggambarkan pendekatan sistematis untuk pengembangan instruksional. Model
pembelajaran ADDIE ini dipilih karena model ADDIE sering digunakan karena tahapan model
ADDIE menggambarkan pendekatan sistematis untuk pengembangan instruksional. Pada tahap
implementasi dengan penguji cobaan terbatas yang melibatkan siswa kelas V dan guru SD Negeri 94
Pekanbaru untuk menghasilkan media video animasi kartun.

HASIL DAN DISKUSI


Analisis
Pengembangan media video animasi kartun dilakukan dengan tahapanan analisis sebagai
berikut:
Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan ini dilakukan peneliti dengan cara wawancara guru dan siswa SD Negeri
94 Pekanbaru untuk mengetahui permasalahan serta factor pendukung dan penghambat proses
pembelajaran serta analisis bahan ajar yang digunakan.
Analisis Kurikulum
Pada tahap analisis kurikulum peneliti melakukan analisis pada kurikulum yang berlaku yaitu
kurikulum 2013. Analisis kurikulum dilakukan untuk menentukan kompetensi dasar dan indikator
yang terdapat dalam kurikulum 2013 materi tema 2 (udara bersih bagi kesehatan) subtema 1 (cara
tubuh mengolah udara bersih). Untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut mengenai pengintegrasian
dengan kompetensi dasar dan indikator pada materi tema 2 subtema 1.
Analisis Lingkungan Belajar
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru kelas V di SD Negeri 94
Pekanbaru, peneliti memperoleh informasi bahwasanya di SD Negeri 94 Pekanbaru sudah dilengkapi
dengan berbagai sarana dan prasarana yang memadai seperti sudah adanya infokus di sekolah. Namun
masih minimnya guru dalam memanfaatkan sarana dan prasarana tersebut untuk penggunaan media
pembelajaran dikelas. Maka dari itu peneliti berupaya untuk memberikan alternatif dalam
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dengan mengembangkan media video pembelajaran.
Design
Mengumpulkan Sumber
Pengembangan Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1 Kelas V Sekolah Dasar, Sella Pebriani, Dea
Mustika
9040
Setelah melakukan analisis kebutuhan lengkap dan jelas maka selanjutnya yaitu mengumpulkan
sumber referensi yang menunjang pengembangan media video. Sumber referensi untuk
pengembangan media didapatkan dari sumber yang relevan dengan media pembelajaran dan
pembelajaran tematik, sedangkan media tersebut di dapatkan dari sumber:
1. Buku guru dan siswa kelas V tema 2 subtema 1. Buku tematik terpadu kurikulum 2013 (revisi
2018). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. RPP Kelas V tema 2 subtema 1 Pembelajaran 1 dan 2.
Menentukan Software
Setelah mengumpulkan sumber maka langkah selanjutnya peneliti menentukan software
dalam pembuatan media video animasi kartun, yang mana peneliti menggunakan software berupa
aplikasi PowerPoint dan Adobe Premiere pro 2020.
Produksi
Pada tahap produksi ini dilakukan dengan pedoman pada naskah media video yang sudah
dibuat. Berikut tahapan-tahapan pengembangan media video:
1. Pembuatan pertama dimulai dengan membuat tulisan, gambar pada media video dan background
dengan menggunakan aplikasi PowerPoint. Yang mana dapat kita lihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Pembuatan Tulisan dengan menggunakan PowerPoint


2. Pembuatan kedua menggerakkan animasi tersebut dengan menggunakan aplikasi adobe premiere
pro 2020. Selain itu aplikasi ini juga dapat menambahkan suara kedalam video yang akan dibuat.
Yang mana dapat kita lihat pada gambar 2 berikut:

Gambar 2. Gerakan Animasi


9041 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 9035-9052

Aplikasi adobe premiere pro 2020 ini merupakan aplikasi pengeditan video yang aplikasinya
berbayar. Aplikasi ini dapat membantu pembuatan video animasi kartun yang mana terdapat tools,
penyusunan transisi, audio, dan masih banyak fungsi lain yang dapat digunakan dalam aplikasi ini.
3. Pasca Produksi
Tahap ini hasil pembuatan media video animasi kartun pada tema 2 subtema 1 pembelajaran 1
dan 2 :
a. Halaman Awal Video Pembelajaran
Pada halaman awal video animasi kartun ini dapat kita lihat pada pembelajaran pertama
terdapat pada gambar 3, dan 4 sebagai berikut:

Gambar 3. Contoh gambar video animasi

Halaman awal media video animasi kartun ini terdapat tampilan salam untuk membuka
pembelajaran yang mana pada tampilan ini terdapat satu orang guru dan dua orang siswa, tampilan
mata pelajaran yang akan di pelajari seperti pembelajaran tema 2 (udara bersih bagi kesehatan)
subtema 1 (cara tubuh mengolah udara bersih) pembelajaran 1 dan 2 terdapat seorang guru yang
sedang menjelaskan pembelajaran yang akan di pelajari dan terdapat seorang siswa yang menyimak
penjelasan guru tersebut, dan tampilan kompetensi dasar ini terdapat di dalam buku cetak siswa agar
siswa mengetahui kompetensi dasar pada pembelajaran. Pada tampilan gambar tersebut dibuat dengan
warna-warna yang disarankan oleh siswa dengan warna-warna yang cerah sehingga tampilan gambar
tersebut terlihat lebih bagus dan nyata
b. Tampilan Isi Video Pembelajaran
Halaman isi pada video pembelajaran ini dapat dilihat pada gambar 3 sampai gambar
seterusnya yang mana gambar ini membahas materi pembelajaran pada pelajaranpertama dan kedua
yaitu pada pembelajaran ke 1 terdapat pelajaran bahasa Indonesia mengenai teks dayu dan ikan hias,
dan pembelajaran IPA mengenai alat dan sistem pernapasan pada hewan yang dilengkapi dengan
gambar sistem pernapasan pada hewan tersebut. Sedangkan pembelajaran ke 2 terdapat pembelajaran
IPA mengenai alat dan sistem pernapasan pada manusia yang dilengkapi dengan gambar sistem organ
pernapasan pada manusia agar memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran.
Pembelajaran bahasa Indonesia terdapat teks bacaan, dan pada pembelajaran SBdP terdapat lagu hari
merdeka yang diciptakan oleh husein mutahar. Pada bagian isi video pembelajaran ini peneliti
memilih gambar konkret, karena gambar-gambar yang dibuat tampak jelas sehingga memudahkan
Pengembangan Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1 Kelas V Sekolah Dasar, Sella Pebriani, Dea
Mustika
9042
siswa untuk melihat sistem organ pernapasan hewan dan manusia pada video animasi kartun. Selain
gambar yang konkret, animasi kartun ini juga dibuat seperti gambar 3d agar gambar yang ada pada
video pembelajaran lebih menarik dan hewan yang dipilih pun merupakan hewan yang ada di dalam
buku cetak siswa maupun hewan yang pernah siswa lihat.

Gambar 4. Contoh gambar animasi

c. Tampilan Akhir Video Pembelajaran

Gambar 5. Tampilan Akhir Video Pembelajaran

Halaman akhir pada video pembelajaran 1 dan 2 terdapat pada gambar 5 di akhiri dengan salam
penutup yang mana terdapat satu orang guru dan dua orang siswa dengan mengucapkan terimakasih
sudah menonton video pembelajaran dan sampai jumpa di video pembelajaran selanjutnya agar siswa
selalu bersemangat dengan pelajaran yang akan di pelajari selanjutnya.
Development
Tahap ini merupakan tahap yang digunakan untuk melihat valid atau tidaknya media video
pembelajaran yang telah dikembangkan sebagai media dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini
peneliti melakukan validasi dan revisi oleh expert riview yaitu 2 ahli desain, 2 ahli materi, dan 2 ahli
bahasa. Expert riview yang telah ditetapkan ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
media video serta validasi ini dilakukan untuk merevisi kekurangan yang ada pada media video yang
dikembangkan sesuai dengan saran ahli. Media video ini divalidasi oleh 6 validator, berikut ini daftar
validator yang memvalidasi media video animasi kartun tema 2 subtema 1 pada penelitian ini:
9043 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 9035-9052

Tabel 1. Nama Validator


No Ahli Nama Validasi Instansi
1 Materi 1. Eddy Noviana, S.Pd., M.Pd 1. Dosen Pendidikan
2. Yuliarni, S.Pd SD Guru Sekolah Dasar
(PGSD) Universitas
Riau
2. Guru SD Negeri 42
Pekanbaru
2 Media/ 1. Benni Handayani,M.I.KOM 1. Dosen Fakultas
Desain 2. Sulastri Ningsih, S.Pd Ilmu Komunikasi
2. Kepala Sekolah SD
Negeri 94 Pekanbaru
3 Bahasa 1. Latif,S.Pd.,M.Pd 1. Dosen Program
2. Marrita,S.Pd Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra
2. Guru Sekolah Dasar
Negeri 112 Pekanbaru

Pada tahap ini, komentar dan saran yang diberikan ahli materi, desain, dan bahasa akan ditindak
lanjuti guna menyempurnakan produk yang akan dikembangkan agar menjadi lebih baik. Berikut ini
merupakan hasil validasi dan saran dari para validator :
Validasi Ahli Materi
Pada validasi materi dilakukan oleh ahli materi yaitu Bapak Eddy Noviana, S.Pd., M.Pd yang
merupakan dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Riau dan Ibu Yuliarni, S.Pd
SD yang merupakan Guru Kelas V SD Negeri 42 Pekanbaru. Ahli materi memberikan penilaian
terhadap aspek isi atau materi dari media video. Hasil penilaian aspek isi atau materi dapat dilihat
dalam aspek tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Hasil Validasi Ahli Materi Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1
Pembelajaran 1 dan 2
Validator Skor Skor Persentase Kategori
Empiris Maksimal
Eddy Noviana, S.Pd., M.Pd 59 64 92,18% Sangat
Valid
Yuliarni, S.Pd SD 63 64 98,43% Sangat
Valid
Rata-Rata 95,30% Sangat
Valid

Tabel 2. di atas adalah hasil penilaian aspek isi/materi oleh ahli materi terhadap media video
pada validasi. Dapat dilihat pada validasi ini, peneliti memperoleh nilai persentase yang diberikan
oleh Bapak Eddy Noviana, S.Pd., M.Pd. Selaku validator 1 yaitu 92,18% dengan kategori sangat valid
sedangkan nilai persentase yang diberikan oleh Ibu Yuliarni, S.Pd SD selaku validator 2 yaitu 98,43%
dengan kategori sangat valid. Selanjutnya secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata dari kedua
validator ahli materi ini yaitu 95,30%. Apabila dikonversikan kedalam data kualitatif maka aspek isi
atau materi video animasi kartun pada pembelajaran tematik ini termasuk kedalam kategori “Sangat
Pengembangan Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1 Kelas V Sekolah Dasar, Sella Pebriani, Dea
Mustika
9044
Valid”. Hasil analisis lebih lengkap yang telah diberikan validator ahli materi dapat dilihat pada
lampiran 12 halaman 109. Adapun komentar dan saran dari validator ahli materi ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
Peneliti melakukan validasi kepada validator 1. Setelah memeriksa media video yang di
kembangkan, validator 1 memberikan komentar. Adapun komentar yang di berikan yaitu: Produk
media pembelajaran dapat digunakan atau di manfaatkan pada uji coba skala kecil (one-to-one
treatment).
Selanjutnya peneliti juga melakukan validasi kepada validator 2. Setelah memeriksa media
video yang dikembangkan, validator 2 memberikan komentar mengenai video pembelajaran tersebut.
Adapun komentar yang diberikan yaitu: Media video sudah sesuai dengan materi pembelajaran yang
ada pada buku guru dan siswa. Materi yang ada di dalam video juga mudah di pahami karena
menggunakan gambar animasi yang dapat dilihat secara langsung oleh siswa pada saat pembelajaran.
Jadi, dapat disimpulkan validasi dari ahli materi untuk media video animasi kartun untuk
tema 2 subtema 1 pembelajaran 1 dan 2 yang peneliti kembangkan berada pada kategori sangat valid.
Validasi Ahli Desain
Pada validasi media ini dilakukan oleh validator ahli desain yaitu Bapak Benni Handayani,
M.I.KOM yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau dan Ibu Sulastri Ningsih,
S.Pd merupakan Kepala Sekolah SD Negeri 94 Pekanbaru. Ahli media memberikan penilaian
terhadap aspek padatampilan media video ini. Hasil penilaian aspek desain dapat dilihat pada tabel 3
berikut:
Tabel 3. Hasil Validator Ahli Media
Validator Skor Skor Persentase Kategori
Empiris Maksimal
Benni Handayani, M.I.KOM 56 68 82,35% Cukup
Valid
Sulastri Ningsih, S.Pd 60 68 88,23% Sangat
Valid
Rata-Rata 85,29% Sangat
Valid

Tabel 3 di atas merupakan hasil penilaian aspek media oleh ahli desain terhadap produk video
pembelajaran tematik pada validasi ini. Dapat dilihat bahwa peneliti memperoleh nilai persentase
yang diberikan oleh Bapak Benni Handayani, M.I.KOM selaku validator 3 yaitu 82,35% dengan
kategori Cukup Valid sedangkan nilai persentase yang diberikan Ibu Sulastri Ningsih, S.Pd selaku
validator 4 yaitu 88,23% dengan kategori Cukup Valid. Selanjutnya secara keseluruhan yang
diperoleh dari nilai rata-rata dari kedua validator tersebut yaitu 85,29%. Apabila dikonversikan
kedalam data kualitatif maka aspek desain video animasi kartun pada pembelajaran tematik ini
termasuk kedalam kategori “Sangat Valid”. Hasil Lengkap yang telah diberikan validator ahli desain
9045 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 9035-9052

dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 119. Adapun komentar dan saran yang diberikan validator
ahli desain pada validasi sebagai berikut:
Peneliti melakukan validasi kepada validator 3. Setelah memeriksa video yang
dikembangkan, validator 3 memberikan komentar dan saran. Adapun komentar dan saran yang
diberikan yaitu: 1) Voice over kurang ceria, sehingga kurang bisa memotivasi siswa untuk
mendengarkan isi materi pembelajaran, 2) Kapasitas video terlalu besar pada pembelajaran 1 (376
MB) dan pembelajaran 2 (473 MB) sehingga dapat dikompres agar lebih mudah untuk menyimpan
video, 3) Font kurang berjarak sehingga susah dibaca dari jauh.
Selanjutnya peneliti melakukan validasi kepada validator 4. Setelah memeriksa video yang
dikembangkan, validator 4 memberikan komentar. Adapun komentar dan saran yang diberikan yaitu:
Sangat baik dapat dipergunakan saat mengajar dikelas. Akan tetapi tolong di lengkapi dengan
pertanyaan umpan balik ke siswa.
Jadi, berdasarkan saran yang diberikan validator tersebut, maka peneliti memperbaiki produk
yang dikembangkan, yang mana voice over yang pada awalnya berisikan musik yang kurang ceria,
peneliti menyesuaikan kembali dengan musik yang lebih membangkitkan motivasi belajar siswa.
Kapasitas yang awalnya terlalu besar pada pembelajaran 1 (376 MB) dan pembelajaran 2 (473 MB)
peneliti coba kecilkan sehingga kapasitas video berkurang menjadi (245 MB) pada pembelajaran 1
dan (189 MB) pada pembelajaran 2. peneliti juga menambahkan saran yang diberikan oleh validator 4
yang mana pada video pembelajaran peneliti telah melengkapi dengan pertanyaan umpan balik
kepada siswa. Dapat disimpulkan validasi dari ahli desain untuk media video animasi kartun untuk
tema 2 subtema 1 pembelajaran 1 dan 2 yang peneliti kembangkan berada pada kategori sangat valid.
Namun sesuai dengan apa yang telah disampaikan validator, validasi tidak perlu diulang kembali
karena telah berada pada kategori valid dengan revisi.
Validator Ahli Bahasa
Pada validasi media ini dilakukan oleh validator ahli bahasa yaitu Bapak Latif, S.Pd.,M.Pd
yang merupakan Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra dan Ibu Marrita, S.Pd
merupakan Guru SD Negeri 112 Pekanbaru. Ahli media memberikan penilaian terhadap aspek
padatampilan media video ini. Hasil penilaian aspek bahasa dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4. Hasil Validator Ahli Bahasa
Validator Skor Skor Persentase Kategori
Empiris Maksimal
Latif, S.Pd.,M.Pd 54 56 96,42% Sangat
Valid
Marrita, S.Pd 55 56 98,21% Sangat
Valid
Rata-Rata 98,17% Sangat
Valid
Pengembangan Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1 Kelas V Sekolah Dasar, Sella Pebriani, Dea
Mustika
9046
Tabel 4 di atas merupakan hasil penilaian aspek media oleh ahli bahasa terhadap produk video
pembelajaran tematik pada validasi ini. Dapat dilihat bahwa peneliti memperoleh nilai persentase
yang diberikan oleh Bapak Latif, S.Pd.,M.Pd selaku validator 5 yaitu 96,42% dengan kategori Sangat
Valid sedangkan nilai persentase yang diberikan Ibu Marrita, S.Pd selaku validator 6 yaitu 98,21%.
Selanjutnya secara keseluruhan yang diperoleh dari nilai rata-rata dari kedua validator tersebut yaitu
98,17% dengan kategori sangat valid. Apabila dikonversikan kedalam data kualitatif maka aspek
desain video animasi kartun pada pembelajaran tematik ini termasuk kedalam kategori “Sangat
Valid”. Hasil analisis lebih lengkap yang telah diberikan validator ahli bahasa dapat dilihat pada
lampiran 20 halaman 128. Adapun komentar dan saran yang diberikan validator ahli bahasa pada
validasi sebagai berikut:
Peneliti melakukan validasi pada tanggal 09 Desember 2022 dengan Bapak Latif, S.Pd.,M.Pd
selaku validator 5. Setelah memeriksa video yang dikembangkan, validator 5 memberikan komentar
dan saran. Adapun komentar dan saran yang diberikan yaitu Pengembangan media video animasi
kartun sudah menarik menampilkan aspek elemen gambar dan slow growing yang bagus dalam
menyampaikan pesan.
Selanjutnya peneliti melakukan validasi pada tanggal 02 November 2022 dengan Ibu Marrita,
S.Pd selaku validator 6. Setelah memeriksa video yang dikembangkan, validator 6 memberikan
komentar dan saran. Adapun komentar dan saran yang diberikan yaitu Penampilan gambar yang ada
di video sudah bagus dan penyampaian pesan pada materi juga sudah sangat jelas.
Jadi, Dapat disimpulkan validasi dari ahli desain untuk media video animasi kartun untuk
tema 2 subtema 1 pembelajaran 1 dan 2 yang peneliti kembangkan berada pada kategori sangat valid.
Berdasarkan pada kajian penilitian diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahasanya
media video animasi kartun yang telah dikembangkan berada pada kategori valid. Rata-rata yang
diperoleh dari ketiga validator tersebut memperoleh nilai 93% sesuai dengan rekapitulasi hasil analisis
validasi dari validator pada lampiran 21 halaman 129.
Pembahasan
Penelitian yang peneliti lakuakan digolongkan sebagai penelitian pengembangan. Menurut
Sugiono (2019:28) mengemukakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode yang
digunakan dalam mengembangkan suatu produk dan memvalidasi produk yang sudah ada menjadi
lebih praktis, efektif, dan efisien. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan adalah media
video animasi kartun pada pembelajaran tematik khususnya pada tema 2 subtema 1 pada pemblajaran
1 dan 2 untuk siswa kelas V SD. Menurut Sutarti dan Edi Irawan (2017:5-6) metode penelitian dan
pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sesuatu
produk yaitu media pembelajaran yang valid atau media pembelajaran yang layak digunakan di
sekolah dasar.
9047 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 9035-9052

Model penelitian yang digunakan mengacu pada model ADDIE. Menurut Purnamasari, dkk
(2019:25) menyatakan bahwa penelitian pengembangan model ADDIE terdapat 5 tahap yang terdiri
dari Analysis (analisis), Design (perancangan), Development (pengembangan), Implementation
(implementasi), Evaluation (evaluasi). Namun pada penelitian ini tahap-tahap dimodifikasi sesuai
kebutuhan penelitian. Adapun tahap-tahap yang digunakan yaitu: Analysis, Design, dan Development.
Pada tahap Analysis, menurut Cahyadi (2019:36-37) menyatakan bahwa pada tahap analisis
ini perlunya pengembangan bahan ajar dalam tujuan pembelajaran, yang mana dilakukannya analisis
seperti analisis kinerja, analisis siswa, analisis fakta, konsep, prinsip, prosedur materi pembelajaran,
dan analisis tujuan pembelajaran. Menurut Rayanto (2020:34) menyatakan bahwa dalam kajian
peneliti membaca kajian-kajian pustaka, yang mana hal ini dilakukan untuk memperoleh dasar-dasar
teoritis yang mendukung pengembangan dalam menentukan apakah penelitian mempunyai dasar yang
kuat dan mencari informasi yang aktual yang terjadi di lapangan.
Peneliti melakukan kegiatan seperti: analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis
lingkungan belajar. Pada analisis kebutuhan terdapat: 1) analisis kebutuhan pendidik, berdasarkan
wawancara yang diperoleh, peneliti mendapatkan sebuah informasi bahwa guru belum menggunakan
media pembelajaran yang bervariasi, maka dari itu peneliti berupaya untuk mengembangkan media
video pembelajaran. 2) analisis kebutuhan siswa, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
dengan lima orang siswa, pada hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa tema yang dirasa
cukup sulit bagi siswa terletak pada tema 2 khusunya pada subtema 1 pembelajaran 1 yang mencakup
mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA mengenai alat dan sistem pernapasan pada hewan,
sedangkan pembelajaran 2 mencakup mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, dan SBdP mengenai alat
dan sistem pernapasan pada manusia. Kemudian berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan
5 orang siwa kelas V di SD Negeri 94 Pekanbaru, peneliti mendapatkan informasi mengenai
gambaran video pembelajaran yang siswa inginkan, adapun gambaran yaitu siswa menginginkan
pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran yang sering mereka lakukan seperti adanya media
video pembelajaran terdapat adanya gambar yang menarik dan berwarna dengan penjelasan materi
mudah dipahami serta dikombinasikan dengan animasi bergerak agar tidak sama dengan melihat buku
cetak yang mereka punya. Maka dari itu peneliti mencoba untuk memberikan solusi alternatif atas
pendapat siswa dengan melakukan pengembangan media video animasi kartun yang menarik dan
menyenangkan. 3) analisis kurikulum, pada analisis kurikulum ini peneliti menganalisis kompetensi
dasar dan indikator pencapaian yang mengacu pada kurikulum 2013. Analisis ini menjadi dasar materi
dalam pengembangan media video animasi kartun. 4) analisis lingkungan belajar, berdasarkan hasil
wawancara yang diperoleh, peneliti memperoleh informasi bahwa SD Negeri 94 Pekanbaru sudah
dilengkapi degan berbagai sarana dan prasarana yang memadai seperti sudah adanya infokus
disekolah, akan tetapi masih inimnya jumlah infokus tersebut sehingga guru terkendala dalam
melakukan pembelajaran dengan menggunakan media video.
Pengembangan Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1 Kelas V Sekolah Dasar, Sella Pebriani, Dea
Mustika
9048
Pada tahap selanjutnya yaitu tahap Desain, menurut Cahyadi (2019:36-37) menyatakan bahwa
pada tahap desain ini merupakan tahap perencanaan pengembangan bahan ajar, yang mana pada
kegiatan pada tahap ini seperti penyusunan bahan ajar di dalam pembelajaran, peningkatan
kemampuan siswa, dan keuntungan yang dirasakan. Menurut Rayanto (2020:35) menyatakan bahwa
jika peneliti berencana untuk melakukan pengembangan rancangan pembelajaran, maka peneliti perlu
mendesain sesuai dengan apa yang akan diteliti. Pada tahap ini, peneliti membuat media video
animasi pada pembelajaran tematik tema 2 subtema 1 pembelajaran 1 dan 2. Proses pembuatan video
ini diawali dengan: 1) mengumpulkan sumber yang relevan dengan media pembelajaran, yang mana
sumber yang peneliti gunakan yaitu: a) buku guru dan siswa kelas V tema 2, buku tematik terpadu
kurikulum 2013 (revisi 2018), Jakarta: Kementrian dan Kebudayaan, b) RPP kelas V tema 2 subtema
1 pembelajaran 1 dan 2. 2) menentukan software, saat menentukan software ini peneliti melakukan
tahapan yaitu: a) menyusun garis besar pada media video pembelajaran, b) menyusun peta materi
pembelajaran, c) penyusunan naskah, d) produksi media video pembelajaran yang mana terdapat 3
proses produksi di antaranya yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Pada tahap pra
produksi ini, peneliti mempersiapkan bahan yang akan digunakan untuk pembuatan video
pembelajaran. Setelah semua bahan sudah siap maka selanjutnya peneliti memproduksi media video
pada pembelajaran tematik dengan mempersiapkan animasi yang aka nada di dalam video
pembelajaran. Tahap selanjutnya peneliti melakukan pengeditan video pembelajaran yang mana pada
tahap ini peneliti membuat tulisan pada video pembelajaran, membuat animasi pada video
pembelajaran, dan pembuatan suara pada media video pembelajaran.
Media video yang telah dikembangkan akan ke tahap Development, Menurut Rayanto, dkk
(2020:36) menyatakan bahwa mengembangkan sesuai dengan pengembangan yang akan dilakukan
dan sesuai dengan rancangan pembelajaran. Menurut Cahyadi (2019:37) menyatakan bahwa kegiatan
realisasi rancangan produk yang memiliki langkah pengembangan dalam sebuah penelitian, yang
mana kegiatan membuat dan memodifikasi bahan ajar. Pada tahap ini peneliti melakukan
pengembangan dengan melakukan validasi ini maka peneliti dapat melihat di mana letak kekurangan
yang ada pada media video pembelajaran ini agar mendapatkan saran untuk perbaikan media video
pembelajaran yang lebih baik. Pada tahap validasi ini terdapat para ahli yaitu validator ahli desain,
validator ahli materi, dan validator ahli bahasa yang mana peneliti membuat instrument validasi
berupa lembar validasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. Kemudia dilakukan validsi oleh para ahli,
yang mana terdapat 6 ahli yang terdiri dari 2 orang ahli materi, 2 orang ahli desain, dan 2 orang ahli
bahasa. Sehingga memperoleh rata-rata dari para ahli yaitu 1) ahli matri, pada validasi ahli media
video animasi kartun ini memperoleh nilai rata-rata 95,30% dengan kategori sangat valid. 2) ahli
desain, pada validasi ahli desain ini peneliti mendapatkan nilai rata-rata 85,29% dengan kategori
cukup valid. 3) ahli bahasa, pada validasi ahli desain ini peneliti mendapatkan nilai rata-rata 98,17%
dengan kategori sangat valid.
9049 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 9035-9052

Setelah hasil keseluruhan validasi media video di rekap, maka peneliti mendapatkan nilai rata-
rata keseluruhan untuk 6 validator. Adapun hasil validasi dari keseluruhan aspek yang diperoleh dari 6
validator dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 5. Hasil Validasi Aspek Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 1
dan 2
Aspek yang Dinilai Validitas
Persentase Kategori
Materi 95,30% Sangat Valid
Desain 85,29% Sangat Valid
Bahasa 98,17% Sangat Valid
Rata-rata 93% Sangat Valid

Rekapitulasi hasil analisis lebih lengkap yang telah diberikan ketiga validator dapat dilihat
pada lampiran 21 halaman 127. Tabel 4.7 diatas adalah hasil validasi dari keseluruhan aspek media
video yaitu aspek materi, desain, dan bahasa yang diperoleh dari 6 validator untuk satu kali validasi
dengan rata-rata keseluruhan yaitu: 93% dengan kriteria sangat valid.
Sejalan dengan (Annisa dan Ramadhan 2020:4793) menyatakan bahwa proses pembuatan
media yang dilakukan peneliti dengan menggunakan aplikasi kinemaster. Pada produk yang dibuat
oleh peneliti terdapat 3 pembelajaran dan terdapat 2 kali validasi. Dapat dilihat pada hasil validasi
yang di peroleh pada penelitian ini yaitu pada pembelajaran 3 validasi pertama memperoleh nilai
88,74% dan validasi kedua memperoleh nilai 93,88%. Pada pembelajaran ke 4 validasi pertama
memperoleh nilai 89,51% dan validasi kedua memperoleh nilai 95,41%. Pada pembelajaran ke 5
validasi pertama memperoleh nilai 92,01% dan validasi kedua memperoleh nilai 96,18%. Dari hasil
validasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap media video animasi pada pembelajaran tema 7
subtema 3 ini memperoleh kategori sangat valid dan dapat digunakan pada siswa sekolah dasar.
Hal ini juga sejalan dengan Wismawati, dkk. 2021:8-21) Menyatakan bahwa pada penelitian
ini peneliti menggunakan aplikasi kinemaster, yang mana peneliti merancang produk dengan
pemilihan penentuan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, pemilihan konsep dan penyusunan
media video animasi. Pada penelitian ini peneliti melakukan validasi, yang mana pada validasi ahli isi
peneliti mendapatkan nilai 2,4 dengan kriteria kurang layak, validator kegrafikan mendapatkan nilai 3
dengan kriteria layak, validator ahli bahasa mendapatkan nilai 3,83 dengan kriteria sangat layak, dan
validator praktisi peneliti mendapatkan nilai 4 dengan kriteria sangat layak. Dari hasil validasi yang di
dapatkan dari ke 4 validator tersebut maka peneliti mendapatkan nilai rata-rata 3,30 dinyatakan valid.
Hal ini juga sejalan dengan Ponza, dkk (2018:15-17) menyatakan bahwa pengembangan
media video animasi pada pembelajaran tematik ini menggunakan aplikasi powton. Pada penelitian ini
peneliti merancang dengan menampilkan tulisan (teks), gambar-gambar berwarna, audio dan animasi.
Pada penelitian ini peneliti melakukan validasi terhadap produk yang sudah dikembangkan yaitu
validator ahli isi mendapatkan nilai 96%, validator ahli desain mendapatkan nilai 92%, dan validator
Pengembangan Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1 Kelas V Sekolah Dasar, Sella Pebriani, Dea
Mustika
9050
ahli media mendapatkan nilai 86%. Jadi pada validasi media video animasi kartun pada pembelajaran
tematik ini dinyatakan valid.
Jadi, pada penelitian yang dikembangkan peneliti dengan peneliti sebelumnya terdapat
perbedaan dari segi judul, perancangan, maupun kebaharuan data hasil validasi. Yang mana pada
penelitian ini peneliti mengembangkan media video animasi kartun pada tema 2 subtema 1 untuk
siswa kelas V. Pada penelitian ini peneliti merancang sebuah produk dengan menggunakan aplikasi
powerpoint dan adobe premire pro 2020. Produk yang di rancang dengan menentukan kompetensi
dasar, pemilihan konsep dan penyusunan media video animasi. Pada penelitian ini peneliti melakukan
validasi terhadap produk yang dikembangkan yaitu validator ahli materi mendapatkan nilai 95,30%
dengan kategori sangat valid, validasi ahli desain mendapatkan nilai 85,29% dengan kategori sangat
valid, dan validasi ahli bahasa mendapatkan nilai 98,17% dengan kategori sangat valid. Jadi rata-rata
yang di peroleh dari ketiga validator tersebut peneliti memperoleh nilai 93% dengan kategori sangat
valid.

KESIMPULAN
Proses pengembangan media video animasi kartun pada pembelajaran tematik untuk siswa
kelas V di SD Negeri 94 Pekanbaru yang dihasilkan yaitu media video animasi kartun pada
pembelajaran tematik khusus nya pada tema 2 subtema 1 kelas V Sekolah Dasar pembelajaran 1 dan
2. Pada pembelajaran pertama terdapat mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA mengenai alat dan
sistem pernapasan pada hewan, sedangkan pada pembelajaran kedua terdapat mata pelajaran IPA,
Bahasa Indonesia, dan SBdP mengenai alat dan sistem pernapasan pada manusia. Untuk membuat
video animasi kartun ini membutuhkan aplikasi PowerPoint dan Adobe Premiere 2020. Video yang
dikembangkan harus melalui tahapan validasi yang meliputi enam orang ahli yang terdiri dari dua
orang ahli materi, dua orang ahli desain, dan dua orang ahli bahasa. Validitas media pembelajaran
video animasi kartun pada pembelajaran tematik untuk siswa kelas V SD Negeri 94 Pekanbaru ini
ditinjau berdasarkan hasil validasi oleh ahli materi, ahli desain, dan ahli bahasa. Pada aspek ahli
materi memperoleh 90,30% dengan kategori sangat valid, aspek ahli desain memperoleh 80,29%
dengan kategori cukup valid, dan aspek ahli bahasa memperoleh 98,17% dengan kategori sangat
valid. Secara keseluruhan validitas media video animasi kartun pada pembelajaran tema 2 subtema 1
kelas V Sekolah Dasar ini memperoleh rata-rata 93% dengan kategori sangat valid.

REFERENSI
Ahmad, F., & Mustika, D. (2021). Problematika Guru Dalam Menerapkan Media Pada
Pembelajaran Kelas Rendah Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), 2008–2014.
Https://Jbasic.Org/Index.Php/Basicedu/Article/View/1056
9051 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 9035-9052

Dafit, F., & Mustika, D. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Higher Order
Thinking Skills Pada Siswa Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6),
4889–4903. Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V3i6.1565
Fabiana Meijon Fadul. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Animasi
Pada Tema 7 Subtema 3 Untuk Siswa Kelas IV SDN 104 Pekanbaru. Universitas Islam
Riau,5,8.Https://Scholar.Google.Com/Scholar?Hl=Id&As_Sdt=0%2C5&Q=Pengemban
gan+Media+Pembelajaran+Berbasis+Videi+Animasi+Pada+Tema+7+Subtema+3+Untu
k+Siswa+Kelas+IV+SDN+104+Pekanbaru&Btng=#D=Gs_Qabs&T=1675007245389&
U=%23p%3dns1v1fvl-IQJ
Hasanah, N. (2020). Pelatihan Penggunaan Aplikasi Microsoft Power Point Sebagai Media
Pembelajaran Pada Guru SD Negeri 050763 Gebang. Jurnal Pengambdian Kepada
Masyarakat (Jpkm), 1(2), 34–41.
Kasus, S., Mahasiswa, P., Pahlawan, U., Tambusai, T., Sari, E. N., Farhas, R. J., Zulmi, S.,
Zakky, M. A., Ekonomi, F., Pahlawan, U., & Tambusai, T. (2022). INNOVATIVE :
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2021 Research & Learning In Primary Education Analisis
Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Smartphone. 1, 688–695.
Ponza, P. J. R., Jampel, I. N., & Sudarma, I. K. (2018). Pengembangan Media Video Animasi
Pada Pembelajaran Siswa Kelas Iv Di Sekolah Dasar. Jurnal EDUTECH Universitas
Pendidikan Ganesha, 6(1), 9–19.
Prananda, G., Wardana, A., & Darniyanti, Y. (2021). Pengembangan Media Video
Pembelajaran Tema 6 Subtema 2 Untuk Siswa Kelas SD Negeri 17 Pasar Masurai 1.
JurnalDharmaPGSD,1(1),38–45.
Http://Ejournal.Undhari.Ac.Id/Index.Php/Judha/Article/View/104
Prasetya, F., Fahrozy, N., Iskandar, S., Abidin, Y., & Sari, M. Z. (2022). Research &
Learning In Elementary Education Https://Jbasic.Org/Index.Php/Basicedu. 6(2), 3093–
3101.
Purnamasari, N. L. (2019). Metode Addie Pada Pengembangan Media Interaktif Adobe Flash
Pada Mata Pelajaran TIK. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar,
5(1), 23–30. Https://Jurnal.Stkippgritulungagung.Ac.Id/Index.Php/Pena-
Sd/Article/View/1530
Putri, S. R., & Lena, M. S. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Media Video Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Di Kelas V SD Improving Student
Learning Outcomes In Integrated Thematic Learning Using Video Media In Class V SD
Abstract. 8.
Pengembangan Media Video Animasi Kartun Pada Tema 2 Subtema 1 Kelas V Sekolah Dasar, Sella Pebriani, Dea
Mustika
9052

Qorinasari, D. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Tematik Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 1


Melalui Penggunaan Media Video Animasi Pada Peserta Didik Kelas 1 Sd Negeri
Polokarto 03 Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2020/2021. JP3 (Jurnal Pendidikan
Dan Profesi Pendidik), 6(2), 168–176. Https://Doi.Org/10.26877/Jp3.V6i2.7321
Siti, G. W., Marlini, S. C., & Helminsyah. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Video
Animasi Pada Subtema 1 Benda Hidup Dan Tak Hidup Di Sekitar Kita Untuk Siswa
Kelas 1 SD. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2(1), 1–24.
Sukmawati, D., Mustika, D., & Riau, U. I. (2021). VALIDITAS MEDIA POWERPOINT
INTERAKTIF KELAS IV SEKOLAH DASAR. 2(02), 487–498.
Syahputra, H., & Mustika, D. (2022). Validitas Bahan E-Module Berbasis Android Pada
Operasi Count Fractional Kelas V SD. Ijois: Indonesian Journal Of Islamic Studies,
3(02),163–171.
Http://Civiliza.Org/Journal/Index.Php/Ijois/Article/View/114%0Ahttp://Civiliza.Org/Jou
rnal/Index.Php/Ijois/Article/Download/114/98
Widia Tita Nila, & Dea Mustika. (2022). Pengembangan E-Modul Berbasis Model Problem
Based Learning (PBL) Materi Organ Gerak Hewan Dan Manusia Kelas V. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling, 4(2), 412–424.

You might also like