You are on page 1of 9

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9 No.

2 Maret 2022
P - ISSN : 2503-4413
E - ISSN : 2654-5837, Hal 261 – 269

PERAN HARGA, KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN


PEMBELIAN BERULANG PADA PRODUK SUSU BEAR BRANDDI KOTA MALANG
Oleh :
Rezky Saputra
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Kartika Anggraeni Sudiono Putri
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Email : rezkysaputra@gontor.ac.id, kartikaanggraeni@uin-malang.ac.id

Articel Info Abstract


Article History : This study was conducted with the aim of describing the repeat
Received 24 February - 2022 purchase decisions (Y) made by consumers, which are influenced
Accepted 24 March - 2022 by the price variables (X1), product quality (X2) and brand image
Available Online 30 March - (X3) of Bear Brand dairy products in Malang City. The method
2022
used in this research is descriptive quantitative method, by
determining the people of Malang City as the research population
based on the phenomena that occur. Based on the population that
has been determined, 210 research respondents were taken as
samples using the Malhotra formula. The sampling technique used
in determining the characteristics of the sample using purposive
sampling technique. While the data analysis efforts used multiple
linear regression analysis method. Based on the research
conducted, it is found that the repeat purchase decision on Bear
Brand milk products is influenced by price, product quality and
brand image simultaneously. Price and brand image also have a
significant influence on the decision to purchase Bear Brand milk
in Malang City partially, but the product quality variable does not
affect the decision to buy Bear Brand milk partially. The more
competitive prices with competitors and having compatibility with
the quality offered and being able to maintain a positive image of
a brand, there will be an increase in repeated purchases of Bear
Brand dairy products in Malang City.
Keywords :
price, product quality, brand
image, and repeat purchase
decisions

1. PENDAHULUAN menggambarkan sejumlah warga mengalami


Mengingat adanya pandemi Covid-19 kericuhan untuk membeli produk susu Bear Brand
sejak tahun 2020, memberi dampak yang cukup dan terjadinya pembelian secara besar-besaran
buruk dalam bidang kesehatan dan perlambatan dikarenakan adanya rasa cemas kehabisan produk
pertumbuhan ekonomi sehingga membuat banyak susu Bear Brand (diliput oleh Kompas.com).
industri tidak mampu bertahan dan terpuruk.Akan Fenomena ini terjadi diakibatkanwarga melakukan
tetapi industri makanan dan minuman yang panicbuyingpada saat pemerintah menerapkan
berperan sebagai penyediaan kebutuhan kebijakan PPKM Darurat diberbagai daerah, dan
masyarakat mampu bertahan dengan pertumbuhan masyarakat sendiri menganggap bahwasanya susu
yang positif selama beberapa tahun terakhir. Susu Bear Brand memiliki khasiat untuk menjaga
cair kemasan siap minum misalnya, menjadi salah kesehatan agar terhindar dari virus Covid-19. Hal
satu produk yang sangat diminati oleh masyarakat tersebut diawali oleh adanya rekomendasi mulut
karena dipercaya dapat mencegah infeksi virus ke mulut yang mempercayai bahwa susu Bear
Covid-19. Salah satu fenomena yang terjadi di Brand dapat menyembuhkan penyakit terutama
bulan Juli 2021, yaitu tersebar luas sebuah video gejala-gejala pada Covid-19, sehingga secara
unggahan di Twitter dan Instagram yang tidak sadar adanya serbuan pembelian berulang
261
dan meningkatnya tingkat permintaan terhadap sebuah produk, konsumen akan mengeluarkan
susu Bear Brand. Dan persepsi tersebut tidak jumlah uang untuk ditukarkan kepada manfaat
dibentuk oleh pihak Bear Brand akan tetapi oleh atas kebutuhan yang diterima nantinya, sehinga
masyarakat sendiri yang memiliki pengalaman harga mendorong konsumen untuk melakukan
positif dan membagikannya kepada lingkungan keputusan pembelian berulang.
sekitar (okezone.com) Pada penelitian lain yang dilakukan oleh
Adanya asumsi masyarakat yang percaya Sakinah (2021) menjelaskan indikator harga
bahwa produk susu Bear Brand mampu menjaga terdiri keterjangkauan harga, kesesuaian harga
dan meningkatkan imun tubuh menyebabkan tidak dengan kualitas produk, daya saing harga, dan
sedikit masyarakat yang memborong susu Bear kesesuaian harga dengan manfaat. Susu Bear
Brand di salah satu pusat perbelanjaan. Untuk Brand sendiri memiliki harga yang relatif lebih
menghindari terjadinya panicbuyingdikalangan tinggi jika dibandingkan produk susu sejenis.
masyarakat, maka diberlakukan pembatasan Susu Bear Brand menawarkan harga dikisaran Rp
pembelian produk susu Bear Brand atau lebih 9.000/kaleng, sementara susu Ultra Milk dikisaran
dikenal dengan nama susu beruang di beberapa harga Rp 5.600/kotak, susuIndomilk 5.300/kotak
toko modern tak terkecuali diKota Malang. dan susu Greenfield 6.700/kotak (iprice.co.id).
Berdasarkan berita yang diliput oleh New Malang Walaupun dengan harga yang relatif lebih tinggi,
Pos terjadinya kekosongan stok susu Bear Brand susu Bear Brand tetap menjadi fenomena di masa
di toko modern Alfamart daerah Sulfat, Dinoyo, kasus Covid meningkat di tahun 2021 hingga
dan beberapa daerah lainnya. Hal tersebut juga mengalami stok kosong di beberapa toko dan
dialami oleh toko modern Indomart daerah pusat perbelanjaan bahkan harga yang melambung
Sawojajar, Ijen dan Blimbing, kelangkaan ini tinggi (Top Brand Award, 2021)
terjadi akibat antusiasme masyarakat dan Selain harga, kualitas produk merupakan
pandangan positif terhadap produk susu Bear faktor penting yang menjadi pertimbangan
Brand. konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
Merek susu Bear Brand sendiri berulang. Semakin dapat memenuhi harapan
merupakanproduk premium susu dalam kemasan konsumen, maka dapat dikatakan sebuah produk
dari PT Nestledengan karakteristik susu sapi semakin berkualitas. Menurut pendapat
murni 100% tanpa bahan pengawet, sehingga Kotler&Amstrong (2016), keahlian sebuah produk
mampu memenuhi kebutuhan tubuh dalam dirujukkan pada kualitas produk untuk
menjaga kesehatan dan proses penyembuhan. menghadirkan berbagai fungsi, diantaranya adalah
Menurut data dari Top Brand Award susu UHT daya tahan, keandalan, akurasi, dan kemudahan
pada tahun 2021, produk susu Bear Brand mampu penggunaan. Menurut penelitian yang dilakukan
menguasai 18,8% pangsa pasar susu UHT di oleh Sari & Santoso (2018) mengemukakan
Indonesia dan memposisikan dirinya sebagai bahwa kualitas produk menjadi faktor pengaruh
produk dengan pangsa pasar terbesar kedua dalam keputusan pembelian berulang.Pemilihan
setelah susu Ultra Milk. Walaupun susu Bear produk yang akan dilakukan oleh konsumen
Brand belum mampu menggeser pesaing terletak pada produk berkualitas dalam upaya
utamanya, akan tetapi produk susu Bear Brand memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
selalu mengalami pertumbuhan penjualan yang Pada studi kasus yang dilakukan Ngaisah (2019)
naik secara signifikan selama 5 tahun terakhir. indikator kualitas produk terbagi menjadi kinerja,
Kotler (2016) menyatakan bahwa daya tahan, kesesuaian dengan spesifikasi, fitur,
konsumen menetapkan untuk melakukan reliabilitas, estetika, dan kesan kualitas. Indikator
pembelian berulangbarang apabila keuntungan tersebut menjadi faktor pertimbangan konsumen
yang dirasakan lebih besar atau sama dengan yang dalam melakukan keputusan pembelian berulang
telah dikeluarkan pada saat mendapatkan manfaat produk susu Bear Brand. Produk susu Bear Brand
pada barang tersebut. Berdasarkan penelitian yang memiliki kemasan yang berbeda dengan kemasan
dilakukanMulyana &Sudrartono (2021), susu sejenis, dimana susu Bear Brand
menyatakan bahwasanya harga berpengaruh menggunakan kemasan kaleng yang secara daya
terhadap keputusan pembelian berulang pada tahan tentunya lebih kuat dalam jangka waktu
sebuah produk, semakin sesuai harga dari sebuah lama. Susu Bear Brand yang terbuat dari 100%
produk yang ditawarkan maka akan meningkatnya susu sapi murni, mudah untuk dikonsumsi sesuai
keputusan pembelian berulang oleh konsumen. dengan kebutuhan akan susu para konsumen.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Faktor lain yang mempengaruhi
Kustianti (2019) juga memiliki pendapat yang keputusan pembelian berulang adalah citra merek
sama bahwasanya harga memiliki pengaruh yang (Magang, 2020). Citra merek merupakan
signifikan pada keputusan pembelian berulang pemikiran konsumen yang timbul setelah
262
mendengar sebuah nama dari suatu produk sebuah produk atau jasa.SedangkanTjiptono
tertentu. Citra merek adalah aset yang mempunyai (2019) mengemukakan bahwa harga ialah sebuah
nilai dan harus dijaga, karena proses alat ukur atas nilai yang diberatkan dan harus
menghadirkan citra merek dibangun dengan digantikan agar mendapatkan hak penggunaan
memerlukan biaya cukup banyak serta jangka maupun kepemilikan sebuah produk maupun jasa.
waktu yang lama.Menurut penelitian yang Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan
dilakukan oleh Tanady& Fuad (2020) menyatakan bahwa definisi harga merupakan total nilai
bahwa pembelian sebuah produk yang dilakukan dibayarkan konsumen dalam proses mendapatkan
oleh konsumen cenderung terjadi pada merek produk yang mereka mau. Harga juga memiliki
yang sudah dikenal luas, hal ini dikarenakan peran dalam hal membantu konsumen untuk
konsumen merasa lebih aman dengan hal-hal yang memperoleh manfaat produk yang mereka
telah dikenal, dengan anggapan bahwasanya inginkan, dan untuk mengajarkan konsumen agar
merek yang telah dikenal dapat diandalkan bisa bersikap objektif dalam hal konsumsi.
bersama kualitas yang terpercaya dan selalu
mempunyai stok banyak serta mudah ditemukan Kualitas Produk
diberbagai tempat. Hal ini membuat konsumen Tjiptono (2015) berpendapat tentang
lebih sering melakukan keputusan pembelian kualitas bisa diartikan sebagai kualifikasi aktif
berulang akan sebuah merek yang terkenal. yang berkaitan dengan produk serta bauran yang
Penelitian yang dilakukan oleh Magang ada didalamnya yang memenuhi atau mencukupi
(2020) juga mendukung hal tersebut dan harapan. Menurut pendapat Sunyoto (2012)
menyatakan bahwa citra merek berpengaruh kualitas didefinisikan tolak ukur penilaian bahwa
terhadap keputusan pembelian berulang.Riset sebuah barang maupun jasa telah memberikan
yang dilakukan oleh Fitriani (2020) memaparkan nilai guna dengan apa yang diharapkan atau
bahwa susu Bear Brand telah menanamkan kesan dengan kata lain sebuah barang atau jasa
positif pada benak konsumen dan telah dikenal diasumsikan telah memunculkan kualitas apabila
oleh masyarakat akan kualitas yang didapatkan berdampak baik atau mempunyai nilai guna
dari produknya yang merupakan susu steril. seperti yang diharapkan.Kotler dan Amrstrong
Produk susu Bear Brand juga mudah untuk (2016) kualitas produk didefinisikan sebagai
diperoleh di berbagai tempat dari warung hingga kesanggupan dalam menghadirkan berbagai
pusat-pusat perbelanjaan modern. Indikator citra macam manfaat seperti kekuatan, handal, akurasi,
merek terdiri dari fungsi merek, sikap terhadap dan kesederhanaan dalam fungsional. Kualitas
merek, kesan terhadap merek, dan kepercayaan produk mendefinisikan sejauh mana kesanggupan
pada merek. Bagaimana susu Bear Brand sebuah produk dalam memenuhi harapan dan
memberikan kesan positif dan menjaga keinginan konsumen. Definisi sebuah kualitas
kepercayaan konsumen akan mempengaruhi produk menggambarkan kegunaan produk untuk
keputusan pembelian berulang (Rizky, 2019). manjalankan fungsinya yang melibatkan
Berdasarkan fenomena yang telah dijabarkan durabilitas, kehebatan atau kemajuan, kekuatan,
sebelumnya, makapeneliti memiliki tujuan untuk serta kesederhanaan dalam pengemasan dan
menguji apakah ketiga faktor yaitu harga, kualitas reparasi produk.
dan citra merek dari produk susu Bear Brand
memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian Citra Merek
berulang. Menurut Tjiptono (2015) citra merek
adalah gambaran tentang asosiasi dan keyakinan
2. KAJIAN PUSTAKA DAN konsumen tentang merek tertentu. Dan asosiasi
PENGEMBANGAN HIPOTESIS merupakan atribut yang ada pada merek dan
Harga memiliki kekuatan tertentu. Menurut Kotler dan
Kotler dan Amstrong (2016) Keller (2016) bahwa citra merek adalah proses
mendefinisikan harga sebagai beberapa uang yang dimana seseorang memilih, mengatur, dan
dibarterkan untuk sebuah produk maupun jasa, menafsirkan informasi masukan untuk
seukuran perhitungan yang ditukarkan oleh menciptakan gambaran yang bermakna. Citra
pembeli sebagai upaya mendapatkan manfaat merek adalah seperangkat asosiasi merek yang
kepemilikan atau penggunaan atas produk terbentuk didalam benak konsumen. Konsumen
maupun jasa. Harga juga dapat diartikan sejumlah yang mempunyai kebiasaanmengkonsumsi merek
uang yang harus dibayarkan terhadap sebuah tertentu cenderung memiliki konsistensi dalam
produk maupun jasa, serta dapat diartikan juga citra merek, yang juga banyak disebut dengan
sebagai semua nilai yang diberikan konsumen kepribadian merek (brandpersonality).Menurut
dalam memperoleh keuntungan dari penggunakan Kotler dan Keller (2016) citra merek adalah nama,
263
istilah, logo, simbol, desain, atau kombinasi dari Kustianti (2019) menyatakan pendapat bahwa
semuanya, yang dirancang untuk harga memiliki pengaruh terhadap keputusan
mengidentifikasi penjual atau kelompok barang pembelian berulang dimana konsumen akan
atau jasa penjual dan untuk membedakannya dari mempertimbangkan nilai tukar atas manfaat yang
barang dan jasa pesaing. Menurut Kotler (2016) seharusnya diterima. Harga sendiri merupakan
citra merek merupakan pemahaman konsumen upaya dari sebuah perusahaan dalam memperoleh
tentang merek secara umum atau general, dimana laba, jika harga memiliki kesesuaian dengan
konsumen menaruh kepercayaan terhadap sebuah pandangan konsumen maka akan
merek tertentu dan bagaimana konsumen meningkatkannya tingkat pembelian berulang oleh
menganalisa sebuah merek. Citra dibentuk dalam konsumen
kurun waktu yang lama dan memerlukan anggara Loyalitas seorang konsumen tidak mudah
yang tidak sedikit, maka dari itu citra merek didapatkan. Hal ini dikarenakan pola pikir
adalah aset yang memiliki nilai jual dan harus konsumen yang semakin kritis sehingga dalam
terjaga. pemilihan dan penentuan sebuah produk menjadi
banyak pertimbangan. Berdasarkan penelitian
Keputusan Pembelian Berulang yang dilakukan oleh Luqiana dan Prabowo (2021)
Menurut Swasta dan Irawan (2014) berpendapat bahwa produk sejenis yang memiliki
berpendapatbahwa pembelian ulang adalah banyak variasi tentunya akan dipertimbangkan
keputusan pembelian yang pernah dilakukan oleh oleh konsumen dari segi kualitasnya. Kualitas
konsumen pada sebuah produk yang sama dan produk sendiri memiliki peran dalam menjalankan
akan dilakukannya lagi pembelian untuk kedua kinerjanya untuk memenuhi harapan konsumen,
atau ketiga kalinya. Pembelian ulang dari persepsi sehingga semakin baik sebuah produk dalam
Pamenang dan Susanto (2016) adalah keputusan memenuhi kebutuhan konsumen maka semakin
pembelian pada sebuah produk yang telah tinggi tingkat pembelian berulang konsumen.
dilakukan lebih dari satu kali bahkan beberapa Indikator kualitas sebuah produk tidak
kali. Pembelian berulang yang bertujuan pada hanya sebagai faktor pertimbangan oleh
loyalitas konsumen pada sebuah produk atau pada konsumen hari ini dalam melakukan keputusan
sebuah merek terjadi dikarenakan kepuasan yang pembelian berulang akan tetapi terdapatnya
didapatkan konsumen akan harapan dan faktor citramerek sebagai indikator lainnya. Citra
kebutuhan terpenuhi, sehingga konsumen merek merupakan cerminan dari keseluruhan
nantinya akan menceritkan pengalaman positif persepsi merek, yang terbentuk oleh data
akan merek tersebut terhadap lingkungan sekitar. (informasi) dan pengalaman atas merek terdahulu.
Kotler dan Keller (2016) juga berpendapat bahwa Pada saat pembelian, citra merek dari sebuah
hal yang mendasari terbentuknya niat untuk produk akan menjadi faktor utama konsumen
melakukan pembelian pada konsumen adalah (Tjiptono, 2016).Citra merek memiliki peran
pengalaman positif pada pembelian produk sebagai kepercayaan dan kesan positif oleh
terdaulu yang telah dilakukan. Tingkat kepuasan konsumen, karena citra merek terbentuk dengan
yang tinggi akan dicerminkan dengan minat beli proses panjang dan waktu yang lama sehingga
ulang yang tinggi pula ketika akan melakukan konsumen akan menaruh kepercayaan dan
keputusan pembelian pada sebuah produk. harapan pada sebuah merek. Berdasarkan
kerangka konseptual hubungan variabel yang
Pengembangan Hipotesis berpengaruh, dapat dipetakan paradigma
Keputusan pembelian berulang penelitian yang jelas dengan gambar sebagai
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu harga, kualitas berikut:
produk dan citra merek. Dalam mewujudkan Berdasarkan kerangka konseptual yang
tujuan-tujuan pemasaran perlu dilakukan telah di uraikan dapat di rumuskan hipotesis
perencanaan penetapan kesesuaian harga, dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
optimalisasi kualitas produk dan memberikan citra 1. H1 : Harga berpengaruh positif dan signifikan
positif terhadap suatu merek. Konsumen secara terhadap keputusan pembelian berulang pada
sadar akan mempertimbangkan penentuan konsumen produk susu Bear Brand di Kota
keputusan pembelian sebuah produk secara Malang.
berulang dengan indikator pengaruh kualitas 2. H2 : Kualitas produk berpengaruh positif dan
produk yang diunggulkan, harga yang ditawarkan signifikan terhadap keputusan pembelian
dan nilai positif yang diperoleh dari produk yang berulang pada konsumen produk susu Bear
dikonsumsi. Oleh sebab itu, faktor-faktor tersebut Brand di Kota Malang.
perlu menjadi perhatian bagi perusahaan. 3. H3 : Citra merek berpengaruh positif dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh signifikan terhadap keputusan pembelian
264
berulang pada konsumen produk susu Bear (2006) pengukuran dan penentuan jumlah sampel
Brand di Kota Malang. yang nantinya akan diambil ditentukan dengan
4. H4 : Harga, kualitas produk dan citra merek cara mengalikan jumlah item pertanyaan dengan
berpengaruh secara bersama-sama terhadap 5, atau 5 x jumlah item pertanyaan. Dengan
keputusan pembelian berulang pada konsumen demikian peneliti menggunakan 42 item
produk susu Bear Brand di Kota Malang. pertanyaan dari 4 variabel, maka untuk
menentukan jumlah variabel sebagai berikut: 5 x
42 = 210 Responden. Jadi atas dasar hasil
3. METODE PENELITIAN
perhitungan diatas, jumlah sampel sebesar 210.
Jenis Penelitian yang dipilih oleh penulis Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. menggunakan Non ProbabilitySampling.Metode
Metode kuantitatif didefinisikan sebagai riset sampling yang dipilih oleh peniliti adalah
ilmiah yang sistematis terhadap faktor-faktor dan Purposive Sampling, dimana adanya
fenomena serta hubungan yang ada didalamnya pertimbangan khusus dalam pengambilan sampel.
(Sugiono, 2015). Sedangkan penelitian deskriptif Purposive Sampling didefinisikan karakteristik
diartikan dengan penelitian yang mengolah data atau sifat dari sampel yang diambil dengan
melalui media angket, observasi atau wawancara kesesuaian pada tujuan penelitian. Pada penelitian
mengenai keadaan saat ini, dan diangkat pada ini teknik pengambilan sampelnya berdasarkan
objek yang sedang kita teliti.Pengumpulan data karakterikstik khusus yang ditetapkan sebagai
dilakukan menggunakan angket dan sejenisnya berikut :
untuk dilakukan pengujian hipotesis atau jawaban 1. Responden pernah mengkonsumsi susu Bear
atas sebuah pertanyaan. Dalam penelitian ini, Brand.
peneliti mengumpulkan data melalui media 2. Responden pernah melakukan pembelian susu
kuesioner atau angket. Berdasarkan tingkat Bear Brand lebih dari satu kali.
eksplanasinya, penelitian ini termasuk kedalam 3. Responden berdomisili di Kota Malang.
penelitian asosiatif atau hubungan, yang memiliki
makna bahwa penelitian untuk mengetahui Definisi Operasional Variabel
hubungan sebab akibat. Hubungan atau pengaruh Variabel yang digunakan dalam riset ini
variabel bebas (X) terhadap variabel (Y).Dalam terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan
hal ini Peneliti akan melakukan penelitian di kota variabel terikat yang masing-masingnya memiliki
Malang yang memiliki banyak konsumen dari bagian. Variabel bebas terdiri dari tiga variabel,
produk susu Bear Brand. yaitu variabel harga (X1), kualitas produk (X2)
dan citra merek (X3). Sedangkan variabel terikat
pada penelitian ini adalah keputusan pembelian
Harga ulang (Y). Adapun dimensi atau indikator serta
item dari variabel yang ditetapkan adalah sebagai
(X1)
berikut :
Keputusan Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
Kualitas Produk No Variabel Dimensi / Indikator
Pembelian
(X2) 1 Harga (X1) (X1.1)Keterjangkauan harga
Berulang (Y) (Sakinah,
2021) (X1.2)Kesesuaian harga dengan
kualitas produk
Citra Merek
(X1.3)Daya saing harga
(X3) (X1.4)Kesesuaian harga dengan
manfaat
2 Kualitas (X2.1)Kinerja (performance)
Produk (X2),
(Ngaisah, (X2.2)Daya tahan (durability)
Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual 2019)
(X2.3)Kesesuaian dengan
spesifikasi (conformance to
Keterangan :
specifications)
: Pengaruh Simultan
: Pengaruh Parsial (X2.4)Fitur (features)
Sumber : Diolah Peneliti (2022) (X2.5)Reliabilitas (realiability)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad (2020) pengambilan sampel (X2.6)Estetika (Aesthetics)
menggunakan rumus Malhotra. Menurut Malhotra
265
(X2.7)Kesan kualitas Uji Validitas dan Reliabilitas
(perceivedquality) Pengujian menggunakan
3 Citra merek (X3.1)Fungsi merek pearsoncorrelation dengan SPSS versi 25. Suatu
(X3), (Rizky, instrument dikatakan valid jika nilai r hitung > r
2019) (X3.2)Sikap terhadap merek
tabel pada taraf signifikasi 5%. Nilai r tabel
(X3.3)Kesan terhadap merek diperoleh dari degreeoffreedom (df) = N atau (df)
(X3.4)Kepercayaan pada merek = 100 pada taraf signifikansi 5% adalah 0,1161.
Berdasarkan syarat signifikansi dari hasil
perhitungan di atas didapatkan bahwa item dari
4 Keputusan (Y1.1)Membeli ulang
pembelian masing-masing variabel dalam permodelan
(Y1.2)Enggan untuk berpindah dinyatakan valid. Pada uji reliabilitas, hasil
berulang (Y),
(Magang, CronbachAlpha dari semua variabel penelitian
2020) (Y1.3)Pengalaman positif yaitu harga, kualitas produk dan citra merek,
terhadap keputusan pembelian berulang memiliki
Sumber: Data sekunder diolah (2021) nilai 0.909 lebih besar dari 0,60 sehingga dapat
dikatakan kuesioner yang digunakan dapat
Hasil dan Pembahasan dipercaya atau reliabel.
Responden yang dipilih adalah
masyarakat kota Malang yang pernah melakukan Uji Normalitas
pembelian pada produk susu Bear Brand. Dengan Menurut Ghozali (2018) Uji normalitas
menggunakan 210 sampel dan dengan instrumen memiliki tujuan untuk menguji apakah variabel
kuisioner yang disebar secara online dan offline pengganggu atau variabel residual di dalam model
pada 5 kecamatan yang ada di kota Malang. regresi yang digunakan memiliki distribusi
Dengan karakteristik responden berjenis kelamin normal. Seperti yang telah diketahui, uji F dan uji
133 perempuan dan 77 laki-laki yang diambil t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
pada lima kecamatan berbeda dengan pembagian distribusi normal. Data dikatakan berditribusi
yang sesuai untuk mewakili populasi masyarakat normal, jika data atau titik menyebar disekitar
Kota Malang. Mayoritas memiliki usia 21 sampai garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
dengan 30 tahun dengan jenis pekerjaan Dan sebaliknya data mampu dikatakan tidak
mahasiswa, pelajar, karyawan, PNS, wiraswasta berdistribusi normal, jika data atau titik menyebar
dan lain-lain. jauh dari arah garis atau tidak mengikuti diagonal.
Didapatkan hasil dari uji normalitas bahwa data
Tabel 2. Karakteristik Demografi Responden atau titik menyebar disekitar garis diagonal dan
Item Karakteristik Frekuensi (%) mengikuti arah garis diagonal, maka data mampu
Usia dikataka berdistribusi secara normal..
Responden < 11 tahun 2 1
11 s/d 20 tahun 72 34.3 Uji Multikolinearitas
21 s/d 30 tahun 127 60.5 Menurut Ghozali (2018) uji
31 s/d 40 tahun 2 1 multokoloneritas bertujuan untuk menguji apakah
< 40 tahun 7 3.3 model regresi ditemukan adanya korelasi antar
Jenis variabel bebas (independen). Pengujian
Kelamin Laki-laki 77 36.7 multikolonieritas dengan melihat nilai Tolerence
Perempuan 133 63.3 dan VIF. Data dikatakan bebas dari
Pekerjaan Pelajar/mahasiswa 166 79 multikolonieritas jika nilai Tolerance di atas 0,10
dan nilai VIF di bawah 10. Berdasarkan hasil uji,
Wiraswasta 12 5.7
diketahui bahwa nilai tolerancedari variabel harga,
Karyawan 16 7.6 kualitas produk dan citra merek di atas 0,10 dan
PNS 3 1.4 nilai VIF di bawah 10, sehingga hasil ini
Lain-lain 13 6.2 menunjukkan tidak terjadi multikolonieritas dalam
Domisili Kec. Lowokwaru 48 22,72 penelitian ini.
Kec. Blimbing 43 20,74
Uji Heteroskedasitas
Kec. Kedungkandang 47 22,43
Menurut Ghozali (2018) uji
Kec. Klojen 25 12 heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
Kec. Sukun 47 22,51 dalam model regresi terjadi
Sumber: Data sekunder diolah (2021) ketidaksamaanvariance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam
266
penelitian ini memiliki dasar pengambilan Uji T
keputusan yaitu terjadinya heteroskedastisitas Hipotesis yang ada penelitian ini akan
apabila terdapat ada pola tertentu, seperti titik-titik diuji dengan menggunakan uji T. Ghozali (2018)
yang ada membentuk suatu pola yang teratur berpendapat bahwa uji statistik T dilakukan untuk
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), mencari hasil seberapa besar pengaruh satu
dan Tidak terjadinya heteroskedastisitas terdapat variabel secara parsial, dan menunjukkan variabel
ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di yang memiliki pengaruh besar terhadap variabel
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu terikat. Jika nilai Sig< 0,05 atau Thitung>Ttabelmaka
Y.Berdasarkan hasil uji, diketahui bahwa titik- terdapat pengaruh signifikan pada variabel X
titik data menyebar diatas dan dibawah atau terhadap variabel Y. Dan jika nilai Sig> 0,05 atau
disekitar angka 0, titik-titik data tidak mengumpul Thitung<Ttabelmaka tidak terdapat pengaruh
hanya diatas atau dibawah saja, dan penyebaran signifikan pada variabel X terhadap variabel Y.
titik-titik data tidak membentuk pola
bergelombang melebar. Hal ini mengemukakan Tabel 2. Hasil Uji T (Parsial)
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada N Hipotesi Thitung Ttabel Sig Kesimpula
model regresi. o s n
1 Harga 3,575 1,97 0,00 Hipotesis
Uji F 1 0 diterima
Untuk Uji statistik F, merupakan uji 2 Kualitas - 1,97 0,23 Hipotesis
pengaruh bersama-sama (joint) digunakan untuk Produk 1,191 1 5 ditolak
mengetahui apakah variabel independen secara 3 Citra 11,26 1,97 0,00 Hipotesi
bersama-sama atau joint mempengaruhi variabel Merek 6 1 0 diterima
dependen. Jika sig. < (0,05) dan nilai F hitung > F Sumber : Diolah Peneliti, (2022)
tabel maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen. Berdasarkan Hipotesis nol (H0) yang akan diujikan
perhitungan yang telah dilakukan terlihat adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan
bahwasanya nilai Sig. 0,000 lebih kecil dari 0,05 nol atau H0 : bi = 0, dengan artian bahwa apakah
dan nilai F hitung adalah 115,872dimana lebih sebuah variabel independen bukan merupakan
besar dari F tabel yaitu 2,42 sehingga dapat penjelas yang signifikan terhadap variabel
disimpulkan bahwa harga, kualitas produk dan dependen. Dari hasil Uji T maka dapat ditemukan
citra merek berpengaruh signifikan secara pembahasan sebagai berikut :
bersama-sama terhadap keputusan pembelian
berulang. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Harga terhadap Keputusan
Koefisien Determinasi Pembelian Berulang Produk Susu Bear Brand
Ghozali (2018) mengemukakan bahwa Hasil pengujian yang didapat dari output
adanya koefisien determinasi yang berperan untuk regresi linier berganda membuktikan bahwa
mengukur seberapa jauh model regresi variabel harga memiliki pengaruh terhadap
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai keputusan pembelian berulang pada produk susu
koefisien determinasi adalah sama dengan nol dan Bear Brand dengan nilai T 3,575, signifikasi 0,00
satu (0≤R2≥1). Dalam hal ini variasi variabel dan koefisien 0,192. Hasil penelitian ini sejalan
dependen dijelaskan secara terbatas dengan nilai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
R2 yang kecil. Sedangkan jika terdapat nilai yang Luqiana dan Prabowo (2021) dengan memberikan
mendekati satu akan memunculkan gambaran kesimpulan bahwasanya harga memiliki pengaruh
bahwa variabel- variabel independen positif terhadap keputusan pembelian berulang.
menghadirkan semua informasi yang dibutuhkan Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwasanya
pada proses prediksi variasi variabel terikat. Hasil harga memiliki pengaruh yang signifikan secara
perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan parsial maupun simultan terhadap keputusan
besarnya nilai Adjusted R Square adalah 0,622 pembelian berulang konsumen produk susu Bear
atau 62,2%. Nilai tersebut bermakna variabel Brand. Hal tersebut dikarenakan konsumen
keputusan pembelian berulang pada produk susu menyepakati bahwa harga memiliki kesesuaian
Bear Brand yang dapat dipengaruhi oleh variabel dengan manfaat yang diterima konsumen, dan
harga, kualitas produk dan citra merek 0,622 atau harga dari produk Bear Brand sendiri mampu
62,2% sedangkan sisanya sebesar 0,378 atau memberikan kesesuaian dengan kualitas yang
37,8% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang ditawarkan pada konsumen.
tidak disertakan dalam model penelitian ini.

267
Pengaruh Kualitas Produk terhadap konsumen dengan baik. Dengan citra merek yang
Keputusan Pembelian Berulang Produk Susu positif tentunya mampu mewujudkan harapan dan
Bear Brand menjaga kepercayaan konsumen, sehingga
Hasil pengujian analisis regresi linier pembelian berulang terjadi secara terus menerus.
berganda menunjukkan bahwa variabel kualitas
produk tidak berpengaruh terhadap keputusan 5. KESIMPULAN
pembelian berulang pada produk susu Bear Brand Dalam halnya konsumsi susu segar dalam
dengan nilai T -1,191, signifikasi 0,235 dan kemasan pada masa Covid-19 masyarakat hari ini
koefisien 0,269. Hasil yang didapatkan pada uji dihadapkan dengan varian produk yang sangat
ini memiliki kesamaan dengan Mulyana dan banyak sehingga konsumen menjadi sangat kritis
Santoso (2018)dimana terdapat pernyataan dalam melakukan keputusan pembelian berulang
bahwasanya kualitas produk tidak berpengaruh pada sebuah produk. Fenomena-fenomena yang
terhadap keputusan pembelian berulang pada terjadi serta banyak asumsi positif akan sebuah
produk susu Bear Brand. Masyarakat kota Malang produk menjadikan konsumen menaruh
yang memiliki banyak opsi dalam konsumsi susu pertimbangan yang besar, dalam keputusan
tentunya akan sangat mempertimbangkan kualitas pembelian berulang pada produk susu Bear Brand
sebuah produk dalam hal keputusan pembelian yang mana dipengaruhi oleh 3 faktor yang
berulang pada produk Bear Brand, didukung menjadi pertimbangan bagi para konsumen, yaitu
dengan banyaknya asumsi baik dan positif akan harga, kualitas produk dan citra merek.
produk yang membuat konsumen menaruh Berdasarkan hasil temuan pada penelitian ini
harapan lebih pada kualitas produk susu Bear maka dapat disimpulkan bahwa harga, kualitas
Brand. Adanya variasi dalam jenis produk yang produk dan citra merek secara simultan memiliki
sama mengarahkan konsumen untuk terus pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
mencoba pada produk yang berbeda. pembelian berulang konsumen susu Bear Brand.
Pada peneltian ini kualitas produk tidak Akan tetapi apabila dilihat dari pengaruh secara
berpengaruh secara parsial akan tetapi memiliki parsial harga dan citra merek memiliki pengaruh
pengaruh secara simultan. Walaupun susu Bear yang signifikan terhadap keputusan pembelian
Brand memiliki kemasan yang kuat dan praktis berulang pada produk susu Bear Brand di Kota
serta merupakan produk yang mudah dikonsumsi, Malang, sedangkan kualitas produk tidak
akan tetapi dari dimensi kinerja produk, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
konsumen merasa bahwa susu Bear Brand tidak keputusan pembelian berulang produk susu Bear
menjadi solusi bagi mereka untuk menghilangkan Brand di Kota Malang.
rasa lapar. Karakteristik konsumen dalam penelitian
ini didominasi oleh perempuan, usia 21-30 tahun
Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan dan mayoritas pekerjaannya adalah sebagai pelajar
Pembelian Berulang Produk Susu Bear Brand atau mahasiswa. Konsumen memutuskan untuk
Hasil pengujian analisis regresi linier loyal terhadap produk Bear Brand dan selalu
berganda menunjukkan bahwa variabel citra melakukan pembelian berulang atas dasar
merek berpengaruh secara signifikan terhadap kesesuaian dengan harapan yang dirasakan oleh
keputusan pembelian berulang pada produk susu konsumen dari produk susu ini. Reputasi Bear
Bear Brand dengan nilai T 11,266, signifikasi 0,00 Brand yang baik dan positif serta harga yang
dan koefisien 0,047. Hasil penelitian ini sejalan memiliki kesesuaian dengan manfaat dan kualitas
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh yang diperoleh dari produk menjadi faktor yang
Kustianti (2019) bahwa variabel citra merek paling mempengaruhi keputusan pembelian
memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian berulang konsumen. Akan tetapi kualitas yang
berulang produk susu Bear Brand. Citra Merek dicari oleh konsumen terhadap produk ini
yang telah dibangun oleh Bear Brand sendiri bukanlah sebagai solusi ketika sedang lapar
sudah memiliki kesan positif dan baik dikalangan melainkan konsumen menilai bahwa produk ini
masyarakat kota Malang, citra merek tersebut berkualitas dari sisi kemasan yang kuat dan
dibangun dengan waktu yang cukup lama dan kemudahan dalam mengkonsumsinya.
menyesuaikan akan harapan konsumen terhadap Oleh sebabitu, adanya peningkatan
produk. kualitas produk terutama kinerja atau performance
Pada penelitian ini citra merek memiliki produk perlu menjadi perlu menjadi pertimbangan
pengaruh secara parsial maupun simultan, hal lebih lanjut bagi perusahaan sehingga keputusan
tersebut dikarenakan responden menyepakati pembelian secara berulang mengalami
bahwa merek susu Bear Brand memiliki reputasi peningkatan yang signifikan, dan terus
dengan kualitas baik serta dikenal oleh para mempertahankan dari segi harga dan citra merek
268
dikarenakan ketiga faktor tersebut menjadi terhadap loyalitas pelanggan pada
pertimbangan bagi para konsumen susu segar pembelian susu ultra (studi kasus pada
dalam kemasan untuk melakukan keputusan masyrakat Kabupaten Sidoarjo).Jurnal
pembelian secara berulang khususnya pada Revolusi Indonesia. Volume 1, No. 6.
produk susu Bear Brand di kota Malang. Mulyana, A. A., & Sudrartono, T. (2021).
Pengaruh Harga Terhadap Keputusan
6. REFERENSI Pembelian Ulang Roti Di Pt. Stanli
Alma, B. (2013). Manajemen Pemasaran dan Trijaya Mandiri Bandung. 2(1), 12.
Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung. Mowen, John, C. dan Minor, Michael. (2012).
Anggraeny, V.(2019). Analisis Pengaruh Citra Perilaku Konsumen Jilid 2 Edisi ke-5.
Merek, Distribusi, Rasa Terhadap Alih bahasa oleh Dwi Kartini Yahya.
Keputusan pembelian, dan Pengaruhnya Jakarta: Erlangga.
pada Customer Loyalty Konsumen PT. Nestle Indonesia. (2022). Selamat Datang
Ultrajaya (Studi pada konsumen susu diPT.Nestle.www.Bearbrand.co.id.Diakse
UHT Ultra Jaya di SMA San Marino s pada 09 Januari 2021 pk.15.00 WIB.
Jakarta Barat). Jurnal Ekonomi, Volume Sari, I. P., & Santoso, E. B. (2018). Pengaruh
21 no 2. Kualitas Produk Dan Merek Terhadap
Arianto, N. (2020). Pengaruh Kualitas Produk Keputusan Pembelian Ulang Di
dan Harga Terhadap Keputusan Workshop Apron Worker Malang.4, 4.
Pembelian. 3(2), 11. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. CV.
Fitriani dkk., (2020). Pengaruh Harga, Kualitas Alfabeta, Bandung.
Produk dan Promosi terhadap keputusan Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
pembelian pada produk susu kemasan Kualitatif dan R&D (Cetakan Kedelapan).
Bear Brand di Cikarang. Prodi Bandung: CV. Alfabeta.
Manajemen. Universitas Pelita Bangsa. Tanady, E. S., & Fuad, M. (2020). Analisis
Ghozali. Imam. (2018). Aplikasi Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas
Multivariate dengan Program IBM SPSS. Layanan Terhadap Keputusan Pembelian
25. Badan Penerbit Universitas Tokopedia Di Jakarta. 9, 11.
Diponegoro : Semarang. Tjiptono, Fandy. (2015). Brand Management dan
Halawa, D. A., & Dewi, L. K. C. Strategi. Yogyakarta : Andi Offset.
(2019).Pengaruh Brand Image Dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Susu Cair Dalam Kemasan
Siap Minum Merek Ultra Milk Di
Kabupaten Badung (Studi Pada
Konsumen Ultra Milk di Kabupaten
Badung – Bali). Prospek: Jurnal
Manajemen dan Bisnis, 1(1), 1.
https://doi.org/10.23887/pjmb.v1i1.19424
.
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia,
(2021). Data Administrasi Kependudukan
2021. Jakarta. Diperoleh pada tanggal 8
Januari 2021 dari
https://dukcapil.kemendagri.go.id/berita/b
aca/809/distribusi-penduduk-indonesia-
per-juni-2021
Kotler, P., & G. Armstrong. (2016). Principle of
Marketing Edisi 15. Ebook: Pearson.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing
Management Edisi 15. Ebook: Pearson
Kustianti, D. D. N. (2019). Pengaruh Citra Merek
dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Ulang Kartu Seluler
Telkomsel. 7(1), 10.
Luqiana dan Prabowo. (2021). Pengaruh Citra
merek, harga dan kualitas produk
269

You might also like