Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Prostitution complex usually gather with public residence. In that neighborhood, there are
many children in elementary age. The children that most venerable are in the age pre-teenage (10-
12 years), where physically and psychologically going to puberty, so they need intense knowledge
concern to sex and reproduction health which are different with other stage of age. Unhealthy
condition of environment is conducive factor for teenage to behave improperly. That research held
to describe sexual behavior of pre-teenagers on prostitution complex in order to finds the solution.
The analysis that been done is analytics, using observational approach with cross sectional
research design. The population is students in IV, V, VI grades in the age between 10 – 12 years
at Putat Jaya I and V elementary school in Sawahan Distric, Surabaya. Variable that bond is
sexual behavior, while free variable is kinds of sex, sex and reproduction health knowledge,
motivation on sexual behavior, contact with prostitution complex, relative relationship with the
doers in prostitution complex, and sexual information. Sampling was taken by simple random
sampling method in order to get large number of sample in amount of 151 respondents. Data
analysis technique uses logistic regression with significance level 0.05.
The research result describe that almost more than half of the respondents behave sexually
improper such as nasty words, see explicitly concern to sex, sexual fantasies, kissing, hugging,
hold sensitive part of others and rubbed their reproduction tool to other person. The factor that
influences to sexual behavior of respondents is external motivation on sexual behavior, contact of
respondents with the prostitution complex, and sexual information of respondent. Each variable
has huge influence on respondent sexual behavior. Based on the analysis it suggested to the
community to increase the control on children activity outside and inside the house, in the school,
and government control to media spread stick out sex so it not accessible for any age.
Keywords: prostitution complex, sexual behavior, pre-teenage
54
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
J. Penelit. Din. Sos. Vol. 7, No. 1, April 2008: 54-60
55
Perilaku Seksual Anak Usia Pra Remaja di Sekitar Lokalisasi (Yulita A, Nunik P)
56
J. Penelit. Din. Sos. Vol. 7, No. 1, April 2008: 54-60
(2005) yang mengambil kesimpulan bahwa Kriteria faktor daerah rawan (gangguan
perilaku seksual manusia tidak dipengaruhi keamanan dan ketertiban masyarakat)
oleh faktor biologis (internal), namun lebih antara lain : (a) Penyalahgunaan alkohol,
ditentukan oleh faktor eksternal seperti narkotika, dan zat aditif lainnya. (b)
kebiasaan dan sikap. Hal tersebut juga Perkelahian perorangan atau
sejalan dengan Ortner dan Whithead serta kelompok/massal. (c) Kebut-kebutan. (d)
Herdt dan Stoller dalam Emhade (2007) Pencurian, perampasan, penodongan,
yang berujar bahwa proses sosial budaya pengompasan, perampokan. (e) Perkosaan.
berperan sangat mendasar dalam (f) Pembunuhan. (g) Tindak kekerasan
mempengaruhi persepsi seseorang akan lainnya. (h)Pengrusakan. (i) Coret-coret dan
seksualitas dan bagaimana seseorang lain sebagainya.
mengkonstruksikan dan menafsirkan Lokalisasi Dolly dan Jarak bisa
fantasi dan pandangan-pandangan seksual dikategorikan sebagai faktor kerawanan
seseorang. Faktor biologi hanya masyarakat (ling-kungan). Responden yang
berpengaruh kecil atas perilaku seksual. memiliki kontak tinggi dengan lokalisasi,
cenderung akan berperilaku seksual tidak
Kontak Responden dengan Lokalisasi wajar karena lokalisasi dapat menjadi
Kontak responden dengan lokalisasi lingkungan yang kondusif untuk
dalam penelitian ini mempunyai pengaruh responden berperilaku seksual tidak wajar.
terhadap perilaku seksual responden.
Hampir separuh responden mempunyai Hubungan Kekerabatan Responden dengan
kontak tinggi dengan lokalisasi. Dari Pelaku Kegiatan di Lokalisasi
beberapa responden yang mengaku sering Meskipun rumah responden dekat
berada di lokalisasi, alasan mereka ke dengan lokalisasi, namun orang tua atau
tempat tersebut paling banyak untuk keluarga mereka hanya sedikit yang bekerja
bermain, bersama teman, pada waktu sore sebagai pelaku kegiatan di lokalisasi. Tetapi
dan malam hari, dan dalam durasi waktu walaupun sebagian besar orang tua atau
1–3 jam per hari. keluarga responden banyak yang berprofesi
Menurut Retnowati (2007), faktor lain (bukan pelaku kegiatan di lokalisasi),
kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat namun angka responden yang berperilaku
atau rawan, dapat merupakan faktor yang seksual tidak wajar cukup besar. Hubungan
kondusif bagi anak/remaja untuk kekerabatan responden dengan pelaku
berperilaku tidak wajar. Faktor kutub kegiatan di lokalisasi dalam penelitian ini
masyarakat ini dapat dibagi dalam 2 tidak berpengaruh terhadap perilaku
bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan seksual responden. Hal ini disebabkan
masyarakat dan kedua, faktor daerah karena walaupun mempunyai figur orang
rawan (gangguan keamanan dan ketertiban tua yang berprofesi cukup ideal namun
masyarakat). kondisinya tidak harmonis atau rusak, akan
Kriteria faktor kerawanan masyarakat berdampak negatif pada masa depan anak.
(lingkungan) antara lain : (a) Tempat- Mungkin tidak langsung tampak, tapi pasti
tempat hiburan yang buka larut malam terjadi bila tidak segera dipulihkan.
bahkan sampai dini hari. (b) Peredaran Perkembangan anak sangat dipengaruhi
alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang oleh lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini
lainnya. (c) Pengangguran. (d) Anak-anak yang paling berpengaruh adalah keluarga
putus sekolah/jalanan. (e) Pekerja Seks inti. Rusak atau tidaknya masa depan juga
Komersil (PSK). (f) Beredarnya bacaan, dipengaruhi oleh keluarga (Terry, 2008).
tontonan, televisi, majalah, dan lain-lain Perilaku seksual seseorang tidak
yang sifatnya pornografis dan kekerasan. berkaitan dengan profesi orang tua atau
(g) Perumahan kumuh dan padat. (h) keluarga, namun lebih kepada gerak-gerik
Pencemaran lingkungan. (i) Tindak ataupun perkataan orang tua yang menjadi
kekerasan dan kriminalitas. (j) Kesenjangan contoh nyata bagi anak. Jelas bahwa
sosial. tuntutan terbesar dalam pembentukan
akhlak anak adalah bagaimana orang tua
57
Perilaku Seksual Anak Usia Pra Remaja di Sekitar Lokalisasi (Yulita A, Nunik P)
58
J. Penelit. Din. Sos. Vol. 7, No. 1, April 2008: 54-60
59
Perilaku Seksual Anak Usia Pra Remaja di Sekitar Lokalisasi (Yulita A, Nunik P)
60