You are on page 1of 10

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU

SEKS BEBAS DI SMA/SMK KOTA LUBUKLINGGAU


TAHUN 2016
Rini Mayasari
Akbid Bunga Bangsaku Bangka

ABSTRACT

Free sex is a relationship that is done by men and women without matrimony. Various forms of
sexual behavior, such as intimate dating, courtship, to have sexual contact. Factors associated with
sex behavior among others, is the lack of knowledge about free sex, free sex impact, forms of
promiscuity, perversion LGBT, and disease-free sex. This study design is the technique of sampling
using quantitative indirectly using a questionnaire tools shaped questionnaires. Be knew overview of
students' knowledge about sex in high school / vocational Lubuk Linggau Year 2016. The study
population was high school class XII students in schools in the city Lubuklingga 2016. The sample in
this study is the high school class XII students in 9 schools there in Lubuklinggau of 167 people.
Results of univariate analysis showed respondent knowledge about free sex amounted to 48 people
(28,74%), students with sufficient knowledge of 54 people (32,33%), and students with less
knowledge of 65 people (38, 93%). Students with a good knowledge about the impact of free sex
amounted to 57 (34,13%), students with sufficient knowledge of 69 people (41,31%), and students
with less knowledge 41 (24,56%). Students with a good knowledge about the form of free sex
amounted to 58 students (34,73%), students with sufficient knowledge totaled 49 peoples (29,34%),
and students with less knowledge of 60 people (35,93%). Students with a good knowledge about
LGBT amounted to 54 (32,34%), students with sufficient knowledge amounted to 68 peoples
(40.71%), and students with less knowledge amounted 45 peoples (26,95%). Students with a good
knowledge about the disease free sex amounted to 22 peoples (13,17%), students with sufficient
knowledge of 39 peoples (23,35%), and students with less knowledge amounted to 106 peoples
(63,48%).

Key word : Free Sex, Students, Behavior

ABSTRAK

Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan
perkawinan. Berbagai bentuk tingkah laku seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai
melakukan kontak seksual. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks bebas antara lain
adalah kurangnya pengetahuan tentang seks bebas, dampak seks bebas, bentuk-bentuk seks bebas,
penyimpangan LGBT, dan penyakit seks bebas. Desain penelitian ini adalah teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik kuantitatif yaitu secara tidak langsung menggunakan alat bantu angket
berbentuk kuisener. Di ketahuinya gambaran pengetahuan siswa tentang seks bebas di SMA/SMK
Kota Lubuk Linggau Tahun 2016. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA di sekolah
yang ada di Kota Lubuklingga tahun 2016. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA
di 9 sekolah yang ada di Kota Lubuklinggau yang berjumlah 167 orang. Hasil analisis univariat
menunjukan respondent pengetahuan tentang seks bebas berjumlah 48 orang (28,74%), siswa dengan
pengetahuan cukup 54 orang (32,33%), dan siswa dengan pengetahuan kurang 65 orang (38,93%).
Siswa dengan pengetahuan baik tentang dampak perilaku seks bebas berjumlah 57 orang (34,13%),
siswa dengan pengetahuan cukup 69 orang (41,31%), dan siswa dengan pengetahuan kurang 41
orang (24, 56%). Siswa dengan pengetahuan baik tentang bentuk perilaku seks bebas berjumlah 58
siswa (34,73%), siswa dengan pengetahuan cukup berjumlah 49orang (29,34%), dan siswa dengan

26 | J K , V o l u m e 6 N o 1 J u n i 2 0 1 6
pengetahuan kurang berjumlah 60 orang (35,93%). Siswa dengan pengetahuan baik tentang LGBT
berjumlah 54 orang (32,34%), siswa dengan pengetahuan cukup berjumlah 68 orang (40,71%), dan
siswa dengan pengetahuan kurang berjumlah 45orang (26,95%). Siswa dengan pengetahuan baik
tentang penyakit seks bebas berjumlah 22 orang (13,17%), siswa dengan pengetahuan cukup 39
orang (23,35%), dan siswa dengan pengetahuan kurang berjumlah 106 orang (63,48%).

Kata Kunci : Seks bebas, Pelajar, Perilaku

27 | J K , V o l u m e 6 N o 1 J u n i 2 0 1 6
PENDAHULUAN meelakukan hubungan seksual pranikah pada
Di era globalisasi (zaman modern) ini, tahun 2008 mencapai 130 kasus dan
pergaulan di kalangan remaja khususnya yang kehamilan pranikah mencapai 84 kasus,
sering di alami oleh usia 17 tahun (belum kemudian hubungan seksual pranikah pada
cukup umur) mendekati keadaan yang rawan tahun 2009 mencapai 47 kasus dan kehamilan
dan mengkhawatirkan. Hampir sebagian pranikah mencapai 106 kasus. Dan pada tahun
remaja mendefenisikan pergaulan itu bersifat 2010 mengenai hubungan seksual pranikah
bebas sehingga mereka sering meningkat kembali menjadi 98 kasus. Dan
menyalahgunakan pergaulan tersebut dan kehamilan pranikah mencapai 85 kasus dari
mereka menganggap pergaulan bebas di bulan Januari sampai Desember 2010. Mereka
kalangan remaja sudah bukan hal yang asing yang mengalami hubungan dan kehamilan
di kalangan masyarakat Indonesia saat ini. pranikah menurut catatan PKBI, sekitar 51,4
Bahkan seks bebas sudah dianggap bagian % adalah remaj berusia sekitar 10-19 tahun
dari ritual kehidupan masyarakat, terutama di (PILAR PKBI, 2014).
kalangan generasi muda khususnya remaja. Data Survei Kesehatan Keluarga
Hal ini masih ditambah lagi dengan minimnya Reproduksi Remaja Indonesia terakhir
pengetahuan masyarakat tentang seks yang menurut Badan Koordinasi Keluarga
menyebabkan para pelaku seks bebas semakin Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan
tidak terkendali (Kumalasari, 2011). sebanyak 5.192 wanita di umur 15-19 tahun
Sedangkan dari tingkah laku seksual memang secara nasional pernah melakukan hubungan
tidak berdampak apa-apa, terutama jika tidak seksual pranikah. Sedangkan pria di usia yang
ada akibat fisik atau sosial yang dapat di sama berjumlah 6.578 orang pernah
timbulkannya. Tetapi pada sebagian perilaku melakukan hubungan seks yang sama. Namun
seksual yang lain, dampaknya cukup serius, yang mengejutkan kasus hubungan seks
seperti perasaan bersalah, depresi, marah, pranikah ini justru terjadi di pedesaan. Jika
misalnya pada para gadis-gadis yang terpaksa dilihat presentasi tempat kejadian antara di
mengugurkan kandungannya. Dalam sebuah perkotaan dan di desa, maka di desa
laporan di majalah Gatra dinyatakan bahwa jumlahnya lebih besar dibanding perkotaan.
tingkat kasus aborsi akibat seks bebas di Perkotaan 0,9 %, kalau di perdesaan 1,7 %.
Indonesia tertinggi di Asia Tenggara, yakni Alasannya , tingkahlaku dan tingkat
Assosiation of south east asianation (ASEAN) pengetahuan warga desa ysng rendah
yang mencapai 4,2 juta kasus pertahun berpengaruh terhadap prilaku seksual (Yanti,
(Sarwono, 2011). 2013).
Menurut World Health Organization Selain hamil timbulnya Penyakit Menular
(WHO) remaja adalah periode usia antara 10- Seksual (PMS) pada remaja juga perlu
19 tahun, sedangkan menurut Perserikatan dicermati. Penyakit tersebut ditularkan oleh
Bangsa-Bangsa (PBB) remaja adalah kaum perilaku seks yang tidak aman atau tidak
muda untuk usia antara 15-24 tahun sehat. Misalnya, remaja yang sering berganti-
(Kusmiran, 2011). ganti pasangan atau berhubungan dengan
Data pusat informasi dan layanan remaja pasangan yang menderita penyakit kelamin.
(PILAR) dan Perkumpulan Keluarga Penyakit menular seksual yang menyerang
Berencana Indonesia (PKBI) tahun 2010 usia remaja dapat mengakibatkan penyakit
mengenai kesehatan reproduksi menunjukkan kronis dann gangguan kesuburan di masa
bahwa remaja yang melakukan hubungan mendatang (Kumalasari, 2011).
seksual dan hamil pranikah masih tinggi. Akibat hubungan seks pranikah yaitu
Menurut catatan PKBI, mereka yang bagi remaja laki-laki menjadi tidak perjaka,

28 | J K , V o l u m e 6 N o 1 J u n i 2 0 1 6
penyakit-penyakit menular seksual seperti penelitian ini disebut penelitian penjelajahan
sipilis, gonorea, herpes, HIV dan lain-lain, (Exploratory study). (Notoatmodjo,
termasuk gangguan depresi, pernikahan dini 2012).Populasi pada pene;itian ini adalah
dan belum siap menjadi orang tua. wanita keseluruhan objek penelitian atau objek yang
menjadi tidak perawan dan terancam diteliti (Notoatmodjo 2012). Populasi
kehamilan yang tidak diinginkan, penguguran penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA di
kandungan yang tidak aman, infeksi organ kota Lubuklinggau. Teknik pengambilan
reproduksi dan kematian karena pendarahan. sampel menggunakan teknik kuantitatif yaitu
Pengetahuan remaja tentang kesehatan secara tidak langsung menggunakan alat
reproduksi masih rendah yang memiliki bantu angket berbentuk kuesioner. Sampel
pengetahuan kurang sebesar 17,1% memiliki pada penelitian ini adalah siswa kelas XII
pengetahuan baik sebesar 55,2%. Ditambah SMA di 9 sekolah yang ada di Kota
akses pada pengetahuan informasi yang benar Lubuklinggau yang berjumlah 167 orang.
tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas.
Pengetahuan seksual yang benar dapat HASIL PENELITIAN
memimpin seseorang kearah perilaku seksual 1. Analisis Univariat
yang rasional dan bertanggung jawab serta a. Pengetahuan Siswa tentang Perilaku
dapat membantu membuat keputusan pribadi Definisi Seks Bebas
yang penting terkait seksualitas. Sebaliknya, Distribusi frekuensi berdasarkan
pengetahuan seksual yang salah dapat pengetahuan siswa tentang definisi sek
mengakibatkan kesalahan persepsi tentang bebas dapat dilihat pada tabel 5.1.
seksualitas sehingga selanjutnya akan
menimbulkan perilaku seksual yang salah Tabel 5.1
dengan segala akibatnya (Kumalasari,2012). Distribusi Frekuensi Responden
Hasil penelitian Perkumpulan Keluarga Berdasarkan Pengetahuan tentang
Berencana Indonesia (PKBI) menunjukkan Perilaku Definisi Seks bebas di Kota
9,1% remaja SMP dan SMA di Sumatera Lubuk Linggau pada Tahun 2016
Selatan sudah pernah melakukan hubungan
seks pranikah. Dari penelitian ini 85% Distribusi Frekuensi Pengetahuan
melakukan hubungan seks pada usia 13-15%. tentang Definisi Seks Bebas
No
Data ini diungkapkan oleh Rina Nursanti Pengetahuan Jumlah Presentasi
(Praktisi Kesehatan Unsri) pada seminar seks (n) (%)
pranikah pada remaja di Graha Bina Praja 1 Baik 48 28,74%
Pemerintah Privinsi Sumatera Selatan. Data 2 Cukup 54 32,33%
ini diyakini terus meningkat di karenakan 3 Kurang 65 38,93%
pengaruh kemajuan teknologi dan liberilisme Total 167 100%
yang terus meningkat (Sumatera Selatan,
2011). Dari tabel 5.1 diatas diketahui hasil
bahwa siswa dengan pengetahuan baik
METODE PENELITIAN tentang definisi seks bebas berjumlah
48 orang (28,74%), siswa dengan
Penelitian ini menggunakan metode pengetahuan cukup 54 orang (32,33%),
survey deskriptif yaitu penelitian yang dan siswa dengan pengetahuan kurang
diarahkan untuk mendeskripsikan atau 65 orang (38, 93%).
menguraikan suatu keadaan di dalam suatu
komunitas atau masyarakat, oleh sebab itu

29 | J K , V o l u m e 6 N o 1 J u n i 2 0 1 6
b. Pengetahuan Siswa Tentang Dampak Distribusi Frekuensi
Perilaku Seks Bebas Pengetahuan tentang Bentuk
Distribusi frekuensi berdasarkan No Perilaku Seks Bebas
pengetahuan siswa tentang dampak sek Penge- Jumlah Presentasi
bebas dapat dilihat pada tabel 5.2. tahuan (n) (%)
1 Baik 58 34, 73%
Tabel 5.2 2 Cukup 49 29, 34%
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 3 Kurang 60 35, 93%
Pengetahuan tentang Dampak Perilaku Seks
Total 167 100%
Bebas di Kota Lubuklinggau pada tahun 2016.
Dari tabel 5.3 diatas diketahui
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
hasil siswa dengan pengetahuan baik
tentang Dampak Perilaku Seks
tentang bentuk perilaku seks bebas
No Bebas
berjumlah 58 siswa (34,73%), siswa
Pengetahuan Jumlah Presentasi
dengan pengetahuan cukup berjumlah
(n) (%)
49 orang (29,34%), dan siswa dengan
1 Baik 57 34, 13%
pengetahuan kurang berjumlah 60
2 Cukup 69 41, 31%
orang (35,93%).
3 Kurang 41 24, 56%
Total 167 100% d. Pengetahuan Siswa tentang LGBT
Distribusi frekuensi berdasarkan
Dari tabel 5.2 diatas diketahui hasil
pengetahuan siswa tentang LGBT dapat
bahwa siswa dengan pengetahuan baik
dilihat pada tabel 5.4.
tentang dampak perilaku seks bebas
berjumlah 57 orang (34,13%), siswa Tabel 5.4
dengan pengetahuan cukup 69 orang Distribusi Frekuensi Responden
(41, 31%), dan siswa dengan Berdasarkan Pengetahuan tentang LGBT
pengetahuan kurang 41 orang (24, di Kota Lubuklinggau pada Tahun 2016
56%).
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
c. Pengetahuan Siswa tentang Bentuk tentang LGBT
Perilaku Seks Bebas No
Pengetahuan Jumlah Presentasi
Distribusi frekuensi berdasarkan (n) (%)
pengetahuan siswa tentang bentuk seks
1 Baik 54 32, 34%
bebas dapat dilihat pada tabel 5.3
2 Cukup 68 40, 71%
3 Kurang 45 26, 95%
Total 167 100%

Dari tabel 5.4 diatas diketahui hasil


Tabel 5.3 siswa dengan pengetahuan baik tentang
Distribusi Frekuensi Responden LGBT berjumlah 54 orang (32,34%),
Berdasarkan Pengetahuan tentang Bentuk siswa dengan pengetahuan cukup
Perilaku Seks di Kota Lubuklinggau pada berjumlah 68 orang (40,71%), dan siswa
Tahun 2016 dengan pengetahuan kurang berjumlah
45 orang (26,95%).

30 | J K , V o l u m e 6 N o 1 J u n i 2 0 1 6
e. Pengetahuan Remaja tentang Penyakit baik tentang definisi Seks Bebas
Perilaku Seks Bebas berjumlah 48 orang (28,74%), siswa
Distribusi frekuensi berdasarkan dengan pengetahuan cukup berjumlah 54
pengetahuan ibu balita tentang penyakit orang (32,33%), dan siswa dengan
sek bebas dapat dilihat pada tabel 5.5 pengetahuan kurang berjumlah 65 orang
(38,93%).
Tabel 5.5 Menurut Yukatarina tahun 2011 dari
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 76 orang remaja yang mengetahui tentang
Pengetahuan tentang Penyakit dari Perilaku Seks seks bebas dikategorikan baik sebanyak
Bebas pada Tahun 2016 35 orang (34,05%), dan dikategorikan
cukup sebanyak 38 orang (50%), dan
Distribusi Frekuensi dikategorikan kurang sebanyak 3 orang
Pengetahuan tentang Penyakit (3,95%).
No dari Seks Bebas Dari hasil penelitian yang kami
Penge- Jumlah Presentasi lakukan di SMA Kota Lubuklinggau
tahuan (n) (%) tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
1 Baik 22 13,17% dilakukan Yukatarita dikarenakan siswa
2 Cukup 39 23,35% berpendapat bahwa seks merupakan hal
3 Kurang 106 63,48% yang tabu sehingga pengetahuan dan
Total 167 100% kesadaran siswa yang kurang tentang
Dari tabel 5.5 diatas diketahui hasil keadaannya serta tidak ada keterbukaan
siswa dengan pengetahuan baik tentang antara siswa dan orangtuanya,padahal
penyakit seks bebas berjumlah 22 orang pengetahuan yang setengah-setengah
(13,17%), siswa dengan pengetahuan justru lebih berbahaya ketimbang tidak
cukup 39 orang (23,35%), dan siswa tahu sama sekali.
dengan pengetahuan kurang berjumlah
106 orang (63,48%). 2. Pengetahuan Siswa tentang Dampak
Seks Bebas
PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada
1. Pengetahuan Siswa tentang Definisi 167siswa dimana pengetahuan tentang
Seks Bebas dampak Seks Bebas di kelompokkan
Penelitian ini dilakukan pada 167 menjadi 3 (tiga) kategori yaitu
siswa dengan variabel pengetahuan pengetahuan dengan kategori baik (Bila
tentang definisi Seks Bebas jawaban pertanyaan benar ≥75%),
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori pengetahuan dengan kategori cukup (Bila
yaitu pengetahuan dengan kategori baik jawaban pertanyaan benar 55-75%) dan
(Bila jawaban pertanyaan benar ≥75%), pengetahuan dalam kategori kurang (Bila
pengetahuan dengan kategori cukup (Bila jawaban pertanyaan ≤55%). Data
jawaban pertanyaan benar 55-74%) dan dikumpulkan dengan cara pengisian
pengetahuan dalam kategori kurang (Bila kuesioner yang sudah disusun peneliti.
jawaban pertanyaan ≤55%). Data Hasil penelitian ini, analisa univariat
dikumpulkan dengan cara wawancara menunjukkan bahwa dari 167 siswa,
menggunakan pengisian kuesioner yang siswa dengan pengetahuan baik
sudah disusun peneliti. Hasil penelitian berjumlah 57orang (34,13%), siswa
ini, analisa univariat menunjukkan bahwa dengan pengetahuan cukup berjumlah
dari 167siswa,siswa dengan pengetahuan 69orang (41,31%), dan siswa dengan

31 | J K , V o l u m e 6 N o 1 J u n i 2 0 1 6
pengetahuan kurang berjumlah 41 orang cukup 49 orang (29,34%) dan siswa
(24,56%). dengan pengetahuan kurang sebanyak 60
Berdasarkan data yang orang (35,93%).
dikeluarkanoleh BKKBN tahun 2013 Menurut penelitian Dr .S. Singgih
jumlah seks bebas dikalangan remaja usia di Jakarta 10-12% remaja pengetahuan
10-14 tahun mencapai 4,38% sedangkan seksnya sangat kurang dikarenakan dari
pada usia 14-19 seks bebas mencapai kebanyakan pendapat siswa kalau hanya
41,8%, tak kurang dari 800.000 remaja sekali bersetubuh tidak akan terjadi
melakukan aborsi setiap tahunnya. kehamilan, atau meloncat-loncat atau
Menurut teori Subiyanto (2011), mandi sampai bersih bisa mencegah
bahaya dari perilaku seks bebas yaitu kehamilan.
Kehamilan di luar nikah, terputusnya Dari hasil penelitian yang kami
sekolah, perkawinan usia muda, lakukan di SMA Kota Lubuk Linggau
pengguguran kandungan (aborsi). sesuai dengan teori penelitian Dra Yulia.
Dari hasil penelitian yang kami S. singgih pengetahuan siswa tentang
lakukan di SMA Kota Lubuklinggau seks sangatlah kurang karena kurangnya
bahwa siswa SMA di Kota Lubuklinggau penjelasan seks usia dini dari orang tua,
yang kami teliti dari 9 sekolah tidak kurangnya pendekatan religious serta
sedikit siswa yang hamil di luar nikah lingkungan dan teman yang memiliki
melakukan aborsi, kejadian ini sesuai pengaruh besar terhadap prilaku seks
dengan teori Subiyanto (2011), bahwa bebas.
bahaya dari perilaku seks bebas yaitu
Kehamilan di luar nikah, terputusnya 4. Pengetahuan Siswa Tentang LGBT
sekolah, perkawinan usia muda, Penelitian ini dilakukan pada
pengguguran kandungan (aborsi). 167siswa dimana pengetahuan tentang
LGBT dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
3. Pengetahuan Siswa tentang Bentuk kategori yaitu pengetahuan dengan
Seks kategori baik (Bila jawaban pertanyaan
Penelitian ini dilakukan pada 167 benar ≥75%), pengetahuan dengan
responden dimana pengetahuan tentang kategori cukup (Bila jawaban pertanyaan
Seks Bebas dikelompokkan menjadi 3 benar 55-75%) dan pengetahuan dalam
(tiga) kategori yaitu pengetahuan Siswa kategori kurang (Bila jawaban
dengan kategori baik (Bila jawaban pertanyaan ≤55%). Data dikumpulkan
pertanyaan benar ≥75%), pengetahuan dengan cara wawancara menggunakan
Siswa dengan kategori cukup (Bila pengisian kuesioner yang sudah disusun
jawaban pertanyaan benar 55-75%) dan peneliti.
pengetahuan Siswa dalam kategori Hasil penelitian ini, analisa univariat
kurang (Bila jawaban pertanyaan ≤55%). menunjukkan bahwa dari 167 siswa,siswa
Data dikumpulkan dengan dengan pengetahuan baik tentang LGBT
menggunakan pengisian kuesioner yang berjumlah 54 orang (32,34%), siswa
sudah disusun peneliti. pengetahuan siswa cukup 68 orang
Hasil penelitian ini, analisa univariat (40,71%) dan siswa pengetahuan kurang
menunjukkan bahwa dari 167 siswa, berjumlah 45 orang (26,95%).
siswa dengan pengetahuan baik tentang Menurut Dede Oetomo seorang
bentuk seks berjumlah 58 orang sosiolog aktivis hak-hak Lesbian, gay,
(34,73%), siswa dengan pengetahuan biseksual, dan transgender (LGBT)

32 | J K , V o l u m e 6 N o 1 J u n i 2 0 1 6
pengetahuan masyarakat tentang LGBT responden (13,17%), siswa dengan
semakin meningkat dari tahun 2009 yang pengetahuan cukup berjumlah 39 orang
berjumlah 60,2% menjadi 80,6% pada (23,35%) dan siswa pengetahuan kurang
tahun 2016. Hal ini disebabkan semakin berjumlah 106 responden (63,48%).
mudahnya akses internet untuk membuka Menurut Yuniarti pada tahun 2012
situs -situs LGBT. salah satu dampak dari seks bebas yaitu
Pengetahuan adalah hasil HIV/AIDS dan 98,380 HIV positif
pengindraan manusia, atau hasil tahu dengan presentase pengidap usia 20-29
seseorang terhadap objek melalui indra tahun sebanyak 35,2% dan usia 30-39
yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan tahun sebesar 28,1%.
sebagainya). Dengan sendirinya pada Menurut Syafiie, (2010) Pengetahuan
waktu pengindraan sehingga adalah sesuatu yang hadir dan terwujud
menghasilkan pengetahuan tersebut dalam jiwa dan adanya reaksi,
sangat dipengetahui oleh intensitas persentuhan dan hubungan dengan
perhatian dan presepsi tehadap objek. lingkungan dan alam sekitarnya dan
Sebagian besar pengetahuan seseorang sesuai dengan teori Menurut Nawita
diperoleh melalui indra pendengaran (2013) seks disebabkan oleh:
(telinga), dan indra penglihatan (mata) a. Penyebaran nilai-nilai saing yang
(Notoatmodjo, 2010). mudah masuk seiring derasnya arus
Dari hasi lpenelitian di SMA Kota informasi dan teknologi.
Lubuklinggau telah sesuai dengan hasil b. Mudahnya akses konten pornografi,
penelitian Dede Oetomo masyarakat misalnya buku, majalah, keeping
terutama di kalangan siswa SMA tentang VCD/DVD dan internet yang bisa
pengetahuan LGBT dengan nilai cukup mengakses file-file cabul
memahami karena akses dari internet dan c. Lemahnya kontrol orang tua terhadap
media masa seperti televisi. anak.
d. Kurang kuatnya penanaman nilai-
5. Pengetahuan Siswa tentang Penyakit nilai agama terhadap anak.
dari Seks Bebas
Penelitian ini dilakukan pada Menurut hasil penelitian di SMA
167siswa dimana pengetahuan tentang Kota Lubuklinggau, pengetahuan siswa
penyakit dari seks bebas dikelompokkan tentang penyakit dari perilaku seks bebas
menjadi 3 (tiga) kategori yaitu sangat kurang telah sesuai dengan hasil
pengetahuan dengan kategori baik (Bila penelitian dari Yuniarti yang
jawaban pertanyaan benar ≥75%), menunjukkan banyaknya angka kejadian
pengetahuan dengan kategori cukup (Bila HIV/AIDS dikarena penyakit yang
jawaban pertanyaan benar 55-75%) dan disebabkan seks bebas tidak terjadi
pengetahuan dalam kategori kurang (Bila seketika melainkan melalui masa
jawaban pertanyaan ≤55%). Data inkubasi yang cukup lama, pengetahuan
dikumpulkan dengan cara wawancara kuranglah faktor penyebabnya terjadinya
menggunakan pengisian kuesioner yang HIV/AIDS.
sudah disusun peneliti.
Hasil penelitianini, analisa univariat KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukkan bahwa dari 167 siswa,siswa 1. Kesimpulan
dengan pengetahuan baik tentang Berdasarkan penelitian “Gambaran
penyakit dari seks bebas berjumlah 22 Pengetahuan Remaja tentang Seks Bebas
di SMA Kota Lubuk Linggau Tahun

33 | J K , V o l u m e 6 N o 1 J u n i 2 0 1 6
2016” dengan 167 responden didapatkan telah dipelajari selama perkuliahan,
kesimpulan sebagai berikut: sehingga Karya Tulis Ini merupakan hasil
a. Distribusi frekuensi pengetahuan pengaplikasian dari ilmu-ilmu tersebut.
siswa pengetahuan baik tentang
definisi Seks Bebas terdiri 48 Bagi Peneliti yang Akan Datang
responden (28,74%), pengetahuan Agar melakukan penyuluhan
siswa cukup 54 responden (32,33%), mengenai Seks Bebas terlebih dahulu
dan pengetahuan siswa kurang 65 sehingga apabila melakukan penelitian
responden (38,93%). diarahkan untuk mengevaluasi hasil dari
b. Distribusi frekuensi dari 167 penyuluhan tersebut.
responden,siswa pengetahuan baik
tentang Dampak Seks Bebas 57
responden (34,13%), pengetahuan Bagi Siswa SMA di Kota Lubuk
siswa cukup 69 responden (41,31%), Linggau
dan pengetahuan siswa kurang 41 Diharapkan hasil penelitian dapat
responden (24,56%). dijadikan informasi dan inspirasi agar
c. Distribusi frekuensi pengetahuan nantinya lebih memperbanyak
siswa tentang Bentuk-Bentuk Seks pengetahuan terutama mengenai Seks
Bebas , siswa dengan pengetahuan Bebas sehingga nantinya bisa melakukan
baik tentang bentuk seks bebas 58 pencegahan Tentang Seks Bebas.
responden (34,73%), pengetahuan
siswa cukup 49 responden (29,34%) Bagi Akademi Kebidanan Bunga
dan pengetahuan siswa kurang Bangsaku Bangka
sebanyak 60 responden (35,93%). Agar penelitian ini dapat
d. Distribusi frekuensi pengetahuan menambah referensi atau bahan bacaan
siswa tentang LGBT, bahwa dari 167 serta informasi yang sangat bermanfaat
responden,pengetahuan siswa baik untuk perkembangan pengetahuan
tentang LGBT 54 responden tentang Seks Bebas serta bahan-bahan
(32,34%), pengetahuan siswa cukup yang menunjang penulisan Karya Tulis
68 responden (40,71%) dan Ilmiah guna meningkatkan mutu
pengetahuan siswa kurang sebanyak pendidikan.
45 responden (26,95%).
e. Disribusi frekuensi pengetahuan DAFTAR PUSTAKA
siswa tentang penyakit dari seks
bebas, bahwa dari 167 Arikunto.S.2010.Prosedur Penelitian : Suatu
responden ,pengetahuan siswa baik Pendekatan Praktik ( Edisi Revisi ). Jakarta
tentang penyakit dari seks bebas 22 : Rineka Cipta
responden (13,17%),pengetahuan
siswa cukup 39 responden (23,35%) Bachtiar, Basron.2011. Dilkat Psikologi
dan pengetahuan siswa kurang 106 Perkembangan. Palembang.
responden (63,48%).
Chronika. Roy.2011. Makna Seks Bebas.
http://repository.unand.ac.id/17104/skripsi
2. Saran
_ROY.pdf. diakses tanggal 21 desember
Bagi Peneliti
2013.
Penelitian ini merupakan penerapan
pembelajaran metodologi penelitian yang

34 | J K , V o l u m e 6 N o 1 J u n i 2 0 1 6
H. Inu kencana Syafiie, 2010. Pengantar Ilmu
Pemerintahan, Bandung : Refika Aditama

Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi


Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba
Medika.

Lubis, Nomora Lumongga. 2013. Psikologi


Kespro Wanita dan Perkembangan
Reproduksinya. Jakarta : Kencana.

Notoatmodjo, soekidjo.2010. Ilmu Perilaku


Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta.

. 2010. Metodelogi
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

. 2011.
Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi.
Jakarta : CV Trans Info Medika.

Philips,Ameenah.2013. Islam dan


Homoseksual. Jakarta :Pustaka Zahra

Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja.


Jakarta : PT. Raja Gravido Persada

Subiyanto, Turnojoyo.2011. Perilaku Seks


Bebas Masa Pacaran.
http://pta.turnojoyo.ac.id/upload/journal/0
90521100049/0905201100049.pdf.

Tim penyusun Kamus Bahasa


Indonesia.2010, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Edisi
Ketiga) ,Jakarta : Balai Pustaka Internet

Widyastuti, Yani, dkk. 2009. Kesehatan


Reproduksi. Jakarta : Fitramaya

https://id.m.wikipedia.org/wiki/LGBT

35 | J K , V o l u m e 6 N o 1 J u n i 2 0 1 6

You might also like