Professional Documents
Culture Documents
Abstract: Article 11 (1) of the Act Number 42, 1999 regarding Fiduciary Trust states that ”a property placed as a
fiduciary trust must be reistered”. The registration is done at the Fiduaciary Registration Office and the
application for its registration is done by the fiduciary acceptor, a person as been mandated for it or representative
by attaching the statement of Fiduaciary Trust registration. This also appies for the cancelation of fiduciary that is
by deleting the agreement. However, at the office of Law and Human Rights Banda Aceh, the process of
registration and cancellation is not as expected which is the number of registration is not as same as the
cancellation.. Some the binding made by the notary and not registered to the registration office, the registration
has no legal impact on the execution resulted from its registration is as a proof for creditor that he is the holder of
fiduciary object that is bound with the agreement. The certificate issued by the registration office is strong legal
evidence that can be a basis for the execution towards the object in case the debtors are not fulfilling the duty. The
certificate holders have previlege rights regarding the object as a garantee of paying credit or fund if the debtors
are not fulfilling the duty incluidng the right foe sale of the property. The reasons that not all fiduciary agreement
by banks and non bank finace institutions is registered is the reason for diminishing administration credit fee and
finace and credit value and the funding provided is not that much and low risk on it. While there is no cancellation
after the payment of the credit is very rare done as the acceptor or the creditors do not want to make the provider
of fiduciary adding some administration fee.
Abstrak: Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia menentukan bahwa
“benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia wajib didaftarkan”. Pendaftaran Jaminan fidusia dilakukan pada
Kantor Pendaftaran Fidusia dan permohonan pendaftaran jaminan fidusia dilakukan oleh penerima fidusia, kuasa
atau wakilnya dengan melampirkan pernyataan pendaftaran Jaminan Fidusia. Demikian pula halnya dengan
hapusnya jaminan fidusia, maka perlu pula dilakukan pencoretan terhadap ikatan jaminan fidusia. Namun
demikian dalam praktik di Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Aceh pelaksanaan pendaftaran dan pencoretan
jaminan fidusia ini belum berjalan sebagaimana yang diharapkan, dimana jumlah pendaftaran tidak sebanding
dengan jumlah pencoretan.. Dalam praktik pengikatan jaminan fidusia ada yang didaftar dan ada pula yang tidak.
Pengikatan jaminan fidusia yang dibuat akta notaris dan tidak dilakukan pendaftaran ke Kantor Pendaftaran
Fidusia, maka pengikatan jaminan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum eksekutorial yang disebabkan
pendaftaran merupakan bukti bagi kreditur bahwa ia merupakan pemegang hak atas objek jaminan yang diikat
dengan jaminan fidusia. Sertifikat jaminan fidusia yang diterbitkan kantor pendaftaran fidusia merupakan bukti
hukum yang kuat yang dapat dijadikan alat untuk melakukan eksekusi terhadap objek jaminan apabila debitur
melakukan wanprestasi. Pemegang sertifikat fidusia memiliki hak preferen terhadap objek jaminan sebagai jaminan
pelunasan hutang kredit/ pembiayaan apabila debitur cidera janji termasuk hak untuk menjual benda yang menjadi
objek jaminan fidusia atas kekuasannya sendiri. Alasan tidak semua pengikatan jaminan fidusia oleh bank dan
lembaga keuangan non bank dilakukan pendaftaran adalah alasan untuk mengurangi biaya administrasi kredit dan
pembiayaan dan alasan nilai kredit dan pembiayaan yang diberikan relatif kecil dan risiko yang ringan. Sedangkan
tidak dilakukannya pencoretan setelah dilakukan pelunasan kredit dalam praktek sangat jarang dilakukan karena
pihak penerima fidusia/kreditur tidak mau memberatkan pemberi fidusia/debitur dengan menambah beban biaya
administrasi.
(Thomas Suyatno, 1991 : 84). atau tidak terpenuhi (Gunawan Widjaja &
Ahmad Yani, 2003 : 125).
Pengertian jaminan Fidusia terdapat di Pembebanan kebendaan dengan jaminan
dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Fidusia, Fidusia dibuat dengan akta notaris dalam Bahasa
yaitu : Indonesia yang merupakan akta jaminan Fidusia
Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas (Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Jaminan
benda bergerak baik berwujud maupun yang Fidusia). Dalam akta jaminan Fidusia tersebut
tidak berwujud dan benda tidak bergerak selain dicantumkan hari dan tanggal, juga
khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani dicantumkan mengenai waktu (jam) pembuatan
hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam akta tersebut.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Menurut Mariam Badrulzaman,
Hak Tanggungan yang berada dalam pembebanan jaminan Fidusia melewati beberapa
penguasaan pemberi Fidusia, sebagai agunan fase antara lain :
bagi pelunasan utang tertentu, yang a. Adanya perjanjian pokok kredit
memberikan kedudukan kepada penerima Pembebanan Fidusia bersifat perjanjian
Fidusia terhadap kreditur lainnya. accesoir, yaitu pembebanan hapus apabila
Pasal 4 UU Jaminan Fidusia secara tegas perjanjian pokoknya hapus.
menyatakan bahwa Jaminan Fidusia merupakan b. Perjanjian yang bersifat konsensual dan
perjanjian accesoir dari suatu perjanjian pokok obligatoir
yang menimbulkan kewajiban bagi para pihak Perjanjian kredit antara debitur dan kreditur
untuk memenuhi satu prestasi yang berupa dengan jaminan Fidusia. Di antara pihak
memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak pemberi dan penerima Fidusia diadakan
berbuat sesuatu, yang dapat dinilai dengan uang. perjanjian dimana ditentukan bahwa debitur
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani mengatakan meminjam sejumlah uang denganjanji akan
bahwa, sebagai suatu perjanjian accesoir, menyerahkan hak miliknya secara Fidusia
perjanjian jaminan Fidusia memiliki sifat sebagai sebagai jaminan kepada pemberi kredit.
berikut: c. Adanya penyerahan secara constitutum
1. Sifat ketergantungan terhadap perjanjian possesorium
pokok; Adanya perjanjian kebendaan di antara
2. Keabsahannya semata-mata ditentukan oleh pihak pemberi dan penerima Fidusia
sah tidaknya perjanjian pokok; dilakukan penyerahan secara constitutum
3. Sebagai perjanjian bersyarat, maka hanya possesorium dimana benda tetap dikuasai
dapat dilaksanakan jika ketentuan yang oleh pemberi Fidusia tersebut masih berada
disyaratkan dalam perjanjian pokok telah dalam kekuasaan pemberi Fidusia.
Penyerahan ini ditentukan sebagai cara
yang sah untuk lahirnya hak jaminan berubah-ubah dan atau tidak tetap, seperti
kebendaan yang baru, walaupun stok bahan baku, barang jadi atau portofolio
penyerahannya tidak merupakan perusahaan effek, maka dalam akta jaminan
penyerahan yang nyata yang dikenal bagi Fidusia dicantumkan uraian mengenai jenis,
benda bergerak. merek, kualitas dari benda tersebut.
d. Adanya perjanjian pinjam pakai d. Nilai penjaminan; dan
Di dalam akta notaris harus disebutkan e. Nilai benda yang menjadi objek jaminan
bahwa antara kreditur dan debitur terjadi Fidusia (Gunawan Widjaja dan Ahmad
peristiwa pinjam pakai terhadap barang Yani, 2003 : 132).
yang difidusiakan. Bahwa pemilik Fidusia
meminjam hak miliknya yang telah berada Pasal 11 ayat (1) dan ayat (1) UU Fidusia
di dalam kekuasaan penerima Fidusia, menentukan bahwa benda yang dibebani jaminan
kepada pemberi Fidusia (Mariam Darus Fidusia wajib didaftarkan. Dalam hal benda yang
Badrulzaman, 1991 : 135). dibebani dengan jaminan Fidusia berada di luar
wilayah negara Republik Indonesia. Pendaftaran
Menurut Gunawan Widjaja dan Ahmad benda yang dibebani dengan jaminan Fidusia
Yani, akta jaminan Fidusia sekurang-kurangnya dilaksanakan di tempat kedudukan pemberi
memuat : Fidusia dan pendaftarannya mencakup benda,
a. Identitas pihak pemberi dan penerima baik yang berada di dalam maupun di luar
Fidusia; wilayah negara Republik Indonesia untuk
Identitas tersebut meliputi nama lengkap, memenuhi azas publisitas, sekaligus merupakan
agama, tempat tinggal, atau tempat jaminan kepastian terhadap kreditur lainnya
kedudukan dan tanggal lahir, jenis kelamin, mengenai benda yang telah dibebani jaminan
status perkawinan, dan pekerjaan. Fidusia. (Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani,
b. Data perjanjian pokok yang dijamin Fidusia, 2003 : 132). Kemudian keberadaan kantor
yaitu mengenai macam perjanjian dan pendaftaran Fidusia ini berada dalam lingkup
utang yang dijamin dengan Fidusia; tugas Kementerian Hukum dan Hak Asasi
c. Uraian mengenai benda yang menjadi objek Manusia dan bukan institusi yang mandiri atau
jaminan Fidusia; Unit Pelaksana Teknis.
Uraian mengenai benda yang menjadi objek
jaminan Fidusia cukup dilakukan dengan HASIL PEMBAHASAN
mengidentifikasikan benda tersebut, dan Pelaksanaan Pengikatan Jaminan Fidusia Oleh
dijelaskan mengenai surat bukti Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
kepemilikannya. Dalam hal benda yang dalam Penyaluran Kredit dan Pembiayaan
menjadi objek jaminan Fidusia merupakan Pengikatan jaminan akan berbeda antara
benda persediaan (iventory) yang selalu satu jenis jaminan dengan jaminan lainnya, baik
dari segi barang jaminan itu sendiri, maupun 2. Penelitian terhadap berkas permohonan yang
lembaga pengikatan jaminan terkait. Salah satu diajukan
jenis jaminan yang digunakan dalam penyaluran 3. Penilaian Kelayakan Kredit (Studi Kelayakan
kredit dan pembiayaan oleh Bank dan lembagan Kredit)
keuangan adalah benda bergerak yang diikat
dengan fidusia sebagaimana diatur dalam UU Pengikatan Jaminan Fidusia Oleh Lembaga
Jaminan Fidusia. Fidusia sebagaimana diketahui Keuangan Non Bank
merupakan pengalihan hak milik atas benda Pada Lembaga Keuangan Non Bank dalam
sebagai jaminan atas dasar kepercayaan, hal pengikatan jaminan fidusia juga mengkuti
sedangkan bendanya sendiri tetap berada dalam ketentuan sebagaimana yang diatur dalam UU
tangan debitur, dengan kesepakatan bahwa Jaminan fidusia beserta peraturan pelaksana
kreditur akan mengalihkan kembali kepemilikan lainnya. Hanya saja dalam penyaluran kredit dan
tersebut kepada debitur bilamana hutangnya telah pembiayaannya relatif lebih mudah seperti dalam
dibayar lunas. hal penyaluran kredit pembiayaan untuk
Jadi dalam hal ini dalam jaminan fidusia kenderaan bermotor. Hanya saja dalam hal ini
pihak debitur penerima kredit atau pembiayaan Lembaga keuangan non bank selain berpedoman
hanya menyerahkan kepada debitur berupa hak pada ketentuan UU Perbankan dan Peraturan
kepemilikan yang bersifat sementara melalui Bank Indonesia juga berpedoman pada ketentuan
adanya pengikatan jaminan fidusia kepada bank khusus lainnya.
dan lembaga keuangan non bank. Penyerahan hak Dalam prakteknya, objek dari jaminan
kepemilikan tersebut dilakukan setelah adanya fidusia merupakan benda-benda bergerak seperti
kesepakatan antara debitur dengan bank dan kendaraan, mesin-mesin pabrik, piutang/tagihan
lembaga keuangan mengenai sejumlah kredit atau dan lain-lain yang dikategorikan benda bergerak.
pembiayaan yang diterima debitur dari bank dan Terkadang jaminan fidusia dimintakan kepada
lembaga keuangan lainnya sebagai kreditur. debitur untuk menambah jumlah jaminan oleh
karena jaminan yang telah diberikan sebelumnya
Pengikatan Jaminan Fidusia Oleh Bank dalam bentuk Hak Tanggungan belum mampu
Adapun secara umum mekanisme atau meng-cover nilai fasilitas kredit dan pembiayaan
standar operasional yang ditempuh bank dalam yang dicairkan pihak bank.
penyaluran kredit dan pembiayaan pada bank, Berdasarkan hasil penelitian diketahui
sebagaimana diuraikan berikut ini: bahwa pelaksanaan perjanjian kredit dan akad
1. Pengajuan permohonan kredit atau pembiayaan pada bank dan lembaga keuangan
pembiayaan dengan dilampiri dengan non bank dalam pengikatan jaminan juga melalui
dokumen yang dipersyaratkan oleh pihak bank. tahapan dan mekanisme sampai pada saat
terbitnya sertifikat jaminan fidusia. Tahapan dan
mekanisme pembebanan jaminan fidusia tersebut sertifikat jaminan fidusia, selanjutnya menerima
dalam prakteknya adalah sebagai berikut : Sertifikat Jaminan Fidusia dan/atau pernyataan
1. Penerimaan bukti kepemilikan oleh perubahan, serta dokumen-dokumen lain yang
kreditur bertalian. Untuk keperluan itu membayar semua
2. Pembuatan akta otentik notaris biaya dan menerima kwitansi segala uang
3. Pendaftaran Akta Jaminan Fidusia pembayaran serta selanjutnya melakukan segala
tindakan yang perlu dan berguna untuk
Kekuatan Hukum Pengikatan Jaminan melaksanakan ketentuan dari akta ini.
Fidusia yang Dibuat Akta Notaris dan Tidak Pernyataan bahwa yang didaftar adalah akta
Dilakukan Pendaftaran jaminan fidusia dan benda/objek jaminan fidusia
Terhadap objek jaminan fidusia yang ini juga didukung oleh keterangan yang diberikan
dijadikan jaminan dalam perjanjian kredit atau oleh beberapa notaris di Kota Banda Aceh yang
akad pembiayaan tersebut selanjutnya dilakukan menyatakan bahwa bahwa syarat pendaftaran
pengikatan dengan Akta Notaris yang dibuat jaminan fidusia ke kantor pendaftaran fidusia
dalam bentuk Akta Jaminan Fidusia yang salah satunya adalah foto copy surat kepemilikan
kemudian menjadi dasar untuk dilakukannya kendaraan bermotor yang telah dilegalisasi oleh
pendaftaran ke Kantor Pendaftaran Fidusia yang notaris untuk agunan fidusia yang berbentuk
dalam periode penelitian tesis untuk wilayah benda bergerak.
Povinsi Aceh dilakukan pada Seksi Pelayanan Pendaftaran pengikatan jaminan fidusia
Hukum Kanwil Kementerian Hukum dan HAM. yang dibuat akta notaris, maka pengikatan
Selain itu, pendaftaran jaminan fidusia dimaksud tidak memiliki kekuatan hukum seperti
merupakan syarat untuk memenuhi asas layaknya kekuatan eksekutorial. Hal ini
publisitas dalam memperoleh kepastian hukum disebabkan pendaftaran merupakan bukti bagi
bagi para pihak dalam perjanjian kredit dan akad kreditur bahwa ia merupakan pemegang jaminan
pembiayaan. fidusia adalah sertifikat jaminan fidusia yang
Penerima fidusia atau kuasanya berwenang diterbitkan kantor pendaftran fidusia pada tanggal
untuk melaksanakan pendaftaran jaminan fidusia yang sama dengan tanggal penerimaan
kepada kantor pendaftaran fidusia untuk permohonan pendaftaran jaminan fidusia.
keperluan tersebut menghadap dihadapan pejabat Penyerahan sertifikat ini kepada penerima fidusia
atau instansi yang berwenang memberikan juga dilakukan pada tanggal yang sama dengan
keterangan, menandatangani surat/formulir, tanggal penerimaan permohonan pendaftaran
mendaftarkan jaminan fidusia atau objek jaminan sehingga memiliki hak preferen terhadap objek
fidusia tersebut dengan melampirkan Pernyataan jaminan bagi pelunasan hutang kredit atau
Pendaftran Jaminan Fidusia, dan mengajukan pembiayaan.
permohonan perubahan dalam hal terjadi Apabila debitur cidera janji, penerima
perubahan atas data yang tercantum dalam fidusia mempunyai hak untuk menjual benda yang
dilakukannya pencoretan sebagaimana yang diatur praktik diketahui bahwa pengikatan jaminan
dalam UU Jaminan Fidusia. Kondisi ini terjadi fidusia yang dilakukan tersebut ada yang
karena mengingat akibat hukum yang ditimbulkan dilakukan pendaftaran ada pula yang tidak
dengan tidak dilakukan pencoratan atas didaftarkan.
pendaftaran jaminan fidusia tidak terlalu Pengikatan jaminan fidusia yang dibuat akta
membawa kerugian baik bagi bank maupun pihak notaris dan tidak dilakukan pendaftaran ke Kantor
debitur, dimana apabila tidak dilakukan Pendaftaran Fidusia, maka pengikatan jaminan
pencoretan setelah kredit/pembiayaan dinyatakan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum
lunas pihak debitur tetap dapat memperoleh eksekutorial. Tidak adanya kekuatan eksekutorial
jaminannya kembali dan dapat melakukan disebabkan pendaftaran merupakan bukti bagi
pengalihan karena tidak ada catatan pada BPKB kreditur bahwa ia merupakan pemegang hak atas
yang dijadikan jaminan. Hal ini berbeda dengan objek jaminan yang diikat dengan jaminan fidusia.
jaminan Hak Tanggungan, dimana pada Sertifikat Sertifikat jaminan fidusia yang diterbitkan kantor
dilakukan pencatatan mengenai adanya pendaftaran fidusia merupakan bukti hukum yang
penggunaan jaminan sehingga wajib dilakukan kuat yang dapat dijadikan alat untuk melakukan
pencoretan dan tidak dapat dialihkan apabila tidak eksekusi terhadap objek jaminan apabila debitur
dilakukan pencoretan. melakukan wanprestasi. Pemegang sertifikat
fidusia memiliki hak preferen terhadap objek
KESIMPULAN jaminan sebagai jaminan pelunasan hutang
Dari uraian pembahasan di atas dapat kredit/pembiayaan apabila debitur cidera janji
disimpulkan bahwa pelaksanaan pengikatan termasuk hak untuk menjual benda yang menjadi
jaminan fidusia oleh bank dan lembaga keuangan objek jaminan fidusia atas kekuasannya sendiri.
non bank dalam penyaluran kredit dan Alasan tidak semua pengikatan jaminan
pembiayaan dilakukan dengan didahului adanya fidusia oleh bank dan lembaga keuangan non
perjanjian kredit atau akad pembiayaan sebagai bank dilakukan pendaftaran adalah alasan untuk
perjanjian pokok dan selanjutnya dilakukan mengurangi biaya administrasi kredit dan
pengikatan jaminan melalui pembuatan Akta pembiayaan dan alasan nilai kredit dan
Jaminan Fidusia melalui pejabat pembuat akta pembiayaan yang diberikan relatif kecil dan risiko
dalam hal ini Notaris. Berbekal perjanjian yang ringan. Sedangkan tidak dilakukannya
kredit/akad pembiayaan dan akta pengikatan pencoretan setelah dilakukan pelunasan kredit
jaminan kemudian dilakukan pendaftaran fidusia dalam praktek sangat jarang dilakukan karena
ke Kantor Pendaftaran Fidusia melalui Seksi pihak penerima fidusia/kreditur tidak mau
Pelayanan Hukum Kanwil Kementerian Hukum memberatkan pemberi fidusia/debitur dengan
dan HAM Aceh dengan melengkapi persyaratan menambah beban biaya administrasi. Namun
yang berlaku dan membayar PNBP sebagai demikian tindakan tersebut sebenarnya membawa
bagian dari biaya pendaftaran. Akan tetapi, dalam akibat hukum bagi pihak bank maupun lembaga
keuangan non bank pembiayaan karena dengan Hukum Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
tidak dilakukannya pendaftaran tentunya telah
Djumhana, M., 2003. Hukum Perbankan di Indonesia.
melakukan penyimpangan dari ketentuan UU Bandung: NCitra Aditya Bakti.
Faried, W. M., Lembaga-Lembaga Keuangan dan Bank,
Fidusia.
Perkembangan, Teori dan Kebijakan, 1991.
Frieda, H. H., 2009. Hukum Kebendaan Perdata Hak-
Hak Yang Memberi Jaminan, Jakarta: Ind Hill.
SARAN
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2003. Jaminan
Disarankan kepada semua bank dan Fidusia (Seri Hukum Bisnis). Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
lembaga keuangan non bank agar melaksanakan
Hamzah, A. dan Senjun Manullang, 1987. Lembaga
ketentuan pendaftaran jaminan fidusia guna Fidusia Dan Penerapannya Di Indonesia.
Jakarta: Indhill Co.
melindungi haknya dalam penyaluran kredit dan
Mantayborbir, S., Hukum Perbankan Dan Sistem
pembiayaan terhadap tindakan wanprestasi Hukum Piutang Dan Lelang Negara. 2006.
Medan: Pustaka Bangsa Press.
debitur mengingat objek jaminan masih dikuasai
Marhainis, A. H., Hukum Perbankan di Indonesia.
debitur. 1996. Jakarta: Pradya Paramitha.
Mariam, D. B., 1989. Perjanjian Kredit Bank.
Disarankan kepada pemberi fidusia agar
Bandung: Alumni.
setelah pelunasan kredit/pembiayaan juga Mariam, D. B., 1991., Bab-bab Tentang Crediverband,
Gadai, dan Fidusia. Bandung: PT. Citra Aditya
melaksanakan pencoretan (roya) atas sertfikat
Bakti.
jaminan fidusia guna membebaskan objek dari Mariam, D. B., 1994., Aneka Hukum Bisnis, Bandung:
Alumni.
keterikatan sebagai jaminan dan melaksanakan
Munir, F., 2003. Jaminan Fidusia. Bandung: Citra
ketentuan UU Jaminan Fidusia. Aditya Bakti.
Disarankan kepada pembuat kebijakan agar Ridwan, S., 2000. Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum
Perdata. Bandung: Alumni.
membuat ketentuan yang dapat mengikat semua Salim, H. S., 2002. Hukum Kontrak Teori dan Tehnik
pihak terkait pendaftaran fidusia memberikan Penyusunan Kontrak. Mataram: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.
solusi yang lebih praktis apabila pemberi fidusia Salim, H. S., 2004, Perkembangan Hukum Jaminan
merasa haknya dirugikan selain melakukan Indonesia. Jakarta: Radja Grafindo Persada.
Satrio, J., 1991. Hukum Jaminan, Hak-hak Jaminan
gugatan perdata ke pengadilan untuk menciptakan Kebendaan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
perlindungan hukum yang seimbang bagi pemberi Sutan, R. S., 1993. Kebebasan Berkontrak dan
Perlindungan yang Seimbang bagi Para Pihak
dan penerima fidusiatermasuk dalam penerapan dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia.
Jakarta: Institut Bankir Indonesia (IBI).
sanksi hukum agar melaksanakan kewajibannya
Tan, K., 2004. Hukum Jaminan Fidusia Suatu
termasuk menambah pemasukan negara PNBP. Kebutuhan yang Didambakan. Bandung: Alumni.
Tan, K., 2006. Karakter Hukum Perdata Dalam Fungsi
Perbankan Melalui Hubungan Antara Bank
DAFTAR KEPUSTAKAAN Dengan Nasabah. Pidato pengukuhan Jabatan
Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Hukum
Abdurrahman, A., 1993. Ensiklopedia Ekonomi,
Perdata Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Keuangan dan Perdagangan. Jakarta: Pradya
Utara, Medan.
Paramita.
Thomas, S., 1991. Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta:
Bahsan, M., 2002. Penilaian Jaminan Kredit
Gramedia Pustaka Utama.
Perbankan Indonesia. Jakarta: Rejeki Agung.
Tjipto Adinugroho, R., 1990. Perbankan Masalah
Dahlan dan Sanusi Bintang, 2000. Pokok-Pokok
Perkreditan Penghayatan Analisis, dan Penuntun.