You are on page 1of 15

Vol. 3 No.

2 Tahun 2022
http://jurnal.staiddimakassar.ac.id/index.
php/adrsb
Hal. 1-15

Perempuan Berkualitas: Mewujudkan Keluarga


Bahagia dalam Konsep Sakinah, Mawaddah,
Warahmah
Harmadani1, Zakirah2
1
IAIM Sinjai, 2IAIN Sultan Amai Gorontalo
*Correspondence author: madanid239@gmail.com, zakirahira17@gmail.com

Abstract. The purpose of this study was to determine the position of quality women in fostering a happy family
based on the concept of sakinah mawaddah warahmah. The type of research used is qualitative research with
library research data analysis techniques. The data collection method used in this research is searching for data
and information through documents, both electronic and non-electronic documents that can support the
writing process. The results showed that women to foster and realize a sakinah mawaddah warahman family
must be women who have good personal qualities, because women are active driving cadres because they have
an inner drive, namely love and affection (Mawaddah Wa Rahman). A woman has the nature of maintaining a
household, conceiving, breastfeeding, and educating children and is a source of victory for her husband. Quality
women are those who are educated, moral and able to strive for progress. A woman has the same
responsibilities as a man in his position as a servant, in the sense that men and women have an obligation to
devote themselves to Allah SWT. A
sakinah, mawaddah, wa rahmah family is a term as well as a prayer that is often said and expected by Muslims
who are married and raise a family. The Sakinah, Mawaddah and warahmah families are not just a goal, but a
process to reach happiness more than this world, namely happiness in the hereafter. Islam as a perfect teaching
places the position of women in a very noble position, therefore the degrees that have been given must be used
by women as well as possible.

Keywords: Women, family, sakinah mawaddah warahmah

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan perempuan yang berkualitas dalam
membina keluarga bahagia berdasarkan konsep sakinah mawaddah warahmah. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitin kualitatif dengan teknik analisis data library research. Untuk metode pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen
elektronik maupun dokumen non elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perempuan untuk membina dan mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahman
harus menjadi perempuan yang memiliki kualitas pribadi yang baik, kerena Perempuan adalah kader penggerak
yang aktif karena mereka memiliki dorongan dari dalam dirinya yaitu cinta dan kasih sayang (Mawaddah Wa
Rahman). seorang perempuan itu memiliki kodrati yakni memelihara rumah tangga, mengandung, menyusui,
dan mendidik anak serta menjadi sumber kemenangan bagi suaminya. Perempuan berkualitas adalah mereka
yang terdidik, bermoral dan mampu berusaha mencapai kemajuan. Seorang perempuan mempunyai
tanggungjawab yang sama dengan laki-laki dalam kedudukannya sebagai seorang hamba, dalam artian bahwa
laki-laki dan perempuan mempunyai kewajiban untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT.Keluarga yang
sakinah, mawaddah, wa rahmah adalah istilah sekaligus doa yang sering kali dipanjatkan dan diharapkan oleh
para muslim yang telah menikah dan membina keluarga. Keluarga Sakinah, Mawaddah dan warahmah bukan
hanya tujuan, melainkan proses untuk menggapai kebahagiaan lebih dari dunia, yaitu kebahagiaan di akhirat.
Islam sebagai ajaran yang sempurna menempatkan posisi perempuan yang sangat mulia, oleh karena itu derajat
yang telah diberikan haruslah dipergunakan oleh perempuan dengan sebaik-baiknya.

Kata Kunci: Perempuan,keluarga ,sakinah mawaddah warahmah

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 1


PENDAHULUAN
Perempuan sering kali dikaitkan dengan lemahnya akalnya, tentu kita harus
memahami akal yang dimaksud ini akal yang seperti apa? Kalau yang dimaksud adalah akal
teoritis, maka akal ini laki-laki cenderung lebih kuat, tapi akal ini bukanlah ukuran
kesempurnaan manusia. Ukuran kesempurnaan manusia terletak pada akal praktisnya.
Perempuan adalah kader penggerak yang aktif karena mereka memiliki dorongan dari
dalam dirinya yaitu cinta dan kasih sayang (Mawaddah Wa Rahman) (Warahmah & Iriani,
2022). Perlu kita pahami bersama bahwa menjadi seorang perempuan itu memiliki kodrati
yakni memelihara rumah tangga, mengandung, menyusui, dan mendidik anak serta
menjadi sumber kemenangan bagi suaminya (daha & Sainuddin, 2022).
Dengan demikian perempuan mempunyai potensi yang sangat besar dalam
membangun keluarga sakinah yakni keluarga yang dibangun atas dasar cinta dan kasih
sayang sesuai dengan ajaran islam. Keluarga mempunyai nilai-nilai meliputi kasih sayang
dan cinta, komitmen dan tanggung jawab saling menghormati serta membangun
komunikasi yang baik. Jika nilai-nilai tersebut yang ditanamkan dalam membangun
keluarga maka keluarga menjadi tempat terbaik sebagai pelindung serta mendidik para
generasi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal (Mahmudah et al., 2020).
Untuk membangun keluarga yang harmonis maka perempuan harus memiliki
pendidikan yang baik, akhlak yang mulia serta interaksi social yang baik pula. Perempuan
adalah sosok mahluk yang mulia dengan kelembutan hatinya, mempunyai kedudukan
yang penting dalam kehidupan dengan fungsi membawa cahaya terang bagi kehidupan
keluarga. ”Inna al-mar’ah mashabih al-buyut” perempuan adalah pelita bagi kehidupan
keluarga. Perempuan sebagai istri dijadikan oleh Allah SWT sebagai sumber ketenangan
didalam keluarga dan dasar munculnya kasih dan saying (Carsono, 2021).
Keluarga merupakan intuisi terkecil dari masyarakat atau bangsa, keluarga sekaligus
menjadi pusat pendidikan terpenting dalam perkembangan dan pertumbuhan menjadi
manusia seutuhnya. Keluargalah yang membentuk karakter, keperibadian, akhlak yang
baik dalam mewujudkan kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual dan kecerdasan
spiritual. Maka dengan demikian untuk mewujudkan kelurga yang tentram damai dan
sejahtera (Warahmah & Sari, 2022).
Di sisi lain tidak dapat dipungkiri banyaknya perempuan yang telalu terlena dengan

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 2


zaman yang beroentasi pada gaya hidup yang komsumtif yang terlena pada kegiatan
Shopping yang tidak mengara pada kebutuhan primer dalam kehidupan keluarga
melainkan shopping dijakdikan sebagai hoby (kesenangan hati). Hal inilah yang kemudian
menjadi salah satu factorterjadinya ketidaksepahaman antara kedua belah pihak (Fauzi &
Supriyanto, 2019). Sehingga keluarga seharusnya menjadi tempat kedamaian berubah
fungsi menjadi tempat kesengsaraan. Dengan demikian di tengah banykanya Pengaruh
dalam kehidupan keluaga maka perempuan diharapakan mampu membangun dan
mempersiapkan mentalnya serta membangun kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritual agar kiranya mampu memanejemen keluarga (Faruq, 2019).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mencoba menelaah bagaimana
seharusmya menjadi perempuan berkualitas untuk mewujudkan keluarga sakinah
mawaddah warahmah?
METODE PENELITIAN
Metode penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu, dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan jadi metodelogi
artinya “cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk
mencapai tujuan”. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,
merumuskan sampai menganalisis sampai menyusun laporanya.
1) Jenis penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif yang
menggunakan teknik analisis data library research sebagai penelitian kepustakaan yang
dilaksanakan dengan cara membaca, menelaah dan mencatat berbagai literatur atau
bahan bacaan yang sesuai dengan pokok bahasan kemudian difilter dan dituangkan
dalam kerangka pemikiran secara teoritis.
2) Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini diakukan di perpustakaan organisasi pada tanggal 01 Oktober sampai
06 Oktober 2021.
3) Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data yang diarahkan pada
pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen elektronik
maupun dokumen non elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 3


HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengertian Perempuan Berkualitas
Kata perempuan berasal dari kata dasar” empu” yang artinya “tuan” atau orang
yang mahir atau berkuasa. Terdapat makna yang cukup dalam kata ini. Dalam artian
bahwa perempuan memiliki kemerdekaan atas tubuhnya dan menjadi tuan atas dirinya
(Sari & Warahmah, 2022).
Perempuan adalah mahluk yang paling cenderung kepada amal, untuk beramal
tidak berkaitan dengan pendidikan yang tinggi namun pada kesucian hati dan kepedulian
sebagai manusia. Sebagaimana yang telah dipahami bersama bahwa perempuan lebih
cenderung memiliki jiwa feminis, yang mampu menerima, memiliki rasa kasih sayang yang
tinggi (Hasmar et al., 2022).
Perempuan merupakan sosok sempurna yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa
menjadi penyempurna segala hal yang berada didunia ini. Adanya sosok perempuan,
melahirkan putra putri bangsa yang kelak memegang estafet kepemimpin dan peradaban
di seluruh penjuru negeri (Warahmah, 2020). Jika pemuda sering diibaratkan sebagai
tulang punggung negara, maka perempuan juga bisa diibaratan sebagai tiang atau
bahkan pondasi sebuah negeri, kemajuan dan peradaban.
Sebagai sosok pencipta generasi hebat tulang punggung Negara, permpuan harus
tumbuh menjadi sosok perempuan yang hebat dizaman milenial sekarang ini (T., 2019b).
Karena dari Rahim perempuan-perempuan yang hebat akan melairkan generasi muda
yang cerdas yang kelak mampu membangun, menjunjung tinggi kemajuan dan peradaban
ditanah ibu pertiwi. Namun menjadi perempuan yang berkualitas pada masa kini,
bukanlah hal yang mudah karena menjadi perempuan yang hebat tentu lahir dari
lingungan yang baik, perlindungan tentang hak-hak perempuan yang benar-benar
teraktualisasi dan daya kemampuan perempuan yang selaras dengan perkembangan
zaman (Wafa et al., 2021).
Perempuan berkualitas adalah mereka yang terdidik, bermoral dan mampu
berusaha mencapai kemajuan. Berkaca dari historisitas haruslah memiliki beberapa
kriteria sebagai berikut: pertama, menjadi perempuan harus memiliki pendidikan yang
baik dan tinggi karena perempuan dimasa lalu sangan menjunjung pendidikan dan
mereka berjuang keras untuk memperoleh hak bagi kaum perempuan (T., 2019a).

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 4


Perempuan yang berpendidikan akan menjadi perempuan yang berdedikasi untuk
mendidik generasi bangsa khususnya generasi-generasi yang lahir dari rahimnya nanti.
Kedua, perempuan yang bermoral dan berbudi pekerti. Menjadi perempuan harus
mampu memilah dan memilih mana yang harus diambil dan mana yang harus dijauhi dan
tetap mengedepankan adab dan moral serta menjunjung tinggi budi pekerti.
Kedudukan Dan Peran Perempuan Dalam Keluarga
a. Perempuan sebagai hamba Allah
Perempuan dan laki-laki adalah mahkluk Allah sebagaimana yangtertera dalam
surah Az-zariat 51:56 yaitu:
“dan aku tidak mencptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepadaKU”
Seorang perempuan mempunyai tanggungjawab yang sama dengan laki-laki dalam
kedudukannya sebagai seorang hamba, dalam artian bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyai kewajiban untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT.
b. Perempuan sebagai istri
Perempuan sebagai istri dijelaskan dalam Al-Quran pada surah Ar-Rum 30:21, yaitu:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadkannya
diantara kamu rasa kasih dan sayang sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”
Seorang istri adalah sahabat bagi suaminya dan didalamnya melekat sebuah
kewajiban yang harus dilaksanakan kepada suaminya. Seorang istri harus mampu
menjaga rahasia dan harta benda suaminya sebagai amanah yang kelak akan
dipertanggungjawabkan dihadapan mata mutlak.
c. Perempuan sebagai ibu
Tuntutan Islam sebagai seorang ibu yang menjadi madrasah pertama bagi anak-
anaknya. Pendidikan dimulai dalam kandungan, dijelaskan dalam al-quran betapa
pentignya peran perempuan sebagai ibu, istri, saudara perempuan maupun sebagai anak
yang berbakti.
Sebagaimana dalam surah Luqman ayat 14:
“dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibu yang

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 5


telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyepihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku lah
kamu akan kembali”
d. Perempuan sebagai anak
Anak berhak mendaatkan perlindungan kasih sayang dan pengawasan dari orang
tuanya, sebagaimana terdapat dalam Al-Quran surah Al-Ahqaf 49:15 sebagai berikut:
“kami perintahkan kepada mereka untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula,
mengandung sampai menyapihnya dalah selama 30 bulan sehingga apabila ia telah
dewasa dan umurnya sampai 40 tahun ia berdoa: ya Tuhanku tunjukilah aku untuk
mensyukuri nikmat yang telah engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku
dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada
engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri.”
e. Peran perempuan sebagai anggota masyarakat
Perempuan memiliki kedudukan yang penting didalam kehidupan di tengah
masyarakat, baik itu politik, social budaya, pendidikan dan agama.
Konsep keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.“ (QS : Ar-Ruum:21)
Dalam ayat diatas, Allah menyampaikan bahwa manusia diciptakan berpasangan
antara istri dan suaminya untuk mendapatkan keternangan, keterntraman, dan kasih
sayang. Hal tersebut merupakan tanda kuasa Allah dan nikmat yang diberikan bagi
mereka yang bisa mengambil pelajarannya (Yuniria et al., 2022).
Keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah adalah istilah sekaligus doa yang
sering kali dipanjatkan dan diharapkan oleh para muslim yang telah menikah dan
membina keluarga. Keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah tentunya bukan hanya
sekedar semboyan belaka dalam ajaran islam (Kardinah, 2018). Hal ini menjadi tujuan dari

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 6


pernikahan sekaligus nikmat yang Allah berikan bagi mereka yang mampu membina
keluarganya.
a. Makna Keluarga yang Sakinah
Sakinah berasal dari bahasa arab yang artinya adalah ketenangan, ketentraman,
aman atau damai. Lawan kata dari ketentraman atau ketenangan adalah keguncangan,
keresahan, kehancuran. Sebagaimana arti kata tersebut, keluarga sakinah berarti
keluarga yang didalamnya mengandung ketenangan, ketentraman, keamanan, dan
kedamaian antar anggota keluarganya. Keluarga yang sakinah berlawanan dengan
keluarga yang penuh keresahan, kecurigaan, dan kehancuran. Kita bisa melihat keluarga
yang tidak sakinah contohnya adalah keluarga yang di dalamnya penuh perkelahian,
kecurigaan antar pasangan, bahkan berpotensi terhadap adanya konflik yang berujung
perceraian (Samudera & Prayuda, 2021). Ketidakpercayaan adalah salah satu aspek yang
membuat gagal keluarga sakinah terwujud. Misalnya saja pasangan saling mencurigai,
adanya pihak atau orang yang mengguncang rumah tangga atau perlawanan istri
terhadap suami.
b. Makna Keluarga yang Mawaddah
Mawaddah berasal pula dari bahasa Arab yang artinya adalah perasaan kasih
sayang, cinta yang membara, dan menggebu. Mawaddah ini khususnya digunakan untuk
istilah perasaan cinta yang menggebu pada pasangannya. Dalam Islam, mawaddah ini
adalah fitrah yang pasti dimiliki oleh manusia. Muncul perasan cinta yang menggebu ini
karena hal-hal yang sebabnya bisa dari aspek kecantikan atau ketampanan pasangannya,
moralitas, kedudukan dan hal-hal lain yang melekat pada pasangannya atau manusia
ciptaan Allah (Suryani & Kadi, 2020).
Keluarga yang ada perasaan mawaddah tentunya memunculkan nafsu yang positif
(nafsu yang halal dalam aspek pernikahan). Kita bisa melihat, keluarga yang tidak ada
mawaddah tentunya tidak akan saling memberikan dukungan, hambar, yang membuat
rumah tangga pun seperti sepi (Rahman, 2020). Keluarga yang penuh mawaddah bukan
terbentuk hanya karena jalan yang instan saja. Perasaan cinta dalam keluarga tumbuh dan
berkembang karena proses dipupuknya lewat cinta suami istri serta anak-anak.
Keindahan keluarga mawaddah tentunya sangat didambakan bagi setiap manusia, karena
hal tersebut fitrah dari setiap makhluk (Hasmar et al., 2021).

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 7


c. Makna Keluarga yang Rahmah
Kata Rahmah berasal dari bahasa arab yang artinya adalah ampunan, rahmat, rezeki,
dan karunia. Rahmah terbesar tentu berasal dari Allah SWT yang diberikan pada keluarga
yang terjaga rasa cinta, kasih sayang, dan juga kepercayaan. Keluarga yang rahmah tidak
mungkin muncul hanya sekejap melainkan muncul karena proses adanya saling
membutuhkan, saling menutupi kekurangan, saling memahami, dan memberikan
pengertian (Sakirman, 2018). Rahmah atau karunia dan rezeki dalam keluarga adalah
karena proses dan kesabaran suami istri dalam membina rumah tangganya, serta
melewati pengorbanan juga kekuatan jiwa. Dengan prosesnya yang penuh kesabaran,
karunia itu pun juga akan diberikan oleh Allah sebagai bentuk cinta tertinggi dalam
keluarga.
Berikut merupakan ciri-ciri atau karakterstik yang bisa menggambarkan seperti
apakah keluarga tersebut (Sholehudin, 2020):
1) Terdapat cinta, kasih sayang, dan rasa saling memiliki yang terjaga satu sama lain.
2) Terdapat ketenangan dan ketentraman yang terjaga, bukan konflik atau
mengarah pada perceraian
3) Keikhlasan dan ketulusan peran yang diberikan masing-masing anggota keluarga,
baik peran dari suami sebagai kepala rumah tangga, istri sebagai ibu juga megelola
amanah suami, serta anak anak yang menjadi amanah dari Allah untuk diberikan
pendidikan yang baik.
4) Kecintaan yang mengarahkan kepada cinta Illahiah dan Nilai Agama, bukan hanya
kecintaan terhadap makhluk atau hawa nafsu semata.
5) Jauh dari ketidakpercayaan, kecurigaan, dan perasaan was-was antar pasangan.
6) Mampu menjaga satu sama lain dalam aspek keimanan dan ibadah, bukan saling
menjerumuskan atau saling menghancurkan satu sama lain.
7) Mampu menjaga pergaulan dalam islam, tidak melakukan penyelewengan apalagi
pengkhianatan sesama pasangan.
8) Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga mulai
dari rezeki, kebutuhan dorongan sexual, dan rasa memiliki satu sama lain.
9) Mendukung karir, profesi satu sama lain yang diwujudkan untuk sama-sama
membangun keluarga dan membangun ummat sebagai amanah dari Allah SWT.

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 8


Tujuan dan Manfaat Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah
Keluarga adalah unit terkecil dalam sebuah masyarakat. Keluarga bukan hanya
sekedar hubungan formal antara suami, istri, dan anak-anak namun juga memiliki fungsi
dan tugas tersendiri dalam masyarakat. Allah tidak pernah memberikan sebuah aturan
dan menciptakan sesuatu tanpa ada alasan dan manfaat yang akan diperoleh. Semua
aturan yang diberikan Allah senantiasa dikembalikan kepada misi dan penciptaan manusia
di muka bumi ini (Tenriwaru et al., 2022). Keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah
adalah perintah Allah yang juga diberikan kepada keluarga untuk diwujudkan bersama.
Dengan adanya keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah hal ini akan mampu
membantu misi dan tujuan dalam keluarga yang islami bisa terwujud (Karim, 2020).
1) Menunjang Misi Kekhalifahan Manusia di Muka Bumi
”Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah
kepadaKu” (QS Adzariyat : 54)
Manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi semata-mata untuk beribadah kepada
Allah. Dengan adanya keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah maka tujuan
beribadah kepada Allah sebagai satu-satunya Illah mampu dibentuk, dikondisikan, dan
saling didukung dari keluarga (Anwar & Ramadhita, 2020). Keluarga sakinah mawaddah
dan rahmah anggotanya, baik suami, istri, dan anak-anak akan saling mengarahkan untuk
menjalankan misi ibadah kepada Allah. Keluarga sakinah mawaddah rahmah bukan hanya
cinta manusia belaka, namun lebih jauh cinta kepada keillahiahan.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi. . . . ” (QS Al-Baqarah : 30)
Allah pun menciptakan manusia untuk menjadi khalifah fil ard. Khalifah fil ard artinya
adalah manusia melaksanakan pembangunan dan memberikan manfaat sebanyak-
banyaknya untuk kemakmuran di muka bumi lewat jalan apapun (Bahri, 2018). Bisa
menjadi ibu rumah tangga, profesi, memberdayakan ummat, dsb.
Dengan adanya keluarga sakinah yang penuh cinta dan rahmah, maka misi
kekhalifahan ini bisa dilakukan dengan penuh semangat, dukungan dan juga saling
membantu untuk menutupi kekurangan. Adanya profesi atau karir dari masing-masing
suami, istri justru bukan malah menjauh dan saling tidak bertatap wajah. Adanya hal
tersebut justru membuat mereka saling mendukung agar masing-masing juga banyak

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 9


berkarya untuk agama dan bangsa, karena keluarga bagian dari pembangunan ummat
(Warahmah et al., 2021).
2) Menjadi Ladang Ibadah dan Beramal Shalih
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS : At Tahrim: 6)
Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga diri dan keluarga dari api
neraka. Artinya, untuk menjauhi api neraka manusia diperintahkan untuk memperbanyak
ibadah dan amalan yang shaleh. Hal ini belum tentu mudah jika dijalankan sendirian.
Untuk itu, adanya keluarga yang baik dan sesuai harapan Allah tentunya keluarga pun bisa
menjadi ladang ibadah dan amal shalih karena banyak yang bisa dilakukan dalam sebuah
keluarga.
Seorang ayah yang bekerja mencari nafkah halal demi menghidupi keluarga dan
anak-anaknya tentu menjadi pahala dan amal ibadah sendiri dalam keluarga. Begitupun
seorang ibu yang mengurus rumah tangga atau membantu suami untuk menghidupi
keluarga adalah lading ibadah dan amal shalih tersendiri. Kewajiban istri terhadap suami
dalam islam bisa menjadi ladang ibadah tersendiri. Begitupun Kewajiban suami terhadap
istri adalah pahala tersendiri bagi suami dalam keluarga (Sakdan, 2019). Mendidik anak
dalam islam juga merupakan bagian dari Ladang ibadah dan amal shalih hanya akan bisa
dilakukan secara kondusif oleh keluarga yang terjaga rasa cinta, sayang, dan penuh
dengan ketulusan dalam menjalankannya. Untuk itu diperlukan keluarga dalam sakinah,
mawaddah, wa rahmah yang bisa menjalankan ibadah dan amal shalih dengan
semaksimalnya.
3) Tempat menuai cinta, kasih, sayang dan memenuhi kebutuhan
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu
dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-
baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat
Allah?” (QS An-Nahl: 72)
Allah memberikan rezeki yang baik-baik salah satunya memberikan nikmat keluarga
dan keturunan. Hal tersebut tentunya hal yang mahal dalam sebuah ikatan keluarga.
Karena tidak semuanya dapat menikmati hal tersebut. Padahal, keluarga dan perasaan

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 10


kenyamanan cinta adalah fitrah yang menjadi kebutuhan setiap manusia. Wanita shalehah
idaman pria shaleh adalah salah satu bentuk kebahagiaan tersendiri dalam keluarga.
Dengan adanya keluarga sakinah mawaddah wa rahman, tentunya kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan manusia bisa dipenuhi dalam keluarga. Kebutuhan tersebut
mulai dari rasa aman, tentram, rezeki berupa harta, cinta, sexual dari pasangan,
kehormatan, dan tentunya bentuk-bentuk ibadah yang bisa dilakukan dalam amal salih
berkeluarga. Istri adalah amanah dari suami begitupun sebaliknya (Arna & Harmilawati,
2022). Membangun rumah tangga dalam islam bukan hanya amanah suami dan istri,
namun lebih jauh dari itu adalah amanah dari Allah karena pernikahan dalam islam
dibentuk atas dasar nama Allah. Keluarga dan Rumah tangga bukanlah tanpa ada
kegoncangan dan ujian, namun atas dasar dan nilai-nilai agama semua itu mampu
diselesaikan hingga redamnya kegoncangan. Keluarga Sakinah, Mawaddah dan
warahmah bukan hanya tujuan, melainkan proses untuk menggapai kebahagiaan lebih
dari dunia, yaitu kebahagiaan (Hudafi, 2020).
KESIMPULAN
Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang perempuan
sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga yang damai terntram sesuai
yang didasarkan oleh Tuhan yang Maha Esa. Dengan demikian penulis dalam hal ini
mengkhususkan bagaimana menjadi perempuan yang berkualitas untuk dapat membina
dan mewujudkan kelak keluarga sakinah mawaddah warahmah.
Di era milenial sekarang setiap individu mempunyai kesempatan terbuka untuk
mengakses informasi disemua aspek, maka sangat merugilah perempuan yang tidak
mempergunakan kesempatan untuk mengupgrading untuk menjadi perempuan yang
terdidik bermoral dan berbudi pekerti yang baik. Sebagaimana dalam ungkapan bahwa
“didiklah generasi-generasi mu 20 tahun sebelum ia lahir” artinya kualitas diri yang benar-
benar harus di didik sejak dini agar kelak memiliki generasi-generasi emas. Selain itu, kita
semua pahami bahwa didalam sebuah hubungan rumah tanggah tidak selamanya jalan
yang kita lewati lurus tanpa sebuah rintangan dan halangan, untuk meminimalisir
terjadinya hubungan dalam rumah tanggah yang kurang harmonis, maka perempuan
harus mempunyai bekal untuk membangun keluarga sakinah mawaddah warahmah.
Perempuan harus mampu memahami kondisi psikologi dalam keluarganya. Perlu kita

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 11


pahami bahwa tidak ada masalah tanpa sebuah solusi dan tidak ada solusi tanpa sebuah
masalah.
Maka dengan demikian salah satu upaya untuk mewujudkan keharmonisan
keluarga yakni menjalin komunikasi yang baik. Jadikanlah rumah cinta sebagai wujud
eksistensi kehadirat Tuhan dalam diri setiap insan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, K., & Ramadhita, R. (2020). MENGGAPAI KELUARGA SAKINAH MELALUI BERKAH
KYAI: Strategi Pemilihan Pasangan Hidup Santri Tradisional di Kabupaten Malang. In
Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam (Vol. 12, Issue 2, p. 130). Al-Jamiah Research
Centre. https://doi.org/10.14421/ahwal.2019.12202
Arna, N. F., & Harmilawati, H. (2022). Pelatihan Parenting dalam Mewujudkan Keluarga
Sakinah Mawaddah Warahmah. In Jumat Keagamaan: Jurnal Pengabdian Masyarakat
(Vol. 3, Issue 2, pp. 70–74). Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.
https://doi.org/10.32764/abdimas_agama.v3i2.2886
Bahri, S. (2018). Manajemen Pendidikan dalam Keluarga Upaya Mewujudkan Keluarga
Sakinah. In Journal Of Administration and Educational Management (ALIGNMENT)
(Vol. 1, Issue 2, pp. 92–101). IPM2KPE. https://doi.org/10.31539/alignment.v1i2.411
Carsono, N. (2021). EFEKTIVITAS MANAJEMEN BIMBINGAN PRA NIKAH BP4 DALAM
MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH, MAWADDAH, WARAHMAH DI KUA
KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP. In Perwira Journal of Economics
& Business (Vol. 1, Issue 2, pp. 78–86). Universitas Perwira Purbalingga.
https://doi.org/10.54199/pjeb.v1i2.57
daha, M. D., & Sainuddin, I. H. (2022). BIMBINGAN KONSELING DALAM KELUARGA
SAKINAH. Center for Open Science. https://doi.org/10.31219/osf.io/uyv28
Faruq, M. Al. (2019). Efektifitas SUSCATIN dalam Membentuk Keluarga yang Sakinah
Mawaddah Wa Rahmah. In El-Faqih : Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam (Vol. 5, Issue
1, pp. 114–129). STIE Mahardika. https://doi.org/10.29062/faqih.v5i1.57
Fauzi, M. I., & Supriyanto, A. (2019). Efektifitas Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon
Pengantin Sebagai Upaya Pendukung Terwujudnya Keluarga Sakinah Mawaddah
Warahmah (Studi Kasus pada BP4 KUA Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi). In
MASLAHAH (Jurnal Hukum Islam dan Perbankan Syariah) (Vol. 10, Issue 2, pp. 1–16).

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 12


Universitas Islam 45. https://doi.org/10.33558/maslahah.v10i2.2750
Hasmar, W., Sari, I. P., & Warahmah, M. (2021). Kegiatan Eksplorasi untuk Meningkatkan
Kreativitas Anak Usia Dini di TK Islam Baiturrahim Jambi. In Jurnal Abdimas
Kesehatan (JAK) (Vol. 3, Issue 3, p. 264). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim
Jambi. https://doi.org/10.36565/jak.v3i3.241
Hasmar, W., Sari, I. P., & Warahmah, M. (2022). Hubungan Pengetahuan Orang Tua
dengan Pelaksanaan Stimulasi Sensori terhadap Perkembangan Anak di TK Islam
Baiturrahim. In Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi (Vol. 11, Issue 2, p. 214). Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi. https://doi.org/10.36565/jab.v11i2.516
Hudafi, H. (2020). Pembentukan Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah menurut
Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. In Al Hurriyah :
Jurnal Hukum Islam (Vol. 5, Issue 2, p. 172). IAIN Bukittinggi.
https://doi.org/10.30983/alhurriyah.v5i2.3647
Kardinah, N. (2018). KELUARGA DAN PROBLEMATIKANYA MENUJU KELUARGA
SAKINAH (Tinjauan dalam Persfektif Marrital Psikologi). In Psympathic : Jurnal Ilmiah
Psikologi (Vol. 1, Issue 1, pp. 109–120). Sunan Gunung Djati State Islamic University of
Bandung. https://doi.org/10.15575/psy.v1i1.2171
Karim, H. A. (2020). MANAJEMEN PENGELOLAAN BIMBINGAN PRANIKAH DALAM
MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH. In Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Islam (Vol. 1, Issue 2, p. 321). IAIN Metro Lampung.
https://doi.org/10.32332/jbpi.v1i2.1721
Mahmudah, M., Nurfalah, F., & Lestari, A. D. (2020). EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
KELUARGA DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH ( Studi Fenomenologi
Keluarga di Griya Lobunta Lestari Cirebon). In JURNAL SIGNAL (Vol. 8, Issue 1, p. 79).
Universitas swadaya Gunung Djati. https://doi.org/10.33603/signal.v8i1.2859
Rahman, F. S. (2020). KONTEKSTUALISASI KONSEP JODOH, SAKINAH, MAWADAH,
WARAHMAH DALAM AL-QUR’AN. In Tafáqquh: Jurnal Penelitian Dan Kajian
Keislaman (Vol. 8, Issue 2, pp. 197–214). Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang.
https://doi.org/10.52431/tafaqquh.v8i2.331
Sakdan, I. (2019). PILIR-PILAR MANAJEMEN KONSEP KELUARGA SAKINAH. In At-
Tarbawi (Vol. 11, Issue 1). IAIN Langsa. https://doi.org/10.32505/tarbawi.v11i1.1032

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 13


Sakirman, S. (2018). Keluarga Sakinah Menurut Jamaah Tablig. In JURNAL HUKUM ISLAM
(pp. 253–278). LP2M IAIN Pekalongan. https://doi.org/10.28918/jhi.v15i2.986
Samudera, S., & Prayuda, W. R. (2021). KELUARGA SAKINAH, MAWADDAH PERSPEKTIF
HUKUM ISLAM. In INKLUSIF (JURNAL PENGKAJIAN PENELITIAN EKONOMI DAN
HUKUM ISLAM) (Vol. 6, Issue 2, p. 138). IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
https://doi.org/10.24235/inklusif.v6i2.9744
Sari, I. P., & Warahmah, M. (2022). Exercise Education in Carpal Tunnel Syndrom in
Village Kasang Kumpeh. In Asian Journal of Community Services (Vol. 1, Issue 1, pp.
19–22). PT Formosa Cendekia Global. https://doi.org/10.55927/ajcs.v1i1.777
Sholehudin, M. (2020). Kontekstualisasi Konsep Keluarga Sakinah: Pergulatan Pemikiran
Hukum Keluarga dalam Tafsir Al Qur’an/The Contextualization of the Sakinah Family
Concept: The struggle for family law ideas in the interpretation of the Qur’an. In De
Jure: Jurnal Hukum dan Syar’iah (Vol. 12, Issue 2, pp. 201–213). Maulana Malik Ibrahim
State Islamic University. https://doi.org/10.18860/j-fsh.v12i2.8790
Suryani, A., & Kadi, K. (2020). KONSEP SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH MENURUT
M. QURAISH SHIHAB DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DALAM
KELUARGA. In MA’ALIM: Jurnal Pendidikan Islam (Vol. 1, Issue 1). STAIN Ponorogo.
https://doi.org/10.21154/maalim.v1i01.2189
T., F. C. H. (2019a). Implementasi Agama Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah. In As-
Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga (Vol. 1, Issue 1, pp. 58–75). Institut
Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor. https://doi.org/10.47467/assyari.v1i1.48
T., F. C. H. (2019b). IMPLEMENTASI AGAMA DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA
SAKINAH. In As-Syar’i : Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga (Vol. 1, Issue 1,
pp. 58–75). Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor.
https://doi.org/10.47467/as.v1i1.48
Tenriwaru, T., Azzahra, F., & Ibrahim, F. N. (2022). LAPORAN KEUANGAN INTERIM BAGI
SUSTAINABILITY RUMAH TANGGA SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH. In Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan (Vol. 14, Issue 1, p. 435). Universitas Halu Oleo.
https://doi.org/10.55598/jmk.v14i1.27012
Wafa, W., Noor, T., & Wahyudin, U. R. (2021). IMPLEMENTASI KONSEP KELUARGA
SAKINAH, MAWADDAH, WA RAHMAH DALAM DUNIA PENDIDIKAN Studi Analisis

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 14


Terhadap Siswa SMA Negeri 2 Cibitung. In Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru
Sekolah Dasar (JPPGuseda) (Vol. 4, Issue 3, pp. 231–237). Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Pakuan. https://doi.org/10.55215/jppguseda.v4i3.4759
Warahmah, M. (2020). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pekerja Laundry
terhadap Dermatitis Kontak di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. In
Jurnal Health Sains (Vol. 1, Issue 6, pp. 385–392). Ridwan Institute.
https://doi.org/10.46799/jhs.v1i6.68
Warahmah, M., Daud, A., & Novitri, N. (2021). OBSTACLES FACED BY PRE-SERVICE
ENGLISH TEACHERS DURING TEACHERS PROFESSIONAL EDUCATION PROGRAM
(PPG). In International Journal of Educational Best Practices (Vol. 5, Issue 2, p. 153).
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau.
https://doi.org/10.31258/ijebp.v5n2.p153-167
Warahmah, M., & Iriani, D. U. (2022). Analisis Determinan Personal hygiene dalam
Mengelola Masker Kain Saat Pandemi Covid-19 di Kota Banda Aceh Tahun 2021. In
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) (Vol. 6, Issue 1, pp. 52–59). Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Respati Indonesia.
https://doi.org/10.52643/jukmas.v6i1.2077
Warahmah, M., & Sari, I. P. (2022). Edukasi Post Stroke pada Lansia di Desa Kasang
Kumpeh. In Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) (Vol. 4, Issue 3, p. 398). Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi. https://doi.org/10.36565/jak.v4i3.368
Yuniria, M., Dedi, S., & Warlizasusi, J. (2022). Implementasi Ikrar Sighat Taklik Talak
Dalam Membentuk Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah. In Al Qalam: Jurnal
Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan (Vol. 16, Issue 5, p. 1779). Sekolah Tinggi
Ilmu Qur an Amuntai. https://doi.org/10.35931/aq.v16i5.1228

Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3(2), 2022 | 15

You might also like