You are on page 1of 9

ANALISA KUALITAS AIR SUNGAI SILAHI SALBE DAN KELUHAN

KESEHATAN KULIT MASYARAKAT DESA TOGU DOMU NAULI


KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN KABUPATEN
SIMALUNGUN TAHUN 2013

Bestti Star1, Nurmaini2, Irnawati Marsaulina3


1
Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Departemen
Kesehatan Lingkungan
2,3
Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara, Medan, 20155, Indonesia
E-mail : glade_fizzy@yahoo.com

Abstract
Analysis of Silahi rivers water quality and health disorders at comunity on Togu
Domu Nauli village, Sub-district Dolok Pardamean, Simalungun regency. Silahi river water
was one of water source which used by Togu Domu Nauli people. In order to assure water
quality which used by people is safety therefore need a water quality control. The purpose of
this study is to analyze Silahi river water quality for physic quality, biological quality,
chemical quality and health disorders which sequanced by river water used. The method used
was decriptive, crossectinal study with 384 population. Sampling based on simple random
sampling thus got 79 sample. The result are obtained that physic quality of Silahi river water
The physical parameters which are not eligible for health which,colors 36.1-38.2 TCU,
turbidity ranged from 0.95 to 1.13 NTU. While qualified temperature at 22.10C, TDS 57-59
mg/l, TSS, 7-12 mg/l, is odorless. Chemical parameters which are not eligible for health or
quality that is above standards DO revolves around 7.31-7.50 mg/l BOD range 2.7-5.09 mg/l
l, COD range 7.0-10.4 mg/l. The parameters meet the standard quality raw pH 7.0-7.2,
ammoniac-0.0003 0.0005 mg/l, phosphate 0.08-0.20, nitrate 1.4-1.7 mg/l, DO 7.31-7.50 mg/l,
total coliform 38-140/100 ml, colifaecal 9 -70/100 ml.The results of study indicate that
percentage of respondent with the skin diseases is 57 people (74.0%). So suggested to make
water filter, further research needs to be done about the water quality of Lake Toba around
the village of Nauli, Domu and Togu research about personal hygiene Togu Domu Nauli
village community.

Keywords: Water, Skin health disorders,quality of the river water

Pendahuluan tanpa ada persediaan air yang cukup,


kehidupan makhluk hidup akan mengalami
Air merupakan faktor yang sangat penting terganggu. Air dikatakan tidak sehat kalau
dalam mendukung kehidupan, baik untuk tercemar bakteri ataupun bahan kimia
hewan maupun untuk tumbuh- (Soemirat, 2009).
tumbuhan.Untuk manusia sendiri air Menurut Peraturan Pemerintah RI
merupakan kebutuhan vital dan dibutuhkan No.82 tahun 2001, pencemaran air adalah
bagi kehidupan semua makhluk hidup masuknya atau dimasukkannya makhluk
dalam rangka mempertahankan hidup, zat,energi, atau komponen yang lain
kelangsungan kehidupan di atas bumi, ke air oleh kegiatan manusia, akibatnya
kebutuhan akan air bagi manusia, hewan kualitas air menurun sampai tingkatan
dan tumbuhan terjadi secara terus-menerus tertentu sehingga kualitas air tidak sesuai
selagi kehidupan masih terjadi di bumi, fungsinya.
Pembuangan air limbah industri Pengambilan sampel di lakukan dengan
atau non industri, baik yang telah diolah metode acak dengan menggunakan rumus
maupun yang belum diolah, ke sungai pengambulan sampel menurut Notoadmojo
mempunyai potensi sebagai penyebab (2005), yaitu :
pencemaran bagi sungai tersebut (Slamet N
dan Karnaningroem,2003). n=
1 + N(d2 )
Salah satu usaha yang membuang
Keterangan:
limbah yaitu PT. Allegrindo Nusantara
n : Jumlah Sampel
merupakan usaha peternakan babi di Desa
N : Total Populasi
Urung Pane, Kecamatan Purba, Kabupaten
d :Tingkat kepercayaan atau
Simalungun. Adapun usaha peternakan ini
ketepatan yang diinginkan (10%) = 0,1
menghasilkan 1200 ton limbah cair per hari
berdasarkan rumus diatas maka dapat
yang berasal dari pakan ternak, kotoran,
dilakukan perhitungan pengambilan sampel
serta air bakas pencucian ternak tersebut.
sebagai berikut
PT. Allegrindo Nusantara memiliki IPAL
N = 384 d = 0,1
yang tidak mampu yang menampung
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan
limbah cair yang berasal dari peternakan 384
tersebut. Dikarenakan kapasitas yang tidak sebesar : Jumlah sampel = 2
=
1+384(0,1 )
memadai, untuk menampung limbah 384
4,84
= 79 orang. sehingga diperoleh sampel
tersebut mengakibatkan limbah tersebut
terbuang ke badan Sungai Silahi Salbe yang 79 orang. sedangkan titik pengambilan
dekat dengan peternakan dengan tenaga 2 sampel air dilakukan di ketiga titik yaitu
unit sumur bor (Manullang,2012). bagian hulu sungai (titik A) berjarak 1,5 km
Berdasarkan survei awal 29 Juni dari PT. Allegrindo Nusantara, tengah (titik
2013, diperoleh bahwa air dari Sungai B) berjarak 25 meter dari titik pengambilan
Silahi Salbe pada titik B,sangat keruh, A, hilir sungai (titik C) berjarak 25 meter
hitam kehijauan, berbuih, bau pesing,telur dari titik B. Kemudian air dibawa ke BTKL
busuk. Dengan kondisi sungai yang seperti untuk dilakukan pemeriksaan kualitas air
ini masih banyak masyarakat yang tinggal berupa kualitas fisik (suhu, bau, warna,
di hilir Sungai Silahi Salbe mencuci TSS,TDS, kekeruhan), kualitas kimia
pakaian dan peralatan dapur, mandi, buang (BOD,COD, DO, pH, NH3, NO3, Posfat),
air besar dan kecil. Perilaku masyarakat kualitas biologi (Total Coliform, dan
yang buruk dalam hal penyediaan dan colifaecal).
penggunaan air bersih dapat menurunkan Hasil pemeriksaan air di
derajat kesehatan masyarakat itu bandingkan dengan PP RI No. 82 tahun
sendiri,sehingga dapat menimbulkan 2001, tentang pengelolaan kualitas air dan
terjadinya keluhan penyakit kulit. Melalui pengendalian pencemaran air. keluhan
sungai ini juga airnya akan bermuara ke kesehatan dilihat dengan observasi dan
danau Toba yang sebagai tempat wisata. wawancara tentang ada tidaknya keluhan
Hal ini sangat berdampak pada lingkungan. kesehatan kulit pada masyarakat yang
menjadi sampel dalam penelitian ini.
Metodologi Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di Desa Togu
Domu Nauli, Kecamatan Dolok Pardamean Kecamatan Dolok Pardamean adalah salah
Kabupaten Simalungun. Jenis penelitian ini satu kecamatan di Kabupaten Simalungun.
bersifat survei deskriptif, dengan rancangan Kecamatan Dolok Pardamean mempunyai
penelitian cross sectional study. Populasi luas wilayah ± 9000 km2 dan mempunyai
dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk sebesar 28.800 jiwa. Kecamatan
penduduk yang tinggal di desa Togu Domu Dolok Pardamean terdiri dari 15 desa, salah
Nauli yang berjumlah 384 jiwa. satunya adalah Desa Togu Domu Nauli.
Desa Togu Domu Nauli adalah desa Menunjukkan bahwa responden di Desa
yang secara administratif dibagi dalam 4 Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok
dusun.Secara geografis berbatasan dengan: Pardamean Tahun 2013 mayoritas
Sebelah Utara Kecamatan Purba, Sebelah berpendidikan SMA sebanyak 35 orang
Selatan Danau Toba, Sebelah Timur Desa (44.3%), SMP 15 orang (19.0%), SD
Tiga Ras, Sebelah Barat Danau Toba, sebanyak 19 orang (24.1%), dan yang tidak
Kondisi kependudukan maupun sekolah 10 orang (12.7%).
keadaan sosial budaya masyarakat Desa Tabel 4.4. Distribusi Responden
Togu Domu Nauli mayoritas beragama Berdasarkan Pekerjaan di Desa Togu
Kristen Protestan dan Katholik. Sebagian Domu Nauli Kecamatan Dolok
besar masyarakat mempunyai pekerjaan Pardamean Tahun 2013
petani dan nelayan. Masyarakat Desa Togu No Pekerjaan Jumlah %
Domu Nauli menggunakan air bersih yang (Orang)
bersumber dari Sungai Silahi Salbe, 1 Tidak Bekerja 28 35.4
pancuran, air gunung,dan air Danau Toba. 2 Petani 41 51.9
Apabila sumber-sumber air tersebut sangat
keruh maka semua masyarakat 3 Pedagang 3 3.8
menggunakan air Danau Toba sebagai 4 Buruh 3 3.8
sumber air bersih, hal ini sering terjadi
5 Karyawan 4 5.1
ketika musim hujan.
Tabel 2. Distribusi Responden Jumlah 79 100.0
Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa
Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok Menunjukkan bahwa responden di
Pardamean Tahun 2013 Desa Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok
No Jenis Kelamin Jumlah % Pardamean Tahun 2013 mayoritas adalah
(Orang) petani sebanyak 41 orang (51.9%), tidak
1 Laki-laki 43 54.4 bekerja sebanyak 28 orang (35.4%),
2 Perempuan 36 45.6 pedagang sebanyak 3 orang (3.8%), buruh
sebanyak 3 orang (3.8%), dan karyawan
Jumlah 79 100.0
sebanyak 4 orang (5.1%).
Tabel 4.5. Distribusi Responden
Menunjukkan bahwa responden di Berdasarkan Pendapatan per Bulan di
Desa Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok Desa Togu Domu Nauli Kecamatan
Pardamean Tahun 2013 jenis kelamin laki- Dolok Pardamean Tahun 2013
laki berjumlah 43 orang (54.4%), dan Penghasilan/Bulan Jumlah
perempuan berjumlah 36 orang (45.6%). No (Rp.) (orang) %
Tabel 3. Distribusi Responden 1. < 500.000 37 46.8
Berdasarkan Pendidikan di Desa Togu
Domu Nauli Kecamatan Dolok 2. 500.000-1.000.000 28 35.4
1.000.000-
Pardamean Tahun 2013 3. 1.500.000 10 12.7

No Pendidikan Jumlah % 4. > 1.500.000 4 5.1


(Orang) Jumlah 79 100.0
1 Tidak Sekolah 10 12.7
2 SD 19 24.1 Menunjukkan bahwa responden di
Desa Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok
3 SMP 15 19.0
Pardamean Tahun 2013 penghasilan
4 SMA 35 44.3 responden mayoritas dibawah Rp. 500.000
Jumlah 79 100.0 sebanyak 37 orang (46.8%), Rp.500.000-1
Juta sebanyak 28 orang (35.4%), Rp 1-1.5
Juta sebanyak 10 orang (12.7%), dan Rp. Cd. Bila TDS bertambah maka kesadahan
Diatas 1.5 Juta setiap bulan sebanyak 4 akan meningkat.EfekTDS ataupun
orang (5.1%). kesadahan terhadap kesehatan tergantung
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Kualitas pada spesies kimia penyebab masalah
Fisik Air Sungai Silahi Salbe Di tersebut.
Kecamatan Dolok Pardamean Tahun TSS air Sungai Silahi Salbe
2013 diperoleh 7-12 mg/l, nilai ini memenuhi
No Para Satu
Baku Hasil Analisa standar baku mutu kualitas air yaitu 50
meter anMutu
(PP Titik Titi Titi
mg/l. Menurut Blom (1994), kandungan
No.82 A kB kC TSS memiliki hubungan yang sangat erat
Tahu (Hul (Ten (Hi dengan tingkat kecerahan air. Ada
n u) gah) lir)
2001)
tidaknya padatan tersuspensi tersebut akan
PARAMETER FISIKA menghalangi penetrasi cahaya yang masuk
0
ke perairan. TSS menyebabkan kekeruhan
1 Suhu C ±3 22.1 22.1 22. air, tidak terlarut dan tidak dapat
1
2 TDS mg/l 1000 59 57 57 mengendap langsung, terdiri dari partikel-
partikel kecil yang lebih ringan dari
3 TSS mg/l 50 12 7 9 sedimen.
4 Bau mg/l - Tidak Tida Tid
Air Sungai Silahi Salbe tidak
berba k ak berbau, nilai ini sesuai dengan standar
u berb ber kualitas air sungai tidak berbau. Hal ini
au bau
5 Warn TCU - 38.2 34.2 36.
kemungkinan karena mikroorganisme
a 1 anaerobik di dalam air sungai sedikit,
6 Keker NTU - 0.95 1.13 0.9 menurut Soemirat (2002) Air alami yang
uhan 6 sama sekali belum tercemar dikatakan tidak
berbau. Air yang berbau sudah pasti
Suhu air sungai Silahi 22.10C pada menimbulkan rasa yang tidak
titik A,B, dan C, hasil ini sesuai dengan menyenangkan. Adanya bau pada air
standar baku mutu yaitu ± 30C dari suhu menunjukkan terdapatnya organisme
normal udara (200C sampai dengan 600C). penghasil bau dan juga adanya bahan-
Suhu air normal kemungkinan dikarenakan bahan pencemar yang dapat mengganggu
jumlah mikroorganisme di dalam air kesehatan.
sedikit, menurut Soemirat (2002), adanya Warna air Sungai Silahi Salbe
zat-zat tertentu seperti fenol terlarut dalam diperoleh 34.2- 38.2, nilai ini tidak
air dan proses dekomposisi bahan organik memenuhi standar baku mutu kualitas air
oleh mikroorganisme menghasilkan energi yaitu tidak berwarna. Tingginya warna dari
dapat membuat temperatur air di atas atau sungai ini kemungkinan disebabkan oleh
di bawah temperatur udara.Suhu air yang industri dan masyarakat yang dihulu
tidak sejuk atau berlebihan ini akan membuang sebagian limbah mereka ke
mempermudah reaksi kimia, yang badan sungai sehingga bahan organik
berimplikasi terhadap keadaan kesehatan banyak di badan air. Menurut Adiputra
pengguna air (Slamet,2001). (2002) Air bersih sebaiknya tidak berwarna
TDS air Sungai Silahi Salbe yaitu untuk alasan estetika dan untuk mencegah
57-59 mg/l, dimana nilai dihulu lebih tinggi keracunan dari berbagai zat kimia maupun
di bandingkan di tengah dan dihilir , nilai mikoorganisme yang berwarna.
ini memenuhi standar baku mutu 1000 Kekeruhan air diperoleh hasil
mg/l. Menurut Soemirat (2002) bahwa pengukuran 0.95-1.13 mg/l, hasil ini lebih
jumlah TDS zat padat terlarut, biasanya tinggi / melebihi standar baku mutu PP No.
terdiri atas zat organik, garam anorganik, 82 tahun 2001 bahwa tidak keruh.
dan gas terlarut misalnya Hg, Pb,As, Mg, Keruhnya air sungai dikarenakan tingginya
bahan organik di dalam air, menurut sedangkan bila diatas 7 bersifat basa
Soemirat (2001) kekeruhan disebabkan (Kusnedi,2004).
oleh zat padat yang tersuspensi yang Amoniak air diperoleh hasil
bersifat organik maupun anorganik. Air pengukuran 0.0003-0.0005 mg/l, hasil ini
yang keruh sulit didisinfeksi, karena memenuhi standar baku mutu PP No. 82
mikroba pada air terlindungi oleh zat tahun 2001 bahwa kadar amoniak 0.5 mg/l.
tersuspensi tersebut, sehingga berdampak nilai amoniak yang sesuai dengan standar
pada kesehatan apabila mikroba menjadi baku mutu dikarenakan nilai suhu dan pH
pathogen (Clark dan Sawyer, 1978). Sungai Silahi Salbe yang masih di bawah
ambang batas, menurut Cole (1994), kadar
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Kualitas amoniak di perairan akan meningkat seiring
Kimia Air Sungai Silahi Salbe Di dengan peningkatan suhu dan pH. Amonia
Kecamatan Dolok Pardamean Tahun juga sebagai hasil dekomposisi protein dari
2013 sisa pakan atau plankton yang mati.
No Param Satu Baku Hasil Analisa Toksisitas amonia lebih besar pada suhu
eter an Mutu dan pH tinggi sehingga berbahaya bagi
(PP Titik Titi Tit
No.82 A kB ik ikan.
Tahu (Hul (Te C Pospat air diperoleh hasil
n u) nga (Hi pengukuran 0.08-0.20 mg/l, hasil ini
2001) h) lir) memenuhi standar baku mutu PP No. 82
PARAMETER KIMIA tahun 2001 bahwa kadar pospat 0.2 mg/l.
7 pH - 6-9 7.2 7.0 7.0 Kemungkinan tingginya posfat di sebabkan
oleh limbah rumah tangga dan peternakan,
8 Amonia mg/l 0.5 0.00 0.00 0.0 hal ini sesuai dengan pendapat Effendi
k 03 04 00
(2003) menyatakan bahwa biasanya
5
9 Pospat mg/l 0.2 0.08 0.20 0.1 konsentrasi posfat dalam perairan alami
9 tidak lebih dari 0.1 ppm, kecuali perairan
10 Nitrat mg/l 10 1.6 1.4 1.7 tersebut penerima limbah rumah tangga
atau limbah industri. Posfat juga unsur
11 DO mg/l Min.6 7.31 7.50 7.4
5 yang penting dalam pertumbuhan alga, dan
12 BOD mg/l 2 5.09 4.40 4.7 berpengaruh pada produktivitas perairan.
5 Nitrat air diperoleh hasil
13 COD mg/l 10 18.2 11.8 16. pengukuran 1.4-1.7 mg/l, hasil ini
7 memenuhi standar baku mutu PP No. 82
pH air Sungai Silahi Salbe tahun 2001 bahwa kadar nitrat 10 mg/l.
diperoleh hasil pengukuran 7.0-7.2, hasil Kemungkinan yang menyebabkan nilai
ini memenuhi standar baku mutu PP No. 82 nitrat tidak tinggi di perairan adalah pihak
tahun 2001 bahwa pH 6-9. penyebab nilai peternakan mengelola limbah, sebelum
pH masih normal adalah cukupnya CO2 dibuang ke badan sungai dalam Marganof
yang digunakan tanaman air untuk (2007), kandungan nitrogen yang tinggi di
berfotosintesis sesuai dengan pendapat suatu perairan dapat disebabkan oleh
Doty (1988) dalam Armita (2011) yang limbah domestik, pertanian, peternakan dan
menyatakan aktifitas fitoplankton dan industri.nitrat terbentuk karena tiga proses
tanaman air lainnya dalam menggunakan yakni, badai listrik, organisme pengikat
CO2 dalam air selama berfotosintesis, nitrogen dan bakteri yang menggunakan
berkaitan erat dengan fluktuasi pH air.skala amoniak.Nitrat dihasilkan dari proses
pH diukur dengan pH meter atau lakmus. oksidasi sempurna senyawa nitrogen di
Air murni mempunyai pH 7, apabila air perairan, dimana konsentrasi > 45 mg/l
dibawah 7 berarti air bersifat asam, dapat membahayakan anak-anak dan
menimbulkan metahemoglobinemia tanaman air. Jika konsentrasi oksigen
infantil.(Sastrawijaya, 1991). terlarut sudah terlalu rendah, maka
DO air diperoleh hasil pengukuran mikroorganisme anaerobik akan menjadi
7.31-7.50 mg/l, hasil ini memenuhi standar aktif memecah bahan-bahan tersebut secara
baku mutu PP No. 82 tahun 2001 bahwa anaerobik seperti amin, H2S, fosfor, karena
kadar DO min. 6 mg/l. Kemungkinan DO tidak adanya oksigen.
yang normal disebabkan karena suhu yang COD air diperoleh hasil pengukuran
normal dan jumlah mikroorganisme 11.8-18.2 mg/l, hasil ini tidak memenuhi
pengurai yang sedikit, sesuai dengan standar baku mutu PP No. 82 tahun 2001
pendapat Sutika (1989) pada dasarnya bahwa kadar COD 10 mg/l. COD yang
proses penurunan oksigen didalam air tinggi pada badan sungai kemungkinan
disebabkan oleh proses kimia, fisika dan disebabkan oleh masuknya bahan organik
biologi yaitu proses respirasi, proses dari industri atau perusahaan dan rumah
penguraian dan proses penguapan. semakin tangga penduduk.Menurut Boyd (1990)
tinggi suhu maka kelarutan oksigen dan COD merupakan jumlah oksigen yang
gas-gas lain juga berkurang dengan dibutuhkan untuk mengurai seluruh bahan
meningkatnya salinitas, peningkatan suhu organik yang terkandung dalam air.
sebesar 10C akan meningkatkan konsumsi Keberadaan bahan organik dapat berasal
oksigen sekitar 10% (Effendi,2003). dari alam ataupun dari aktivitas rumah
Swingle (1968) kandungan oksigen tangga dan industri, dimana nilai COD
terlarut minimum adalah 2 ppm dalam pada perairan yang tidak tercemar kurang
keadaan normal dan tidak tercemar oleh dari 20 mg/l, dan apabila perairan tercemar
senyawa beracun, kandungan oksigen maka nilainya lebih dari 200 mg/l
terlarut ini sudah cukup mendukung (Effendi,2003).
kehidupan. Idealnya kandungan oksigen Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Kualitas
terlarut tidak kurang dari 1,7 ppm selama Biologi Air Sungai Silahi Salbe Di
waktu 8 jam dan sedikitnya pada tingkat Kecamatan Dolok Pardamean Tahun
kejenuhan sebesar 70% dinyatakan oleh 2013
Huet (1970). No Parame Satu Baku Hasil Analisa
BOD air diperoleh hasil pengukuran ter an Mutu
(PP Titik Titi Titi
4.40-5.09 mg/l hasil ini tidak memenuhi No.82 A kB kC
standar baku mutu PP No. 82 tahun 2001 Tahu (Hul (Te (Hi
bahwa kadar BOD 2 mg/l. Kemungkinan n u) nga lir)
h)
BOD tinggi ini disebabkan oleh peternakan 2001)
dan rumah tangga di hulu sungai Parameter biologi
membuang limbah ke sungai sehingga 14 Total Jml/ 1000 140 100 38
bahan organik meningkat di badan air. Colifor 100
Menurut wardhana (1995) menyatakan m ml
BOD hanya menggambarkan kebutuhan 15 Colifaec Jml/ 100 70 23 7.8
al 100
oksigen untuk penguraian bahan organik ml
yang dapat didekomposisikan secara Total Coliform air diperoleh hasil
biologis. Biasanya dalam waktu 5 hari, pengukuran 38-140 /100 ml, hasil ini
sebanyak 60-70% kebutuhan terbaik karbon memenuhi standar baku mutu PP No. 82
(Mulia, 2005). tahun 2001 bahwa jumlah Total Coliform
Menurut Fardiaz (1992), air yang 1000 /100 ml.Hasil tersebut diperoleh
hampir murni mempunyai nilai BOD kira- bahwa air Sungai Silahi Salbe telah
kira 1 ppm dan nilai BOD 3 masih terkontaminasi tinja atau kotoran ternak
dianggap cukup murni. Sebagai akibat sesuai dengan pendapat Ryadi (1986),
menurunnya oksigen terlarut di dalam air Terdapat dalam air permukaan dan badan-
adalah menurunnya kehidupan hewan dan badan air yang mengalami kontaminasi
dengan tinja. Hadirnya indikator bakteria Tabel 4.11. Distribusi Responden
ini dapat menyimpulkan bahwa air telah Berdasarkan Lama Waktu dalam Air di
mengalami kontaminasi biologis. Desa Togu Domu Nauli Kecamatan
Hasil pengukuran terhadap Dolok Pardamean Tahun 2013
Colifaecal air diperoleh hasil pengukuran Lama Waktu Jumlah
7.8-70 /100 ml, hasil ini memenuhi standar No dalam Air (orang) %
baku mutu PP No. 82 tahun 2001 bahwa 1 < 1 Jam 26 33.8
jumlah Total Coliform 100 /100 ml. 2 > 1 Jam 51 66.2
Menurut Sastrawijaya (2000), Apabila
Jumlah 77 100.0
terdeteksi ada bakteri Colifekal di dalam air
maka air itu kemungkinan tercemar Menunjukkan bahwa responden di
sehingga tidak bisa di jadikan sebagai Desa Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok
sumber air minum. Menurut Sutrisno Pardamean Tahun 2013 mayoritas berada
(2006), air minum tidak boleh mengandung di dalam air lebih dari 1 jam dalam setiap
bakteri-bakteri pathogen sama sekali dan kontak dengan air sebanyak 51 orang
tidak boleh mengandung bakteri golongan (66.2%), dan dibawah 1 jam sebanyak 26
Coli melebihi batas-batas yang telah orang (33.8%).
ditentukan yaitu 1 Coli/ 100 ml air. Tabel 4.12. Distribusi Responden
Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Air di
BerdasarkanFrekuensi Responden Desa Togu Domu Nauli Kecamatan
Kontak Dengan Air per Bulan di Desa Dolok Pardamean Tahun 2013
Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok
Pardamean Tahun 2013 Lama
Kontak Menggunakan Jumlah
dengan Jumlah No Air (tahun) (orang) %
No Air/Hari (orang) % 1 < 1 tahun 2 2.6
1 < 3 kali 50 64.9 2 1-10 tahun 18 23.4
2 > 3 kali 27 35.1 3 10-20 tahun 27 35.1
Jumlah 77 100.0 4 > 20 tahun 30 39.0
Menunjukkan bahwa responden di 100.
Desa Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok Jumlah 77 0
Pardamean Tahun 2013 mayoritas
frekuensi kontak dengan air dibawah 3 kali Menunjukkan bahwa responden di
dalam satu hari sebanyak 50 orang (64.9%), Desa Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok
dan diatas 3 kali sebanyak 27 orang Pardamean Tahun 2013mayoritas telah
(35.1%).Menurut Zienicke (1990) Faktor- menggunakan air sungai lebih dari 20 tahun
faktor pencetus dermatitis kontak iritan sebanyak 30 orang (39.0%), 10-20 tahun
kronis berhubungan dengan zat iritan, sebanyak 27 orang (35.1%), 1-10 tahun
pajanan (waktu dan frekuensi), lingkungan sebanyak 18 orang (23.4%) dan dibawah 1
(tekanan mekanis, suhu dan kelembapan), tahun sebanyak 2 orang (2.6%).
faktor predisposisi yaitu karakter individu Lamanya seseorang tinggal di
(umur, jenis kelamin, etnis, penyakit kulit wilayah atau kawasan dengan tingkat agent
yang telah ada, profesi), dimana faktor zat penyakit yang tinggi, akan lebih beresiko
iritan mencakup sifat fisik dan kimia zat menderita penyakit. Sesuai dengan study
tersebut seperti: pH dan kelarutan Effendi (2003) tentang pengaruh
sedangkan faktor pajanan: konsentrasi, tercemarnya Sungai Musi sudah dirasakan
volum, waktu aplikasi serta durasi pajanan. oleh penduduk, terutama yang bermukim di
Umumnya waktu pajanan yang lama dan sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi,
volum yang besar meningkatkan penetrasi. yang terbiasa menggunakan air sungai
untuk keperluan memasak dan MCK.
Fenomena yang terjadi yaitu timbulnya dari 20 tahun sebanyak 30 orang
gatal-gatal pada kulit dan tumbuh kudis (39,0%), dimana frekuensi kontak
setelah mandi di sungai. dengan air kurang dari 3 kali setiap
Tabel 4.13 Distribusi Responden harinya sebanyak 50 orang (64.9%),
BerdasarkanKeluhan Kesehatan kulit di dimana lama kontak dengan air lebih
Desa Togu Domu Nauli Kecamatan dari satu jam sebanyak 51 orang
Dolok Pardamean Tahun 2013. (66.2%).
2. Responden yang mengalami keluhan
Keluhan kesehatan kulit sebesar 57 orang
Kesehatan
Kulit Ya % Tidak % Jumlah % (74.0%).
Keluhan 3. Parameter fisik yang berada diatas baku
Kesehatan mutu yaitu, warna 36.1-38.2 TCU,
Kulit 57 74.0 20 26.0 77 100.0
a. Gatal- kekeruhan berkisar 0.95-1.13 NTU.
gatal 54 94.7 3 5.3 57 100.0 Parameter kimia yang berada diatas
b. baku mutu yaitu BOD berkisar 4.4-5.09
Kemerahan
di Kulit 9 15.8 48 84.2 57 100.0 mg/l standar baku mutu 2 mg/l, COD
c. Kulit berkisar 11.2-16.7 mg/l standar baku
Terasa mutu 10 mg/l.
Panas 4 7.0 53 93.0 57 100.0
d. Kulit B. Saran
Bersisik 24 42.1 33 57.9 57 100.0 1. Kepada seluruh masyarakat Desa Togu
e. Perih di Domu Nauli supaya menyaring air
Kulit 1 1.8 56 98.2 57 100.0
terlebih dahulu sebelum di pergunakan.
2. Kepada instansi terkait agar melakukan
Menunjukkan bahwa responden di pemantauan dan pengawasan terhadap
Desa Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok kualitas Sungai Silahi Salbe.
Pardamean Tahun 2013 mayoritas 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengalami keluhan kesehatan kulit berupa tentang hygiene personal masyarakat
Gatal-gatal sebanyak 54 orang (94.7%), Desa Togu Domu Nauli dan
kulit bersisik sebanyak 24 orang (42.1%), hubungannya terhadap keluhan
kemerahan dikulit sebanyak 9 orang kesehatan kulit.
(15.8%). 4. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan
Menurut Soemirat (2002) bahwa untuk melihat kualitas air Danau Toba di
penyakit bawaan air penyakit yang sekitar Desa Togu Domu Nauli, serta
disebabkan oleh insekta, seperti kurangnya pandangan masyarakat baik dari
air bersih untuk MCK menyebabkan pengetahuan, sikap dan tindakan Desa
penyakit kulit seperti gatal-gatal ringan Togu Domu Nauli tentang kualitas air
ataupun berat.Terjadinya keluhan kesehatan Sungai Silahi Salbe dari sisi yang
kulit yang dirasakan oleh responden ini berbeda dan lebih kompleks.
disebabkan pemaparan yang
berulang,(Hayakawa,2000).

Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
1. Karakteristik masyarakat di sekitar
Sungai Silahi Salbe :Masyarakat Desa
Togu Domu Nauli mayoritas berusia :
10-20 tahun sebanyak 24 orang (30.4%).
Mayoritas laki-laki sebanyak 43 orang
(54.4%), berpendidikan SMA sebanyak
35 orang (44.3%), lama tinggal lebih
Daftar Pustaka Ricki M., 2005, Kesehatan Lingkungan,
Yogyakarta: Graha ilmu
Adi, P., 2002, Pelatihan Kesehatan Kerja
Tenaga Kesehatan. F-Kedokteran Sawyer, C,N and P,L,, MC Carty.,
Udayana Bali 1978,Chemistry for Environmental
Engineering, 3rd ed, Mc Graw
Armita., 2011, Analisis Perbandingan
Hill Kogakusha Ltd,: 405 - 486 pp.
Kualitas Air Di Daerah
Budidaya Rumput Laut Dan Slamet dan karna ningroem., 2003,
Daerah Tidak Ada Budidaya KesehatanLingkungan,Yogyakar
Rumput Laut, Di Dusun ta: Graha ilmu
Punaga. Universitas hasanuddin. Soemirat.J.,2009,KesehatanLingkunganY
Makasar.
ogyakarta: Gajah Mada
Blum H.L.,1974. Expanding Health Care University-Press
Horizon.Second Edition Sutika,N., 1989. Ilmu Air. Bandung :
Boyd.C.E.,1990. Water Quality In Ponds Universitas Padjajaran BUNPAD
For Aquaculture Alabama Bandung.
Agricultural. Experiment Station. Sutrisno.C.T.2006. Penyediaan Air Bersih.
Alabama: Aubumin Cetakan pertama. Yogyakarta: PT.
University.482p Rhineka Cipta.
Chandra,B., 2006, Pengantar Kesehatan Swingle., 1968. Standardization of
Lingkungan, Jakarta: ECG
Chemical Analysis for Water and
Effendi, H., 2003, Telaah Kualitas Air Ponds Muds. FAO Fish Rep. 379-
bagi Pengelolaan Sumber Daya 406
dan Lingkungan Perairan, Wardhana, W,A.,1995, Dampak
Cetakan Kelima, Yogjakarta :
Pencemaran
Kanisius. Lingkungan,Yogyakarta: penerbit
Fardiaz,S., 2003, Polusi Air dan Udara, andi yogyakarta.
Yogyakarta: Kanisius. Zenikcle, H. Skin Hydration, Skin
Hayakawa,R., 2000, Contact Dermatitis, Cleaning With Synthetic
Nagoya, 83-90 Detergen.Berlin Heidelberg
Verdag. 1990:130-7
Http://harianjayapos,com/detail-2468-pt-
allegrindo-nusantara-masih-
membandel-buang-
limbah,html,diakses 1 juli 2013
pukul 10,00
Kuesnedi.,2004. Hukum Tata
Lingkungan. Yogyakarta :UGM
Press
Marganof., 2007, Model Pengendalian
Pencemaran Perairan di Danau
Maninjau Sumatera Barat. IPB
Bogor
Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan, Jakarta:
Rineka Cipta

You might also like