You are on page 1of 7

e-J.

Agrotekbis 2 (2) : 114-120, April 2014 ISSN : 2338-3011

IDENTIFIKASI TOLERANSI KEKERINGAN PADI GOGO LOKAL


TANANGGE PADA BERBAGAI LARUTAN PEG

Identification of drought tolerance in Tanangge local gogo rice at various


PEG solutions
Wijoyo Rama daksa1), Andi Ete2), Adrianton2)
1)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
Email : Ramadaksa@gmail.com

ABSTRACT

The experiment was conducted at the Laboratory of Science and Seed Technology Faculty of
Agriculture Tadulako University, aimed to determine the tolerance of Tanangge local gogo rice to
drought. The research was conducted in an experiment using a completely randomized
design(CRD) with 5 level providing osmotic pressure with Polyethylene glycol (PEG) 6000
solution, namely: without a PEG solution (control), -1 bars, -2 bars, -3bars and -4 bars, each
treatment was repeated 5 times therefore there are 25 units experimental. Each unit trials using
rolled paper test rising in plastic (UKDp) where each unit using 50 seeds. Data were analyzed using
analysis of variance and differences between treatments determined by HSD 5% test. The results
showed that a significant effect on all parameters of observation. Drought stress tested with the use
of a PEG 6000 solution indicates that Tanangge local gogo rice tolerant to drought indicated by it
ability germinate faster, time to germinate, percentage of normal germination, plumula length, the
ratio between root length and plumula length and free proline content.

Keywords:OsmosisPressure, PEG 6000, DroughtStress, Gogo Rice

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi benih Fakultas Pertanian Untad
bertujuan untuk untuk mengetahui toleransi padi gogo lokal Tanangge terhadap kekeringan.
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)
dengan 5 taraf pemberian tekanan osmosis larutan Polyethylene glycol (PEG) 6000 yaitu :tanpa
pemberian larutan PEG (kontrol), - 1 bar, - 2 bar, - 3 bar dan - 4 bar, setiap perlakuan diulangi
sebanyak 5 kali sehingga terdapat 25 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan menggunakan uji
kertas digulung didirikan dalam plastik (UKDp) dimana setiap unit menggunakan 50 benih. Data
dianalisis menggunakan analisis ragam dan perbedaan antar perlakuan yang dicobakan ditentukan
dengan uji BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan berpengaruh nyata terhadap semua parameter
pengamatan. Uji cekaman kekeringan dengan penggunaan larutan PEG 6000 mengindikasikan padi
gogo lokal Tanangge toleran terhadap kekeringan yang ditunjukkan oleh kecepatan berkecambah,
waktu berkecambah, persentase kecambah normal, panjang plumula, rasio panjang akar per panjang
plumula dan kandungan prolin bebas.

Kata Kunci : Tekanan Osmosis, PEG 6000, Cekaman Kekeringan, Padi Gogo

PENDAHULUAN sawah, sehingga peningkatan produksinya


tetap menjadi perhatian utama. Peningkatan
Latar Belakang produksi padi sawah ini terus mendapat
tantangan berat. Penyusutan lahan sawah
Produksi padi nasional sampai saat
subur karena beralih fungsi menjadi lahan non
ini masih ditentukan oleh produksi padi

114
pertanian sulit untuk dihindari dan berjalan karena berhubungan dengan cekaman osmotik
terus setiap tahun. Sedangkan tingkat (Sidari et al. 2008). Laju perkecambahan benih
pertumbuhanpenduduk masih terus meningkat dan persentase perkecambahan serta jumlah
sekitar 1,9 % per tahunnya di Indonesia. air yang diabsorbsi benih sangat rendah
Lahan kering di Indonesia cukup luas, dengannaiknya tingkat cekaman osmotik (Jajarmi
dengan taksiran sekitar 60,7 juta hektar atau 2009).
88,6% dari luas lahan, sedangkan luas lahan Berdasarkan uraian di atas maka
sawah hanya 7,8 juta hektar atau 11,4%. Data dilakukan penelitian mengenai Identifikasi
tahun 2012, menyebutkan indonesia memiliki toleransi kekeringan padi gogo lokal
lahan kering sekitar 148 juta ha (78%) dan Tanangge pada berbagai larutan PEG.
lahan basah (wet lands) seluas 40,20 juta ha
(22%) dari 188,20 juta ha total luas daratan METODE PENELITIAN
(Badan Kordinasi Penataan Ruang Nasional, 2012).
Jenis padi yang dapat tumbuh dan Penelitian ini dilaksanakan di
berproduksi baik pada lahan marjinal (suboptimun) Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih,
seperti padi gogo sangat diperlukan. Luas Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako,
pertanaman padi gogo pada tahun 2011 sekitar Palu. Alat yang digunakan dalam penelitian
1,8 juta ha. Hasil rata-rata padi gogo saat ini ini terdiri atas : pedtridish, kertas merang, pinset,
masih rendah (2.3 ton ha-1). Keadaan tersebut keranjang perkecambahan, alat perkecambahan,
menyebabkan padi gogo belum berperan besar alat pres kertas, sprayer, penggaris, benang dan
dalam menopang produksi padi nasional alat tulis menulis.Bahan yang digunakan
(Deptan, 2012). pada penelitian ini terdiri atas, benih Padi
Masalah utama yang dihadapi oleh gogo lokal Tanangge, aquades dan Polyethylene
tanaman padi gogo di lahan marjinal adalah glycol (PEG) 6000.
cekaman kekeringan. Solusi untuk Penelitian ini dilakukan dalam bentuk
mengatasihal ini adalah dengan dihasilkannya percobaan menggunakan Rancangan Acak
beberapa varietas padi gogo yang toleran Lengkap (RAL). Terdapat5perlakuan pemberian
PEG 6000 dengan perbedaan tekanan, yaitu
terhadap kekeringan. Varietas padi gogo
M0 = 0 bar, M1 = - 1 bar, M2 = -2 bar, M3 = - 3
yang tahan kekeringan mempunyai sistem
bar dan M4 = - 4 bar. Setiap perlakuan di
perakaran yang dalam, jumlah perakaran
ulangan 5 kali, sehingga secara keseluruhan
banyak, diameter akar lebih besar,
terdapat 25 unit percobaan. Setiap unit
perakaran yang mampu menembus dan percobaan menggunakan metode uji Kertas
masuk ke lapisan yang lebih dalam (Balai Digulung didirikan dalam plastik (UKDdp)
Penelitian Tanaman Padi, 2005). dimana setiap unit percobaan terdapat 50 benih.
Penggunaan polietilen glikol (PEG)
dalam pengujian ketahanan benih terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
kekeringan dengan memperhitungkan indeks
kekeringan telah banyak digunakan (Bouslama Kecepatan Berkecambah, Waktu
dan Schapaugh 1984). PEG dengan bobot Berkecambah dan Persentase Kecambah
molekul ≥ 6000 telah banyak digunakan dalam Normal. Hasil analisis keragaman menunjukkan
melakukan penelitian pengaruh cekaman air bahwa perlakuan pemberian tekanan osmosis
terhadap pertumbuhan tanaman termasuk padi, larutan PEG 6000 berpengaruh sangat nyata
tetapi masih menunjukkan hasil yang belum
terhadap Kecepatan Berkecambah, Waktu
konsisten dengan hasil di lapangan. Semakin
Berkecambah dan Prsentase Kecambah Normal.
pekat konsentrasi PEG semakin banyak sub
unit etilen yang mengikat air, sehingga Hasil uji rata-rata kecepatan berkecambah
kecambah semakin sulit menyerap air yang pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
mengakibatkan tanaman mengalami cekaman perlakuantanpa pemberian larutan PEG 6000
kekeringan (Verslues et al. 2006). PEG (kontrol), memberikan kecepatan
menginduksi penghambatan perkecambahan berkecambah yang tercepat berbeda dengan

115
perlakuan pemberian larutan PEG pada Sebaliknya pada konsentrasi larutan PEG -3
tekanan -3 bar dan tekanan -4 bar tetapi tidak bar dan -4 bar benih semakin sulit untuk
berbeda dengan perlakuan pada tekanan -1 menyerap air sehingga menyebabkan
bar dan pemberian larutan PEG -2 bar. aktifitas metabolisme benih terhambat yang
Hasil tersebut dapat terjadi karena benih mengakibatkan kecepatan berkecambah
masih mampu menyerap air dengan baik benih menurun.
sampai pada tekanan PEG 6000 -2 bar.
Tabel 1. Rata-rata Kecepatan Berkecambah, Waktu Berkecambah dan Presentase Kecambah
Normal
Tekanan Larutan PEG 6000 ( bar)
Pengamatan BNJ 0.05
0 -1 -2 -3 -4
Kecepatan Berkecambah
48.93a 47.76a 47.42ab 44.68b 37.07c 2.88
(%/etmal)
Waktu
2.06a 2.14a 2.18a 2.36a 2.75b 0.31
Berkecambah (hari)
Persentase kecambah
94.00a 90.00a 82.40ab 69.20b 44.40c 7.88
Normal
Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda pada taraf uji BNJ α = 0.05

Kuswanto (1997) menyatakan bahwa benih yang normal untuk melakukan proses
benih dikatakan berkecambah jika dari benih imbibisi menjadi terganggu akibat pemberian
tersebut telah muncul plumula dan radikula konsentrasi tekanan osmosis larutan pada
dari embrio. Menurut Justice dan Louis (1990) tekanan – 4 bar. Dengan waktu berkecambah
pada uji daya kecambah, benih dikatakan yang tidak berbeda nyata sampai dengan
berkecambah bila dapat menghasilkan kecambah perlakuan pada tekanan -3 bar dapat
dengan bagian-bagian yang normal atau diindikasikan bahwa benih padi ini memiliki
mendekati normal. Perkecambahan benih toleransi terhadap kekeringan.
merupakan salah satu kriteria yang berkaitan Proses perkecambahan benih merupakan
dengan kualitas benih dan di pihak lain rangkaian komplek dari perubahan-
perkecambahan benih juga merupakan salah perubahanmorfologi, fisiologi dan biokimia,
satu tanda dari benih yang telah mengalami merupakan tahap awal perkembangan suatu
proses penuaan. tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji.
Hasil uji rata-rata waktu berkecambah Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang
pada Tabel 1 menunjukkan bahwa semula berada padakondisi dorman mengalami
perlakuantanpa pemberian larutan PEG 6000 sejumlah perubahanfisiologis yang menyebabkan
(kontrol), memberikan waktu berkecambah embrio berkembang menjadi tumbuhan muda.
yang tercepat berbeda dengan perlakuan Tumbuhan muda ini dikenal sebagai
pemberian larutanPEG pada tekanan -4 kecambah.(Mugnisjah et al. 1994).
bartetapi tidak berbeda dengan perlakuan yang Hasil uji rata-rata Prsentase Kecambah
lainya. Diukur dari waktu berkecambah Normal pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
larutan PEG 6000 pada tekanan – 3 bar perlakuan tanpa pemberian larutan PEG 6000
belum menunjukkan pengaruh yang besar. (kontrol), memberikan persentase kecambah
Sebaliknya pada tekanan – 4 bar telah normal yang terbaik berbeda dengan perlakuan
menunjukkan waktu berkecambah yang pemberian larutan pada tekanan -3 bar dan-4
berbeda nyata denagn kontrol. Hal tersebut bar tetapi tidak berbeda dengan perlakuan
dapat terjadi karena kemampuan benih pemberian larutan pada tekanan -1 bardan
untuk menyerap air terhambat yang biasa pemberian larutan pada tekanan -2 bar.
disebut dengan imbibisi, dimana seharusnya Perlakuan yang dilakukan sampai pada

116
konsentrasi pemberian larutan pada perlakuan pemberian tekanan osmosis
tekanan-2 bar pada pengamatan persentase larutanPEG 6000 berpengaruh sangat nyata
kecambah normal telah menunjukkan batas terhadap Panjang Plumula, Panjang Akar
toleran kekeringan yang cukup, sebaliknya dan Rasio Panjang Akar dan Panjang
perlakuan pemberian larutan pada tekanan - Plumula.
3 bar dan pada tekanan -4 bar cekaman Hasil uji rata-rata panjang plumula
kekeringan yang terjadi pada media sudah pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
melewati batas toleran kekeringan sehingga perlakuantanpa pemberian larutan PEG 6000
menurunkan persentase kecambah normal (kontrol), memberikan panjang plumula
yang berbeda nyata dengan perlakuan yang tertinggi berbeda dengan semua taraf
kontrol. Dengan persentase kecambah tekanan larutan PEG 6000. Perlakuan pada
normal yang tidak berbeda nyata sampai tekanan – 1 bar hingga taraf– 4 bar telah
dengan perlakuan pada tekanan -2 bar memberikan pengaruh yang berbeda nyata
mengindikasikan bahwa benih padi ini dengan perlakuan P0terhadap panjang
memiliki toleransi kekeringan. plumula. Tanaman padi yang toleran
Dayakecambahbenihmemberikaninf kekeringan cenderung mempunyai panjang
ormasikepadapemakaibenihakankemampua plumula yang lebih pendek dibanding
nbenihtumbuh normal menjaditanaman tanaman padi yang tidak tercekam terhadap
yang berproduksi wajar dalam lingkungan kekeringan. Dengan persentase panjang plumula
yang optimum. Berikut ini adalah uraian yang berbeda nyata dengan perlakuan P0
criteria kecambah normal. Kecambah normal dapat diindikasikan bahwa benih padi ini
yaitu kecambah yang menunjukkan potensi memiliki toleransi kekeringan.
untuk berkembang lebih lanjut menjadi Sadjad, (1999) menyatakan
tanaman normal. Ciri-cirinya adalah sebagai pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam
berikut: kecambah memiliki perkembangan beberapa tahapan yaitu perkecambahan yang
system perakaran yang baik, terutama akar akan diikuti dengan pertumbuhan primer
primer dan akar seminal paling sedikit dua, (pada ujung akar dan ujung batang), setelah
perkembangan hipokotil baik dan sempurna itu baru pertumbuhan sekunder (bertambahnya
tanpa ada kerusakan pada jaringan, pertumbuhan besar batang tanaman) dan pertumbuhan
plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh terminal. Pada tumbuhan dikotil, biji terdiri
baik. Epikotil tumbuh sempurna dengan dari dua kotiledon sehingga pada saat biji
kuncup normal dan memiliki satu kotiledon berkecambah, kotiledon akan membuka.
untuk kecambah dari monokotil dan dua embrio melekat pada kedua kotiledonnya,
bagi dikotil (Sutopo, 2010). pada embrio bagian bawah disebut hipokotil,
embrio bagian atas disebut epikotil dan
Panjang Plumula, Panjang Akar dan
Rasio Panjang Akar per Panjang Plumula. ujungnya disebut plumula (pucuk lembaga).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
Tabel 2. Rata-rata Panjang Plumula, Panjang Akar dan Rasio Panjang Akar per Panjang
Plumula
Tekanan Larutan PEG 6000 ( bar) BNJ
Pengamatan
0 -1 -2 -3 -4 0.05
Panjang Plumula (cm) 4.91a 3.74 b
1.99 c
1.34 cd
0.64d 1.14
Panjang Akar (cm) 9.06a 8.32a 8.14ab 7.50c 5.77cd 2.41
Rasio Panjang Akar per panjang 1.91c 2.19 b
4.18 b
5.73 b
8.94a 1.90
Plumula (cm)
Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda pada taraf uji BNJ α = 0.05

117
Hasil uji rata-rata Panjang Akar pada Hasil uji rata-rata Rasio Panjang
Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan Akar per Panjang Plumula pada Tabel 2
tanpa pemberian larutan PEG 6000 (control), menunjukkan bahwa perlakuan tanpa pemberian
memberikan akar yang terpanjang berbeda larutan PEG 6000 (kontrol), memberikan
dengan perlakuan pemberian larutan PEG rasio yang terkecil berbeda dengan semua
pada tekanan -3 bar dan tekanan-4 bar tetapi
taraf pemberian larutan PEG 6000.
tidak berbeda dengan perlakuan pemberian
tekanan -1 bar dan -2 bar. Pada perlakuan Perlakuanpada tekanan larutan PEG 6000 –
PEG 6000 pada tekanan – 1bar dan -2 bar 1bar hingga taraf– 4 bar telah memberikan
mengakibatkan cekaman kekeringan yang pengaruh yang berbeda nyata dengan
terjadi pada media masih berada pada tingkat perlakuan tanpa PEG terhadap panjang
rendah sehingga tidak berbeda nyata dengan plumula. Semakin pekat pemberian larutan
perlakuan kontrol. Sebaliknya pada perlakuan PEG 6000 pada media maka rasio panjang
pemberian tekanan osmosis larutan PEG akar per plumula akan meningkat.
6000 – 3 bar dan -4 bar memberikan cekaman Peningkatan rasio panjang akar per panjang
pada tingkat yang cukup tinggi sehingga plumula menunjukkan toleransi kekeringan
panjang akarnya berbeda nyata dengan P0. padi dengan menurunya panjang plumula.
Tanaman padi yang berada pada Dengan peningkatan rasio panjang akar per
kondisi cekaman kekeringan cenderung memiliki panjang plumula yang berbeda nyata dengan
akar yang panjang. Semakin tinggi cekaman perlakuan tanpa PEG dapat diindikasikan
kekeringan yang terjadi pada tanaman maka bahwa benih padi ini memiliki toleransi
akar tanaman akan semakin bertambah kekeringan.
panjang untuk menyerap air. Namun dalam Menurut Chang dalam Basyir et al.
penelitian ini pemberian PEG 6000 menunjukkan (1995) varietas padi gogo yang tahan kekeringan
kecenderungan penurunan panjang akar. mempunyai karakter akar yang panjang dan
Hal tersebut diduga disebabkan oleh adanya tebal, sistem perakaran padat dan perbandingan
media (kertas merang) yang membatasi antara akar dan tajuk yang tinggi. Cekaman
pertambahan panjang akar. Dengan demikian kekeringan umumnya menekan pertumbuhan
pengujian panjang akar kecambah pada satu tajuk lebih besar dari perkembangan akar.
varietas padi gogo dengan beberapa taraf Menurut Sadjad (1999) rasio panjang akar
larutan PEG 6000 tidak dapat mengindikasikan per tinggi tanaman biasa digunakan sebagai
benih ini toleran terhadap cekaman kekeringan. satu kriteria dalam menentukan ketahanan
Berdasarkan literatur Akbar dan Joni (2010) terhadap kekeringan disamping daya tembus
menyatakan akar adalah bagian tanaman yang akar, jumlah anakan, dan kepadatan akar.
berfungsi menyerap air dan zat makanan dari
dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian Bobot Kering Plumula, Bobot Kering
atas tanaman. Bagian akar yang telah dewasa Akar dan Kandungan Prolin Bebas. Hasil
(lebih tua) dan telah mengalami perkembangan analisis keragaman menunjukkan bahwa
akan berwarna coklat, sedangkan akar yang perlakuan pemberian tekanan osmosis
baru atau bagian akar yang masih muda larutanPEG 6000 berpengaruh sangat nyata
berwarna putih. terhadap Bobot Kering Plumula, Bobot
Kering akar dan Kandungan Prolin Bebas.

Tabel 3. Rata-Rata Bobot Kering Plumula, Bobot kering Akar dan Kandungan Prolin Bebas
Perlakuan BNJ
Parameter pengamatan
P0 P1 P2 P3 P4 0.05
Bobot Kering Plumula (mg) 3.80a 2.74b 1.79c 1.36c 0.58d 0.61
Bobot Kering akar (mg) 2.23a 2.03a 1.64b 1.60b 1.04c 0.46
Kandungan prolin bebas (µmol/g 2.30c 2.38c 2.44cb 2.67b 2.97a 0.14
bobot basah)
Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda pada taraf uji BNJ α = 0.05
118
Hasil uji rata-rata Bobot Kering dengan tanpa PEG. Perlakuan pemberian
Plumula pada Tabel 3 menunjukkan bahwa larutan PEG 6000 menujukan
perlakuan tanpa pemberian larutan PEG kecenderungan penurunan bobot kering
6000 (kontrol), memberikan bobot kering akar. Penurunan bobot keringakar tersebut
yang terberat berbeda dengan semua taraf dapat disebabkan oleh pemberian larutan
pemberian larutan PEG 6000. Perlakuan PEG 6000 dengan konsentrasi yang berbeda
dengan pemberian larutan PEG 6000 pada pada media yang mengakibatkan proses
tekanan – 1 bar hingga taraf– 4 bar telah metabolisme benih terganggu. Dengan
memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap demikian pengujian bobot kering akar
bobot kering plumula. Tanaman padi yang kecambah pada satu varietas padi gogo dengan
toleran kekeringan cenderung memberikan beberapa taraf tekanan osmosis larutan
respon memperpendek panjang plumula PEG 6000 tidak dapat mengindikasikan
yang di sertai pula oleh penurunan bobot benih ini toleran terhadap cekaman kekeringan.
keringnya. Pertambahan panjang plumula Hasil penelitian Fauzi (1997) juga
yang semakin pendek akan mempengaruhi menunjukkan bahwa tolok ukur panjang
bobot kering plumula. Dengan penurunan plumula, berat kering kecambah, berat kering
bobot kering plumula yang berbeda nyata akar dan berat kering plumula dapat digunakan
dengan perlakuan P0 dapat diindikasikan untuk mengindikasi sifat toleran terhadap
bahwa padi ini memiliki toleransi kekeringan. kekeringan. Kecambah padi yang toleran
Hamim et al. (1996) melaporkan bahwa kekeringan memiliki akar yang panjang dan
perlakuan cekaman kekeringan menekan memiliki berat kering akar lebih besar dari
pertumbuhan kedelai baik tajuk maupun akar, kecambah yang tidak toleran, begitu juga
dimana penghambatan pertumbuhan tajuk lebih panjang plumula dan berat kering plumulanya
besar dari pada penghambatan pertumbuhan akan lebih besar dari kecambah yang tidak
akar. Penurunan panjang tajuk ini juga di toleran. Dan bobot berat kering plumula (tajuk)
ikuti oleh penurunan berat kering tajuk tanaman. dan akar pada kecambah padi yang toleran
Varietas padi gogo yang tahan kekeringan lebih besar dari yang peka, begitu juga panjang
mempunyai karakter akar yang panjang dan plumula (tajuk) dan akarnya akan lebih panjang
tebal, sistem perakaran padat dan perbandingan dari kecambah yang peka.
antara akar dan tajuk yang tinggi. Cekaman Hasil uji rata-rata Kandungan Prolin
kekeringan umumnya menekan pertumbuhan bebas pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
tajuk lebih besar dari perkembangan akar perlakuan tanpa pemberian larutan PEG
(Basyir et al. 1995). 6000 (kontrol), memberikan kandungan prolin
Hasil uji rata-rata Bobot Kering Akar bebas yang terkecil berbeda dengan perlakuan
pada Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian tekanan osmosis larutan PEG pada
tanpa pemberian larutan PEG 6000 (kontrol), tekanan -3 bar dan larutan -4 bar tetapi tidak
memberikan bobot kering akar yang terberat berbeda dengan perlakuan pemberian larutan
berbeda dengan perlakuan pada tekanan -2 PEG pada tekanan -1 bar dan PEG -2 bar.
bar, -3 bar dan -4 bar tetapi tidak berbeda dengan Pemberian larutan PEG 6000 pada tekanan
perlakuan pemberian larutan PEG pada – 1 bar dan -2 bar menunjukkan peningkatan
tekanan -1 bar. Pada perlakuan tekanan– 1bar kandungan jumlah prolin bebas tetapi masih
(P1) mengakibatkan cekaman kekeringan yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan tanpa
terjadi pada media masih berada pada tingkat PEG. Sedangkan pada perlakuan pemberian
rendah sehingga tidak berbeda nyata dengan larutan PEG 6000 pada tekanan – 3 bar dan -
perlakuan tanpa PEG. Sebaliknya pada 4bar telah menunjukkan semakin
perlakuan pemberian larutan pada tekanan -2 meningkatnyajumlah kandungan prolin bebas
bar, -3 bar dan larutan -4 bar memberikan yang berbeda nyata dengan perlakuan tanpa
cekaman pada tingkat yang cukup tinggi PEG. Dengan persentase peningkatan
sehingga Bobot Kering akar berbeda nyata jumlah kandungan prolin bebas dapat

119
diindikasikan bahwa padi ini memiliki BKPRN, 2012, Buletin tata ruang BKPRN, badan
kordinasi penataan ruang nasional. menata
toleransi terhadap cekaman kekeringan. kawasan hutan dan mempertahankan lahan
Kandungan prolin bebas yang tinggi pertanian.
diduga berkaitan dengan peran prolin sebagai http://www.pu.go.id/search?q=lahan%20kritis.
osmoprotektan, sehingga produksi yang Diakses tanggal 15 juni 2013.
berlebihan dari senyawa-senyawa tersebut Deptan, 2012. Basis data statistic pertanian.
dapat menghasilkan peningkatan toleransi http://aplikasi.deptan.go.id/bdsp/newind.asp.
terhadap cekaman kekeringan pada tanaman Diakses tanggal 15 juni 2013.
(Fusiana, 1997).
Fauzi A. 1997. Studi beberapa tolok ukur viabilitas
benih padi gogo (Oryza sativa L.) untuk
KESIMPULAN DAN SARAN indikasi fisiologis sifat tahan terhadap
kekeringan [skripsi]. Bogor: Fakultas
Kesimpulan Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Berdasarkan hasil dan pembahasan Fusiana, A 1997. Studi perakaran dan analisis prolin
dapat disimpulkan sebagai berikut : Pemberian beberapa galur lokal padi gogo asal kalimantan
larutan PEG 6000 berpengaruh sangat nyata pada kondisi kekeringan. Skripsi. Jurusan
Biologi. FMlP A lPB. 14 hal.
terhadap karakter- karakter fisiologis dini
padi gogo lokal Tanangge. Pemberian larutan Hamim, Sopandie, D. dan Jusuf, M. 1996. Beberapa
PEG 6000 menunjukkan peningkatan pada karakteristik morfologi dan fisiologi kedelai
rasio panjang akar per panjang plumula dan toleran dan peka terhadap kekeringan. Hayati
3(1): 30-34.
kandungan prolin bebas. Tetapi mengalami
penurunan kecepatan berkecambah, waktu Jajarmi, V. 2009. Effect of water stress on
berkecambah, kecambah normal, panjang germination indices in seven wheat cultivar.
PWASET 37:105-106.
plumula, panjang akar, bobot kering plumula
dan bobot kering akar. Justice, O.L., dan Louis, N.B. 1990. Prinsip Dan
Saran Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali, Jakarta.
446 hal.
Perlu lebih banyak lagi padi gogo Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi,
lokal yang di uji karakter fisiologis dininya Yogjakarta.140 hal.
sehingga memperoleh padi gogo lokal yang
Mugnisjah et al. 1994. Panduan Praktikum dan
toleran kekeringan yang sekaligus menjadi Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih.
pelindungan terhadap plasma nutfah. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Mugnisjah, W.Q dan A. Setiawan. 1995. Pengantar


produksi benih. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA 201 hlm.
Akbar dan Joni. 2010. Proses Perkecambahan Pada Sadjad, S. 1999. Dari Benih Kepada Benih. PT.
Tanaman Padi Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Balai Penelitian Tanaman Padi. 2005. Padi Gogo dan Sidari, M., C. Mallamaci, and A. Muscolo. 2008.
Pola Pengembangannya. Departemen Pertanian Drought, salinity and heat differently affect
seed germination of Pinus pinea. J Forest Res
Basyir, A, Punarto. S, Suyamto dan Supriyatin. 13:326- 330
2010. Padi Gogo. Balai Penelitian Tanaman Sutopo, lita. 2010. Teknologi Benih (Edisi revisi).
Pangan. Malang. 47 hal Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bouslama, M. and W.T. Schapaugh. 1984. Stress Verslues, P.E., M. Agarwal, K.S. Agarwal. 2006.
tolerance in soybean. I. Evaluation Three Methods and concepts in quantifying resistance
Screening Techniques for Heat and Drought to drought, salt and freezing, abiotic stress that
Tolerance. Crop sci. 24: 993-937. affect plant water status. Plant J. 45:523-539

120

You might also like