Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The aim of this research was to find the optimum extraction and physical-chemical
characteristics of Picung kernel oil. The treatments were chopping and smoking of
picung kernel. After smoked, picung kernels were extracted by mechanical presser in
order to get crude oil. The crude oil was analyzed to determine it’s physical and chemical
characteristics. The design was Randomized Block Design and arranged in factorial.
The first factor was chopping and intact picung kernel. The second factor was length of
time for smoking i.e. 12, 18, 24 and, 30 hours.
The results showed that the treatment of chopping and smoking did not show
significant difference for oil yield but showed significant difference for physical and
chemical oil characteristics such as acid number, moisture content, and oil color. The
optimum extraction was found by smoking picung kernel intact for 30 hours, which gave
oil yield of 51.810%, iodine number of 10.179, acid number of 1.433, peroxide number of
0.208, moisture content of 0.259%, density value of 0.915 g/L, and rather yellow oil
color. Iodine number, acid number, peroxide number, moisture content, density value
and color of intact picung kernel oil at optimum rate (30 hours) meets Indonesian
standard for cooking oil (SNI-3741-1995).
Keywords : picung kernel oil, acid number, iodine number, peroxide number
1
Perajangan merupakan kegiatan 1981). Hasil pengasapan tergantung
mengubah ukuran bahan baku dengan pada cara kontak kebasahan dengan
cara memotong, mengiris dan lain produk, luas permukaan, kapilaritas
sebagainya sesuai dengan ukuran yang kebasahan, pengembangan kebasahan
dikehendaki. Tujuan utama perajangan dan kebasahan sifat-sifat kimia serta sel-
adalah untuk memperluas permukaan, sel bahan (Suharto, 1991).
sehingga kadar air yang terkandung di Minyak goreng yang berasal dari
dalam bahan akan lebih cepat menguap. biji picung memiliki banyak kelebihan.
Disamping itu penetrasi uap air dalam Minyak biji picung mengandung
bahan baku akan menjadi lebih baik antioksidan bersifat non polar yaitu
sehingga akan memudahkan tokotrienol (, , -tokotrienol), dan
pendesakkan molekul-molekul minyak senyawa dominannya adalah -
terlepas dari bahan baku. Begitu juga tokotrienol (Puspitasari dkk., 1994), dan
dengan waktu penggasapan akan lebih senyawa antioksidan bersifat polar yaitu
singkat. asam askorbat (Vitamin C) serta asam
Pengasapan dilakukan dengan cara organik dan gula, mineral fosfor dan
menyusun endosperm yang telah kalium (Andarwulan dkk. 1998; 1999;
terpisah dari tempurung menjadi satu 1999). Hal ini menyebabkan minyak
lapisan. Di bawah tumpukan endosperm picung tidak mudah mengalami proses
dinyalakan api selama 24 jam, dengan oksidasi (tengik) dan dapat disimpan
ukuran tempat pengasapan sebagai lebih lama dibandingkan dengan minyak
berikut: tinggi 125 cm, lebar 150 cm dan kelapa.
panjang 200 cm. Suhardiyono (1995) Mulyono dkk. (1993)
menyatakan bahwa proses pengeringan mengatakan bahwa minyak picung
dengan cara pengasapan dilakukan sebagian besar terdiri dari asam lemak
mengunakan bahan bakar dari takjenuh sebesar 80,35% dan asam
tempurung dan sabut kelapa. Asap dari lemak jenuh sebesar 19,65%. Diantara
tempurung dan sabut kelapa asam lemak takjenuh diketahui terdapat
mengandung asam pyroligenous, phenol asam lemak esensial diantaranya asam
dan creosote yang dapat berfungsi linoleat dan asam linolenat.
sebagai pengawet, penghambat Di daerah-daerah yang jarang
pertumbuhan kapang dan organisme diperoleh kelapa sering kali minyak biji
lainnya. picung digunakan sebagai penganti
Proses pengeringan dengan cara minyak kelapa. Menurut Engle dalam
pengasapan mempunyai keuntungan Sunanto (1993) di Sumatra Barat ada
yaitu pengeringan dapat berlangsung sejenis minyak yang bening (jernih) dan
terus menerus tanpa dipengaruhi oleh wangi yang berasal dari biji-biji
sinar matahari, waktu pengeringan lebih kepayang (picung). Minyak picung
pendek dan tempat pengeringan lebih digunakan untuk berbagai macam
kecil dibandingkan dengan cara masakan (panganan). Di Indrapura orang
pengeringan sinar matahari. Namun, jika lebih menyukai jenis minyak ini untuk
pengasapan terbuka dan tidak terlindung mengoreng ikan. Minyak ini juga dapat
oleh hujan atau angin, banyak panas dipakai sebagai penerangan dengan cara
yang hilang, disamping itu juga minyak disulut api.
yang dihasilkan akan berwarna coklat Minyak kepayang yang bebas dari
dan berbau asap (Santoso dan Sudradjat, HCN memiliki daya simpan yang lebih
2
baik dari pada minyak lemak lainnya, dengan 2 (dua) faktor dan 3 (tiga) kali
sebab minyak ini tidak mengandung ulangan. Faktor tersebut adalah :
asam chaulmoogra atau asam 1. Faktor perajangan (A), yang terdiri
hydnocarpus. Ada pendapat pula bahwa dari 2 taraf
minyak yang diperas dari biji-biji picung A1 = Tanpa perajangan
yang tidak diolah, yang inti biji A2 = Dengan perajangan
keringnya itu kira-kira bobotnya 2. Faktor lama pengasapan (B), yang
setengah bobot (berat) biji picung, terdiri dari 4 taraf
merupakan obat mujarab terhadap B1 = Selama 12 jam
penyakit kulit (Sunanto, 1993). B2 = Selama 18 jam
Adapun tujuan penelitian ini B3 = Selama 24 jam
adalah untuk mendapatkan perajangan B4 = Selama 30 jam
dan lama pengasapan optimal dalam Data yang dihimpun dari pengamatan
proses pembuatan minyak goreng dianalisis dengan menggunakan sidik
ditinjau dari segi rendemen dan mutu ragam dan jika berbeda nyata
minyak biji picung. dilanjutkan dengan Uji BNT pada taraf
5%.
BAHAN DAN METODE Proses ekstraksi minyak picung
mula-mula dilakukan dengan
Penelitian ini dilaksanakan di mensterilisasi biji-biji picung dengan
Laboratorium Analisis dan Pengolahan cara merebus biji-biji picung yang telah
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas masak dalam air mendidih selama 3 jam.
Pertanian Universitas Riau. Penelitian Setelah dingin, tempurungnya dibuang
ini berlangsung selama 2 bulan mulai sehingga tinggal inti bijinya. Proses
Desember 2007 sampai Januari 2008. sterilisasi ini dimaksudkan untuk
Bahan yang digunakan dalam pembuatan menginaktifkan enzim sekaligus
minyak picung adalah buah picung yang mematikan mikroorganisme yang
sudah matang. Buah picung matang kemungkinan ada pada biji picung. Inti
ditandai dengan buah yang sudah benar- biji tersebut kemudian dibersihkan dari
benar tua dan telah jatuh sendiri dari noda-noda hitam dan segera direndam
pohonnya. Bahan kimia yang digunakan dalam air mengalir selama 24 jam untuk
adalah kloroform (CCl4), pereaksi Wijs, menghilangkan asam sianida yang
larutan KI 15%, Na2S2O3 0,1 N, terdapat di dalam daging biji. Setelah
indikator pati, etanol 95%, indikator pp, selesai direndam, kemudian dilakukan
KOH 0,1 N, asam asetat glasial, KI perlakuan perajangan dan tanpa
jenuh, gas N2 dan kertas saring. perajangan, dilanjutkan dengan
Alat yang digunakan pada perlakuan lama pengasapan. Masing-
penelitian ini yaitu : hidraulik presser, masing perlakuan dilakukan terhadap
vorteks, termometer air raksa, tabung berat basah inti 2,5 kg. Pengasapan
reaksi, pipet tetes, magnetik stirer, dilakukan dengan cara menyusun
timbangan analitik, erlemeyer 250/300 endosperm yang telah terpisah dari
ml tertutup, buret 50 ml, gelas piala 600 tempurungnya menjadi satu lapisan.
ml, dan waterbatch. Ukuran tempat pengasapan sebagai
Rancangan yang digunakan adalah berikut: tinggi 125 cm, lebar 150 cm dan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) panjang 200 cm. Perlakuan pengasapan
dengan dan tanpa perajangan dilakukan
3
masing-masing selama 12, 18, 24, dan terletak antara 2,511% sampai 5,004%,
30 jam. Selanjutnya masing-masing dan perajangan 0,843% sampai 3,090%.
perlakuan dipres secara manual Hal ini diduga adanya perajangan
menggunakan hydraulic presser tekanan sebelum pengasapan, yang
sebesar 5000 kg/cm2 sampai keseluruhan mengakibatkan luas permukaan menjadi
minyak di dalam inti keluar. Minyak besar sehingga proses penguapan air dari
yang keluar selanjutnya dianalisis untuk bahan lebih cepat.
mengetahui rendemen dan mutu minyak.
6
50 50,13
50,027 49,993 49,413 49,88
48 perajangan
46 46,34 nyatanya disebabkan karena perajangan
44 Perajangan
42 dapat memperbesar luas permukaan,
12 18 24 30
Pengasapan (jam) sehingga pengeringan uap air akan lebih
Grafik rendemen cepat terjadi pada biji yang dirajang.
Selain itu, lamanya pengasapan juga
2. Kadar Air Bahan mempengaruhi kadar air minyak,
semakin lama pengasapan kadar air
Hasil pengamatan terhadap kadar minyak semakin kecil. Sejalan dengan
air bahan menunjukkan, semakin lama pendapat Winarno (1983) dan
pengasapan kadar air semakin kecil, baik Motondang (1991), semakin tinggi
pada tanpa perajangan maupun temperatur dan lama pengeringan maka
perajangan. Kadar air bahan untuk tanpa semakin cepat terjadi penguapan,
perajangan lebih besar bila dibandingkan sehingga kandungan air di dalam bahan
dengan perajangan. Tanpa perajangan semakin rendah.
4
Tanpa enzim di dalam bahan. Disamping itu
0,6
0,5 0,518 0,471 perajangan adanya proses perendaman sebelum
kadar air
0,4 0,416
0,322 0,3
0,3
0,2
0,3
0,23
0,3 0,3
0,259 perajangan penggasapan akan mempercepat reaksi
0,173
0,1 0,099
0
12 18 24 30 SNI
hidrolisis minyak pada bahan.
jam jam jam jam
Pengasapan
5. Bilanga Iodin
Grafik kadar air minyak
Bilangan iodin menunjukkan
banyaknya ikatan rangkap atau ikatan
4. Bilangan Asam
takjenuh pada sampel minyak. Dari
Berdasarkan Grafik, semakin
Grafik diketahui bahwa, pada perlakuan
lama pengasapan bilangan asam
tanpa perajangan bilangan iodin lebih
cenderung tetap. Minyak biji picung
tinggi dari perajangan, hal ini diduga
yang dirajang memiliki kadar asam yang
perajangan dapat mempercepat reaksi
lebih tinggi dari pada minyak biji tanpa
oksidasi yang mengakibatkan ikatan
dirajang. Bilangan asam tertinggi
rangkap menjadi terputus pada saat
diperoleh dari minyak biji picung yang
proses perajangan. Hasil analisis sidik
dirajang dengan lama pengasapan 18
ragam dan Uji BNT juga menunjukkan
jam, yaitu sebesar 3,027%. Bilangan
bahwa lamanya pengasapan pada
asam terendah diperoleh dari minyak biji
berbagai perlakuan berpengaruh tidak
picung tanpa perajangan dengan lama
nyata terhadap bilangan iodin minyak
pengasapan 18 jam, yaitu sebesar
yang dihasilkan, walaupun angka
1,426%. Hal ini diduga karena bahan
bilangan iodin pada masing-masing
yang dirajang lebih mudah teroksidasi
perlakuan menunjukkaan perbedaan.
dari pada tanpa dirajang akibat dari
kombinasi kerja enzim lipase dalam 10,4
10,322 10,273
Bilangan Iodin
3 3 3,027
3 3
2,749 3
2,634 2,602
2 1,857
1,606 1,426 1,433 Perajangan
1
0
12 18 24 30 SNI Grafik bilangan iodin
Pengasapan (jam)
6. Bilangan Peroksida
Grafik bilangan asam Bilangan peroksida adalah nilai
terpenting untuk menentukan derajat
Setelah dianalisis secara statistik kerusakan minyak atau lemak.
menunjukkan bahwa, perlakuan
perajangan memberikan pengaruh nyata
terhadap bilangan asam minyak picung. 0,4
Bilangan Peroksida
0,91
0,905
perajangan
Perajangan
makanan yang berkualitas (rasanya enak,
0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
0,895 bergizi, dan bertekstur baik) belum tentu
0,89 SNI
12 18 24 30 akan disukai oleh konsumen bilamana
Pengasapan (jam)
bahan pangan tersebut memiliki warna
yang tidak sedap dipandang atau
Grafik bobot jenis
menyimpang dari warna aslinya.
Berdasarkan Grafik di atas,
Tabel Total Rangking Warna minyak
terlihat bahwa semakin lama
Pengasapan Rerata
pengasapan, bobot jenis minyak dari biji
12 jam Tanpa Perajangan 159,5b
picung yang dirajang maupun yang tidak
18 jam Tanpa Perajangan 187a
dirajang tidak mengalami perubahan,
24 jam Tanpa Perajangan 136c
yaitu sebesar 0,914 g/L. Hal ini diduga
36 jam Tanpa Perajangan 131c
karena minyak biji picung yang
12 jam Perajangan 120,5d
dihasilkan belum dilakukan pemurnian
18 jam Perajangan 89,5e
sehingga kadar kotoran ataupun air yang
24 jam Perajangan 39f
terkandung di dalam minyak masih ada.
36 jam Perajangan 37,5f
Angka-angka yang dimaksud oleh garis yang
sama pada kolom yang sama setelah diuji lanjut
Friedman berbeda tidak nyata pada taraf 5%
6
Berpengaruh nyata dari Identifikasi Senyawa
perlakuan diatas karena adanya faktor Antioksidan pada Biji Picung
perajangan dan lama pengasapan. Segar. Executive Summary,
Perajangan merupakan proses disajikan pada Seminar Nasional
mempercepat penguapan sehingga air Kajian Makanan Tradisional. 21
yang terdapat didalam bahan menguap Februari 1998. IPB Bogor.
yang mengakibatkan bahan menjadi
gelap (kehitaman), selain itu pigmen Andarwulan N.D. Fardiaz G.A.
yang terkandung di dalam minyak akan Wattimena K. dan Shetty. 1999.
rusak seiring turunnya kadar air minyak. Antioxidant Activity associated
Menurut Winarno (1988), penggunaan with lipid and phenolic
panas dan waktu dalam proses mobilization during seed
pemanasan bahan pangan sangat germination of Pangium edule
berpengaruh pada bahan pangan, karena Reinw. J. Agric. Food Chem.
dapat merusak warna. 47(8); 3158-3163.
7
Heddy S. Wahono H.S dan M. Rusli S. 1977. Kontruksi Unit
Kurniawati. 1994. Pengantar Penyulingan Serai Wangi,
Produksi Tanaman dan Serai Dapur dan Cengkeh.
Penanganan Pasca Panen. Raja Lembaga Penelitian Tanaman
Grafindo Persada. Jakarta Industi.
8
Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Universitas Diponegoro. Winarno F.G. 1988. Kimia Pangan dan
Semarang.
Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Wijana S., Nur H dan Arif H. 2005.
Mengolah Minyak Goreng Jakarta
Bekas.Trubus Agrisarana.
Surabaya