You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/351435475

Pengaruh Pelatihan Komunikasi Efektif dalam Meningkatkan Efektivitas Tim

Article · January 2020

CITATIONS READS

0 61

3 authors, including:

Fuad Nashori Faraz Faraz


Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia
316 PUBLICATIONS 903 CITATIONS 7 PUBLICATIONS 5 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Fuad Nashori on 09 May 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pengaruh Pelatihan Komunikasi Efektif
dalam Meningkatkan Efektivitas Tim
Huda Nur Aziz, H. Fuad Nashori, Faraz
Magister Psikologi Profesi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

ABSTRACT
This research aimed to empirically observe the effects of effective communication in improving the team
effectiveness. The hypothesis proposed in this research was that there was a difference in the effectiveness
of respondent team before and after providing the effective communication training. The respondents
involved in this research were thirteen employees that had the medium and low level of team effectiveness.
This is a quasi-experiment research with one group pretest-posttest design. The variable of team
effectiveness was measured using the scale adapted from the Daft’s theory of team effectiveness (2003),
while the effectiveness communication was measured using the scale adapted from the Jalaluddin’s theory
of effective communication (2008). The data analysis used was Paired Sample T Test using IBM SPSS
Statistics for Mac. The results of the data analysis showed the difference in team effectiveness before and
after the effective communication training. Once the effective communication training was given, there was
a significant change in team effectiveness in PT CTU Malang.
Keywords: Effective Communication, Team Effectiveness

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh dari pelatihan komunikasi efektif
dalam meningkatkan efektivitas tim. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
perbedaan efektivitas tim responden sebelum dan setelah diberikannya pelatihan komunikasi efektif.
Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah tiga belas orang karyawan yang memiliki tingkat
efektivitas tim yang sedang dan rendah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuasi eksperimen
dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Variable efektivitas tim diukur dengan
menggunakan skala yang diadaptasi dari teori efektivitas tim milik Daft (2003), sedangkan komunikasi
efektif diukur dengan menggunakan skala yang diadaptasikan dari teori komunikasi efektif milik
Jalaluddin (2008). Analisa data yang digunakan adalah uji Paired Sample T Test dengan menggunakan
IBM SPSS Statistics for Mac. Adapun hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan efektivitas tim sebelum dan setelah diberikan pelatihan komunikasi efektif. Setelah
mendapatkan pelatihan komunikasi efektif, terjadi perubahan yang signifikan pada efektivitas tim PT
CTU Malang.
Kata Kunci: Efektivitas tim, Komunikasi Efektif

Perubahan dalam organisasi membuat tan- lingkungan eksternal. Pengaruh dari faktor eksternal
tangan baru bagi organisasi yang sedang beroperasi, tersebut setidaknya dikelompokkan menjadi 3 hal,
baik organisasi yang memiliki tujuan profit maupun yaitu globalisasi, teknologi informasi, dan perubahan
nonprofit. Mereka dituntut untuk beradaptasi terha- manajemen (Hitt, Ireland & Hoskisson, 2011).
dap lingkungan guna melancarkan tujuan mereka Yang pertama, globalisasi mengubah pasar
masing-masing. Oleh karena itu, secara garis besar, dan lingkungan di mana organisasi beroperasi serta
individu yang ada di dalamnya dituntut untuk mela- cara kerjanya. Pemerintahan baru, kepemimpinan
kukan pengembangan pengetahuan, kemampuan, baru, dan pasar baru, menciptakan ekonomi global
kepribadian yang disiplin guna mengoperasikan orga- baru sehingga memberikan dua probabilitas yaitu pe-
nisasi secara maksimal. luang dan ancaman. Selanjutnya, diperlukan suatu
Berkaitan dengan hal diatas, Cumming dan strategi untuk menciptakan semua hal tersebut yang
Worley (2005) mengungkapkan bahwa organisasi se- tentunya akan di awali dari pengondisian manajemen
bagai suatu sistem yang terbuka (open system) di organisasi, kelompok kerja atau tim, hingga individu
mana komponen yang terkait dalam organisasi ter- yang ada di dalamnya. Yang kedua adalah peran dari
sebut baik dari segi sumber daya manusianya, mate- teknologi informasi yang merombak segala cara kerja
rial dan teknologinya sangat dipengaruhi oleh faktor manajemen atau pengoperasian produk dan jasa

28 Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


yang berbasis manual atau konservatif menjadi lebih puan untuk merespon dengan baik. Keempat, ke-
simpel dan produktif untuk memenuhi tuntutan pa- mampuan untuk presentasi dengan jelas dan dapat
sar. Yang terakhir yaitu, perubahan manajemen di meyakinkan audience.
dalam organisasi juga memungkinkan terjadinya Dalam dunia kerja memang dibutuhkan
dampak terhadap karyawan dalam menyesuaikan di- orang-orang dengan kemampuan komunikasi yang
ri, dalam hal ini adalah proses adaptasi agar sesuai baik, karena ketika dalam suatu perusahaan terdapat
dengan visi dan misi organisasi atau perusahaan. orang-orang yang memiliki kemampuan ini akan
Perubahan manajemen juga merupakan ben- mendorong perusahaan semakin maju dan berkem-
tuk strategi yang diterapkan untuk dapat mencapai bang. Komunikasi ini sebenarnya dapat dikembang-
target yang di inginkan suatu organisasi atau peru- kan dan dilatih, ketika individu terbiasa untuk me-
sahaan. Pembentukan tim kerja juga merupakan sa- lakukan komunikasi yang efektif maka kebiasaan itu
lah satu perubahan lainnya, di mana hal tersebut di- akan terus terbawa. Ketika seseorang mempunyai
lakukan untuk mendukung terlcapainya strategi peru- keterampilan komunikasi yang baik, maka hal itu
sahaan. Tim adalah sebuah unit yang terdiri dari dua akan menjadikan seseorang percaya diri dan me-
orang atau lebih yang saling berinteraksi dan berko- mungkinkan seseorang untuk mengerahkan lebih
ordinasi untuk menyelesaikan sebuah tugas (Daft, atas kontrol hidup mereka. Becker dan Eckdom
2003). Dan faktor efektivitas tim akan sangat menen- (1980) (dalam Emanuel, 2005) mengindikasikan
tukan suatu pencapaian-pencapaian tertentu. bahwa beberapa keterampilan berkomunikasi lebih
Hackman dan Wageman (2005) menyarankan bahwa penting untuk keberhasilan pekerjaan dibandingkan
efektivitas tim terdiri atas tiga dimensi: kinerja atau dengan keterampilan teknis tertentu. Harrel dan
hasil tugas tim, proses-proses sosial yang dapat me- Harrel, 1984 (dalam Emanuel, 2005) menyatakan
maksimalkan efektivitas kelompok, keberlanjutan bahwa tidak ada keahlian yang lebih penting untuk
pengalaman kelompok yang berkontribusi positif pa- karir yang sukses dalam bsinis daripada komunikasi
da pembelajaran serta kebahagiaan individual ang- yang baik.
gota tim. Pembinaan tim diperlukan untuk membuat Kegagalan dalam proses bisnis suatu orga-
suatu tim menjadi lebih efektif. Hackman dan nisasi memiliki banyak sebab, mulai dari bagaimana
Wageman (2005) mendefinisikan pembinaan tim se- efektivitas organisasi dan kelompok, hingga peran
bagai bentuk interaksi langsung dengan tim agar individu sebagai sumberdayanya. Apabila melihat
penggunaan sumber daya untuk menyelesaikan pe- dari sudut pandang dasarnya, seringkali masalah
kerjaan tepat dan terkoordinasi. Ada pebedaan an- komunikasi ini menjadi tolak ukur dari efektivitas
tara pembinaan dan pembinaan tim yang terlihat dari dalam tim, karena aspek komunikasi tersebut akan
tujuannya. Pembinaan lebih berfokus pada tujuan in- sangat mempengaruhi harmonisasi atau keberlang-
dividu yakni meningkatkan kinerja individu melalui sungan dari tim itu sendiri. Ditambah lagi dengan
self-management. Sedangkan pembinaan tim difo- adanya perbedaan budaya dan karakter dari masing-
kuskan untuk mendukung pencapaian tujuan tim. Te- masing individu yang tentunya dapat mempengaruhi
tapi, karena tujuan tim adalah puncak kinerja indi- proses komunikasi tersebut agar semakin lancar atau
vidu, maka pembinaan tim juga untuk memotivasi justru sebaliknya. Apabila individu tersebut kurang
kinerja baik di tingkat individu dan tim dengan de- memiliki skill komunikasi yang mumpuni maka akan
finisi tujuan yang ditetapkan pada tim daripada in- menimbulkan efek kurang baik seperti kurangnya
dividu itu sendiri (Mink et al., 1993). Salah satu con- kerjasama antar karyawan. Komunikasi yang tidak
toh bentuk pembinaan individu yang dapat menun- efektif kerap kali menjadi akar utama permasalahan
jang hal tersebut adalah dengan memiliki aspek dalam kelompok kerja hingga organisasi. Dimilikinya
komunikasi efektif. skill komunikasi dan tim yang efektif merupakan
Menurut Sharma (2009), terdapat beberapa suatu pondasi dasar untuk menciptakan organisasi
hal yang perlu dikembangkan menyangkut soft skill, yang efektif sebagaimana diungkapkan oleh
salah satunya adalah keterampilan berkomunikasi. Cumming dan Worley (2005) terkait peran atau
Elemen dari keterampilan berkomunikasi yang harus pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi.
dimiliki di antaranya adalah: pertama, kemampuan PT. CTU Malang adalah perusahaan yang
untuk dapat memberikan ide dengan jelas, efektif bergerak di bidang teknologi informasi dan
dan dengan keyakinan baik secara lisan maupun telekomunikasi. Hingga tahun 2019 PT. CTU memiliki
tertulis. Kedua, kemampuan untuk melihat pesan 6 divisi atau bidang usaha yang disesuaikan dengan
nonverbal. Ketiga, kemampuan untuk mempraktek- perkembangan dan kebutuhan terkini. Divisi tersebut
kan keterampilan mendengarkan aktif dan kemam- ialah Flash, IT Multimedia, E-Goverment, Bussines

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN 29


Developmet, IT Project dan Head Office yang masing- lam suatu organisasi merupakan aspek yang krusial,
masing mereka semua dituntut untuk dapat bekerja- komunikasi yang baik antar karyawan akan mampu
sama serta berkomunikasi antar department satu meningkatkan kemampuan kerjanya, sehingga ki-
dengan yang lain. nerja suatu organisasi menjadi lebih baik. Hal diatas
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan didukung oleh pernyataan Permatasari (2007), bah-
oleh penulis, terdapat beberapa masalah yang terjadi wa jika anggota tim tidak berkomunikasi dengan
dalam internal organisasi PT. CTU yang berkaitan efektif, maka terus menerus akan memungkinkan
dengan komunikasi baik itu sesama karyawan mau- timbulnya konflik dalam tim. Kaitan antara komu-
pun karyawan dengan atasan di dalam satu depar- nikasi efektif dengan kinerja karyawan dapat dilihat
temen atau biasa disebut tim kerja. Masalah-masalah di beberapa penelitian berikut. Raihans (2012)
yang dapat ditemui adalah masalah informasi yang meneliti mengenai komunikasi dan kinerja di peru-
diberikan oleh atasan terkadang kurang jelas atau sahaan Vanaz, diitemukan bahwa Vanaz mengimple-
kurang detail dan tidak memberikan keterangan lebih mentasikan berbagai cara efektif dalam komunikasi
lanjut, adanya perbedaan pendapat dan pandangan organisasi yang berkontribusi untuk memotivasi
terhadap suatu hal hingga berujung perdebatan, karyawan serta meningkatkan kinerja mereka, ter-
adanya pihak yang melakukan pengaduan kepada masuk loyality pada perusahaan.
atasan tentang karyawan tertentu dan pihak yang Pelatihan merupakan suatu proses di mana
diadukan tidak melakukan klarifikasi, kesalah- individu-individu memperoleh kemampuan yang bisa
pahaman antar karyawan dalam lingkungan atau membantu dalam pencapaian tujuan organisasi
divisi (tim kerja), adanya multitafsir terhadap suatu (Mathis & Jackson, 1997). Dalam lingkup organisasi,
laporan atau informasi yang disampaikan sehingga di mana di dalamnya terdapat beberapa kelompok
hal tersebut berdampak pada adanya pelanggaran kerja dalam bentuk departemen atau divisi, maka
SOP. Selain itu faktor kesenjangan pendidikan antar perusahaan dapat memberikan suatu pelatihan ke-
karyawan juga kerap menimbulkan perbedaan pola mampuan berkomunikasi yang tentunya dapat mem-
pikir karena hal ini menyangkut pengetahuan yang beri pengaruh pada tiap inidividu, sehingga dapat
dimiliki oleh setiap individu, diantaranya adalah memfasilitasi timbulnya komunikasi yang efektif
perbedaan cara pengerjaan project yang dilakukan antar bagian didalam organisasi tersebut (Gibson &
oleh beberapa orang dalam satu kelompok kerja. Donelly, 2006). Selain itu, dasar pemberian pelatihan
Sebenarnya perbedaan tersebut sangat wajar dan ini adalah ketika kemampuan seseorang untuk
dapat dimaklumi, namun anehnya justru sering melakukan suatu pekerjaan terbatas karena kurang-
memicu terjadinya kesalahfahaman yang mengaki- nya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki,
batkan adanya kesenjangan komunikasi. Dengan pelatihan memungkinkan sebagai suatu cara untuk
permasalahan tersebut maka, diperlukan sebuah menjembatani kesenjangan tersebut (Silberman,
treatment atau pelatihan komunikasi untuk me- 2006).
ningkatkan efektivitas tim. Seperti yang telah diketahui bahwasanya per-
Komunikasi yang efektif menginformasikan masalahan yang ada di PT. CTU adalah ditemukannya
dengan tujuan mendidik karyawan di semua ting- kondisi kerja yang kurang kondusif, yaitu kualitas
katan dan memotivasi mereka untuk mendukung komunikasi yang kurang berjalan efektif. Oleh karena
strategi perusahaan (Barrett, 2002). Ini adalah per- itu, untuk menunjukkan dukungan perusahaan ter-
masalahan utama di mana suatu perubahan meru- hadap karyawan, manajemen bermaksud memberi-
pakan hal yang penting untuk diikuti sebagai bagian kan intervensi berupa perbaikan kualitas dalam
dari proses adaptasi lingkungan terkini, karena resis- lingkungan kerjanya. Hal tersebut dirasa sudah tepat
tensi terhadap perubahan adalah salah satu ham- karena fokusnya adalah pada perbaikan kualitas
batan terbesar untuk diatasi. Komunikasi yang ber- komunikasi karyawan PT. CTU sebagai landasan
makna membutuhkan tingkat reorientasi organisasi menciptakan tim kerja yang solid dan efektif. Komu-
kognitif (Vuuren & Elving, 2008), yaitu pemahaman nikasi diartikan sebagai penyampaian suatu informasi
dan penghargaan atas perubahan yang diusulkan. dan pemahaman dengan menggunakan simbol-
Bennebroek-Gravenhorst et al. (2006) menyarankan simbol verbal dan juga nonverbal (Gibson dkk, 2006),
bahwa dengan memaksimalkan peran atasan guna yang dilakukan antara seseorang atau kelompok ter-
meningkatkan kontribusi tenaga kerja untuk peru- hadap orang lain ataupun kelompok lain (Riggio,
bahan yang akan datang, penyampaian informasi di 2000). Lebih lanjut, karena proses komunikasi meli-
dalam organisasi bisnis juga sangatlah penting. batkan dua orang atau lebih, maka bentuk intervensi
Komunikasi pada anggota hingga tim kerja da yang dirasa paling efektif adalah pemberian pelatihan

30 Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


komunikasi efektif. HASIL PENELITIAN
METODE PENELITIAN Efektivitas Tim
Desain Penelitian Deskripsi data penelitian diperoleh
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi berdasarkan pengisian skala efektivitas tim sebelum
eksperimen dengan desain one grup pretest-posttest pelatihan (pretest), setelah pelatihan (posttest), dan
design. Menurut Arikunto (2002), pretest posttest dua minggu setelah pelatihan berlangsung (tindak
one group design adalah penelitian yang dilakukan lanjut).
sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (pretest) Peneliti melakukan pengukuran terhadap
dan sesudah eksperimen (posttest) dengan satu variable efektivitas tim sebanyak tiga kali yaitu
kelompok subjek. Penulis menggunakan design pengukuran sebelum pelatihan (pretest),
penelitian ini karena dirasa cocok dengan judul pengukuran setelah pelatihan dilaksanakan
penelitian yang diambil, dimana pengukuran akan (pretest), dan pengukuran tindak lanjut yakni pada
diberikan di awal penelitian terhadap variabel dua pekan setelah pengukuran pasca tes (pretest).
komunikasi organisasi dan komunikasi efektif kepada Deskripsi data penelitian terkait efektivitas tim
subjek penelitian. Setelah perlakuan berupa pada tiga pengukuran dapat dilihat pada table
pelatihan komunikasi efektif diberikan, pengukuran berikut:
kembali diberikan dengan alat ukut yang sama. Hal Tabel 1. Deskripsi data efektivitas tim
Tahapan Min Max Mean SD
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan Pretest 42 79 69,31 12,758
komunikasi efektif terhadap kelompok eksperimen. Post Test 77 99 85,77 11,607
Tindak Lanjut 80 97 88,00 2,455
Dua pekan setelah pemberian assesmen dan
Berdasarkan pada table 1 diketahui bahwa
pengukuran pasca tes, peneliti memberikan
skor rerata efektivitas tim sebelum pelatihan adalah
pengukuran tindak lanjut kepada subjek penelitian.
69,31, setelah pelatihan adalah 85,77, dan dua pekan
Subjek Penelitian
setelah pelatihan adalah 88.00. Gambaran perubah-
Subjek penelitian ini adalah karyawan PT.
an skor rerata efektivitas tim dapat dilihat pada
CTU Malang. Karyawan yang dipilih menjadi subjek
diagram berikut:
penelitian ini adalah karyawan yang berstatus
sebagai karyawan tetap, kontrak, dan merupakan
bagian atau perwakilan dari semua divisi atau
departemen yang ada di PT CTU. Jumlah subjek
penelitian ini adalah 13 orang yang semuanya
berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 21-30
tahun.
Metode Pengumpulan Data Gambar 1. Perubahan skor rerata efektivitas tim
Metode pengumpulan data dalam penelitian pada pengukuran pre test, post test dan tindak lanjut
ini ialah dengan menggunakan observasi, wawancara, Berdasarkan hasil uji skala terpakai, peneliti
skala efektivitas tim milik Daft (2003), dan skala membuat norma skor efektivitas tim pada subjek
komunikasi efektif milik Jalaluddin (2008). penelitian. Norma disusun dalam lima kategorisasi
Prosedur Intervensi yang mengacu pada rumus perhitungan yang
Intervensi yang diberikan pada penelitian ini dikemukakan oleh Azwar (2012). Adapun lima
adalah pelatihan komunikasi efektif yang mengacu kategorisasi tersebut meliputi (5) sangat tinggi, (4)
pada modul pelatihan yang telah disusun. Pelatihan tinggi, (3) sedang, (2) rendah, dan (1) sangat rendah.
komunikasi efektif terdiri dari 5 sesi, yaitu (1) Berdasarkan pada hasil pengukuran efektivitas
Pembukaan, (2) Komunikasi saling pengertian dapat tim pada prates, pasca tes dan tindak lanjut, maka
menimbulkan kesenangan, (3) Komunikasi dapat perubahan skor efektivitas tim setiap subjek dapat
mempengaruhi sikap dan menimbulkan tindakan, (4) dilihat pada gambar berikut:
Komunikasi dapat meningkatkan hubungan sosial, (5)
Penutupan.
Teknik Analisi Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk
menguji hipotesis adalah uji Paired Sample T Test
untuk mengetahui adanya perbedaan antara
sebelum diberikan perlakuan (pretest), sesudah Gambar 2. Perbandingan skor efektivitas tim subjek
perlakuan (posttest) dan tindak lanjut (follow up). pada pengukuran prates, post test dan tindak lanjut.

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN 31


Komunikasi Efektif an perubahan yang terjadi antar pasca tes hingga
Peneliti juga melakukan pengukuran terhadap tindak lanjut tidak terlalu mencolok. Meski begitu
variable komunikasi efektif sebanyak tiga kali yaitu pengukuran ini akhirnya dapat disimpulkan bahwa-
pengukuarn sebelum pelatihan (prates/pretest), setelah sanya terdapat perubahan secara signifikan dari
pelatihan (pasca tes/post test), dan dua pekan setelah saat sebelum diberikan pelatihan hingga pasca
pelatihan dilaksanakan (tindak lanjut). Skor komunikasi diberikannya pelatihan komunikasi efektif.
efektif sebelum intervensi dibandingkan dengan skor Hasil Uji Hipotesis
komunikasi efektif setelah intervensi dan dua pekan Hipotesis penelitian ini diuji menggunakan
setelah intervensi diberikan adalah untuk mengetahui Paired Sample T Test dengan menganalisis data
ada atau tidaknya perubahan. Berikut deskripsi data pengukuran sebelum dan sesudah pelatihan. Uji
penelitian komunikasi efektif pada tiga pengukuran pertama dilakukan dengan melakukan perbandiang
dapat dilihat di bawah. skor rata-rata efektivitas tim sebelum dan sesudah
Tabel 2. Deskripsi data komunikasi efektif pelatihan. Adapun hasilnya dapat diliht pada table
berikut:
Tabel 3. Data deskriptif efektivitas tim prates dan
pasca tes
Tahapan N Mean SD
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat pe- Pretest 13 69,31 12,758
rubahan nilai rata-rata komunikasi efektif pada karya- Post Test 13 85,77 11,607
wan PT CTU Malang setelah mendapatkan pelatihan.
Berdasarkan pada table di atas diketahui bahwa skor Tabel 3 menunjukkan bahwa skor rata-rata
rerata komunikasi efektif sebelum pelatihan adalah efektivitas tim sebelum pelatihan adalah 69,30
93,23, setelah pelatihan 105,23, dan dua pekan sete- dengan nilai standar deviasi 12,758 dan meningkat
lahnya adalah 111,38. Gambaran perubahan skor setelah pelatihan. Skor rata-rata efektivitas tim
reratanya: setelah pelatihan adalah 85,77 dengan standar
deviasi 11,607. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan skor rata-rata efektivitas tim sebelum
dan setelah pelatihan komunikasi efektif, yang
berarti skor rata-rata efektivitas tim setelah
intervensi lebih tinggi dibandingkan sebelum
intervensi (85,77>69,31). Selanjutnya adalah hasil
Gambar 3. Perubahan skor rerata komunikasi efektif pengukuran sebelum dan setelah pelatihan juga
pada pengukuran prates, pasca tes dan tindak lanjut diuji menggunakan Paired Sample T Test dengan
Adapun hasil pengukuran tindak lanjut menun- hasilnya sebagai berikut:
jukkan bahwa rata-rata mengalami peningkatan pada Tabel 4. Hasil uji Paired Sample T Test efektivitas
subjek penelitian, namun secara kategorisasi tidak ada tim prates dan pasca tes
perubahan. Berdasarkan pada hasil pengukuran komu- Pra-Pasca tes
nikasi efektif pada prates, pasca tes dan tindak lanjut, t -4,652
maka perubahan skor komunikasi setiap subjek dapat Sig. (2-tailed) 0,001
dilihat pada gambar berikut:
Berdasarkan pada table di atas diketahui
bahwa analisa antara skor prates dan pasca tes
menunjukkan statistik hitung (t)= -4,652. Penelitian
ini sebelum diuji menggunakan Paired Sample T
Test, terlebih dahulu harus melalui uji normalitas
One Sample Kolmogorov Smirnov Test untuk
mengetahui nilai residual bernilai normal atau
tidak, karena syarat penggunaan Paired Sample T
Gambar 4. Perbandingan skor komunikasi efektif subjek Test harus memiliki residual bernilai normal. Dari
pada pengukuran prates, post test dan tindak lanjut. uji satu sampel tersebut didapati nilai signifikansi
Gambar 2 menunjukkan bahwa skor efektivitas prates adalah 0,125>0,05, pasca tes 0,131>0,05
tim subjek secara rata-rata mengalami peningkatan dan tindak lanjut 0,200>0,05. Setelah memenuhi
yang signifikan mulai pengukuran pasca tes (post test) syarat uji normalitas dan mendapatkan residual
hingga pengukuran tindak lanjutnya, meskipun demiki- bernilai normal maka uji hipotesis dua sample ber-

32 Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


pasangan dengan Paired Sample T Test dapat dilaku- terdiri dari dua orang atau lebih yang saling ber-
kan dengan memperoleh nilai Sig. (2-tailed) adalah interaksi, berkoordinasi dan bersinergi untuk menye-
0,001<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis lesaikan sebuah tugas (Daft, 2003). Dan faktor efek-
dapat diterima, yang artinya pelatihan komunikasi tivitas tim akan sangat menentukan suatu
efektif berpengaruh dalam meningkatkan efektivitas pencapaian-pencapaian tertentu. Hackman dan
tim di PT CTU Malang. Wageman (2005) menyarankan bahwa efektivitas tim
PEMBAHASAN memiliki tiga dimensi: kinerja atau hasil tugas tim,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk me- proses-proses sosial yang berdampak pada pemak-
ngetahui pengaruh pelatihan komunikasi efektif da- simalan efektivitas kelompok, dan keberlanjutan
lam meningkatkan efektivitas tim di PT CTU Malang. pengalaman kelompok yang dapat berkontribusi po-
Hsil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis sitif terhadap proses pembelajaran dan kebahagiaan
penelitian dapat diterima, hal ini juga berarti pela- individual anggota tim. Selanjutnya, pembinaan tim
tihan komunikasi efektif secara signifikan dapat me- juga diperlukan untuk membuat suatu tim menjadi
ningkatkan efektivitas tim di PT CTU Malang. Pela- lebih efektif. Hackman dan Wageman (2005) men-
tihan komunikasi efektif dalam penelitian ini menga- definisikan pembinaan atau team training sebagai
cu pada lima dimensi, yaitu pengertian, dapat me- interaksi langsung dengan tim agar pengalokasian
nimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, me- sumber daya untuk menyelesaikan pekerjaan secara
ningkatkan hubungan sosial yang baik dan pada tepat dan terkoordinasi dengan baik. Pembinaan tim
akhirnya menimbulkan suatu tindakan (Jalaluddin, dilakukan sebagai fokus untuk mendukung penca-
2008). Analisa data menunjukkan bahwa skor efek- paian suatu tujuan tim. Namun, karena tujuan tim
tivitas tim meningkat setelah diberikan pelatihan adalah puncak dari kinerja individu, maka pembinaan
komunikasi efektif. tim juga diharapkan dapat memotivasi kinerja baik di
Hasil penelitian terdahulu, yaitu penelitian tingkat individu dan tim dengan definisi tujuan yang
Karina (2012), yang menunjukkan bahwa pelatihan ditetapkan pada tim daripada individu itu sendiri
komunikasi efektif secara signifikan dapat mening- (Mink et al., 1993). Salah satu contoh bentuk
katkan perceived organizational support dan motivasi pembinaan individu yang dapat menunjang hal
kerja karyawannya. Yang artinya variable komunikasi tersebut adalah dengan memiliki aspek komunikasi
efektif tersebut dapat memberikan perngaruh pada efektif. Beberapa elemen dari suatu keterampilan
asumsi adanya perasaan didukung oleh organisasi dalam berkomunikasi yang harus dimiliki adalah:
atau perusahaan dimana hal tersebut secara signi- pertama, kemampuan untuk mampu memberikan
fikan juga meningkatkan motivasi kerja kepada karya- ide dengan jelas, bersifat efektif dan dengan keya-
wan. Sejalan dengan penelitian ini maka pelatihan kinan baik secara lisan maupun tertulis. Kedua,
komunikasi efektif juga dapat memberikan kontribusi kemampuan untuk menerjemahkan pesan nonverbal.
dalam meningkatkan efektivitas pada tim kerja di PT Dan ketiga, kemampuan untuk mengimplementasi-
CTU Malang, karena sebagaimana dikutip dari kan keterampilan dalam mendengarkan aktif dan
Permatasari (2007), jika anggota tim tidak mampu kemampuan untuk dapat merespon dengan baik.
berkomunikasi dengan efektif, maka secara tidak Keempat, kemampuan untuk melakukan presentasi
langsung akan memungkinkan timbulnya konflik di dengan jelas dan dapat meyakinkan audience atau
dalam tim. Oleh karena itu komunikasi pada anggota orang lain.
hingga tim kerja dalam suatu organisasi merupakan Efektivitas tim dapat diraih dengan adanya
aspek yang krusial, adanya komunikasi yang efektif komunikasi yang efektif antar masing-masing ang-
antar karyawan akan meningkatkan kemampuan gota tim. Becker dan Eckdom (1980) (dalam Emanuel,
kerjanya, sehingga memberikan dampak positif pada 2005) mengindikasikan bahwa beberapa keteram-
kinerja suatu organisasi menjadi lebih baik. pilan berkomunikasi lebih penting untuk keberhasilan
Keterkaitan antara komunikasi efektif dengan kinerja pekerjaan dibandingkan dengan keterampilan teknis
karyawan dapat ditinjau pada penelitian Rajhans tertentu. Harrel dan Harrel, 1984 (dalam Emanuel,
(2012) yang meneliti mengenai komunikasi dan 2005) juga menyatakan bahwa tidak ada keahlian
kinerja di perusahaan Vanaz, diitemukan bahwa yang lebih penting untuk karir yang sukses dalam
Vanaz mengimplementasikan berbagai cara efektif bsinis daripada komunikasi yang baik. Karywan PT
dalam komunikasi organisasi yang berkontribusi CTU banyak berkutat dengan teknologi, sehingga hal
untuk memotivasi karyawan dan meningkatkan inilah yang banyak mempengaruhi cara berkomuni-
kinerja mereka serta loyalty pada perusahaan. kasi antar personalnya. Berdasarkan pengamatan,
Tim merupakan sebuah unit yang didalamnya terdapat beberapa karyawan yang secaahkan ada

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN 33


yang kesehariannya hanya menyendiri dan tidak vitas sehari-hari saat berinteraksi secara sosial
menjalin banyak interaksi sosial karena telah terbiasa dengan orang lain, sehingga tidak selalu hanya di-
hidup dalam dunianya sendiri. Dan hasilnya adalah terapkan di dalam dunia kerja saja. Trainer menyam-
ketika ada orang lain yang menghampirinya untuk paikan bahwasanya terdapat 4 uraian dalam teknik
berinteraksi, subjek cenderung menjawab sekenanya tersebut antara lain penggunaan bahasa, empati, ke-
serta tampak kurang bisa menyatu di dalam pem- tajaman atau kejelasan pesan, dan bersedia me-
bicaraan yang sedang berlangsung. Hal-hal tersebut nerima umpan balik (feedback). Bahasa, teknik ini
disebut hal biasa bagi beberapa karyawan yang telah adalah dasar dari konsep komunikasi bahwasanya
lama berada di perusahaan itu karena memang penggunaan bahasa akan sangat menentukan ter-
budaya kerja yang sudah terjadi selama ini karyawan hadap suatu penyampaian pesan yang terkandung
lebih nyaman berada pada lingkungan divisinya saja dalam komunikasi tersebut. Namun sebelum itu kita
daripada harus keluar berinteraksi sosial lintas divisi. sebagai pengirim pesan harus paham betul dengan
Selain itu kolaborasi tim yang ada didalam PT CTU ini siapa kita sedang atau akan berinteraksi, hal itu di-
cenderung standard dan bisa dibilang kurang lancar maksudkan untuk menyetarakan frekuensi dalam
di dalam komunikasi internalnya sesama karyawan suatu hubungan komunikasi agar pesan yang disam-
maupun karyawan dengan atasan di dalam satu paikan dapat diterima sepenuhnya oleh si penerima
departemen atau biasa disebut tim kerja. Masalah- pesan. Yang kedua adalah empati, dalam aspek ini
masalah yang dapat ditemui adalah masalah infor- selain kesadaran untuk mampu menempatkan diri
masi yang diberikan oleh atasan terkadang kurang sebagai penerima pesan, kita juga harus mampu
jelas atau kurang detail dan tidak memberikan memahami kondisi psikologis atau keadaannya.
keterangan lebih lanjut, adanya perbedaan pendapat Sehingga tidak serta merta kita hanya mengirimkan
dan pandangan terhadap suatu hal hingga berujung pesan dan tidak perduli bagaimana kondisi si pene-
perdebatan, adanya pihak yang melakukan penga- rima pesannya, karena hal itu akan menurunkan kre-
duan kepada atasan tentang karyawan tertentu dan dibilitas kita dan dapat berdampak pada tersen-
pihak yang diadukan tidak melakukan klarifikasi, datnya penyampaian pesan dikemudian hari karena
kesalahpahaman antar karyawan dalam lingkungan adanya repport yang kurang baik. Ketiga adalah
atau divisi (tim kerja), adanya multitafsir terhadap ketajaman atau kejelasan pesan, hal ini penting
suatu laporan atau informasi yang disampaikan karena menyangkut muatan daripada pesan yang
sehingga hal tersebut berdampak pada adanya ingin disampaikan. Apabila pesan sudah disampaikan
pelanggaran SOP. Didasarkan pada hal tersebut dengan Bahasa yang jelas tentunya akan mempemu-
karyawan PT CTU Malang dirasa layak diberikan dah penerima untuk mencerna maksud dari pesan
suatu pelatihan sebagai bentuk upaya meningkatkan yang ingin disampaikan. Dan yang terakhir adalah
komunikasi efektif untuk mendapatkan efektivtas di bersedia menerima umpan balik atau feedback. Dari
dalam tim. semua pesan yang disampaikan kepada penerima
Baret (2002) menyatakan bahwa komunikasi tidak semuanya akan kembali secara cepat dan po-
yang efektif menginformasikan dengan tujuan men- sitif, namun kita harus siap dengan segala keada-
didik karyawan di semua tingkatan dan memotivasi annya termasuk penolakan atau sebuah sanggahan.
mereka untuk mendukung strategi perusahaan. Selanjutnya trainer juga memberikan pen-
Sedangkan menurut Vuuren dan Elving (2008), jelasan bahwasanya dalam suatu tim, harus mampu
komunikasi yang bermakna membutuhkan tingkat menjiwai peran yang diamanahkan kepadanya, tidak
reorientasi organisasi kognitif yaitu pemahaman dan pandang usia atau strata, masing-masing anggota
penghargaan atas perubahan yang diusulkan. harus mampu saling menghargai dan menghormati
Bennebroek-Gravenhorst et al. (2006) juga menya- rekan kerjanya. Tidak ada pembedaan kapasitas
rankan bahwa dengan memaksimalkan peran atasan peran, semua anggota tim harus selalu fokus pada
guna meningkatkan kontribusi tenaga kerja untuk pe- peran yang telah diberikan oleh atasannya karena
rubahan yang akan datang, penyampaian informasi di dalam pembagian tugasnya pasti seorang leader
dalam organisasi bisnis juga sangatlah penting. (atasan) telah memiliki gambaran umum kompetensi
Kegiatan pelatihan komunikasi efektif sudah dari seluruh anggotanya sehingga diberikanlah peran
berlangsung, review materi yang diperoleh peserta tersebut yang sesuai dengan kemampuannya.
pada sesi kedua yaitu komunikasi saling pengertian Gesekan (konflik) dalam tim muncul seringkali diawali
dapat menimbulkan kesenangan. Dalam sesi ini trai- dari ego orang-orang di dalam tim tersebut, salah sa-
ner memberikan materi terkait teknik komunikasi tunya merasa paling mampu, paling senior dan sikap
efektif. Teknik tersebut dapat diterapkan dalam akti- meremehkan rekan kerjanya. Oleh karenanya dengan

34 Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


adanya komunikasi yang terus dijalin dalam koor- kan dapat membantu karyawan PT CTU Malang un-
dinasi tugas tersebut sangat diharapkan mampu tuk meningkatkan kemampun komunikasi efektifnya
menjaga stabilitas tim tersebut bahwasanya dalam sehingga dapat meningkatkan efektivitas tim kerja di
tim membutuhkan kedewasaan dalam berpikir, kere- masing-masing posisi di dalam perusahaan. Selain itu,
laan untuk menerima keputusan, sikap saling respek dasar dari pemberian pelatihan ini adalah tatkala
untuk bekerja atau menjalankan tugas, serta keper- kemampuan seseorang untuk melakukan suatu
cayaan bahwa apa yang diperintahkan oleh seorang pekerjaan terbatas karena kurangnya pengetahuan
atasan semata-mata adalah untuk kebutuhan dan atau keterampilan yang dimiliki, pelatihan adalah
kebaikan tim tersebut. salah satu cara yang memungkinkan untuk men-
Dalam sesi ketiga adalah komunikasi dapat jembatani kesenjangan tersebut (Silberman, 2006).
mempengaruhi sikap dan menimbulkan tindakan. Pelatihan merupakan suatu proses di mana orang-
Dalam sesi ini trainer menjelaskan bahwasanya sikap, orang akan memperoleh upgrading atau kemampuan
perilaku atau tindakan dapat dipengaruhi oleh yang dapat membantu dalam pencapaian tujuan
komunikasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia organisasi (Mathis & Jackson, 1997). Dalam lingkup
perilaku adalah bentuk tanggapan atau reaksi indi- suatu organisasi, di mana di dalamnya didapati be-
vidu terhadap rangsangan atau lingkungan. Jadi, berapa kelompok kerja dalam bentuk seperti depar-
perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang temen atau divisi, maka perusahaan dapat mem-
dimiliki manusia yang dilakukan karena adanya berikan suatu pelatihan kemampuan berkomunikasi
faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yang tentunya dapat memberikan pengaruh bagi
adalah faktor sosial dan situasional yang membentuk setiap inidividu (karyawan), sehingga dapat memfa-
perilaku (Ross, 2007). Faktor sosial dalam hal ini silitasi muncullnya komunikasi yang efektif antar ba-
adalah tentang interaksi sosial manusia dimana pro- gian di dalam organisasi tersebut (Gibson & Donelly,
ses sosial tersebut terbentuk di dalam lingkungan 2006).
berupa percakapan atau hal lainnya yang memung- Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan
kinkan manusia saling bertukar informasi atau komunikasi efektif memberikan pengaruh signifkan
pengetahuan sehingga berdampak pada perkem- terhadap tingkat keefektifan tim di PT CTU Malang.
bangan kognitif yang dapat berpengaruh pada Hal ini konsisten dnegan analisis yang menunjukkan
muncul atau adanya perubahan pola perilaku hingga bahwa pelatihan komunikasi efektif juga memberikan
tindakan-tindakan tertentu. Komunikasi merupakan pengaruh secara signifikan terhadap komunikasi
salah satu alasan terjadinya pertukaran informasi efektif pada karyawan.
yang dapat mempengaruhi perilaku tersebut, selain SIMPULAN DAN SARAN
itu juga dapat mempengaruhi aspek psikologis Simpulan
lainnya seperti munculnya perasaan senang, nyaman, Hasil dari analisis data dan pembahasan yang
marah, sedih dan lain sebagainya dimana hal-hal telah dilakukan dalam penelitian ini berhasil menun-
tersebut tentunya akan berdampak langsung pada jukkan bahwa ditemukan perbedaan efektivitas tim
munculnya perilaku yang dimanifestasikan dari sebelum dan sesudah mendapatkan pelatihan komu-
keadaan psikologisnya. nikasi efektif. Selanjutnya, berdasarkan pada hasil uji
Dan pada sesi terakhir yaitu yang keempat hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa pela-
adalah komunikasi dapat meningkatkan hubungan tihan komunikasi efektif mampu secara signifikan
sosial. Dalam sesi akhir ini trainer mempertegas meningkatkan tingkat efektivitas tim di PT CTU
tentang peranan penting komunikasi sebagai lan- Malang.
dasan utama dalam meningkatkan efektivitas tim. Saran
Dengan adanya komunikasi yang efektif diharapkan Terdapat berberapa hal di mana peneliti da-
dapat mendorong kerjasama, persesuaian (ako- pat sarankan berdasarkan pada penelitian yang telah
modasi), perpaduan, akulturasi dan disosiatif antar dilakukan. Yang pertama, bagi PT. CTU, khususnya
masing-masing individu sehingga perbedaan yang bagian Human Resource Development agar dapat
ada bukalah menjadi kesenjangan dalam kolaborasi, memberikan pelatihan komunikasi efektif secara
justru sebaliknya semakin padu karena komunikasi berkala kepada karyawan atau divisi-divisi di dalam
merupakan landasan dasar penyampaian informasi organisasi yang terindikasi memiliki efektivitas yang
antara pihak satu dengan lainnya sehingga keter- rendah. Pihak perusahaan juga dapat menggunakan
bukaan dan kejelasan berkomunikasi tercapai dalam modul pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini
suatu tim kerja. dengan melakukan penyesuaian dengan kebutuhan
Seluruh materi yang telah diberikan diharap- serta kesanggupan organisasi.

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN 35


Kedua, bagi karyawan agar dapat mengiden- 6. Daft L, Richard. 2003. Manajemen. Jakarta:
tifikasi seberapa kekurangan dirinya dalam memberi- Erlangga
kan kontribusi di dalam timnya, sehingga karyawan 7. Emanuel, K. 2005. Analisis Kandungan Informasi
mampu memunculkan solusi mandiri dengan aktif Stock Split yang Dilakukan oleh Perusahaan Ber-
terlibat dalam komunikasi dan interaksi sosial di tumbuh dan Tidak Bertumbuh. Jurnal Ekonomi &
dalam tim kerjanya. Selain itu, karyawan hendaknya Bisnis Indonesia (Journal of Indonesian Economy
dapat menginternalisasikan visi perusahaan dan me- & Business) Vol 20 No 1.
nyelaraskannya dengan visi pribadi sehingga karya- 8. Gibson.J.L, Donnelly. J.H, Ivancevich. M.J. 2006.
wan dapat lebih memaknai pentingnya kontribusi Perilaku organisasi. Ahli Bahasa Diana Angelica,
setiap individu didalam tim untuk meraih tujuan dari dkk. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
organisasi. 9. Hackman, J.R. & Wageman, R. 2005. A Theory of
Ketiga, bagi peneliti selanjutnya apabila ter- Team Coaching. The Academy of Management
tarik dengan penelitian dengan tema efektivitas di- Review, 30: 269 – 287
sarankan agar dapat menguji dengan bentuk inter- 10. Hitt, M. A., Ireland, R. D., & Hoskisson, R. E.
vensi psikologis yang berbeda untuk meningkatkan (2011). Strategic management and startegic com
efektivitas tim. Peneliti selanjutnya juga disarankan petitiveness. strategic management: Competi-
untuk menguji pengaruh pelatihan komunikasi efektif tiveness and Globalization: Concepts. https://
terhadap efektivitas tim pada kelompok eksperimen doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.
dan kelompok kontrol. Hal ini bertujuan untuk 11. Jalaludin Rakhmat. 2008. Psikologi Komunikasi,
melihat perbedaan perubahan efektivitas tim pada edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
subjek yang mendapatkan pelatihan dengan yang 12. Mink, O.G., Owen, K.Q. and Mink, B.P. 1993.
tidak mendapatkan pelatihan. Selanjutnya, peneliti Developing High-Performance People: The Art of
sebaiknya juga mengukur perubahan tingkat efek- Coaching, Addison-Wesley Publishing Company
tivitas tim dengan rentang waktu di atas dua pekan Inc, Reading, MA.
untuk mengetahui pengaruh intervensi dalam waktu 13. Permatasari, N. 2007. Pengaruh ketrampilan in-
yang lebih lama, juga untuk melihat keajegan dari terpersonal terhadap efektivitas tim kerja di Cor-
pengaruh komunikasi efektif yang telah diberikan. porate Information System & Technology PT As-
Dan yang terakhir, peneliti selanjutnya juga diharap- tra Internasional Tbk. Tesis. Jakarta: Unika
kan mampu memastikan perihal kesediaan pihak Atmajaya.
organisasi dalam melibatkan karyawan selama proses 14. Rajhans, K. 2012. Effective organizational com-
penelitian, dimana hal ini akan sangat membantu munication: a Key to employee motivationand
peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih luas performance.interscience management review
dan berkualitas. (IMR) ISSN: 2231-1513,2( 2), 81-85
15. Riggio, R. E. 2000. Introduction to industrial
DAFTAR PUSTAKA organizational psychology, third edition, Printice
1. Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian – Suatu Hall, Upper Saddle River, New Jersey07458
pendekatan praktek, cetakan kedua belas (Edisi 16. Ross, Morrison & Kemp. Designing Effective
revisi V). Jakarta: PT. Rineka Cipta Instruction. 2007. Jonh Wiley & Sons,Inc. USA
2. Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. 17. Sharma. 2009. Importance of soft skills
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. development in education. Diakses dari
3. Barrett, D. J. (2002). Change communication: http://schoolofeducators.com/2009/02/
using strategic employee communication to importance-of-soft-skills-development-in-
facilitate major change. Corporate Communi- education/ pada tanggal 22 Agustus 2019
cations: An International Journal, 7(4),219-231. 18. Silberman, M. L. 2006. Active learning 101 cara
4. Bennebroek-Gravenhorst, K., Elving, K., & belajar siswa aktif. Bandung: Nuansa
Werkman, R. 2006. Test and application of the 19. Vuuren, M. V & Elving, W. J. L 2008. Commu-
communication and organizational change nication, sensemaking and change as a chord of
questionnaire. Paper presented at the annual three strands. Practical implications and a re-
meeting of the International Communication search agenda for communicating organiza-
Association, Dresden, Germany, June. tional change. Corporate Communications: An
5. Cummings, T.G. & Worley, C.G. (2005). International Journal Emerald Group. P.349-359
Organization Development and Change. 6th Ed. 20. Mathis, L & Jackson, J, H. 2006. Human resource
South-Western: College Publishing management. Jakarta: Salemba Empat

36 Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN

View publication stats

You might also like