You are on page 1of 12

Jurnal Medika

Husada E- ISSN : 2829-288X


P -ISSN : 2829-2871
Vol. 3 Nomor 1, 2023

Pengaruh Akreditasi Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan


Rumah Sakit
Solehudin
Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia Maju

Sancka Stella Ganiasnda Sihura


Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia Maju

Alamat: Jl. Harapan No.50, RT.2/RW.7, Lenteng Agung, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12610;Telepon: (021) 78894043
Korespondensi penulis: solehsolehudin412@gmail.com

Abstract.
Hospital accreditation is one way to assess the quality of hospital services. Improving the
quality of hospital services is very important, as hospitals provide the most critical and
dangerous services in the healthcare system, and their target activity is human life. The
aim of this research was to determine the influence of accreditation on the improvement
of service quality after the Covid-19 pandemic. The research used a quantitative method
with a cross-sectional approach. The data used in this research were secondary data. The
research was conducted at Depok Private Hospital from January to March 2022. The
data analysis used the General Linear Model Repeated Measure statistical test.
The results of the study showed that the value of hospital service quality based on the
Greenhouse-Geisser sig 0.035 < 0.05. Thus, it can be said that accreditation affects the
quality of hospital services with a trend of increasing service quality values from January
to December 2022.
The conclusion of the study is that the quality of service in hospitals after the Covid-19
pandemic has changed. There are differences in service quality values every month.
Service quality tends to improve during the year 2022.

Keywords: Accreditation, Service Quality, Hospital

Abstrak.
Akreditasi rumah sakit merupakan salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan rumah
sakit. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit merupakan hal yang sangat penting,
karena rumah sakit memberikan pelayanan yang paling kritis dan berbahaya dalam sistem
pelayanan dan sasaran kegiatannya adalah jiwa manusia. Tujuan penelitian yaitu
mengetahui adanya pengaruh akreditasi terhadap peningkatan mutu pelayanan setelah
pandemi Covid-19.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional.
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Penelitian dilaksanakan di

25
Jurnal Medika Husada, Vol. 3 No.1 Tahun 2023, Page 25-36

Rumah Sakit Swasta Depok mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2022. Analisis
data penelitian menggunakan uji statistik General Linear Model Repeated Measure.
Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai mutu pelayanan rumah sakit berdasarkan
Greenhouse-Geisser sig 0,035 < 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa akreditasi
mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit dengan trend nilai mutu pelayanan cenderung
mengalami kenaikan dari bulan Januari sampai Desember tahun 2022.
Kesimpulan penelitian yaitu mutu pelayanan di rumah sakit setelah masa pandemi Covid-
19 mengalami perubahan. Terdapat perbedaan nilai mutu pada setiap bulan. Mutu
pelayanan cenderung mengalami peningkatan selama satu tahun 2022.

Kata kunci: Akreditasi, Mutu Pelayanan, Rumah Sakit.

LATAR BELAKANG
Naskah System Kesehatan Nasional (SKN), yaitu suatu tatanan yang
mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai
derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (Budiono, 2016). Fajriah
(2021) menjelaskan bahwa pelayanan merupakan kegiatan yang memberikan jasa baik
komersial maupun non komersial. Namun, dalam praktiknya, sering kali terdapat
perbedaan antara layanan yang ditawarkan oleh komersial dan nonprofit. Layanan yang
diberikan oleh lembaga komersial biasanya berbasis keuntungan, dan layanan ini
biasanya dikelola oleh sektor swasta. Laksono et al., (2016) menjelaskan bahwa
aksesibilitas pelayanan kesehatan adalah kemampuan setiap orang untuk mengakses
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhannya. Mustofa (2018) menjelaskan bahwa
penjaminan mutu adalah prioritas utama bagi semua rumah sakit dan sekarang terutama
digunakan sebagai tolok ukur kompetitif bagi rumah sakit, karena kepuasan pelanggan
ditentukan oleh kualitas produk dan layanan yang diinginkan konsumen dan pelanggan.
Keperawatan merupakan garda terdepan dalam pelayanan rumah sakit, dan perawat selalu
dekat dengan pasien 24 jam sehari, sehingga perawat berperan dominan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan untuk memuaskan pelanggan/konsumen(Solehudin,
2022).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan keselamatan pasien sebagai
tidak adanya bahaya yang dapat dicegah pada pasien selama proses perawatan kesehatan
dan pengurangan risiko bahaya yang tidak perlu terkait dengan perawatan kesehatan
hingga batas minimum yang dapat diterima(Eglseer et al., 2020). Mutu Pelayanan

26
Jurnal Medika Husada, Vol. 3 No.1 Tahun 2023, Page 25-36

Kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan untuk individu dan masyarakat yang dapat
meningkatkan luaran kesehatan yang optimal, diberikan sesuai dengan standar pelayanan,
dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta untuk memenuhi hak dan kewajiban
pasien. Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut Indikator
Mutu adalah tolok ukur yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan mutu
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara berkesinambungan, Puskesmas,
Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan UTD wajib melakukan pengukuran dan
evaluasi mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan Indikator Mutu (Kemenkes RI, 2019).
Mutu pelayanan keperawatan adalah derajat yang memberikan pelayanan secara
efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang dilaksanakan
secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien yang diberikan oleh perawat.
Pelayanan berkualitas yang memberikan suatu jasa pelayanan keperawatan yang benar-
benar sesuai dengan kebutuhan pasien dan menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan (Butar-butar & Simamora, 2016). Bombard, et. al ( 2018) menyampaikan
bahwa dalam memberikan sebuah layanan yang optimal, maka semua elemen pendukung
di Rumah Sakit harus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk di
dalamnya adalah perawat. Hakikatnya, hasil mutu dan kualitas layanan akan
menghadirkan kepuasan, karena kepuasan erat kaitannya dengan peningkatan pelayanan.
Semakin excellent pelayanan yang diberikan kepada pasien maka makin tinggi pula
tingkat kepuasan pasien. Pasien tentunya terlibat dalam pengukuran kepuasan terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan melalui pengalaman yang dialaminya (Kartika et al.,
2022).
Akreditasi rumah sakit merupakan salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan
rumah sakit. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit merupakan hal yang sangat
penting, karena rumah sakit memberikan pelayanan yang paling kritis dan berbahaya
dalam sistem pelayanan dan sasaran kegiatannya adalah jiwa manusia. Dasar hukum
pelaksanaan akriditas tentang Sakit selain UU No. 23 tahun 19 I kesehatan adalah
Permenkes No. 159 tanun 1988 yang mengaturtentang akreditasi rumah sakit.
S.K.Menkes No. 436193 tentang berlakunya standar pelayanan rumah sakit dan
pelayanan medik dan S.K.Dirjen YanMedik No YM.02.03.3.5.2626 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan lainnya (Munthe, 2019).

27
Jurnal Medika Husada, Vol. 3 No.1 Tahun 2023, Page 25-36

Menurut peneliti, Pandemi COVID-19 telah berdampak pada mutu pelayanan


rumah sakit yaitu keterbatasan sumber daya: Pandemi COVID-19 mengakibatkan
peningkatan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan medis, sehingga menempatkan
tekanan yang besar pada sistem perawatan kesehatan. Hal ini mengakibatkan keterbatasan
sumber daya, termasuk perlengkapan medis, obat-obatan, dan tenaga medis yang tersedia
untuk memberikan perawatan yang optimal bagi pasien. Rumah sakit menjadi lingkungan
yang rentan terhadap penyebaran COVID-19, yang dapat mempengaruhi pasien dan staf
medis. Untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19, banyak rumah sakit telah
membatasi kunjungan dari keluarga dan teman pasien. Meskipun tindakan ini dilakukan
untuk melindungi pasien dan staf medis, pembatasan kunjungan dapat mempengaruhi
aspek psikologis pasien dan keluarga, serta dapat mempersulit komunikasi antara pasien
dan dokter. Rumah sakit di beberapa negara mengalami peningkatan beban kerja selama
pandemi COVID-19, yang dapat mengakibatkan peningkatan kelelahan pada staf medis,
dan berdampak pada mutu pelayanan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh akreditasi terhadap mutu
pelayanan rumah sakit setelah masa pandemi Covid 19

KAJIAN TEORITIS
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur,
proses, dan outcome sistem pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS juga
dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan
dan tingkat efisiensi RS (Pratama, 2019). Keselamatan Indikator Mutu di Rumah Sakit
terdiri atas: kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri,
kepatuhan identifikasi pasien, waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi, waktu
tunggu rawat jalan, penundaan operasi elektif, kepatuhan waktu visite dokter, pelaporan
hasil kritis laboratorium, kepatuhan penggunaan formularium nasional, kepatuhan
terhadap alur klinis (clinical pathway), kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh,
kecepatan waktu tanggap komplain, dan kepuasan pasien (Kemenkes RI, 2019). Indikator
mutu pelayanan dibuat untuk memenuhi atau melampaui harapan pasien, sehingga perlu
perbaikan terus- menerus dan berkelanjutan (Kartika et al., 2022).
Akreditasi Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Akreditasi adalah pengakuan
terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit
telah memenuhi Standar Akreditasi. Standar Akreditasi adalah pedoman yang berisi

28
Jurnal Medika Husada, Vol. 3 No.1 Tahun 2023, Page 25-36

tingkat pencapaian yang harus dipenuhi oleh rumah sakit dalam meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien. Akreditasi bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit dan melindungi keselamatan pasien Rumah Sakit, meningkatkan
perlindungan bagi masyarakat, sumber daya manusia di Rumah Sakit dan Rumah Sakit
sebagai institusi, mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan, dan
meningkatkan profesionalisme Rumah Sakit Indonesia di mata Internasional
(Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Salah satu upaya pemerintah untuk mendorong agar rumah sakit mengutamakan
pelayanan, keselamatan dan perlindungan kepada masyarakat adalah dengan mewajibkan
rumah sakit untuk melakukan akreditasi (Permenkes 012 th 2012). Menurut Permenkes
012 tahun 2012, akreditasi adalah pengakuan yang diberikan kepada rumah sakit karena
telah berupaya meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan. Pengakuan ini
diberikan oleh lembaga independen yang bertugas melakukan akreditasi dan sudah
memperoleh pengakuan dari Menteri Kesehatan. Lembaga independen yang bertugas
melakukan akreditasi terhadap rumah sakit di Indonesia adalah Komisi Akreditasi Rumah
sakit (KARS) (Mandawati et al., 2018). Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia
dilaksanakan untuk menilai kepatuhan rumah sakit terhadap standar akreditasi. Hipotesis
dalam penelitian ini

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan pendekatan Cross


Sectional dengan menggunakan data sekunder berupa nilai indikator mutu rumah sakit
tahun 2022. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Swasta Depok mulai bulan Januari
sampai dengan Maret 2023. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Generalized Linear Model (GLM) Repeated Measure, merupakan salah satu perluasan
dari regresi linear yang tidak memerlukan asumsi tertentu. Generalized Linear Model
(GLM) dapat mengetahui hubungan sebab-akibat atau pengaruh variabel independen
terhadap dependen.

29
Jurnal Medika Husada, Vol. 3 No.1 Tahun 2023, Page 25-36

HASIL DAN PEMBAHASAN

Asumsi dasar pengambilan keputusan dari hipotesis penelitian dijelaskan pada tabel
dibawah ini:

Tabel 1. Mauchly's Test of Sphericity


Measure: Mutu
Within Mauchly's Approx. df Sig. Epsilon
Subjects W Chi- Greenhouse- Huynh- Lower-
Effect Square Geisser Feldt bound
Waktu 0,324 62,35 65 0,002 0,608 0,296 0,091

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai sig. 0,002 < 0,05 maka disimpulkan bahwa data
penelitian tidak memenuhi asumsi kesamaan varians Sphericity. Oleh karena itu
pengambilan keputusan dalam uji hipotesis penelitian akan melihat nilai signifikansi
Greenhouse-Geisser pada Test of Within-Subject Effect.

Pengaruh akreditasi terhadap mutu pelayanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. Tests of Within-Subjects Effects


Measure: Mutu
Type III df Mean F Sig.
Sum of Square
Squares
Waktu Sphericity 214,568 11 19,506 0,81 0,03
Assumed
Greenhouse- 214,568 2,288 93,792 0,81 0,035
Geisser
Huynh-Feldt 214,568 3,254 65,935 0,81 0,009
Lower-bound 214,568 1.000 214,568 0,81 0,034
(Waktu) Sphericity 2.119,424 88,000 24,084
Assumed
Greenhouse- 2.119,424 18,302 115,805
Geisser
Huynh-Feldt 2.119,424 26,034 8,410
Lower-bound 2.119,424 8,000 264,928
Diketahui nilai Greenhouse-Geisser sig 0,035 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akreditasi mempengaruhi mutu pelayanan
rumah sakit.

30
Jurnal Medika Husada, Vol. 3 No.1 Tahun 2023, Page 25-36

Perubahan nilai mutu pelayanan dalam satu tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 1. Grafik Nilai Mutu Selama Tahun 2022

Berdasarkan grafik 1 diatas, nilai mutu pelayanan rumah sakit pada bulan Januari berada
di bawah nilai 93%. Pada bulan April mengalami penurunan ke nilai 92%. Sejak April
trend mengalami kenaikan, kecuali pada bulan Oktober secara tiba-tiba turun ke nilai
93%, tapi kemudian naik secara drastis di bulan November dan mengalami kenaikan di
bulan Desember tahun 2022.
Berdasarkan hasil uji statistik nilai mutu pelayanan rumah sakit berdasarkan
Greenhouse-Geisser sig 0,035 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa akreditasi
mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit dengan trend nilai mutu pelayanan cenderung
mengalami kenaikan dari bulan Januari sampai Desember tahun 2022. Hasil penelitian
ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya.
Hasil penelitian Munthe (2019) menjelaskan bahwa meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dirumah sakit sesuai dengan akreditasi di rumah sakit. Program
peningkatan mutu internal dapat dilakukan dengan metode dan teknik yang dipilih dan
ditetapkan oleh rumah sakit. Program peningkatan mutu eksternal dapat dilakukan
melalui akreditasi, sertifikasi ISO dan lain-lain (Munthe, 2019). Hasil penelitian David,
et.al (2020) menjelaskan bahwa akreditasi rumah sakit berdampak positif pada kualitas
layanan. Hasil pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit berdampak adanya perubahan
dari segi pelayanan kepada pasien, alat-alat di Rumah Sakit lebih ditingkatkan atau

31
Jurnal Medika Husada, Vol. 3 No.1 Tahun 2023, Page 25-36

lebih lengkap, sarana dan prasarana yang baik, maka hal ini memberikan rasa nyaman
terhadap fasilitas yang tersedia, dan assesment (penilaian) terhadap individu Sumber
Daya Manusia (SDM), yaitu lebih ditingkatkan dalam hal mutu pelayanan (David et al.,
2020).
Hasil penelitian Huriati, et.al (2022) menyimpulkan bahwa Adapun hal yang
dapat mempengaruhi mutu pelayanan keselamatan di rumah sakit antara lain penerapan
standar akreditasi, penilaian dimensi budaya keselamatan pasien, gaya dan peran
pemimpin dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan, komunikasi tenaga
kesehatan terhadap pasien dan keluarga pasien, serta bagaimana persepsi perawat tentang
budaya keselamatan pasien (Huriati et al., 2022). Penelitian yang dilakukan oleh
Sarasnita, et.al (2021) menyimpulkan bahwa pandemi Covid-19 memiliki dampak yang
signifikan terhadap pelayanan kesehatan rumah sakit di Indonesia. Pada kajian ini
ditemukan beberapa masalah pelayanan kesehatan di masa pandemi Covid-19 di
Indonesia seperti penurunan jumlah pasien, modifikasi pelayanan oleh tenaga kesehatan,
perubahan kualitas pelayanan kesehatan, perubahan penggunaan sarana dan prasarana
rumah sakit, perubahan kualitas pelayanan kesehatan, penambahan beban kerja tenaga
kesehatan, dampak psikologis, dan strategi manajerial bagi pelayanan kesehatan
(Sarasnita et al., 2021).
Sejak pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) melanda di berbagai negara,
pelayanan kesehatan mendapatkan dampak yang cukup signifikan. Berdasarkan laporan
dari WHO, dampak pandemi Covid-19 dirasakan pada pelayanan kesehatan esensial di
90% negara (WHO, 2021). Pada sektor pelayanan kesehatan, kombinasi kondisi pelik
dari menurunnya kapasitas finansial fasilitas layanan kesehatan, rantai distribusi alat
kesehatan dan obat-obatan yang terhambat, serta kebijakan pembatasan kunjungan ini
menyebabkan pelayanan kesehatan mengalami perubahan. Meskipun pemerintah dan
fasilitas kesehatan telah melakukan berbagai mitigasi untuk menjaga kualitas layanan
kesehatan namun masih terdapat dampak negatif pada cakupan utilisasi layanan
kesehatan. Untuk menjamin pelayanan kesehatan yang komprehensif dan tetap menjaga
protokol kesehatan pencegahan Covid-19, rumah sakit telah melakukan serangkaian
upaya mitigasi (Sarasnita et al., 2021).
Tuntutan masyarakat terhadap kesehatan tidak terbatas hanya pada kebutuhan
untuk hidup sehat. Tuntutan masyarakat terhadap kesehatan telah berkembang menuju

32
Jurnal Medika Husada, Vol. 3 No.1 Tahun 2023, Page 25-36

pada kualitas pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan merupakan jaminan bagi
masyarakat untuk memperoleh derajad kesehatan yang optimal (Haryoso & Ayuningtyas,
2019). Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan tujuan akhir pemberian pelayanan
di rumah sakit. Mutu pelayanan adalah kepatuhan terhadap standar dan kode etik profesi
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan kinerjanya sehingga menimbulkan kepuasan
bagi pasien. Pelayanan bermutu adalah pelayanan yang memfasilitasi dan mendukung
partisipasi pasien dan keluarga dalam proses pelayanan (Chanafie et al., 2022). Untuk
mendapatkan pelayanan tersebut diperlukan akreditasi rumah sakit
Akreditasi rumah sakit merupakan salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan
rumah sakit. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit merupakan hal yang sangat
penting, karena rumah sakit memberikan pelayanan yang paling kritis dan berbahaya
dalam sistem pelayanan dan sasaran kegiatannya adalah jiwa manusia (Munthe, 2019).
Kualitas pelayanan kesehatan yang baik dilihat dari akreditasi, sehingga bermanfaat bagi
rumah sakit, pasien dan masyarakat (Mansour et al., 2020). Keberhasilan sebuah
akreditasi dinilai dari komitmen seluruh anggota masyarakat dan pimpinan sumber daya
manusia sehingga keberhasilan akreditasi itu bisa tercapai (Miiandi & Peristiowati, 2022).
Proses akreditasi rumah sakit sebagai proses evaluasi formal dari suatu program, institusi,
atau sistem pendidikan terhadap standar yang ditetapkan oleh badan eksternal untuk
tujuan jaminan dan peningkatan kualitas (Wardhani et al., 2019) (Frank et al., 2020).
Rumah sakit terakreditasi merupakan rumah sakit yang telah memenuhi standar
pelayanan untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit (Kementerian
Kesehatan RI, 2020). Masyarakat bukan hanya menuntut pada kebutuhan untuk hidup
sehat tapi pola pikir masyarakat juga semakin maju dalam memberikan tanggapan dan
tuntutan kepada pelayanan kesehatan agar mereka mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu. Mutu dan keselamatan pasien saat ini merupakan salah satu tuntutan utama
pengguna jasa layanan rumah sakit. Bahkan menjadi salah satu elemen penilaian
akreditasi rumah sakit (Haryoso & Ayuningtyas, 2019). Rumah sakit perlu menerapkan
standar akreditasi agar dapat meningkatkan kepuasaan pasien, keselamatan pasien dan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Rumah sakit perlu melakukan pengelolaan
berbagai standar untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keamanan pasien, standar
keselamatan pasien (Huriati et al., 2022). Rumah sakit yang terakreditasi harus
membudayakan pemberian pelayanan kesehatan berfokus pada pasien dan

33
Jurnal Medika Husada, Vol. 3 No.1 Tahun 2023, Page 25-36

mempertahankan mutu pelayanan (KARS, 2022). Mutu pelayanan yang baik yang
menjamin keselamatan pasien, meningkatkan kepuasan pasien, efisien dan efektif dalam
pembiayaan (Salmond & Echevarria, 2017).
Berdasarkan penjelasan diatas pendapat peneliti bahwa perbaikan kualitas
pelayanan harus dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan dengan menggunakan
standar mutu yang selalu disesuaikan dengan perkembangan global. Diharapkan bahwa
hal ini akan menghasilkan standar mutu dan pelayanan rumah sakit di Indonesia yang
setara dengan standar internasional. Akreditasi rumah sakit wajib dilaksanakan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan, melindungi keselamatan pasien, meningkatkan
perlindungan masyarakat, sumber daya rumah sakit, dan rumah sakit sebagai institusi. Ini
juga akan mendukung program pemerintah di bidang kesehatan dan meningkatkan
profesionalisme rumah sakit

KESIMPULAN DAN SARAN

Mutu pelayanan di rumah sakit setelah masa pandemi Covid 19 mengalami


perubahan. Terdapat perbedaan nilai mutu pada setiap bulan. Mutu pelayanan cenderung
mengalami peningkatan selama satu tahun 2022. Keterbatasan dalam penelitian, data
yang tersedia dalam indikator mutu pelayanan tidak dapat semua di lakukan pengolahan
data karena jenis datanya sangat bervariasi. Melakukan analisis lebih lanjut untuk
memahami faktor-faktor apa yang berkontribusi terhadap perubahan mutu pelayanan di
rumah sakit setelah masa pandemi Covid 19. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan sistem pelayanan, serta menentukan area yang perlu diperbaiki

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada pihak rumah sakit yang telah
berkontribusi dalam penelitian ini

34
Jurnal Medika Husada, Vol. 3 No.1 Tahun 2023, Page 25-36

DAFTAR REFERENSI
Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Kemenkes RI.
Butar-butar, J., & Simamora, R. H. (2016). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Pandan Kabupaten
Tapanuli Tengah. Jurnal Ners Indonesia, 6(1), 51–64.
https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JNI/article/view/4358/4177
Chanafie, D., Asmirajanti, M., & Abeng, T. DE. (2022). Pengaruh Budaya Pelayanan
Berfokus pada Pasien Terhadap Mutu Pelayanan do RSU DKI Jakarta. The Journal
of Hospital Accreditation, 04(1), 13–16.
David, B., Suparlan, M., Tambengi, B. M., & Ohoiledwarin, M. K. (2020). Nurses
Perceptions About the Impact of Accreditation Mind and Noble in Hospital Bitung.
Juiperdo, 2, 192–212.
Eglseer, D., Osmancevic, S., Hoedl, M., Lohrmann, C., & Bauer, S. (2020). Improving
the quality of nursing care in Austria: 10 years of success. Journal of Nursing
Management, August, 1–8. https://doi.org/10.1111/jonm.13136
Frank, J. R., Taber, S., Van Zanten, M., Scheele, F., & Blouin, D. (2020). The essential
enterprise: The critical role of accreditation in the 21st century. BMC Medical
Education, 20(Suppl 1), 1–2. https://doi.org/10.1186/s12909-020-02120-6
Haryoso, A. A., & Ayuningtyas, D. (2019). Strategi Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Tahun 2019
– 2023 Strategy in Increasing Quality and Patient Safety of Kepulauan Seribu
Public Hospitals Years 2019 to 2013 Mutu menurut terminologi Bahasa Indone.
Jurnal Administrasi Rumah Sakit, 5(2), 115–127.
Huriati, H., Shalahuddin, S., Hidayah, N., Suaib, S., & Arfah, A. (2022). Quality of
service for patient safety in hospitals. Forum Ekonomi, 24(1), 186–194.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29264/jfor.v24i1.10572
KARS. (2022). Instrumen akreditasi rumah sakit standar akreditasi versi 2022. In KARS
(Edisi 1).
Kartika, I. R., Syofia, A., & Rahmawati, D. (2022). Studi Deskriptif Pelaksanaan
manajemen dan Indikator Mutu Keperawatan. Human Care Journal, 7(2), 351–
358.
Kemenkes RI, K. K. (2019). Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Pusat
Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium kesehatan dan Unit Transfusi
darah. Kementerian Kesehatan RI. file:///C:/Users/ACER/Downloads/profil INM
RS edit MAY 041121 (1).pdf
Kementerian Kesehatan RI. (2020). peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2020 tentang Akreditasi Rumah Saki7. In Kaos GL Dergisi (Vol.
8, Issue 75, pp. 147–154).
https://doi.org/10.1016/j.jnc.2020.125798%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.smr.2020.0
2.002%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/810049%0Ahttp://doi.wiley.com/
10.1002/anie.197505391%0Ahttp://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B97
80857090409500205%0Ahttp:
Mandawati, M., Fu’adi, M. J., & Jaelan, J. (2018). Impact Of Hospital Acreditation:

35
Jurnal Medika Husada, Vol. 3 No.1 Tahun 2023, Page 25-36

Qualitative Study To Nurses In RSUD KRT Setjonegoro Of Wonosobo. Jurnal


Penelitian Dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan, 4(1), 23.
https://doi.org/10.30659/nurscope.4.1.23-29
Mansour, W., Boyd, A., & Walshe, K. (2020). The development of hospital
accreditation in low- And middle-income countries: A literature review. Health
Policy and Planning, 35(6), 684–700. https://doi.org/10.1093/heapol/czaa011
Miiandi, R. K., & Peristiowati, Y. (2022). Pengaruh Akreditasi Untuk Meningkatkan
Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit (Studi Sistematik
Review). Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI), 7(1),
80–87. https://doi.org/10.52943/jipiki.v7i1.712
Munthe, A. P. R. F. (2019). Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dirumah sakit
sesuai dengan akreditasi di rumah sakit.
https://manajemenrumahsakit.net/2019/06/meningkatkan-mutu-pelayanan-rumah-
sakit-dengan-akreditasi/
Pratama, J. (2019). Indikator Mutu Peluanan Keperawatan.
https://www.academia.edu/36176597/Indikator Mutu Pelayanan keperawatan_pdf
Salmond, S. W., & Echevarria, M. (2017). Healthcare Transformation and Changing
Roles for Nursing. Orthopaedic Nursing, 36(1), 12–25.
https://doi.org/10.1097/NOR.0000000000000308
Sarasnita, N., Raharjo, U. D., & Rosyad, Y. S. (2021). Dampak Pandemi Covid-19
Terhadap Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit di Indonesia. Jurnal Kesehatan,
12(1), 307–315. http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/
Solehudin. (2022). Sistem dan Mutu Pelayanan Keperawatan. In Keterampilan Dasar
Keperawatan. PT Global Eksekutif Teknologi.
https://books.google.com/books?hl=en%5C&lr=%5C&id=b9WUEAAAQBAJ%5
C&oi=fnd%5C&pg=PA69%5C&dq=hukum+keamanan+kerahasiaan+rekam+medi
s%5C&ots=I13H5QMtZT%5C&sig=ml_J-2khaWADR1D_K3vDtdLXTN0
Wardhani, V., Van Dijk, J. P., & Utarini, A. (2019). Hospitals accreditation status in
Indonesia: Associated with hospital characteristics, market competition intensity,
and hospital performance? BMC Health Services Research, 19(1), 1–10.
https://doi.org/10.1186/s12913-019-4187-x
WHO. (2021). Covid-19 continues to disrupt essential health services in 90 per cent of
countries. https://www.unicef.org/press-releases/covid-19-continues-disrupt-
essential-health-services-90-cent-countries

36

You might also like