You are on page 1of 12

Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi

P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001


Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

ANALISIS HARGA LAHAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI


KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG

Muhammad Alghifari Desta1 , Lili Somantri2, Iwan Setiawan3


1,2,3
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Pendidikan Indonesia
1
alghifari.desta@upi.edu

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstract: Mapping of land prices in Gedebage District, Bandung
Dikirim : 16-09-2021 City is very much needed, because land price increases occur
Disetujui : 15-12-2021 rapidly as a result of economic growth. Mapping of land prices can
Diterbitkan : 31-01-2022 be influenced by several factors such as land use, positive land
accessibility, and negative land accessibility. The purpose of this
Kata kunci: research is to analyze the map parameters regarding the estimated
Harga Lahan; Sistem land price in Gedebage District, Bandung City. The method used is
Informasi Geografis; a qualitative and quantitative approach. The research consisted of
Pemetaan several stages, namely preparation, data processing, and data
analysis. Research on land prices in Gedebage District produces
information on land price estimates which are divided into 5 classes
starting from very low to very high. The most influential parameter
on land prices is land use. The more strategic a land is, the higher
the land price will be.

Abstrak: Pemetaan harga lahan di Kecamatan Gedebage Kota


Bandung sangat dibutuhkan, Sebab kenaikan harga lahan terjadi
dengan cepat akibat dari pertumbuhan ekonomi. Pemetaan harga
lahan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penggunaan
lahan, aksesibilitas lahan positif, dan aksesibilitas lahan negatif.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk menganalisis
parameter peta mengenai perkiraan harga lahan di Kecamatan
Gedebage Kota Bandung. Metode yang digunakan yaitu dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian terdiri dari beberapa
tahap yaitu persiapan, pemrosesan data, dan analisis data. Penelitian
mengenai harga lahan di Kecamatan Gedebage menghasilkan
informasi perkiraan harga lahan yang terbagi menjadi 5 kelas
dimulai dari yang sangat rendah hingga sangat tinggi. Parameter
yang paling berpengaruh besar terhadap harga lahan yaitu
penggunaan lahan. Semakin strategis suatu lahan maka harga lahan
akan semakin tinggi.

PENDAHULUAN dibutuhkan oleh manusia ini perlu dianalisis


Perkembangan teknologi informasi dalam menggunakan SIG untuk dapat mengetahui dan
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan mempresiksi harga lahan yang ada di
contoh dari pertumbuhan di bidang teknologi kecamatan Gedebage Kota Bandung ini.
dan keilmuan. Maka dari itu banyak pihak Parameter dalam pemetaan harga lahan ini
seperti instansi pemerintah yang membutuhkan yaitu penggunaan lahan, aksesibilitas positif,
data geografis sebagai data olahan yang utama dan aksesibilitas lahan negatif. penggunaan
dalam pengambilan Keputusan. Lahan yang lahan merupakan parameter penting untuk

53
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001
Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

dapat memprediksi harga lahan yang mencakup c. Sebelah Barat: Kecamatan Rancasari
pemukiman, sawah, lahan kosong. Yang kedua d. Sebelah Timur: Kecamatan
yaitu aksesibilitas positif yang bernilai lebih Panyileukan
tinggi dan berpengaruh positif mencakup jalan Metode penelitian ini menggunakan
arteri, jalan kolektor, jalan lokal, lembaga pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
pemerintahan, dan lembaga pendidikan. Ketiga Pendekatan kualitatif merupakan penelitian
yaitu aksesibilitas lahan negatif yang lahan nya yang pada pengumpulan dan analisis datanya
bernilai lebih rendah dan berpengaruh negative menggunakan data dari informan dan peneliti
antara lain sungai, industri, dan kuburan. Ketiga sekaligus menjadi informan tersebut.
parameter tersebut yang merupakan faktor Sedangkan pada metode kuantitatif
utama untuk dapat menentukan harga lahan menekankan pada visualisasi data yang berupa
pada suatu daerah (Hidayati, 2013). Analisis angka dan program statistic dalam meneliti
harga lahan menggunakan SIG merupakan suatu masalah (Wahidmurni, 2017). parameter-
informasi yang sangat penting untuk dapat parameter peta yang berpengaruh terhadap
mengetahui perbedaan harga lahan yang harga lahan dengan menggunakan SIG.
ditentukan salah satunya oleh perkembangan
penduduk. Kecamatan Gedebage merupakan Alat dan Bahan
salah satu kecamatan di Kota Bandung yang Alat:
mengalami perkembangan yang pesat dalam - Laptop
bidang sosial ekonomi seperti banyaknya - Aplikasi Arcgis 10.4
sarana pendidikan, instansi pemerintah maupun - Shapefile Ina-Geoportal
swasta yang didukung oleh perkembangan Bahan
perdagangan dan jasa yang membuat Parameter yang digunakan dalam penelitian ini
penggunaan lahan Kecamatan Gedebage ini yaitu sebagai berikut:
berubah dengan cepat. Maka hal ini dapat 1. Peta Penggunaan Lahan
mendorong masyarakat untuk mencari daerah Peta ini berfungsi penting dalam proses
yang dapat digunakan sebagai pusat kegiatan perencanaan tata guna lahan dengan
seperti perdagangan, jasa, dan lain sebagainya. memberikan informasi mengenai perencanaan
sehingga perlu mengkaji mengenai estimasi wilayah untuk dapat memanfaatkan suatu lahan
harga lahan menggunakan SIG. desuai dengan fungsi, potensi, dan kapasitas
Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: wilayah tersebut yang mencakup pemukiman,
a) Bagaimana parameter peta harga lahan di sawah, lahan kosong.
Kecamatan Gedebage Kota Bandung? 2. Peta Aksesibilitas Positif
b) Bagaimana peta harga lahan di Kecamatan Peta ini berisi mengenai nilai lahan yang
Gedebage Kota Bandung? lebih tinggi dan berpengaruh positif mencakup
Tujuan dari penelitian ini yaitu: jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, lembaga
a) Menganalisis parameter perkiraan harga pemerintahan, dan lembaga pendidikan.
lahan di Kecamatan Gedebage Kota 3. Peta Aksesibilitas Negatif
Bandung. Peta ini berisi mengenai nilai lahan yang
b) Menganalisis peta perkiraan harga lahan di bernilai lebih rendah dan berpengaruh negative
Kecamatan Gedebage Kota Bandung. antara lain sungai, industri, dan kuburan.
METODE PENELITIAN 4. Peta Administrasi
Peta administrasi memiliki manfaat untuk
Tempat Penelitian
mengetahui batas-batas kecamatan dalam
Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan
daerah penelitian.
Gedebage Kota Bandung. Kecamatan
5. Peta Jaringan Jalan
Gedebage memiliki luas sekitar 979,93 hektar.
Peta jaringan jalan memiliki manfaat untuk
Batas administratif Kecamatan Gedebage:
memetakan tingkat kemacetan, bentuk dan pola
a. Sebelah Utara: Kecamatan Cinambo
jaringan jalan, ukuran jalan, dan klasifikasi
b. Sebelah Selatan: Kabupaten Bandung
jenis jalan.

54
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001
Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

Gambar 1. Peta batas administrasi Kecamatan Gedebage Kota Bandung

Analisis Data terdiri dari beberapa penggunaan lahan seperti


Analisis data pada penelitian ini pemukiman, sawah, ladang, industri, dan lahan
dilakukan dalam tiga tahap, pertama yaitu tahap kosong.
persiapan dengan menyiapkan sumber data,
tahap pemrosesan data, dan analisis. Pada tabel Tabel 2. Klasifikasi dan Harkat Aksesibilitas
1-4 adalah parameter yang digunakan untuk Lahan Positif (Meyliana, 1996)
proses pengharkatan dan pembobotan dalam
penelitian ini yang berisi sebagai berikut:

Tabel 1. Klasifikasi dan Harkat Penggunaan


Lahan (Agustina, 2011)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Parameter penggunaan lahan Tabel 3. Klasifikasi dan Harkat Aksesibilitas
Parameter Penggunaan Lahan Lahan Negatif (Meyliana, 1996)
merupakan dampak dari aktivitas manusia di
muka bumi pada suatu wilayah yang
dipengaruhi oleh kondisi alam, kegiatan sosial,
ekonomi, dan budaya setempat (Hanifati,
2016). berdasarkan pada klasifikasi dan harkat
penggunaan lahan sesuai dengan tabel 1, Tabel 4. Nilai Bobot Faktor Penentu Harga
pembuatan parameter peta penggunaan lahan Lahan (Hidayati, 2013)

55
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001
Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

Gambar 2. Peta Penggunaan Lahan

Tabel 4. Nilai Bobot Faktor Penentu Harga Parameter Aksesibilitas Positif


Lahan (Hidayati, 2013) 1. Jaringan Jalan
Kondisi jalan dapat menentukan tingkatan
kenyamanan pada pengguna jalan di suatu
wilayah. Selain jaringan jalan, ketersediaan
angkutan umum juga akan memberi
kemudahan bagi masyarakat sekitar untuk
beraktivitas dan untuk memenuhi
Penggunaan lahan merupakan faktor yang
kebutuhannya. Jaringan jalan yang baik dapat
memiliki pengaruh paling besar terhadap harga
memberikan pelayanan lalulintas yang lebih
lahan. Semakin dekat sebuah lahan dengan
baik bagi masyarakat. Pada gambar 4
pusat aktivitas manusia maka harga lahan akan
menunjukan peta aksesibilitas positif di
semakin mahal. Selain dekat dengan pusat
Kecamatan Gedebage Kota Bandung yang telah
aktivitas, penggunaan lahan juga dipengaruhi
melalui proses pengharkatan, buffering dan
oleh tingkat kesuburan lahan itu sendiri.
pembobotan. Terdapat jalan yang berjarak <50
Semakin subur sebuah lahan, maka harga akan
m, 50-150 m, 150-500 m, dan >500 m. masing
lebih mahal. Peta penggunaan lahan yang
masing jalan tersebut dari hasil pengharkatan
terdapat pada gambar 2 ini menunjukan adanya
dan pembobotan sehingga terdapat informasi
lahan pemukiman dan sawah yang menentukan
jarak terhadap jalan seperti jalan arteri, jalan
faktor penyebab tinggi atau rendahnya suatu
kolektor, dan jalan lokal.
lahan.

56
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001
Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

Gambar 3. Peta Aksesibilitas Positif

Gambar 4. Peta Jaringan Jalan

57
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001
Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

positif di Kecamatan Gedebage Kota Bandung


2. Lembaga Pendidikan yang telah melalui proses pengharkatan,
Pendidikan merupakan salah satu faktor buffering, dan pembobotan. Terdapat kriteria
penting dalam parameter aksesibilitas positif. pendidikan yang berjarak <200 m, 200-500 m,
Semakin banyak lembaga pendidikan di suatu dan >500 m. masing masing kelas pendidikan
wilayah, maka akan semakin tinggi harga tersebut dari hasil pengharkatan dan
lahan. Terdapat tiga kelas yang masing-masing pembobotan yang menghasilkan jarak terhadap
memiliki jarak terhadap lembaga pendidikan. pendidikan dengan menghasilkan kelas jalan.
Pada gambar 5 menunjukan peta aksesibilitas

Gambar 5. Peta Buffer Pendidikan

3. Lembaga Pemerintahan menunjukan peta aksesibilitas positif di


Pemerintahan merupakan salah satu faktor Kecamatan Gedebage Kota Bandung yang telah
penting dalam parameter aksesibilitas positif melalui proses pengharkatan, buffering, dan
untuk menentukan peta estimasi harga lahan, pembobotan. Terdapat tiga kriteria lembaga
dengan adanya lembaga pemerintahan yang pemerintahan yaitu yang berjarak <200 m, 200-
dekat dengan masyarakat maka akan lebih 500 m, dan >500 m. masing masing kelas
mudah untuk mengurus pengarsipan seperti pemerintahan tersebut diperoleh dari hasil
adanya lembaga pemerintahan bank, kantor pengharkatan dan pembobotan.
kelurahan, dan lain sebagainya. gambar 6

58
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001
Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

Gambar 6. Peta Buffer Pemerintahan

Parameter Aksesibilitas Negatif

Gambar 7. Peta Aksesibilitas Negatif

59
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001
Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

1. Sungai proses buffering, pengharkatan, dan


Masyarakat pada umumnya ingin memiliki pembobotan. Terdapat dua kelas yang membagi
lahan yang jauh dari sungai karena untuk dapat jarak terhadap sungai. Warna ungu dengan
menghindari banjir dan dampak negatif jarak terhadap sungai <200 m, dan warna hijau
lainnya. Hal ini menyebabkan sungai sebagai dengan jarak terhadap sungai <200 m. masing
dampak negative terhadap lahan. Gambar 8 masing kelas tersebut diperoleh dari hasil
menunjukan peta buffer sungai di Kecamatan pengharkatan, pembobotan, dan buffering.
Gedebage Kota Bandung yang telah melalui

Gambar 8. Peta Buffer Sungai

2. Industri/Sumber Polusi melewati proses buffering, pengharkatan, dan


Parameter lainnya yaitu industri/sumber pembobotan. Terdapat dua kelas yang terdapat
polusi. Industri merupakan sumber polusi yang jarak terhadap industri. Warna biru dengan
tentu saja merugikan bagi suatu lahan karena jarak terhadap industri <200 m, dan warna
akan berdampak negative. Polusi yang merah muda dengan jarak terhadap industri
diakibatkan oleh kegiatan industri membuat >200 m. masing masing kelas tersebut
ketidaknyamanan bagi masyarakat. Pada diperoleh dari hasil pengharkatan, pembobotan,
gambar 9 menunjukan peta buffer industri di dan buffering.
Kecamatan Gedebage Kota Bandung yang telah

60
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001
Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

Gambar 9. Peta Buffer Industri

Parameter Harga Lahan aksesibilitas lahan positif seperti lembaga


1. Perkiraan Harga Lahan pemerintahan, lembaga pendidikan, dan jalan
Pemetaan harga lahan di Kecamatan yang masing masing sudah memiliki kriteria
Gedebage Kota Bandung sangat dibutuhkan mulai dari <50, 50-150, 150-500, hingga >500.
karena harga lahan yang selalu mengalami Selain memerhatikan aksesibilitas positif, tentu
kenaikan yang pesat seiring dengan saja aksesibilitas negatif juga harus
pertumbuhan ekonomi. Pemetaan harga lahan diperhatikan yang memiliki kriteria <200,
menggunakan parameter penggunaan lahan hingga >200. Setelah itu supaya dapat
seperti pemukiman, sawah, industri yang menghasilkan kriteria harga lahan tentunya
masing masing memeiliki harkat dan kelas harus menggunakan nilai dari bobot untuk
yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu menentukan harga lahan. Peta perkiraan harga
data. Untuk dapat menentukan suatu wilayah lahan terdapat pada gambar 10.
perlu melakukan klasifikasi dan harkat

61
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001
Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

Gambar 10. Peta Harga Lahan

Harga lahan kelas I yang berwarna Harga Lahan Kelas IV yang berwarna
Kuning merupakan wilayah yang memiliki hijau memiliki nilai lahan yang rendah karena
nilai lahan sangat tinggi. Karena lahan kelas I wilayah tersebut merupakan lahan yang kurang
ini tersebar di sepanjang jalan arteri dan jalan menguntungkan karena jaraknya yang cukup
lokal. Selain itu hal ini disebabkan karena di jauh dengan jaringan jalan dan dekat dengan
wilayah ini terdapat berbagai fasilitas sungai
penunjang seperti lembaga pendidikan dan Harga lahan kelas V yang berwarna
pemerintahan yang strategis serta memiliki hijau muda memiliki nilai lahan yang sangat
fasilitas yang lengkap. rendah. Hal ini dipengaruhi karena banyak
Harga lahan kelas II yang berwarna merah yang lahan yang memiliki aksesibilitas negative
tersebar di sebagian Kecamatan gedebage Kota yaitu wilayah yang sangat jauh dengan jaringan
Bandung. Hal ini karena lahan kelas II jalan dan berdekatan dengan sungai yang
merupakan pemukiman yang berdekatan berpotensi akan tergenang banjir ketika musim
dengan lahan kelas I dan memiliki fasilitas yang penghujan tiba.
memadai. Peta harga lahan di Kecamatan
Harga lahan kelas III yang berwarna Gedebage Kota Bandung ini lebih banyak lahan
jingga. Wilayah ini cukup berdekatan dengan yang memiliki harga rendah namun cukup
kawasan industri namun masih berdekatan banyak wilayah yang memiliki harga lahan
dengan lahan kelas II sehingga masih yang sangat tinggi. Seiring berjalannya waktu
berdekatan dengan pusat keramaian dan masih harga tanah akan selalu berkembang akibat dari
cukup mendukung. banyak faktor seperti wilayah yang sudah
terlalu penuh sehingga masyarakat

62
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001
Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

memutuskan untuk berpindah ke wilayah yang tanah dari yang rendah menjadi tinggi akibat
lebih sepi sehingga fasilitas umum akan lebih dari persebaran dan perkembangan manusia.
merata dan menyebabkan perubahan harga
Aplikasi Sistem Informasi Geografis
SIMPULAN Dan Pengindraan Jauh (Doctoral
Kesimpulan dari penelitian mengenai dissertation, Universitas
harga lahan di Kecamatan Gedebage Kota Muhammadiyah Surakarta).
Bandung ini antara lain: Pranomo, C. (2011). Analisis Sebaran Harga
1. Kecamatan Gedebage merupakan salah satu Lahan di Kecamatan Godean Dengan
kecamatan di Kota Bandung yang memiliki Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan
luas 979,93 hektar yang memiliki batas Sistem Informasi Geografis (Doctoral
administrative sebagai berikut dissertation, Universitas
a. Utara: Kecamatan Cinambo
Muhammadiyah Surakarta).
b. Selatan: Kabupaten Bandung
c. Barat: Kecamatan Rancasari Wibowo, D. A., Sriyono, S., & Putro, S. (2014).
d. Timur: Kecamatan Panyileukan Estimasi Kelas Harga Lahan Berbasis
2. Penelitian mengenai harga lahan di Sistem Informasi Geografis (Sig) Di
Kecamatan Gedebage menghasilkan Kecamatan Ambarawa Kabupaten
informasi perkiraan harga lahan yang Semarang. Geo-Image, 3(1).
terbagi menjadi 5 kelas dimulai dari yang Prihandoko, T., & Sigit, A. A. (2018). Analisis
sangat rendah hingga sangat tinggi. Nilai Lahan Kecamatan Mergangsan
3. Parameter yang paling berpengaruh besar Kota Yogyakarta Menggunakan
terhadap harga lahan yaitu penggunaan Aplikasi SIG dan Penginderaan Jauh
lahan. Semakin strategis suatu lahan maka (Doctoral dissertation, Universitas
harga lahan akan semakin tinggi. Muhammadiyah Surakarta).
SARI, A. N. Analisis Nilai Lahan Kecamatan
REKOMENDASI
Gondomanan Kota Yogyakarta
Kecamatan Gedebage merupakan salah
Menggunakan Aplikasi Sig Dan
satu kecamatan di Kota Bandung yang terletak
Penginderaaan Jauh.
di ujung timur merupakan kawasan yang
Muwahid, A., & Rahardjo, N. (2020).
dahulunya dominan di penuhi dengan
Pemanfaatan Citra Pleiades dan Sistem
persawahan. Namun seiring berjalannya waktu
Informasi Geografis untuk Estimasi
dan perkembangan manusia yang berkembang
Harga Lahan dalam Kaitannya dengan
pesat membuat luas persawahan yang semakin
Tingkat Kenyamanan di Kecamatan
menyusut akibat dari pembangunan
Mlati. Jurnal Bumi Indonesia, 9(4).
pemukiman yang terjadi secara terus menerus
Masykuroh, D. K., & Rudiarto, I. (2016).
hingga menjadi wilayah urban.
Kajian Perubahan Penggunaan Lahan
dan Harga Lahan di Wilayah Sekitar
UCAPAN TERIMA KASIH
Pintu Tol Ungaran. Tataloka, 18(1),
Ucapan terimakasih yang berlimpah
53-66.
ditujukan kepada seluruh pihak yang telah
Barus, L., & Wibowo, A. (2010). Identifikasi
berkontribusi dan membantu dalam
dinamika harga lahan di kawasan
pengambilan data, serta dosen yang telah
cipadu Kota Tangerang. Jurnal
membimbing dan memberikan saran dalam
PLANESATM Vol, 1(1).
pembuatan junal ilmiah ini khususnya dalam
Ridwan, B. W., Saraswati, E., & Widartono, B.
pembuatan peta.
S. (2013). Pemanfaatan Citra Ikonos
dan Sistem Informasi Geografis Untuk
DAFTAR PUSTAKA
Zonasi Harga Lahan di Kecamatan
Prasojo, M. A., & Taryono, I. (2020). Analisis
Godean Kabupaten Sleman Daerah
Nilai Lahan Di Kecamatan Jepara
Kabupaten Jepara Menggunakan

63
Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
P-ISSN: 2716-2737; E-ISSN: 2716-2001
Vol.05 No.01 (2022)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/3730

Istimewa YOGYAKARTA. Jurnal Yuliawati, V., Setiawan, I., & Somantri, L.


Bumi Indonesia, 2(2), 78272. (2020). Analisis Perkiraan Harga
Hidayati, I. N. (2013). Analisis Harga Lahan Lahan Menggunakan Sistem Informasi
Berdasarkan Citra Penginderaan Jauh Geografis di Kecamatan Rumpin
Resolusi Tinggi. Jurnal Geografi Gea, Kabupaten Bogor. Jurnal Geocelebes,
13(1). 4(2), 118-128.

64

You might also like