Professional Documents
Culture Documents
Darsita S
Darsita S
2, Juli 2014
Penanggung Jawab
Muhammad Farkhan
Staf Ahli
Nabilah Lubis
Azyumardi Azra
Fathurrahman Rauf
Ahmad Satori
Ahmad Bachmid
M. Dien Majid
Oman Fathurrahman
Pemimpin Redaksi
Adib Misbahul Islam
Anggota Redaksi
Abdullah
Nurhasan
Parhan Hidayat
Sekretariat
Ali
Lay Out
Waki Ats Tsaqofi
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Redaksi
Lt.7 Gedung Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir.H. Juanda No. 95 Ciputat 15412
Telp. (021) 7443329-7493364 Faks. (021) 7493364
e-mail: al-turas_uinjkt@yahoo.com
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia oleh Mahasiswa Penutur Bahasa Asing 11-21
Darsita S Kamal Yusuf
Darsita S
Dosen Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Abstract
The aim of this research are namely: 1) to describe the error of Indonesian language in writing sentences by the foreign
college students of center for language development Syarif Hidayatullah State Islamic University; 2) to describe the most
errors, and 3) to find several factors of error.This research is a qualitative descriptive with a sample foreign college student
sentences text of center for language development Jakarta State Islamic University. The sampling technique used was
purposive sampling. Data collection technique used was document analysis. Data analysis technique use is the interactive
analytical model that includes four dimensions, such as data collection; data reduction, data presentation and verification.
The conclusion of this study is such as follows. Firstly, the linguistic elements of language errors that often occur in the
college student sentence texts are divided into four errors such as: spellings error, word formation or morphology, syntax
and semantics. Secondly, the most error in the text of foreign college students is the punctuation errors.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan kesalahan pemakaian kalimat dalam tulisan-tulisan mahasiswa asing yang
belajar di Pusat Pengembangan Bahasa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; mendeskripsikan beberapa
aspek kesalahan yang dominan, dan 3) faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dengan sampel tugas-tugas harian membuat karangan oleh mahasiswa asing Pusat Pengembangan Bahasa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta teknik samping yang diterapkan dalam kajian ini adalah teknik sampel
purposif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mencakupi empat dimensi, yakni
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Penelitian ini berkesimpulan bahwa: pertama unsur-unsur
linguistik yang mengalami kesalahan berbahasa yang kerap terjadi dalam teks karangan mahasiswa asing terjadi dalam empat
kategori kesalahan, yaitu: kesalahan ejaan; pembentukan kata, aspek sintaksis dan aspek semantik. Kedua, penggunaan tanda
baca.
Kata Kunci: struktur kalimat, pembentukan kata, kesalahan ejaan, dan semantic
para mahasiswa untuk berkomunikasi, baik lisan kesalahan berbahasa dapat terjadi karena adanya
maupun tulisan. banyak hal, misalnya 1) pengaruh bahasa ibu, 2)
Mahasiswa penutur bahasa asing yang kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa
menuntut ilmu di berbagai fakultas yang ada di yang dipakainya, 13) dan pengajaran bahasa yang
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta kurang sempurna. Selanjutnya, Kushartanti (2005)
(selanjutnya disingkat UIN Jakarta) belajar bahasa dalam Anjarsari (2013) mengemukakan bahwa
Indonesia sebagai bahasa asing. Dalam konteks ini kontak bahasa dapat menjadi faktor penyebab
dipahami bahwa kebanyakan orang asing dapat terjadinya kesalahan berbahasa, sebab kontak
dikategorikan belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa berdampak kepada terbentuknya masyarakat
strategi pemerolehan bahasa kedua (second language dwibahasa atau multibahasa. 2
Mahasiswa penutur
acquisition). Sebab, para mahasiswa asing tersebut bahasa asing di dalam kajian ini diasumsikan sebagai
pada dasarnya sudah memiliki bahasa pertama dwibahasawan atau multibahasawan. Dengan
atau bahasa ibu (mother tongue) dan menguasai demikian, kesalahan bahasa seorang dwibahasawan
bahasa nasional di negara mereka masing-masing, dapat saja terjadi dibeberapa aspek keterampilan
sebelum mereka belajar bahasa Indonesia. Artinya, berbahasa, seperti keterampilan menyimak,
para mahasiswa asing itu hampir semuanya adalah berbicara, membaca maupun menulis. Kesalahan
dwibahasawan (bilingual). dapat terjadi baik dari segi linguistik maupun non
linguistik. Dari aspek linguistik, misalnya kesalahan
Realitas tersebut menggambarkan bahwa yang terjadi pada tataran fonologi, morfologi,
mahasiswa asing yang kuliah di perguruan tinggi sintaksis, semantik, sedangkan dari aspek non
ini perlu menguasai dan menggunakan bahasa linguistik terjadi pada makna dan isi.
Indonesia. Dengan demikian, mereka harus
Kajian ini berfokus kepada satu keterampilan
mempelajari bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa
berbahasa, yaitu keterampilan menulis, khususnya
Indonesia sebagai bahasa kedua oleh para mahasiswa
menulis kalimat berbahasa Indonesia, khususnya
asing, di Pusat Pengembangan Bahasa (disingkat PPB
dalam menulis tulisan bersifat akademik. Ada
UIN Jakarta) khususnya ditinjau dari aspek struktur
beberapa alasan keterampilan menulis dijadikan
kalimat perlu mendapat perhatian, sebab di dalam
fokus kajian, yaitu:
penggunaannya mereka tidak lepas dari kesalahan.
1. Keterampilan menulis merupakan kegiatan
Kesalahan berbahasa Indonesia yang menjadi menyampaikan gagasan, perasaan maupun
objek kajian ini didasarkan atas tiga alasan yaitu, pengalaman kepada orang lain, secara
pertama kesalahan berbahasa Indonesia yang produktif, teratur, cermat, dan teliti
dilakukan oleh para mahasiswa penutur bahasa
menggunakan bahasa tertulis;
asing itu dapat memberikan informasi kepada
2. Melalui keterampilan menulis, gagasan dapat
pengajar bahasa Indonesia, khususnya di PPB UIN
disampaikan secara jelas, runtut dan logis;
Jakarta tentang perkembangan belajar bahasa
3. Keterampilan menulis dapat menggambarkan
Indonesia oleh mahsiswa penutur bahasa asing itu;
penggunaan diksi, atau perilaku pemilihan
kedua, kesalahan berbahasa itu dapat memberikan
kata-kata yang tepat, kemudian menyusun
informasi mengenai cara bahasa itu dipelajari; ketiga
kata-kata tersebut dalam kalimat-kalimat yang
kesalahan berbahasa itu dapat menjadi wahana bagi
pembelajar bahasa Indonesia untuk memahami baik;
kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang menjadi bahasa 1
Anjarsari Nurvita, Sarwiji Suwandi dan Slamet
sasaran mereka untuk dipelajari; keempat kesalahan
Mulyono. “Analisis Kesalahan Pemakaian Bahasa
berbahasa itu dapat menginformasikan proses Indonesia dalam Karangan Mahasiswa Penutur Bahasa
pemerolehan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua Asing di Universitas Sebelas Maret” dalam BASARA
bagi mahasiswa penutur bahasa asing. Jurnal Bahasa Sastra Indonesia dan Pengajarannya Vol 2
Nomor 1 April 2013 (Surakarta: Universitas Sebelas
Setyawati (2010) sebagaimana dikutip oleh Maret Press, 2013), hal 2
Anjarsari dkk (2013) mengutarakan bahwa 2
Ibid.
Darsita S.: Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia ... 13
berbahasa Indonesia oleh pembelajar bahasa atas beberapa macam keterangan, misalnya
Indonesia sebagai bahasa Asing di Universitas keterangan waktu, keterangan tempat, dls.
Sanata Darma Yogyakarta. Di dalam penelitiannya Diagram berikut dapat menolong mnemahami
itu Nugraha memusatkan perhatiannya kepada pembagian tersebut:
kesalahan berbahasa pada tataran pembentukan subjek predikat
kalimat. Hasil penelitian itu menjelaskan bahwa
predikat verbal obyek
para pembelajar ketika menulis kalimat dalam • keterangan
bahasa sasaran yang dipelajarinya dalam hal ini tempat
bahasa Indonesia, mendapat pengaruh dari bahasa • keterangan
pertamanya. Bahasa pertama memiliki pengeruh waktu
yang kuat terhadap keterampilan bahasa menulis • dst
bahasa kedua atau bahasa sasaran yang dipelajari. (2) Kalimat dibagi atas subyek, predikat, dan
Selanjutnya, Anjarsari (2013), melakukan keterangan; lalu keterangan dibagi lagi atas obyek
penelitian tentang kesalahan pemakaian bahasa dan keterangan wsaktu, tempat. Diagramnya
Indonesia dalam karangan mahasiswa penutur sebagai berikut:
bahasa asing di Universitas Sebelas Maret, dalam pelengkap
penelitian itu ditemukan bahwa para mahasiswa subyek predikat
obyek Keterangan
asing sering melakukan kesalahan berbahasa
• keterangan tempat
ketika mereka menulis kalimat pada saat membuat
• keterangan waktu
karangan. Kesalahan berbahasa yang menjadi
• dst
temuan utamanya adalah kesalahan menggunakan
ejaan, tata urutan kata dalam kalimat. (3) Kalimat dibagi atas subyek, predikat dan
pelengkap, lalu pelengkap dibagi lagi atas obyek
Widawati (2013) melakukan penelitian dan keterangan, dan keterangan dibagi lagi
tentang kesalahan penggunaan imbuhan dalam atas keterangan waktu, keterangan tempat dan
bahasa Indonesia oleh mahasiswa asing di Bandung seterusnya, begini diagram itu:
International School. Kesalahan penggunaan bahasa
pelengkap
Indonesia yang ditemukakan dalam karangan siswa subyek predikat
obyek Keterangan
asing Bandung Internasional School itu dipaparkan
• keterangan tempat
sebagai berikut: 1) kesalahan struktur kalimat bahasa
• keterangan waktu
Indonesia yang diakibatkan oleh ketidaklengkapan
• dst
kalimat, yaitu kalimat tidak bersubjek, 2) susunan
kata dalam kalimat tidak sesuai dengan kaidah (4) Kalimat dibagi atas suyek, predikat, obyek dan
bahasa Indonesia, 3) salah menggunakan kata keterangan, sedang keterangan itu sendiri,
bentukan khususnya pada afiksasi dibagi lagi atas keterangan tempat, keterangan
waktu dan seterusnya, begini diagram itu:
Kerangka Teoretis subyek predikat obyek Keterangan
Struktur Kalimat Bahasa Indonesia
• keterangan tempat
Verhaar (1981)3 mengemukakan struktur • keterangan waktu
kalimat bahasa Indonesia memiliki empat pola dasar • dst
sebagai berikut:
(1) Kalimat dibagi atas subyek dan predikat; lalu Verhaar (1981) mengemukakan bahwa
predikat dibagi lebih lanjut atas predikat verbal, pembagian no (1) agak jarang ditemukan dahulu,
objek dan keterangan; keterangan dibagi lagi tetapi dewasa ini ada beberapa teori yang mirip
dengan pembagian tersebut. No (2), (3) dan (4)
3
Verhaar, J.W.M. Pengantar Linguistik. (Yogyakarta: agak sering dijumpai dalam buku-buku tatabahasa
Gadjah Mada University Press, 1981), hal 75-76 Indonesia.
Darsita S.: Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia ... 15
Ramlan (2001)4 menjelaskan bahwa pola dsb; tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat
kalimat dalam bahasa Indonesia memiliki pola dua pasif.
macam yaitu: 1) kalimat berklausa; 2) kalimat tidak (5) Keterangan memberikan informasi tentang
berklausa. Kalimat yang berklausa ialah kalimat tempat, waktu, cara, alat, sebab, akibat, dsb;
yang terdiri dari satu bahasa yang berupa kluasa. memiliki keleluasaan posisi (akhir, awal atau
Klausa memiliki struktur pola sebagai berikut: menyisip di antara S, dan P), didahului kata
depan (seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada,
dan dengan) atau kata penghububg (untuk
Keterangan ( ) menandakan unsur bahasa yang keterangan yang berupa anak kalimat), berupa
terletak di dalam kurung itu bersifat manasuka, kata, kelompok kata (frasa berpreposisi), atau
maksudnya boleh ada boleh tidak ada. anak kalimat.
Sugono (1993)5 menguraikan ciri-ciri S, P, O,
Pel, dan Ket dengan penjelasan sebagai berikut: Kendala Penutur Bahasa Asing
(1) Subjek merupakan jawaban atas pertanyaan apa Mempelajari Bahasa Indonesia
atau siapa, disertai kata ini/itu (takrif), dan dapat Secara teoretis linguistis dikemukakan bahwa
diperluas yang disertai frasa atau klausa. Subjek ada beberapa kendala yang dihadapi oleh penutur
tidak didahului oleh kata depan (di, dalam ke, bahasa asing ketika mempelajari bahasa Indonesia.
kepada pada, dengan dsb). Subjek berupa kata Ada beberapa kendala yang dihadapi penutur
benda atau kelas kata lain yang memiliki salah bahasa asing ketika mempelajari bahasa Indonesia,
satu cirri subjek di atas. kendala-kendala tersebut adalah:
(2) Predikat merupakan jawaban atas pertanyaan 1. Kandungan makna yang terdapat dalam struktur
mengapa atau bagaimana, dapat disertai kata kalimat bahasa Indonesia masih kurang dipahami;
pengingkar tidak dan bukan, dapat disertai kata- 2. Pemahaman terhadap konsep struktur kalimat
kata seperti ingin, hendak, mau, akan, sudah, belum, bahasa Indonesia masih samar-samar;
dan sedang. Berupa kata kerja atau kelompok kata 3. Satuan-satuan linguistik yang menjadi unsur
kerja, kata benda atau kelompok kata benda, kata pembangun kalimat bahasa Indonesia belum
sifat atau kelompok kata sifat, kata bilangan atau dikuasai;
kelompok kata bilangan. 4. Kerancuan pemahaman terhadap posisi fungsi
(3) Objek terdapat dalam kalimat transitif, langsung kategori dan peran dalam sebuah kalimat;
mengikuti predikat (kata kerja transitif), tidak 5. Penggunaan bahasa Indonesia masih dipengaruhi
didahului oleh kata depan, tidak didahului oleh kebiasaan penggunaan bahasa ibu;
kata merupakan ialah, atau adalah, dapat menjadi 6. Struktur pola kalimat bahasa Indonesia berbeda
subjek kalimat pasif (dalam oposisi aktif) dan dengan struktur kalimat bahasa ibu mereka;
berupa kata benda, kelompok kata benda, atau 7. Penguasaan kosa kata dan proses pembentukannya
anak kalimat. belum diketahui;
(4) Pelengkap melengkapi makna kata kerja 8. Penguasaan membaca buku-buku kebahasaan
(predikat), terdapat dalam kalimat yang masih kurang. 6
berpredikat kata kerja, hanya menempati posisi
setelah predikat, tidak didahului kata depan. 1) Kesalahan Sintaksis
Pelengkap berupa kata benda atau kelompok Kendala-kendala sebagaimana tersebut di atas
kata benda, kata sifat atau kelompok kata sifat, merupakan akar kesalahan berbahasa yang sering
4
Ramlan, M. Sintaksis. (Yogyakarta: CV Karyono, 6
Hidayat, K. “Kendala-kendala Penguasaan Struktur
2001), hal 21-23 Kalimat Bahasa Indonesia bagi Mahasiswa Asing pada
5
Sugono, D. “Kalimat Dalam Bahasa Indonesia”. Makalah Jurusan Pandidikian Bahasa dan Sastra Indonesia di
disampaikan dalam Penataran Penyuluhan Bahasa PPBS UPI Bandung”, diakses dari http://www.ialf.
Indonesia. Jakarta (24 Mei – 14 Juni 1993). edu/kipbipa/papers/kosadihidayat.htm
16 Al-Turâs: Vol. XX No.2, Juli 2013
dan deskripsi yang ditulis oleh mahasiswa penutur mahasiswa penutur bahasa asing di PPB UIN Jakarta
asing adalah sumber data. Setiap kelas terdiri dari adalah sebagai berikut:
10 mahasiswa. Penelitian ini dilakukan di dua kelas, Data 1
mereka berasal dari Thailand, Turki, Myanmar,
Kanada, dan Somalia. 1. Dan matahari tidak menyinari di malam hari
2. Saya tidak membersihkan di halaman
Metode Pengumpulan Data 3. Paman tidak pergi di ladang
Penggunaan istilah metode di sini dibedakan dari 4. Setiap hari senin mereka jam 7.00 am sudah
istilah teknik. Menurut Sudaryanto (1993) metode harus sampai ke kampus untuk pergi kuliah
dan teknik adalah “cara” dalam suatu upaya. Metode 5. Dan setiap sore mengerjakan perkerjaan rumah
6. Menyiksa diri sendiri tidak masuk hospital
adalah cara yang harus dilaksanakan, teknik adalah 7. Dia mulut saya
cara melaksanakan metode. Dalam pelaksanaannya
Di timur tengah mengalami kendala
teknik ditentukan oleh adanya alat yang dipakai. 8.
perdamaian
Metode yang dipergunakan dalam pengumpulan
data adalah metode simak dengan teknik dasar 9. Besok akan berangkat ke Yogya
penyadapan, kemudian dilanjutkan dengan teknik 10. Sebelum margib selalu ada di dalam masjid
pengamatan terlibat dengan menggunakan teknik (Sumber data: mahasiswa asal Thailand, Pengajaran
catat. 10 BIPA PPB UIN Jakarta, tahun 2013)
besok, modal ialah akan, P ialah berangkat, ket kalimat (2) adalah kalimat sudah terikat dengan
tempat ialah ke Yogya. Kalimat ini tidak memiliki teks tersebut, pada kalimat itu terdapat kesalahan
subjek. Kalimat no. (10) memiliki pola Keterangan penggunaan kata depan yang secara ejaan harus di
waktu (ket waktu) + adverbia + Predikat (P) dan pisah penulisan kalimat bebas itu seharusnya: Saya
keterangan tempat (ket tempat). Ket waktu ialah belum ke mana-mana; kalimat no. 3 terdapat kesalahan
sebelum magrib, adverbial frekuensi ialah selalu, P yaitu tidak terdapat predikat (P) yang seharusnya
ialah ada, ket tempat ialah di dalam masjid. Kalimat diisi oleh memiliki, seharusnya kalimat itu menjadi
ini tidak memiliki subjek. kalimat bebas sebagai berikut: Saya belum memiliki
Kalimat no. (6) terdiri dari P ialah menyiksa, banyak teman; demikian pula pada kalimat no. 4
O ialah diri sendiri, Pengingkaran ialah tidak, ket tidak terdapat predikat yaitu belum merasa, jadi
tempat ialah masuk hospital. Kalimat ini tidak seharusnya: Saya belum merasa cocok dengan makanan
memiliki subjek, dan tidak menggunakan kata depan yang ada di Indonesia; hal yang sama juga terjadi
ke- sebagai keterangan tujuan yang menyatakan pada kalimat no. 5. Pada kalimat itu tidak terdapat
tujuan dari P. Selain itu, penggunaan kata hospital predikat, yaitu pergi, dan preposisi ke- , adverbia
menunjukkan keterbatasan daria segi kosa kata. jumlah yaitu beberapa seharusnya kalimat itu menjadi
Kalimat no. (7) terdiri dari S ialah dia, O adalah Saya sudah pergi beberapa tempat penting antara lain ke
mulut dan posesif adalah saya. Kalimat ini tidak pasar dan ke kampus saja; kalimat no. 6 tidak terdapat
memiliki P. S ialah saya dan P ialah mengetahui dan memahami
Data 2 sehingga kalimat itu seharusnya Saya masih belum
1. Saya baru satu bulan di Indonesia. Belum banyak mengetahui tempat dan saya belum memahami
kemana-mana. Belum ada banyak teman. Belum bahasa Indonesia karena bahasa itu sulit.
cocok makanan. Sudah ke pasar dan kampus Teks pada data 2 no. 2 terdiri dari empat buah
saja. Belum banyak tempat dan bahasa sulit. kalimat yaitu: Sekarang di Jakarta amat macet dan
(Sumber data: mahasiswa asal Turki, Pengajaran crowded (1). Dimana-mana banyak kendaraan dan
BIPA PPB UIN Jakarta, tahun 2013) orang (2). Kalaupun harus ke kampus berangkat harus
pagi (3). Oleh karena itu kecemasan saya mahasiswa
2. Sekarang di Jakarta amat macet dan crowded.
di sini bahwa bangun siang bisa berbahaya untuk masuk
Dimana-mana banyak kendaraan dan
kampus (4). Kalimat (1) merupakan kalimat yang
orang. Kalaupun harus ke kampus berangkat
secara struktural di dahului oleh adverbia kala atau
harus pagi. Oleh karena itu kecemasan saya
keterangan waktu yaitu sekarang, kemudian diikuti
mahasiswa di sini bahwa bangun siang bisa
preposisi di- yang diikuti oleh keterangan tempat
berbahaya untuk masuk kampus
yaitu Jakarta. Kalimat no. 1 mengalami kesalahan
(Sumber data: mahasiswa asal Somalia,
karena subjek Jakarta didahului oleh preposisi di-
Pengajaran BIPA PPB UIN Jakarta, tahun 2014)
. seharusnya kalimat itu berbunyi: Sekarang, Jakarta
3. Amar suka sate ayam. Amar suka teh manis. amat macet. Kalimat ini menjadi kalimat yang dapat
Setelah makan Amar suka rokok. berdiri sendiri, tetapi kalimat (2) adalah kalimat
(Sumber data: mahasiswa asal Myanmar,
sudah terikat dengan teks tersebut, pada kalimat
Pengajaran BIPA PPB UIN Jakarta, tahun 2013)
itu terdapat kesalahan, yakni Subjek tidak ada,
Teks pada data 2 no.1 terdiri dari Saya baru satu seharusnya kalimat itu berbunyi: Jakarta banyak
bulan di Indonesia. (1) Belum ke mana-mana. (2) Belum terdapat kendaraan dan orang di mana-mana tempatnya.
banyak teman. (3) Belum cocok makanan (4). Sudah pergi Penggunaan kata depan yang secara ejaan harus
ke pasar dan kampus saja.(5) Belum banyak tahu tempat dipisah.
dan bahasa masih sulit (6). Teks tersebut terdiri dari Kalimat no. 3 Kalaupun harus ke kampus
enam buah kalimat. Kalimat (1) merupakan kalimat berangkat harus pagi adalah kalimat yang kehilangan
bebas sebagai kalimat yang berdiri sendiri, tetapi subjek dan tidak menggunakan tanda baca koma (,).
Darsita S.: Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia ... 19
Kalimat ini didahului oleh konjugasi persyaratan seharusnya bukan kata berkategori nomina, tetapi
yaitu konjugasi yang menyatakan syarat untuk kata berkategori verba.
keadaan atau peristiwa yang terjadi pada kluasa Jadi, untuk dapat dikategorikan sebagai ragam
utama dalam sebuah kalimat. Seharusnya kalimat no formal, tiga kalimat tersebut menjadi Amar suka
3 berbunyi: Kalaupun saya ke kampus, harus berangkat makan sate ayam; Dia suka minum jus mangga dan
pagi. setelah makan, Amar suka merokok
Kalimat no. 4 terdapat kesalahan penggunaan
Kesalahan dalam Ranah Morfologi
tanda baca yang tidak ada setelah konjugasi
penyimpulan: oleh karena itu, konjugasi 1. Adik saya tidak mau perokok
penyimpulan ini memiliki fungsi untuk Ahmad pepanggil kepada temannya untuk
2.
menghubungkan penyimpulan isi kalimat yang jumpa besok
disebutkan pada kalimat no 1 dan 2. Pola bahwa (Sumber data: mahasiswa S2 asal Thailand,
bangun siang bisa berbahaya untuk masuk kampus, pada Pengajaran BIPA PPB UIN Jakarta, tahun 2013)
klausa ini tidak terdapat subjek setelah kata bahwa. Pada kalimat no. 1
(1). Adik saya tidak mau perokok
Sebagai konjugasi penjelasan kata bahwa aturan S P
penggunaanya, subjek ditempatkan di belakang kata Kalimat (1) ini terjadi kesalahan secara
bahwa itu. Seharusnya, kalimat ini berbunyi: Oleh morfologis. Kata perokok terdiri dari dua morfem
karena itu, kecemasan saya sebagai seorang mahasiswa yaitu morfem terikat yaitu pe- dan morfem bebas
di sini, bahwa saya kalau bangun siang bisa berbahaya yaitu rokok . Kesalahan yang terjadi adalah kesalahan
untuk masuk kampus. Secara semantik, kalimat ini pembentukan kata dengan struktur nomina
bermakna: Seorang mahasiswa perlu rajin bangun berprefiks pe- yang menduduki fungsi predikat
pagi agar tidak terlambat masuk ke kampus untuk dalam kalimat no (1) itu. Pdahal, dalam bahasa
dapat mengikuti perkuliahan. Indonesia predikat ditandai dengan prefiks me-;
Teks pada data 2 no. 3 terdiri dari : Amar suka prefiks di-; atau prefiks ber-. Fungsi Predikat (P)
sate ayam. Amar suka teh manis. Setelah makan Amar tidak ditandai dengan prefiks pe-. Jadi, kalimat no
suka rokok. Teks pada data 2 no. 3 terdapat tiga buah (1) dapat diberi contoh sebagai berikut:
kalimat: Amar suka sate ayam. (1) Amar suka jus mangga. (1) Adik saya tidak merokok
S P
(2) Setelah makan Amar suka rokok.(3). Kalimat (1), 1a. Adik saya tidak mau ditawari rokok
S P O
(2), dan (3) merupakan kalimat yang mengandung 1b. Adik saya tidak berjualan rokok
S P O
kesalahan penggunaan adverbial suka, apabila
Imbuhan berupa awalan atau prefiks me-; di-;
ditinjau dari struktur kalimat yang bersifat formal.
dan ber-; merupakan imbuhan-imbuhan pembentuk
Dalam bahasa Indonesia adverbial suka digunakan
verba yang dalam struktur kalimat berfungsi sebagai
untuk menyatakan “keinginan terhadap sesuatu’,
predikat.
secara structural, kata suka seharusnya ditempatkan
di sebelah kiri kata berkategori verba. Pada contoh Demikian pula pada kalimat no. (2) Ahmad
kalimat (1), (2) dan (3) dikategorikan sebagai ragam pepanggil kepada temannya untuk jumpa
nonformal sebab kata suka tidak diikuti oleh verba. besok.
Pada contoh tersebut, sebenarnya terjadi pelesapan (2). Ahmad pepanggil kepada temannya
verba, umpamanya, antara: kata suka dan sate ayam, untuk jumpa besok
S P
antara suka dan jus mangga, antara suka dan rokok
, demikianlah alasan untuk mengatakan kalimat
Imbuhan pe- dalam bahasa Indonesia memiliki
itu sebagai ragam nonformal. Untuk kalimat no.
hanya satu fungsi, yaitu berfungsi sebagai
(3) terjadi kesalahan penggunaan tanda baca,
pembentuk kata benda dan secara umum imbuhan
seharusnya setelah frase: setelah makan diletakkan
ini menyatakan makna melakukan pekerjaan yang
koma (,). Klausa: Amar suka rokok sesudah kata suka
tersebut pada bentuk dasarnya. Contoh penari,
20 Al-Turâs: Vol. XX No.2, Juli 2013
petani, pelajar, pemberi, pelari, pemasak, pengajar. kaidah dalam bahasa Indonesia. Pada kalimat no
Imbuhan yang seharusnya melekat pada kata dasar (1) pada data 3, yaitu: …. Di banyak panas oleh
panggil ‘mengundang untuk datang’, seperti contoh karenanya hujan tidak menyinari bumi… terjadi
di atas adalah imbuhan me-. Kata kepada pada kesalahan semantik pada kata menyinari, seharusnya
klausa pepanggil kepada temannya untuk jumpa besok, dapat dipakai kata menyirami. Demikian pula,
dihilangkan menjadi Ahmad memanggil temmnya pada kalimat no (2) … di depan di sana ada dijual
untuk jumpa besok. makanan murah … data 3 pada umumnya kesalahan
dapat terjadi karena penguasaan kosa kata beserta
Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam makna kata itu dalam bahasa Indonesia yang
bidang morfologi yang ditemukan dalam penelitian dipahami oleh mahasiswa penutur bahasa asing
ini antara lain: kesalahan pemakaian afiks, kesalahan yang masih terbatas. Jadi, mereka hanya menuliskan
pemenggalan kata, kesalahan penulisan kata ulang, sesuai dengan apa yang mereka ingat atau sejauh
dan kesalahan penulisan kata bentukan seperti kata yang mereka ketahui untuk dapat menuliskan
pepanggil; berambil; penaruh seharusnya petaruh; penggunaan bahasa Indonesia mahasiswa penutur
penggulat; perjalan kaki, dalam data penelitian bahasa asing itu masih memerlukan latihan yang
ini. berdasarkan temuan tersebut, dapat ditarik cukup banyak menggunakan kosa kata dalam
kesimpulan bahwa mahasiswa penutur bahasa asing kalimat tunggal maupun kalimat kompleks serta
belum dapat menggunakan afiks secara tepat, begitu waktu belajar antara rentang 6 bulan sampai satu
pula dengan penulisan kata bentukan dan penulisan tahun. Aspek kesalahan berbahasa Indonesia oleh
mahasiswa penutur bahasa asing di PPB UIN Jakarta
kata ulang.
dapat diartikan sebagai upaya mahasiswa penutur
Kesalahan dalam Ranah Semantik bahasa asing ini untuk belajar bahasa Indonesia lebih
Data 3 mendalam lagi.
Contoh Temuan
Simpulan
1. …. Di banyak panas oleh karenanya hujan
Hasil penelitian ini secara ringkas dapat
tidak menyinari bumi… dikemukakan bahwa: kesalahan berbahasa yang
2. Di depan, di sana ada dijaul makanan murah sering dilakukan oleh mahasiswa penutur bahasa
…. asing dalam menulis kalimat bahasa Indonesia
3. Jakarta kota-kota yang paling-paling
dibedakan dalam beberapa aspek yaitu, kesalahan
macet… pada aspek penggunaan ejaan, pembentukan kata,
4. Mereka petulis Indonesian yang paling
khusus pada afiksasi, tata urutan kalimat yang dapat
paling saya suka… menyebabkan perbedaan makna, serta pemahaman
5. Saya paham di Indonesia bahasa sedikit, tentang makna suatu kata yang idgunakan dalam
pakaian, musiman, banyak makanan… suatu konteks kalimat. Jadi, ada tiga tataran penting
dari aspek linguistik yang perlu mendapat perhatian
(Sumber data: mahasiswa asal Turki, Pengajaran yaitu morfologi, sintaksis dan semantik.
BIPA PPB UIN Jakarta, tahun 2013)
Daftar Pustaka
Kesalahan pada data 3 adalah pemakaian kata
depan dan penggunaan kalimat tidak efektif serta Anjarsari Nurvita, Sarwiji Suwandi dan Slamet
Mulyono. 2013. “Analisis Kesalahan
struktur kalimat yang tidak padu, kesalahan Pemakaian Bahasa Indonesia dalam
tersebut tentu diakibatkan dari pengaruh bahasa Karangan Mahasiswa Penutur Bahasa
ibu. Berdasarkan temuan tersebut, dapat diketahui Asing di Universitas Sebelas Maret” dalam
bahasa mahasiswa penutur bahasa asing belum BASARA Jurnal Bahasa Sastra Indonesia dan
dapat memakai kata depan, kalimat efektif dan Pengajarannya Vol. 2, Nomor 1 April 2013.
struktur kalimat secara tepat yang sesuai dengan Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
Darsita S.: Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia ... 21