You are on page 1of 10

Jurnal Sinesis

ISSN: xxxx-xxxx (Print), 1xxx-xxxx (Online)


Vol. x, No. x, 20xx, pp. xx – xx

Variasi Bahasa Slang pada Mahasiswa Semester 3 Prodi PBSI UMK (Kajian
Sosiolinguistik)
Reva Lina Alya Putri1*, Nabila Sahida Putri2, Ana Siti Faridatul Bahiyyah3, Alifia Ahwal
Zakiyyah4
1
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muria Kudus, Indonesia
2
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muria Kudus, Indonesia
3
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muria Kudus, Indonesia
4
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muria Kudus, Indonesia
*202134005@std.umk.ac.id, 202134008@std.umk.ac.id, 202134018@std.umk.ac.id,
202134020@std.umk.ac.id

Abstract
The purpose of this study is that researchers want to describe
the variations of slang used by UMK students in the third semester of
the Indonesian Language and Literature Education Study Program.
The use of slang among teenagers is now widely used, especially
teenagers who are easily familiar and easily influenced by slang.
During this transitional period, many factors influence student
development, including the language used in daily interactions. This
research uses a qualitative method which collects information from
various sources with topics and backgrounds using slang language
variations. The data collection method is through interviews with UMK
students of the Indonesian Language and Literature Education Study
Program class of 2021 as well as making direct discoveries as a
support for the role of language through different environments such as
social media or the media of social social life. The techniques used in
collecting data are observing, recording, taking notes, and literature
study techniques. From the results of the research that has been done,
there are seventeen slang languages that are often used by PBSI UMK
students.

Keywords: Student, Slang language, Interaction

Abstrak
Article History: Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin mendeskripsikan
Received yyyy-mm-dd variasi bahasa slang yang digunakan oleh mahasiswa UMK Program
Revised yyyy-mm-dd Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester tiga.
Accepted yyyy-mm-dd
Penggunaan bahasa slang pada kalangan remaja saat ini sudah banyak
digunakan, terutama remaja yang mudah akrab dan mudah terpengaruhi
DOI: oleh bahasa slang. Pada masa transisi ini, banyak faktor yang
10.0021xx/ mempengaruhi perkembangan mahasiswa, diantaranya adalah bahasa
educatio.vxix.xxxx yang digunakan dalam interaksi sehari-hari. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif yang mengumpulkan informasi dari
2 Jurnal Sinesis, x(x), 20xx, xx – xx

berbagai sumber dengan topik dan latar belakang penggunaan variasi


bahasa slang, Metode pengumpulan datanya adalah melalui hasil
wawancara kepada mahasiswa UMK Progam Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan tahun 2021 maupun melakukan
pengamatan secara langsung sebagai pendukung peran bahasa melalui
lingkungan yang berbeda seperti media sosial atau media kehidupan
sosial bermasyrakat. Teknik yang digunakan dalam mengumpulakan
data adalah menggunakan teknik simak, rekam, catat, dan teknik studi
pustaka. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat tujuh belas
bahasa slang yang sering digunakan oleh mahasiswa PBSI UMK.
Kata Kunci: Mahasiswa, Bahasa slang, Interaksi

PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang
lain, bekerjasama, berinteraksi, serta digunakan juga untuk mengidentifikasi diri di dalam
masyarakat. Bahasa anggota masyarakat biasanya berbeda-beda sesuai dengan status sosial dan
latar belakang budaya mereka, sehingga menciptakan berbagai variasi bahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi di dalam masyarakat (Muliawati, 2017). Menurut Chaer (dalam Muliawati,
2017) mengatakan para pakar linguistik mendeskripsikan bahasa sebagai lambang bunyi yang
sifatnya arbitrer, biasanya digunakan oleh kelompok anggota masyarakat untuk berkomunikasi.
Bahasa itu sifatnya unik dan memiliki hubungan langsung dengan budaya masyarakat
pemakainya (Chaer dalam Syairi, 2013). Bahasa memiliki lima fungsi yaitu fungsi informasi,
fungsi ekspresi, fungsi persuasi, fungsi eksplorasi, fungsi entertaimen. Dengan demikian,
melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan ungkapan-ungkapan batin mereka (Chaer dalam
Batubara, 2021).
Bahasa memiliki ragam bentuk yang dapat dipahami oleh penutur bahasa. Penutur
bahasa merupakan bagian dari masyarakat. Sehingga, bahasa tersebut bervariasi dan beragam.
Keragaman dan kevariasian bahasa muncul akibat interaksi sosial yang dilakukan penuturnya
yang beragam, didalam kegiatan tersebut menyebabkan munculnya keragaman bahasa. Terdapat
dua pandangan variasi bahasa. Pertama, adanya variasi bahasa disebabkan oleh keragaman
fungsi bahasa dan keragaman sosial penutur bahasa. Kedua, adanya variasi bahasa dapat
membantu masyarakat sebagai alat interaksi dalam aktivitas masyarakaat yang beraneka ragam
(Muliawati, 2017). Menurut Hartman dan Stork (dalam Muliawati, 2017) kriteria variasi bahasa
dibedakan menjadi tiga, yaitu: pokok pembicaraan penutur, latar belakang sosial dan geografi
penutur, medium yang digunakan. Sehingga, dapat dipastikan setiap masyarakat memiliki ciri
khas bahasa sendiri dan berbeda dengan masyarakat lain.
Slang merupakan variasi bahasa yang ciri-cirinya membentuk kosa kata baru dan
biasanya digunakan untuk berkomunikasi oleh kelompok masyarakat dan kaum muda (Rosalina,
2020). Menurut Bloomfield (dalam Rosalina, 2020) Slang terdiri dari 4 macam: bentuk salah
ucap yang lucu, bentuk singkatan, bentuk interjeksi, dan bentuk yang dipendekkan. Ragam
bahasa slang merupakan bahasa yang tidak resmi dan sifatnya musiman. Slang adalah variasi
bahasa yang biasanya digunaakan oleh kaum remaja. Slang dapat dikatakan sebagai permainan

Open Access: https://ejournal.sinesis.umk.ac.id /index.php/sinesis


Jurnal Sinesis, x(x), 20xx, xx – xx 3

huruf dan bunyi yang dibuat melalui proses penggantian, penambahan, transposisi, dan
pemadatan bunyi. Slang juga digunakan sebagai bahasa pergaulan.
Kosakata slang seperti penggunaan kata alami yang diberi arti baru dan berubah-ubah,
ataupun pemendekan kata.Bahasa slang diciptakan tanpa mengubah makna atau maksud isinya.
Jadi, bahasa slang bukanlah bahasa resmi melainkan transformasi parsial dari suatu bahasa
(Khoirurrohman, 2020). Menurut Patride (dalam Rosalina, 2020) Fungsi Slang yaitu digunakan
untuk terlihat beda dengan yang lain, untuk bercanda, untuk estetika, menghindari kata-kata
klise, untuk menarik perhatian, untuk memperkaya bahasa, untuk mempersingkat, untuk
berbicara dan menulis, untuk memberikan dan memadatkan gambaran konkret, untuk
kerahasiaan, untuk memudahkan berhubugan sosial, untuk menunjukkan anggota kelompok,
untuk keramahan, menunjukkan perbedaan kelompok.
Fokus penelitian ini adalah kajian sosiolinguistik. Kajian sosiolinguistik fokus
penelitiannya adalah bahasa masyarakat. Fasold (dalam Saddhono, 2006) menyatakan bahwa
sosiolinguistik berhubungan erat dengan variasi bahasa yang digunakan oleh pemakai bahasa dan
bahasa sebagai alat untuk meyampaikan informasi serta gagasan oleh seseorang. Nababan
(dalam Simatupang, 2018) menyatakan bahwa sosiolinguistik juga merupakan kajian yang
mengkaji bahasa di dalam masyarakat sebagai objek kajiannya. Menurut Suwito ( dalam
Simatupang, 2018) sosiolinguistik memandang bahasa sebagai bagian masyarakat, kebudayaan,
sistem komunikasi dan sistem sosial.

Penggunaan bahasa slang pada kalangan remaja saat ini sudah banyak digunakan,
terutama remaja yang mudah akrab dan mudah terpengaruhi oleh bahasa slang. Penelitian ini
akan meneliti tentang pemakaian bahasa slang yang digunakan oleh mahasiswa UMK Progam
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan tahun 2021. Berdasarkan pengamatan
peneliti para mahasiswa menggunaakan ragam bahasa slang yang beraagam. Dengan demikian
tujuan penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan variasi bahasa slang yang digunakan oleh
mahasiswa semester 3 PBSI UMK.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut
Kusumastuti dan Khoiron (2019) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan
untuk mengkaji makna yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan oleh
sejumlah individu atau sekelompok orang. Proses penelitian kualitatif menyertakan langkah-
langkah penting, seperti mengajukan pertanyaan dan prosedur, mengumpulkan data yang
spesifik dari partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema yang khusus ke tema
umum, dan menafsirkan makna data.
Data dari penelitian ini berupa variasi bahasa slang yang digunakan oleh mahasiswa
UMK Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan tahun 2021. Sumber data
pada penelitian ini melalui hasil wawancara kepada mahasiswa UMK Progam Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan tahun 2021 maupun melakukan pengamatan secara
langsung. Teknik yang digunakan dalam mengumpulakan data adalah menggunakan teknik
simak, rekam, catat, dan teknik studi pustaka.

Open Access: https://ejournal.sinesis.umk.ac.id /index.php/sinesis


4 Jurnal Sinesis, x(x), 20xx, xx – xx

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin mendeskripsikan variasi bahasa slang yang
digunakan oleh mahasiswa PBSI semester tiga. Variasi bahasa slang yang ditemukan
berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa PBSI semester tiga terdapat sepuluh variasi
bahasa slang. Penelitian ini menggunakan metode wawancara, peneliti mewawancarai 17
mahasiswa semester 3 dari prodi PBSI, yakni: (1) Ana Siti Faridatul Bahiyyah usia 19 tahun, (2)
Sherly Rizki Permata Hati usia 19 tahun, (3) Septia Indana zulfa usia 19 tahun, (4) Ginasti
Mareta Rahayu usia 19 tahun, (5) Kholifatun Maulintia Fajriati usia 19 tahun, (6) Nazelin
Ni’amah usia 19 tahun, (7) Erlina Widya Rahma usia 18 tahun, (8) Ulia Ni’matul Muyassaroh
usia 19 tahun, (9) Intan Kusuma Wardani usia 19 tahun, (10) Aninda Eka Rahayu usia19 tahun;
(11) Dewi Puji Indah Lestari usia usia 19 tahun, (12) Faradila Budi Anggraini usia 19 tahun, (13)
Yenny Lusianasari usia 20 tahun, (14) Isna Fatkhur Rohmah usia 22 tahun, (15) Dinita Charissa
Ludviana usia 19 tahun, (16) Lailul Huda usia 29 tahun, (17) Hayatun Nufus Kamila usia 19
tahun.

1. Lur
Kata lur merupakan salah satu variasi bahasa slang yang sering digunakan oleh
mahasiswa PBSI semester tiga. Lur merupakan hasil penyingkatan dari kata sedulur. Kata ini
sering diucapkan mahasiswa PBSI contohnya seperti percakapan di bawah ini:

Percakapan asli:
Ana : “Kue arep ning endi, lur?”
Sherly : “Arep ning kamar mandi, lur.”

Arti:
Ana : “Kamu mau kemana, lur?”
Sherly : “Mau ke kamar mandi, lur.”

2. Cuk
Kata cuk merupakan kependekan dari kata jancuk. Kata jancuk biasanya digunakan
sebagai kata umpatan. Pada daerah Jawa Timur kata jancuk tidak berarti kasar, namun
apabila kata tersebut digunakan di daerah Jawa Tengah beberapa orang menganggapnya
kasar. Kata cuk menjadi salah satu variasi bahasa slang yang tidak jarang digunakan oleh
mahasiswa PBSI semester tiga. Kata cuk yang digunakan bersifat rahasia, artinya kata cuk
tidak digunakan ke semua orang melainkan hanya kepada teman dekat atau orang terdekat
saja. Dibawah ini adalah contoh penggunaan kata cuk dalam percakapan mahasiswa PBSI
semester tiga:

Percakapan asli:
Aninda : “Ndang rene, cuk. Wes tak enteni!
Septia : “Sek, cuk. Aku lagi mangan.”

Arti:

Open Access: https://ejournal.sinesis.umk.ac.id /index.php/sinesis


Jurnal Sinesis, x(x), 20xx, xx – xx 5

Aninda : “Cepat kesini, cuk. Sudah aku tunggu!”.


Septia : “Sebentar, cuk. Aku sedang makan.”

3. Gaes
Kata gaes berasal dari kata guys. Kata tersebut merupakan variasi bahasa slang yang
sudah tidak asing lagi di telinga dan sering digunakan oleh mahasiswa PBSI semester tiga.
Contoh penggunaan kata gaes dalam percakapan mahasiswa PBSI semester tiga, yakni:

Ana : “Gaes tugas mata kuliah metodologi penelitian bahasa dikumpulkan terakhir
nanti sore ya!”
Nazelin : “Oke, gaes. Ini sedang dikerjakan.”

4. Kepo
Kata kepo merupakan variasi bahasa slang yang sering digunakan oleh mahasiswa
PBSI semester tiga. Kata kepo biasanya digunakan untuk bahan bercanda dan ditujukan
pada seseorang yang serba ingin tahu. Contoh pemakaian kata kepo dalam percakapan
mahasiswa semester tiga PBSI semester tiga, yakni:

Ulia : “Kamu kepo ya sama nilai semester ini?


Erlina : “Ya pasti kepo baget dong. Kan semester ini mata kuliahnya susah semua.”

5. Mager
Kata mager merupakan penyingkatan dari kata males gerak. Kata tersebut merupakan
variasi bahasa slang yang digunakan oleh mahasiswa PBSI semester tiga. Kata mager
biasanya diucapkan oleh seseorang yang enggan atau tidak bersemangat dalam melakukan
atau mengerjakan sesuatu dikarenakan malas bergerak. Contoh pemakaian kata mager dalam
percakapan mahasiswa PBSI semester tiga, yakni:

Percakapan asli:
Kholifatun: “Serius aku mager pol munggah nik lantai 3.”
Ulia : “Aku podo ae mager nik munggah neh.”

Arti:
Kholifatun: “Serius aku mager banget naik ke lantai 3.”
Ulia : ‘Aku juga mager kalau naik lagi.’

6. Gabut
Kata gabut merupakan variasi bahasa slang yang sudah kerap terdengar diantara
mahasiswa PBSI semester tiga. Kata gabut digunakan untuk mendeskripsikan keadaan bosan,
jenuh, bahkan tidak tahu harus berbuat apa. Contoh pemakaian kata gabut dalam percakapan
masiswa PBSI semester tiga, yakni:

Percakapan asli:
Intan : “Gabut pol, enake saiki lapo ya?”
Ginasti : “Gabut ngeniki enake metu tuku jajan.”

Open Access: https://ejournal.sinesis.umk.ac.id /index.php/sinesis


6 Jurnal Sinesis, x(x), 20xx, xx – xx

Arti:
Intan : “Gabut banget enaknya sekarang ngapain ya?”
Ginasti : “Gabut kayak gini enaknya keluar beli jajan.”

7. Bucin
Kata bucin menjadi salah satu variasi bahasa slang yang digunakan oleh mahasiswa
PBSI semester tiga. Kata bucin berasal dari kependekan kata budak cinta. Kata bucin
merupakan istilah yang biasanya ditujukan kepada seseorang yang tergila-gila akan cinta,
rela melakukan apapun demi cinta, seseorang yang terlihat mesra dengan pasangannya.
Contoh penggunaan kata bucin dalam percakapan mahasiswa PBSI semester tiga, yakni:

Percakapan asli:
Intan : “Kue bucin pol yo mbi Rizky?”
Kholifatun: “Jenenge wae cinta yo mesti bucin.”

Arti:
Intan : “Kamu bucin banget ya sama Rizky?”
Kholifatun: “Namanya juga cinta ya pasti bucin.”

8. OTW

Kata OTW merupakan singkatan dari kata on the way yang memiliki arti sedang
dalam perjalanan. Kata OTW menjadi salah satu bahasa slang yang sering digunakan oleh
mahasiswa PBSI semeter tiga. Contoh pemakaian kata OTW dalam percakapan mahasiswa
PBSI semester tiga, yakni:

Percakapan asli:
Sherly : “Enteni sik, delok ngkas aku OTW kampus!”
Ginasti : “Yo gage, aku wes ngeteni ket mou!”

Arti:
Sherly : “Tunggu dulu, bentar lagi aku OTW kampus!”
Ginasti : “Ya udah cepet, aku udah nunggu dari tadi!”

9. PMS
Kata PMS merupakan variasi bahasa slang yang digunakan oleh mahasiswa PBSI
semester tiga khususnya mahasiswa perempuan. Kata PMS merupakan singkatan dari kata
premenstrual syndrome. PMS adalah kondisi dimana wanita menjadi sensitif mudah emosi,
hal ini terjadi pada saat wanita sedang menstruasi. Contoh pemakaian kata PMS dalam
percakapan mahasiswa PBSI semester tiga, yakni:
Nazelin : “Perutku sakit banget lagi PMS.”
Erlina : “Iya aku juga gitu kalau lagi PMS.”

10. Santuy
Kata santuy merupakan variasi bahasa slang yang sering digunakan oleh mahasiswa
PBSI semester tiga. Kata santuy merupakan plesetan dari kata santai. Santuy sendiri

Open Access: https://ejournal.sinesis.umk.ac.id /index.php/sinesis


Jurnal Sinesis, x(x), 20xx, xx – xx 7

memiliki arti keadaan tidak tegang, santai, rilex. Contoh pemakaian kata santuy dalam
percakapan mahasiswa PBSI semester tiga, yakni:
Aninda : “Halah santuy aja, batas pengumpulan tugasnya masih lama.”
Erlina : “Ya sekarang santuy, nanti pas udah mepet jadinya panik.”

11. Lebay
Kata lebay merupakan variasi bahasa slang yang sering diucapkan oleh mahasiswa
PBSI semester 3. Kata lebay ini memiliki arti suatu hal yang dianggap terlalu berlebihan.
Contoh pemakaian kata lebay dalam percakapan mahasiswa semester 3, yaitu:

Percakapan Asli:
Indah : “Rausah nyanyi, ngko kocone pecah kabeh dungu suoromu...”
Lailul : “Lebay men, emange suoroku suoro opo ngasi mecahno koco!”

Arti:
Indah : “Jangan bernyanyi, nanti kacanya pecah semua mendengar suaramu...”
Lailul : “Lebay banget, memangnya suaraku suara apa sampai membuat kaca pecah!”

12. Gercep
Kata gercep merupakan kependekan dari kata gerak cepat. Kata ini biasanya
diartikan sebagai suatu hal yang dikerjakan atau dilakukan secara cepat. Kata gercep juga
sering diucapakan oleh mahasiswa PBSI semester 3. Contoh pemakaian kata gercep dalam
percakapan mahasiswa semester 3, yakni:

Percakapan Asli:
Mila : “Fara nik ngumpulke tugas-tugas gercep pol yo din?”
Dinita : “tak ngeti-ngeti ancen nik ngumpulke tugas fara paling gercep pol”

Arti:
Mila : “Fara kalau mengumpulkan tugas-tugas gercep banget ya din?”
Dinita : “Aku lihat-lihat memang benar kalau mengumpulkan tugas fara paling gercep
banget”
13. Salting
Kata salting merupakan kependekan dari kata salah tingkah. Kata ini dapat diartikan
sebagai perilaku seseorang yang aneh, gerogi, atau malu sehingga tingkah lakunya terlihat
tidak terkontrol atau tidak beraturan. Kata salting ini juga sering diucapkan oleh mahasiswa
PBSI semester 3. Contoh pemakaian kata gercep dalam percakapan mahasiswa semester 3,
yaitu:

Percakapan Asli:
Yenny : “Ojo salting ngunu ah, peh bar diarani cantik mas Alvin”
Nazelin : “Sopo sing salting? Aku biasa ae kok”

Open Access: https://ejournal.sinesis.umk.ac.id /index.php/sinesis


8 Jurnal Sinesis, x(x), 20xx, xx – xx

Arti:
Yenny : “Jangan salting gitu ah, mentang-mentang habis dibilang cantik mas Alvin”
Nazelin : “Siapa yang salting? Aku biasa aja kok”

14. PAP
PAP merupakan singkatan dari post a picture yang berarti mengunggah sebuah foto.
Kata ini biasanya digunakan ketika seseorang sebagai permintaan atau meminta orang lain
untuk mengirim sebuah foto. Kata PAP juga sering diucapkan oleh mahasiswa PBSI
semester 3. Contoh pemakaian kata PAP dalam percakapan mahasiswa semester 3, yaitu:

Percakapan Asli:
Intan : “Tulung PAP bagian pendahuluan artikelmu, Aku ape roh”
Fara : “Ngko yo, iki Aku lagi nik dalan gak gowo laptop”

Arti:
Intan : “Tolong PAP bagian pendahuluan artikelmu, Aku mau lihat”
Fara : “Nanti ya, ini Aku lagi di jalan tidak membawa laptop”

15. Bestie
Kata bestie memiliki arti yang sama dengan kata sahabat, kawan, atau teman dekat.
Kata ini digunakan untuk menyebutkan seseorang yang dianggap spesial atau dekat, biasanya
merujuk kepada teman dekat. Kata bestie ini juga sering diucapkan oleh mahasiswa PBSI
semester 3. Contoh pemakaian kata bestie dalam percakapan mahasiswa semester 3, yaitu:

Percakapan Asli:
Ginasti : “Cepet men wes tekan kampus, jare motormu mogok?”
Septi : “Iki mou Aku gak sengojo ketemu bestieku nik dalan, terus diterke
sisan”

Arti:
Ginasti : “Cepat banget sudah sampai kampus, katanya motormu mogok?”
Septi : “Ini tadi Aku tidak sengaja bertemu bestieku di jalan, terus diantar
sekalian”
16. Japri
Kata japri memiliki arti jalur pribadi. Kata japri biasanya merujuk kepada seseorang
yang meminta mengirimkan pesan secara personal. Kata japri ini juga sering diucapkan oleh
mahasiswa PBSI semester 3. Contoh pemakaian kata japri dalam percakapan mahasiswa
semester 3, yaitu:

Percakapan Asli:
Sherly : “Aku lagi tekan parkiran, ngko tak kabari neh nik wes tekan lantai 2”
Nafa : “Oke, ngko japri ae nik wes tekan lantai 2”

Open Access: https://ejournal.sinesis.umk.ac.id /index.php/sinesis


Jurnal Sinesis, x(x), 20xx, xx – xx 9

Arti:
Sherly : “Aku lagi sampai parkiran, nanti Aku kabari lagi kalau sudah sampai
lantai 2”
Nafa : “Oke, nanti japri aja kalau sudah sampai lantai 2”

17. COD
Kata COD merupakan singkatan dari kalimat bahasa Inggris cash on delivery yang
berarti metode pembayaran yang dilakukan saat pesanannya diterima. Kata COD juga sering
diucapkan oleh mahasiswa PBSI semester 3. Contoh pemakaian kata COD dalam percakapan
mahasiswa semester 3, yaitu:
Percakapan Asli:
Ginasti : “Ngko Aku terke nik gedung J yo? ameh COD barang mbi boloku”
Aninda : “Iyo, ngko nik wes istirahat tak terke”

Arti:
Ginasti : “Nanti aku antar ke gedung j ya? mau COD barang sama temanku”
Aninda : “Iya, nanti kalau istirahat aku antar”

SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat tujuh belas bahasa slang yang sering
digunakan oleh mahasiswa PBSI UMK. Bahasa tersebut yakni: (1) lur, contohnya: “Kue arep
nek ndi lur?” yang berarti “Kamu mau kemana lur?”, (2) cuk, contohnya: “Ndang rene cuk,
wes tak enteni!” artinya “Cepat kesini cuk, sudah aku tunggu!”, (3) gaes, contohnya: “Gaes
tugas mata kuliah metodologi penelitian bahasa dikumpulkan terakhir nanti sore ya!”, (4)
kepo, contohnya: “kamu kepo ya sama nilai semester ini?”, (5) mager, contohnya: “Serius
aku mager pol munggah nik lantai 3” yang artinya “Serius aku mager banget naik ke lantai
3”, (6) gabut, contohnya: “Gabut pol, enake lapo ya?” artinya “Gabut banget, enaknya
ngapain ya?”, (7) bucin, contohnya: “Kue bucin pol yo mbi Rizky?” artinya “Kamu bucin
banget ya sama Rizky?”, (8) OTW, contohnya “Enteni sek, aku lagi OTW kampus.” Artinya
“Tunggu sebentar, aku baru OTW kampus”, (9) PMS, contohnya: “Perutku sakit banget lagi
PMS”, (10) santuy, contohnya: “Halah santuy aja, batas pengumpulan tugasnya masih
lama.”.(11) lebay, contohnya: “Lebay banget, memangnya suaraku suara apa sampai
membuat kaca pecah!”, (12) gercep, contohnya: “Fara kalau mengumpulkan tugas-tugas
gercep banget ya din?”, (13) salting, contohnya: “Jangan salting gitu ah, mentang-mentang
habis dibilang cantik mas Alvin”, (14) PAP, contohnya: “Tolong PAP bagian pendahuluan
artikelmu, Aku mau lihat”, (15) bestie, contohnya: “Ini tadi Aku tidak sengaja bertemu
bestieku di jalan, terus diantar sekalian”, (16) japri, contohnya: “Oke, nanti japri aja kalau
sudah sampai lantai 2”, (17) COD, contohnya: “Nanti aku antar ke gedung j ya? mau COD
barang sama temanku”. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PBSI semester tiga seringkali
menggunakan bahasa slang untuk berbincang antara satu dengan yang lainnya.

Open Access: https://ejournal.sinesis.umk.ac.id /index.php/sinesis


10 Jurnal Sinesis, x(x), 20xx, xx – xx

DAFTAR PUSTAKA
Abusyairi, K. (2013). Pembelajaran bahasa dengan pendekatan budaya. Dinamika Ilmu.
Batubara, H. Proses Pemerolehan Bahasa Pertama Pada Anak. Kode: Jurnal Bahasa, 10(4).
Khoirurrohman, T., & Abdan, M. R. (2020). Analisis Pemakaian Variasai Bahasa Slang Pada
Remaja Desa Kalinusu: Kajian Sosiolinguistik. Jurnal Ilmiah Semantika, 1(02), 1-11.
Kusumastuti, A., & Khoiron, A. M. (2019). METODE PENELITIAN KUALITATIF (F.
Annisya & Sukarno (eds.); 2nd ed.). Lembaga Pendidikan Sukarno Pressind.
Muliawati, H. (2017). Variasi Bahasa Gaul pada Mahasiswa Unswagati Prodi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Tahun 2016. Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 4(2), 42-53.
Rosalina, R., Auzar, A., & Hermandra, H. (2020). Penggunaan Bahasa Slang di Media Sosial
Twitter. JURNAL TUAH: Pendidikan dan Pengajaran Bahasa, 2(1), 77-84.
Saddono, K. (2006). Bahasa Etnik Madura di Lingkungan Sosial: Kajian Sosiolinguistik di Kota
Surakarta. Kajian Linguistik dan Sastra, 18(1), 1-15.
Simatupang, R. R., Rohmadi, M., & Saddhono, K. (2018). Tuturan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia (kajian sosiolinguistik alih kode dan campur kode). Kajian Linguistik dan
Sastra, 3(2), 119-130.

Open Access: https://ejournal.sinesis.umk.ac.id /index.php/sinesis

You might also like