You are on page 1of 12

P a g e | 32

Jurnal Kesehatan Primer


Vol 6, No 2 Month Nov, pp. 32-43
P-ISSN 2549-4880, E-ISSN 2614-1310
Journal DOI: https://doi.org/10.31965/jkp
Website: http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/jkp

Literature review: Mengulum Es Batu sebagai Manajemen Rasa


Haus untuk Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa
Maria Putri Sari Utami*, Linda Widyarani, dan Alivia Fitri Nur Wulandari
Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Stikes Notokusumo Yogyakarta, Indonesia

Email : mariaputrisari88@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT/ABSTRAK


Artikel Histori: Introduction: Hemodialysis is one of the renal replacement
therapy in patients with CKD. The fluid intake in a patient's
Received date: Ags/23/2021 CKD with hemodialysis does cause some effects occurring
Revised date: Okt/22/2021 most frequently; one is arising thirst. Thirst can cause
Accepted date: Nov/18/2021 patients to fail to comply with the diet restrictions liquid
intake to experience excess fluids or overhydration. If they
Keywords: Chronic Kidney Disease do not limit liquid intake, fluid accumulates in the body and
(CKD), thirst, ice cubes, may cause edema. These conditions will make increase
hemodialysis blood pressure and give heavier heart works. One of the
interventions that can be applied to deal with the thirst for
a patient's CKD is sucking on ice cubes. The purpose of this
research is to synthesize an article about intervention
sucked on an ice cube as the management of the thirst in
patients who underwent CKD with hemodialysis. Methods:
This research is a literature review that assesses previous
studies on a public article. Report of the investigation was
conducted on google scholar, DOAJ, and Pubmed. This
literature review focuses on randomized control trials,
cohort study and quantitative study, published in the
Indonesian or English language from 2011 to 2021. Results:
The result of synthesis articles that have been found
intervention will ice cubes can reduce thirst. Conclusion: Ice
cubes are put in the mouth to melt, any water content in ice
cubes to give a sensation of cold in the mouth, and
meltwater inside the mouth to reduce thirst that appears in
patients undergoing CKD with hemodialysis.
P a g e | 33
Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronik (GGK), Pendahuluan: Hemodialisa merupakan salah satu terapi
rasa haus, mengulum es batu, pengganti ginjal pada pasien dengan GGK. Pembatasan intake
hemodialisa cairan pada pasien dengan GGK yang melakukan hemodialisa,
menimbulkan beberapa gejala salah satunya adalah timbul
rasa haus. Rasa haus dapat membuat pasien mengalami
kelebihan cairan karena tidak memperhatikan pembatasan
cairan. Pasien GGK apabila tidak melakukan pembatasan
asupan cairan, maka cairan akan menumpuk di dalam tubuh
dan akan menimbulkan edema. Kondisi ini akan membuat
tekanan darah meningkat dan memperberat kerja jantung.
Salah satu intervensi yang dapat diterapkan untuk mengatasi
masalah rasa haus pada pasien GGK yaitu dengan mengulum
es batu. Tujuan dari penelitian ini adalah mensintesis artikel-
artikel tentang intervensi mengulum es batu sebagai
manajemen rasa haus pada pasien GGK yang menjalani
hemodialisa. Metode: Desain penelitian ini adalah literature
review. Penelusuran artikel dilakukan melalui Google Scholar,
DOAJ, Pubmed. Kriteria inklusi meliputi a) publikasi artikel
dalam sepuluh tahun terakhir 2011-2021, b) artikel
menggunakan Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris dan
memiliki fulltext, c) studi yang terdiri dari randomized control
trial, cohort study dan quantitative study, sedangkan kriteria
ekslusi meliputi artikel yang tidak memenuhi kriteria inklusi
pada penelitian ini. Hasil dari peneltiian ini diketahui bahwa
intervensi mengulum es batu dapat digunakan untuk
mengurangi rasa haus pasien hemodialisa. Kesimpulan: Es
batu yang dimasukkan ke dalam mulut untuk mencairkan,
kandungan air apapun dalam es batu untuk memberikan
sensasi dingin di mulut, dan air lelehan di dalam mulut untuk
mengurangi rasa haus yang muncul pada pasien PGK yang
menjalani hemodialisis.

Copyright© 2021 Jurnal Kesehatan Primer


All rights reserved
*Corresponding Author:
Maria Putri Sari Utami
Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, STIKES Notokusumo Yogyakarta, Indonesia
Email: mariaputrisari88@gmail.com
P a g e | 34

PENDAHULUAN secara baik untuk menyaring racun didalam


Gagal ginjal kronik merupakan darah (Dorgalaleh et al, 2013).
penyakit kegagalan ginjal yang meningkat Prevalensi hemodialisa di Amerika
dari tahun ke tahun. Secara global angka pada tahun 2012 sebanyak 451.000 dan
kejadian GGK meningkat setiap tahunnya. diperkirakan akan meningkat menjadi
World Health Organitation (WHO) 632.000 pada tahun 2025 (Wetmore dan
menyebutkan peningkatan jumlah penderita Collins, 2016), sedangkan berdasarkan data
gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat dari Indonesian Renal Registry (IRR) tahun
50% dari tahun sebelumnya dan 2014 terdapat 28.882 pasien yang terlapor
mengemukakan lebih dari 500 juta orang melakukan hemodialisa di Indonesia.
mengalami GGK. Dari keseluruhan penderita Kerusakan ginjal yang dialami
gagal ginjal baik akut maupun kronik, hanya penderita GGK, menyebabkan pasien harus
25% yang mendapatkan pengobatan dan melakukan pembatasan intake cairan.
12,5% pengobatannya berhasil (Indriasari, Pembatasan cairan ini menimbulkan
2015). beberapa efek yang palings erring adalah
Pasien dengan GGK yang berada pada timbulnya rasa haus yang menyebabkan
Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA) harus mulut pasien menjadi kering karena produksi
menjalani terapi pengganti ginjal. Saat ini saliva yang berkurang (xerostomia). Hal
hemodialisa menjadi terapi pengganti ginjal tersebut menyebabkan pasien akan minum
yang paling banyak dipilih (Smeltzer et al, banyak atau berlebihan untuk memenuhi
2013). Walaupun hemodialisa sebagai terapi cairan yang dibutuhkan tubuhnya dan
pengganti fungsi ginjal, tetapi hemodialisa mengurangi keluhannya tersebut, terutama
tidak dapat menyembuhkan pasien, hanya pada pasien yang mengkonsumsi obat-
saja mampu memperpanjang hidup dan obatan yang membuat membran mukosa
meningkatkan kualitas hidup penderita. Pada kering. Hal ini sesuai dengan kondisi normal
pasien GGK, ginjal mengalami kerusakan manusia yang tidak dapat bertahan lebih
yang progresif dan irreversible sehingga
menyebabkan ginjal tidak dapat berfungsi
P a g e | 35

lama tanpa asupan cairan dibandingkan dingin, serta membatasi asupan garam. Hal
dengan makanan (Potter & Perry, 2008). ini sesuai dengan penelitian yang telah
Beberapa hasil penelitian dilakukan oleh Husain dan Silvitasari (2020)
memperlihatkan bahwa sekitar 39-95% yang menyatakan bahwa menghisap es batu,
pasien hemodialisa memiliki pengalaman mengunyah permen karet dan berkumur
akan rasa haus (Kara, 2013). Pada pasien dengan obat kumur rasa mint mampu
GGK yang menjalani hemodialisa mengalami mengurangi rasa haus pada penderita CKD
kesulitan untuk mengontrol rasa haus yang yang menjalankan program pembatasan
dialami karena pembatasan asupan cairan cairan.
(Harsismanto et al. 2015). Rasa haus tersebut Salah satu intervensi yang dapat
dapat menyebabkan pasien tidak mematuhi diterapkan untuk mengatasi masalah rasa
pembatasan asupan cairan sehingga pasien haus pada pasien GGK yaitu dengan
dapat mengalami kelebihan cairan atau mengulum es batu karena dapat
overhidrasi (Armiyati et al, 2019). memberikan perasaan lebih segar daripada
Management pembatasan cariran yang minum air mineral sedikit-sedikit (Philips et
buruk dapat menyebabkan peningkatan al, 2017). Menghisap es batu lebih efektif jika
Interdialytic Weight Gain (IWG) dan dibandingkan dengan mengunyah permen
menyebabkan kerusakan kardiovaskuler dan karet rendah gula untuk mengurangi rasa
morbiditas (Daugirdas, 2015). haus pada pasien CKD yang menjalankan
National Kidney Foundation (NKF) hemodialisa (Arfany, dkk, 2014). Untuk itu
(2016) merekomendasikan beberapa cara terapi mengulum es batu penting diterapkan
untuk mengatasi rasa haus dan mulut kering untuk mengurangi rasa haus pada pasien
untuk pasien hemodialisa antara lain GGK yang menjalani hemodialisa. Dari hasil
berkumur, minum dengan menggunakan uraian latar belakang diatas, maka penulis
gelas kecil untuk mengurangi cairan berlebih tertarik untuk mengetahui efektifitas
didalam tubuh, mengunyah permen karet, mengulum es batu terahadap rasa haus
mengulum es batu dan memakan buah
P a g e | 36

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani bahasa inggris), jenis artikel berupa literature
hemodialisa. review atau systematik review, artikel
membahas tentang adanya korelasi
METODE mengulum es batu pada pasien hemodialisa
Kriteria inklusi dalam tinjauan dengan rasa haus pasien gagal ginjal kronis
sistemik ini meliputi rentang waktu pada remaja, variabel tidak meliputi
penerbitan artikel maksimal 10 tahun hemodialisa dan rasa haus.
(2011-2021), bahasa yang digunakan adalah Setelah peneliti melakukan
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, subyek penelusuran artikel melalui mesin pencarian
artikel adalah pasien dengan gagal ginjal PubMed dan Google Scholar sesuai dengan
kronis yang menjalani hemodialisa , jenis limitasi yang ada di mesin tersebut
artikel berupa original artikel penelitian selanjutnya peneliti melakukan telaah artikel
(bukan review penelitian) dan tersedia full berdasarkan kriteria inklusi dan ditemukan 2
text, tema meliputi hemodialisa, rasa haus, artikel dari PubMed dan 4 artikel dari google
gagal ginjal kronik, dan mengulum es batu. scholar.
Kriteria ekslusi dalam tinjauan
sistemik ini meliputi rentang waktu
penerbitan artikel diatas 10 tahun, bahasa
yang digunakan adalah bahasa asing (selain

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil telaah literatur review dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 1. Analisis Jurnal


No Judul, Penulis Metode Hasil penelitian
Penelitian
1 Effect of nursing interventions Penelitian quasi Level haus pre-test: 1,95
on thirst and interdialytic eksperimen Level haus post-test: 1,75
weight gain of patients with Terdapat perbedaan yang signifikan antara
chronic kidney disease rasa haus dan IDWG pada kelompok
subjected to hemodialysis intervensi dengan kelompok kontrol.
Menghisap es batu dapat mengurangi rasa
P a g e | 37

Sacrias G.G, Rathinasamy, E.L, haus dan meningkatkan kepatuhan


Elavally and Arjunan, P. diantara pasien yang menjalani
hemodialisa dengan nilai p value: 0,004
(<0,05)
2 Pengaruh menghisap slimber Penelitian Derajat haus pre-test: ringan (5,8%),
ice terhadap intensitas rasa kuantitatif sedang (64,6%), berat (29,4%)
haus pada pasien gagal ginjal dengan quasy Derajat haus post-test: ringan (67,6%),
kronik yang menjalani experimental pre- sedang (8,8%), berat (0%)
hemodialisa test-post-test Terdapat pengaruh menghisap slimber ice
with control terhadap intensitas rasa haus di RSUD
Dasuki dan Buhari Basok group design Raden Mattaher Jambi dengan nilai p
value: 0,000 (pada kelompok intervensi)
dan 0,005 (pada kelompok kontrol)
3 The effect of sipping ice to Penelitian kuasi Derajat haus pre-test: ringan (13,9%),
reduce thirsty feel in chronic eksperimen, one sedang (47,2%), berat (38,9%)
kidney disease patients who group dengan Derajat haus post-test: ringan (61,1%),
have hemodialysis in RSUD rancangan pre- sedang (22,2%), berat (16,7%).
Bendan Pekalongan test-post-test Terdapat perbedaan signifikan leve; haus
design sebelum dan sesudah intervensi mengulum
Isrofah, Moh.Projo Angkasa, es batu dengan nilai p value: 0,000 (<0,05)
dan Alpin Amar Ma’ruf
4 Efektivitas inovasi intervensi Penelitian Level haus pre-test: ringan (6,7%), sedang
keperawatan mengulum es kuantitatif (46,7%), berat (46,7%)
batu terhadap skala haus dengan Level haus post-test: ringan (20,0%),
pasien hemodialysis pendekatan pre sedang (73,3%), berat (6,7%).
eksperimen Terdapat pengaruh mengulum es batu
Liza Fitri Lina dan Haifa design yaitu one terhadap penurunan rasa haus pada pasien
Wahyu group pre test gagal ginjal kronis yang menjalani
and post test hemodialisa di RSUD Dr. M. Yunus
design Bengkulu dengan nilai p value: 0,000
(<0,05)
5 Optimizing of Thristy Penelitian kuasi Ada perbedaan bermakna skor haus
Management on CKD Patients eksperimen sebelum dan setelah diberikan intervensi
Undergoing Hemodialysis by dengan mengulum es batu. Berkumur air matang
Sipping Ice Tube rancangan pre dan berkumur dengan obat kumur. Semua
test post test responden pasien hemodialysis mengalami
design penurunan skor rasa haus setelah
Yunie Armiyati, Khoiriyah, intervensi.
Ahmad Mustofa
6 Pengaruh Terapi Ice Cube’s Penelitian kuasi 20 pasien HD, dibagi 2 kelompok (10 pasien
sebagai Evidance Based eksperimen intervensi, 10 pasien kontrol).
Nursing untuk Mengurangi dengan Kelompok intervensi: terapi ice cube’s
Rasa Haus pada Pasien yang rancangan pretest selama 5 menit saat proses dialysis,
Menjalani Hemodialisa posttest design Kelompok kontrol: penyuluhan kesehatan
mengenai pembatasan cairan.
Fajri, A.N., Sulastri., Kristini, P Terdapat perbedaan yang signifikan antara
intensitas rasa haus sebelum dan sesudah
diberikan terapi ice cube’s pada kelompok
intervensi (p value 0,000).
P a g e | 38

Pasien gagal ginjal yang menjalankan dalam tubuh, maka akan terjadi peningkatan
hemodialisa dianjurkan untuk melakukan tekanan osmotik plasma dan penurunan
pembatasan cairan sebagai pencegahan dan volume cairan pada ekstra seluler.
penatalaksanaan terhadap komorbid yang Penurunan volume cairan ekstraseluler
dapat memperburuk keadaan pasien dan mengakibatkan penurunan perfusi darah ke
mampu menyebabkan mortalitas ginjal yang akan mengaktifkan renin
koardiovaskuler (Wong et al, 2017). angiotensin dan aldosterone.
Rasa haus yang berlebihan pada
Jumlah total asupan cairan tiap pasien gagal ginjal yang menjalani
harinya berbeda bagi tiap individu hemodialisa muncul akibat terjadi
bergantung pada fungsi ginjal, adanya edema peningkatan kadar Angiotensin II.
dan haluaran urine. Perhitungannya meliputi Angiotensin II adalah hormon yang
sejumlah urine output ditambah insensible bersirkulasi dan berinteraksi pada limbik
water atau jumlah urine ditambah 600 ml. otak, dan memberikan pengaruh dipsogenik
Jumlah air merupakan seluruh cairan yang kuat yang dapat merangsang pusat haus dan
diperoleh dari makanan, minuman, ataupun menyebabkan peningkatan masukan air.
terapi intravena yang didapatkan pasien Angiotensin II bekerja meningkatkan volume
(Setiati et al, 2014). intravaskuler dengan menstimulasi rasa haus
Program pembatasan cairan pada di hipotalamus sehingga penderita merasa
pasien hemodialisa menyebabkan penurunan ingin minum (Sherwood, 2012).
intake per oral sehingga menyebabkan mulut Rasa haus merupakan salah satu
kering dan lidah jarang teraliri air, keadaan indikator normal tubuh dalam menanggapi
tersebut memicu munculnya rasa haus, kondisi ketidakseimbangan cairang yang
dalam proses fisiologi tubuh 30-60 menit terjadi di dalam tubuh Guyton (2012). Pada
setelah minum perasaan haus akan muncul orang sehat, respon untuk mengurangi
kembali (Guyton dan Hall, 2016). Apabila kondisi tersebut adalah dengan cara
tidak ada asupan cairan yang masuk ke minum/menambah intake cairan sehingga
P a g e | 39

rasa haus akan berkurang atau hilang. besar penurunan intensitas haus. Kepingan
Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi es batu juga dapat mengurangi rasa tidak
penderita GGK dimana penderita harus enak atau pahit dirasakan pasien hemodialisa
melaksanakan pembatasan asupan cairan (Kusumawardhani dan Yetti, 2020).
agar tidak menimbulkan komplikasi akibat Penelitian lain yang mendukung
penumpukan cairan didalam tubuh (Sudoyo, penjelasan diatas adalah penelitian yang
2010). dilakukan oleh Armiyanti et al (2019)
Laju aliran saliva dapat distimulasi mendapatkan hasil bahwa rasa haus dapat
dengan memberikan rangsang pada diatasi dengan mengulum es batu selama 5
beberapa sensor di mukosa oropharingeal menit dengan rata-rata waktu menahan rasa
(mekano reseptor, reseptor suhu dan haus selama 93 menit, air yang terkandung
reseptor air) yang memegang peranan didalam es batu memberikan efek dingin
penting dalam rasa haus dan pemenuhan yang dapat menyegarkan dan mengatasi
rasa haus. Stimulasi pada oropharingeal haus pada pasien yang sedang menjalani
dilakukan dengan menghisap kepingan es hemodialisa.
batu. Tindakan ini merupakan Mengulum es batu akan membuat
penatalaksanaan awal yang penting untuk mukosa dalam mulut lembab setelah es batu
mencegah minum atau telah terjadinya mencair. Hal yang perlu diperhatikan pada
mekanisme satiety atau kekenyangan. pasien GGK bahwa konsumsi jumlah es batu
Mekanisme ini mencegah asupan yang dikulum dalam mengurangi rasa haus
cairan berlebihan sampai cairan yang juga harus dipertimbangkan, hitung cairan
diabsorpsi menjadi efektif. Efek satiety post setengah dari volume es batu, jika es batu
ingesti dengan memodifikasi suhu air minum dalam wadah ukuran 200 ml, maka volume
menunjukkan pola positif penurunan yang harus dihitung berjumlah 100 ml (Kozier
intensitas haus responden, yang mana et al, 2011).
normalnya adalah semakin banyak volume Hasil review jurnal dapat disimpulkan
air minum berbanding lurus dengan semakin bahwa dengan mengulum es batu atau
P a g e | 40

slimber ice 30 ml atau 6 ice cube memiliki keperawatan untuk mengurangi rasa haus
nilai efektifitas paling tinggi dalam pasien hemodialisa.
penurunan intensitas rasa haus pasien
hemodialisa dengan nilai presentase setelah DAFTAR PUSTAKA
pemberian intervensi mengulum 6 ice cube Arfany, N. W., Armiyanti, Y,. & Kusuma, M. A.
menjadi haus tingan sebesar 67,6 %. Es batu B. (2014). Efektifitas Mengunyah Permen
Dayang dimasukkan ke dalam mulut menjadi Karet Rendah Gula Dan Mengulum Es
mencair, kandungan air di dalam es batu Batu Terhadap Penurunan Rasa Haus
tersebut dapat memberikan sensasi dingin Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis Yang
dan dapat mengurangi rasa haus yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Tugurejo
dirasakan. Mengulum es batu ini tidak dapat Semarang. Jurnal Keperawatan dan
dilakukan pada pasien hemodialisa yang Kebidanan (JIKK), 1-9.
memiliki penyakit keganasan di rongga
mulut. Armiyati, Yuni. Khoiriyah & Mustofa, Ahmad.
2019. Optimizing Of Thirst Management
KESIMPULAN On CKD Patients Undergoing
Berdasarkan hasil literatur review Hemodialysis By Sipping Ice Cube. Jurnal
maka intervensi mengulum es batu dapat Media Keperawatan Indonesia. Vol 2 No
digunakan untuk mengurangi rasa haus. Es 1, February 2019 / pages 38-48.
batu yang dimasukkan ke dalam mulut
hingga mencair, dapat memberikan rasa Dasuki & Basok, B, 2018. Pengaruh
dingin di mulut dan air yang mencair di Menghisap Slimber Ice Terhadap
dalam mulut dapat mengurangi rasa haus Intensitas Haus Pasien Gagal Ginjal Kronik
yang muncul pada pasien GGK yang Yang Menjalani Hemodialisa. Indonesian
menjalani hemodialisa. Hasil penelitian ini Journal for Health Sciences, 2(2), 77-83
dapat menjadi intervensi mandiri
P a g e | 41

Daugirdas JT., Blake PG, Ing TS. Handbook of Menjalani Hemodialisa.


Dialysis. Fifth Edition,sl.”Wolters Kluwer http://www.researchgate.net/publication
Health, 2015. /330321784 DOI
http://doi.10.12140/RG.2.2.28610.22726
Dorgalaleh, A., Mahmudi, M. Tabibian, S. Diakses pada tanggal 29 Juli 2021.
Khatib, Z.K. 2013. Anemia and
thrombochytopenia on acute and chronic Husain F, SilvitasariI.2020.Management
renal failure. International Journal of Keperawatan Mengurangi Rasa Haus
Hematology-Oncology and Stem Cell Pada Pasien Dengan Chronic Kidney
Research (IJHOSCR), 1 October 2013. Disease : LITERATURE REVIEW”, Jurnal
Vol.7, No.4. Ilmiah Kesehatan, vol. 10, no. 1, pp. 12-
19.
Fajri, A.N., Sulastri., Kristini, P. 2020.
Pengaruh Terapi Ice Cube’s sebagai Indonesian Renal Registry (IRR). 2014. 7th
Evidance Based Nursing untuk Report Of Indonesian Renal Registry h: 1-
Mengurangi Rasa Haus pada Pasien yang 36
Menjalani Hemodialisa. In Prosiding
Seminar Nasional Keperawatan Indriasari, N. D. 2015. Perbedaan Kadar
Universitas Muhammadiyah Surakarta Ureum dan Kreatinin pada Pasien Gagal
(pp. 11-15). Surakarta. Ginjal Kronik Berdasarkan Lama
Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2016. Guyton and Menjalani Terapi Hemodialisis di RS PKU
Hall Textbook of Medical Phycology. Muhammadiyah Yogyakarta. Naskah
Philadelphia: Elsevier Publikasi.

Harsismanto, Rifa’i. 2015. Pelaksanaan Isrofah, Angkasa, M. P., & Ma’ruf, A. A. 2019.
Pembatasan Asupan Cairan dan Natrium The effect of sipping ice to reducethirsty
pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang feel in chronic kidney disease patients
P a g e | 42

who have hemodialysis in RSUD Bendan


Pekalongan. Journal International Philips. 2017. Tips for Dialysis Patients With
Nursing Conference on Chronic Disease Fluid Restriction. Journal Ren Nutrition
Management, Pekalongan, Indonesia, Vol.27 No.05.
2(6), 193-197
Potter & Perry. 2008. Fundamental of
Kozier. 2011. Buku Ajar Fundamental Nursing buku 1 edisi 7. Yogyakarta:
Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Salemba Medika
Jakarta: EGC
Kusumawardani, Y & Yetti, K. 2020. Sacrias, G.G, Rathinasamy, E.L., Elavally, S.
Manajemen Xerostomia dan Interdialytic 2015. Effect Of Nursing Interventions On
Weight Gain. Jurnal Keperawatan 12(1), Thirst And Interdialytic Weigh Gain Of
7-16 Patients With Chronic Kidney Disease
Subjected To Hemodialysis. 6(1), 13-19
Lina, Liza & Wahyu, Haifa. 2019. Junal Ilmiah Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W. 2014. Buku
: Efektifitas Inovasi Intervensi Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI.
Keperawatan Mengulum Es Batu Jakarta: Interna Publishing
Terhadap Skala Haus Pasien Hemodialisis.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Sherwood. 2012. Fisiologi Manusia : dari Sel
Bengkulu Volume 07, Nomor 02, Oktober ke Sistem. Jakarta: EGC
2019.
Sudoyo. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit
National Kidney Foundation. 2016. End stage Dalam. Jakarta: Interna Publishing
renal disease in the United States.
https://www.kidney.org/news/newsroo Wetmore J.B & Collins A.J. 2016. Global
m/factsheets/end-stage-renal-disease-in- challenges posed by the growth of end-
the-US
P a g e | 43

stage renal disease. Renal Replacement


Theraphy. Vol.2, No.15.

Wong, M., Hecking, M., & Tomo, T. 2017.


Interdialytic Weight Gain : Trends,
Predictors and Associated Outcomes in
the International Dialysis Outcomes and
Practice Patterns Study (DOPPS).
American Journal of Kidney Disease,
69(3), 367-379

You might also like