You are on page 1of 26

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG


PENYAKIT HERNIA DENGAN KEJADIAN HERNIA
DI POLI BEDAH RSUD

Di Susun Oleh:

Kelompok 2

1.MUDRIKA (2214201052)

2.SEFDI ARDIANTO (2214201051)

3.SURYANTO (2214201050)

4.ARSUS NOVDIANTO (2214201049)

5.NASRULLAH (2214201048)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HARAPAN IBU JAMBI
2022-2023

1
2

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PATIENTS’ KNOWLEDGE LEVEL


REGARDING HERNIA AND THE HERNIA OCCURENCE
IN THE SURGERY POLYCLINIC OF RSUD
ABSTRACT
Background: There has been hernia occurrence on November 15 th, 2016
in RSUD. The number of Hernia inguinalis patients from January until
October 2016 was 145 people. This figure consisted of 143 (98.60) male
patients and 2 (1.30%) female patients.
Objective: The study aimed at identifying the Relationship between the
Patients’ Knowledge Level Regarding Hernia and the Hernia Occurrence
in the Surgery Polyclinic of RSUD.
Method: The study was an analytic descriptive research by cross-sectional
approach. For the sampling technique, the researchers selected the quota
sampling technique. The population in this study was 300 people, while
the sample that had been selected for this study was 75 respondents. The
data were gathered through questionnaire distribution. The researchers
also performed bivariate analysis by means of Chi Square test.
Results: The results of this study showed that 24.00% of the respondents
had good knowledge level regarding hernia, 32.00% of the respondents
had moderate knowledge level regarding hernia, and 44.00% of the
respondents had poor knowledge regarding hernia. The number of hernia
patients from March 6th - March 25th, 2016, was 9 people. From the results
of significance test, the researchers found the sig. value = 0.001.
Conclusion: There has been significant relationship between the
knowledge level regarding hernia and the hernia occurrence in the
Surgery Polyclinic of RSUD.
Keyword: Knowledge Level, Hernia Occurence

Note:
1
Student of High School of Health Sciences (STIKES)
2
Lecturers of High School of Health Sciences (STIKES)
3
Lecturers of High School of Health Sciences (STIKES)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG


3

PENYAKIT HERNIA DENGAN KEJADIAN HERNIA


DI POLI BEDAH RSUD

INTISARI
Latar Belakang: Hasil studi pendahuluan pada tanggal 15 November 2016
di RSUD Wonosari, jumlah penderita Hernia Inguinalis bulan Januari -
Oktober 2016 adalah 145 orang yang terdiri dari 143 orang laki-laki
(98,6%) dan 2 orang perempuan (1,3%).
Tujuan: Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien
Tentang Penyakit Hernia Dengan Kejadian Hernia di Poli Bedah RSUD.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik sampling: Kuota Sampling. Populasi:
300 orang, sampel 75 orang. Data diambil menggunakan kuesioner.
Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square.
Hasil: Tingkat pengetahuan baik berjumlah 24%, cukup berjumlah 32%,
dan kurang berjumlah 44%. Peneliti menemukan jumlah penderita hernia
dari 6-25maret yaitu berjumlah 9 orang. Hasil Uji kolerasi Chi Square
menunjukkan bahwa variabel tingkat pengetahuan dengan kejadian hernia
didapatkan nilai Sig=0,001.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
dengan kejadian hernia di Poli Bedah RSUD.
Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, dan Kejadian Hernia

Keterangan:
1
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
2
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
3
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)

BAB I

PENDAHULUAN
4

1.Latar Belakang

Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang

normal melalui defek fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

kongenital yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang

biasa melalui dinding tersebut. Lubang itu dapat timbul karena lubang

embrional yang tidak menutup atau melebar, akibat tekanan rongga perut

yang meninggi1.

Faktor resiko yang dapat menjadi etiologi hernia yaitu peningkatan

intra-abdomen (batuk kronis, konstipasi, ascites, angkat beban berat dan

keganasan abdomen) dan kelemahan otot dinding perut (usia tua,

kehamilan, prematuritas, pembedahan insisi yang mengakibatkan hernia

insisional, overweight dan obesitas)2.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu terhadap suatu obyek

tertentu yang terjadi selama seseorang melakukan penginderaan yaitu

melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba

dan sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan

telinga. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang suatu penyakit

disebabkan karena masyarakat tidak tahu bagaimana harus berperilaku

dalam melakukan pencegahan penyakit tersebut, sebagian orang

mengetahui penyakit ini setelah terkena penyakitnya. Berbeda dengan

orang yang sudah tahu, maka mereka tahu perilaku apa yang harus

dilakukan untuk mencegah sejak dini. Untuk itu pengetahuan tentang

kesehatan sangat penting dalam kehidupan sehari hari untuk mencegah

timbulnya suatu penyakit sehingga perilaku pencegahan sangat

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat. Pengetahuan

merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau merangsang


5

terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan apabila seseoarang

mengetahui dan memahami akibat dari hernia inguinalis serta cara

mencegah hernia inguinalis maka akan mempunyai perilaku kesehatan

yang baik dengan harapan dapat menghindari dampak atau menurunkan

resiko kejadian hernia inguinalis3.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 15 November

2016 di RSUD, dari hasil data yang didapatkan jumlah penderita Hernia

Inguinalis bulan Januari sampai dengan Oktober 2016 adalah 145 orang

yang terdiri dari 143 orang laki-laki (98,6%) dan 2 orang perempuan

(1,3%). Dari data rekam medis di Poli Bedah RSUD pasien yang

berkunjung berjumlah 901 pasien pada bulan september-november, hasil

studi wawancara tentang pengertian Hernia, tanda dan gejala, dan

penyebab dengan 5 orang didapatkan 3 orang belum mengetahui tentang

penyakit Hernia. Menurut penulis dengan masih kurangnya pengetahuan

pasien tentang penyakit Hernia ini akan mengakibatkan kurangnya

kesadaran masyarakat untuk mencegah terjadinya penyakit Hernia yang

akan menyebabkan angka kejadian Hernia akan semakin tinggi. Dari data

diatas penulis tertarik ingin meneliti lebih mendalam tentang tingkat

pengetahuan pasien tentang penyakit Hernia, sehingga menuangkannya

dalam sebuah skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Pasien tentang Penyakit Hernia dengan Kejadian Hernia di Poli Bedah

RSUD.

BAB II
6

TINJAUAN PUSTAKA

2.Pengertian

Hernia adalah kondisi kesehatan yang terjadi ketika lemak,

jaringan, atau bagian dari organ tubuh mendorong melalui titik lemak atau

lubang di otot perut atau jaringan ikat. Tergantung pada jenis hernia yang

dialami seseorang dan seberapa parahnya, kondisi ini dapat menjadi

ringan dan menyebabkan sedikitgangguan atau bahkan bisa mengancam

jiwa.

Pada orang dewasa, kondisi ini paling sering terjadi di

selangkangan atau perut. Saat seseorang mengidapnya, ia mungkin

melihat atau merasakan adanya tonjolan. Pengidap mungkin juga

mengalami rasa sakit yang memburuk selama aktivitas tertentu, misalnya

ketika mengangkat sesuatu atau berdiri untuk waktu yang lama.

Seseorang dapat mengalami kondisi ini secara tiba-tiba setelah

membungkuk, batuk, tertawa, atau mengangkat beban yang berat.

Kebanyakan kondisi ini bersifat eksternal, artinya, jaringan

mendorong melalui dinding perut ke arah luar tubuh. Hal tersebut sering

menyebabkan tonjolan yang bisa kamu lihat. Namun ia juga bisa terjadi

secara internal, yang berarti tetap berada di dalam tubuh (di dalam perut).

a.Penyebab Hernia

Hernia inguinalis dan femoralis dapat disebabkan oleh melemahnya otot,

penuaan, atau ketegangan berulang pada daerah perut dan

selangkangan. Ketegangan ini mungkin berasal dari:

Aktivitas fisik.

Angkat berat.
7

Obesitas.

Sering batuk.

Sembelit (yang dapat menyebabkan mengejan saat buang air

besar).

Pada pria, hernia inguinalis dapat disebabkan oleh masalah pada kanalis

inguinalis, tempat turunnya testis sebelum atau setelah lahir. Ketika otot-

otot di saluran ini tidak menutup seperti seharusnya, area tersebut bisa

melemah dan menyebabkan kondisi ini terjadi.

Sementara itu, hernia umbilikalis dapat disebabkan selama

kehamilan, ketika tali pusar melewati lubang di otot perut bayi.

Pembukaan biasanya menutup segera setelah bayi lahir. Jika otot tidak

sepenuhnya menyatu di tengah dinding perut, hernia umbilikalis dapat

terjadi saat lahir atau di kemudian hari.

Pada orang dewasa, terlalu banyak tekanan perut dapat

menyebabkan hernia umbilikalis. Sedangkan penyebab lainnya yaitu

obesitas, kehamilan kembar, dan operasi perut sebelumnya.

b.Jenis-Jenis Hernia

Jenis-jenis hernia umumnya terbagi berdasarkan letaknya, yaitu:

1.Hernia inguinalis, yang terjadi saat ada sebagian usus atau jaringan

lemak di rongga perut yang mencuat ke selangkangan. Ini merupakan

jenis yang paling sering terjadi dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk

mengalaminya.
8

Hernia femoralis, yang terjadi saat ada jaringan lemak atau sebagian usus

yang mencuat ke bagian atas paha bagian dalam. Risiko wanita untuk

terkena penyakit ini lebih tinggi daripada pria.

2.Hernia umbilikus, yang terjadi saat ada jaringan lemak atau sebagian

usus mendorong dan menonjol di dinding abdomen, dekat pusar. Jenis

hernia ini bisa dialami oleh bayi akibat lubang besar tali pusat yang tidak

tertutup dengan sempurna setelah bayi lahir. Sedangkan pada orang

dewasa, pemicunya adalah adanya tekanan berlebihan pada abdomen.

3.Hernia insisi, yang terjadi saat ada jaringan yang mencuat lewat luka

operasi yang belum sembuh pada abdomen. Jenis ini termasuk salah satu

risiko komplikasi pada operasi bagian perut.

4.Hernia hiatus, yang terjadi saat ada bagian lambung yang masuk lewat

celah pada diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut) dan

mencuat ke rongga dada. Meski terkadang tanpa gejala, nyeri ulu hati

(rasa sakit atau tidak nyaman pada dada yang biasanya muncul setelah

makan) merupakan indikasi yang mungkin terjadi jika mengalami jenis ini.

5.Hernia Spigelian, yang terjadi saat ada sebagian usus mendorong

jaringan ikat perut (Spigelian fascia) dan menonjol di dinding perut depan

kiri atau kanan bawah pusar.

6.Hernia diafragma, yang terjadi saat ada organ perut yang berpindah ke

rongga dada melalui celah pada diafragma. Sama seperti hernia

umbilikus, jenis ini juga bisa dialami oleh bayi akibat pembentukan

diafragma yang kurang sempurna.

7.Hernia epigastrik, yang terjadi saat ada jaringan lemak yang mencuat

keluar dan menonjol pada dinding abdomen, di antara pusar dan tulang

dada bagian bawah.


9

8.Hernia otot, yang terjadi saat ada sebagian otot yang mencuat pada

abdomen. Jenis ini juga dapat terjadi pada otot kaki akibat cedera

berolahraga.

c.Faktor Risiko Hernia

Faktor-faktor yang berkontribusi pada kondisi ini, seperti:

 Lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah.


 Sudah lanjut usia.
 Batuk kronis. Kemungkinan karena peningkatan tekanan perut
yang berulang.
 Cystic fibrosis.
 Kehamilan
 Sembelit kronis.
 Kelebihan berat badan atau mengalami obesitas.
 Merokok, yang menyebabkan melemahnya jaringan ikat.
 Riwayat pribadi atau keluarga.

BAB III

METODE PENELITIAN
10

Jenis penelitian ini termasuk kuantitatif menggunakan deskriptif analitik

dengan pendekatan cross sectional yaitu antara variabel independent dan

dependent diukur pada waktu dan tempat yang bersamaan 4. Teknik

sampel menggunakan teknik Kuota Sampling. Jumlah responden 75

pasien yang berobat di Poli Bedah RSUD. Peneliti melakukan

pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner kepada

responden, analisis data menggunakan uji Chi Square.

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Poli Bedah
RSUD

N Umur Frekuensi Persentase


o (%)

1 18-25 12 16
2 26-35 12 16
3 36-45 15 20
4 46-55 21 28
5 56-65 6 8
6 65> 9 12

Total 75 100%

Sumber: Data Primer, 2017

Tabel 2 menunjukkan bahwa responden usia tertinggi yaitu:

usia 46-55 berjumlah 21 orang (28%), sedangkan yang terendah

yaitu 56-65 berjumlah 6 orang (8%).

b. Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


11

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Poli Bedah RSUD Maret 2017
No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
1 Laki-Laki 28 37,3
2 Perempuan 47 62,7
Total 75 100%
Sumber: Data Primer, 2017
Tabel 3 menunjukkan bahwa responden laki-laki berjumlah

28 orang (37,3%) sedangkan responden perempuan berjumlah 47

orang (62,7%)

c. Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Poli Bedah RSUD Maret 2017
No. Pendidikan Frekuensi Persentase
%
1 SD 19 25,3
2 SLTP/SMP 19 25,3
3 SLTA/SMA/SMU/SMK 29 38,7
4 Diploma 2 2,7
5 Sarjana 6 8,0
Total 75 100%
Sumber: Data Primer, 2017

Tabel 4 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat

pendidikan tertinggi yaitu: SLTA/SMA/SMU/SMK berjumlah 29

orang (38,7%), dan yang terendah yaitu: Diploma berjumlah 2

orang (2,7%).

d. Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


12

Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di
Poli Bedah RSUD Maret 2017
No. Pekerjaan Frekuensi Persentase
%
1 IRT 15 20,0
2 Pelajar/Mahasiswa 6 8,0
3 Pensiun 2 2,7
4 Petani/Buruh 23 30,7
5 PNS/Pegawai 8 10,7
6 Wiraswasta 21 28,0
Total 75 100%
Sumber: Data Primer, 2017

Tabel 5 menunjukkan bahwa jenis pkerjaan responden yang

paling tinggi yaitu pada pekerjaan: Petani/Buruh berjumlah 23

orang (30,7%) dan yang paling sedikit yaitu pada pekerjaan:

Pensiun berjumlah 2 orang (2,7%).

2. Variabel Univariat

a. Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat

pengetahuan tentang Kejadian Hernia dengan kategori baik,

cukup, kurang. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dapat

dilihat pada berikut ini:

Tabel 6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan di Poli Bedah RSUD Maret 2017
No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase
%
1 Baik 18 24
2 Cukup 24 32
3 Kurang 33 44
Total 75 100%
Sumber: Data Primer, 2017
13

Tabel 6 menunjukkan bahwa persentase tingkat

pengetahuan pasien yang paling tertinggi yaitu pada kategori

kurang sebanyak 33 orang (44%), dan yang paling terendah

yaitu kategori baik sebanyak 18 orang (24%), sehingga

didapatkan rata rata tingkat pengetahuan pasien berada pada

kategori kurang.

b. Kejadian Hernia

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kejadian Hernia

dengan kategori ya dan tidak. Distribusi frekuensi kejadian

Hernia dapat dilihat pada berikut ini:

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan di Poli Bedah RSUD Maret 2017
No. Kejadian Hernia Frekuensi Persentase
%
1 Ya 9 12
2 Tidak 66 88
Total 75 100%
Sumber: Data Primer, 2017

Tabel 7 menunjukkan bahwa persentase kejadian Hernia

kategori Ya sebanyak 9 orang (9%) dan kategori Tidak

sebanyak 66 orang (88%).

c. Macam Penyakit Hernia

Berdasarkan hasil penelitain diperoleh macam penyakit

hernia dengan kategori hernia inguinalis dan hernia

epigastrium. Distribusi frekuensi macam penyakit hernia dapat

dilihat pada berikut:


14

Tabel 8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Macam Penyakit
Hernia di Poli Bedah RSUD Maret 2017
No. Macam Penyakit Frekuensi Persentase
Hernia %
1 Hernia Inguinalis 8 88,9%
2 Hernia Epigastrium 1 11,1%
Total 9 100%
Sumber: Data Primer, 2017

Tabel 8 mengatakan bahwa persentase macam penyakit

hernia dengan kategori hernia inguinalis sebanyak 88,9%, dan

hernia epigastrium sebanyak 11,1%.

d. Analisis Bivariat

Uji Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian

Hernia.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat

pengetahuan dengan kejadian Hernia, dalam penelitian ini

digunakan analisis korelasi Chi Square dengan taraf signifikan

0,1. Adapun seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 9
Uji Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian
Hernia di RSUD Maret 2017
Tingkat Kejadian Hernia
Pengetahuan Tidak Ada Ada Total Asym
F % F % F % Sig

Baik 18 24 0 0 18 24
Cukup 24 32 0 0 24 32
Kurang 24 32 9 12 33 44 0,001
Total 66 88 9 12 75 100

Sumber: Data Primer, 2017

Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil uji hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan kejadian Hernia pada kategori


15

tingkat pengetahuan kategori kurang dihubungkan dengan

kejadian Hernia kategori ada sebanyak 9 orang (12%), tingkat

pengetahuan cukup dengan kejadian Hernia kategori tidak

ada sebanyak 24 orang (32%), tingkat pengetahuan baik

dengan kejadian Hernia kategori tidak ada sebanyak 18 orang

(24%) serta berdasarkan uji Chi Square dengan nilai asym sig

0,001 < 0.1 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan dengan kejadian Hernia.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur


16

Dalam penelitian ini umur dibagi menjadi beberapa kategori

umur yaitu diantaranya 18-25, 26-35, 36-45, 46-55, 56-65, 65>.

Diketahui bahwa dari 75 responden di RSUD didapatkan bahwa

responden dengan usia tertinggi yaitu 46-55 lebih banyak dengan

tingkat persentase sebanyak 28%, dan yang terendah yaitu 56-56

sebanyak 8%.

Insiden hernia yang meningkat dengan bertambahnya umur

mungkin disebabkan oleh meningkatnya penyakit yang membuat

tekanan intra abdomen meninggi dan berkurangnya kekuatan

jaringan penunjang. Semakin bertambah usia akan semakin

meningkatkan resiko terjadinya hernia inguinalis karena usia

menyebabkan otot polos melemah yang akan mengakibatkan

kanalis inguinalis terbuka sampai terjadi hernia inguinalis akibat

prolap usus yang masuk kedalam anulus inguinalis 2.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Qomariah (2016)5, yang mengatakan bahwa sebagian besar

responden berusia 46-55 tahun yang mengalami hernia inguinalis

scrotalis sebanyak 20 responden (66,7%), sedangkan sebagian

kecil responden yang berusia 56-65 tahun mengalami hernia

inguinalis scrotalis sebanyak 6 responden (20%), dan hernia

inguialis bilateral sebanyak 4 responden (13,3%).

2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


17

Dalam penelitian ini jenis kelamin dibagi menjadi dua yaitu

laki-laki, dan perempuan. Diketahui bahwa dari 75 responden di

RSUD. Didapatkan responden jenis kelamin laki-laki Dengan

penderita hernia yaitu laki-laki sebanyak 9 orang (100%), dan

perempuan 0 orang (0%).

Laki-laki dewasa lebih banyak beraktivitas dan mengangkat

beban yang berat sehingga meningkatkan tekanan intra abdomen

yang merupakan faktor resiko hernia inguinalis. sedangkan pada

anak laki-laki lebih sering dibandingkan anak perempuan

dikarenakan lambatnya penutupan atau obliterasi dari prosesus

vaginalis yang merupakan jalu turunnya testis sehingga

mengakibatkan terjadianya hernia inguinalis6.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sesa (2012)7. Yang mengatakan bahwa kelompok penderita

hernia inguinalis tertinggi adalah penderita hernia inguinalis

dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 79 orang (98,8%),

sedangkan yang terendah adalah jenis kelamin perempuan yaitu

sebanyak 1 orang (1,2%).

3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan

Dalam penelitian ini pendidikan dibagi menjadi beberapa

kategori yaitu SD, SMP/SLTA, SMA/SMU/SMK/SLTA, Diploma,

Sarjana. Diketahui bahwa dari 75 responden di RSUD. Didapatkan


18

bahwa responden dengan pendidikan tertinggi yaitu

SMA/SMU/SMK/SLTA lebih banyak dengan persentase 38,7%,

dan yang terendah yaitu Diploma sebanyak 2,7%.

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Menurut YB Mantra

Notoadmojo (2003)8, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam

motivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

memperoleh informasi9.

4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dalam penelitian ini pekerjaan dibagi menjadi beberapa

kategori yaitu IRT, Pelajar/Mahasiswa, Pensiun, Petani/Buruh,

PNS/Pegawai, Wiraswasta. Diketahui bahwa dari 75 responden di

RSUD. Didapatkan bahwa responden dengan pekerjaan tertinggi

yaitu Petani/Buruh lebih banyak dengan persentase 30,7%, dan

yang terendah yaitu Pensiun sebanyak 2,7%.

Beban kerja atau work load didefinisikan sebagai usaha yang

dilakukan oleh suatu individu dala kapasitasnya sesuai dengan

beban atau demand yang dibebankan kepada individu tersebut

untuk mencapai tngkat performansi tertentu. Beban kerja sangat


19

identik dengan proses angkat dan angkut, ada beberapa faktor

yang mempengaruhi pada proses mengangkat dan mengangkut

antara lain beratnya beban lebih dai 40 kg setiap mengangkat,

intesitas (angkat beban yang sering), jarak yang harus ditempuh

(60 meter dengan mengangkat beban 40 kg setiap hari)10.

Laki-laki dewasa lebih banyak beraktivitas dan mengangkat

beban yang berat sehingga meningkatkan tekanan intra abdomen

yang merupakan faktor resiko hernia inguinalis. sedangkan pada

anak laki-laki lebih sering dibandingkan anak perempuan

dikarenakan lambatnya penutupan atau obliterasi dari prosesus

vaginalis yang merupakan jalu turunnya testis sehingga

mengakibatkan terjadianya hernia inguinalis6.

5. Tingkat Pengetahuan tentang Kejadian Hernia di RSUD

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden

mempunyai tingkat pengetahuan kategori kurang sebanyak 33

orang (44%), kategori cukup sebanyak 24 orang (32%) dan

kategori baik sebanyak 18 orang (24%). Sehingga hasil penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden belum

mengetahui tentang penyakit Hernia, karena pekerjaan responden

rata-rata bekerja sebagai petani/buruh, dan tidak adanya kemauan

dari responden untuk mencari informasi mengenai penyakit Hernia.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu terhadap suatu

obyek tertentu yang terjadi setelah seseorang melakukan


20

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, selanjutnya

menegaskan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, dan

penting dalam pembentukan perilaku11. Dari data kuesioner bahwa

didapatkan jawaban yang paling terendah yaitu pada pertanyaan

batuk yang lama bukan penyebab hernia (4,1%), dan menjaga

berat badan yang ideal dan sehat bukan salah satu dari

pencegahan hernia (4,3%).

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Notoatmodjo (2005)11 yang menyatakan bahwa pengetahuan

mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang

dalam berperilaku. Pengetahuan akan memberikan penguatan

terhadap individu untuk mengambil keputusan dan berperilaku

karena seseorang yang memiliki pengetahuan terhadap suatu

penyakit dan mereka sadar bahwa penyakit tersebut dapat

mempengaruhi kesehatannya menjadi lebih buruk, maka

merekapun tahu bagaimana harus bersikap, yaitu mereka akan

melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar tidak terkena

penyakit tersebut.

6. Kejadian Hernia di RSUD

Di Indonesia hernia menepati urutan kedelapan dengan

jumlah kasus 292.145 kasus. Berdasarkan data dari rumah sakit

daerah Batang jumlah kasus hernia inguinalis pada bulan Januari-


21

Desember tahun 2009-2010 terdapat 187 kasus, 138 kasus sudah

dilakukan operasi hernia inguinalis, sedangkan 49 kasus tanpa

tindakan operasi. Untuk data di Jawa Tengah, mayoritas penderita

selama bulan Januari-Desember 2012 diperkirakan 425 penderita.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Surakarta jumlah kasus hernia inguinalis sampai

tahun 2012 sebanyak 12 kasus dan jumlah pada bulan April

sebanyak 1 kasus12. Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD

jumlah kasus hernia dari bulan januari-oktober 2016 adalah 145

orang yang terdiri dari 143 orang laki-laki (98,6%), dan 2 orang

perempuan (1,3%). Peneliti menemukan jumlah penderita hernia

dari 6-25maret yaitu berjumlah 9 orang. persentase macam

penyakit hernia dengan kategori hernia inguinalis sebanyak 88,9%,

dan hernia epigastrium sebanyak 11,1%.

Angka kejadian hernia inguinalis (medialis/direk dan

lateralis/indirek) 10 kali lebih banyak daripada hernia femoralis dan

keduanya mempunyai presentasi sekitar 75-80 % dari seluruh jenis

hernia, hernia insisional 10 %, hernia ventralis 10 %, hernia

umbilikalis 3 %, hernia lainnya sekitar 3 %2.

7. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Hernia

Berdasarkan hasil uji kolerasi Chi Square antara tingkat

pengetahuan dengan kejadian Hernia di RSUD, diketahui nilai Sig

yang diperoleh yaitu sebesar 0,001<0,1 yang artinya terdapat


22

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

kejadian hernia.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin tinggi tingkat

pengetahuan seseorang maka akan cenderung mempunyai

pengetahuan yang baik mengenai penyebab, pencegahan

penyakit Hernia, hal ini dapat dilihat dari pasien yang mempunyai

tingkat pengetahuan dalam kategori kurang. Dari data kuesioner

bahwa didapatkan jawaban yang paling terendah yaitu pada

pertanyaan batuk yang lama bukan penyebab hernia, dan

menjaga berat badan yang ideal dan sehat bukan salah satu dari

pencegahan hernia.

Upaya yang dapat mengurangi kejadian hernia adalah

mengkonsumsi makanan kaya akan serat, menghindari

mengangkat beban terlalu berat atau lakukan dengan perlahan,

menghentikan kebiasaan merokok, menjaga berat badan yang

ideal dan sehat. Obesitas atau kelebihan berat badan secara

alami akan memiliki tekanan internal yang lebih besar, tekanan

internal tersebut dengan mudah dapat mendorong jaringan lemak

dan organ internal menjadi hernia 13.

BAB V

PEMBAHASAN
23

KETERBATASAN PENELITIAN

Dalam melaksanakan penelitian tentang hubungan tingkat

pengetahuan pasien tentang penyakit hernia dengan kejadia hernia di

Poli Bedah RSUD, peneliti memiliki beberapa keterbatasan dalam

melaksanakan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan kuesioner sehingga tidak dapat

menonjolkan lebih dalam tentang kejadian hernia

2. Penelitian ini hanya melihat tingkat pengetahuan pada pasien

yang datang berobat dengan pasien yang terkena hernia

sebanyak 9 orang dari 75 sampel.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hernia dalam

penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan, sedangkan masih banyak

faktor lain yang mempengaruhi kejadian hernia yaitu usia,

pekerjaan, dan pendidikan.

BAB VI

KESIMPULAN
24

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan hasilnya sebagai berikut :

1. Karateristik responden dengan hasil penelitian ini didapatkan

responden dengan jenis kelamin laki-laki yang berjumlah 9 orang

(100%).

2. Berdasarkan Tingkat pengetahuan pasien dengan kategori baik

sebanyak 24%, kategori Cukup sebanyak 32%,dan kategori

Kurang sebanyak 44%.

3. Kejadian Hernia di RSUD selama penelitian sebanyak 9 orang

(12%), dengan macam penyakit hernia yang diderita oleh pasien

di Poli Bedah RSUD yaitu: hernia inguinalis berjumlah 8 orang

(88,9%), dan penderita hernia epigastrium berjumlah 1 orang

(11,1%)

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

dengan kejadian Hernia di RSUD dengan nilai sig = 0,001.

SARAN
25

Berdasarkan hasil penelitain dan pembahasan serta kelemahan yang

ada dalam penelitain, peneliti memberikan saran:

1. Bagi Rumah Sakit

Pihak rumah sakit perlu menyediakan media yang sesuai

dan interaktif agar pendidikan kesehatan yang diberikan kepada

pasien dapat optimal.

2. Bagi Perawat

Diharapkan perawat dapat melaksanakan pendidikan

kesehatan secara berkelanjutan pada setiap pasien hernia

dengan berbagai macam media penyuluhan di Poli Bedah RSUD.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah

variabel faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hernia di Poli

Bedah RSUD, atau dengan menggunakan metode yang lain

misalnya dengan metode penelitian kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA
26

1. Mansjoer, A. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 4 jilid ke 2.


Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
2. Sjamsuhidajat & Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke 3.
Jakarta: Buku kedokteran EGC.
3. Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Edisi
Revisi), Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.
4. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi penelitian Kesehatan, Jakarta:
Penerbit PT Rineka Cipta
5. Qomariah, S.N. 2016. Beban Kerja Fisik dan Usia Menyebabkan
Hernia Inguinalis.Journal.unigres.ac.id/index.php/JNC/article/view//111
(diakses: 5 April 2017)
6. Sabiston DC. 2010. Buku Ajar Bedah. EGC: Jakarta
7. Sesa, I.M. 2012. Karakteristik Penderita Hernia Inguinalis yang di
Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu Tahun 2012.
Jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadula/article/view/5728
(diakses: 5 April 2017)
8. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta
9. Nursalam. 2013. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
10. Puspa. 2009. Definisi Kerja. www.infokerja.com. (Diakses: 10 April
2017)
11. Notoatmodjo, S. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Penerbit PT Rineka Cipta.
12. Eprint.ums.ac.id (2017). BAB I. Eprints.ums.ac.id/25523/2/BAB_I.pdf
(diakses: 23 April 2017)
13. Sakhosh, K. 2012.a Systematic Review Of The Association Between
Obesity And Inguinal Hernias. SAGES 2012 Annual Meeting.

You might also like