You are on page 1of 4

Nama : Sri Ekawati

Nim : E052231005
Tugas Riset Desain

PERGESERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP TENAGA KERJA


ASING (TKA) DALAM UPAYA MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
(Studi Kasus: PLTU Jeneponto)

Latar Belakang

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi
kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Sumber energi utama PLTU biasanya
menggunakan batu bara yang menggunakan proses pembakaran dalam tungku atau boler untuk
menghasilkan uap air. Pembangunan PLTU merupakan salah satu metode penting untuk
menghasilkan listrik dalam jumlah besar dan banyak Negara mengandalkan teknologi ini untuk
memenuhi kebutuhannya termasuk Indonesia. PLTU bukan sekedar menghasilkan listrik yang
stabil, konsisten dan dapat dioperasikan secara terus menerus tetapi juga berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi lokal, artinya : Industri PLTU menciptakan lapangan kerja dalam bidang
kontruksi, operasi, pemeliharaan dan pengelolaan limbah. Dengan ketersediaan listrik yang
stabil dan terjangkau termasuk dalam faktor penting dalam menarik investasi, memfasilitasi
bisnis dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dengan perkembangan global menjadi salah satu faktor meningkatnya mobilitas


penduduk dunia yang menimbulkan berbagai macam dampak, baik yang menguntungkan dan
juga merugikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tertuang dalam UU No. 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa perlindungan terhadap tenaga kerja
dimaksudkan untuk menjamin hak dasar pekerja atau buruh dan menjamin kesamaan
kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan
kesejahteraan pekerja atau buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan
kemajuan di dunia usaha. Di Kabupaten Jeneponto tidak akan mudah menemukan pedagang
yang berasal dari luar atau Cina, namun tidak ada penjelasan yang jelas mengapa orang Cina
tidak tertarik melakukan aktivitas perdagangan atau ekonomi di Jeneponto. Atau jika berpegang
pada opini yang beredar bahwa terdapat larangan dari pemerintah dan juga masyarakat sehingga
tidak ada aktivitas perekonomian orang-orang Cina di Kabupaten Jeneponto. Kemudian terdapat
kecendurungan dari pemerintah jeneponto tidak memberi peluang atau akses bagi orang-orang
Cina untuk melakukan aktivitas perekonomian di wilayah tersebut. Hal tersebut dilakukan
karena sebagai bentuk upaya perlindungan pemerintah dan masyarakat dalam perlindungan
ekonomibagi masyarakat lokal Jeneponto.

Pada era pemerintahan Radjamilo periode pertama tidak ada izin atau akses bagi orang-
orang Cina untuk berdomisili dan beraktivitas ekonomi karena ini dianggap akan menghambat
pendapatan perekonomian dan aspek sosial masyarakat Jeneponto. Bukan hanya itu, Masyarakat
Jeneponto sangat melarang keras Orang-orang Cina Masuk karena dianggap akan menggangu
kehidupan sosial terkhususnya pada aspek budaya yang dianut masyarakat Jeneponto. Sehingga
ini menjadi pertimbangan Pemerintah Jeneponto Bapak Radjamilo pada periode pertama tidak
ada orang Cina yang berdomisi atau bahkan membangun perusahaan karena masyarakat
setempat menganggap akan menggangu budaya yang dimilikinya. Selain itu, Radjamilo
khawatir perekonomian masyarakat lokal akan dikuasai oleh orang Cina sehingga tidak ada
ruang dan peluang untuk melakukan aktivitas pada masa pemerintahan Bapak Radjamilo.
Tetapi periode kedua era pemerintahan Radjamilo, akses atau izin pada bidang
perekonomian bagi orang Cina dilihat dari berdirinya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) di Desa Punagaya Kecamatan Bangkala pada tahun 2011. Sehingga terdapat di era
pemerintah sekarang yang dipimpin oleh Bapak Ikhsan Iskandar, kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh Warga Negara Asing (WNA) selaku tenaga ahli pada PLTU yang berasal dari
Cina masih berlangsung sampai saat ini.
Terkait dengan hal tersebut terjadi pergeseran Kebijakan pemerintah terkait penggunaan
Tenaga Kerja Asing (TKA) khususnya China. Tujuan penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA)
termasuk upaya dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan professional di bidang
tertentu yang tidak dapat di duduki oleh tenaga kerja lokal. Seperti halnya dengan Industri PLTU
yang berlokasikan di Desa Punagaya Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto terdapat
fenomena pergeseran Kebijakan pemerintah terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA) dalam upaya
mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam banyak hal orang- orang Cina telah menjadi bagian
internal dari suatu keberagaman budaya danekonomi Indonesia. Mereka telah berperan penting
dalam memperkaya juga memperluas kehidupan sosial dan ekonomi di Negara ini. Salah satu
bentuk keberhasilan orang-orang cina bisa kita lihat dari segi ekonomi (perdagangan) dalam hal
ini telah mengantarkan mereka pada kemajuan perekonomi yang tinggi sementara sistem
perekonomian atau pencaharian masyarakat pribumi berada di titik terendah. Praktek
perdagangan yang dilakukan oleh orang-orang Cina sudah terlihat hampir disemua titik yang
ada di Sulawesi Selatan. Salah satunya di Kota Makassar, terdapat di sepanjang yang di dominasi
orang-orang Cina, seperti: Sembako, Emas, toko bangunan, alat kesehatan, elektronik dan lain-
lain.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Konsep yang diikuti adalah konsep Miles and
Huberman (1992, dalam Agusta 2003) yang mengatakan bahwa terdapat tiga jalur analisis data
Kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data
merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang uncul dari catatan yang tertulis di lapangan. Penyajian data
merupakan kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga member kemungkinan
akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sedangkan upaya penarikan
kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus selama berada dilapangan.
Fokus penelitian ini adalah : dampak yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto dari segi aspek pertumbuhan
perekonomian namun berdampak buruk akan lingkungan sekitar dan bagaimana respon
pemerintah mengenai permasalahan tersebut .
Teori
Menurut Marilee S. Grindle, 1980 dalam Subarsono (2005:93) implementasi kebijakan
dipengaruhi oleh dua variabel besar yaituisi kebijakan (content of police) dan lingkungan
implementasi (conteks of police).
a. Variabel isi kebijakan mencakup: Pertama, sejauh mana kepentingan kelompok sasaran
atau target group termuat dalam isi kebijakan. Kedua, jenis manfaat yang diterima oleh
target group. Ketiga, sejauh mana perubahan yang diinginkan dari suatu kebijakan.
Keempat, apakah letak dari sebuah program sudah tepat. Kelima, apakah sebuah kebijakan
telah menyebutkan implementornya dengan rinci.Keenam, apakah sebuah program
didukung oleh sumberdaya yang memadai.
b. Variabel lingkungan kebijakan mencakup: Pertama, seberapa besar kekuasaan,
kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi
kebijakan. Kedua, karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa. Ketiga, tingkat
kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.

You might also like