You are on page 1of 10

JURNAL GURU INDONESIA

Volume 1, No. 6, 2021


ISSN 2775-684X (Print) || ISSN 2775-8656 (Online)
Open Access | https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi

EFEKTIFITAS BEHAVIOR CONTRACT UNTUK MENGURANGI PERILAKU TERLAMBAT


PESERTA DIDIK KELAS XI BDP SMK NEGERI 1 METRO

Arsewenda ABSTRAK
Late behavior is behavior that does not correspond to the time or exceeds a predetermined
Rachma Yunita time. This habit of being late for students will result in less smooth learning activities and can
SMK Negeri 1 Metro reduce student learning outcomes. To help students reduce their late habits, researchers are
trying to apply behavior contract techniques. Behavior contract is a technique of agreement
between counselor and counselor to change certain behaviors in counselors and to receive
rewards for that behavior. This contract confirms the expectations and responsibilities that must
be fulfilled and their consequences. The purpose of this study was to reduce the late behavior
of students coming to school and find factors that cause students to be late for school and
obtain problem solving to reduce the habit of late behavior of students at SMK Negeri 1 Metro
This study used a type of case study in class XI BDP students which was carried out at SMK
Article History: Negeri 1 Metro with 6 research subjects. In research, the methods used are interview and
Published: - observation methods. The data is analyzed descriptively qualitatively by looking at the results
after using the behavior contract. The results of the calculation of the average late behavior
score of students coming to school before being given action using the behavior contract
technique the frequency of delay reached 57, after being given the first treatment with the
behavior contract technique the frequency of delays decreased to 22 and in the second
treatment the frequency of delays decreased to 5. Thus, it can be concluded that the
behavior contract is very effectively used to reduce the late behavior of students of SMK
Negeri 1 Metro for the 2019/2020 Academic Year.
This is an open access
article distributed under Kata Kunci : behavior contract, late behavior
the terms of the Creative
Commons Attribution 4.0
International License,
which permits unrestricted
use, distribution, and
reproduction in any
medium, provided the
original work is properly
cited.

* Corresponding Author: * Corresponding Author: Arsewenda Rachma Yunita; SMK Negeri 1 Metro, Kota Metro, Lampung.
Email: arsewinda2020@gmail.com

PENDAHULUAN
Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran
peserta didik yang mempunyai kedudukan sangat penting dalam dunia
pendidikan. Melalui sekolah dapat menciptakan kehidupan manusia yang lebih
baik melalui proses pendidikan tentunya. Untuk mencapai keberhasilan di masa
yang akan datang, pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk menggali potensi yang ada
dalam diri manusia, tidak hanya itu saja ada beberapa aspek yang dapat
berkembang melalui proses pendidikan yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik
dan aspek afektif.
Begitu pentingnya pendidikan, sehingga tujuan pendidikan telah diatur
dengan jelas dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yakni Nomor
20 tahun 2003 pasal 3 mengatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

280 | P a g e
JURNAL GURU INDONESIA
Volume 1, No. 6, 2021
ISSN 2775-684X (Print) || ISSN 2775-8656 (Online)
Open Access | https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,


bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Meskipun pendidikan bukan satu-satunya penentu keberhasilan masa
depan, tetapi dengan adanya pendidikan yang baik keberhasilan akan lebih
mudah tercapai. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan
sumber daya manusia ke arah yang lebih baik. Pendidikan diharapkan mampu
membentuk peserta didik yang dapat mengembangkan sikap, keterampilan
dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,
serta berakhlak mulia.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, tentunya memiliki visi dan misi
yang mulia, dan tentunya antara sekolah satu dengan yang lain memiliki
keunikan/ ciri khas tersendiri dalam merumuskan visi dan misi. Sekolah
diharapkan menjadi tempat dimana peserta didik tidak hanya mampu unggul
secara akademis, lebih dari itu sekolah diharapkan mampu membentuk pribadi
peserta didik yang berkarakter yaitu bertanggung jawab, mandiri, kreatif,
menghargai orang lain, bekerja sama serta disiplin. Oleh sebab itu sebagai
lembaga penyelenggara pendidikan, dalam prosesnya peserta didik akan
belajar banyak hal di sekolah, mulai dari berinteraksi, disiplin menjalankan tata
tertib dan mengasah kemampuan dirinya secara maksimal.
Tata tertib dibuat dengan tujuan sebagai dasar dan pedoman dalam
mengatur segala hal di sekolah. Pelanggaran tata tertib memang banyak di
jumpai di berbagai sekolah yang umumnya dilakukan oleh peserta didik.
Pelanggaran adalah tindakan menyalahi aturan yang dilakukan oleh seseorang
dengan sengaja. Menurut Tarmidzi (2008) pelanggaran adalah “tidak
terlaksananya peraturan tata tertib secara konsisten akan menjadi salah satu
penyebab utama terjadinya berbagai bentuk dan kenakalan yang dilakukan
peserta didik, baik di dalam maupun di luar sekolah”. Beberapa peraturan di
sekolah harus ditaati oleh peserta didik, seperti memakai seragam dengan rapi,
mengikuti kegiatan pembelajaran serta datang tepat waktu, artinya peserta
didik harus berada di sekolah sebelum pukul 07.00 WIB.
Kehadiran peserta didik tepat waktu saat masuk sekolah sangat penting
bagi proses pembelajaran, karena dengan tepat waktu dapat membantu
proses belajar peserta didik dengan perasaan tenang, nyaman dan
membiasakan peserta didik untuk disiplin. Tu’u (2004: 2) mengatakan bahwa
membudayakan disiplin dalam kehidupan sekolah pada peserta didik dapat
memberikan dampak yang positif bagi kehidupan peserta didik di luar sekolah.
Disiplin yang baik dapat membuat seseorang menjadi lebih tertib dan teratur

281 | P a g e
JURNAL GURU INDONESIA
Volume 1, No. 6, 2021
ISSN 2775-684X (Print) || ISSN 2775-8656 (Online)
Open Access | https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi

dalam kehidupannya. Kedisiplinan merupakan kepatuhan terhadap peraturan


yang berlaku, terutama di lingkungan sekolah (Hurlock, 1980: 82). Setiap peserta
didik diharapkan memiliki kebiasaan datang ke sekolah tepat waktu, artinya
tidak terlambat. Akan tetapi pada kenyataanya fenomena peserta didik
terlambat datang ke sekolah bisa ditemukan di beberapa sekolah.
Fenomena terlambat ini juga dijumpai oleh sebagian peserta didik di SMK
Negeri 1 Metro. Berdasarkan tahap perkembangannya, peserta didik SMK ini
termasuk dalam masa remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari
masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Elizabeth B. Hurlock (1980: 207)
menjelaskan bahwa salah satu ciri remaja yaitu berada pada masa periode
peralihan, dimana mereka cenderung menginginkan dan menuntut kebebasan,
serta kurang mampu mempertanggung jawabkan apa yang mereka lakukan
seperti halnya terlambat datang ke sekolah.
SMK Negeri 1 Metro membiasakan peserta didiknya untuk dapat
berperilaku disiplin dalam kehidupannya. Pada sekolah ini aturan yang
diberlakukan sudah tergolong ketat terhadap jam masuk sekolah. Namun
sayangnya, berdasarkan hasil pengamatan masih ditemukan peserta didik yang
datang terlambat ke sekolah setiap harinya dan hal tersebut sering dialami oleh
peserta didik yang sama. Peserta didik yang datang terlambat ini dengan
berbagai alasan, seperti ban motor bocor, sakit perut, bangun kesiangan, jarak
rumah antara sekolah jauh, kesulitan kendaraan dan lainnya. Kebiasaan
terlambat peserta didik ini akan memberikan dampak yang tidak baik bagi
proses pembelajaran peserta didik, yaitu peserta didik tidak dapat mengikuti
pelajaran pada jam pertama atau kedua selama beberapa menit atau bahkan
beberapa jam pelajaran. Hal ini pun akan berdampak bagi peserta didik yang
lain yaitu mengganggu konsentrasi peserta didik terhadap proses pembelajaran
yang sedang berlangsung.
Menurut Prayitno dan Emran (2013: 62) menyebutkan ada tiga indikator
dalam perilaku terlambat datang sekolah yaitu: a) sering tiba di sekolah
setengah jam pelajaran dimulai, b) memakai waktu istirahat melebihi waktu
yang ditentukan; dan c) sengaja melambat-lambatkan dari masuk kelas
meskipun tahu jam pelajaran sudah mulai. Perilaku terlambat peserta didik
datang ke sekolah mendapat perlakuan serius oleh pihak guru bimbingan dan
konseling. Hal tersebut dibuktikan dengan guru bimbingan dan konseling
memanggil peserta didik yang terlambat, meminta keterangan dari orang tua
peserta didik, namun peserta didik tersebut justru tidak merasa jera, artinya hari
berikutnya peserta didik tersebut masih mengulangi kesalahan yang sama.
Datang terlambat ke sekolah memang bukan termasuk pelanggaran yang
sangat berat seperti mencuri atau membunuh, namun jika tidak segera diatasi
dan ditindak lanjuti akan berdampak negatif bagi perkembangan dan prestasi

282 | P a g e
JURNAL GURU INDONESIA
Volume 1, No. 6, 2021
ISSN 2775-684X (Print) || ISSN 2775-8656 (Online)
Open Access | https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi

belajar peserta didik. Kehadiran peserta didik tepat waktu sangat penting dalam
proses pembelajaran, karena proses pembelajaran tersebut dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Untuk mengurangi perilaku terlambat pada peserta
didik dibutuhkan beberapa cara atau teknik yang tepat. Salah satunya adalah
dengan menggunakan model konseling behavior contract yang dapat
digunakan untuk mengurangi perilaku terlambat datang ke sekolah pada
peserta didik kelas XI BDP SMK Negeri 1 Metro.
Teknik behavior contract dapat digunakan untuk membantu peserta didik
dalam mengembangkan rencana untuk memperkuat perilaku adaptif atau
perilaku yang baik dan bermanfaat bagi peserta didik dan menghilangkan
perilaku maladaptif atau perilaku yang kurang baik. Teknik ini digunakan untuk
mengatur kondisi peserta didik dalam menampilkan tingkah laku yang
diharapkan (Yuyun Nuriyah Muslih, JUBK6(1) 2017).
Elford, Brandley T (2016: 405) mengatakan bahwa kontrak perilaku adalah
kesepakatan tertulis antara dua orang individu atau lebih dimana salah satu
atau kedua orang sepakat untuk terlibat dalam sebuah perilaku terget.
Sedangkan menurut Fauzan (2009) Behavior contract merupakan suatu tindakan
perjanjian yang dilakukan antara konselor dan konseli untuk mengubah suatu
perilaku tertentu dengan memberikan suatu tanggung jawab yang merupakan
sebuah konsekuensi ketika hal tersebut tidak berubah.
Teknik kontrak perilaku merupakan teknik utama yang digunakan untuk
menangani permasalahan peserta didik yaitu masalah sering terlambat masuk
sekolah. Dimana pada teknik ini tingkah laku peserta didik dapat diatur dan
dikondisikan sehingga peserta didik dapat mengurangi perilaku bermasalah
sering terlambat masuk sekolah berdasarkan kontrak yang telah disepakati
bersama guru bimbingan dan konseling.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Efektifitas Behavior Contract Untuk Mengurangi Perilaku Terlambat
Peserta Didik Kelas XI BDP SMK Negeri 1 Metro”. Alasan pentingnya penelitian ini
adalah agar kita semua dapat mencari solusi guna menyelesaikan
permasalahan yang sering dianggap sepele oleh banyak orang, padahal akibat
buruknya sangat besar yaitu dapat merusak prestasi belajar peserta didik di
sekolah.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Menurut Sugiyono (2016: 9) metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian
yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

283 | P a g e
JURNAL GURU INDONESIA
Volume 1, No. 6, 2021
ISSN 2775-684X (Print) || ISSN 2775-8656 (Online)
Open Access | https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi

peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik pengumpulan data dilakukan


secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif menampilkan hasil data apa adanya
tanpa proses manipulasi atau perlakuan lain, sehingga dapat menggambarkan
perubahan tingkah laku yang di alami oleh peserta didik sebelum dan sesudah
adanya behavior contract tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
November – Januari 2020, dilaksanakan dalam 2 siklus dengan subjek dari
penelitian adalah 6 peserta didik kelas XI BDP SMK Negeri 1 Metro. Teknik
pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara kepada peserta
didik serta dokumentasi sebagai teknik pendukung. Sedangkan instrumen yang
digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, analisis data
dan lembar dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat tahapan dan
dilaksanakan dengan dua siklus. Penelitian ini difokuskan kepada efektifitas
behavior contract yang dilakukan pada awal layanan terhadap perilaku
terlambat peserta didik saat datang ke sekolah. Menurut Prayitno (2004)
pemberian layanan dapat dilaksanakan dalam bentuk klasikal, kelompok
dengan metode ceramah, diskusi dan dapat didukung dengan peragaan, serta
pemberian contoh. Salah satu teknik mengurangi perilaku terlambat peserta
didik yaitu dengan menggunakan teknik behavior contract. Teknik ini
merupakan suatu cara untuk membantu peserta didik membentuk perilaku
tertentu yang diinginkan dan memperoleh ganjaran tertentu sesuai dengan
kontrak yang disepakati.
Pada dasarnya peserta didik yang terlambat berkisar antara 5-10 menit
setelah gerbang ditutup. Namun masih saja ada peserta didik yang terlambat
lebih dari waktu tersebut, bahkan ada peserta didik yang tiba sampai 20 menit
setelah gerbang ditutup. Peserta didik yang terlambat pada umumnya ada
yang membawa kendaraan sendiri, diantar oleh orang tua bahkan ada yang
menggunakan jasa angkutan umum.
Peneliti memperoleh data awal mengenai kebiasaan datang terlambat
pada ke-enam subyek melalui catatan guru piket dan wawancara dengan wali
kelas XI BDP. Berdasarkan hasil wawancara dan catatan guru piket mulai dari 17
Juli sampai 30 September 2019, jumlah keterlambatan ke-enam subyek

284 | P a g e
JURNAL GURU INDONESIA
Volume 1, No. 6, 2021
ISSN 2775-684X (Print) || ISSN 2775-8656 (Online)
Open Access | https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi

mencapai 57. Jumlah keterlambatan ke-enam subyek dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1. Jumlah Keterlambatan Ke-enam Subyek Pra Tindakan
Nama Jumlah Keterlambatan
AA 7
SA 7
RF 17
AAI 7
SF 9
RAS 10
Sumber: Data Guru Piket

Pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah keterlambatan peserta


didik sebelum diberikan tindakan yaitu sebanyak 57. Selanjutnya, untuk
mengetahui jumlah frekuensi setelah diberikan tindakan pada siklus pertama,
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Jumlah Keterlambatan Peserta Didik Siklus I
Nama Jumlah Keterlambatan
AA 4
SA 4
RF 5
AAI 2
SF 3
RAS 4

Pada layanan siklus pertama behavior contract dilakukan dengan lisan


tanpa ada penekanan. Data hasil observasi dalam penelitian diatas diperoleh
berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung. Pada
siklus I peneliti melakukan observasi pada peserta didik dengan menchecklist
pada lembar observasi kehadiran subyek sebelum pukul 07.00 WIB. Berdasarkan
hasil tabel diatas diketahui bahwa terjadi penurunan keterlambatan peserta
didik menjadi 22. Melihat dari hasil observasi dan refleksi pada siklus I, perubahan
perilaku terlambat peserta didik belum efektif maka peneliti membutuhkan siklus
II untuk memaksimalkan penelitian dengan teknik behavior contract.
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan teknik
behavior contract pada saat sebelum dilakukan tindakan, setelah diberikan
tindakan pada siklus I dan siklus II, disajikan dalam diagram grafik sebagai
berikut:

285 | P a g e
JURNAL GURU INDONESIA
Volume 1, No. 6, 2021
ISSN 2775-684X (Print) || ISSN 2775-8656 (Online)
Open Access | https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi

Hasil Penelitian Sebelum dan Sesudah Tindakan


18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
AA SA RF AAI SF RAS
Jumlah Pra Tindakan 7 7 17 7 9 10
Jumlah Setelah Siklus I 4 4 5 2 3 4
Jumlah Setelah Siklus II 2 2 1 0 0 0

Jumlah Pra Tindakan Jumlah Setelah Siklus I Jumlah Setelah Siklus II

Gambar 1. Diagram Jumlah Keterlambatan Peserta Didik, Sebelum Maupun


Sesudah Mendapatkan Tindakan Dengan Teknik Behavior Contract.

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui diketahui bahwa behavior


contract dapat digunakan untuk mengajarkan perilaku baru, mengurangi
perilaku yang diinginkan dan meningkatkan perilaku yang diharapkan. Dengan
demikian teknik behavior contract sangat efektif dalam mengurangi perilaku
terlambat peserta didik.

Pembahasan
Peserta didik yang datang terlambat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2013:
62) menyatakan bahwa peserta didik terlambat masuk sekolah disebabkan
karena jarak antara sekolah dan rumah jauh, kesulitan kendaraaan, terlalu
banyak kegiatan dirumah (membantu orang tua), terlambat bangun, gangguan
kesehatan, tidak menyukai suasana sekolah, tidak menyukai satu atau lebih
mata pelajaran, tidak menyiapkan pekerjaan rumah, kurang mempunyai
persiapan untuk kegiatan di kelas, dan terlalu asyik dengan kegiatan di luar
sekolah.
Sebagian besar peserta didik terlambat disebabkan oleh kesalahan yang
berasal dari diri mereka sendiri yaitu beberapa dari peserta didik bengun
kesiangan karena pada malam harinya mereka bermain game atau menonton
film sampai larut malam. Ada pula peserta didik yang setelah melaksanakan
shalat subuh justru tidur kembali padahal jarak rumah ke sekolah cukup jauh.
Faktor yang berasal dari diri peserta didik itu sebenarnya dapat dirubah apabila

286 | P a g e
JURNAL GURU INDONESIA
Volume 1, No. 6, 2021
ISSN 2775-684X (Print) || ISSN 2775-8656 (Online)
Open Access | https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi

ada kesadaran dari diri peserta didik bahwa kedisiplinan itu berperan dalam
keberhasilan peserta didik di pendidikan.
Sedangkan penyebab lainnya adalah faktor yang berasal dari luar diri
individu. Ketika peserta didik harus tinggal berjauhan dengan orang tua karena
orang tua bekerja di luar negeri seehingga membuat peserta didik harus
mengurusi dan mengantarkan adik-adiknya terlebih dahulu yang masih duduk di
bangku skolah dasar. Ketika wali dari peserta didi tersebut diundang ke sekolah,
wali peserta didik membenarkan hal yang disampaikan oleh peserta didik
tersebut.
Guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri 1 Metro selalu mencari teknik
yang tepat agar dapat meminimalisir keterlambatan pada peserta didik. Guru
bimbingan dan konseling bekerja sama dengan bagian ketertiban sekolah dalm
menangani peserta didik yang terlambat. Penerapan behavior contract
dimaksudkan untuk mengurangi perilaku datang terlambat ke sekolah pada
peserta didik SMK Negeri 1 Metro. Behavior contract merupakan suatu teknik
persetujuan antara konselor dan konseli untuk mengubah perilaku tertentu pada
konseli dan untuk menerima hadiah bagi tingkah laku itu. Kontrak ini
menegaskan harapan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi dan
konsekuensinya.
Berdasarkan catatan kasus dan hasil wawancara sebelum diberikan
tindakan terdapat enam peserta didik yang memiliki perilaku terlambat masuk
ke sekolah hal ini dapat dilihat pada buku catatan kasus, yaitu mulai tanggal 17
Juli sampai dengan tanggal 30 September 2019, jumlah keterlambatan
sebanyak 57. Setelah melakukan wawancara pada salah satu subyek diperoleh
bahwa “saya terlambat karena bangun kesiangan, karena selepas maghrib
saya membantu orang tua saya berjualan nasi uduk hingga pukul 01.00 WIB dini
hari”. Hal ini pun dibenarkan oleh orang tua ketika orang tua diundang ke
sekolah, bahwa orang tua meminta sang anak untuk membantu kegiatan orang
tuanya. Namun saat ini telah ditemukan solusi permasalahannya, yaitu peserta
didik diperbolehkan membantu hanya sampai pukul 21.00 WIB saja.
Hasil wawancara kepada peserta didik setelah diberikan tindakan pada
siklus I dan II menunjukkan bahwa ketika dilakukan behavior contract, peserta
didik memiliki motivasi dan kesungguhan untuk mengubah kebiasaan terlambat
yang sering dialaminya. Peserta didik mengawali dengan memilih salah satu
perilaku baru yang dikehendaki, mendeskripsikan perilaku tersebut,
mengidentifikasikan ganjaran yang akan diperoleh sebagai bentuk dari perilaku
yang dikehendaki yang dituangkan dalam kontrak perilaku antara peneliti dan
subyek dengan penambahan punishment dan reinforcement yang telah
disepakati.

287 | P a g e
JURNAL GURU INDONESIA
Volume 1, No. 6, 2021
ISSN 2775-684X (Print) || ISSN 2775-8656 (Online)
Open Access | https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi

Penerapan behavior contract pada layanan konseling dapat dikatakan


efektif untuk mengurangi perilaku terlambat peserta didik, hal ini ditunjukkan
dengan berkurangnya perilaku terlambat masuk sekolah, pada awal sebelum di
beri perlakuan sebesar 57, setelah di beri perlakuan pertama berkurang menjadi
22 dan setelah di beri perlakuan kedua berkurang kembali menjadi 5, maka
secara langsung behavior contract sudah berjalan sesuai rencana dengan
konsekuensi yang sudah disepakati.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah di lakukan oleh
peneliti, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik behavior contract sangat
efektif digunakan untuk mengurangi perilaku terlambat peserta didik kelas XI BDP
SMK Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2019/2020. Hal tersebut dapat terlihat dari
adanya perubahan perilaku terlambat peserta didik setelah diberikan tindakan
dengan teknik behavior contract yaitu berkurangnya frekuensi kebiasaan
datang terlambat dari sebelum diberi perlakuan rata-rata 57, setelah diberi
perlakuan pertama berkurang menjadi 22 dan pada perlakuan kedua
berkurang kembali menjadi 5. Mengingat bahwa kebiasaan terlambat peserta
didik merupakan salah bentuk pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah.
Apabila kebiasaan terlambat ini di biarkan akan berdampak negatif bagi diri
sendiri dan sekolah, yaitu menghambat proses pembelajaran dan menurunnya
prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, diharapkan peserta didik mampu
merubah perilaku maladaptif dan mematuhi semua tata tertib yang berlaku di
sekolah.

REFERENSI
Achmad, Juntika Nurihsan. 2007. Bimbingan Dan Konseling Dalam Berbagai Latar
Belakang. Bandung: Rafika Adiantama.

Busmayaril, Arfa Havilla, Konseling Kelompok Menggunakan Teknik Behavioral


Contract Sebagai Layanan pada Peserta Didik yang Memiliki Perilaku
Membolos, 05 (2); 2018; 131-140 KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-
Journal). Retrieved from
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli/article/view/3605/2443

Fauziyah, N. V. (2021). Efektivitas Layanan Konseling Individu Dengan Teknik


Behavior Contract Untuk Mengatasi Perilaku Membolos Siswa: Literature
Review. Jurnal Bikotetik (Bimbingan dan Konseling: Teori dan Praktik), 5(1),
17-21.

Hurlock, Elizabeth B. 1994. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gramedia.

288 | P a g e
JURNAL GURU INDONESIA
Volume 1, No. 6, 2021
ISSN 2775-684X (Print) || ISSN 2775-8656 (Online)
Open Access | https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi

Marisa, C., Yekti, W. B., & Karneli, Y. (2020). Konseling behavior contract untuk
mengurangi perilaku membolos sekolah di tingkat menengah
kejuruan. TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 4(2), 330-338.

Muslih, Y. N., Wibowo, M. E., & Purwanto, E. (2017). Konseling Behavioral


menggunakan Teknik Kontrak Perilaku dengan Students’ Logbook untuk
Meningkatkan Minat Membaca Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 6(1), 34-
43.

Prayitno dan Emran Amti. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Rismayanti, R., & Nuryanto, I. L. (2020). Efektivitas Layanan Konseling Individual


Dengan Teknik Behavior Contract Untuk Mengurangi Perilaku Membolos
Pada Siswa Kelas VIII Di SMP PGRI Kasihan Tahun Ajaran 2019/2020. G-Couns:
Jurnal Bimbingan dan Konseling, 5(1), 38-44.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitafit, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Yoan Turiona, Marti, Munir Abd, and Ratu Bau. ―Upaya Mengurangi Perilaku
Membolos Melalui Konseling Individual Dengan Teknik Behavioral Contract
Pada Siswa SMP Negeri 6 Palu.‖ Konseling & Psikoedukasi 1, no. 1 (2016): 69.

Lodgaard, E., & Aasland, K. E. (2011). An examination of the application of plan-


do-check-act cycle in product development. In S. J. Culley, B. J. Hicks, T. C.
McAloone, T. J. Howard, & A. Dong (Eds.), Design methods and tools part 2.
Paper presented at The 18th International Conference on Engineering
Design (ICED 11), Technical University of Denmark, Copenhagen, 15-19
August 2011 (pp. 47-55). Copenhagen: The Design Society.

Makmara. T. (2009). Tuturan persuasif wiraniaga dalam berbahasa Indonesia:


Kajian etnografi komunikasi. (Unpublished master’s thesis) Universitas Negeri
Malang, Malang, Indonesia.

Septiadi, B. (ed.) (2017). Jumlah penderita HIV/AIDS di Rejang Lebong


bertambah. Retrieved November 20, 2017, from website
http://pedomanbengkulu.com/2017/11/jumlah-penderita-hiv-aids-di-
rejang-lebong-bertambah/

Menteri Perhubungan Republik Indonesia. (1992). Tiga undang-undang:


Perkeretaapian, lalu lintas, dan angkutan jalan penerbangan tahun 1992.
Jakarta. Eko Jaya.

289 | P a g e

You might also like