You are on page 1of 17

https://journal.unismuh.ac.id/index.

php/kimap/index

ANALISIS KEMITRAAN DALAM MEWUJUDKAN SUSTAINABLE


DEVELOPMENT GOALS (SDGS) DI DESA BIRINGALA
KECAMATAN BAROMBONG KABUPATEN GOWA

Citra Ramadhani1, Muhlis Madani2, Abdi3

1. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia


2. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
3. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia

Abstract

This study purposed to find out institutional partnerships in realizing the Sustainable Development
Goals (SDGs) in Biringala Village, Barombong District, Gowa Regency. The research method used
qualitative research. It purposed to understand the abilities of the research subjects, while the data
collection techniques used the methods of observation, interviews and document studies. the number
of informants as many as 9 people. Data analysis techniques used data collection, data reduction,
data presentation and conclusions. Then, the data validation technique used source, technique and
theoretical triangulation. The results showed that the Partnership Analysis in Realizing Sustainable
Development Goals (SDGs) in Biringala Village, Barombong District, Gowa Regency was running
well but not yet effective based on the indicators of partnership success according to the Directorate
General of P2L & PM in Kuswidanti, namely, Input Indicators, Process Indicators, Output
Indicators, and Indicators Outcome. Input indicators in partnership management were still not
effective, planning process indicators in management there were constraints on village fund budgets
were still minimal, organizational output indicators need to improve tourism village management
and partnership management outcome indicators to improve Tourism Villages.

Keywords: analysis, partnership, sustainable development goals

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemitraan kelembagaan dalam Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDGs) di Desa Biringala Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Metode
penelitian digunakan adalah kualitatif untuk memahami kemampuan yang dilakukan oleh subjek
penelitian, Adapun Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan studi
dokumen. Teknik analisis data yang digunakan yaitu pengumpukan data, reduksi data, penyajian
data dan penerikan kesimpulan. Kemudian, Teknik pengeabsahan data yang digunakan yaitu
triangulasi sumber, truangulasi Teknik dan triangulasi teori. Hasil penelitian menunjukkan Analisis
Kemitraan Dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) di Desa Biringala
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa berjalan dengan baik tetapi belum efektif berdasarkan
indikator keberhasilan kemitraan menurut Ditjen P2L & PM dalam Kuswidanti dilihat dari aspek
Indikator input dalam pengelolaan kemitraan masih belum efektif, indikator proses perencanaan
dalam pengelolaan terdapat kendala pada anggaran dana desa masih minim, indikator output pihak
organisasi perlu meningkatkan pengelolaan desa wisata dan indikator outcome pengelolaan
kemitraan mengupayakan peningkatan Desa Wisata.

Kata kunci: analisis, kemitraan, sustainable development goals


citraramadhani@gmail.com

Volume 3, Nomor 6, Desember 2022


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

PENDAHULUAN Desa sebagai penyelenggara


pemerintahan terkecil merupakan ujung
Sustainable Development Goals
tombak baik dalam pelayanan maupun
(SDGs) merupakan program
pembangunan. Penyelenggaraan
pembangunan berkelanjutan yang
pemerintah desa diselenggarakan oleh
bertujuan untuk meningkatkan
kepala desa beserta perangkat desa dan
kesejahteraan ekonomi masyarakat.
perlemen desa. Untuk menuju tata
Sustainable Development Goals
pemerintahan desa yang lebih
(SDGs) merupakan upaya terpadu
berkemajuan maka dibutuhkan
dalam mewujudkan desa tanpa
kemitraan dan kerjasama yang baik
kemiskinan dan kelaparan. SDSs di
antara pemerintah dengan pihak ketiga,
sahkan pada tanggal 25 september
sebagaimana rujukan Undang-undang
2015 menggantikan program
Desa tahun 2014 tentang kerjasama
sebelumya yaitu Millenium
dengan pihak ketiga pasal 93: (1) kerja
Development Goals (MDGs) sebagai
sama Desa dengan pihak ketiga
tujuan pembangunan Bersama yang
dilakukan dengan mempercepat dan
berakhir pada tahun 2015 yang telah
meningkatkan penyelengagaraan
disepakati oleh banyak Negara pada
pemerintah Desa, pelaksanaan
Konferensi Peserikatan Bangsa–
pembangunan desa, pembinaan
Bangsa (PBB) di New York, amerika
kemasyarakatan desa, dan
Serikat.
pemberdayaan masyarakat desa, (2)
Sustainable Development Goals
kerja sama dengan pihak ketiga
(SDGs) Desa mempunyai 18 Program
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pembangunan berkelanjutan. Dengan
dimusyawarakan dalam musyawarah
kehadiran SDGs dimaksudkan guna
desa.
mengembangkan dan menumbuhkan
Kemitraan untuk mencapai tujuan
perekonomian masyarakat.
pembangunan desa ini pada dasarnya
Sebagaimana yang terdapat dalam
merupakan sarana pelaksanaan dan
proram SDGs pada poin ke tujuh belas
merevitalisasi kemitraan desa untuk
(17) yaitu kemitraan untuk
mewujudkan seluruh tujuan
pembangunan Desa di Bidang
pembangunan berkelanjutan. Karena,
Pariwisata.
pembangunan desa tidak akan berhasil
maksimal tanpa keterlibatan pihak-
pihak yang terkait. Mulai dari tokoh

1816
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

masyarakat, pemuda penggerak desa, Dalam praktiknya, desa


perempuan penggerak ekonomi desa, melakukan pengembangan
perguruan tinggi, dunia usaha, supra kepariwisataan dalam ruang lingkup
desa, tentu juga aparatur desa dan desa melalui pengelolaan 2 lembaga
Badan Permusyaratan Desa (BPD). yang berbentuk (1) Badan Usaha Milik
Konsekuensi dari persepsi yang Desa (BUMDES), (2) Kelompok Sadar
mendasari analisis pada (Kamis 18-02- Wisata (POKDARWIS).
2022) peneliti beranggapan bahwa Analisis Dalam Kamus Besar
Kemitraan Desa Biringgala dalam Bahasa Indonesia (1990: 32) dapat
Mewujudkan SDGs belum berjalan diketahui bahwa: Investigasi Suatu
dengan baik, karena kurangnya kesempatan (akta) untuk mengetahui
keterlibatan Pemerintah Desa Biringala kondisi sebenarnya (berdasarkan fakta
dalam proses pelaksanaan dan bahwa Musabab) di mana dapat
pengelolaan dana desa, peningkatan diuraikan suatu subjek atau bagian
taraf hidup dan keterampilan yang berbeda untuk mendapatkan
masyarakat serta pemanfaatan untuk pemahaman yang benar tanpa henti
pengembangan desa wisata (Ungkapan dari kepentingan umum.
dari sekretaris Desa Biringala). Soejadi (1997:107)
Dana desa diharapkan dapat mengidentifikasika analisis sebagai
mendorong desa untuk dapat melakukan berikut: Analisis dapat diketahui bahwa
perubahan agar meraih kemajuan lebih kemajuan latihan berpikir yang cerdas,
baik. Walau pada kenyataannya, dana masuk akal, teratur dan tujuan dengan
desa ini bukan tanpa permasalahan. Ada menerapkan strategi atau prosedur
pula beberapa contoh kesuksesan sains, untuk memimpin studi, survei,
pemanfaatan dana desa yang bisa kita pembusukan, kehalusan, menangani
amati, diantaranya seperti yang terjadi item atau fokus sebagai off -base Satu
dalam pelaksanaan pengelolaan dana kebulatan seluruh bagian menjadi sub
desa yang memberikan pengaruh bagian yang lebih sederhana.
terhadap efektivitas program desa Sebagaimana dinyatakan dalam
sejahtera mandiri, peningkatan taraf Undang-Undang Republik Indonesia
hidup dan keterampilan masyarakat, No.9 Tahun 1995, Kemitraan dapat
serta pemanfaatan untuk pengembangan diketahui bahwa suatu penyertaan
wisata desa/desa wisata. usaha antara usaha-usaha mandiri
dengan organisasi-organisasi menengah

1817
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

atau organisasi-organisasi besar yang baik secara mandiri maupun


tergabung dalam pembinaan dan perkumpulan. Seperti yang ditunjukkan
pembinaan oleh pusat atau organisasi oleh Notoatmodjo (2003), Kemitraan
besar dengan menitikberatkan pada dapat diketahui bahwa partisipasi yang
standar kebutuhan bersama, penguatan tepat antara orang-orang, pertemuan
bersama dan keuntungan bersama. atau asosiasi hierarkis untuk
Menurut Tugimin, kerja sama menyelesaikan suatu usaha atau alasan
dapat diketahui bahwa gerakan atau tertentu.
upaya yang diselesaikan oleh beberapa Ada perbedaan pengertian
pertemuan dengan tanggung jawab perkumpulan secara keseluruhan
penuh untuk mencapai hasil yang lebih (Dukungan Kementerian Kesehatan RI)
baik daripada hanya diselesaikan. antara lain:
Para ahli berpendapat bahwa Kemitraan berisi pemahaman
kemitraan merupakan hubungan antara tentang koneksi dan interelasi yang
dua perkumpulan atau lebih yang dapat diabaikan antara dua belah pihak
ditujukan untuk mencari keuntungan di atau lebih di mana masing-masing
mana salah satu pihak berada dalam pihak dapat diketahui “Mitra” atau
kondisi yang lebih rendah dari yang “Partner”. Kemitraan dapat diketahui
lain namun membentuk hubungan yang bahwa siklus penyelidikan/lambang
mengusulkan keduanya dalam keselarasan yang umumnya
pandangan persetujuan untuk mencapai menguntungkan dan struktur instruktif
suatu tujuan. Asosiasi bisnis terkenal bersama untuk mencapai kepentingan
yang berbakat sedang dikembangkan bersama. Kemitraan dapat diketahui
bantuan pemerintah individu. bahwa suatu pekerjaan untuk
Kemitraan merupakan kerjasama, mengikutsertakan bagian-bagian yang
keseimbangan, persekutuan deviden berbeda dari dua bidang, pertemuan-
dan organisasi yang terguling untuk pertemuan lokal, yayasan-yayasan
kemajuan timbale balik antara pihak- pemerintah atau non-pemerintah untuk
pihak yang bersatu padu dalam bekerja sama guna mencapai tujuan
menyelesaikan administrasi yang bersama berdasarkan pengaturan,
bersahabat (Adisasmita, 2010:150). standar, dan pekerjaan masing-masing.
Paguyuban dalam substansinya dikenal Kemitraan dapat diketahui bahwa
dengan kerjasama atau partisipasi pemahaman di mana seorang individu,
bersama dari berbagai perkumpulan, pertemuan atau asosiasi untuk bekerja

1818
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

sama untuk mencapai tujuan, menjadi efesien dan efektif bila


mengambil dan melaksanakan dan dilakukan bersama.
memisahkan tugas, menanggung Tujuan kemitraan menurut Subanar
bersama sebagai bahaya dan manfaat, (1997:14), adalah untuk meningkatkan

mengaudit koneksi khusus mereka dan pemberdayaan usaha kecil dibidang


manajemen, produk, pemasaran, dan
memperbaiki pengaturan jika perlu.
teknis, disamping agar bisa mandiri demi
Terdapat tiga prinsip yang harus
kelangsungan usahanya sehingga bisa
diperhatikan dalam membangun suatu
melepaskan diri dari sifat
Kemitraan oleh setiap individu dan
ketergantungan.Adapun tujuan yang ingin
anggota Kemitraan (Notoatmodjo
dicapai dalam pelaksanaan kemitraan
2003), antara lain: 1) Prinsip menurut Muhammad Jafar Hafsah
Kesetaraan Individu, organisasi atau (2000:63) sebagai berikut: Meningkatkan
institusi yang telah bersedia menjalani pendapatan usaha kecil dan masyarakat,
kemitraan harus merasa sama atau Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi
sejajar kedudukannya dengan yang lain pelaku kemitraan, Meningkatkan

delam mencapai tujuan yang telah pemerataan dan pemberdayaan masyarakat


dan usaha kecil, Meningkatkan
disepakati, 2) Prinsip Keterbukaan
pertumbuhan ekonomi perdesaan, wilayah
Transparansi terhadap kekurangan atau
dan nasional.
kelemahan masing-masing anggota
Memperluas kesempatan kerja.
serta berbagai sumber daya yang
Meningkatkan ketahanan ekonomi
dimiliki. Semua itu harus diketahui
nasional. Dalam proses
oleh anggota lain. Keterbukaan ada
implementasinya, kemitraan yang
sejak awal dijalinnya kemitraan sempai
dijalankan tidak selamanya ideal
berakhirnya kegiatan. Dengan saling
karena dalam pelaksanaannya
keterbukaan ini akan menimbulkan
kemitraan yang dilakukan didasarkan
saling melengkapi dan saling
pada kepentingan pihak yang bermitra.
membantu diantara golongan (mitra).
Menurut Wibisono (2007:104),
Prinsip asas manfaat bersama.
Kemitraan yang dilakukan antara
Individu, organisasi atau intitusi yang
perusahaan dengan pemerintah maupun
telah menjalin kemitraan memperoleh
komunitas/ masyarakat dapat mengarah
manfaat dari kemitraan yang terjalin
pada tiga pola, diantaranya:
sesuai dengan kontribusi masing-
masing kegiatan atau pekerjaan akan

1819
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Pola kemitraan kontra produktif usaha dan masyarakat bersifat pasif.


Pola ini akan terjadi jika perusahaan Pola kemitraan ini masih mengacu
masih berpijak pada pola konvensional pada kepentingan jangka pendek dan
yang hanya mengutamakan belum atau tidak menimbulkan sense of
kepentingan shareholders yaitu belonging di pihak masyarakat dan low
mengejar profit sebesar-besarnya. benefit dipihakpemerintah. Kerjasama
Fokus perhatian perusahaan memang lebih mengedepankan aspek karitatif
lebih bertumpu pada bagaimana ataupublic relation, dimana pemerintah
perusahaan bisa meraup keuntungan dan komunitas atau masyarakatmasih
secara maksimal, sementara hubungan lebih dianggap sebagai objek. Dengan
dengan pemerintah dan komunitas atau kata lain, kemitraanmasih belum
masyarakat hanya sekedar pemanis strategis dan masih mengedepankan
belaka. Perusahaan berjalan dengan kepentingansendiri (self interest)
targetnya sendiri, pemerintah juga tidak perusahaan, bukan kepentingan
ambil peduli, sedangkan masyarakat Bersama (commont interest) antara
tidak memiliki akses apapun kepada perusahaan dengan mitranya.
perusahaan. Hubungan ini hanya Pola Kemitraan Produktif, Pola
menguntungkan beberapa oknum saja, kemitraan ini menempatkan mitra
misalnya oknum aparat pemerintah sebagai subyek dan dalam paradigma
atau preman ditengah masyarakat. commont interest. Prinsip simbiosis
Biasanya, biaya yang dikeluarkan oleh mutualisme sangat kental pada pola ini.
perusahaan hanyalah digunakan untuk Perusahaan mempunyai kepedulian
memelihara orang-orang tertentu saja. sosial dan lingkungan yang tinggi,
Hal ini dipahami, bahwa bagi pemerintah memberikan iklim yang
perusahaan yang penting adalah kondusif bagi dunia usaha dan
keamanan dalam jangka pendek. masyarakat memberikan dukungan
Pola Kemitraan Semiproduktif. positif kepada perusahaan. Bahkan bisa
Dalam skenario ini pemerintah dan jadi mitra dilibatkan pada pola
komunitas atau masyarakat dianggap hubungan resourced based patnership,
sebagai obyek dan masalah diluar dimana mitra diberi kesempatan
perusahaan. Perusahaan tidak tahu menjadi bagian dari shareholders.
program- program pemerintah, Sebagai contoh, mitra memperoleh
pemerintah juga tidak memberikan saham melalui stock ownership
iklim yang kondusif kepada dunia program.

1820
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Model-model Kemitraan menurut perkumpulan yang sama-sama


(Sulistiayani 2014) di bawah ini: memperhatikan bagian penting dari
Pseudo Partnership, atau Kemitraan perkumpulan, khususnya untuk
semu. memberi manfaat dan mendapatkan
Kemitraan Semu dapat diketahui lebih banyak keuntungan, sehingga
bahwa kemitraan yang terjadi antara mereka benar-benar ingin mencapai
dua pertemuan atau lebih, namun tujuan yang lebih ideal. Berangkat dari
sebenarnya tidak berkoordinasi secara pemahaman tentang pentingnya
baik satu sama lain. Bahkan pada satu melakukan asosiasi, dua
pihak belum tentu bisa memahami spesialis/perkumpulan atau lebih yang
secara benar makna sebuah Kemitraan. memiliki status yang sangat mirip atau
Untuk apa suatu tujuan dilakukan dan berbeda, berkoordinasi. Keuntungan
diselesaikan. Ada keunikan dalam antara pihak-pihak dalam usaha
kemitraan semacam ini, bahwa kedua bersama dapat diperoleh, sehingga
pihak atau lebih bersama-sama merasa lebih mudah bagi masing-masing
perlu untuk berkoordinasi, namun dalam memahami mimpi dan misi
pihak–pihak yang bermitra tidak benar- mereka, dan sekaligus saling
benar memahami substansi yang mendukung.
diperjuangkan dan apa manfaatnya. Conjugation Partnership,
Kemitraan Semu semacam ini Kemitraan melalui pelebiran dan
tampaknya terjadi dalam contoh pengembangan. Kemitaan Konjugasi
perbaikan yang diselesaikan pada masa dapat diketahui bahwa Kemitraan yang
Orde baru, yang secara teratur mirip dengan keberadaan
dikaitkan melalui semboyan "maju dari "Paramecium". Dua paramecium
dan oleh otoritas publik untuk dibentuk untuk mendapatkan energi
individu". Orang-orang yang bermain dan kemudian terpisah satu sama lain,
sebagai kaki tangan pekerjaan dan kemudian dapat melakukan
pemerintah tidak tahu sama sekali apa pembelahan diri. Menarik diri dari
pentingnya ini, meskipun mereka hubungan ini, asosiasi, spesialis,
percaya bahwa itu penting. pertemuan atau orang-orang yang
Mutualism Partnership, atau memiliki kekurangan dalam
Kemitraan Mutualistik. Kemitraan menjalankan pekerjaan atau mencapai
Mutualistik dapat diketahui bahwa tujuan masin–masing. Pada ranah
persekutuan setidaknya dua kebijakan, Kemitraan dengan model

1821
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

ini. Kedua pihak tersebut dapat menyatakan bahwa kegiatan atau


melakukan Konjugasi untuk fungsi manajemen meliputi,
meningatkan kapasitas dan kemampuan perencanaan (planning),
masing-masing. pengorganisasian (organizing),
Lebih lanjut dalam membahas pengarahan (actuating), dan
model-model kemitraan yang terjalin pengawasan (controlling).
antar organisasi, bentuk-bentuk/tipe Dari penjabaran mengenai
kemitraan menurut pusat promosi pengertian menurut para ahli, maka
Kesehatan Departemen Kesehatan RI dapat disimpulkan bahwa manajemen
dalam Kuswindanti (2008) yaitu terdiri merupakan proses pengelolaan melalui
daei aliansi, koalisi, jejaring, tahapan perencanaan,
konsorsium, kooperasi dan pengorganisasian, penggerakan, dan
sponsorship. Bentu-bentuk kemitraan pengawasan dengan memanfaatkan
tersebut dapat tertuang dalam: sumber daya yang ada dalam suatu
Fungsi manajemen menurut organisasi. Berikut penjabaran dari
Hamdan (1989:9) adalah kegiatan fungsi manajemen menurut G.R Terry:
merumuskan tujuan, menentukan Planning (Perencanaan). George
strategi menyeluruh tentang cara R. Terry dalam Sukarna, (2011:10)
bagaimana melaksanakan tugas mengemukakan tentangPlanning
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebagai berikut:
tersebut, menetapkan hirarki rencana “Planning is the selecting and
secara menyeluruh untuk relating of facts and the making and
mengintegrasikan dan using of assumptions regarding the
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan future in the visualization and
yang diperlukan untuk mencapai tujuan formulation to proposed of proposed
organisasi. activation believed necesarry to
Suherman (2002:2) menjelaskan accieve desired result”.(Perencanaan
bahwa manajemen adalah proses merupakan pemilih fakta dan
perencanaan, pengorganisasaian, penghubungan fakta-fakta serta
pengarahan dan pengendalian usaha pembuatan dan penggunaan perkiraan-
para anggota, organisasi dan perkiraan atau asumsi untuk masa yang
penggunaan sumber daya manusia yang akan datang dengan jalan
dimiliki oleh organisasi. Sementara menggambarkan dan merumuskan
G.R Terry (dalam Hardyanti 2012:16) kegiatan-kegiatan yang diperlukan

1822
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

untuk mencapai hasil yang diinginkan). Controlling (Pengawasan)


Terry (2008:46) mengatakan mempunyai perananan atau kedudukan
bahwa ada beberapa pihak yang penting sekali dalam manajemen,
menyatakan perencanaan (planning) mengingat mempunyai fungsi untuk
merupakan suatu pendekatan yang menguji apakah pelaksanaan kerja
terorganisir untuk menghadapi teratur tertib, terarah atau tidak.
berbagai problema dimasa yang akan Walaupun planning, organizing,
datang dan mengembangkan rancangan actuating baik, tetapi apabila
kegiatan hari ini untuk tindakan dimasa pelaksanaan kerja tidak teratur, tertib
mendatang. Planning menjadi jembatan dan terarah, maka tujuan yang telah
antara posisi sekarang dengan tujuan ditetapkan tidak akan tercapai. Dengan
yang akan dicapai. demikian control mempunyai fungsi
Organizing (Pengorganisasian) untuk mengawasi segala kegaiatan
Pengorganisasian tidak dapat agara tertuju kepada sasarannya,
diwujudkan tanpa ada hubungan sehingga tujuan yang telah ditetapkan
dengan yang lain dan tanpa dapat tercapai.
menetapkan tugas-tugas tertentu untuk SDGs merupakan program yang
masing-masing unit. disepakati sebagai agenda global PBB
Actuating (Pelaksanaan). oleh para pemimpin dunia dari 193
Menurut George R. Terry dalam negara di dunia secara resmi pada 25
Sukarna, (2011:82) mengatakan bahwa: september 2015 disusun atas komitmen
“Actuating is setting all members masyarakat internasional yang menjadi
of the group to want to achieve and to sebuah tonggak baru pembangunan tiap
strike to achieve the objective willingly negara, guna meneruskan Tujuan
and keeping with the managerial Pembangunan Millenium (MDGs),
planning and organizing efforts”. untuk kehidupan masyarakat yang
(Penggerakan merupakan upaya lebihbaik. Kemudian dibentuk agenda
membangkitkan dan mendorong semua Tujuan Pembangunan
anggota kelompok agar supaya Berkelanjutan/SDGs sebagai
berkehendak dan berusaha dengan kesepakatan pembangunan global.
keras untuk mencapai tujuan dengan Menurut Internasional NGO
ikhlas serta serasi dengan perencanaan Forum Indonesia Development/INFID
dan usaha-usaha pengorganisasian dari (2019: 9) ialah “SDGs adalah
pihak pimpinan). kesepakatan pembangunan baru, yang

1823
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

mendorong perubahan-perubahan agar komprehensif dengan mengakomodir


bergeser ke arah pembangunan isu pembangunan yang tidak ada dalam
berkelanjutan untuk mendorong MDGs, dan menargetkan penyelesaian
pembangunan sosial, ekonomi, dan tuntas terhadap pembangunan,
lingkungan hidup. Secara keseluruhan sehingga tiap-tiap Negara memiliki
SDGs isinya mencakup 17 tujuan, 169 peran dan tanggungjawab yang sama
target yang berlaku sejak 2016 hingga antara satu dengan yang lain dalam
tahun 2030”. pencapaian SDGs.
Sasaran pembangunan ini Konsep SDGs pertama kali lahir
diharapkan dapat menjawab pada kegiatan konferensi pembangunan
ketertinggalan perkembangan global yang dilaksanakan di Rio de
negaranegara di seluruh dunia, baik Janeiro tahun 2012. Tujuan yang
negara maju (konsumsi dan produksi dihasilkan dalam pertemuan beberapa
yang berlebihan serta ketimpangan) kepala Negara tersebut memperoleh
ataupun negara-negara berkembang tujuan yang bersifat pembangunan
(kemiskinan, kesehatan, pendidikan, secara universal yang dimulai pada
perlindungan ekosistem laut dan hutan, tahun 2016 hingga 2030. Di Indonesia
perkotaan, ketersediaan air minum dan SDGs ini kemudian dimulai sejak
sanitasi). MDGs disempurnakan sebab ditandatanganinya Peraturan Presiden
hanya bertujuan mengurangi setengah Nomor 59 Tahun 2017 tentang
dari tiap masalah pembangunan pelaksanaan pencapaian tujuan
sedangkan SDGs menargetkan untuk pembangunan berkelanjutan oleh
menuntaskan seluruh tujuan. Secara Presiden Joko Widodo. Dalam konteks
proses MDGs memiliki kelemahan nasional, SDGs menjadi tujuan
karena pada penyusunan hingga pembangunan berkelanjutan yang
implementasinya cukup eksklusif dan memerlukan pengurus dalam semua
sangat birokratis tanpa melibatkan kebijakan dan program pemerintah
peran stakeholder non pemerintah, maupun stakeholder lainnya, mulai
akademisi, sektor bisnis dan swasta, tingkat nasional sampai level desa
Civil Society Organization, serta dimana SDGs Desa sudah menjadi
kelompok lainnya. Untuk itu SDGs agenda pembangunan daerah paling
hadir dengan harapan dapat utama.
mengakomodasi masalah-masalah
pembangunan secara lebih

1824
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Menurut Iskandar (2020:100- semua, dan membangun kelembagaan


101) konsep pengembangan SDGs yang efektif, akuntabel, dan partisipatif
berpijak pada tiga pilar utama, yaitu: pada semua tingkatan. Sehingga dapat
Pertama, pilar sosial. Berorientasi membangun sosial dan ekonomi yang
pada pembangunan manusia (human bebas dari ancaman dalam
development) secara berkualitas, adil, mewujudkan pembangunan
setara, peningkatan kesejahteraan berkelanjutan untuk meningkatkan
seperti pendidikan dan kesehatan; kesejahteraan bagi masyarakat.
Kedua, pilar ekonomi. Berorientasi Sebagaimana dikemukakan oleh
untuk tercapainya pertumbuhan Widjaja (2003:3) dalam bukunya yang
ekonomi yang berkualitas melalui berjudul “Otonomi Desa” menyatakan
peluang kerja dan usaha, inovasi, bahwa: “Desa dapat diketahui bahwa
industri inklusif, infrastruktur sebagai suatu kesatuan kelompok
memadai, energi bersih yang masyarakat hukum yang mempunyai
terjangkau dan kemitraan. Lingkungan tindakan pertama mengingat
sosial ekonomi (social economic keistimewaan permulaan yang luar
development) seperti ketersediaan biasa. Landasan pemikiran dalam
sarana dan prasarana lingkungan; pemerintahan kota dapat diketahui
Ketiga, pilar lingkungan bahwa keragaman dukungan,
(environmental development), berupa kemandirian yang unik, demokratisasi
ketersediaan sumber daya alam dan dan penguatan daerah.”
kualitas lingkungan yang baik. Artinya,
Untuk mengukur keberhasilan
SDGs merupakan inisiatif global yang
kemitraan maka penulis menggunakan
bertujuan untuk menciptakan
empat indikator kemitraan menurut
kehidupan manusia menjadi lebih baik
Ditjen P2L dan PM dalam Kuswidanti
dalam aspek sosial dan ekonomi, serta
(2008:22) sebagai berikut: 1) Indikator
dapat bersinergi dengan lingkungan.
input, 2) Indikator Proses, 3) Indikator
Dalam menyeimbangkan ketiga
Output, 4) Indikator Outcome.
dimensi pembangunan tersebut, maka
untuk menguatkan masyarakat yang METODE PENELITIAN
inklusif dan damai untuk pembangunan
Waktu penelitian yang dibutuhkan
berkelanjutan adalah dengan dukungan
pada penelitian ini kurang lebih selama
pilar hukum dan tata kelola yang
2 (dua) bulan. Lokasi penelitian berada
menyediakan akses keadilan untuk

1825
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

di Desa Biringala, Kecamatan Dalam pengelolaan kemitraan


Barombong, Kabupaten Gowa. melalui BUMDes dan POKDARWIS
Penelitian ini menggunakan jenis dikembangkan yang bertujuan agar
penelitian kualitatif dan tipe penelitian masyarakat melihat bahwa di Desa
ini adalah deskriptif kualitaif. Dengan tersebut memerlukan pengembangan
jumlah informan sebanyak 9 orang. dari beberapa lokasi-lokasi untuk
Teknik pengumpulan data menggunakan menambah pengetahuan tentang
metode observasi, wawancara dan studi bagaimana cara menikmati sekaligus
dokumen. Teknik analisis data yang mencintai lingkungan yang dan mencari
digunakan yaitu pengumpukan data, reduksi
lokasi pengembangan Desa Wisata
data, penyajian data dan penerikan
untuk dijadikan sebagai sarana
kesimpulan. Kemudian, Teknik
pengelolaan Kemitraan. Tentu hal ini
pengeabsahan data yang digunakan yaitu
juga dapat meningkatkan Pendapatan
triangulasi sumber, truangulasi Teknik dan
Asli Daerah (PAD).
triangulasi teori.
Dalam pembahasan penelitian ini,
HASIL DAN PEMBAHASAN peneliti menggunakan teori Indikator

Hasil analisis data dan fakta yang Keberhasilan Kemitraan menurut Ditjen

peneliti temui di lapangan serta PM dan P2L dalam Kuswidanti yaitu:

disesuaikan dengan teori yang Indikator Input, Indikator Proses:

digunakan dalam penelitan. Dalam menggunakan proses pengelolaan

penelitian ini, peneliti menggunakan menurut G.R Terry: planning,

teori dari beberapa ilmuwan mengenai organizing, actuating,controlling,

indikator keberhasilan kemitraan. Indikator Output dan indikator

Pengelolaan kemitraan meruapakan Outcame.

salah-satu potensi yang dimiliki desa


Input
biringala dalam meningkatkan
perkonomian masyarakat. Pengelolaan Indikator Input merupakan

kemitraan melalui BUMDes dan indikator yang memuat dasar

POKDARWIS bertujuan untuk pelaksanaan kemitraan. Dalam

meningkatkan potensi sumber daya penelitian ini indikator input

alam yang ada di Desa Biringala dan menekankan kepada adanya tim atau

dijadikan sebagai Desa Wisata didaerah sekertariat yang ditandai dengan

tersebut. kesepakatan bersama, adanya sumber


dana pengelolaan, dan adanya dokumen

1826
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

perencanaan yang telah disepakati pandemic. Sumber daya pendapatan


institusi terkait. Desa Biringala untuk tahun anggaran
Dasar pelaksanaan pengelolaan 2011 rinciannya yaitu Rp. 45.000.000
kemitraan Bersama BUMDes dan yang kemudian berupaya untuk
POKDARWIS di Desa Biringgala membangun usaha untuk menunjang
adalah keterbatasan yang dimiliki oleh perekonoamian di Desa Biringgala
pemerintah Desa Biringala baik secara dengan jenis usaha Budidaya ikan nila,
anggaran maupun sumber daya bududaya ikan lele dan café kareba.
manusia. Oleh karena itu pemerintah Dengan melihat substansi yang ada
Desa Biringgala akan terus bersinergi dalam indikator input, maka secara
dalam meningkatkan pengelolaan keseluruhan indikator input dalam
Kemitraan tersebut. Pengelolaan Kemitraan Bersama
Terkait surat keputusan yang dengan BUMDes dan POKDARWIS
menjadi acuan bagaimana kemitraan masih belum efektif.
tersebut berjalan berdasarkan surat
Proses
keputusan Pengesahan Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Dalam penelitian mengenai
Kerja bakal menguatkan lagi legalitas pengelolaan Kemitraan di Desa
Hukum BUMDes, adapun aturan Biringgala Bersama dengan BUMDes
mengenai pembentukan POKDARWIS dan POKDARWIS meliputi
yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun pembangunan dan pengelolaan Desa
2009 tentang Kepariwisataan Wisata, Pengoprasian Objek Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Wisata dan pemasukan bagi masing-
Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan masing pihak pengelola dalam hal ini
Lembaran Negara Nomor 4966) yang yakni pihak pengelolaa Desa wisata dan
dinaungi oleh Kementrian Dinas bagi pihak pemerintah Desa Biringala.
Pariwisata yang membahas tentang Dalam indikator proses ditekankan
Desa Wisata. kepada sistem pengelolaan menurut G.R
Dari hasil penelitian didapatkan Terry yakni meliputi: planning,
bahwa sumber daya yang ada di Desa organizing, actuating, controlling.
Biringala masih cukup minim untuk Planning (Perencanaan)
meningkatkan pengelolaan Kemitraan merupakan pemilih fakta dan
terutapa pada pembangunan fisik hal ini penghubungan fakta-fakta serta
terjadi di tahun 2019-2011 selama masa pembuatan dan penggunaan perkiraan-

1827
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

perkiraan atau asumsi untuk masa yang Organizing (Pengorganisasian)


akan datang dengan jalan ialah penentuan, pengelompokkan, dan
menggambarkan dan merumuskan penyusunan macam-macam kegiatan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
untuk mencapai hasil yang diinginkan. penempatan orang-orang (pegawai),
Menurut Rudy Kipling dalam Athoillah terhadap kegiatan-kegiatan ini,
(2010:106), langkah-langkah yang harus penyediaan faktor-faktor fisik yang
dilakukan dalam membuat perencanaan cocok bagi keperluan kerja dan
adalah sebagai berikut: Menetapkan penunjukkan hubungan wewenang,
sasaran atau perangkat tujuan, yang dilimpahkan terhadap setiap orang
Menentukan keadaan, situasi, dan dalam hubungannya dengan
kondisi sekarang, Mengidentifikasi pelaksanaan setiap kegiatan yang
faktor pendukung dan penghambat, diharapkan. Ciri organisasi menurut
Mengembangkan rencana dan Manullang terbagi menjadi (3) tiga
menjabarkannya. yaitu: Sekelompok orang, kerjasama
Hasil temuan di lapangan atau pembagian pekerjaan tujuan
menunjukkan bahwa perencanaan yang bersama.
disusun dari masing-masing pihak Pengorganisasian dalam
sudah menentukan sasaran dari Pengelolaan Kemitraan Melalui
perencanaan yang dibuat dengan BUMDes dan POKDARWIS dapat
memperhatikan faktor pendukung dan dilihat dari pembagian kerja sesuai
penghambat kemudian dikembangkan dengan kewenangan yakni pengelolaan
dengan melihat situasi dan kondisi yang di lapangan. Dapat ketahui bahwa
ada. Dari masing -masing pihak pengorganisasian dalam pengelolaan
pengelola pun sudah bekerja sama Kemitraan di sini BUMDes sebagai
dengan baik dalam hal inik pihak pihak yang menyediakan sarana dan
BUMDes dan POKDARWIS. Namun prasarana dalam pengelolaan Desa
dari keseluruhan rencana pengelolaan Wisata dan dari pihak POKDARWIS
yang sudah ada masih terdapat kendala sebagai pengelola Desa Wisata. Masing
pada penganggaran alokasi Daerah yang masing pihak organisasi tersebut
terbilang cukup minim dalam melakukan monitoring ataupun
pengelolaan Desa Wisata di Desa pembinaan terhadap masing-masing
Biringala. anggota organisasi apabila terdapat
kendala dalam pengelolaan Desa

1828
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Wisata. pihak yakni BUMDes dan


Actuating (Pelaksanaan) paling POKDARWIS. Masing- masing
awal dari segi kepemimpinan, pihak anggota kelompok melakukan
BUMDes memiliki peran sebagai pihak pemeliharaan Desa Wisata seperti
penyedia sarana dan prasarana dalam menjaga kebersihan lingkungan,
pengelolaan desa wisata. Masing- memberi makan makan ikan setiap
masing pihak organisasi berperan untuk paginya dan melakukan penjagaan
memberikan arahan kepada setiap keamana yang bekerja terbagi menjadi
anggota organisasinya, membentuk dua (2) shift untuk bekerja 12 jam.
rencana pengelolaan, melaksanakan Selain melakukan pengawasan
rapat dan membahas pekerjaan yang masing-masing masing pihak organisasi
akan dilakukan seperti pembinaan, melakukan monitoring atau pembinaan
monitoring dan evaliasi yang terhadap laporan kegiatan dan laporan
dilaksanakan setiap akhir bulan. Rapat keuanga. Serta memonitoring terkait
tersebut dibuar bertujuaan untuk pembanguan dan pemeliharaan sarana
memahami masing- masing anggota prasarana, pengamanan, dan menjaga
organisasi kapan target pengelolaan kebersihan lingkungan.
harus selesai sehingga semuanya
Output
berjalan efektif.
Setelah melihat bagaimana arahan Dalam melihat sejauh mana
pemimpin maka masing- masing keberhasilan kemitraan menurut teori
anggota organisasi melaksanakan indikator keberhasilan kemitraan salah
tugasnya dan bertanggung jawab kepada satunya dilihat dari indikator output.
pimpinan. Semua tugas yang diberikan Indikator output dalam penelitian
tentunya tetap mengkomunikasikan mengenai Pengelolaan Kemitraan yang
dengan pimpinannya untuk kemudian di laksanakan oleh BUMDes dan
masing-masing pimpinan POKDARWIS tujuannya untuk
mengkomunikasikan agar tetap menjaga mengetahui hasil dari program yang
tata hubungan selama berlangsungnya dilaksanakan selama pengelolaan Desa
kemitraan supaya tujuan pengelolaan Wisata. Hal tersebut dapat dilihat dari
tercapai dengan optimal. hasil evaliasi dimana dalam hal evaluasi
Controlling (Pengawasan) dalam tersebut terdapat hambatan-hambatan
pengelolaan Kemitraan di Desa yang masih terjadi didalam pengelolaan
Biringala dilakukan oleh kedua belah Desa Wisata di Desa Biringala.

1829
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Dari masing-masing anggota KESIMPULAN


organisasi sudah bekerja sama dalam
Berdasarkan hasil penelitian yang
peningkatan Desa Wisata.
telah dilaksanakan dan pembahasan
Mengikutsertakan masyarakat serta
diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pelaku UMKM untuk memperkenalkan
Analisis Kemitraan dalam
produk UMKMnya agar dapat
Mwwujudkan Sustainable Development
meningkatkan perekonomian
Goals (SDGs) di Desa Biringala
masyarakat Desa Biringala.
Kecamatan Barombong Kabupaten
Demi menurunkan permasalahan
Gowa yang di ukur melalui teori
yang ada diharapkan dari masing-
Indikator Keberhasilan Kemitraan
masing pihak organisasi perlu adanya
menurut Ditjen P2L & PM dalam
peningkatan dalam pengelolaan dan
Kuswidanti (2008:91) dapat dikatakan
pembanguna Desa Wisata serta
berhasil.
mengajak masyarakat berpartisipasi
Pengelolaan kemitraan melalui
dalam pembanguna Desa Wisata.
BUMDes dan POKDARWIS sudah
berjalan baik dilihat dari indikator
Outcome
keberhasilan kemitraan yang ada, selain
Indikator outcome merupakan
itu pembangunan sejak awal
indikator paling akhir dari teori
pengelolaan kemitraan juga terjadi
indikator keberhasilan kemitraan.
peningkatan. Melalui pengelolaan
Tujuan dari indikator outcame adalah
kemitraan ini juga dapat menghasilkan
melihat penurunan dari masalah yang
pendapatan asli daerah (PAD) setiap
terjadi sebagai bukti bahwasanya model
tahunya. Segi yang belum optimal yaitu
kemitraan yang selama ini diterapkan
masalah anggaran alokasi dana desa
sudah berhasil.
yang masih minim sehingga
Melihat penurunan jumlah
pembanguna Desa Wisata belum
permasalahan yang terjadi maka dapat kita
Merata.
ketahui bersama bahwa pengelolaan
kemitraan melalui BUMDes dan
DAFTAR PUSTAKA
POKDARWIS sudah efektif upaya-upaya
peningkatan Desa Wisata terus selalu Adisasmita, Rahardjo. (2010).
Manajemen Pemerintahan
dilakukan oleh kedua pihak Organisasi agar Daerah. Makassar: Graha Ilmu.
kedepannya bisa berjalan lebih maksimal. Ditjen P2M & PL. (2004). Pelatihan
Manajemen P2L & PL Terpadu
Berbasis Wilayah

1830
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Kabupaten/Kota Membina
Kemitraan Berbasis Institusi.
Jakarta: Depkes.
Hafsah, Muhammad, J. (2000).
Kemitraan Usaha. Jakarta: Sinar
Harapan.
Subanar, Harimurti. (1997). Manajemen
Usaha Kecil. Yogyakarta: BPFE –
Yogyakarta.
Sulistiyani, Ambar, T. (2017).
Kemitraan dan Model-Model
Pemberdayaan. Yogyakarta:
Gava Media.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003).
Pendidikan dan perilaku
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tugimi, (2004). Kewarganegaraan.
Surakarta: CV. Grahadi.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2005 Tentang
Desa.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja bakal
menguatkan lagi legalitas Hukum
BUMDes.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4966).
Wibisono, Yusuf. (2007). Membedah
Konsep dan Aplikasi CSR.
Gresik: Fascho Publishing.
R. Terry, George. (2008). Prinsip-
Prinsip Manajemen. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Hamdan, Mansoer. (1989). Pengantar
Manajemen. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayan.
Hamdan, Mansoer. (1989). Pengantar
Manajemen. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayan.

1831
Volume 3, Nomor 6, Desember 2022

You might also like